Anda di halaman 1dari 10

Akuntansi Keuangan Lanjutan

Konsolidasi pada Anak Perusahaan yang Dimiliki Penuh

OLEH :

KELOMPOK 5

NAMA

I PUTU AGUS KRISNA WIDIADNYANA 1807311013

NI PUTU LIA ARTASARI 1807311002

PUTU AYU MANIK KARINA SANI 1807311011

JOSEPHA RENANTI LALUS 1807311017

PROGRAM DIPLOMA III

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
PEMBAHASAN

Laporan keuangan konsolidasian dan laporan keuangan yang tidak dikonsolidasi disusun
dengan menggunakan prinsip akuntansi berlaku umum yang sama. Aspek unik dari laporan
keuangan konsolidasi adalah laporan keuangan tersebut menyajikan hasil operasi dan posisi
keuangan dari dua atau lebih entitas legal yang terpisah menjadi satu laporan keuangan untuk
entitas ekonomi secara keseluruhan.untuk mencapai hal tersebut, proses konsolidasi
memerlukan prosedur untuk mengeliminasi semua transaksi kepemilikan antar perusahaan
dan transaksi antar perusahaan.

PROSEDUR KONSOLIDASI

Prosedur konsolidasi termasuk penggunaan kertas kerja,dibuat untuk menggabungkan akun-


akun dari induk dan anak-anak perusahaan sehingga tampak sebagai entitas tunggal. Titik
awal persiapan pembuatan laporan keuangan konsolidasi adalah pembukuan dari masing-
masing entitas tersendiri. Karena entitas konsolidasi tidak memiliki pembukuan, seluruh nilai
yang tertera dalam laporan konsolidasi aslinya terdapat di pembukuan induk perusahaan atau
anak perusahaan atau kertas kerja konsolidasi.

KERTAS KERJA KONSOLIDASI

Kertas kerja konsolidasi (consolidation workpaper) merupakan mekanisme yang efisien


untuk menggabungkan akun-akun dari perusahaan yang terpisah yang akan dikonsolidasi dan
untuk menyesuaikan saldo gabungan menjadi angka yang akan dilaporkan seakan-akan
semua perusahaan yang dikonsolidasi adalah perusahaan tunggal. induk perusahaan dan
anak-anak perusahaannya sebagai entitas legal dan akuntansi terpisah, masing-masing
mempunyai pembukuan terpisah. Laporan keuangan konsolidasi disusun setelah semua
penyesuaian dan eliminasi dari saldo yang terdapat dalam kertas kerja konsolidasi.

Format Kertas Kerja

Nama-nama akun dari perusahaan yang dikonsolidasi disajikan di kolom pertama dari kertas
kerja. Saldo akun dari pembukuan atau neraca saldo dari masing-masing perusahaan disajikan
di kolom berikutnya dengan kolom terpisah untuk tiap perusahaan yang dikonsolidasi. Ayat
jurnal yang dibuat dalam kolom dengan nama Ayat Jurnal Eliminasi untuk menyesuaikan
atau mengeliminasi saldo. Saldo dalam kolom terakhir di dapat dengan menjumlahkan
mendatar semua nagka yang ada untuk masing-masing akun. Saldo ini merupakan angka
yang akan muncul dalam laporan keuangan konsolidasi.

Karakterisktik Ayat Jurnal Eliminasi

Ayat Jurnal Eliminasi (eliminating entries) digunakan dalam kertas kerja konsolidasi untuk
menyesuaikan total saldo akun dari perusahaan-perusahaan yang dikonsolidasi yang terpisah
untuk mencerminkan angka yang akan muncul jika semua perusahaan yang secara legal
terpisah tersebut merupakan perusahaan tunggal. Ayat jurnal eliminasi hanya muncul di
kertas kerja konsolidasi dan tidak memengaruhi pembukuan perusahaan-perusahaan terpisah
tersebut.

PENYUSUNAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN SESAAT


SETELAH AKUISISI KEPEMILIKAN PENUH

Kondisi konsolidasi yang paling sederhana terjadi jika laporan keuangan dari perusahaan-
perusahaan yang berelasi dikonsolidasi sesaat setelah timbulnya hubungan induk perusahaan
anak perusahaan.

Hal 134

Ayat Jurnal Eliminasi Investasi

Satu-satunya ayat jurnal eliminasi dalam kertas kerja adalah ayat jurnal yang diperlukan
untuk mengeliminasi akun Investasi pada Saham dan akun ekuitas pemegang saham anak
perusahaan. Ayat jurnal tersebut dibuat dalam kertas kerja konsolidasi bukan dalam
pembukuan perusahaan dan anak perusahaan. Akun investasi harus dieliminasi karena sudut
pandang entitas tunggal, suatu perusahaan tidak dapat memiliki investasi dalam dirinya
sendiri. Saham anak perusahaan dan akun ekuitas pemegang saham terkait harus dieliminasi
karena saham anak perusahaan dimiliki semuanya di dalam entitas konsolidasi dan tidak ada
klaim pihak luar.

Harga saham suatu perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor termasuk nilai aset bersih,
kemampuan laba perusahaan, dan kondisi pasar secara umum. Pada saat suatu perusahaan
membeli perusahaan lain tidak ada alasan untuk mengharapkan harga beli akan sama dengan
nilai buku saham yang diakuisisi. Proses yang digunakan untuk menyusun laporan posisi
keuangan konsolidasian hanya sedikit lebih sulit pada saat 100% saham perusahaan dibeli
pada harga yang berbeda dengan nilai bukunya.

Perlakuan Selisih Positif

Ada beberapa alasan mengapa harga beli saham suatu perusahaan lebih tinggi dari nilai buku
saham tersebut yaitu sebagai berikut:

1. Kesalahan atas penghilangan dari pembukuan anak perusahaan


2. Selisih lebih nilai wajar di atas nilai buku dari aset bersih anak perusahaan yang dapat
diidentifikasi
3. Keberadaan goodwill

Kesalahan dan Penghilangan dari Pembukuan Anak Perusahaan

Pemeriksaan atas pembukuan perusahaan yang diakuisisi dapat mengungkapkan adanya


kesalahan yang substansial. Jika terdapat atau penghilangan harus dilakukan koreksi langsung
di pembukuan anak perusahaan pada tanggal akuisisi. Koreksi ini diperlukan penyesuaian
periode sebelumnya sesuai dengan PSAK 25, “Kebijakan Akuntansi, Perusahaan Estimasi
Akuntansi, dan Kesalahan”. Setelah pembukuan anak perusahaan dinyatakan sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum, maka tidak ada lagi selisih yang disebabkan karena
adanya kesalahan atau penghilangan tersebut.

Selisih Lebih Nilai Wajar di Atas Nilai Buku sari Aset Bersih Anak Perusahaan yang Dapat
Diidentifikasi

Nilai wajar aset suatu perusahaan merupakan faktor penting dalam penentuan harga beli
keseluruhan suatu perusahaan. Prosedur yang digunakan untuk menyusun laporan posisi
keuangan konsolidasian harus menghasilkan pelaporan semua aset dan liabilitas dari
perusahaan yang diakuisisi berdasarkan nilai wajar pada tanggal akuisisi. Penilaian ini dapat
dicapai dengan salah satu dari dua cara: (1) Aset dan liabilitas anak perusahaan direvaluasi
langsung pada pembukuan anak perusahaan atau (2) dasar akuntansi dari anak perusahaan
tetap dipertahankan dan revaluasi dilakukan tiap periode dalam kertas kerja konsolidasi.
Revaluasi aset dan liabilitas anak perusahaan langsung pada pembukuan anak perusahaan
disebut push-down accounting, tapi pendekatan ini tidak diperkenankan dalam PSAK 65
(revisi 2013).

Keberadaan Goodwill

Pada saat suatu perusahaan membeli anak perusahaan pada harga di atas total nilai wajar aset
bersih anak perusahaan yang dapat diidentifikasi, tambahan pembayaran tersebut biasanya
dilakukan sebagai pembayaran untuk kemampuan laba lebih tinggi (excess earning power)
perusahaan yang diakuisisi, yang disebut goodwill. Oleh karena itu, setelah aset anak
perusahaan yang dapat diidentifikasi telah dinyatakan pada nilai wajar, sisa selisih debit akan
dialokasikan sebagai goodwill.

Akuisisi Kepemilikan Penuh di Bawah Nilai Wajar Aset Bersih

Terdapat banyak kasus di mana perusahaan membeli saham biasa yang diperdagangkan di
pasar modal pada harga lebih rendah dari nilai wajar asetnya. Sering kali, perusahaan-
perusahaan tersebut dijadikan target utama Akuisisi. Harga akuisisi dari perusahaan
mengakuisisi mungkin kurang dari nilai wajar dari aset bersih karena beberapa aset atau
liabilitas pengakuisisi mungkin terspesifikasi secara salah atau karena transaksi
merefleksikan penjualan yang terdesak di mana penjual butuh untuk menjual secara cepat
dan tidak dapat memenuhi pasar dengan penjualan.

Jika aset atau liabilitas yang diperoleh dalam kombinasi bisnis dispesifikasikan secara salah,
kesalahan harus diperbaiki dan nilai aset serta liabilitas dinilai pada nilai wajarnya. Begitu hal
ini selesai, jika nilai wajar dari konsiderasi yang diberikan tetap lebih kecil dibanding nilai
wajar dari aset bersih yang diperoleh, pertumbuhan yang disebabkan oleh pengakuisisi diakui
sebagai perbedaan.

PENYUSUNAN LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN SESAAT


SETELAH AKUISISI KEPEMILIKAN

Selain laporan posisi keuangan konsolidasian, juga diperlukan gambaran komprehensif


tentang aktivitas entitas konsolidasi setelah akuisisi. Sementara itu, di bagian berikutnya akan
menjelaskan prosedur yang digunakan untuk menyusun laporan posisi keuangan
konsolidasian, laporan laba rugi konsolidasian, dan laporan perubahan saldo laba
konsolidasian setelah tanggal akuisisi.

Pendekatan yang diterapkan untuk menyiapkan satu set lengkap laporan keuangan
konsolidasian setelah kombinasi bisnis sama dengan yang digunakan dalam menyiapkan
laporan posisi keuangan konsolidasian sesaat setelah tanggal kombinasi bisnis. Namun, selain
aset dan liabilitas, ditambahkan juga penggabungan untuk pendapatan dan beban dari
perusahaan-perusahaan konsolidasi. Dalam proses penggabungan, eliminasi harus dibuat
kertas kerja konsolidasi, sehingga laporan keuangan konsolidasian akan menyajikan seolah-
olah merupakan laporan keuangan perusahaan tunggal. Karena konsolidasi setelah akuisisi
anak perusahaan melibatkan perusahaan-perusahaan sejalan dengan berjalannya waktu, hasil
dari laporan keuangan sangat bergantung pada penerapan konsep laba bersih konsolidasi dan
saldo laba konsolidasi.

Laba Bersih Konsolidasi

Semua pendapatan dan beban dari masing-masing perusahaan yang dikonsolidasi yang timbul
dari transaksi dengan perusahaan non-afiliasi akan dimasukkan dalam laporan laba rugi
konsolidasi. Laba bersih konsolidasi mencakup 100 persen pendapatan dan beban terlepas
dari persentase kpemilikan induk perusahaan. Dalam ketiadaan transaksi dalam perusahaan
konsolidasi, laba bersih konsolidasi sama dengan pendapatan induk perusahaan dari operasi
pribadi, tidak termasuk investasi yang datang dari anak perusahaan konsolidasian, ditambah
pendapatan bersih dari setiap anak perusahaan konsolidasian yang disesuaikan dengan selisih
yang dihapus.

Ketika anak perusahaan dimiliki seluruhnya oleh induk perusahaan, semua laba induk
perusahaan dan anak perusahaannya menjadi hak pemegang saham induk perusahaan. Jika
satu atau lebih anak perusahaan konsolidasi tidak dimiliki sepenuhnya, porsi dari laba bersih
konsolidasi diakui oleh kepentingan non pengendali. Dalam kasus ini, pendapatan yang
diakibatkan dari kepentingan nonpengendali dikurangi dari laba bersih konsolidasi pada
bagian awal laporan laba rugi hingga kemudian muncul laba bersih konsolidasi yang
disebabkan kepentingan pengendali.

Saldo Laba Konsolidasi

Saldo laba konsolidasi adalah bagian dari laba yang tidak didistribusikan oleh perusahaan
yang dikonsolidasi yang dimiliki oleh pemegang saham induk perusahaan. Saldo laba
konsolidasi pada akhir periode sama dengan saldo laba konsolidasian awal ditambah laba
bersih konsolidasi yang disebabkan oleh kepentingan nonpengendali, dikurangi dividen yang
diumumkan oleh induk perusahaan.

Menghitung Saldo Laba Konsolidasi

Saldo laba konsolidasi dihitung dengan menambahkan secara bersama-sama saldo laba induk
perusahaan dari hasil operasinya sendiri (tidak termasuk laba dari anak-anak perusahaan yang
diakui induk) dan bagian induk perusahaan atas laba bersih tiap anak perusahaan sejak
tanggal akuisisi disesuaikan dengan penghapusbukuan selisih dan penurunan nilai goodwill.
Pendekatan yang sama digunakan dalam menghitung saldo laba induk perusahaan ketika
induk perusahaan menggunakan metode ekuitas untuk mencatat investasi anak perusahaan
yang dikonsolidasi dalam pembukuannya. Ketika tidak ada laba belum terealisasi dari
transaksi antarperusahaan dan penurunan nilai goodwill, nilai saldo laba konsolidasi dan
saldo laba induk perusahaan yang menggunakan metode ekuitas umumnya sama.

Format Kertas Kerja

Terdapat berbagai format kertas kerja yang yang digunakan dalam praktik untuk menyusun
laporan keuangan keuangan konsolidasian. Satu format yang paling banyak digunakan adalah
kertas kerja tiga bagian, di mana tiap bagian berisi tiga laporan keuangan dasar, yaitu: laporan
laba rugi, laporan saldo laba, dan laporan posisi keuangan.

KONSOLIDASI SESAAT SETELAH AKUISISI-100 PERSEN KEPEMILIKAN


DIBELI PADA NILAI BUKU

Tiap laporan keuangan konsolidasian disusun seakan-akan diperoleh dari pembukuan tunggal
yang digunakan untuk mencatat keseluruhan entitas konsolidasi. Tentu saja sebenarnya tidak
terdapat pembukuan untuk entitas konsolidasi, dan sebagaimana penyusunan laporan posisi
keuangan konsolidasian, proses konsolidasi dimulai dengan data yang dicatat pada
pembukuan masing-masing perusahaan yang dikonsolidasi. Saldo akun yang diperoleh dari
pembukuan masing-masing perusahaan diletakkan dalam kertas kerja tiga bagian, lalu dibuat
ayat jurnal untuk mengeliminasi pengaruh kepemilikan dan transaksi antarperusahaan.

Tahun Pertama, Tahun Kedua dan Tahun - tahun Sesudahnya

Prosedur konsolidasi pada akhir tahun kedua, dan periode setelahnya, pada dasarnya sama
dengan prosedur yang digunakan pada akhir tahun pertama. Data neraca percobaan yang
disesuaikan dari masing – masing perusahaan digunakan sebagai titik awal tiap kali
penyusunan laporan keuangan konsolidasi karena tidak ada pembukuan terpisah untuk entitas
konsolidasi. Perlu dilakukan pengecekan di tiap periode setelah akuisisi untuk memastikan
bahwa saldo awal dalam laporan saldo laba konsolidasi dalam kertas kerja sama dengan saldo
yang dilaporkan pada akhir periode sebelumnya. Semua ayat jurnal eliminasi dan kertas kerja
serupa dengan yang ditunjukkan pada tahun pertama kepemilikan.

KONSOLIDASI SETELAH AKUISISI – KEPEMILIKAN 100% DAN DIBELI LEBIH


BESAR DARI NILAI BUKU

Investasi pada perusahaan lain dibeli pada nilai yang melebihi nilai buku saham yang
diperoleh. Selisih lebih harga beli disbanding nilai buku aset neto teridentifikasi yang dibeli
harus dialokasikan ke aset dan kewajiban yang dibeli, termasuk goodwill yang dibeli.
Revaluasi harus dibuat di kertas kerja konsolidasi setiap penyusunan laporan keuangan
konsolidasi. Jika revaluasi terkait dengan aset atau kewajiban yang harus disusutkan,
diamortisasi, atau selain yang dihapusbukukan, ayat jurnal eliminasi yang tepat harus dibuat
di kertas kerja konsolidasi untuk mengurangi laba neto konsolidasi.
UTANG DAN PIUTANG ANTAR PERUSAHAAN

Seluruh bentuk utang dan piutang antarperusahaan perlu dieliminasi ketika menyiapkan
laporan keuangan konsolidasi. Dari sudut pandang entitas tunggal, suatu perusahaan tidak
dapat berutang pada dirinya sendiri. Jika suatu perusahaan berutang kepada afiliasi Rp.
1.000.000, perusahaan yang satu mencatat piutang sebesar Rp. 1.000.000 di pembukuan yang
terpisah, dan yang lainnya memiliki utang dengan nilai sama. Ketika ayat jurnal konsolidasi
disiapkan, ayat jurnal eliminasi sebagai berikut :

Utang dagang 1.000.000

Piutang dagang 1.000.000

(menghapus utang piutang antar perusahaan)

Jika ayat jurnal eliminasi tidak dibuat, kedua aset dan kewajiban kelebihan dicatat dengan
jumlah yang sama. Jika terdapat bunga utang/piutang antarperusahaan, seluruh akun yang
terkait dengan klaim antarperusahaan harus dieliminasi dalam menyiapkan laporan keuangan
konsolidasi. Jika seluruh klaim tidak dihapus, maka akan menimbulkan distorsi dalam saldo
konsolidasi.

KASUS L 4-8

PT. Simon membeli 100% saham biasa PT. Farina pada tanggal 31 Desember 20X2, seharga
Rp. 189.000.000. Data dari neraca kedua perusahaan pada tanggal akuisisi sebagai berikut.

Pos PT Simon PT Farina


Kas Rp 26.000.000 Rp 18.000.000
Piutang Usaha 87.000.000 37.000.000
Persediaan 110.000.000 60.000.000
Bangunan dan Peralatan (neto) 220.000.000 150.000.000
Investasi pada saham PT Farina 189.000.000
Total Aset Rp 632.000.000 Rp 265.000.000

Utang Usaha Rp 92.000.000 Rp 35.000.000


Wesel Bayar 150.000.000 80.000.000
Saham Biasa 100.000.000 60.000.000
Saldo Laba 290.000.000 90.000.000
Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham Rp 632.000.000 Rp 265.000.000
Pada tanggal penggabungan usaha nilai buku dari aset dan kewajiban PT. Farina mendekati nilai
wajarnya, kecuali untuk persediaan yang mempunyai nilai wajar Rp. 84.000.000 serta bangunan dan
peralatan (neto) yang mempunyai nilai wajar Rp.165.000.000

DIMINTA

a) Buatlah ayat jurnal eliminasi yang diperlukan untuk penyusunan neraca konsolidasi sesaat
setelah penggabungan usaha.
b) Buatlah kertas kerja neraca konsolidasi.

JAWAB

Biaya perolehan investasi 189.000.000

Nilai buku

Saham Biasa – PT Farina 60.000.000

Saldo Laba – PT Farina 90.000.000

150.000.000

Bagian PT Simon X   100% (150.000.000)

Perbedaan antara nilai buku dengan harga perolehan   39.000.000

PT Simon mencatat akuisisi saham tersebut dengan ayat jurnal sebagai berikut :

Investasi pada saham PT Farina            189.000.000


            Kas                                                                     189.000.000
(mencatat pembelian saham)

Ayat jurnal untuk mengeliminasi akun investasi PT Simon dan akun ekuitas pemegang saham PT
Farina sebagai berikut :

Saham biasa – PT Farina                        60.000.000


Saldo laba – PT Farina                          90.000.000
Diferensial                                             39.000.000
          Investasi pd Saham PT Farina                           189.000.000

Menghitung perbedaan nilai buku dan nilai wajar yang dimiliki oleh PT Farina :

PT Farina
Nilai Buku Nilai Wajar Selisih

Persediaan 60.000.000 84.000.000 24.000.000

PT Farina

Nilai Buku Nilai Wajar Selisih

Bangunan dan peralatan 150.000.000 165.000.000 15.000.000

Ayat jurnal untuk mengalokasikan diferensial terhadap persediaan pada nilai wajar :

Persediaan 24.000.000
Goodwill                                    15.000.000
         Diferensial                                              39.000.000

Ayat jurnal untuk mengalokasikan diferensial terhadap bangunan dan peralatan pada nilai wajar :

Bangunan dan peralatan            15.000.000


Goodwill                                    24.000.000
         Diferensial                                              39.000.000

Kertas Kerja Konsolidasi

Eliminasi
POS PT Simon PT Farina Konsolidasi
Debet Kredit
Kas 26,000,000 18,000,000 44,000,000
Piutang Usaha 87,000,000 37,000,000 124,000,000
Persediaan 110,000,000 60,000,000 24,000,000 194,000,000
Bangunan dan Peralatan (neto) 220,000,000 150,000,000 15,000,000 385,000,000
Goodwill 39,000,000 39,000,000
Investasi pada saham PT Farina 189,000,000 189,000,000 -
Diferensial 39,000,000 78,000,000 (39,000,000)
Total Aset 632,000,000 265,000,000 747,000,000

Utang Usaha 92,000,000 35,000,000 127,000,000


Wesel Bayar 150,000,000 80,000,000 230,000,000
Saham Biasa 100,000,000 60,000,000 60,000,000 100,000,000
Saldo Laba 290,000,000 90,000,000 90,000,000 290,000,000
Total Kewajiban dan Ekuitas Pemegang Saham 632,000,000 265,000,000 267,000,000 267,000,000 747,000,000

DAFTAR PUSTAKA
Richard E. Baker. 2013. Akuntansi Keuangan Lanjutan.Buku 2. Edisi 2. Jakarta: Salemba
Empat

Anda mungkin juga menyukai