Abstrak
Asuransi ibarat lilin dan generator yang berfungsi sebagai pengganti listrik.
Asuransi memiliki fungsi sebagai pengganti sumber nafkah, jika terjadi musibah.
Asuransi dapat mengurangi dampak finansial dari risiko yang terjadi. Fungsi
Asuransi Syariah di samping sebagai alat proteksi untuk memberikan perlindungan
financial atas risiko yang mungkin terjadi, juga mengandung unsure investasi.
Pada prinsipnya Asuransi Syariah harus terbebas dari unsur maisîr, gharar, dan
ribâ. Dan pada praktiknya Asuransi syariah merupakan pengembangan dari
prinsip tolong-menolong melalui dana tabarru’, dan memasukkan unsur investasi
dengan akad bagi hasil. Sebagai alat pengembangan dana investasi dapat
diibaratkan menanam pohon. Pohon yang baru ditanam perlu diberi pupuk dan
disiram terus menerus agar dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, pohon juga perlu
dilindungi, diberi pagar agar tidak diganggu oleh binatang atau ulah iseng
manusia. Seperti itulah asuransi melindungi investasi, seperti pagar yang
melindungi tanaman dari gangguan. Asuransi syariah dapat menjadi alternatif
pilihan proteksi dan investasi bagi warga masyarakat yang menginginkan produk
yang sesuai dengan prinsip syariah. Produk ini juga bisa menjadi pilihan bagi
pemeluk agama lain yang memandang konsep syariah adil bagi mereka. Syariah
adalah sebuah prinsip atau sistem yang bersifat universal.
akan mati. Kapan dan untuk berapa lama menyebabkannya tidak dapat lagi
juga sering kali tidak dapat bekerja, keluarga tersebut akan
diprediksikan. Namun, yang pasti risiko mengalami kesulitan secara ekonomi
mati lampu mesti dihadapi jika sudah dalam mencukupi kebutuhan rumah
terjadi. Bayangkan jika tidak ada tangganya, karena sumber nafkah yang
persiapan sebelumnya, tidak ada lilin selama ini diandalkan sudah tidak ada
dan generator cadangan, namun tiba-tiba lagi.
listrik mati. Bisa jadi semua aktivitas Di sinilah asuransi memiliki
akan terhenti karena listrik padam. Beda peranan. Sebagaimana lilin dan
halnya jika kita sudah menyiapkan generator yang berfungsi menggantikan
sebelumnya lilin, lampu minyak, atau listrik, maka asuransi juga memiliki
generator. Jika listrik padam, kita masih fungsi sebagai pengganti sumber nafkah
punya cadangan yang menggantikan. jika terjadi musibah. Asuransi tidak
Walaupun tidak dapat menggantikan mengurangi risiko apalagi mencegah
listrik secara penuh, namun setidaknya terjadinya risiko, asuransi hanya
cadangan ini dapat secara sementara mengurangi dampak secara finansial dari
menggantikan fungsi listrik yang mati. risiko yang mungkin terjadi. Inilah yang
Adanya cadangan menjadi sangat sering dimaksud bahwa asuransi
penting karena kita tidak pernah tahu memberikan proteksi finansial atas
kapan listrik akan mati. risiko.
Sekarang bila kita analogikan listrik Fungsi asuransi dewasa ini
sebagai sumber tenaga alat elektronik, disamping sebagai alat proteksi untuk
dengan gaji atau honor sebagai sumber memberikan perlindungan finansial atas
pemasukan bagi sebuah rumah tangga. risiko yang mungkin terjadi, juga
Bayangkan juga jika kejadian listrik mengandung unsur investasi (asuransi
padam juga terjadi pada sumber dwiguna). Mekanismenya sederhana
pemasukan anda. Apa yang akan terjadi saja. Nasabah akan diminta untuk
jika sumber pemasukan anda tiba-tiba membayar sejumlah premi dengan
terhenti? Apa dampaknya bagi rumah jumlah tertentu untuk mendapatkan
tangga anda? Bayangkan sebuah perlindungan asuransi. Premi yang
keluarga yang selama ini hanya dibayarkan tersebut oleh perusahaan
mengandalkan pemasukan dari gaji sang asuransi akan dibagi mejadi premi untuk
kepala keluarga. Jika terjadi suatu proteksi dan premi untuk investasi. Dana
musibah terhadap sang ayah yang yang didapat dari premi investasi akan
98 Asuransi Syariah
Vol. I No. 01, Mei 2015
Asuransi Syariah 99
Vol. I No. 01, Mei 2015
Dan, jalan yang mereka tempuh adalah 'aqîlah, menurut Thomas Patrick dalam
dengan memberikan sedikit pemberian bukunya Dictionary of Islam seperti
(derma) dari masing-masing individu. yang dikutip oleh Zainuddin Ali
Dewan Syariah Nasional Majelis (2008:10) . Al-’Aqîlah adalah saling
Ulama Indonesia memberi definisi memikul atau bertanggung jawab untuk
asuransi syariah (takâful, taˋmîn, dan keluarganya. Jika salah satu anggota
taḍâmun.) adalah usaha saling suku terbunuh oleh anggota suku yang
melindungi dan tolong menolong di lain, maka ahli waris korban akan
antara sejumlah orang atau pihak melalui dibayar dengan uang darah (diyat)
investasi dalam bentuk aset atau dana saudara terdekat dari terbunuh. Saudara
tabarru’ yang memberikan pola terdekat dari pembunuh disebut ’aqîlah.
pengembalian untuk menghadapi risiko Lalu dana (al-kanzu) yang
tertentu melalui akad (perikatan) yang diperuntukkan membantu keluarga yang
sesuai dengan syariah (DSN-MUI, 2001) terlibat dalam pembunuhan tidak
Dari definisi diatas tampak bahwa sengaja.
asuransi syariah bersifat saling Al-’aqilah berbeda halnya dengan
melindungi dan tolong menolong yang al-Muwâlah. Al-Muwâlah adalah
disebut ”ta’âwun”. Yaitu, prinsip hidup perjanjian jaminan. Penjamin akan
saling melindungi dan saling menolong menjamin seseorang yang tidak memiliki
atas dasar ukhuwah Islamiyah antara harta warisan dan tidak diketahui ahli
sesama anggota peserta asuransi syariah warisnya. Penjamin setuju untuk
dalam menghadapi malapetaka (resiko). menanggung biaya, jika orang yang
Investasi adalah menanamkan atau dijamin meninggal, maka penjamin
menempatkan aset, baik berupa harta boleh mewarisi hartanya sepanjang tidak
maupun dana, pada sesuatu yang ada ahli warisnya.
diharapkan akan memberikan hasil Praktik ’aqîlah di zaman Rasulullah
pendapatan atau meningkatkan nilainya tetap diterima oleh masyarakat Islam dan
dimasa mendatang (Iwan menjadi bagian dari hukum Islam. Hal
P.Pontjowinoto, 2003:45) . dimaksud, dapat dilihat dari hadist Nabi
Muhammad saw;
1.1 Asal usul Asuransi Syariah
”Diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Praktik asuransi syariah saat ini
ra., dia berkata: berselisih dua
berasal dari budaya suku Arab sebelum orang wanita dari suku Huzail,
zaman Rasulullah yang disebut dengan kemudian salah satu wanita tersebut
melempar batu ke wanita yang lain
khusus dalam konstitusi Madinah yang Sebagai salah satu bentuk instrumen
bersama dan akan saling bekerja sama unsur maisîr, gharar dan ribâ, b)
biasa terjadi pada suku Arab kuno. Jika pemegang polis, apabila tidak
yang lain, maka ahli waris korban akan premi yang sudah dibayar seringkali
darah sebagai kompensasi oleh termasuk jual beli dan hidup matinya
Penutupan yang dilakukan oleh keluarga (Syakir Sula, 2004:58). Dan ada yang
Tabungan, Premi Tabarru’, dan Premi tahun, usia anak 1 tahun, masa perjanjian
Biaya. 17 tahun, premi tahunan 1.200.000
Bila peserta dikaruniai panjang rupiah, tabarru’ 5,80%, biaya
umur sampai dengan masa asuransinya pengelolaan 39% dari premi tahun
berakhir dan premi telah dibayar lunas, pertama. Sedangkan muḍârabah 70%
maka kepada anak yang dibeasiswakan peserta dan 30% perusahaan. Dengan
di terimakan sesuai dengan tabel. Bila tingkat investasi rupiah 9% per tahun
peserta meninggal dunia sebelum akad (Saleskit Mitra Iqra’ Asuransi bumiputra
berakhir, diterimakan; a) santunan Syariah).
kebajikan, b) Nilai Tunai (premi Secara teoritis perhitungan premi
tabungan + muḍârabah), tahapan sesuai pada produk asuransi syariah di
dengan tabel + PT II=15%MA, PT Indonesia dapat dianggap sama, tidak
III=20%MA, PT IV=20%MA, PT ada perbedaan yang signifikan (Hasan
V=25%MA, selanjutnya ahli waris Ali, 2004 : 177). Satu hal yang menjadi
dikenakan bebas premi. Apabila peserta pembeda dalam perhitungan premi
mengundurkan diri sebelum perjanjian adalah asumsi investasi pada satu tahun
berakhir, maka peserta akan ke depan. Sebuah perusahaan asuransi
mendapatkan: a) premi tabungan, b) bagi syariah dapat menetapkan tingkat asumsi
hasil muḍârabah. Disamping itu juga investasi sesuai dengan kondisi
peserta boleh berhenti sementara (cuti) perusahaan dan investasi yang sedang
bayar : a) apabila dalam rentang waktu berjalan. Jika kondisi perusahaan
cuti mendapatkan tahapan pendidikan, asuransi syariah tersebut dalam keadaan
maka peserta wajib melunasi premi yang sehat permodalannya, bisa jadi
belum dibayar terlebih dulu, baru bisa menetapkan asumsi investasi setingkat di
mendapatkan tahapan pendidikan. b) atas perusahaan asuransi syariah yang
apabila peserta meninggal dunia saat cuti lainnya. Pada aspek ini, perusahaan
bayar selama masih ada premi tabarru’: asuransi syariah dapat bermain dalam
(1) ahli waris menerima santunan sebuah persaingan bisnis dengan
kebajikan, (2) nilai tunai (bila masih memberikan return yang baik dan lebih
ada). (Kanwil Syariah Semarang, 2009: untuk setiap peserta asuransi.
1-2) Asumsi tingkat investasi pada
Data di tabel bawah ini, dengan perusahaan asuransi syariah bukanlah
asumsi peserta dari produk Mitra Iqra’ identik dengan praktik bunga pada
adalah sebagai berikut: umur peserta 30 perusahaan konvensional, karena asumsi
yang dipakai tersebut belumlah fixed bisnis (umat Islam) agar dalam setiap
(tetap), hanya sebagai ancangan dalam melakukan investasi didasarkan pada
perhitungan awal. Sedangkan kenyataan nilai-nilai profesionalitas dan
di lapangan harus didasarkan pada hasil akuntabilitas. Hal dikarenakan sifat dari
akhir investasi pada satu tahun investasi sebuah investasi adalah tidak pasti
setelah dikurangi baya-biaya (cost) (uncertainty) perolehan keuntungannya.
operasional. Prinsip ini yang Dengan semangat profesionalitas, maka
membedakan antara perusahaan asuransi tingkat kerugian dalam berinvestasi
syariah dan perusahaan asuransi dapat diminimalisasi pada tingkat
konvensional. Perusahaan asuransi serendah mungkin. Oleh karenanya,
konvensional memakai sistem bunga pada bidang investasi dibutuhkan fund
yang sudah fixed sebagai instrumen manager yang profesional dan andal,
dalam menjalankan kinerja serta berpengalaman di bidangnya.
operasionalnya. Dalam sistem bunga ini,
1.4 Asuransi sebagai Alat
keuntungannya sudah dapat dilihat
Investasi
secara pasti pada awal melakukan
Agar dapat memiliki sejumlah dana
transaksi. Realita ini yang ditolak dalam
untuk tujuan tertentu di masa depan,
etika bisnis islami, karena telah
digunakanlah investasi. Misalnya, jika
menetapkan sesuatu (keuntungan) yang
anda memiliki seorang anak berusia satu
belum pasti. Bertentangan dengan firman
tahun dan ingin menyiapkan sejumlah
Allah SWT, dalam QS. Luqman [31]: 34
dana untuk biaya pendidikannya mulai
Artinya: ”Sesungguhnya Allah, hanya
pada sisi-Nya sajalah dari sekolah dasar sampai perguruan
pengetahuan tentang hari tinggi nanti, Anda dapat menyisihkan
kiamat; dan Dia-lah yang
menurunkan hujan, dan sebagian kemampuan finansial anda dari
mengetahui apa yang ada sekarang secara rutin, sedikit demi
dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat sedikit, sampai nanti dananya
mengetahui (dengan pasti) mencukupi. Untuk mengurangi jumlah
apa yang akan diusahakannya
besok; dan tiada seorang pun yang harus anda sisihkan secara rutin
yang dapat mengetahui di jangan hanya kumpulkan dananya, tapi
bumi mana ia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha investasikan juga dana yang terkumpul
Mengetahui Lagi Maha tersebut agar dapat berkembang. Di
Mengenal”.
sinilah investasi memegang peranan
Dalam ayat ini di atas tersirat
sebagai salah satu alat perencanaan.
adanya sebuah tuntunan bagi pelaku
Namun, rencana ada di tangan sebuah prinsip atau sistem yang bersifat
manusia sedangkan takdir di tangan universal
Tuhan. Bagaimana jika di tengah jalan, Fenomena asuransi syariah adalah
anda dipanggil untuk menghadapNya. unik (al-ghurabâ) di tengah arus
Bagaimana jika anda dipanggil lebih ekonomi yang kapitalistik dan
cepat dan dana yang anda siapkan untuk individualistik. Secara finansial, sistem
itu belum mencukupi. Siapa yang akan asuransi syariah memungkinkan
meneruskan setoran rutinnya. Untuk itu perolehan (manfaat) yang lebih baik.
anda memerlukan suatu alat yang Bersamaan dengan itu, semangat
melindungi investasi anda agar tetap solidaritas pun dipupuk melalui iuran
terjaga pertumbuhan dananya walaupun kebajikan (tabarru’) peserta asuransi.
anda sudah tidak ada lagi. Alat itu adalah Selain itu, sistem tabarru’ dan bagi hasil
asuransi dwiguna. Asuransi yang (muḍârabah) yang ditetapkan dalam
memberikan proteksi dan menjamin pola operasional asuransi syariah
investasi. mengharuskan adanya transparansi di
Sebagai alat pengembangan dana, dalam status dana dan pengelolaannya.
investasi dapat diibaratkan menanam Demikian pula dalam hal kontribusi
pohon. Pohon yang baru ditanam perlu biaya pengelolaan, yang disisihkan
diberi pupuk dan disiram terus menerus sedikit dari premi tahun pertama,
agar dapat tumbuh dengan baik. Selain ditetapkan dengan jelas dan menjadi
itu, pohon juga perlu dilindungi, diberi bagian dari kesepakatan peserta. Karena
pagar agar tidak diganggu oleh binatang itu, sejak awal peserta mengetahui
atau ulah iseng manusia. Seperti itulah dengan jelas komponen premi yang
asuransi melindungi investasi, seperti disetorkannya, yaitu tabarru’, tabungan,
pagar yang melindungi tanaman dari dan biaya pengelolaan. Selain itu,
gangguan (Ahmad Gozali, 2004 : 84-85). peserta dapat melihat perkembangan dari
Asuransi syariah dapat menjadi waktu ke waktu yang berkenaan nilai
alternatif pilihan proteksi dan investasi tunai polisnya, yakni akumulasi
bagi warga masyarakat yang tabungan dan bagi hasilnya.
menginginkan produk yang sesuai Apabila peserta bermaksud
dengan prinsip syariah. Produk ini juga mengundurkan diri dalam masa
bisa menjadi pilihan bagi pemeluk perjanjian karena suatu hal, nilai tunai
agama lain yang memandang konsep yang dapat diterimanya dapat dihitung
syariah adil bagi mereka. Syariah adalah nilainya dan jelas sumbernya (berasal
dari tabungan dan bagi hasilnya). syariah adalah harus terbebas dari unsur
Demikian pula klaim meninggal yang maisîr, gharar, dan ribâ. Dan dalam
diterima oleh ahli waris peserta, terdiri praktiknya asuransi syariah adalah
dari santunan kebajikan (bersumber dari pengembangan prinsip tolong-menolong
tabaru’-tabaru’ peserta), tabungan yang melalui dana tabarru’ juga memasukkan
sudah disetorkan dan bagi hasil unsur investasi (khususnya pada asuransi
tabungannya. Dalam hal investasi, selain jiwa) dengan akad bagi hasil
pertimbangan profitabilitas, kesesuaian (muḍârabah) .
usaha dengan ketentuan syariah Sebagai alat pengembangan dana,
merupakan faktor penentu keputusan investasi dapat diibaratkan menanam
investasi. Oleh karena itu peran Dewan pohon. Pohon yang baru ditanam perlu
Pengawas Syariah menjadi sangat diberi pupuk dan disiram terus menerus
penting di dalam dinamika agar dapat tumbuh dengan baik. Selain
pengembangan asuransi syariah, hal itu, pohon juga perlu dilindungi, diberi
yang tidak ditemukan dalam asuransi pagar agar tidak diganggu oleh binatang
konvensional. atau ulah iseng manusia. Seperti itulah
Akhirnya, tidak keliru jika dikatakan asuransi melindungi investasi, seperti
bahwa operasionalisasi asuransi syariah pagar yang melindungi tanaman dari
seperti diuraikan diatas dan keterlibatan gangguan.
Dewan Pengawas Syariah di dalam Asuransi syariah dapat menjadi
keseluruhan mata rantai aktivitas dan alternatif pilihan proteksi dan investasi
produk asuransi syariah menggambarkan bagi warga masyarakat yang
konsistensi asuransi syariah sebagai menginginkan produk yang sesuai
sebuah sistem ta’âwun yang berpijak dengan prinsip syariah. Produk ini juga
pada nilai-nilai syariah Islam. Dan bisa menjadi pilihan bagi pemeluk
sebagai salah satu instrumen investasi agama lain yang memandang konsep
syariah dewasa ini. syariah adil bagi mereka. Syariah adalah
sebuah prinsip atau sistem yang bersifat
C. Simpulan
universal.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan, Prinsip dasar dari asuransi
***
DAFTAR PUSTAKA