Anda di halaman 1dari 19

Makalah Konsolidasi pada Anak Perusahaan yang Dimiliki Penuh

Tugas Akuntansi Keuangan Lanjutan II

Dosen: Dr. Debbie Christine, S.E., M.Si., Ak., C.A.

Disusun oleh:

KELOMPOK 3

- Suci Aulia R 0118101013


- Novi Pramesti 0118101028
- Raden Resa Oktaviani 0118101041
- Desti Alda Fajrina 0118101044
- Dega Hesa Putera. U. 0118101256
- Mohamad Avicenna. F. 0118101282
Kelas D

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS WIDYATAMA
2021
Konsolidasi pada Anak Perusahaan yang Dimiliki Penuh

A. Proses Konsolidasi

Prosedur konsolidasi, termasuk penggunaan kertas kerja, dibuat untuk menggabungkan akun-akun
dari induk dan anak-anak perusahaan, sehingga tampak sebagai entitas tunggal. Titik awal pembuatan
laporan keuangan konsolidasian adalah pembukuan dari masing-masing entitas tersendiri. Karena
entitas konsolidasi tidak memiliki pembukuan, seluruh nilai yang tertera dalam laporan konsolidasi
aslinya terdapat di pembukuan induk perusahaan atau anak perusahaan atau kertas kerja konsolidasi.

Induk perusahaan dapat memiliki seluruh atau sebagian saham biasa anak perusahaan, tetapi
setidaknya syarat mayoritas kepemilikan diharuskan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Karena sebagian besar anak perusahaan dimiliki seluruhnya oleh induk perusahaan. Prosedur
konsolidasi dasar yang diterapkan untuk Menyusun laporan posisi keuangan konsolidasian sesaat
setelah terbentuknya hubungan induk dan anak perusahaan, dan mengenalkan penggunaan kertas kerja
sederhana untuk bagian laporan posisi keuangan saja

B. Kertas Kerja Konsolidasi


Kertas kerja konsolidasi (consolidation workpaper) merupakan mekanisme yang efisien untuk
menggabungkan akun-akun dari perusahaan yang terpisah yang akan dikonsolidasi dan untuk
menyesuaikan saldo gabungan menjadi angka yang akan dilaporkan seakan-akan semua perusahaan
yang dikonsolidasi tersebut adalah perusahaan tunggal. Induk perusahaan dan anak-anak
perusahaannya, sebagai entitas legal dan akuntansi terpisah, masing-masing mempunyai pembukuan
terpisah yang kemudian dimasukkan dalam kertas kerja konsolidasi. Laporan keuangan konsolidasian
disusun, setelah penyesuaian dan eliminasi, dari saldo yang terdapat dalam kertas kerja konsolidasi.
Nama akun dari perusahaan yang dikonsolidasi disajikan di kolom pertama dari kertas kerja.
Saldo akun dari pembukuan atau neraca saldo dari masing-masing perusahaan disajikan di kolom
berikutnya, dengan kolom terpisah untuk tiap perusahaan yang dikonsolidasi. Ayat jurnal dibuat dalam
kolom dengan nama Ayat Jurnal Eliminasi untuk menyesuaikan atau mengeleminasi saldo, sehingga
akun akan menghasilkan angka yang akan muncul dalam laporan keuangan jika semua perusahaan
yang dikonsolidasi merupakan perusahaan tunggal. Saldo dalam kolom terakhir didapat dengan
menjumlahkan mendatar semua angka yang ada untuk masing-masing akun. Saldo ini merupakan
angka yang akan muncul dalam laporan keuangan konsolidasi.

Format Kerta Kerja Konsolidasi

Data Neraca Saldo Ayat Jurnal Eliminasi


Nama Pos Konsolidasi
Induk Anak Debit Kredit

2
Arus Kerja

3
Kepentingan Non-Pengendali
Pemegang saham yang memiliki lembar anak perusahaan yang tidak dimiliki oleh induk
perusahaan disebut kepentingan non-pengendali. Ketika anak perusahaan dimiliki kurang dari
kepemilikan penuh, pendekatan umum yang digunakan untuk konsolidasi sama dengan yang dibahas
sebelumnya. Akan tetapi, prosedur konsolidasi harus dimodifikasi sedikit untuk mengakui kepentingan
non-pengendali. Perhitungan laba bersih dan saldo laba konsolidasi pun harus memasukan kepentingan
non-pengendali.

C. Penyusunan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Sesaat Setelah Akuisisi Kepemilikan


Penuh
Kondisi konsolidasi yang paling sederhana terjadi jika laporan keuangan dari perusahaan-
perusahaan dalam hubungan istimewa dikonsolidasi sesaat setelah timbulnya hubungan induk
perusahaan-anak perusahaan. Kejadian yang mungkin timbul saat akuisisi perusahaan adalah:
1. Kepemilikan Penuh Dibeli pada Nilai Buku
2. Kepemilikan Penuh Dibeli diatas Nilai Buku
Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai aset bersih,
kemampuan laba (earning power) perusahaan dan kondisi pasar secara umum. Pada saat suatu
perusahaan membeli perusahaan lain, tidak ada alasan untuk mengharapkan harga beli akan sama
dengan nilai buku saham yang diakuisisi. Proses yang digunakan untuk menyusun neraca
konsolidasi hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli pada harga yang
berbeda dengan nilai bukunya.

3. Kepemilikan Penuh Dibeli dibawah Nilai Buku


Jika suatu perusahaan mengakuisisi saham perusahaan lain dengan harga dibawah nilai buku,
terdapat beberapa alasan timbulnya diferensial negatif atau diferensial kredit yaitu :
a. Kesalahan atau penghilangan dari pembukuan anak perusahaan.
b. Selisih lebih nilai buku di atas nilai wajar dari aset bersih anak perusahaan yang dapat
diidentifikasi.
c. Berkurangnya nilai goodwill yang dicatat sebelumnya
d. Pembelian murah (bargain purchase)
Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan saham dibeli dibawah nilai buku antara lain:
 Kesalahan pembukuan dari anak perusahaan,yang untuk perlakuan akuntansinya ama dengan
pembelian diatas nilai buku yaitu dibuatkan koreksi.
 Selisih lebih nilai buku dengan nilai wajar aktiva yang dapat didentifikasi. Jika terjadi seperti
ini,standar akuntansi mewajibkan adanya pengakuan penurunan nilai.
 Berkurangnya nilai goodwill, jika ini terjadi maka goodwill harus dihapus bukukan.
 Pembelian murah karena goodwill negative. Jika terdapat goodwill negative, maka goodwill
negatif tersebut harus dialokasikan kesemua aktiva yang diakuisisi kecuali kas dan setara kas.

Ayat Jurnal Eliminasi Investasi


4
Ayat jurnal eliminasi (Eliminating entries) digunakan dalam kertas kerja konsolidasi untuk
menyesuaikan total saldo akun dari perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi yang terpisah untuk
mencerminkan angka yang akan muncul jika semua perusahaan yang secara legal terpisah tersebut
merupakan perusahaan tunggal. Ayat jurnal eliminasi digunakan dalam kertas kerja untuk menaikkan
atau menurunkan total saldo gabungan dari masing-masing akun sehingga hanya transaksi dengan
pihak eksternal saja yang akan tercermin dalam angka konsolidasi.

Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian


Laporan Keuangan Konsolidasi adalah Laporan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi
untuk induk perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih anak perusahaan (entitas yang
dikendalikan) seakan-akan entitas-entitas individual tersebut merupakan satu entitas atau perusahaan
satu perusahaan. Laporan Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, dan sebaliknya laporan keuangan konsolidasi
tidak diperlukan apabila satu perusahaan tidak memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Artinya, jika
tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri,
artinya mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak
mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya. Jadi, tidak ada maksud untuk
membuat sebuah laporan keuangan konsolidasi.

Akuisisi Kepemilikan Penuh diatas Nilai Buku


Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai aset bersih,
kemampuan laba (earning power) perusahaan, dan kondisi pasar secara umum. Pada saat suatu
perusahan membeli perusahan lain, tidak ada alasan untuk mengarapkan harga beli akan sama dengan
nilai buku saham ang diakuisisi. Proses yang digunakan untuk menyusun laporan posisi keuangan
konsolidasian hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli pada harga yang
berbeda denga nilai bukunya. Dalam suatu kombinasi bisnis, harga beli harus dialokasikan ke aset dan
liabilitas yang diakuisisi. Oleh karena itu, jumlah penuh yang dibayar oleh PT Induk harus dialokasikan
ke aset dan liabilitas tertentu atau goodwill pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasian.
Prosedur kertas kerja yang digunakan untuk menyesuaikan menjadi angka konsoliasi yang
seharusnya mengikuti pola yang konsisten dengan yang dijelaskan sebelumnya. Ayat jurnal pertama
yang dibuat dalam tiap kasus adalah eliminasi akun investasi induk perusahaan dan tiap tahun akun
ekuitas pemegang saham anak perusahaan. Pada saat harga beli tinggi dari nilai buku yang dieliminasi,
ayat jurnal eliminasi yang pertama termasuk debit kedalam akun kliring untuk menyamakan antara
jumlah debit dan kredit. Akun kliring tersebut disebut selisih pembelian (purchase differential). Selisih
merupakan selisih antara biaya perolehan investasi yang dicatat di pembukuan saham anak perusahan.
Saldo yang dialokasikan ke akun selisih dalam ayat jurnal eliminasi awal berikutnya akan dinolkan
melalui satu atau lebih ayat jurnal tambahan. Ayat jurnal tambahan tersebut akan menyesuaikan
berbagai saldo akun untuk mencerminkan nilai wajar aset dan liabilitas anak perusahan pada saat induk
perusahaan mengakuisisi anak perusahaan dan untuk memunculkan goodwill, jika ada.

5
Perlakuan Selisih Positif
Ada beberapa alasan mengapa harga beli saham perusahaan lebih tinggi dari nilai buku saham, yaitu
sebagai berikut:
1) Kesalahan dan penghilangan dari pembukuan anak perusahaan
Jika terdapat kesalahan atau penghilangan tersebut, harus dilakukan koreksi langsung di
pembukuan anak perusahaan pada tanggal akuissi. Koreksi ini diperlukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya sesuai dengan PSAK 25, “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan”. Setelah pembukuan anak perusahaan dinyatakan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, maka tidak ada lagi bagian selisih yang disebabkan karena adanya
kesalahan atau penghilangan tersebut.

2) Selisih lebih nilai wajar diatas nilai buku dari aset bersih anak perusahaan yang dapat diidentifikasi
Dalam banyak kasus, nilai wajar suatu aktiva yang diakuisisi lebih tinggi dari nilai bukunya.
Akibatnya, harga beli lebih tinggi dari nilai buku saham yang diakuisisi. Prosedur konsolidasi
mewajibkan menyusu neraca konsolidasi harus berdasakan nilai wajar aktiva tersebut. Untuk
mencapai nilai wajar aktiva dapat digunakan dua cara, yaitu:
a) aktiva dan kewajiban direvaluasi langsung dari pembukuan anak perusahaan.
b) dasar akuntansi anak perusahaan dipertahankan dengan ketentuan revaluasi dilakukan tiap
periode.

Biasanya, perusahaan akan lebih condong untuk melakukan revaluasi aktiva dan kewajiban karena
asas praktisnya, dengan syarat didalam perusahaan tidak ada hak minoritas yang berpengruh
signifikan (karena dari sudut pandang minoritas anak perusahaan berkelanjutan dan dasar
akuntansi tidak boleh berubah). Namun, bila ada hak minoritas, maka diperlukan ayat jurnal yang
merevaluasi aktiva tersebut dan mengalokasikan dierensial dalam kertas kerja konsolidasi tiap kali
laporan keuangan konsolidasi disusun.

3) Keberadaan goodwill
Pada suatu kondisi perusahaan membeli saham diatas harga total nilai wajar aktiva anak
perusahaan yang dapat diidentifikasi, tambahan pembayaran tersebut biasanya diperlakukan
sebagai pembayaran atas kemampuan laba yang tinggi perusahaan yang diakuisisi, karena itu sisa
diferensial debet akan dialokasikan ke sebagai goodwill.

1. Kepemilikan penuh dibeli diatas nilai buku


Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk nilai aset bersih,
kemampuan laba (earning power) perusahaan dan kondisi pasar secara umum. Pada saat suatu
perusahaan membeli perusahaan lain, tidak ada alasan untuk mengharapkan harga beli akan sama
dengan nilai buku saham yang diakuisisi. Proses yang digunakan untuk menyusun neraca

6
konsolidasi hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli pada harga yang
berbeda dengan nilai bukunya.

2. Kepemilikan penuh dibeli dibawah nilai buku.


Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan saham dibeli dibawah nilai buku antara lain:
 Kesalahan pembukuan dari anak perusahaan,yang untuk perlakuan akuntansinya ama dengan
pembelian diatas nilai buku yaitu dibuatkan koreksi.
 Selisih lebih nilai buku dengan nilai wajar aktiva yang dapat didentifikasi. Jika terjadi seperti
ini,standar akuntansi mewajibkan adanya pengakuan penurunan nilai.
 Berkurangnya nilai goodwill, jika ini terjadi maka goodwill harus dihapus bukukan.
 Pembelian murah karena goodwill negative. Jika terdapat goodwill negative, maka goodwill
negatif tersebut harus dialokasikan kesemua aktiva yang diakuisisi kecuali kas dan setara
kas.

Kesalahan dan Penghilangan dari Pembukuan Anak Perusahaan


Pemeriksaan atas pembukuan perusahaan yang diakuisisi dapat mengungkapkan adanya
kesalahan yang substansial. Perusahaan yang diakuisisi dimana sebelumnya merupakan perusahaan
tertutup mungkin tidak mengikuti prinsip akuntansi berterima umum dalam pencatatan akuntansinya.
Jika terdapat kesalahan atau penghilangan tersebut, harus dilakukan koreksi langsung di
pembukuan anak perusahaan pada tanggal diakuisisi. Koreksi ini diperlakukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya sesuai dengan PSAK 25, “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Entitas Akuntansi, dan
Kesalahan”. Setelah pembukuan anak perusahaan dinyatakan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima
umum, maka tidak ada lagi bagian selisih yang disebabkan karena adanya kesalahan atau penghilangan
tersebut.

Selisih Lebih Nilai Wajar di Atas Nilai Buku dari Aset Bersih Anak Perusahaan yang dapat
Diidentifikasi
Nilai wajar aset suatu perusahaan merupakan faktor penting dalam penentuan harga beli
keseluruhan suatu perusahaan. Prosedur yang digunakan untuk menyusun laporan posisi keuangan
konsolidasian harus menghasilkan pelaporan semua aset dan liabilitas dari perusahaan yang diakuisisi
berdasarkan nilai wajar pada tanggal akuisisi. Penilaian ini dapat dicapai dengan salah satu dari dua
cara: (1) aset dan liabilitas anak perusahaan direvaluasi langsung pada pembukuan anak perusahaan
atau (2) dasar akuntansi dari anak perusahaan tetap dipertahankan dan revaluasi dilakukan tiap periode
dalam kertas kerja konsolidasian.
Revaluasi aset dan liabilitas pada pembukuan anak perusahaan umumnya merupakan cara
yang paling sederhana jika semua saham biasa anak perusahaan diakuisisi. Di lain pihak, umumnya
tidak sesuai untuk merevaluasi aset dan liabilitas pada pembukuan anak perusahaan jika terdapat
kepentingan non-pengendali yang signifikan dalam anak perusahaan. Dari sudut pandang kepentingan

7
non-pengendali, anak perusahaan adalah perusahaan yang berkelanjutan, dan dasar akuntansi tidak
boleh berubah. Revaluasi aset dan liabilitas anak perusahaan langsung pada pembukuan anak
perusahaan disebut push-down accounting, tapi pendekatan ini tidak diperkenankan dalam PSAK 65
(revisi 2013).

D. Penyusunan Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Sesaat Setelah Akuisisi Kepemilikan


Prosedur yang digunakan untuk Menyusun laporan posisi keuangan kosolidasian pada tanggal
akuisisi. Selain laporan posisi keuangan konsolidasian, juga diperlukan gambaran komprehensif
tentang aktivitas entitas konsolidasi setelah akuisisi. Sebagai suatu entitas tunggal, seperangkat laporan
keuangan dasar entitas konsolidasi teridiri dari laporan posisi keuangan, laporan laba rugi, laporan
perubahan saldo laba, dan laporan arus kas.
Konsolidasi setelah akuisisi anak perusahaan melibatkan perubahan-perubahan sejalan dengan
berlunya waktu, hasil dari laporan keuangan sangat bergantung pada penerapan konsep laba bersih
kosolidasi dan saldo laba konsolidasi. Pendekatan konsolidasi yang secara tradisional telah digunakan
dibeberapa negara, seperti Indonesia, Amerika Serikat, dan Kanada secara esensi adalah pendekatan
induk perusaaan, yang menekankan pada laba dan saldo laba dari entitas kosolidasi yang terutas ke
induk perusahaan.
Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi ada 2 cara, yaitu : pendekatan tambahan
(additive approach) dan pendekatan residual (residual approach). Pendekatan tambahan (additive
approach) adalah menambah bagian induk atas laba bersih anak perusahaan dengan laba induk dari
operasinya sendiri. Pendekatan residual (Residual approach) adalah mengurangi beban kepemilikan
non pengendali atas laba bersih anak perusahaan dari penjumlahan laba terpisah induk dengan laba
bersih anak perusahaan.

Laba Bersih Konsolidasi


Laba Bersih Konsolidasi adalah bagian dari total laba perusahaan yang dialokasikan ke
pemegang saham induk perusahaan. Semua pendapatan dan beban dari masing-masing perusahaan
yang dikonsolidasi yang timbul dari transaksi dengan perusahaan non-afiliasi akan dimasukkan dalam
laporan laba rugi konsolidasi. Laba bersih konsolidasi mencakup 100 persen pendapatan dan beban
terlepas dari persentase kepemilikan induk perusahaan. Sama seperti laporan keuangan perusahaan
tunggal, perbedaan antara pendapatan dan beban adalah pendapatan bersih konsolidasian.
Dalam ketiadaan transaksi dalam perusahaan konsolidasi, laba bersih konsolidasi
(consolidated net income) sama dengan pendapatan induk perusahaan dari operasi pribadi, tidak
termasuk investasi yang datang dari anak perusahaan konsolidasian, ditambah pendapatan bersih dari
setiap anak perusahaan konsolidasian yang disesuaikan dengan selisih yang dihapus. Pendapatan
investasi antarperusahaan dari anak perusahaan konsolidasian tercakup dalam pendapatan bersih induk
perusahaan berdasarkan metode biaya atau metode ekuitas harus dieliminasi dalam menghitung
pendapatan bersih dan mencegah penghitungan ganda. Ketika semua anak perusahaan dimiliki

8
sepenuhnya, dan tidak mengalami transaksi antarperusahaan dan penurunan nilai goodwill , laba bersih
konsolidasi sama dengan laba bersih metode ekuitas induk perusahaan.
Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi ada 2 cara, yaitu : pendekatan tambahan
(additive approach) dan pendekatan residual (residual approach). Pendekatan tambahan (additive
approach) adalah menambah bagian induk atas laba bersih anak perusahaan dengan laba induk dari
operasinya sendiri. Pendekatan residual (Residual approach) adalah mengurangi beban kepemilikan
non pengendali atas laba bersih anak perusahaan dari penjumlahan laba terpisah induk dengan laba
bersih anak perusahaan.

Saldo Laba Konsolidasi


Saldo laba konsolidasi (consolidated retained earnings) adalah bagian dari laba yang tidak
didistribusikan oleh perusahaan yang dikonsolidasi yang dimiliki oleh pemegang saham induk
perusahaan. Saldo laba konsolidasi pada akhir periode sama dengan saldo laba konsolidasian awal
ditambah laba bersih konsolidasi yang disebabkan oleh kepentingan non-pengendali, dikurangi dividen
yang diumumkan oleh induk perusahaan.
Ketika tidak ada laba belum terealisasi dari transaksi antarperusahaan dan penurunan nilai
goodwill, nilai saldo laba konsolidasi dan saldo laba induk perusahaan yang menggunakan metode
ekuitas umumnya sama. Jika induk perusahaan mencatat investasi di anak perusahaan menggunakan
metode ekuitas dalam pembukuannya, saldo laba tiap anak perusahaan dieliminasi seluruhnya ketika
anak perusahaan tersebut dikonsolidasi. Hal ini karena (1) saldo laba tidak dapat dibeli, sehingga saldo
laba anak perusahaan pada tanggal kombinasi bisnis tidak dapat dimasukkan ke dalam saldo laba
perusahaan yang digabungkan: (2) bagian laba induk perusahaan atas laba anak perusahaan sejak
akuisisi sudah termasuk di dalam saldo laba induk perusahaan yang menggunakan metode ekuitas: dan
(3) bagian kepentingan nonpengendali (jika ada) atas saldo laba anak perusahaan tidak dimasukkan ke
dalam saldo laba konsolidasi.

Menghitung Saldo Laba Konsolidasi


Saldo laba konsolidasi dihitung dengan menambahkan secara bersama-sama saldo laba induk
perusahaan dari saldo hasil operasinya sendiri (tidak termasuk laba dari anak-anak perusahaan yang
diakui perusahaan induk) dan bagian induk perusahaan atas laba bersih tiap anak perusahaan sejak
tanggal akuisisi disesuaikan dengan penghapus bukuan selisih dan penurunan nilai goodwill.
Pendekatan yang digunakan dalam menghitung saldo laba induk perusahaan ketika induk perusahaan
menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi anak perusahaan yang dikonsolidasi dalam
pembukuannya.
Jika induk perusahaan mencatat investasi di anak perusahaan menggunakan metode ekuitas
dalam pembukuannya, saldo laba tiap anak perusahaan dieliminasi seluruhnya Ketika anak perusahaan
tersebut dikonsolidasi. Hal ini karena (1) saldo laba tidak dapat dibeli, sehingga saldo laba anak
perusahaan pada tanggal kombinasi bisnis tidak dapat dimasukkan ke dalam saldo laba perusahaan
yang digabungkan, (2) bagian laba induk perusahaan atas laba anak perusahaan sejak akuisisi sudah
termasuk di dalam saldo laba induk perusahaan yang menggunakan metode ekuitas, dan (3) bagian

9
kepentigan non-pengendali (jika ada) atas saldo laba perusahaan tidak dimasukkan ke dalam saldo laba
konsolidasi.

Ilustrasi Perhitungan Saldo Laba Konsolidasi


PT. Idaman memiliki 80% saham PT. Amanah, Yang dibeli pada nilai bukunya. Selama tahun
20x1 PT. Amanah Melaporkan laba bersih Rp 25.000.000,- sementara PT. Idaman melaporkan laba
100.000.000 dari hasil operasinya sendiri dan pendapatan dengan metode ekuitas sebesar Rp
20.000.000,-. Laba bersih konsolidasi untuk periode 20x1 dihitung sebagai berikut:
- Pendekatan Tambahan

- Laba Operasional terpisah PT. Idaman Rp. 100.000.0.00


Laba Bersih PT. Amanah Rp. 25.000.000
Proporsi Kepemilikan PT. Idaman x 0,80 Rp. 20.000.000

Laba Bersih Konsolidasi Rp. 120.000.000

Pendekatan residual

Laba Bersih PT. Idaman Rp. 120.000.000


Dikurangi: Pend. Dari anak perusahaan (Rp. 20.000.000)

Rp. 100.000.000
Laba Bersih PT. Amanah Rp. 25.000.000

Dikurangi: Rp. 125.000.000


Laba kepemilikan non pengendali Rp. 25.000.000 x 0,20
(Rp. 5.000.000)

Laba Bersih Konsolidasi Rp. 120.000.000

PT. Idaman Membeli 80 % saham PT. Amanah Pada 1 januari 20x1. Dan mencatat investasi
menggunakan metode ekuitas. Laba bersih dan deviden yang diperoleh dan diumumkan PT. Idaman
dan PT. Amanah selama dua tahun setelah akuisisi sebagai berikut:

PT Idaman PT Amanah
Saldo, 1 Januari 20X1 Rp. 400.000.000 Rp. 250.000.000
Laba bersih 20X1 120.000.000 25.000.000
Dividen yang diumumkan 20X1 (30.000.000) (10.000.000)

Saldo, 31 Desember 20X1 Rp. 490.000.000 Rp. 265.000.000

10
Format Kertas Kerja
Terdapat berbagai format kertas kerja yang digunakan dalam praktik untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasian. Satu format yang paling banyak digunakan adalah kertas kerja tiga bagian
(three-part workpaper), di mana tiap bagian berisi tiga laporen keuangan dasar, yaitu: laporan laba rugi,
laporan saldo laba, dan laporan posisi keuangan.

Format Kertas Kerja Konsolidasi Komprehensif Tiga Bagian

Bagian atas dari kertas kerja digunakan untuk penyusunan laporan laba rugi konsolidasian.
Semua akun laba rugi dengan saldo kredit diletakkan paling atas, dan akun dengan saldo debit
diletakkan setelahnya. Setelah kertas kerja bagian laba rugi diselesaikan, total untuk tiap kolom
dimasukkan pada bagian paling bawah dari bagian laporan laba rugi dalam kertas kerja. Bagian paling
bawah ini menunjukkan laba bersih induk perusahaan, laba bersih anak perusahaan, total eliminasi
debit dan kredit untuk bagian kertas kerja tersebut, dan laba bersih konsolidasi. Baris paling bawah
tersebut itulah yang nantinya dimasukkan dalam bagian laporan saldo laba dalam kertas kerja.

Bagian laporan saldo laba pada kertas kerja mempunyai format yang sama dengan laporan
saldo Jaba. Laba bersih dan total pos lainnya di bagian paling bawah pada laporan laba rugi, pada
kertas kerja diambil dari bagian atas. Kemudian, baris paling akhir dari bagian laporan saldo laba, pada
kertas kerja seluruhnya dicatat ke bawah pada bagian laporan posisi keuangan.
Bagian paling bawah dari kertas kerja mencerminkan angka laporan pasisi keuangan pada
akhir periode. Debit dan kredit dipisahkan dengan cara yang sama dengan kertas kerja konsolidasi yang
disajikan sebelumnya. Jumlah saldo laba yang muncul di bagian laporan posisi keuangan adalah angka
total yang dicatat dari baris paling bawah pada bagian laporan saldo laba.

Penghentian Konsolidasi
Induk perusahaan yang telah termasuk anak perusahan dalam laporan keuangan konsolidasi
sebelumnya harus mengabaikan induk perusahaan darikonsolidasi jika induk perusahaan tidak dapat
lagi dapat menjalankan kendaliatas anak perusahaan. Kendali akan hilang untuk sejumlah alasan.
11
Apabila perusahaan induk kehilangan kendali atas anak perusahaan dan tidak lagi memegang
kepentingan saham di anak perusahaan yang lama, maka perusahaan induk tersebut mengakui
keuntungan atau kerugian atas selisih antara hasil yang diterima dari kejadian yang mengakibatkan
kehilangan kendali. Apabila perusahaan induk kehilangan kendali, tetapi mempertahankankepentingan
saham non-pengendali pada anak perusahaan yang lama, perusahaan induk harus mengakui dalam
pendapatan keuntungan atau kerugian atas selisish pada tanggal kehilangan kendali antara :
 Jumlah hasil yang diterima oleh perusahaan induk dengan nilai wajar kepentingan saham
yang tersisa pada anak perusahaan yang lama.
 Melanjutkan jumlah total kepentingan induk perusahaan pada anak perusahaan.

Akun Valuasi Anak Perusahaan Pada Akuisisi


PSAK 22 menunjukkan bahwa seluruh asset dan liabilitas yang diambil alih dalam kombinasi
seharusnya dinilai pada nilai wajar tanggal akuisisi. Ketika penerapan aturan ini sangat jelas sebagai
jenis margerkombinasi bisnis, penerapannya dalam konsolidasi yang mengikuti akuisisi saham kurang
jelas.

Pelepasan Asset Anak Perusahaan yang Terkait Selisih


Pelepasan asset biasanya memiliki implikasi laporan laba rugi. Apabila anak perusahaan
melepaskan asset dan merupakan salah satu asset yang mendapat alokasi selisih dalam kertas kerja
konsolidasi, maka akan mempengaruhi laba metode ekuitas yang dicatat induk perusahaan dan
labakonsolidasi.

E. Konsolidasian Sesaat Setelah Akuisisi – 100 Persen Kepemilikan Dibeli Pada Nilai Buku
Tiap laporan keuangan konsolidasian disusun seakan-akan diperoleh dari pembukuan tunggal
yang digunakan untuk mencatat keseluruhan entitas konsolidasi. Tentu saja sebenarnya tidak terdapat
pembukuan untuk entitas konsolidasi, dan sebagaimana penyusunan laporan posisi keuangan
konsolidasian, proses konsolidasi dimulai dengan data yang dicatat pada pembukuan masingmasing
perusahaan yang dikonsolidasi. Saldo akun yang diperoleh dari pembukuan masing-masing perusahaan
diletakkan dalam kertas kerja tiga bagian, lalu dibuat ayat jurnal untuk mengeliminasi pengaruh
kepemilikan dan transaksi antarperusahaan.

Informasi Terpilih atas PT Induk dan PT Anak pada tanggal 1 Januari 2011 & Tahun 2011 dan
2012

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

PT Induk PT Anak

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Saham Biasa , 1 Januari 2011 500.000.000 200.000.000

12
Saldo Laba , 1 Januari 2011 300.000.000 100.000.000

2011:

Laba Operasi terpisah PT Induk 140.000.000

Laba bersih PT Anak 50.000.000

Dividen 60.000.000 30.000.000

2012 :
Laba Operasi terpisah PT Induk 160.000.000
Laba bersih PT Anak 75.000.000
Dividen 60.000.000 40.000.000
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 Januari 2011 PT Induk membeli , PT induk membeli semua saham biasa PT Anak pada nilai buku
yang mendasarinya sebesar Rp 300.000.000,- Pada saat itu PT Anak mempunyai saham biasa beredar
Rp 200.000.000,- dan saldo laba Rp 100.000.000,- PT induk mencatat investasinya menggunakan
metode ekuitas.

Tahun Penggabungan Usaha


1 Januari 2011 PT Induk mencatat pembelian saham biasa PT Anak dengan ayat jurnal :
1 Januari 2011
(14) Investasi pada saham PT Anak 300.000.000,-
Kas 300.000.000,-
Mencatat investasi pada PT Anak

Ayat jurnal PT Induk sehubungan dengan pengumuman Laba dan pembagian dividen PT Anak :
(15) Kas 30.000.000
Investasi pada saham PT Anak 30.000.000
Mencatat dividen dari PT Anak

(16) Investasi pada saham PT Anak 50.000.000


Pendapatan dari Anak Perusahaan 50.000.000
Mencatat pendapatan metode ekuitas (100%)
Ayat Jurnal Eliminasi yang pertama :
E (17) Pendapatan dari Anak Perusahaan 50.000.000
Dividen Diumumkan 30.000.000
Investasi pada saham PT Anak 20.000.000
Ayat Jurnal Eliminasi saldo investasi awal :
E (18) Saham Biasa - PT Anak 200.000.000
Saldo Laba 1 Januari 100.000.000
13
Investasi pada saham PT Anak 300.000.000
Mengeliminasi saldo investasi awal

Figur 4-11
31 Desember 20X1, Kertas Kerja Metode Ekuitas untuk Laporan Konsolidasian, Tahun Awal
Kepemilikan : Akuisisi 100% pada Nilai Buku
Eliminasi
Akun PT. Induk PT. Anak Debit Kredit Konsolidasi
Penjualan 400.000 200.000 600.000
Laba dari PT Anak 50.000 (E.18) 50.000
Kredit 450.000 200.000 600.000
Beban Pokok Penjualan 170.000 115.000 285.000
Depresiasi & Amortisasi 50.000 20.000 70.000
Beban Lain-lain 40.000 15.000 65.000
Debit - 260.000 - 150.000 410.000
Laba Bersih, dicatat ke depan
(carry forward) 190.000 50.000 50.000 - 190.000
Saldo Laba 1 Januari 300.000 100.000 (E.19) 100.000 300.000
Laba bersih dari atas 140.000 50.000 190.000
490.000 150.000 490.000
Dividen di umumkan - 60.000 - 30.000 (E.18) 30.000 - 60.000
Saldo laba, 31 Des, dicatat ke
430.000 120.000 150.000 30.000 430.000
depan (terus berlanjut)
Kas 210.000 75.000 285.000
Piutang Usaha 75.000 50.000 125.000
Persediaan 100.000 75.000 285.000
Tanah 175.000 40.000 215.000
Bangunan & Peralatan 800.000 600.000 1.400.000
Investasi pada Saham PT Anak 320.000 (E.18) 20.000
(E.19) 300.000
Debit 1.680.000 840.000 2.200.000
Akumulasi Penyusutan 450.000 320.000 770.000
Utang Usaha 100.000 100.000 200.000
Utang Obligasi 200.000 100.000 300.000
Modal Saham Biasa 500.000 200.000 (E.19) 200.000 500.000
Saldo Laba, dari atas 430.000 120.000 150.000 30.000 430.000
Kredit 1.680.000 840.000 350.000 350.000 2.200.000

F. Konsilidasi Setelah Akuisisi – Kepemilikan 100% dan Diakuisisi Lebih Besar Dari Nilai Buku
Besar
Dalam banyak kasus, investasi pada perusahaan lain dibeli pada nilai yang melebihi nilai buku
saham yang diakuisisi. Selisih lebih harga beli dibanding nilai buku aset bersih teridentifikasi yang
dibeli harus dialokasikan ke aset dan liabilitas yang dibeli, termasuk goodwill yang dibeli. Revaluasi
harus dibuat di kertas kerja konsolidasi setiap penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Sebagai
14
tambahan, jika revaluasi terkait dengan aset atau liabilitas yang harus disusutkan, diamortisasi, atau
selain yang dihapusbubukan, ayat jurnal eliminasi yang tepat harus dibuat di kertas kerja konsolidasi
untuk mengurangi laba bersih konsolidasi.
Ketika perusahaan investor memperhitungkan investasi dengan menggunakan metode ekuitas,
perusahaan tersebut mencatat jumlah selisih kadaluarsa selama periode tersebut sejalan dengan
pengurangan laba yang diakui dari investee. Dalam konsolidasi, selisih pembelian dibebankan ke saldo
aset dan liabilitas yang sesuai, dan laba konsolidasi disesuaikan dengan jumlah yang kadaluwarsa
selama periode tersebut dengan membebankannya ke pos-pos beban terkait (misalnya, beban
penyusutan).

Utang dan Piutang Antar Perusahaan


Seluruh bentuk udang piutang antar perusahaan perlu dieliminasi ketika menyiapkan laporan
keuangan konsolidasi. Dari sudut pandang entitas tunggal, suatu perusahaan tidak dapat berutang pada
dirinya sendiri. Jika suatu perusahaan berutang kepada afiliasi sebesar Rp. 1.000.000, perusahaan yang
satu mencatat piutang Rp. 1.000.000 di pembukuannnya yang terpisah, dan yang lain memiliki utang
dengan nilai yang sama. Ketika laporan keuangan konsolidasi disiapkan, ayat jurnal eliminasi berikut
diperlukan dalam kertas kerja. Jika ayat jurnal eliminasi tidak dibuat, kedua aset dan liabilitas
konsolidasi kelebihan dicatat dengan jumlah yang sama.
Jika terdapat bunga di utang/piutang antar perusahaan, seluruh akun yang terkait dengan klaim
antar perusahaan harus dieliminasi dalam menyiapkan laporan keuangan konsolidasian, termasuk
utang/piutang, pendapatan bunga, beban bunga, dan bunga akrual atas klaim antar perusahaan. Jika
seluruh klaim tersebut tidak dihapus, maka akan dapat menimbulkan distorsi dalam saldo konsolidasi.
Hasilnya besaran utang dari gabungan kedua entitas tampak lebih besar dari yang seharusnya, rasio
modal kerja menjadi hak benar dan perbandingan lainnya dapat terdistorsi.

Ikhtisar Konsep-Konsep Penting


Laporan keuangan konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi dari dua atau
lebih entitas legal terpisah seakan-akan merupakan entitas tunggal. Laporan posisi keuangan
konsolidasian yang disusun pada tanggal induk perusahaan mengakuisisi anak perusahaan akan sama
dengan laporan posisi keuangan jika perusahaan yang diakuisisi dimerger dengan induk perusahaan.
Kertas kerja konsolidasi merupakan cara yang efesien untuk mempersiapkan data yang
dibutuhkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian. Pada kertas kerja tersebut, terdapat
kolon terpisah untuk data neraca saldo bagi tiap perusahaan yang akan dikonsolidasi, kolom debit dan
kredit untuk ayat jurnal eliminasi, dan kolom konsolidasi untuk total konsolidasi yang akan muncul
dalam laporan keuanagn konsolidasian. Kertas kerja konsolidasi tiga bagian membantu menyusun
laporan laba rugi, saldo laba, dan neraca konsolidas, dan didalamnya termasuk bagian untuk tiap
laporan. Ayat jurnal eliminasi diperlukan dalam kertas kerja untuk menghilangkan pengaruh
kepemilikan dan transaksi antar perusahaan sehingga laporan keuangan konsolidasi tersebut terlihat
seperti perusahaan-perusahaan yang secara legal terpisah. Ayat jurnal eliminasi umumnya diperlukan
untuk :

15
1. Mengeliminasi akun investasi induk perusahaan dan saldo ekuitas pemegang saham anak
perusahaan
2. Menegliminasi pendapatan dari perusahaan anak yang diakui induk perusahaan selama periode
tersebut dan dividen yang diumumkan anak perusahaan
3. Mengalokasi selisih ke aset dan liabilitas tertentu
4. Mengamortisasi atau menghapuskan sebagian dari selisih, jika ada
5. Menngeliminasi piutang dana utang perusahaan

Laba bersih konoslidasi untuk induk dan anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya secara
sederhana dihitung sebagai total laba induk perusahaan dari operasi terpisah dan bagian proposional
induk perusahaan atas laba bersih anak perusahaan, disesuaikan dengan penghapusbukuan selisih, jika
ada. Dalam kondisi ini, saldo laba konsolidasi dihitung sebagai total saldo laba induk perusahaan, tidak
termasuk pendapatan dari anak perusahaan, ditambah bagian proposional induk perusahaan atas laba
bersih kumulatif anak perusahaan sejak akuisisi.

16
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN

Dalam PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, dalam pernyataan ini mengatur persyaratan
penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Entitas
menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan
SAK. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.

Komponen Laporan Keuangan Lengkap terdiri dari:

(a)  laporan posisi keuangan pada akhir periode;

(b)  laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;

(c)  laporan perubahan ekuitas selama periode;

(d)  laporan arus kas selama periode;

(e)  catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelasan lain;

(ea) informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38
dan 38A; dan

(f)    laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.

Pada 31 Juli 2019 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah
mengesahkan Amendemen PSAK 22: Kombinasi Bisnis tentang Definisi Bisnis;

Amendemen PSAK 22: Kombinasi Bisnis tentang Definisi Bisnis yang diadopsi dari Amendemen
IFRS 3 Business Combinations: Definition of Business merupakan hasil dari joint project antara International
Accounting Standards Board (IASB) dan US Financial Accounting Standards Board (FASB). Amendemen ini
mengklarifikasi definisi bisnis dengan tujuan untuk membantu entitas dalam menentukan apakah suatu transaksi
seharusnya dicatat sebagai kombinasi bisnis atau akuisisi aset. Secara umum, Amendemen PSAK 22 tersebut:

 mengamendemen definisi bisnis;


 menambahkan pengujian konsentrasi opsional yang mengizinkan penilaian yang disederhanakan
apakah rangkaian aktivitas dan aset yang diakuisisi bukan merupakan suatu bisnis.
 mengklarifikasi unsur bisnis bahwa untuk dipertimbangkan sebagai suatu bisnis, suatu rangkaian
terintegrasi dari aktivitas dan aset yang diakuisi mencakup, minimum, input dan proses substantif yang
bersama-sama berkontribusi secara signifikan terhadap kemampuan untuk menghasilkan output;
 menambahkan pedoman dan contoh ilustratif untuk membantu entitas menilai apakah proses substantif
telah diakuisisi.

17
Dalam PSAK 25 tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. PSAK
25 ini merevisi PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan
Perubahan Kebijakan Akuntansi yang telah dikeluarkan pada 7 September 1994.

PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan pada tanggal 19 Desember 2013. Contoh yang disampaikan dalam PSAK 65 ini merupakan contoh-
contoh yang diadopsi dari IFRS 10 Consolidated Financial Statements. Penerapan contoh tersebut perlu
memperhatikan kesesuaian dengan praktik di Indonesia.

18
Daftar Pustaka
E. Baker, R., C. Lembke, V., & E. King, T. (2005). Advanced Financial Accounting 6th Edition. New York:
New York The McGraw-Hill,Inc.

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-7-psak-1-penyajian-laporan-keuangan

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-24-psak-25-kebijakan-akuntansi-
perubahan-estimasi-akuntansi-dan--kesalahan

http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-53-psak-65

http://www.iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-1165=pengesahan-amendemen-psak-22

19

Anda mungkin juga menyukai