Anda di halaman 1dari 15

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah menganugerahkan
banyak nikmat sehingga kami dapat Menyusun makalah audit forensik ini dengan baik. Laporan
ini berisi tentang uraian Laporan Keuangan Konsolidasi - Perubahan Kepentingan
dalam Perusahaan Anak . Makalah ini kami susun secara cepat dengan bantuan mesin pencarian
google dan beberapa artikal yang membahas tentang materi ini. Dalam penyusunan laporan ini,
kami menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Sehingga kami selaku
penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian. Akhir
kata Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat untuk kelompok kami khususnya, dan
masyarakat Indonesia umumnya.

Kendari, 09 Juni 2022

Penyusun
Daftar Isi :

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i

BAB I ............................................................................................................................................. iii

PENDAHULUAN ......................................................................................................................... iii

1.1 Latar Belakang ..................................................................................................................... iii

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................ iii

1.3 Tujuan................................................................................................................................... iv

BAB II............................................................................................................................................. 1

PEMBAHASAN ............................................................................................................................. 1

2.1 Penjual dan Pembelian Pemilikan dalam Perusahaan Anak ................................................. 1

2.2 Kehilangan Pengendalian...................................................................................................... 5

2.3 Transaksi Saham Pembendaharaan (Treasuri) Perusahaan Anak ......................................... 6

BAB III ........................................................................................................................................... 9

PENUTUP....................................................................................................................................... 9

3.1 Kesimpulan............................................................................................................................ 9

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 10


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Laporan Keuangan Konsolidasi merupakan syarat yang diberikan oleh Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) untuk menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk Induk
Perusahaan (entitas pengendali) dari satu atau lebih Anak Perusahaan (entitas yang dikendalikan)
seakan-akan entitas-entitas tersebut merupakan satu entitas perusahaan. Laporan keuangan
konsolidasi ini wajib disusun oleh entitas induk atau pengendali tertinggi dalam suatu kelompok
usaha dimana induk perusahaan memiliki banyak anak perusahaan bahkan anak perusahaan juga
mungkin memiliki anak lain.

Laporan keuangan konsolidasi dibuat berdasarkan peraturan yang mengharuskan dibuatnya


laporan keuangan konsolidasi bagi unit usaha yang bergabung dan telah memenuhi syarat. Selain
adanya peraturan yang mengharuskan adanya laporan keuangan konsolidasi, hal yang membuat
pelaporan keuangan ini menjadi rumit adalah pemahaman bahwa entitas induk dan anak adalah
berbeda, namun dalam perhitungannya ada akun-akun yang sama yang harus dieliminasi.
Adanya kepentingan non pengendali juga membuat laporan keuangan konsolidasi lebih rumit
dibandingkan laporan keuangan perusahaan yang berdiri sendiri.

Hubungan antara perusahaan induk dan perusahaan anak lebih mudah dicapai melalui pemilikan
saham daripada dengan cara merger atau konsolidasi, khususnya apabila dilihat dari segi dana
yang diperlukan. Melalui kepemilikan saham, hak control terhadap perusahaan lain dapat
dilakukan secara bertahap. Akan tetapi kepemilikan saham yang dilakukan secara bertahap,
berarti bahwa hak pemilikan saham perusahaan anak itu berubah-ubah.

1.2 Rumusan Masalah


1. Seperti apaPenjual dan Pembelian Pemilikan dalam Perusahaan Anak
2. Seperti apa solusi jika entitas induk Kehilangan Pengendalian pada entitas anak dan
sebaliknya
3. Seperti apa Transaksi Saham Pembendaharaan (Treasuri) Perusahaan Anak
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui penjelasan mengenai Penjual dan Pembelian Pemilikan dalam
Perusahaan Anak
2. Untuk mengetahui penjelasan mengenai solusi jika entitas induk Kehilangan
Pengendalian pada entitas anak dan sebaliknya
3. Untuk mengetahui penjelasan mengenai transaksi saham pembedaharaan pada
Perusahaan Anak
BAB II

PEMBAHASAN
Laporan Keuangan Konsolidasi - Perubahan Kepentingan dalam Perusahaan Anak

Suatu perusahaan induk dapat memperoleh pengendalian atas perusahaan anak melalui beberapa
pembelian saham dalam waktu yang berbeda dan dengan harga yang juga berbeda.

2.1 Penjual dan Pembelian Pemilikan dalam Perusahaan Anak


1. Pembelian Saham Tambahan oleh Induk Perusahaa dari Non-afiliasi
Induk perusahaan dapat membeli saham anak perusahaan pada beberapa titik waktu yang
berbeda. Pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi, biaya perolehan setiap pembelian
saham dibandingkan dengan nilai buku saham pada tanggal pembelian dan perbedaannya
diperlakukan sebagai bagian dari diferensial pembelian yang akan dialokasikan.

Jika pembelian saham tambahan tersebut terjadi pada pertengahan periode, ayat jurnal eliminasi
diubah, sehingga laba bersih konsolidasi hanya memasukkan laba yang menjadi hak induk
perusahaan untuk bagian periode saat induk perusahaan memiliki tambahan saham tersebut.

2. Penjualan Saham Anak Perusahaan oleh Induk Perusahaan ke Non-afiliasi


Pada saat perusahaan menjual sebagian atau seluruh investasinya, sering timbul keuntungan atau
kerugian dan dicatat dalam pembukuan penjual. Pertanyaan akan timbul jika saham yang dijual
tersebut adalah saham anak perusahaan dan anak perusahaan tersebut masih tetap memenuhi
syarat untuk dikonsolidasi. Pada saat induk perusahaan menjual sebagian saham anak perusahaan,
tetapi masih memiliki hak kendali, persoalannya adalah apakah keuntungan atau kerugian dari
penjualan saham tersebut akan dibawa ke dalam laporan laba rugi konsolidasi atau dieliminasi
dalam konsolidasi.

Pengakuan keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi atas penjualan saham
perusahaan dan induk perusahaan tetap mengonsolidasi anak perusahaan tersebut terlihat tidak
konsisten dengan konsep entitas ekonomi tunggal. Dari sudut pandang konsolidasi, saham anak
perusahaan dalah bagian dari kepemilikan minoritas yang beredar pada saat saham tersebut dijual
ke non-afiliasi. Jika tidak ada keuntungan atau kerugian diakui pada saat perusahaan tunggal
menerbitkan saham, maka tidak ada juga keuntungan atau kerugian yang diakui pada saat
perusahaan dalam entitas konsolidasi menerbitkan saham. Perbedaan antara nilai tercatat dalam
pembukuan induk perusahaan sebelum dilakukan penjualan dan harga jual secara konseptual
lebih baik disajikan dalam laporan keuangan konsolidasi sebagai penyesuaian atas tambahan
modal disetor bukan sebagai keuntungan atau kerugian.

3. Perbedaan antara Nilai Buku dan Harga Jual Saham Anak Perusahaan
Jika harga jual dari saham baru tersebut sama dengan nilai buku dari saham yang beredar, tidak
ada perubahan dari klaim pemegang saham yang sudah ada. Jika ekuitas pemegang saham anak
perusahaan dipandang sebagai sebuah kue, maka keseluruhan ukuran kue tersebut meningkat.
Bagian induk perusahaan atas kue tersebut menurun, tetapi ukuran kue induk perusahaan tetap
sama karena adanya peningkatan ukuran keseluruhan kue. Ayat jurnal eliminasi yang digunakan
dalam konsolidasi berubah untuk mengakui peningkatan klaim pemegang saham minoritas dan
peningkatan terkait dari saldo ekuitas pemegang saham anak perusahaan.

Akan tetapi, sebagian besar penjualan tidak terjadi pada nilai buku. Pada saat harga jual tidak
sama dengan nilai buku. Semua pemegang saham biasa mendapat alokasi pro rata dari perbedaan
tersebut. Dalam siruasi seperti ini, nilai buku dari saham anak perusahaan yang dimiliki oleh
induk perusahaan berubah walaupun jumlah saham yang dimiliki tetap. Ukuran dari kue dan
bagian induk perusahaan berubah, ukuran potongan kue yang dimiliki induk perusahaan berubah
karena berbedanya besaran peningkatan ukuran kue dan penurunan bagian induk perusahaan.

Berdasarkan standar pelaporan yang berlaku, perubahan dalam nilai buku saham yang dimiliki
induk perusahaan dapat dilaporkan dalam laporan keuangan konsolidasi menggunakan satu dari
dua cara berikut.
1. Penyesuaian ke modal disetor.
2. Keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi konsolidasi.

Walaupun alasan untuk mendukung kedua alternatif dapat ditemukan dalam literatur akuntansi,
DSAK telah merekomendasikan bahwa akuisisi saham diperoleh kembali (treasury stock) atau
pengeluaran tambahan saham oleh anak perusahaan diperlakukan sebagai transaksi ekuitas dari
entitas konsolidasi, tanpa mengakui keuntungan atau kerugian.

Dari sudut pandang konsolidasi, penjualan saham tambahan anak perusahaan ke pihak non-
afiliasi dan penjualan saham anak perusahaan oleh induk perusahaan adalah transaksi yang sama;
dalam kedua transaksi entitas konsolidasi menjual saham ke kepemilikan minoritas. Karena
pihak-pihak dalam konsolidasi dianggap sebagai anggota dari entitas ekonomi tunggal, penjualan
saham anak perusahaan ke kepemilikan minoritas harus diperlakukan dengan cara yang sama,
tanpa melihat apakah induk perusahaan atau anak perusahaan yang menjual saham tersebu.

Pengakuan keuntungan atau kerugian dari transaksi tersebut tidak sesuai karena dari sudut
pandang entitas tunggal, penjualan saham ke pihak non-afiliasi oleh entitas konsolidasi adalah
transaksi modal.

4. Penjualan Saham Anak Perusahaan pada Harga Lebih Rendah dari Nilai Buku
Penjualan saham anak perusahaan ke non-afiliasi pada harga lebih rendah dari nilai buku yang
ada mempunyai pengaruh kebalikan dari ilustrasi sebelumnya. Klaim induk perusahaan menurun
sebagai akibat penjualan saham tambahan pada harga lebih rendah dari nilai buku yang ada.
Penurunan nilai bukti saham yang dimiliki induk perusahaan umumnya diperlakukan sebagai
debit ke tambahan modal disetor dan kredit ke akun investasi. Jika tidak terdapat saldo tambahan
modal disetor. Maka saldo laba yang akan berkurang.

5. Penjualan Saham Tambahan Anak Perusahaan ke Induk Perusahaan


Penjualan saham tambahan langsung dari anak perusahaan yang tidak dimiliki seluruhnya ke
induk perusahaan akan meningkatkan persentase kepemilikan induk perusahaan. Jika penjualan
terjadi pada harga sama dengan nilai buku saham yang ada. Peningkatan dalam akun investasi
induk perusahaan sama dengan peningkatan dalam ekuitas pemegang saham anak perusahaan.
Nilai buku bersih yang dialokasikan ke kepemilikan minoritas tidak mengalamin perubahan.
Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, ayat jurnal eliminasi yang normal didasarkan
pada persentase kepemilikan induk perusahaan yang baru.

Pada saat induk perusahaan membeli saham langsung dari anak perusahaan dengan jumlah yang
lebih besar dari nilai buku saham anak perusahaan yang beredar, diferensial diukur sebagai
perbedaan antara harga yang dibayarkan peningkatan total nilai buku semua saham yang dimiliki
induk perusahaan. Peningkatan nilai buku tersebut termasuk jumlah yang dialokasikan untuk
saham yang baru dibeli dari anak perusahaan dan peningkatan atau penurunan nilai buku saham
yang sebelumnya dimiliki induk perusahaan. Setelah jumlah diferensial yang timbul atas
pembelian saham dari nonafiliasi. Akan tetapi, karena dalam kasus ini induk perusahaan dapat
memengaruhi harga beli saham, maka jumlah diferensial dapat mempunyai atau tidak
mempunyai kaitan dengan perubahan dalam nilai aset atau kewajiban yang dapat diidentifikasi
dan harus ditelaah secara berhati-hati untuk menentukan bagaimana diferensial tersebut
dialokasikan.

6. Pembelian Saham Anak Perusahaan dari Non-afiliasi


Kadang kala, anak perusahaan membeli saham diperoleh kembali dari pemegang saham
minoritas. Pemegang saham minoritas sering menyadari bahwa mereka hanya memiliki sedikit
kesempatan untuk memberikan input untuk aktivitas dan operasi anak perusahaan dan sering
bersedia untuk menjual sahamnya. Induk perusahaan dapat lebih memilih untuk tidak
memedulikan pemegang saham lain dan dapat memerintahkan anak perushaan untuk membeli
kembali saham minoritas yang tersedia.
Walaupun induk perusahaan bukan pihak yang terlihat langsung pada saat anak perusahaan
membeli saham diperoleh kembali dari pemegang saham minoritas, ekuitas induk perusahaan
atas aset bersih anak perusahaan dapat mengalami perubahan karena adanya transaksi tersebut.
Jika hal ini terjadi, jumlah perubahan tersebut harus diakui dalam penyusunan laporan keuangan
konsolidasi.

7.Pembelian Saham Anak Perusahaan dari Induk Perusahaan


Anak perusahaan dapat mengurangi jumlah saham beredarnya dengan pembelian saham dari
induk perusahaan maupun dari pemegang saham minoritas. Dalam praktiknya, pembelian saham
dari induk perusahaan jarang terjadi. Induk perusahaan biasanya mengurangi kepemilikannya di
anak perusahaan dengan menjual sebagian kepemilikannya ke non-afiliasi untuk mendapatkan
dana tambahan.
Pada saat anak perusahaan mengakuisisi kembali sebagian sahamnya dari induk perusahaan,
induk perusahaan mencatat keuntungan atau kerugian sebesar selisih antara harga jual dan
perubahan dalam nilai tercatat investasinya. Timbul pertanyaan apakah transaksi antara induk
perusahaan dan anak perusahaannya tersebut dianggap transaksi yang wajar, akibatnya,
pelaporan keuntungan atau kerugian dalam laporan laba rugi induk perusahaan menjadi
dipertanyakan. Dari sudut pandang konsolidasi, pada saat anak perusahaan mengakuisisi kembali
sahamnya dari anak perusahaan, transaksi tersebut merupakan transfer internal dan tidak
menimbulkan keuntungan atau kerugian.

2.2 Kehilangan Pengendalian


Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk:

1. Menghentikan pengakuan asset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan posisi
keuangan konsolidasian.

2. Mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai wajarnya pada
tanggal hilangnya pengendalian dan selanjutnya mencatat sisa investasi tersebut dan
setiap jumlah terutang oleh atau kepada entitas anak terdahulu sesuai dengan SAK lain
yang relevan. Nilai wajar tersebut dianggap sebagai nilai wajar pada saat pengakuan awal
asset keuangan sesuai dengan PSAK 55: instrument keuangan: pengakuan dan
pengukuran atau (jika sesuai) biaya perolehan pada saat pengakuan awal investasi pada
entitas asosiasi atau bventura bersama.

3. Mengakui keuntungan atau kerugian terkait dengan hilangnya pengendalian yang dapat
diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.

Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk:
a. Menghentikan pengakuan Asset (termasuk setiap goodwill) dan liabilitas entitas anak pada
jumlah tercatatnya ketika pengendalian hilang.

b. Menghitung pengakuan jumlah tercatat setiap kepentingan non pengendali pada entitas anak
terdahulu pada tanggal hilangnya pengendalian (termasuk setiap komponen penghasilan
kompregensif lain yang diatribusikan pada kepentingan non pengendali).
2.3 Transaksi Saham Pembendaharaan (Treasuri) Perusahaan Anak
1. Saham Pembendaharaan ( Treasuri Stock)

Saham treasuri adalah saham yang dibeli kembali oleh manajemen perusahaan dari pasar dengan
tujuan tertentu, misalnya ketika harga saham perusahaan tersebut sedang turun drastis.

Pengertian lainnya, saham treasuri atau treasury stock merupakan saham perseroan yang
diperoleh kembali oleh perseroan. Saham treasuri ini saham biasa yang dikeluarkan untuk
investor dan kemudian dibeli kembali oleh perusahaan atas nama perusahaan itu sendiri.

Alasan kenapa suatu emiten melakukan saham treasuri atau pembelian kembali saham yang
beredar:

a. Menjualnya kembali ke pegawai perusahaan.

b. Mendongkrak harga saham.

c. Membagikannya sebagai dividen.

d. Menukar surat-surat berharga yang dimiliki oleh perusahaan lain.

Saham treasuri bisa bersifat sementara waktu atau selamanya. Namun, pada umumnya, saham ini
bersifat sementara. Saham treasuri ini sebenarnya tidak dipegang selamanya oleh perusahaan.
Dengan kata lain, perusahaan suatu saat akan melepas kembali.

2. Metode

Terdapat beberapa metode yang digunakan oleh perusahaan untuk kembali membeli sahamnya
yang sudah beredar di publik. Berikut beberapa di antaranya:

1. Tender Offer
Metode dimana perusahaan mengumumkan kepada para pemegang sahamnya bahwa perusahaan
akan membeli kembali beberapa lembar sahamnya pada harga dan periode tertentu yang sudah
ditetapkan.

Pembelian kembali saham dengan metode ini dapat menaikkan kembali harga saham di pasar
modal.

2. Open-market Repurchase

Metode ini tidak mengikat suatu perusahaan untuk benar-benar membeli kembali sahamnya
sebanyak jumlah yang dijual sebelumnya.

Melainkan, jumlah saham yang dibeli kembali relatif lebih kecil.

Pembelian kembali dilakukan melalui pialang dengan pembayaran komisi pada tingkat normal
dan pembelian pada harga pasar.

3. Dutch Auction

Pada metode ini perusahaan menyebutkan range harga saham yang ditawarkan dimana para
pemegang saham akan memilih satu harga yang mereka tetapkan untuk menjual saham yang
mereka miliki kepada perusahaan.

3. Perlakuan akuntansi

Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (treasury stock) pada perusahaan anak,
yaitu :

- Perusahaan menarik kembali dari peredaran terhadap modal sahamnya, akan tetapi tidak
diartikan sebagai pelunasan, melainkan untuk dijual kembali.
- Saham-saham yang ditarik dari peredaran biasanya dicatat sesuai dengan harga perolehannya
(harga belinya).
- Apabila perusahaan induk membeli sebagian besar saham-saham perusahaan anak, dan ada
sebagian saham perusahaan anak yang ditarik dari peredaran, maka hak pemilikan perusahaan
induk dihitung berdasarkan atas jumlah saham yang beredar. Pada neraca, saham yang ditarik
dari peredaran dianggap sebagai modal saham yang dilunasi, sehingga sebesar harga
perolehannya harus dikurangkan dari saldo hak-hak para pemegang saham dengan
memperhatikan harga(kurs) pada saat mula-mula saham itu dikeluarkan.

- Apabila penarikan kembali modal saham yang beredar dianggap sebagai pelunasan, maka
selisih lebih harga pelunasan diatas nilai nominal (nilai yang ditetapkan) dan agio saham harus
dikurangkan dari saldo laba yang ditahan, seakan-akan sebagai deviden likuidasi.

- Sebaliknya apabila harga pelunasan dibawah nilai nominal (nilai yang ditetapkan) dan agio
sahamnya, maka diperlukan untuk menghapuskan seluruh jumlah agio saham dan memindahkan
sebesar selisihnya pada rekening (elemen) hak-hak para pemegang saham yang lain sebagai
modal yang disetor berasal dari pelunasan kembali modal saham.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Suatu perusahaan induk dapat memperoleh pengendalian atas perusahaan anak melalui beberapa
pembelian saham dalam waktu yang berbeda dan dengan harga yang juga berbeda.

Induk perusahaan dapat membeli saham anak perusahaan pada beberapa titik waktu yang
berbeda. Pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi, biaya perolehan setiap pembelian
saham dibandingkan dengan nilai buku saham pada tanggal pembelian dan perbedaannya
diperlakukan sebagai bagian dari diferensial pembelian yang akan dialokasikan.

Pada saat induk perusahaan menjual sebagian saham anak perusahaan, tetapi masih memiliki hak
kendali, persoalannya adalah apakah keuntungan atau kerugian dari penjualan saham tersebut
akan dibawa ke dalam laporan laba rugi konsolidasi atau dieliminasi dalam konsolidasi.

Jika entitas induk kehilangan pengendalian pada entitas anak, maka entitas induk 1)
Menghentikan pengakuan asset dan liabilitas entitas anak terdahulu dari laporan posisi keuangan
konsolidasian, 2) Mengakui sisa investasi apapun pada entitas anak terdahulu pada nilai
wajarnya pada tanggal hilangnya pengendalian, 3) Mengakui keuntungan atau kerugian terkait
dengan hilangnya pengendalian yang dapat diatribusikan pada kepentingan pengendali terdahulu.

Saham treasuri atau treasury stock merupakan saham perseroan yang diperoleh kembali oleh
perseroan. Saham treasuri ini saham biasa yang dikeluarkan untuk investor dan kemudian dibeli
kembali oleh perusahaan atas nama perusahaan itu sendiri.

Terdapat beberapa metode yang digunakan oleh perusahaan untuk kembali membeli sahamnya
yang sudah beredar di publik, diantaranya adalah: 1) Tender Offer, 2) Open-market Repurchase,
3) Dutch Auction.

Transaksi-transaksi saham yang ditarik dari peredaran (treasury stock) pada perusahaan anak,
yaitu :1) Perusahaan menarik kembali dari peredaran terhadap modal sahamnya, akan tetapi tidak
diartikan sebagai pelunasan, melainkan untuk dijual kembali. 2) Saham-saham yang ditarik dari
peredaran biasanya dicatat sesuai dengan harga perolehannya (harga belinya).

DAFTAR PUSTAKA
Lnu, S. 2020. Neraca Konsolidasi Perubahan Kepemilikan. Tersedia di:
https://repository.unikom.ac.id/63354/1/NERACA%20KONSOLIDASI%20PERUBAHAN%20
KEPEMILIKAN.pdf

Septiansyah, Taufan. 2020. Pelaporan Konsolidasi. Tersedia di:


https://www.researchgate.net/publication/341278329

Hadijah, Siti. 2021. Saham Treasuri: Pengertian, Contoh dan Metodenya. Tersedia di:
https://www.cermati.com/artikel/saham-treasuri-pengertian-contoh-dan-metodenya

Anda mungkin juga menyukai