Anda di halaman 1dari 19

22/05/2022

PEMBAYARAN /
PENYETORAN PAJAK

@aldi_wg

CARA PEMBAYARAN
PMK-242/PMK.03/2014

PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PAJAK DILAKUKAN KE KAS NEGARA MELALUI

1. LAYANAN PADA LOKET/TELLER (OVER THE COUNTER); DAN/ATAU


2. LAYANAN DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM ELEKTRONIK LAINNYA,

PADA BANK PERSEPSI/POS PERSEPSI/BANK DEVISA PERSEPSI/


BANK PERSEPSI MATA UANG ASING

MENGGUNAKAN

SURAT SETORAN PAJAK SARANA ADMINISTRASI


(SSP) LAIN
22/05/2022

SARANA PEMBAYARAN
PMK-242/PMK.03/2014

MENGGUNAKAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAU


SARANA ADMINISTRASI LAIN YG DITENTUKAN DIRJEN PAJAK

SSP Standar

Surat yg oleh WP digunakan untuk


Melakukan pembayaran/penyetoran
Pajak dan digunakan sebagai
Bukti Pembayaran

FORMAT SSP

SARANA PEMBAYARAN
PMK-242/PMK.03/2014

MENGGUNAKAN SURAT SETORAN PAJAK (SSP) ATAU


SARANA ADMINISTRASI LAIN YG DITENTUKAN DIRJEN PAJAK

BPN atas pembayaran/penyetoran pajak secara elektronik


atau dengan datang langsung ke Bank Persepsi
SSPCP atas pembayaran/penyetoran PPh Pasal 22 impor,
SARANA PPN impor, dan PPnBM impor serta PPN Hasil Tembakau
ADMINISTRASI Buatan Dalam Negeri;
LAIN
Bukti Pbk atas pembayaran dan penyetoran pajak melalui
Pemindahbukuan; atau

Bukti penerimaan pajak lainnya sesuai dengan ketentuan


peraturan perundang-undangan

SSP ATAU SARANA ADMINISTRASI LAIN TERSEBUT DINYATAKAN SAH,


DALAM HAL TELAH DIVALIDASI DENGAN NTPN
22/05/2022

SARANA PEMBAYARAN
PMK-242/PMK.03/2014

ID BILLING

BUKTI PBK
SSPCP

BATAS WAKTU PEMBAYARAN


Pasal 9 ayat (1) dan (2) UU KUP

JATUH TEMPO PEMBAYARAN / PENYETORAN


DAN KEKURANGAN BAYAR PAJAK

Masa Pajak PPh Pasal 29


SPT Tahunan

HARUS DILUNASI PALING LAMBAT

15 hari setelah Sebelum SPT Tahunan


Masa Pajak Berakhir Disampaikan

Catatan :
Apabila tanggal jatuh tempo pembayaran/penyetoran bertepatan dengan hari libur, maka
pembayaran/penyetoran dapat dilakukan pada hari kerja berikutnya
22/05/2022

JATUH TEMPO
PMK-242/PMK.03/2014

JENIS PAJAK BATAS WAKTU PENYETORAN


PPh pasal 4(2) setor sendiri Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
PPh pasal 4(2) pemotongan Tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
PPh pasal 15 setor sendiri Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
Tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
PPh pasal 15 pemotongan

PPh Pasal 21/26 Tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya


PPh pasal 23/26 Tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
PPh pasal 25 Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
harus dilunasi bersamaan dengan saat pembayaran
PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor Bea Masuk atau dilunasi pada saat penyelesaian
dokumen pemberitahuan impor.
PPh Pasal 22, PPN atau PPN dan PPnBM atas impor 1 (satu) hari kerja setelah dilakukan pemungutan
yang dipungut oleh DJBC pajak.

JATUH TEMPO
PMK-242/PMK.03/2014

JENIS PAJAK BATAS WAKTU PENYETORAN


PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh kuasa disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan
pengguna anggaran atau pejabat penanda tangan Surat pembayaran kepada PKP rekanan pemerintah melalui Kantor
Perintah Membayar sebagai Pemungut PPh Pasal 22 Pelayanan Perbendaharaan Negara.
paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan
PPh Pasal 22 yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran pembayaran atas penyerahan barang yang dibiayai dari
APBN/D
PPh Pasal 22 yang pemungutannya dilakukan oleh Wajib
Tanggal 10 (sepuluh) bulan berikutnya
Pajak badan tertentu
akhir bulan berikutnya setelah masa pajak berakhir & sebelum
PPN & PPnBM
SPT masa PPN disampaikan
PPN atas kegiatan membangun sendiri Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
PPN atas pemanfaatan BKP tidak berwujud dan/atau JKP dari Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
Luar Daerah Pabean .
PPN & PPnBM yang dipungut oleh Bendahara Pengeluaran paling lama 7 (tujuh) hari setelah tanggal pelaksanaan
sebagai Pemungut PPN pembayaran kepada PKP Rekanan Pemerintah melalui KPPN.
PPN dan/ atau PPnBM pemungutan oleh Pejabat harus disetor pada hari yang sama dengan pelaksanaan
Penandatanganan SPM pembayaran kepada PKP Rekanan Pemerintah melalui KPPN
PPN dan PPnBM yang pemungutannya dilakukan oleh
Tanggal 15 (lima belas) bulan berikutnya
Pemungut PPN yang ditunjuk selain Bendahara Pemerintah
22/05/2022

SANKSI ADMINITRASI KETERLAMBATAN PEMBAYARAN PAJAK


Pasal 9 ayat (2a) dan (2b) UU No.11 Th 2020

PEMBAYARAN/ PENYETORAN PAJAK SETELAH TGL JATUH TEMPO


DIKENAKAN SANKSI ADMINISTRASI

Pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo, dikenai
sanksi administrasi berupa bunga sebesar TARIF BUNGA PER BULAN yang ditetapkan
oleh Menteri Keuangan yang dihitung dari tanggal jatuh tempo pembayaran sampai
dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan PALING LAMA 24 (DUA PULUH EMPAT)
BULAN serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan

Atas pembayaran atau penyetoran pajak yang dilakukan setelah tanggal jatuh tempo
penyampaian SURAT PEMBERITAHUAN TAHUNAN, dikenai sanksi administrasi berupa
bunga sebesar TARIF BUNGA PER BULAN yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan yang
dihitung mulai dari berakhirnya batas waktu penyampaian Surat Pemberitahuan Tahunan
sampai dengan tanggal pembayaran, dan dikenakan PALING LAMA 24 (DUA PULUH
EMPAT) bulan serta bagian dari bulan dihitung penuh 1 (satu) bulan

KAP & KJS

Kode Akun Pajak (KAP) dan Kode Jenis Setoran (KJS) diperlukan untuk
mengisi formulir Surat Setoran Elektronik (SSE) e-Billing Pajak untuk bayar
pajak online. Melalui KAP dan KJS ini berguna bagi DJP untuk
mengindentifikasi pembayaran pajak online yang masuk ke kas negara.

Contoh KAP Contoh KJS


PPh Pasal 21 411121 Masa PPh Pasal 21 100
PPh Pasal 22 411122 Pemungut PPh Pasal 22 900
PPh Pasal 23 411124 PPh Pasal 23 atas Dividen 101
PPh Pasal 4(2) 411128 PPh Pasal 4(2) Omset Tertentu 420
PPN 411211 STP PPN Dalam Negeri 300
22/05/2022

KEWAJIBAN MEMBAYAR PAJAK


Pasal 12 AYAT (1) UU KUP

WAJIB PAJAK

WAJIB MEMBAYAR PAJAK YANG


TERUTANG BERDASARKAN KETENTUAN
PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN

TIDAK MENGGANTUNGKAN PADA ADANYA

SURAT KETETAPAN PAJAK

JUMLAH PAJAK TERUTANG


Pasal 12 Ayat (2) & (3) UU KUP

Jumlah pajak yang terutang menurut


Surat pemberitahuan yang disampaikan WP

Jumlah pajak yang terutang menurut ketentuan


Peraturan perundang undangan perpajakan
Atau
Apabila

Direktur jenderal pajak mendapatkan bukti bahwa


Jumlah pajak yang terutang menurut
Surat pemberitahuan tidak benar

MAKA DJP MENETAPKAN JUMLAH


PAJAK TERUTANG YANG SEMESTINYA
22/05/2022

SISTEM PEMBAYARAN
PAJAK SECARA ELEKTRONIK

@aldi_wg

CARA PEMBAYARAN
Perdirjen Nomor PER-05/PJ/2017

TRANSAKSI PEMBAYARAN/PENYETORAN PAJAK SECARA ELEKTRONIK DILAKUKAN


MELALUI BANK/POS PERSEPSI DENGAN MENGGUNAKAN KODE BILLING
MELALUI

1. Teller Bank/Pos Persepsi; 4. Mobile banking;


2. Anjungan Tunai Mandiri 5. Electronic Data Capture
(ATM); (EDC)/Mini ATM;
3. Internet Banking; 6. Sarana lainnya
22/05/2022

CARA PEMBAYARAN
Perdirjen Nomor PER-05/PJ/2017

Wajib Pajak dapat memperoleh Kode Billing dengan cara

1. Aplikasi Billing DJP; atau


2. Layanan, produk, aplikasi, atau sistem penerbitan Kode Billing yang
terhubung dengan Sistem Billing DJP yang disediakan oleh Bank/Pos
Persepsi dan pihak lain yang ditunjuk oleh DJP, meliputi perusahaan
ASP dan Perusahaan Telekomunikasi.
3. Melalui asistensi oleh pegawai DJP sesuai dengan penugasannya
4. Petugas Bank/Pos Persepsi
5. Pengguna (user) tertentu yang mendapatkan persetujuan dari DJP

TATA CARA

Masuk ke laman https://djponline.pajak.go.id


dan login menggunakan NPWP dan password
22/05/2022

TATA CARA

Pilih tab menu

TATA CARA

Klik logo
22/05/2022

TATA CARA

Pilih KJP, KJS dan isian lain sesuai dengan pajak


Yang akan disetorkan

TATA CARA

Setelah semua terisi, pilih


22/05/2022

TATA CARA

Pilih menu

TATA CARA

Hasil cetakan e-Billing yaitu ID Billing


Dengan 15 digit angka
22/05/2022

MASA BERLAKU
Perdirjen Nomor PER-05/PJ/2017

1. Kode Billing yang diperoleh melalui layanan mandiri (self-service) berlaku


selama 720 (tujuh ratus dua puluh) jam atau 30 x 24 (tiga puluh
kali dua puluh empat) jam sejak Kode Billing diterbitkan.
2. Kode Billing yang diperoleh melalui penerbitan secara jabatan (official-serv)
oleh Direktorat Jenderal Pajak berlaku sampai dengan:
a) 2 (dua) bulan sejak tanggal diterbitkan Surat Ketetapan Pajak;
b) 2 (dua) bulan sejak tanggal diterbitkan Surat Tagihan Pajak;
c) 7 (tujuh) bulan sejak tanggal diterbitkan SPPT PBB;
d) 2 (dua) bulan sejak tanggal diterbitkan STP PBB; dan
e) 2 (dua) bulan sejak tanggal diterbitkan SKP PBB.

BUKTI TRANSAKSI
Perdirjen Nomor PER-05/PJ/2017

ATAS PEMBAYARAN ATAU PENYETORAN PAJAK WAJIB PAJAK MENERIMA BPN


(BUKTI PENERIMAAN NEGARA) SEBAGAI BUKTI SETORAN

BPN DITERBITKAN DALAM BENTUK:


1. Dokumen bukti pembayaran yang diterbitkan Bank/Pos Persepsi, utk
pembayaran atau penyetoran melalui teller dengan Kode Billing;
2. Struk bukti transaksi, untuk pembayaran melalui ATM atau EDC;
3. Dokumen elektronik, untuk pembayaran penyetoran melalui internet
banking atau mobile banking; atau
4. Teraan elemen data BPN pada SSP untuk pembayaran melalui teller
Bank/Pos Persepsi dengan menggunakan SSP.

BPN TERMASUK CETAKAN, SALINAN, DAN FOTOKOPINYA, KEDUDUKANNYA


DISAMAKAN DENGAN SSP DALAM RANGKA PELAKSANAAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN.
22/05/2022

BUKTI TRANSAKSI
Perdirjen Nomor PER-05/PJ/2017

BPN TERMASUK CETAKAN, SALINAN, DAN FOTOKOPINYA, KEDUDUKANNYA


DISAMAKAN DENGAN SSP DALAM RANGKA PELAKSANAAN KETENTUAN
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN PERPAJAKAN.

Dalam hal terdapat perbedaan antara data pembayaran yang


tertera dalam BPN dengan data pembayaran menurut sistem
Penerimaan Negara secara elektronik, maka yang dianggap
Sah adalah data sistem penerimaan Negara secara elektronik

NOMOR TRANSAKSI PENERIMAAN NEGARA


(NTPN)

Pasal 1 angka 38 PMK 225/2020


NTPN adalah nomor unik tanda bukti pembayaran/penyetoran ke
kas negara yang diterbitkan sistem settlement dan terdiri atas
kombinasi huruf dan angka.

Pasal 1 angka 8 Perdirjen Pajak No. PER-05/PJ/2017


NTPN sebagai nomor tanda bukti pembayaran atau penyetoran
ke kas negara yang tertera pada Bukti Penerimaan Negara (BPN)
dan diterbitkan oleh sistem settlement yang dikelola Ditjen
Perbendaharaan.
22/05/2022

NOMOR TRANSAKSI PENERIMAAN NEGARA


(NTPN)
Pasal 1 angka 21 PMK 242/2014 s.t.d.d PMK 18/2021
NTPN adalah nomor tanda bukti pembayaran atau penyetoran ke
kas negara yang diterbitkan melalui Modul Penerimaan Negara
(MPN) atau sistem penerimaan negara yang dikelola Ditjen
Perbendaharaan.

Sebagai bukti penerimaan, NTPN memiliki fungsi untuk


memvalidasi transaksi perpajakan dari wajib pajak, termasuk
pembayaran pajak. Pasalnya, Surat Setoran Pajak (SSP) atau
sarana administrasi pembayaran dan penyetoran pajak lain
dinyatakan sah apabila telah divalidasi dengan NTPN

CONTOH FORMAT
BUKTI PENERIMAAN NEGARA

NTPN
22/05/2022

CONTOH FORMAT
BUKTI PENERIMAAN NEGARA
Via Mobile Banking Via ATM

Pemindahbukuan (Pbk)
PPh 21 PPh 4(2)

411211 411311

@aldi_wg
22/05/2022

DEFINISI
PMK-242/PMK.03/2014

SUATU PROSES MEMINDAHBUKUKAN


PENERIMAAN PAJAK UNTUK DIBUKUKAN PADA
PENERIMAAN PAJAK YANG SESUAI

BILA

TERJADI KESALAHAN PEMBAYARAN ATAU


PENYETORAN PAJAK

KONDISI HARUS PBK


PMK-242/PMK.03/2014

1. Adanya kesalahan dalam pengisian formulir SSP, SSPCP, baik


menyangkut Wajib Pajak sendiri maupun Wajib Pajak lain;
2. Adanya kesalahan dalam pengisian data pembayaran pajak
yang dilakukan melalui sistem pembayaran pajak secara
elektronik sebagaimana tertera dalam BPN;
3. Adanya kesalahan perekaman atas SSP, SSPCP, yang
dilakukan Bank Persepsi/Pos Persepsi/Bank Devisa
Persepsi/Bank Persepsi Mata Uang Asing;
4. Kesalahan perekaman atau pengisian Bukti Pbk oleh pegawai
Direktorat Jenderal Pajak;
22/05/2022

KRITERIA PBK
PMK-242/PMK.03/2014

5. Dalam rangka pemecahan setoran pajak dalam SSP, SSPCP,


BPN, atau Bukti Pbk menjadi beberapa jenis pajak atau
setoran beberapa Wajib Pajak, dan/atau objek pajak PBB
6. Jumlah pembayaran pada SSP, BPN, atau Bukti Pbk lebih
besar daripada pajak yang terutang dalam SPT, SKP, STP,
SPPT, SKP PBB atau STP PBB;
7. Jumlah pembayaran pada SSPCP atau Bukti Pbk lebih besar
daripada pajak yang terutang dalam pemberitahuan pabean
impor, dokumen cukai, atau surat tagihan/surat penetapan
8. Pemindahbukuan karena sebab lain yang diatur oleh Direktur
Jenderal Pajak

KONDISI HARUS PBK


PMK-242/PMK.03/2014

DAPAT SSP, SSPCP, BPN, dan Bukti Pbk


MENGAJUKAN PPh, PPN, PPnBM, PBB, dan Bea Meterai

SSP, SSPCP, BPN, dan Bukti Pbk


1. Atas SSP yang kedudukannya dipersamakan dengan Faktur
Pajak, yang tidak dapat dikreditkan berdasarkan ketentuan
TIDAK Pasal 9 ayat (8) Undang-Undang PPN;
2. Ke pembayaran PPN atas objek pajak yang harus dibayar
DAPAT sendiri oleh Wajib Pajak dengan menggunakan SSP yang
MENGAJUKAN kedudukannya dipersamakan dengan Faktur Pajak;
3. Ke pelunasan Bea Meterai yang dilakukan dengan
membubuhkan tanda Bea Meterai Lunas dengan mesin
teraan meterai digital.
22/05/2022

TATA CARA PBK


PMK-242/PMK.03/2014

1. Permohonan Pemindahbukuan diajukan ke kantor Direktorat Jenderal


Pajak tempat pembayaran diadministrasikan menggunakan surat
permohonan Pemindahbukuan.
2. Permohonan Pemindahbukuan disampaikan secara langsung atau via
pos/jasa ekspedisi tercatat
3. Yang mengajukan permohonan pemindahbukuan :
No Sebab Pbk Pihak yang Mengajukan
1. Kesalahan pembayaran atau penyetoran Wajib Pajak penyetor.
2. Kesalahan perekaman/pengisian Bukti Pbk Secara jabatan oleh Pejabat yang
melaksanakan Pbk atau berdasarkan
permohonan Wajib Pajak.
3. Yang diajukan atas SSP/BPN yang Wajib Pajak pusat.
mencantumkan NPWP dari WP cabang yang
telah dihapus
4. Yang diajukan atas SSP/BPN NPWP dari WP surviving company, entitas baru hasil
yang melakukan penggabungan usaha merger, atau pihak yang menerima
(merger) penggabungan.

TATA CARA PBK


PMK-242/PMK.03/2014

4. Pembayaran pajak yang tercantum dalam SSP/BPN dapat diajukan


permohonan Pbk dalam hal belum diperhitungkan dengan pajak yang
terutang dalam SPT, STP/SKP, SPPT, STP/SKP PBB, PIB, dokumen cukai,
atau surat tagihan/surat penetapan
5. Surat permohonan Pemindahbukuan harus dilampiri dengan :
No Sebab Pbk Lampiran
1. Asli SSP (lembar ke-1), asli SSPCP (lembar ke-1), asli Bukti Pbk (lembar ke-1), dokumen BPN, atau asli
bukti pembayaran Pajak Penghasilan Dalam Mata Uang Dollar Amerika Serikat yang dimohonkan
untuk dipindahbukukan;
2. Kesalahan perekaman oleh petugas Bank/Pos asli surat pernyataan kesalahan perekaman
Persepsi; dari pimpinan Bank /Pos Persepsi
3. Diajukan atas SSPCP; asli pemberitahuan pabean impor, asli
dokumen cukai, atau asli surat tagihan
4. Tidak mencantumkan NPWP atau mencantumkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk penyetor atau
angka 0 (nol) pada 9 digit pertama NPWP pihak penerima Pemindahbukuan
5. badan dalam hal penyetor melakukan kesalahan fotokopi dokumen identitas penyetor atau
pengisian NPWP; dokumen identitas wakil badan
6. dalam hal nama dan NPWP pemegang asli SSP tidak surat pernyataan dari Wajib Pajak yang nama
sama dengan nama dan NPWP yang tercantum dalam dan NPWP-nya tercantum dalam SSP
SSP.
22/05/2022

KETENTUAN LAIN
PMK-242/PMK.03/2014

1. Dalam hal permohonan Pbk memenuhi ketentuan, DJP menerbitkan Bukti


Pbk
2. Dalam hal permohonan Pbk tidak memenuhi ketentuan, DJP
memberitahukan secara tertulis kepada Wajib Pajak
3. Bukti Pbk merupakan dasar penyesuaian atas pembayaran dan penyetoran
pajak yang dilakukan Wajib Pajak.
4. Tanggal pembayaran pajak yang berlaku dalam Bukti Pbk mengacu pada
tanggal bayar yang tertera pada BPN atau tanggal bayar berdasarkan
validasi MPN pada SSP.
5. Asli SSP, SSPCP, atau Bukti Pbk yang telah dipindahbukukan harus dibubuhi
cap dan ditandatangani oleh kepala KPP yang melakukan Pbk.

JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PBK


(SE-36/PJ/2021)
PALING LAMA 21 HARI

@aldi_wg

Anda mungkin juga menyukai