Anda di halaman 1dari 39

MENGISI DAN MENYAMPAIKAN SPT

KEWAJIBAN

bagi setiap WAJIB PAJAK yang


sudah mendaftarkan diri
Pengertian SPT

Surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan


penghitungan dan/atau pembayaran pajak, objek pajak dan/atau bukan
objek pajak, dan/ atau harta dan kewajiban sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan.

PPh

SPT Masa PPN (1111 dan 1111 DM)

PPN (1107 PUT)


SPT

PPh Badan (1771, 1771$)


SPT Tahunan
PPh OP (1770, 1770S, 1770SS)

*Berdasarkan Pasal 1 UUKUP

2
JENIS SPT
SPT MASA
PPh Pasal 21 dan Pasal 26
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23 dan Pasal 26
PPh Pasal 25
PPh Pasal 4 ayat 2
PPh Pasal 15
PPN (Form 1111 dan 1111DM)
PPN bagi Pemungut (Form 1107 PUT)

SPT TAHUNAN
SPT Tahunan PPh WP Badan (SPT 1771
dan SPT 1771$)
SPT Tahunan PPh WP Orang Pribadi
(SPT 1770, 1770S dan 1770SS)
SPT Tahunan Pembetulan
dalam Bahasa Indonesia

BENAR
Huruf latin

Angka Arab

LENGKAP Satuan mata uang Rp

Pengisian
ditandatangani
SPT

JELAS disampaikan ke DJP


Penandatangan SPT
Biasa
Wajib Pajak
Stempel
WP Badan oleh
Pihak yang pengurus atau Elektronik/digital
menandatangani direksi
SPT

Kuasa
Wajib Pajak
Dalam hal Wajib Pajak menunjuk seorang kuasa, surat kuasa khusus harus
dilampirkan pada SPT

harus memenuhi syarat :


- memiliki NPWP;
- telah menyampaikan SPT Tahunan PPh Tahun Pajak terakhir;
- menguasai ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan; dan
- memiliki Surat Kuasa Khusus dari WP yang memberi kuasa
10
*Berdasarkan Pasal 4 UUKUP
Batas Penyampaian SPT PMK 243/PMK.03/2014 stdd PMK 9/2018

BATAS WAKTU
*) PPN  akhir
20 hari *) bulan
SPT Masa setelah akhir Masa berikutnya
Pajak

3 bulan
SPT Tahunan PPh OP setelah akhir
Tahun Pajak

4 bulan
SPT Tahunan PPh Badan setelah akhir
Tahun Pajak

Perpanjangan (maksimal 2 bulan)


dengan pemberitahuan *Berdasarkan Ps 3 UU KUP &
Ps. 15A (2) UU PPN

Dalam hal bertepatan dengan hari libur, pelaporan dapat


dilakukan pada hari kerja berikutnya
Sanksi Denda Tidak Menyampaikan SPT

SANKSI
PPN Rp 500 Ribu
SPT Masa
Lainnya

SPT Tahunan PPh OP Rp 100 Ribu

SPT Tahunan PPh Badan Rp 1 Juta

*Berdasarkan Pasal 7 UU KUP

15
YANG TIDAK DIKENAI SANKSI ADMINISTRASI BERUPA
DENDA KARENA TIDAK MEMENUHI KEWAJIBAN
PENYAMPAIAN SPT (Pasal 7 ayat 2 UU KUP)

a. Wajib Pajak orang pribadi yang telah meninggal dunia;


b. Wajib Pajak orang pribadi yang sudah tidak melakukan
kegiatan usaha atau pekerjaan bebas;
c. Wajib Pajak orang pribadi yang berstatus sebagai warga
negara asing yang tidak tinggal lagi di Indonesia;
d. Bentuk Usaha Tetap yang tidak melakukan kegiatan lagi di
Indonesia;
e. Wajib Pajak badan yang tidak melakukan kegiatan usaha lagi
tetapi belum dibubarkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;
f. Bendahara yang tidak melakukan pembayaran lagi;
g. Wajib Pajak yang terkena bencana, yang ketentuannya diatur
dengan Peraturan Menteri Keuangan; atau
h. Wajib Pajak lain yang diatur dengan atau berdasarkan
Peraturan Menteri Keuangan.
SPT Dianggap Tidak Disampaikan

SPT tidak ditandatangani

SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau


dokumen yg disyaratkan

SPT LB disampaikan setelah 3 tahun sesudah berakhirnya Masa


Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan WP telah ditegur
secara tertulis

SPT disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan atau diterbitkan skp

SPT yang dianggap tidak disampaikan tersebut dianggap sebagai data perpajakan

Ps 3 ayat (7) KUP


SPT Dianggap Tidak Disampaikan

SPT tidak ditandatangani

SPT tidak sepenuhnya dilampiri keterangan dan/atau


dokumen yg disyaratkan

SPT LB disampaikan setelah 3 tahun sesudah berakhirnya Masa


Pajak, bagian Tahun Pajak atau Tahun Pajak, dan WP telah ditegur
secara tertulis

SPT disampaikan setelah dilakukan pemeriksaan, pemeriksaan bukti


permulaan secara terbuka atau diterbitkan skp

SPT yang dianggap tidak disampaikan tersebut dianggap sebagai data perpajakan

Ps 3 ayat (7) KUP


Pasal 19 PMK 243/2014 stdd PMK 9/2018
Bagaimana menyikapi perbedaan ketentuan terkait
SPT DIANGGAP TIDAK DISAMPAIKAN?

Silakan diskusikan....
Penggunaan asas-asas hukum bisa dilakukan...
Lampiran dalam SPT

• Laporan Keuangan terkait


• Surat Setoran Pajak
• Surat kuasa khusus
• Ikhtisar TP Doc sesuai Peraturan Menteri Keuangan
nomor 213/PMK.03/2016.
• Laporan penghitungan besarnya Perbandingan
Antara Utang dan Modal sesuai Peraturan Menteri
Keuangan nomor 169/PMK.010/2015
• Laporan Utang Swasta Luar Negeri sesuai Peraturan
Direktur Jenderal Pajak nomor PER-25/PJ/2017.
Yang Dikecualikan dari Kewajiban
Penyampaian SPT

WP PPh TERTENTU

WP OP yang dalam satu Tahun


Pajak menerima/ memperoleh SPT Tahunan PPh WP OP
penghasilan neto < PTKP

SPT Masa PPh Pasal 25


WP OP yang tidak menjalankan
kegiatan usaha atau tidak
melakukan pekerjaan bebas

PMK 243/PMK.03/2014 stdd PMK 9/2018


WP DENGAN KRITERIA TERTENTU DAPAT MELAPORKAN
BEBERAPA MASA PAJAK DALAM 1 SPT MASA

1. Wajib Pajak Usaha Kecil:


a. Wajib Pajak Orang Pribadi yg menjalankan kegiatan usaha/ melakukan pekerjaan
bebas:
o WP Orang Pribadi dalam negeri; dan
o menerima/ memperoleh penghasilan dalam tahun pajak sebelumnya
tidak lebih dari Rp600 juta
b. Wajib Pajak Badan:
o modal WP 100% dimiliki oleh WNI; dan
o menerima/ memperoleh penghasilan dalam tahun pajak sebelumnya
tidak lebih dari Rp900 juta

2. Wajib Pajak di daerah tertentu: tempat tinggal, tempat kedudukan, atau tempat
kegiatan usahanya berlokasi di daerah tertentu yg ditetapkan oleh Dirjen Pajak

PMK 182/PMK.03/2007
PERSYARATAN PELAPORAN BEBERAPA MASA PAJAK
DALAM 1 SPT MASA

a. menyampaikan SPT Masa PPh Pasal 25 untuk beberapa


Masa Pajak sekaligus
syarat: pembayaran seluruh pajak yang wajib dilunasi
menurut SPT Masa tsb dilakukan sekaligus paling
lama dalam Masa Pajak yang terakhir; dan/atau

b. menyampaikan SPT Masa selain huruf a untuk beberapa


Masa Pajak sekaligus
syarat: pembayaran untuk masing-masing Masa Pajak
dilakukan sesuai batas waktu untuk Masa Pajak
yang bersangkutan

Pasal 3 ayat (3a) UU KUP


MEKANISME PELAPORAN BEBERAPA MASA PAJAK
DALAM 1 SPT MASA

 Pemberitahuan secara tertulis  Dilakukan penelitian atas


 Paling lambat 2 bln sebelum pemenuhan kriterianya
dimulainya masa pajak  Tidak memenuhi kriteria, Dirjen
pertama yg oleh WP akan Pajak memberitahukan secara
disampaikan dalam SPT tertulis
Hak WP berkaitan dengan penyampaian SPT

1 Memperpanjang jangka waktu


penyampaian SPT;
(Pasal 3 ayat 4 UU KUP)

2 Membetulkan SPT;
(Pasal 8 ayat 1 dan ayat 6 UU KUP)

3 Mengungkapkan ketidakbenaran
pengisian SPT atau ketidakbenaran
perbuataan;
(Pasal 8 ayat (3) dan ayat (4) UU KUP)
PERPANJANGAN PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN PPh
 Perpanjangan untuk paling lama 2 bulan
 Menyampaikan pemberitahuan secara tertulis atau dengan cara
lain (pemberitahuan secara elektronik)
 Pemberitahuan perpanjangan penyampaian SPT disertai:
• Penghitungan sementara pajak yang terutang dalam 1 Tahun
Pajak
• SSP sebagai bukti pelunasan kekurangan pembayaran pajak
yang terutang
• Laporan keuangan sementara
 Disampaikan ke KPP sebelum batas waktu penyampaian SPT
Tahunan berakhir

PMK 243/PMK.03/2014 stdd PMK 9/2018


Perdirjen 21/PJ/2009
SANKSI ADMINISTRATIF PERPANJANGAN
PENYAMPAIAN SPT TAHUNAN

Apabila ternyata perhitungan


sementara PPh terutang kurang dari
yang sebenarnya, maka atas
kekurangannya dikenakan bunga 2%
per bulan dihitung sejak berakhirnya
penyampaian SPT Tahunan sampai
dengan tgl pembayaran dan bagian
dari bulan dihitung satu bulan

Ps 19 ayat (3) UU KUP


WP Membetulkan SPT dengan
menyampaikan pernyataan tertulis
PEMBETULA Beri tanda di SPT
N
SPT

Syarat, belum dilakukan:


o Pemeriksaan; atau
o Pemeriksaan Bukti Permulaan.

rugi atau lebih bayar

YA

paling lama 2 (dua) tahun sebelum


daluwarsa penetapan
Sanksi Administrasi Pembetulan SPT Masa (Ps 8 ayat (2a))

 Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Masa yang


mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar
 Sanksi administrasi bunga sebesar 2% per bulan atas jumlah pajak yang
kurang dibayar
 dihitung sejak jatuh tempo pembayaran sampai dengan tanggal pembayaran,
dan bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan.

PT ABC membetulkan SPT Masa PPN Masa Januari 2018 pada tanggal 20
November 2018, yang semula menyatakan jumlah Pajak Keluaran yang harus
dipungut sendiri sebesar Rp100juta dan kredit pajak Rp80juta, dibetulkan
seharusnya jumlah Pajak Keluaran yang harus dipungut sendiri sebesar
Rp130juta dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 November 2018. Hitung sanksi!

Dari kasus di atas maka PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga:
2% x 9 x Rp30.000.000,00 = Rp5.400.000,00
Jumlah bulan dihitung sejak 1 Maret 2018 – 18 November 2018 = 9 bulan.
Sanksi administrasi Pembetulan SPT Tahunan
(Ps 8 ayat (2b))

 Wajib Pajak membetulkan sendiri Surat Pemberitahuan Tahunan


yang mengakibatkan utang pajak menjadi lebih besar
 sanksi administrasi berupa bunga sebesar 2% per bulan atas
jumlah pajak yang kurang dibayar
 dihitung sejak saat penyampaian Surat Pemberitahuan berakhir
sampai dengan tanggal pembayaran, dan bagian dari bulan
dihitung penuh 1 (satu) bulan.

PT ABC membetulkan SPT Tahunan PPh Tahun 2015 pada tanggal 20


Februari 2017, yang semula menyatakan jumlah pajak terutang
sebesar Rp100juta dan kredit pajak sebesar Rp80juta,
dibetulkan seharusnya jumlah pajak terutang sebesar Rp130juta
dan kredit pajak tetap. Kekurangan pembayaran pajak sebesar
Rp30juta dibayar pada tanggal 18 Februari 2017.
PT ABC dikenai sanksi administrasi berupa bunga
sebesar:
2% x 10 x Rp30.000.000,00 = Rp6.000.000,00
Jumlah bulan dihitung sejak 1 Mei 2016 – 18 Februari
2017 = 10 bulan.
Membetulkan SPT Tahunan karena
kompensasi kerugian (Pasal 8 ayat 6 UU KUP)
Wajib Pajak dapat membetulkan Surat Pemberitahuan Tahunan yang telah
disampaikan, dalam hal Wajib Pajak menerima surat ketetapan pajak, Surat
Keputusan Keberatan, Surat Keputusan Pembetulan, Putusan Banding, atau
Putusan Peninjauan Kembali Tahun Pajak sebelumnya atau beberapa Tahun
Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda dengan rugi
fiskal yang telah dikompensasikan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan yang
akan dibetulkan tersebut, dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan setelah menerima
surat ketetapan pajak, Surat Keputusan Keberatan, Surat Keputusan
Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali, dengan
syarat Direktur Jenderal Pajak belum melakukan tindakan pemeriksaan.

Dalam hal WP membetulkan SPT lewat jangka waktu 3 (tiga) bulan atau
WP tidak mengajukan pembetulan sebagai akibat adanya surat ketetapan pajak, SK
Keberatan, SK Pembetulan, Putusan Banding, atau Putusan Peninjauan Kembali Tahun Pajak
sebelumnya atau beberapa Tahun Pajak sebelumnya, yang menyatakan rugi fiskal yang berbeda
dengan rugi fiskal yang telah dikompensasikan dalam SPT Tahunan PPh, Dirjen Pajak akan
memperhitungkannya dalam menetapkan kewajiban perpajakan WP.
PEMBETULAN SPT
Kompensasi Kerugian PP 74/2011

WP menerima:
yg menyatakan rugi fiskal yg berbeda dg rugi
skp
fiskal yg telah dikompensasikan dalam SPT
Tahunan
SK Keberatan

SK Pengurangan
Ketetapan Pajak
WP tidak membetulkan
SK Pembatalan WP membetulkan SPT
SPT
Ketetapan Pajak
jangka waktu
SK Pembetulan
3 bulan Dirjen Pajak
sejak tanggal memperhitungkan rugi
Putusan Banding  stempel pos pengiriman
 diterima secara langsung fiskal
Putusan PK

atas Tahun Pajak sebelumnya atau


beberapa Tahun Pajak sebelumnya,
PEMBETULAN SPT
Kompensasi Kerugian PP 74/2011

n P a jak gi
Dirje ngkan ru
pe r hitu
mem fiskal

1. Dirjen Pajak menghitung kembali kompensasi kerugian pada saat


proses:
a. Pemeriksaan,
b. Pemeriksaan ulang,
c. penyelesaian keberatan,
d. penyelesaian pengurangan atau pembatalan ketetapan pajak,
e. penerbitan SK Pembetulan

2. Dalam hal proses Banding & Peninjauan Kembali Dirjen Pajak


menyampaikan rugi fiskal tersebut ke badan peradilan pajak
CONTOH 1

PT A menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:


Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,
Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan
PPh tahun 2007 sebesar Rp150.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00
Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari 2010
diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp70juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp200.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007sebesar Rp 70.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp130.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang semula Rp50juta
(Rp200juta - Rp150juta) setelah pembetulan menjadi Rp130juta (Rp200juta -
Rp70juta)
CONTOH 2

PT B menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:


Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,
Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan
PPh tahun 2007 sebesar Rp200.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 100.000.000,00
Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari 2010
diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp250juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007 sebesar Rp250.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Dengan demikian penghasilan kena pajak dari SPT yang semula Rp100juta
(Rp300juta – Rp200juta) setelah pembetulan menjadi Rp50juta (Rp300juta –
Rp250juta)
PT B menyampaikan SPT Tahunan PPh tahun 2008 yang menyatakan:
Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,
Kompensasi kerugian berdasarkan SPT Tahunan
PPh tahun 2007 sebesar Rp200.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 100.000.000,00

Terhadap SPT Tahunan PPh thn 2007 dilakukan pemeriksaan, dan pada tgl 6 Januari 2010
diterbitkan surat ketetapan pajak yang menyatakan rugi fiskal sebesar Rp250juta.

Berdasarkan surat ketetapan pajak tsb Dirjen Pajak akan mengubah perhitungan
Penghasilan Kena Pajak thn 2008 menjadi sbb:
Penghasilan Neto sebesar Rp300.000.000,00,
Rugi menurut surat ketetapan pajak tahun 2007 sebesar Rp250.000.000,00 (-)
Penghasilan Kena Pajak Rp 50.000.000,00

Penghasilan kena pajak dari SPT yang semula Rp100juta


(Rp300juta – Rp200juta) setelah pembetulan menjadi
Rp50juta (Rp300juta – Rp250juta)
Pengungkapan Ketidakbenaran
(setelah menyampaikan SPT)

Telah diperiksa tetapi sebelum


penyidikan terkait Pasal 38
Mengungkapkan
Ketidakbenaran Kemauan sendiri
Perbuatan
Denda 150%

Telah diperiksa tetapi skp belum


diterbitkan
Mengungkapkan kesadaran sendiri
Ketidakbenaran
Pengisian SPT Denda 50%
Pemeriksaan tetap dilanjutkan

*Berdasarkan Pasal 4, 8 dan 37A UU KUP

38
Mengungkapkan ketidakbenaran pengisian SPT

Walaupun Direktur Jenderal Pajak telah melakukan pemeriksaan, dengan


syarat Direktur Jenderal Pajak belum menerbitkan skp, WP dengan
kesadaran sendiri dapat mengungkapkan dalam laporan tersendiri tentang
ketidakbenaran pengisian Surat Pemberitahuan yang telah disampaikan
sesuai keadaan yang sebenarnya, yang dapat mengakibatkan:
a. pajak-pajak yang masih harus dibayar menjadi lebih besar atau lebih
kecil;
b. rugi berdasarkan ketentuan perpajakan menjadi lebih kecil atau lebih
besar;
c. jumlah harta menjadi lebih besar atau lebih kecil; atau
d. jumlah modal menjadi lebih besar atau lebih kecil dan proses
pemeriksaan tetap dilanjutkan.
(Pasal 8 ayat 4 UU KUP)

Pajak yang kurang dibayar yang timbul sebagai akibat dari pengungkapan
ketidakbenaran pengisian SPT sebagaimana dimaksud pada ayat (4) beserta sanksi
administrasi berupa kenaikan sebesar 50% (lima puluh persen) dari pajak yang
kurang dibayar, harus dilunasi oleh WP sebelum laporan tersendiri dimaksud
disampaikan. (Pasal 8 ayat 5 UU KUP)
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PENGISIAN SPT

Dirjen Wajib Pemeriksaan


Pajak Pajak tetap
dilanjutkan
skp
Pengungkapan
Pemeriksaan Ketidakbenaran
Pengisian SPT
Syarat: Ditandatangani WP
Kesadaran sendiri penghitungan
kekurangan pajak
Laporan tertulis
dalam format SPT dikreditkan
SSP Kurang Bayar
Sepanjang SPHP belum
disampaikan SSP kenaikan
sebesar 50%

Catatan untuk SPT Masa PPN:


PM yg tidak dilaporkan dalam SPT  tidak dapat diperhitungkan dalam pengungkapan
ketidakbenaran pengisian SPT

Pasal 8
Mengungkapkan Ketidakbenaran Perbuatan Pasal 8 ayat (3)
UU KUP

Walaupun telah dilakukan tindakan pemeriksaan, tetapi belum


dilakukan tindakan penyidikan mengenai adanya ketidakbenaran
yang dilakukan Wajib Pajak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 38,
terhadap ketidakbenaran perbuatan Wajib Pajak tersebut tidak
akan dilakukan penyidikan, apabila Wajib Pajak dengan kemauan
sendiri mengungkapkan ketidakbenaran perbuatannya tersebut
dengan disertai pelunasan kekurangan pembayaran jumlah pajak
yang sebenarnya terutang beserta sanksi administrasi berupa
denda sebesar 150% (seratus lima puluh persen) dari jumlah pajak
yang kurang dibayar.

”Setiap orang yang karena kealpaannya:


a. tidak menyampaikan Surat Pemberitahuan; atau
b. menyampaikan Surat Pemberitahuan, tetapi isinya tidak
benar atau tidak lengkap, atau melampirkan keterangan
yang isinya tidak benar ...”
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN
Pengungkapan Wajib
Ketidakbenaran Pajak
Perbuatan
Tidak sesuai
dengan Usulan Penyidikan
keadaan yg
sebenarnya
Dirjen Pemeriksaan
Pajak Bukper
Terbuka tetap
dilanjutkan sesuai dengan
keadaan yg > dengan Temuan
Pemeriksaan Pemeriksaan Bukper
sebenarnya
Bukper
Terbuka
Pemberitahuan
Laporan Hasil Tidak Dilakukan
Pemeriksaan Penyidikan
Bukper

Pemeriksaan terdapat
Bukper data lain

Pasal 7
PENGUNGKAPAN KETIDAKBENARAN PERBUATAN

tidak menyampaikan SPT


alpa/
sengaja menyampaikan SPT tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yg isinya tidak benar

Syarat:
Kemauan sendiri
Ditandatangani WP
Pernyataan tertulis
penghitungan kekurangan pajak dalam
Sepanjang mulainya penyidikan belum format SPT
diberitahukan kpd penuntut umum
SSP Kurang Bayar
SSP denda sebesar 150%

Dirjen Pajak
Pasal 7 PP
74/2011
SURAT DIREKTUR JENDERAL PAJAK
NOMOR S - 367/PJ/2017 (8/11/2017)

TENTANG PENEGASAN ATAS PENGUNGKAPAN


KETIDAKBENARAN PERBUATAN BAGI WAJIB PAJAK
PENERBIT FAKTUR PAJAK YANG TIDAK
BERDASARKAN TRANSAKSI YANG SEBENARNYA
Beberapa penegasan:

a. Pengusaha Kena Pajak (PKP) yang sedang dilakukan Pemeriksaan


Bukti Permulaan dengan dugaan tindak pidana penerbitan Faktur
Pajak yang tidak berdasarkan transaksi sebenarnya, dapat
melakukan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan sepanjang
tindak pidana penerbitan Faktur Pajak tersebut berkaitan dan
berbarengan dengan tindak pidana tidak menyampaikan SPT atau
menyampaikan SPT yang isinya tidak benar atau tidak lengkap,
atau melampirkan keterangan yang isinya tidak benar, sehingga
dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara;
b. pengungkapan ketidakbenaran perbuatan sebagaimana dimaksud
pada huruf a disampaikan dengan pernyataan tertulis yang harus
ditandatangani oleh PKP dan dilampiri dengan:
1) penghitungan kekurangan pembayaran jumlah pajak
yang sebenarnya terutang dalam format Surat Pemberitahuan;
2) Surat Setoran Pajak sebagai bukti pelunasan kekurangan
pembayaran pajak; dan
3) Surat Setoran Pajak sebagai bukti pembayaran sanksi
administrasi berupa denda sebesar 150% (seratus lima puluh
persen);
c. dalam hal tindak pidana penerbitan Faktur Pajak yang tidak
berdasarkan transaksi sebenarnya dilakukan oleh penerbit yang
bukan merupakan PKP atau bukan yang seharusnya telah
memenuhi ketentuan sebagai PKP sebagaimana dimaksud pada
huruf b, maka penerbit Faktur Pajak tersebut tidak dapat
melakukan pengungkapan ketidakbenaran perbuatan, namun
penerbit Faktur Pajak tersebut dapat meminta penghentian
penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan untuk kepentingan
penerimaan negara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 44B
Undang-Undang KUP dalam hal sedang dilakukan penyidikan
tindak pidana di bidang perpajakan.
SPT Sanksi karena tidak memenuhi kewajiban penyampaian SPT
ADMISNISTRASI PIDANA
Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka Setiap orang yg karena kealpaannya: a. tidak
waktunya atau batas waktu perpanjangan menyampaikan SPT; atau b. menyampaikan SPT, tetapi
isinya tidak benar atau tidak lengkap, atau melampirkan
penyampaian SPT, dikenai sanksi administrasi
keterangan yg isinya tidak benar sehingga dapat
berupa denda sebesar Rp500.000,00 menimbulkan kerugian pada pendapatan negara dan
untuk SPT Masa PPN, Rp100.000,00 untuk perbuatan tsb merupakan perbuatan setelah perbuatan yg
SPT Masa lainnya, dan sebesar pertama kali sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13A,
Rp1.000.000,00 untuk SPT Tahunan PPh WP didenda paling sedikit 1 kali jumlah pajak terutang yg tidak
badan serta sebesar Rp100.000,00 untuk atau kurang dibayar dan paling banyak 2 kali jumlah pajak
SPT Tahunan PPh WP orang pribadi. (Pasal 7 terutang yg tidak atau kurang dibayar, atau dipidana
UU KUP) kurungan paling singkat 3 bulan atau paling lama 1 tahun.
(Pasal 38 UU KUP)
Apabila SPT tidak disampaikan dalam jangka
waktunya dan setelah ditegur secara tertulis
tidak disampaikan pada waktunya Setiap orang yg dgn sengaja: c. tidak menyampaikan SPT;
sebagaimana ditentukan dalam Surat d. menyampaikan SPT dan/atau keterangan yg isinya tidak
Teguran; maka jumlah pajak yang kurang benar atau tidak lengkap; sehingga dapat menimbulkan
dibayar/disetor ditagih dengan SKPKB kerugian pada pendapatan negara dipidana dgn pidana
ditambah sanksi administrasi berupa penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6 tahun dan
denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yg tidak
kenaikan sebesar 50% untuk PPh, 100% atau kurang dibayar dan paling banyak 4 kali jumlah pajak
untuk PPh PotPut, 100% untuk PPN dan terutang yg tidak atau kurang dibayar. (Pasal 39 UU KUP)
PPnBM. (Pasal 13 ayat 3 UU KUP)

Anda mungkin juga menyukai