Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

“TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTARPERUSAHAAN”

Disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Lanjutan


Dosen Pengampu : Mohammad Ridwan, SE., M.Ak.

Disusun Oleh :

1. Ihsan Zubaidi (E2B019075)


2. Hendra Sanjaya (E2B019082)
3. Indah Purbasari (E2B019093)

Kelas Akuntansi Reguler 2

Semester 4

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG
2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas berkat limpahan rahmat dan hidayah-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Lanjutan dengan topik pembahasan mengenai
Transaksi Persediaan Antarperusahaan.
Kelompok kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat
kurangnya pengetahuan serta pengalaman kelompok, oleh karena itu diharapkan adanya kritik
dan saran yang bersifat konstruktif.
Melalui doa dan harapan, semoga makalah ini dapat berguna dan bermanfaat khususnya
bagi kelompok yang menyusun dan pembaca pada umumnya. Sekian pengantar ini kami buat,
besar harapan bahwa makalah ini dapat diterima dan dipelajari. Atas perhatiannya kami ucapkan
terimakasih.

Semarang, 23 April 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................3
1.1. Latar Belakang..................................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah.............................................................................................................3
1.3. Tujuan...............................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
2.1. Transaksi Persediaan Antarperusahaan.............................................................................4
2.2. Penjualan Downstream Atas Persediaan...........................................................................5
2.3. Penjualan Upstream Atas Persediaan..............................................................................16
2.4. Pertimbangan Tambahan.................................................................................................20
BAB III PENUTUP.......................................................................................................................24
3.1. Kesimpulan.....................................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................25

ii
BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Transaksi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang yang melahirkan
perubahan atas harta atau finansialnya, baik itu berkurang ataupun bertambah. Transaksi harus
bisa diukur secara wajar agar bisa terjadi. Berbagai bisnis apapun yang tidak bisa diukur tidak
akan dianggap sebagai suatu transaksi karena di dalamnya tidak mampu merekam peristiwa
berdasarkan perkiraan murninya.
Untuk itu, dibutuhkan beberapa jenis pengukuran yang substansial untuk bisa dianggap
sebagai transaksi. Contohnya adalah suatu bencana alam yang memporak-porandakan berbagai
peralatan dalam nilai yang besar dan penyesuaian nilai wajar dalam beberapa aset akan tercatat
sebagai transaksi. Hal tersebut bisa dihitung secara wajar dan akan mempengaruhi persamaan
akuntansi kedepannya.
Dalam hal lain, suatu penandatangan kontrak bisnis tidak akan mengubah persamaan
akuntansi, sehingga pada umumnya tidak akan tercatat sebagai suatu transaksi. Berikut ini adalah
penjelasan lebih lengkap tentang transaksi dan beberapa hal lain yang berkaitan dengan
transaksi.
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud Transaksi Persediaan?
2. Bagaimana penjualan downstream atas persediaan?
3. Bagaimana penjualan upstream atas persediaan?
4. Bagaimana pertimbangan tambahan pada transaksi persediaan antar perusahaan?
1.3. Tujuan
1. Mengetahui pengertian transaksi persediaan dan tinjauan umumnya
2. Mengetahui penjualan downstream dan upstream atas persediaan
3. Mengetahui pertimbangan tambahan pada transaksi persediaan antarperusahaan

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. TRANSAKSI PERSEDIAAN ANTARPERUSAHAAN


Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling sering terjadi.
Secara konseptual, eliminasi transfer persediaan antarperusahaan yang berelasi tidak berbeda
dengan eliminasi jenis transaksi antarperusahaan yang lain.semua pendapatan dan beban yang
dicatat oleh perusahaan-perusahaan yang terlibat harus dieliminasi seluruhnya dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidasian, serta semua keuntungan dan kerugian yang dicatat atas transfer
tersebut harus ditangguhkan sampai barang yang ditransfer dijual ke non-afiliasi.
Proses pencatatan untuk transfer persediaan antarperusahaan dapat menjadi lebih kompleks
dibandingkan pencatatan bentuk transper lain.sering terdapat berbagai jenis persediaan dan
beberapa persediaan dapat ditransfer dari satu perusahaan afiliasi ke perusahaan afiliasi lain.
Ayat jurnal eliminasi kertas kerja yang digunakan dalam penyusunan kertas kerja
konsolidasi harus meneliminasi seluruh pengaruhtransaksi antarperusahaan yang berelasi.
Apabila transaksi tersebut merupakan transaksi peersediaan antarperusahaan, diperlukan ayat
jurnal eliminasi untuk menghilangkan pendapatan dan beban yang terkait dengan transfer
antarperusahaan yang dicatat oleh masing-masing perusahaan. Adanya eliminasi memastikan
bahwa hanya biaya perolehan historis persediaan dari entitas konsolidasi yang dimasukkan
dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika persediaan tersebut masih dimiliki dan
dibebankan pada beban pokok penjualan di periode terjualnya persediaan tersebut ke non-afiliasi.
1. Transfer Pada Biaya Perolehan
Pada saat penjualan persediaan menghasilkan keuntungan atau kerugian
diperlukan satu ayat jurnal eliminasi untuk menghilangkan pendapatan dari penjualan
antarperusahaan dan harga pokok penjualan terkait yang dicatat oleh penjual. Hal ini
dilakukan untuk menghindari kedua akun tersebut dicatat lebih tinggi dari jumlah yang
seharusnya. Laba bersih konsolidasi tidak dipengaruhi oleh ayat jurnal eliminasi tersebut
jika transfer dilakukan pada biaya perolehan, karena baik pendapatan dan penjualan
dikurangi oleh jumlah yang sama.
2. Transfer dengan Keuntungan atau Kerugian
Pada perusahaan tertentu, harga jual kepada afiliasi harganya sama dengan pelanggan
lainnya. Beberapa perusahaan secara rutin menaikkan harga persediaan yang ditransfer

4
kepada afiliasi sebesar persentase biaya tertentu. Perusahaan lain telah menguraikan
kebijakan penentuan harga transfer (transfer pricing) yang dirancang untuk mendorong
terjadinya penjualan internal. Tanpa memerhartikan metode apa yang digunakan dalam
menetapkan harga transfer internal perusahaan, proses eliminasi harus menghapuskan
pengaruh penjualan semacam itu dari laporan konsolidasi.
Pada saat penjualan antar perusahaan termasuk keuntungan atau kerugian, ayat
jurnal eliminasi untuk konsolidasi dalam periode transfer harus disesuaikan dengan akun
laporan laba rugi konsolidasian dan laporan posisi keuangan.
Laporan laba rugi : Penjualan dan Beban Pokok Penjualan. Pendapatan dari
penjualan antarperusahaan dan beban pokok penjualan yang terkait yang dicatat oleh
afiliasi yang mentransfer harus dihilangkan.
Laporan Posisi Keuangan : Persediaan. Keuntungan atau kerugian atas
penjualan internal perusahaan harus dihilangkan sehingga persediaan dicatat pada biaya
bagi entitas konsolidasian.
Hasil dari laporan keuangan muncul jika transfer antarperusahaan belum terjadi.
3. Pengaruh Jenis Sistem Persediaan
Dalam sistem pengendalian persediaan perpetual atau periodik untuk mencatat
persediaan dan harga pokok penjualan. Dalam sistem persediaan perpetual, pembelian
barang dagang didebit langsung ke akun persediaan; penjualan memerlukan debit ke
harga pokok penjualan dan kredit ke persediaan sebesar biaya perolehan barang
dagang yang dijual. Jika menggunakan sistem persediaan periodik, maka pembelian
persediaan barang dagang didebit ke akun pembelian, bukan ke persediaan, dan tidak
ada ayat jurnal yang diperlukan untuk mengkui beban pokok penjualan sampai akhir
periode akuntansi.
Pilihan antara sistem persediaan periodik dan perpetual menghasilkan ayat
jurnal yang berbeda dalam pembukuan masing-masing perusahaan dan karena itu
memerlukan ayat jurnal eliminasi kertas kerja yang sedikit berbeda dalam penyusunan
laporan keuangan konsolidadian. Karena sebagian besar perusahaan menggunakan
sistem persediaan perpetual.

5
2.2. PENJUALAN DOWNSTREAM ATAS PERSEDIAAN
Untuk tujuan konsolidasi, keuntungan tercatat atas penjualan persediaan antarperusahaan
diakui pada periode persediaan tersebut dijual kepada pihak yang tidak berelasi. Sampai
terjadinya penjualan kepada pihak luar tersebut. semua keuntungan penjualan
antarperusahaan harus ditangguhkan. Laba bersih konsolidasi harus berdasarkan laba
direalisasi dari afiliasi yang melakukan transfer. Karena keuntungan dari penjualan antar
perusahaan tercatat dalam pembukuan induk perusahaan, laba bersih konsolidasi dan
keseluruhan klaim pemegang saham induk perusahaan harus dikurangi sebesar nilai penuh
keuntungan belum direalisasi.
Pada saat perusahaan menjual persediaan barang dagangan ke afiliasi, terjadi satu dari
tiga situasi berikut: (1) persediaan tersebut dijual ke non afiliasi pada periode yang sama, (2)
persediaan tersebut dijual ke non-afiliasi pada periode berikutnya. atau (3) persediaan
tersebut dimiliki selama dua periode atau lebih oleh afiliasi pembeli. Contoh berikut adalah
PT Induk dan PT Anak, digunakan untuk mengilustrasikan proses konsolidasi untuk masing-
masing alternatif situasi , asumsikan bahwa PT Induk membeli 80% saham biasa PT Anak
pada tanggal 31 Desember 20X0 sebesar nilai bukunya, yaitu Rp240.000.000, dan pada nilai
wajar kepentingan nonpengendali PT Anak pada tanggal yang sama dengan nilai wajarnya
Rp60.000.000.
Untuk ilustrasi pengaruh penjualan downstream, asumsikan pada tanggal 1 Maret 20X1,
PT Induk membeli persediaan seharga Rp7.000.000 dan menjualnya ke PT Anak seharga
Rp10.000.000 pada tanggal 1 April 20X1. PT Induk mencatat ayat jurnal berikut pada
pembukuannya.

6
1. Penjualan Kembali pada Periode Transfer Antarperusahaan
Untuk mengilustrasikan konsolidasi pada saat persediaan diual ke afiliasidan dijual
kembali ke non afiliasi pada periode yg sama, asumsikan pada tanggal 5 November 20X1,
PT Anak menjual persediaan yang dibeli dari PT Induk ke PT Non afiliasi seharga
Rp.15.000.000, sebagai berikut:

7
Review atas semua ayat jurnal yang dicatat oleh masing-masing perusahaan
mengindikasikan saldo yang tidak tepat akan dilaporkan dalam laporan laba rugi
konsolidasian jika pengaruh dari penjualan antarperusahaan tidak dihilangkan.

Walaupun angka laba kotor konsolidasi tepat tanpa dilakukan penyesuaian, tetapi total
penjualan dan beban pokok penjualan yang diperoleh dari penjumlahan angka dalam
pembukuan PT Induk dan PT Anak dinyatakan terlalu tinggi entitas konsolidasi. Harga jual
persediaan untuk PT non afiliasi sebesar Rp.15.000.000 dan biaya perolehan awal dari
PT.Induk adalah Rp.7.000.000.Oleh karena itu dari sudut pandang konsolidasi. Laba kotor
sebesar Rp.8.000.0000 adalah tepat tetapi penjualan dan beban pokok penjualan konsolidasi
seharusnya masing masing Rp.15.000.000 dan Rp.7.000.000.bukan Rp.25.000.000 dan
17.000.000. Dalam kertas kerja konsolidasi jumlah penjualan antar perusahaan harus

8
dieliminasi dari penjualan dan beban pokok penjualan untuk menyatakan secara tepat total
konsolidasi.

Ingat bahwa ayat jurnal tersebut tidak mempengaruhi laba bersih konsolidasi Karena baik
penjualan maupun beban pokok penjualan dikurangi sebesar jumlah yang sama.Tidak perlu
dibuat eliminasi keuntungan antarperusahaan karena semua keuntungan antarperusahaan
telah direalisasi melalui penjualan persediaan ke pihak eksternal selama periode berjalan.
Penjualan Kembali Pada Periode Setelah Transfer Antarperusahaan
Pada saat persediaan dijual ke afiliasi dengan keuntungan,tetapi tidak dijual dalam
periode yang sama,diperlukan penyesuaian untuk penyusutan laporan keungan konsolidasi
pada periode terjadinya penjualan antarperusahaan dan pada setiap periode berikutnya
sampai persediaan tersebut dijual ke nonafiliasi.untuk ilustrasi asumsikan bahwa PT induk
membeli persediaan pada tahun 20X1 Seharga Rp.7.000.000 dan menjual persediaan
tersebut pada PT. anak selama tahun berjalan seharga Rp.10.000.000 PT. anak menjual
persediaan tersebut ke PT nonafiliasi seharga Rp.15.000.000 pada tanggal 2 Januari 20X2
sebagai berikut.

Selama tahun 20X1,PT Induk mencatat pembelian persediaan dan penjualan ke PT.anak
dengan ayat jurnal 1 sampai ke 3 yang telah diperjelaskan sebelumnya PT anak mencatat
pembelian persediaan dari PT. induk dengan ayat jurnal 4 pada tahun 20X2 PT.anak

9
mencatat penjualan persediaan ke PT nonafiliasi dengan ayat jurnal 5 dan 6 yang telah
dijelaskan sebelumnya.
Ayat Jurnal Metode Ekuitas Dasar-20X1
Menggunakan metode ekuitas dasar.PT induk mencatat bagiannya atas laba dan deviden
PT anak untuk tahun 20X1 dengan ayat jurnal.

Dari ayat jurnal tersebut saldo akhir akan investasi adalah Rp.256.000.000
(Rp.240.000.000 + Rp.40.000.000 - Rp.24.000.000)
Kertas Kerja Konsolidasi 20X1
Kertas kerja konsolidasi yang disusun pada akhir tahun 20x1 dapat dilihat paa figure 7-1.
Empat ayat jurnal terdapat dalam kertas kerja berikut.

10
Hanya ayat jurnal terkait dengan eliminasi keuntungan persediaan belum direalisasi ,ayat
jurnal lain adalah ayat jurnal yang biasa ditemukan dalam kertas kerja.
Ayat jurnal E 10 berdasarkan ayat jurnal 8 dan 9 pada pembukuan pt induk dan
mengeliminasi bagian pt induk atas laba dan deviden pt anak serta mengeliminasi dalam
akun investasi selama periode berjalan .Kepentingan non pengendali tidak terpengaruh oleh
transfer persediaan downstream dan mendapat alokasi pro rata dari laba bersih PT. Anak
(Rp.50.000.000 x 0,20) dan memunculkan peningkatan kepentingan nonpengendali selama
periode berjalan sebesar Rp.4.000.000 karena selisih lebih laba bersih PT.anak diatas
devidennya(Rp.50.000.000 - Rp.30.000.000)x0.20 Ayat jurnal E(12) mengeliminasi saldo
awal akun ekuitas pemegang saham PT. anak dan akun investasi PT.Induk.Ayat jurnal ini
juga memunculkan jumlah kepentingan nonpengendali awal periode . penjualan persediaan
antar perusahaan tidak memunculkan pengaruh terhadap ayat jurnal ini karena ayat jurnal
ini mengeliminasi saldo awal tahun,sedangkan transaksi antarperusahaan terjadi selama
tahun berjalan.

11
Ayat jurnal E(13) diperlukan untuk mengeliminasi pengaruh penjualan persediaan antar
perusahaan. Ayat jurnal yang dicatat oleh PT Induk dan PT Anak tahun 20X1 dalam
pembukuan terpisah akan menyebabkan laba kotor konsolidasi dan persediaan konsolidasi
akhir tahun 20X1 dinyatakan terlalu tinggi kecuali jumlah tersebut disesuaikan dalam kertas
kerja konsolidasi jumlah yang dihasilkan dari transaksi persediaan antar perusahaan dari
pembukuan terpisah PT Induk dan PT Anak dan jumlah yang seharusnya dalam konsolidasi
sebagai berikut

12
Ayat jurnal E13 mengoreksi total yang belum disesuaikan menjadi jumlah yang
seharusnya dalam konsolidasi baik penjualan maupun beban pokok penjualan yang diambil
dari neraca saldo PT Induk dikurang dalam penyusunan laporan laba rugi konsolidasi.
Dengan melakukan hal tersebut, laba berkurang sebesar selisihnya yaitu Rp.3.000.000
(Rp.10.000.000 - Rp.7.000.000) Selain itu persediaan akhir yang dilaporkan PT. Anak
dinyatakan pada harga pertukaran antarperusahaan bukan biaya perolehan historis untuk
entitas konsolidasi sampai dijual kembali ke pihak eksternal oleh PT Anak, maka persediaan
harus dikurangi sebesar keuntungan antarperushaan belum direalisasi setiap kali disusun
laporan keuangan konsolidasian.
Laba Bersih Konsolidasi-20X1
Laba bersih konsolidasi tahun 20x1 dalam kertas kerja pada figure 7-1 sebesar
Rp.187.000.000 Jumlah ini dapat diverifikasi sebagai berikut.

Ayat Jurnal Metode Ekuitas Dasar 20X2


Selama tahun 20X2, pt anak menerima RP.15.000.000 Dari penjualan persediaan ke PT
nonafiliasi atau persediaan yang semula dibeli dari PT induk sebesar Rp.10.000.000 di tahun
20x1. Selain itu, PT Induk mencatat bagian pro atas rata laba bersih dan dividen dari PT
Anak untuk tahun 20X2 dengan ayat jurnal metode ekuitas dasar berikut.

13
Kertas Kerja Konsolidasi -20X2

Ayat jurnal E(16) mengeliminasi pengaruh ayat jurnal metode ekuitas dusar (14) dan (15)
yang dicatat oleh PT Induk selama tahun 20X2. Ayat jurnal E17) mengalokasikan bagian

14
laba ke pemegang saham nonpengendali (Rp75.000.000 0,20) dan memunculkan
peningkatan klaim pemegang saham non pengendali atas aset bersih PT Anak dalam kertas
kerja tahun 20X2. Karena penjualan downstrean, jumlalı yang dialokasikan ke pemegang
saham nonpengendali dan saldo kepentingan nonpengendali tidak terpengaruh oleh
keuntungan antarperusahaan. Ayat jurnal kertas kerja E(18) mengeliminasi saldo awal
ekuitas pemegang saham PT Anak dan saldo investasi awal PT Induk, sedangkan
kepentingan nonpengedali dikredit sebesar 20%% dari saldo awal nilai buku PT Anak
Ayat jurnal E(19) diperlukan untuk menyesuaikan beban pokok penjualan menjadi saldo
konsolidasi yang seharusnya dan mengurangi saldo laba awal. Keutungan antarperusahaan
belum direalisasi yang terdapat dalam persediaan awal PT Anak dibebankan ke Beban
Pokok Penjualan pada saat PT Anak menjual persediaan tersebut selama tahun berjalan.
Akibatnya, beban pokok penjualan konsolidasi akan dinyatakan terlalu tinggi untuk tahun
20X2 jika dilaporkan dalam laporan laba rugi konsolidasian sebesar total yang belum
disesuaikan dari pembukuan PT Induk dan PT Anak.

15
Laba bersih konsolidasi 20X2

Laba bersih konsolidasi untuk tahun 20x2 sebesar Rp 238.000.000 pada kertas kerja di figur
7-2 jumlaah ini dapat di diverifkasikan sebagai berikut.

2. Persediaan Dimiliki Selama 2 Periode Atau Lebih


Perusahaan dapat mencatat biaya perolehan persediaan yang dibeli dari afiliasi selama
lebih dari satu periode akuntansi. Sebagai contoh biaya perolehan suatu barang dapat berada
dalam lapisan persediaan LIFO dan akan menjadi bagian saldo persediaan sampai lapisan
tersebut dilikuidasi sebelum terjadinya likuidasi diperlukan ayat jurnal eliminasi dalam
kertas konsolidasi yang setiap kali di susun laporan keuangan konsolidasi untuk masyarakat
kembali persediaan ke biaya perolehan entitas konsolidasi. Sebagai contoh, jika PT Anak
teus memiliki persediaan yang dibeli dari PT Induk, maka ayat jurnal eliminasi berikut
diperlukan dalam kertas kerja konsolidasi setiap kali disusun laporan posisi keuangan
konsolidasian untuk tahun setelah tahun terjadinya penjualan antarperusahaan selama
persediaan tersebut masih dimiliki.

16
Tidak diperlukan penyesuaian dalam laporan laba rugi pada periode setelah terjadinya
penjualan antarperusahaan sampai persediaan tersebut dijual ke pihak eksternal entitas
konsolidasi.
2.3. PENJUALAN UPSTREAM ATAS PERSEDIAAN
Pada saat terjadi penjualan upstream atas persediaan dan persediaan dijual oleh induk
perusahaan ke non-afiliasi pada periode yang sama. Semua ayat jurnal metode ekuitas yang
dibuat oleh induk perusahaan dan ayat jurnal eliminasi dan dalam kertas kerja konsolidasi
sama dengan ayat jurnal dalam kasus penjualan downstream.
Jika persediaan tidak dijual ke non afiliasi sebelum akhir periode, ayat jurnal eliminasi
kertas kerja berbeda dengan kasus dwenstream hanya pada bagian keuntungan antar
perusahaan sebelum direalisasi untuk pemlik entitas induk dan kepentingan non
pengendalian. keuntungan antar perusahaan dalam penjualan diakui oleh anak perusahaan
dan dibagi antar pemegang saham pengendalian dan non non pengendalian dari anak
perusahaan Oleh karena itu eliminasi keuntungan antarperusahaan belum direalisasi harus
hak setiap kelompok kepemilikan pada saat periode sampai keuntungan tersebut direalisasi
penjualan kembali persediaan ke pihak non afiliasi.
Penjualan Upstream dapat diilustrasikan menggunakan contoh yang sama dengan kasus
penjualan downstream. Asumsikan penjualan persediaan dari PT Anak kepada PT Induk
sebagai berikut.

17
PT anak membeli persediaan pada tanggal 1 Maret 2002 1 senilai 7.000.000 juta dan
menjual ke PT induk senilai 10.000.000 juta Pada tahun yang sama.PT induk memeang
persediaan tersebut sampai tanggal 2 Januari berikutnya.dimana pada saat itu PT induk
menjual ke PT nonafilasi si senilai 15.000.000.
Ayat Jurnal Metode Ekuintas Dasar – 20X1
PT Induk mencatat ayat jurnal metode ekuintas dasar berikut di tahun 20X1

Kertas Kerja Konsolidasi -20X1


Kertas kerja untuk menyusun laporan keuangan konsolidasian tahun 20X1 tampak pada
fugur 7-3. Empat ayat jurnal eliminasi pertama yang terdapat dalam kertas kerja tersebut
adalah sebagai berikut.

18
Semua kertas kerja ayat jurnal eliminasi pada tahun berjalan terjadinya transfer antar
perusahaan pada kasus upstream sama dengan ayat jurnal pada kasus downstream, kecuali
untuk ayat jurnal E(24). Karena keuntungan antar perusahaan pada kasus upstream yang di
akui PT Anak di bagi antar pemilik entintas induk dan kepentingan non pengendali, keduan
saldo kelompok tersebut harus dikurangi eliminasi keuntungan belum di realisasi. Laba yang
dialokasikan ke kepentingan nonpengendali dalam ayat jurnal E(24)berdasarkan pada laba di
realisasi PT Anak (Rp50.000.000 – Rp3.000.000) dan karenanya di kurangi oleh bagian
pemegang saham nonpengendali atas keuntungan antar perusahaan belum di realisasi.
Karena eliminasi keuntungan belum di realisasi dialokasikan secara proposional antar
pemilik entitas induk dan kepentingan nonpengendali dalam kasus upstream, laba yang di
alokasikan ke pemegang saham nonpengendali sebesar Rp600.000 (30.000.000 X 0.20) lebih
kecil pada figure 7-3 untuk kasus upstream di bandingkan dengan figur 7-1 untuk kasus
downstream akibatnya laba bersih konsolidasi lebih tinggi Rp600.000 dan semua jumlah
laporan laba rugi konsolidasi sama pada semua kasus.

19
Laba Bersih Konsolidasi –20X1
Laba bersih konsolidasi untuk tahun 20X1 yang disajikan di figure 7-3 sebesar
177.600.000 setelah mengurangi bagian laba pemegang saham pengendali angka ini dapat
diverifikasi sebagai berikut.

Ayat Jurnal Metode Ekuitas Dasar - 20X2


PT Induk mengakui bagiannya ataas laba dan dividen PT anak untuk tahun 20x2 dengan
ayat jurnal metode ekuitas dasar sebagai berikut.

Sebagaimana pada ilustrasi di atas saldo akun investasi pada akhir tahun 20X2 sebesar
Rp284.000.000.
Kertas Kerja Konsolidasi – 20X2
Kertas kerja konsolidasi yang digunakan untuk menyusun laporan keuangan konsolidasi
pada akhir tahun 20x2 disajikan dalam figur 7-4 dalam kertas kerja tersebut termasuk ayat
jurnal eliminasi berikut.

20
Ayat jurnal E(30) mengalokasian laba sebesar RP15.600.000 (Rp75.000.000 +
3.000.000) Ke pemahaman saham nonpengendali berdasarkan laba bersih direalisasi anak
perusahaan laba dialokasikan ke kepentingan nopengendali terdiri atas bagian proposional
dari laba bersih. dilaporkan PT anak besar 75.000.000 dan keuntungan persediaan Realisasi
di tahun 2011 sebesar 3.000.000.
Ayat jurnal E(32) SEcara eksplisit berhubungan dengan eliminasi keuntungan persediaan
dari penjualan. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi tahun 20x1 keuntungan
belum direalisasi dikurangi secara proporsional laba bersih konsolidasi dan label yang
dialokasikan ke kepentingan nonpengendali keuntungan belom direalisasi pada awal tahun
20x1 dibagi antara pemegang saham kendali dan nonpengendali dalam ayat jurnal E(32).
Bagaimana kasus beban pokok penjualan harus di kredit dalam kertas kerja konsolidasi
untuk mencerminkan biaya perolehan awal dari entitas konsolidasi (Rp7.000.000) atas
persediaan yang dijual
Laba Bersih Konsolidasi – 20X2
Laba bersih konsolidasi untuk tahun 20X2 yang disajikan pada kertas kerja dalam figur
7-4 sebesar Rp238.000.000.angka ini dapat diverifikasi sebagai berikut

21
2.4. PERTIMBANGAN TAMBAHAN
Frekuensi transfer persediaan antraperusahaan dan bervariasinya keadaan transaksi dapat
menimbulkan berbagai isu implementasi.
1. Penjualan Dari Satu Anak Perusahaan Ke Perusahaan Lain
Transfer perusahaan sering terjadi antarperusahaan dalam pengendalian atau kepemlikan
bersama. Pada saat satu anak perusahaan menjual barang dagang anak perusahaan ke
perusahaan lain, ayat jurnal eliminasi sama dengan yang telah disajikan untuk penjualan dari
anak perusahaan ke induk perusahaan. Jumlah penuh dari keuntungan antarperusahaan
belum direalisasi dieliminasi, dengan eliminasi keuntungan dialokasikan secara proposional
terhadap hak kepemilikan dari anak perusahaan yang menjual barang dagangan.
Sebagai ilustrasi, asumsikan bahwa PT Induk memiliki 90% saham beredar PT Anak Dua
selain dari 80% kepemilikannya di PT Anak. Jika PT Anak menjual persediaan dengan
keuntungan sebesar Rp.3.000.000 ke PT Anak Dua seharga Rp.10.000.000 dan PT Anak
Dua masih memiliki semua persediaan sampai akhir periode, maka ayat jurnal eliminasi
berikut merupakan salah satu ayat jurnal eliminasi yang diperlukan dalam kertas kerja
konsolidasi pada akhir periode.

22
Eliminasi keuntungan antarperusahaan belum direalisasi sebesar Rp.3.000.000
dialokasikan secara proposional antara kedua kelompok pemegang saham dan afiliasi
penjual. Oleh karena itu, laba bersihkonsolidasi dikurangi sebesar 80% bagian PT Induk atas
keuntungan antarperusahaan, atau sebesar Rp.2.400.000 dan kepentingan nonpengendali PT
Anak dikurangi sebesar 20% bagiannya, atau sebesar Rp.600.000.
2. Biaya-Biaya Terkait Dengan Transfer

23
Pada saat satu afiliasi mentransfer persediaan ke afiliasi lain, beberapa biaya tambahan,
seperti biaya angkut, sering terjadi dalam transfer tersebut. Biaya ini harus diperlakukan
dengan cara yang sama dengan afiliasi merupakan divisi operasi dari suatu perusahaan
tunggal. Jika biaya tambahan tersebut akan dimasukkan dalam biaya perolehan persediaan
dari unit persediaan yang ditransfer dari satu lokasi ke lokasi lain dalam perusahaan yang
sama, maka perlakuan tersebut juga berlaku untuk konsolidasi.
3. Yang Terendah Antara Biaya Perolehan Atau Biaya Pasar
Suatu perusahaan dapat menurunkan nilai perusahaan yang dibeli dari afiliasi
menggunakan aturan yang terendah antara biaya perolehan atau pasar (lower-of-cost-or-
market) jika nilai pasar lebih rendah dari harga transfer antarperusahaan. Situasi tersebut
dapat diilustrasikan dengan mengasumsikan bahwa induk perusahaan membeli persedian
senilai Rp.20.000.000 dan menjualnya ke anak perusahaan seharga Rp.35.000.000. Anak
perusahaan masih memiliki persediaan tersebut dalam persediaan akhir tahun dan
menetapkan bahwa nilai pasar (nilai penggantian) adalah sebesar Rp.25.000.000 pada saat
tersebut.
Anak perusahaan menurunkan nilai persediaan dari Rp.35.000.000 menjadi nilai pasar
yang lebih rendah sebesar Rp.25.000.000 pada akhir tahun dan mencatat ayat jurnaal
berikut.

Ayat jurnal tersebut merevaluasi persediaan menjadi Rp.25.000.000 di pembukuan anak


perusahaan, tetapi penilaian yang tepat dari sudut pandang konsolidasi adalah berdasarkan
biaya perolehan awal persediaan induk perusahaan sebesar Rp.20.000.000. oleh karena itu,
ayat jurnal eliminasi berikut diperlukan salam kertas kerja konsolidasi.

Kerugian persediaan yang dicatat oleh anak perusahaan harus dieliminasi karena
penilaian persediaan sebesar Rp.20.000.000 untuk tujuan konsolidasi lebih rendah dari nilai
pasar persediaan sebesar Rp.25.000.000.
24
4. Penjualan Dan Pembelian Sebelum Afilasi
Kadang kala perusahaan telah menjual persediaam dari satu perusahaan ke perusahaan
lain dikemudian hari bergabung bersama dalam penggabungan usaha. Perlakuan konsoidasi
untuk keuntungan dari transfer persediaan yang terjadi sebelum penggabungan usaha
tergantung apakah perusahaan-perusahaan tersebut pada saat melakukan transaksi
independen dan transaksi penjualan merupakan hasil dari transaksi yang wajar (arm’s-length
bargaining). Sebagai aturan umum, pengaruh dari transaksi yang bukan hasil transaksi wajar
harus dieliminasi. Akan tetapi, penggabungan dua perusahaan tidak selalu berarti transaksi
sebelumnya diantara mereka bukan transaksi yang wajar. Keadaan yang mendasari
terjadinya transaksi, seperti harga dan kuantitas persediaan yang ditransfer harus ditelaah.
Jika tidak ada bukti lain yang menunjukkan sebaliknya, perusahaan yang bergabung
bersama dalam kombinasi bisnis dipandang merupakan perusahaan yang terpisah dan
independen sebelum bergabung. Oleh karena itu, jika penjualan sebelumnya merupakan
hasil dari transaksi yang wajar, maka transaksi tersebut dianggap merupakan transaksi antara
pihak yang tidak berelasi. Akibatnya, tidak ayat jurnal eliminasi atau penyesuaian yang
diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian setelah kombinasi bisnis
walaupun afiliasi masih memiliki persediaan tersebut.

25
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Transaksi persediaan adalah bentuk pertukaran antarperusahaan yang paling sering
terjadi. Secara konseptual, eliminasi transfer persediaan antarperusahaan yang berelasi tidak
berbeda dengan eliminasi jenis transaksi antarperusahaan yang lain. Proses pencatatan untuk
transfer persediaan antarperusahaan dapat menjadi lebih kompleks dibandingkan pencatatan
bentuk transper lain. Sering terdapat berbagai jenis persediaan dan beberapa persediaan dapat
ditransfer dari satu perusahaan afiliasi ke perusahaan afiliasi lain.
Untuk tujuan konsolidasi, keuntungan tercatat atas penjualan persediaan antarperusahaan
diakui pada periode persediaan tersebut dijual kepada pihak yang tidak berelasi. Sampai
terjadinya penjualan kepada pihak luar tersebut.
Pada saat terjadi penjualan upstream atas persediaan dan persediaan dijual oleh induk
perusahaan ke non-afiliasi pada periode yang sama. Semua ayat jurnal metode ekuitas yang
dibuat oleh induk perusahaan dan ayat jurnal eliminasi dan dalam kertas kerja konsolidasi sama
dengan ayat jurnal dalam kasus penjualan downstream.
Frekuensi transfer persediaan antraperusahaan dan bervariasinya keadaan transaksi dapat
menimbulkan berbagai isu implementasi.

26
DAFTAR PUSTAKA

Buku Akuntansi Keuangan Lanjutan. Edisi 2 Buku 1. Richard E. Baker dkk. Penerbit Salemba
Empat.

27

Anda mungkin juga menyukai