PEMBANGUNAN
Disusun Oleh:
Ekonomika Global: Sebuah Pengantar
Selama beberapa dekade terakhir, perekonomian dunia telah menjadi lebih terhubung melalui
ekspansi di bidang perdagangan internasional jasa serta barang primer dan manufaktur, melalui investasi
portofolio seperti pinjaman internasional dan pembelian saham, dan melalui investasi langsung dari asing.
Globalisasi adalah sebuah proses dimana perekonomian dunia menjadi lebih terintegrasi menuju
sebuah perekonomian global dan meningkatkan pembuatan kebijakan ekonomi global, misalnya, melalui
lembaga internasional seperti World Trade Organization (WTO)
Globalisasi juga mengacu pada timbulnya “Budaya Global” dimana masyarakat mengkonsumsi
barang dan jasa yang homogen dimanapun mereka berada dan menggunakan bahasa yang sama dalam bisnis,
dalam hal ini Bahasa Inggris. Perubahan tersebut memfasilitasi teintegrasinya ekonomi dan pada gilirannya
akan mempromosikan globalisasi
Untuk sebagian orang, kata globalisasi memberi kesan adanya peluang bisnis yang menarik,
keuntungan efisiensi dari perdagangan, pertumbuhan yang lebih cepat di bidang pengetahuan dan inovasi,
serta adanya transfer pengetahuan ke Negara berkembang untuk memfasilitasi pertumbuhan yan lebih cepat.
Sebagian yang lainnya menganggap globalisasi dapat meningkatkan kekhawatiran akan timbulnya
masalah-masalah seperti; ketidaksetaraan mungkin akan lebih menonjol di berbagai Negara, terjadinya
degradasi lingkungan mungkin akan lebih cepat, adanya dominasi internasional oleh Negara-negara yang
kaya, serta adanya sebagian daerah dan masyarakat yang mungkin akan tertinggal lebih jauh. Sehingga
kebijakan yang tepat dan perjanjian-perjanjian sangat dibutuhkan untuk mencegah potensi terjadinya
masalah-masalah
2. Teknologi produksi sama dan tersedia secara bebas di negara mana pun serta selera konsumen
yang tidak dipengaruhi produsen.
Kenyataannya negara maju lebih memliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk
menemukan/mengembangkan teknologi. Oleh hal demikian, maka banyak negara yang
cenderung berinvestasi pada kemajuan teknologi negara maju. Dengan begitu, negara
berkembang akan semakin tertinggal. Dengan perkembangan teknologi itu pula negara maju
mendapat keuntungan dalam hal perdagangan, seperti iklan. Asumsi yang mengatakan bahwa
selera konsumen tidak dipengaruhi oleh produsen tidak dapat diterima karena iklan terbukti
dapat mempengaruhi selera konsumen yang mana informasi terbatas dan tidak sempurna
untuknya. Dapat kita lihat juga pada kenyataan bahwa di negara berkembang, iklan didominasi
oleh produk asing yang dijual dalam pasar local.
3. Faktor produksi di dalam negeri dapat bergerak dengan mudah pada aktifitas produksi serta
karakteristik pasar persaingan sempurna.
Pada kenyataannya, di negara berkembang faktor produksi tidak bergerak sempurna atau dengan
mudahnya. Hal ini disebabkan oleh ketergantungan terhadap jumlah output, keseluruhan
perekonomian, dan infrastruktur sosial, seperti jalan, rel, komunikasi, dll. Seperti yang kita tahu,
infrastruktur pada negara berkembang tidak begitu tersedia dengan baik dan memadai. Selain itu,
struktur institusi dan politik yang kaku turut mempengaruhi kelambanan pergerakan faktor
produksi.
Di sisi lain, negara maju yang memiliki keuntungan dalam hal teknologi dapat menekan biaya
produksi mereka sehingga negara-negara berkembang sulit bersaing. Hal ini dapat diatasi dengan
menekan harga atau jumlah output barang lokal maupun dengan mengurangi biaya produksi.
Akan tetapi, produsen negara berkembang cenderung memilih untuk bersatu daripada
menurunkan harga atau output atau sumber daya yang digunakan. Dengan melakukan hal
tersebut maka produk tetap dapat bersaing dengan produk asing dengan memanfaatkan
kelangkaan. Ini menunjukkan adanya karakteristik pasar yang cenderung oligopoli atau bahkan
monopoli. Oleh karena itu, asumsi bahwa karakteristik pasar persaingan sempurna tidak dapat
diterima.
4. Tidak ada peran pemerintah dalam perekonomian internasional.
Seperti yang kita ketahui, pemerintah jelas berperan dalam hal perekonomian internasional.
Terdapat beberapa kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk mempengaruhi perekonomian
internasional, diantaranya pengenaan tarif impor, kuota impor, dan subsidi ekspor.
5. Neraca perdagangan seimbang dan negara mana pun dianggap mampu menyesuaikan diri
dengan perubahan harga dan perekonomian dunia.
Neraca perdagangan seimbang adalah suatu kondisi dimana nilai ekspor sama dengan nilai
impor. Asumsi ini juga tidak dapat diterima apabila dikaitkan dengan negara berkembang yang
mana sebagian besar mengalami neraca perdagangan yang defisit atau dapat dikatakan bahwa
negara berkembang cenderung lebih banyak melakukan impor.
Teori perdagangan tradisional mengasumsikan bahwa negara siap menyesuaikan dengan
perubahan harga dan perekonomian dunia dalam keadaan apa pun. Penyesuaian dalam teori atau
diatas kertas memang mudah, akan tetapi, pada kenyataannya sangatlah sulit. Hal ini disebabkan
adanya sifat yang kaku (rigid) pada institusi atau politik dalam negeri.
6. Keuntungan dari perdagangan diterima secara nasional atau negara yang melakukan
perdagangan tersebut.
Kita semua tahu bahwa asumsi ini tidak sepenuhnya benar dan ini merupakan isu atau masalah
yang sulilt dipecahkan. Hal ini berkenaan dengan siapa pemilik dan siapa pekerja. Seperti yang
kita ketahui, banyak negara maju turut membantu menyediakan fasilitas untuk mengolah sumber
daya di negara-negara berkembang, tapi yang melakukan perdagangan tetap atas nama institusi
nasional sehingga keuntungan yang diperoleh akan dibagi dua dalam porsi yang sesuai
kesepakatan.
Strategi Perdagangan Sederhana untuk Pembangunan: Promosi Ekspor versus Substitusi Impor
Terdapat cara sederana untuk pendekatan kebijakan perdagangan untuk pembangunan yakni
kebijakan outward-looking atau inward-looking. Kebijakan pembangunan outward-looking adalah kebijakan
yang dapat mendorong nilai ekspor, bahkan juga pergerakan bebas pada sumber daya modal, pekerja,
perusahaan, dan pelajar; membuka kesempatan kerjasama multinasional; dan komunikasi terbuka.
Sedangkan, kebijakan pembangunan inward-looking adalah kebijakan yang mendorong atau berpihak pada
barang domestik, termasuk pengembangan teknologi domestik, membatasi impor, dan melemahkan investasi
asing. Hal ini tergantung pada keadaan perekonomian negara tersebut.
Pada dasarnya, hubungan strategi pembangunan sederhana ini adalah berkenaan dengan substitusi
impor atau promosi ekspor. Substitusi impor adalah usaha pemerintah untuk menggantikan konsumsi barang
impor dengan cara mengekspansi barang lokal atau domestik.
Untuk lebih jelas, lihat figure 12.3, keseimbangan awal terjadi pada P 1Q1 dengan kondisi pasar
tertutup (close economy). Setelah melakukan perdagangan internasional (open economy), maka akan terdapat
harga dunia atau P2. Harga dunia elastis sempurna dikarenakan pengaruh negara terhadap pasar dunia sangat
kecil sehingga membuat kurva berbentuk horizontal. Dengan begitu, konsumen akan memilih harga dunia
(P2) sehingga konsumen akan mengkonsumsi sebanyak Q3 sedangkan produsen akan menawarkan sebanyak
Q1 karena kalah bersaing dengan produk asing. Dengan demikian, terjadi excess demand, untuk menutupinya
maka harus dilakukan impor sebanyak ab. Untuk mendukung produk domestik maka pemerintak melakukan
tarif impor sehingga harga barang asing akan naik atau permintaan akan berkurang serta penawaran barang
domestik akan bertambah. Keuntungan pemerintah dari tindakan tersebut adalah sebesar cdfe.
Figure 12.3 import substitution and thoery of protection (Economic Development, Todaro)
Sedangkan, promosi ekspor adalah upaya pemerintah untuk meningkatkan nilai ekspor melalui
peningkatan insentif ekspor, penurunan disinsentif ekspor, dan cara lain dalam rangka untuk meningkatkan
nilai tukar asing dan tujuan-tujuan tertentu.
Untuk menentukan yang terbaik maka terdapat dua argumen berkenaan dengan perdagangan pada
negara berkembang, yakni:
Trade Pessimist:
a. Keunggulan komparatif pada negara berkembang cenderung statis, karena kurangnya bakat
entrepreneur dan/atau keahlian teknis.
b. Transfer pendapatan tidak sepenuhnya dirasakan dan didapatkan secara nasional.
Trade Optimist:
a. Alokasi/penggunaan segala sumber daya dapat efisien karena adanya transfer teknologi sehingga
mengurangi biaya produksi.
b. Meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Mungkin pada awalnya promosi ekspor terasa lebih sulit dan hanya dengan sedikit keuntungan
relatif pada substitusi impor, akan tetapi pada jangka panjang pada saat tertentu, promosi ekspor
akan mendatangkan keuntungan/manfaat jauh lebih besar daripada substitusi impor yang mana akan
mengalami diminishing return secara drastis.
Pemerintahan negara berkembang menyadari bahwa mereka mendapat kesepakatan yang tidak cocok
dengan negosiasi di uruguay. Negara berkembang mengkritik pemerintahan negara negara maju memaksa
negara-negara berkembang untuk mematuhi peraturan WTO bahkan untuk negara-negara miskin
kekurangan sumberdaya.
Setelah delapan putaran perdagangan liberalisasi hambatan perdagangan tetap ada dalam industri
tekstil dan pertanian, barang yang paling mempengaruhi dunia berkembang. WTO mulai mempertimbangkan
putaran baru perundingan untuk mengurangi hambatan perdagangan.
Negosiasi yang sekarang di gelar di Doha. Pada Konferensi Tingkat Menteri Keempat di Doha,
Qatar, pada tahun 2001 pemerintah anggota WTO sepakat untuk memulai negosiasi baru. Mereka juga
sepakat untuk bekerja pada isu-isu lain, khususnya pelaksanaan perjanjian ini. Seluruh paket disebut Doha
Development Agenda (DDA).