• BAGI WAJIB PAJAK YANG ALPHA TIDAK MENYAMPAIKAN SPT ATAU MENYAMPAIKAN SPT TETAPI
ISINYA TIDAK BENAR ATAU TIDAK LENGKAP DAN DAPAT MERUGIKAN NEGARA YANG
DILAKUKAN PERTAMA KALI TIDAK DIKENAI SANKSI PIDANA TETAPI DIKENAI SANKSI
ADMINISTRASI BERUPA KENAIKAN PAJAK SEBESAR 200% DARI PAJAK YANG KURANG DIBAYAR.
• SANKSI PIDANA JUGA DIKENAKAN TERHADAP SETIAP ORANG KARENA KEALPAANNYA TIDAK
MENYAMPAIKAN SPT ATAU MENYAMPAIKAN SPT TETAPI ISINYA TIDAK BENAR ATAU TIDAK
LENGKAP SEHINGGA DAPAT MENIMBULKAN KERUGIAN PADA PENDAPATAN NEGARA DAN
PERBUATAN TERSEBUT MERUPAKAN PERBUATAN SETELAHPERBUATAN YANG PERTAMA KALI,
DIDENDA PALING SEDIKIT 1 (SATU) KALI JUMLAH PAJAK YANG TERUTANG YANG TIDAK ATAU
KURANG DIBAYAR DAN PALING BANYAK 2 (DUA) KALI JUMLAH PAJAK TERUTANG YANG TIDAK
ATAU KURANG DIBAYAR, ATAU DIPIDANA KURUNGAN PALING SINGKAT 3 (TIGA) BULAN ATAU
PALING LAMA 1 (SATU) TAHUN.
SANKSI BAGI WAJIB PAJAK TIDAK
MENYAMPAIKAN SPT (2)
PPh Pasal 4 ayat (2) yang harus dibayar paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
sendiri berakhir kecuali ditetapkan lain oleh Menteri Keuangan
PPh Pasal 15 yang dipotong oleh paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir
Pemotong PPh.
PPh Pasal 15 yang harus dibayar sendiri paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir.
PPh pasal 21 Tanggal 10 bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
PPh pasal 22-Bendaharawan Pada hari yang sama dengan pelaksanaan pembayaran atas penyerahan
barang yang dibiayai dari belanja Negara atau belanja Daerah, dengan
menggunakan Surat Setoran Pajak atas nama rekanan dan ditandatangani
oleh bendahara.
Pembayaran Pajak
PEMBAYARAN PAJAK
Batas (PMK
Waktu NO. 184/PMK.03/2007)
Penyetoran (2) :
PPh pasal 22, PPN/PPnBM atas impor harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran Bea Masuk dan dalam hal
Bea Masuk ditunda atau dibebaskan, PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM
atas impor harus dilunasi pada saat penyelesaian dokumen pemberitahuan
pabean impor.
PPh pasal 22, PPN/PPnBM atas impor dalam jangka waktu 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan pajak
dipungut bea cukai
PPh pasal 22 dari penyerahan oleh paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
Pertamina atas hasil produksi dan
penyerahan bahan bakar dan gas oleh
badan usaha lain
PPh pasal 22 badan-badan tertentu paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
PPh pasal 23/26 paling lama tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
PPh pasal 25 paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
PPh pasal 25 wajib Pajak kriteria tertentu paling lama pada akhir Masa Pajak
Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP
Pembayaran Pajak
PEMBAYARAN PAJAK
Batas (PMK
Waktu NO. 184/PMK.03/2007)
Penyetoran (3) :
Pembayaran masa selain PPh Pasal 25 paling lama sesuai dengan batas waktu untuk masing-masing jenis pajak.
bagi Wajib Pajak dengan kriteria tertentu
Pasal 3 ayat (3b) Undang-Undang KUP
PPN/PPnBM-PKP paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
berakhir.
PPN/PPnBM-Bendaharawan paling lama tanggal 7 (tujuh) bulan berikutnya setelah Masa Pajak berakhir.
PPN/PPnBM-Pemungut selain paling lama tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya setelah Masa Pajak
bendaharawan berakhir.
Pembayaran Pajak
PEMBAYARAN LAINNYA
Pembayaran Pajak
PEMBAYARAN KETETAPAN PAJAK
Terhadap kelebihan pembayaran pajak yang telah disetujui
oleh DJP harus dikurangi terlebih dahulu terhadap utang
pajak yang belum dilunasi (Pasal 11 ayat (1))
Pembayaran Pajak
TEMPAT & PENGAKUAN
Tempat (PMK-184/PMK.03/2007)
• Kantor Pos
• Bank Persepsi
Pembayaran Pajak
SANKSI TELAT SETOR
Pembayaran Pajak