Disusun oleh:
KELOMPOK 3
A. Proses Konsolidasi
Prosedur konsolidasi, termasuk penggunaan kertas kerja, dibuat untuk menggabungkan akun-akun
dari induk dan anak-anak perusahaan, sehingga tampak sebagai entitas tunggal. Titik awal pembuatan
laporan keuangan konsolidasian adalah pembukuan dari masing-masing entitas tersendiri. Karena
entitas konsolidasi tidak memiliki pembukuan, seluruh nilai yang tertera dalam laporan konsolidasi
aslinya terdapat di pembukuan induk perusahaan atau anak perusahaan atau kertas kerja konsolidasi.
Induk perusahaan dapat memiliki seluruh atau sebagian saham biasa anak perusahaan, tetapi
setidaknya syarat mayoritas kepemilikan diharuskan dalam penyajian laporan keuangan konsolidasian.
Karena sebagian besar anak perusahaan dimiliki seluruhnya oleh induk perusahaan. Prosedur
konsolidasi dasar yang diterapkan untuk Menyusun laporan posisi keuangan konsolidasian sesaat
setelah terbentuknya hubungan induk dan anak perusahaan, dan mengenalkan penggunaan kertas kerja
sederhana untuk bagian laporan posisi keuangan saja
2
Arus Kerja
3
Kepentingan Non-Pengendali
Pemegang saham yang memiliki lembar anak perusahaan yang tidak dimiliki oleh induk
perusahaan disebut kepentingan non-pengendali. Ketika anak perusahaan dimiliki kurang dari
kepemilikan penuh, pendekatan umum yang digunakan untuk konsolidasi sama dengan yang dibahas
sebelumnya. Akan tetapi, prosedur konsolidasi harus dimodifikasi sedikit untuk mengakui kepentingan
non-pengendali. Perhitungan laba bersih dan saldo laba konsolidasi pun harus memasukan kepentingan
non-pengendali.
5
Perlakuan Selisih Positif
Ada beberapa alasan mengapa harga beli saham perusahaan lebih tinggi dari nilai buku saham, yaitu
sebagai berikut:
1) Kesalahan dan penghilangan dari pembukuan anak perusahaan
Jika terdapat kesalahan atau penghilangan tersebut, harus dilakukan koreksi langsung di
pembukuan anak perusahaan pada tanggal akuissi. Koreksi ini diperlukan sebagai penyesuaian
periode sebelumnya sesuai dengan PSAK 25, “Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan”. Setelah pembukuan anak perusahaan dinyatakan sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum, maka tidak ada lagi bagian selisih yang disebabkan karena adanya
kesalahan atau penghilangan tersebut.
2) Selisih lebih nilai wajar diatas nilai buku dari aset bersih anak perusahaan yang dapat diidentifikasi
Dalam banyak kasus, nilai wajar suatu aktiva yang diakuisisi lebih tinggi dari nilai bukunya.
Akibatnya, harga beli lebih tinggi dari nilai buku saham yang diakuisisi. Prosedur konsolidasi
mewajibkan menyusu neraca konsolidasi harus berdasakan nilai wajar aktiva tersebut. Untuk
mencapai nilai wajar aktiva dapat digunakan dua cara, yaitu:
a) aktiva dan kewajiban direvaluasi langsung dari pembukuan anak perusahaan.
b) dasar akuntansi anak perusahaan dipertahankan dengan ketentuan revaluasi dilakukan tiap
periode.
Biasanya, perusahaan akan lebih condong untuk melakukan revaluasi aktiva dan kewajiban karena
asas praktisnya, dengan syarat didalam perusahaan tidak ada hak minoritas yang berpengruh
signifikan (karena dari sudut pandang minoritas anak perusahaan berkelanjutan dan dasar
akuntansi tidak boleh berubah). Namun, bila ada hak minoritas, maka diperlukan ayat jurnal yang
merevaluasi aktiva tersebut dan mengalokasikan dierensial dalam kertas kerja konsolidasi tiap kali
laporan keuangan konsolidasi disusun.
3) Keberadaan goodwill
Pada suatu kondisi perusahaan membeli saham diatas harga total nilai wajar aktiva anak
perusahaan yang dapat diidentifikasi, tambahan pembayaran tersebut biasanya diperlakukan
sebagai pembayaran atas kemampuan laba yang tinggi perusahaan yang diakuisisi, karena itu sisa
diferensial debet akan dialokasikan ke sebagai goodwill.
6
konsolidasi hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli pada harga yang
berbeda dengan nilai bukunya.
Selisih Lebih Nilai Wajar di Atas Nilai Buku dari Aset Bersih Anak Perusahaan yang dapat
Diidentifikasi
Nilai wajar aset suatu perusahaan merupakan faktor penting dalam penentuan harga beli
keseluruhan suatu perusahaan. Prosedur yang digunakan untuk menyusun laporan posisi keuangan
konsolidasian harus menghasilkan pelaporan semua aset dan liabilitas dari perusahaan yang diakuisisi
berdasarkan nilai wajar pada tanggal akuisisi. Penilaian ini dapat dicapai dengan salah satu dari dua
cara: (1) aset dan liabilitas anak perusahaan direvaluasi langsung pada pembukuan anak perusahaan
atau (2) dasar akuntansi dari anak perusahaan tetap dipertahankan dan revaluasi dilakukan tiap periode
dalam kertas kerja konsolidasian.
Revaluasi aset dan liabilitas pada pembukuan anak perusahaan umumnya merupakan cara
yang paling sederhana jika semua saham biasa anak perusahaan diakuisisi. Di lain pihak, umumnya
tidak sesuai untuk merevaluasi aset dan liabilitas pada pembukuan anak perusahaan jika terdapat
kepentingan non-pengendali yang signifikan dalam anak perusahaan. Dari sudut pandang kepentingan
7
non-pengendali, anak perusahaan adalah perusahaan yang berkelanjutan, dan dasar akuntansi tidak
boleh berubah. Revaluasi aset dan liabilitas anak perusahaan langsung pada pembukuan anak
perusahaan disebut push-down accounting, tapi pendekatan ini tidak diperkenankan dalam PSAK 65
(revisi 2013).
8
sepenuhnya, dan tidak mengalami transaksi antarperusahaan dan penurunan nilai goodwill , laba bersih
konsolidasi sama dengan laba bersih metode ekuitas induk perusahaan.
Perhitungan Laba Bersih Konsolidasi ada 2 cara, yaitu : pendekatan tambahan
(additive approach) dan pendekatan residual (residual approach). Pendekatan tambahan (additive
approach) adalah menambah bagian induk atas laba bersih anak perusahaan dengan laba induk dari
operasinya sendiri. Pendekatan residual (Residual approach) adalah mengurangi beban kepemilikan
non pengendali atas laba bersih anak perusahaan dari penjumlahan laba terpisah induk dengan laba
bersih anak perusahaan.
9
kepentigan non-pengendali (jika ada) atas saldo laba perusahaan tidak dimasukkan ke dalam saldo laba
konsolidasi.
Pendekatan residual
Rp. 100.000.000
Laba Bersih PT. Amanah Rp. 25.000.000
PT. Idaman Membeli 80 % saham PT. Amanah Pada 1 januari 20x1. Dan mencatat investasi
menggunakan metode ekuitas. Laba bersih dan deviden yang diperoleh dan diumumkan PT. Idaman
dan PT. Amanah selama dua tahun setelah akuisisi sebagai berikut:
PT Idaman PT Amanah
Saldo, 1 Januari 20X1 Rp. 400.000.000 Rp. 250.000.000
Laba bersih 20X1 120.000.000 25.000.000
Dividen yang diumumkan 20X1 (30.000.000) (10.000.000)
10
Format Kertas Kerja
Terdapat berbagai format kertas kerja yang digunakan dalam praktik untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasian. Satu format yang paling banyak digunakan adalah kertas kerja tiga bagian
(three-part workpaper), di mana tiap bagian berisi tiga laporen keuangan dasar, yaitu: laporan laba rugi,
laporan saldo laba, dan laporan posisi keuangan.
Bagian atas dari kertas kerja digunakan untuk penyusunan laporan laba rugi konsolidasian.
Semua akun laba rugi dengan saldo kredit diletakkan paling atas, dan akun dengan saldo debit
diletakkan setelahnya. Setelah kertas kerja bagian laba rugi diselesaikan, total untuk tiap kolom
dimasukkan pada bagian paling bawah dari bagian laporan laba rugi dalam kertas kerja. Bagian paling
bawah ini menunjukkan laba bersih induk perusahaan, laba bersih anak perusahaan, total eliminasi
debit dan kredit untuk bagian kertas kerja tersebut, dan laba bersih konsolidasi. Baris paling bawah
tersebut itulah yang nantinya dimasukkan dalam bagian laporan saldo laba dalam kertas kerja.
Bagian laporan saldo laba pada kertas kerja mempunyai format yang sama dengan laporan
saldo Jaba. Laba bersih dan total pos lainnya di bagian paling bawah pada laporan laba rugi, pada
kertas kerja diambil dari bagian atas. Kemudian, baris paling akhir dari bagian laporan saldo laba, pada
kertas kerja seluruhnya dicatat ke bawah pada bagian laporan posisi keuangan.
Bagian paling bawah dari kertas kerja mencerminkan angka laporan pasisi keuangan pada
akhir periode. Debit dan kredit dipisahkan dengan cara yang sama dengan kertas kerja konsolidasi yang
disajikan sebelumnya. Jumlah saldo laba yang muncul di bagian laporan posisi keuangan adalah angka
total yang dicatat dari baris paling bawah pada bagian laporan saldo laba.
Penghentian Konsolidasi
Induk perusahaan yang telah termasuk anak perusahan dalam laporan keuangan konsolidasi
sebelumnya harus mengabaikan induk perusahaan darikonsolidasi jika induk perusahaan tidak dapat
lagi dapat menjalankan kendaliatas anak perusahaan. Kendali akan hilang untuk sejumlah alasan.
11
Apabila perusahaan induk kehilangan kendali atas anak perusahaan dan tidak lagi memegang
kepentingan saham di anak perusahaan yang lama, maka perusahaan induk tersebut mengakui
keuntungan atau kerugian atas selisih antara hasil yang diterima dari kejadian yang mengakibatkan
kehilangan kendali. Apabila perusahaan induk kehilangan kendali, tetapi mempertahankankepentingan
saham non-pengendali pada anak perusahaan yang lama, perusahaan induk harus mengakui dalam
pendapatan keuntungan atau kerugian atas selisish pada tanggal kehilangan kendali antara :
Jumlah hasil yang diterima oleh perusahaan induk dengan nilai wajar kepentingan saham
yang tersisa pada anak perusahaan yang lama.
Melanjutkan jumlah total kepentingan induk perusahaan pada anak perusahaan.
E. Konsolidasian Sesaat Setelah Akuisisi – 100 Persen Kepemilikan Dibeli Pada Nilai Buku
Tiap laporan keuangan konsolidasian disusun seakan-akan diperoleh dari pembukuan tunggal
yang digunakan untuk mencatat keseluruhan entitas konsolidasi. Tentu saja sebenarnya tidak terdapat
pembukuan untuk entitas konsolidasi, dan sebagaimana penyusunan laporan posisi keuangan
konsolidasian, proses konsolidasi dimulai dengan data yang dicatat pada pembukuan masingmasing
perusahaan yang dikonsolidasi. Saldo akun yang diperoleh dari pembukuan masing-masing perusahaan
diletakkan dalam kertas kerja tiga bagian, lalu dibuat ayat jurnal untuk mengeliminasi pengaruh
kepemilikan dan transaksi antarperusahaan.
Informasi Terpilih atas PT Induk dan PT Anak pada tanggal 1 Januari 2011 & Tahun 2011 dan
2012
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
PT Induk PT Anak
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
12
Saldo Laba , 1 Januari 2011 300.000.000 100.000.000
2011:
2012 :
Laba Operasi terpisah PT Induk 160.000.000
Laba bersih PT Anak 75.000.000
Dividen 60.000.000 40.000.000
----------------------------------------------------------------------------------------------------------------
1 Januari 2011 PT Induk membeli , PT induk membeli semua saham biasa PT Anak pada nilai buku
yang mendasarinya sebesar Rp 300.000.000,- Pada saat itu PT Anak mempunyai saham biasa beredar
Rp 200.000.000,- dan saldo laba Rp 100.000.000,- PT induk mencatat investasinya menggunakan
metode ekuitas.
Ayat jurnal PT Induk sehubungan dengan pengumuman Laba dan pembagian dividen PT Anak :
(15) Kas 30.000.000
Investasi pada saham PT Anak 30.000.000
Mencatat dividen dari PT Anak
Figur 4-11
31 Desember 20X1, Kertas Kerja Metode Ekuitas untuk Laporan Konsolidasian, Tahun Awal
Kepemilikan : Akuisisi 100% pada Nilai Buku
Eliminasi
Akun PT. Induk PT. Anak Debit Kredit Konsolidasi
Penjualan 400.000 200.000 600.000
Laba dari PT Anak 50.000 (E.18) 50.000
Kredit 450.000 200.000 600.000
Beban Pokok Penjualan 170.000 115.000 285.000
Depresiasi & Amortisasi 50.000 20.000 70.000
Beban Lain-lain 40.000 15.000 65.000
Debit - 260.000 - 150.000 410.000
Laba Bersih, dicatat ke depan
(carry forward) 190.000 50.000 50.000 - 190.000
Saldo Laba 1 Januari 300.000 100.000 (E.19) 100.000 300.000
Laba bersih dari atas 140.000 50.000 190.000
490.000 150.000 490.000
Dividen di umumkan - 60.000 - 30.000 (E.18) 30.000 - 60.000
Saldo laba, 31 Des, dicatat ke
430.000 120.000 150.000 30.000 430.000
depan (terus berlanjut)
Kas 210.000 75.000 285.000
Piutang Usaha 75.000 50.000 125.000
Persediaan 100.000 75.000 285.000
Tanah 175.000 40.000 215.000
Bangunan & Peralatan 800.000 600.000 1.400.000
Investasi pada Saham PT Anak 320.000 (E.18) 20.000
(E.19) 300.000
Debit 1.680.000 840.000 2.200.000
Akumulasi Penyusutan 450.000 320.000 770.000
Utang Usaha 100.000 100.000 200.000
Utang Obligasi 200.000 100.000 300.000
Modal Saham Biasa 500.000 200.000 (E.19) 200.000 500.000
Saldo Laba, dari atas 430.000 120.000 150.000 30.000 430.000
Kredit 1.680.000 840.000 350.000 350.000 2.200.000
F. Konsilidasi Setelah Akuisisi – Kepemilikan 100% dan Diakuisisi Lebih Besar Dari Nilai Buku
Besar
Dalam banyak kasus, investasi pada perusahaan lain dibeli pada nilai yang melebihi nilai buku
saham yang diakuisisi. Selisih lebih harga beli dibanding nilai buku aset bersih teridentifikasi yang
dibeli harus dialokasikan ke aset dan liabilitas yang dibeli, termasuk goodwill yang dibeli. Revaluasi
harus dibuat di kertas kerja konsolidasi setiap penyusunan laporan keuangan konsolidasi. Sebagai
14
tambahan, jika revaluasi terkait dengan aset atau liabilitas yang harus disusutkan, diamortisasi, atau
selain yang dihapusbubukan, ayat jurnal eliminasi yang tepat harus dibuat di kertas kerja konsolidasi
untuk mengurangi laba bersih konsolidasi.
Ketika perusahaan investor memperhitungkan investasi dengan menggunakan metode ekuitas,
perusahaan tersebut mencatat jumlah selisih kadaluarsa selama periode tersebut sejalan dengan
pengurangan laba yang diakui dari investee. Dalam konsolidasi, selisih pembelian dibebankan ke saldo
aset dan liabilitas yang sesuai, dan laba konsolidasi disesuaikan dengan jumlah yang kadaluwarsa
selama periode tersebut dengan membebankannya ke pos-pos beban terkait (misalnya, beban
penyusutan).
15
1. Mengeliminasi akun investasi induk perusahaan dan saldo ekuitas pemegang saham anak
perusahaan
2. Menegliminasi pendapatan dari perusahaan anak yang diakui induk perusahaan selama periode
tersebut dan dividen yang diumumkan anak perusahaan
3. Mengalokasi selisih ke aset dan liabilitas tertentu
4. Mengamortisasi atau menghapuskan sebagian dari selisih, jika ada
5. Menngeliminasi piutang dana utang perusahaan
Laba bersih konoslidasi untuk induk dan anak perusahaan yang dimiliki seluruhnya secara
sederhana dihitung sebagai total laba induk perusahaan dari operasi terpisah dan bagian proposional
induk perusahaan atas laba bersih anak perusahaan, disesuaikan dengan penghapusbukuan selisih, jika
ada. Dalam kondisi ini, saldo laba konsolidasi dihitung sebagai total saldo laba induk perusahaan, tidak
termasuk pendapatan dari anak perusahaan, ditambah bagian proposional induk perusahaan atas laba
bersih kumulatif anak perusahaan sejak akuisisi.
16
PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN
Dalam PSAK 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, dalam pernyataan ini mengatur persyaratan
penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan keuangan. Entitas
menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan bertujuan umum sesuai dengan
SAK. Pernyataan ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.
(b) laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode;
(e) catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi
penjelasan lain;
(ea) informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya sebagaimana ditentukan dalam paragraf 38
dan 38A; dan
(f) laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan
akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas
mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya sesuai dengan paragraf 40A-40D.
Pada 31 Juli 2019 Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK IAI) telah
mengesahkan Amendemen PSAK 22: Kombinasi Bisnis tentang Definisi Bisnis;
Amendemen PSAK 22: Kombinasi Bisnis tentang Definisi Bisnis yang diadopsi dari Amendemen
IFRS 3 Business Combinations: Definition of Business merupakan hasil dari joint project antara International
Accounting Standards Board (IASB) dan US Financial Accounting Standards Board (FASB). Amendemen ini
mengklarifikasi definisi bisnis dengan tujuan untuk membantu entitas dalam menentukan apakah suatu transaksi
seharusnya dicatat sebagai kombinasi bisnis atau akuisisi aset. Secara umum, Amendemen PSAK 22 tersebut:
17
Dalam PSAK 25 tentang Kebijakan Akuntansi, Perubahan Estimasi Akuntansi, dan Kesalahan. PSAK
25 ini merevisi PSAK 25 tentang Laba atau Rugi Bersih untuk Periode Berjalan, Kesalahan Mendasar, dan
Perubahan Kebijakan Akuntansi yang telah dikeluarkan pada 7 September 1994.
PSAK 65 tentang Laporan Keuangan Konsolidasian telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi
Keuangan pada tanggal 19 Desember 2013. Contoh yang disampaikan dalam PSAK 65 ini merupakan contoh-
contoh yang diadopsi dari IFRS 10 Consolidated Financial Statements. Penerapan contoh tersebut perlu
memperhatikan kesesuaian dengan praktik di Indonesia.
18
Daftar Pustaka
E. Baker, R., C. Lembke, V., & E. King, T. (2005). Advanced Financial Accounting 6th Edition. New York:
New York The McGraw-Hill,Inc.
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-7-psak-1-penyajian-laporan-keuangan
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-24-psak-25-kebijakan-akuntansi-
perubahan-estimasi-akuntansi-dan--kesalahan
http://iaiglobal.or.id/v03/standar-akuntansi-keuangan/pernyataan-sak-53-psak-65
http://www.iaiglobal.or.id/v03/berita-kegiatan/detailberita-1165=pengesahan-amendemen-psak-22
19