Anda di halaman 1dari 12

ASURANSI SYARIAH SEBAGAI INSTRUMENT INVESTASI

Oleh : Mila Fursiana Salma Musfiroh


Dosen Program Studi Perbankan Syari’ah FSH UNSIQ
Email: milafursianasalma@gmail.com

Abstrak
Asuransi ibarat lilin dan generator yang berfungsi sebagai pengganti listrik.
Asuransi memiliki fungsi sebagai pengganti sumber nafkah, jika terjadi musibah.
Asuransi dapat mengurangi dampak finansial dari risiko yang terjadi. Fungsi
Asuransi Syariah di samping sebagai alat proteksi untuk memberikan perlindungan
financial atas risiko yang mungkin terjadi, juga mengandung unsure investasi.
Pada prinsipnya Asuransi Syariah harus terbebas dari unsur maisîr, gharar, dan
ribâ. Dan pada praktiknya Asuransi syariah merupakan pengembangan dari
prinsip tolong-menolong melalui dana tabarru’, dan memasukkan unsur investasi
dengan akad bagi hasil. Sebagai alat pengembangan dana investasi dapat
diibaratkan menanam pohon. Pohon yang baru ditanam perlu diberi pupuk dan
disiram terus menerus agar dapat tumbuh dengan baik. Selain itu, pohon juga perlu
dilindungi, diberi pagar agar tidak diganggu oleh binatang atau ulah iseng
manusia. Seperti itulah asuransi melindungi investasi, seperti pagar yang
melindungi tanaman dari gangguan. Asuransi syariah dapat menjadi alternatif
pilihan proteksi dan investasi bagi warga masyarakat yang menginginkan produk
yang sesuai dengan prinsip syariah. Produk ini juga bisa menjadi pilihan bagi
pemeluk agama lain yang memandang konsep syariah adil bagi mereka. Syariah
adalah sebuah prinsip atau sistem yang bersifat universal.

Kata Kunci : Asuransi Syariah, Dana Tabarru’, Investasi,

A. Pendahuluan berfungsinya alat elektronik.


Bayangkan apabila tiba-tiba listrik Dampaknya juga sangat besar terhadap
PLN dirumah anda mati. Apa yang akan pelajar yang akan ujian esok hari, ia
terjadi? Gelap gulita, tentu saja. Bukan tidak dapat belajar karena gelap. Oleh
cuman itu, anda juga tidak dapat karena itu, beberapa alternatif solusi
menikmati siaran televisi yang anda dapat diambil. Bagi yang membutuhkan
gemari, anak-anak tidak bisa belajar penerangan, ia dapat mengandalkan
karena gelap, bahkan kegiatan memasak penerangan tradisional seperti lilin atau
dan mencuci pakaian pun menjadi lampu minyak. Namun, bagi yang
terganggu karenanya. membutuhkan peralatan elektroniknya
Efeknya bagi setiap rumah tangga tetap berjalan, ia akan membutuhkan
akan berbeda. Bagi rumah tangga yang sebuah generator untuk menggantikan
sangat mengandalkan alat-alat listrik PLN yang padam.
elektronik, tentu saja akan merasakan Sebagai konsumen, kita sering tidak
dampak yang sangat besar karena tidak dapat memastikan apakah listrik PLN
Vol. I No. 01, Mei 2015

akan mati. Kapan dan untuk berapa lama menyebabkannya tidak dapat lagi
juga sering kali tidak dapat bekerja, keluarga tersebut akan
diprediksikan. Namun, yang pasti risiko mengalami kesulitan secara ekonomi
mati lampu mesti dihadapi jika sudah dalam mencukupi kebutuhan rumah
terjadi. Bayangkan jika tidak ada tangganya, karena sumber nafkah yang
persiapan sebelumnya, tidak ada lilin selama ini diandalkan sudah tidak ada
dan generator cadangan, namun tiba-tiba lagi.
listrik mati. Bisa jadi semua aktivitas Di sinilah asuransi memiliki
akan terhenti karena listrik padam. Beda peranan. Sebagaimana lilin dan
halnya jika kita sudah menyiapkan generator yang berfungsi menggantikan
sebelumnya lilin, lampu minyak, atau listrik, maka asuransi juga memiliki
generator. Jika listrik padam, kita masih fungsi sebagai pengganti sumber nafkah
punya cadangan yang menggantikan. jika terjadi musibah. Asuransi tidak
Walaupun tidak dapat menggantikan mengurangi risiko apalagi mencegah
listrik secara penuh, namun setidaknya terjadinya risiko, asuransi hanya
cadangan ini dapat secara sementara mengurangi dampak secara finansial dari
menggantikan fungsi listrik yang mati. risiko yang mungkin terjadi. Inilah yang
Adanya cadangan menjadi sangat sering dimaksud bahwa asuransi
penting karena kita tidak pernah tahu memberikan proteksi finansial atas
kapan listrik akan mati. risiko.
Sekarang bila kita analogikan listrik Fungsi asuransi dewasa ini
sebagai sumber tenaga alat elektronik, disamping sebagai alat proteksi untuk
dengan gaji atau honor sebagai sumber memberikan perlindungan finansial atas
pemasukan bagi sebuah rumah tangga. risiko yang mungkin terjadi, juga
Bayangkan juga jika kejadian listrik mengandung unsur investasi (asuransi
padam juga terjadi pada sumber dwiguna). Mekanismenya sederhana
pemasukan anda. Apa yang akan terjadi saja. Nasabah akan diminta untuk
jika sumber pemasukan anda tiba-tiba membayar sejumlah premi dengan
terhenti? Apa dampaknya bagi rumah jumlah tertentu untuk mendapatkan
tangga anda? Bayangkan sebuah perlindungan asuransi. Premi yang
keluarga yang selama ini hanya dibayarkan tersebut oleh perusahaan
mengandalkan pemasukan dari gaji sang asuransi akan dibagi mejadi premi untuk
kepala keluarga. Jika terjadi suatu proteksi dan premi untuk investasi. Dana
musibah terhadap sang ayah yang yang didapat dari premi investasi akan

98 Asuransi Syariah
Vol. I No. 01, Mei 2015

dikembangkan untuk mendapatkan hasil asuransi syariah belum banyak dikenal


yang optimal. Selanjutnya, dalam jangka dan dipahami baik oleh kalangan
waktu tertentu, nasabah peserta asuransi terdidik maupun orang awam. Untuk itu
akan mendapatkan kembali hasil paper ini membahas seputar asuransi
investasinya. Jika jadwal pengembalian syariah sebagai salah satu instrumen
investasi asuransi dwiguna disesuaikan investasi.
dengan jadwal masuk sekolah si anak,
B. Hasil Temuan dan Pembahasan
asuransi ini dinamakan asuransi
I. Pengertian Asuransi Syariah dan
pendidikan. Namun, jika jadwal
Investasi
pengembaliannya disesuaikan dengan Asuransi syariah mempunyai
usia pensiun nasabah, asuransi ini beberapa padanan dalam bahasa Arab, di
dinamakan asuransi pensiun (Ahmad antaranya, yaitu (1) takâful, (2) taˋmîn,
Gozali, 2004:83) . dan (3) taḍâmun. Ketiga kata tersebut,
Selama ini asuransi konvensional merupakan padanan dari pengertian
menginvestasikan dana yang didapatnya asuransi syariah yang mempunyai makna
tanpa mempertimbangkan halal atau saling menanggung, saling menolong.
haram, sehingga uang hasil investasi Yang kemudian oleh Al-Fanjari
yang diterima nasabah juga tidak terjaga diartikan dengan saling menanggung
kehalalannya. Ketidakhalalan tersebut atau tanggung jawab sosial (Al-Fanjari,
mencakup unsur-unsur maisîr 1994: 23).
(perjudian, untung-untungan), gharar Menurut Musthafa Ahmad Zarqa,
(ketidakjelasan, ketidakpastian), dan ribâ makna asuransi secara istilah adalah
(bunga) baik pada akad maupun kejadian (Musthafa Ahmad Zarqa:
operasionalnya. Kehadiran asuransi 1968). Namun pada intinya, asuransi
syariah yang di desain untuk menghapus adalah cara atau metode untuk
unsur maisîr, gharar, dan ribâ tersebut memelihara manusia dalam menghindari
diharapkan sebagai salah satu alternatif risiko (ancaman) bahaya yang akan
bagi umat muslim khususnya dan umat terjadi dalam hidupnya, dalam
manusia seluruhnya dalam perjalanan kegiatan hidupnya atau dalam
menginvestasikan dananya dan aktivitas ekonominya. Tujuannya adalah
melindungi harta dan keluarganya secara menghilangkan atau meringankan
aman dan halal. kerugian dari peristiwa-peristiwa yang
Namun demikian, sebagai suatu terkadang menimpa sebagian mereka.
gagasan dan sistem baru, industri

Asuransi Syariah 99
Vol. I No. 01, Mei 2015

Dan, jalan yang mereka tempuh adalah 'aqîlah, menurut Thomas Patrick dalam
dengan memberikan sedikit pemberian bukunya Dictionary of Islam seperti
(derma) dari masing-masing individu. yang dikutip oleh Zainuddin Ali
Dewan Syariah Nasional Majelis (2008:10) . Al-’Aqîlah adalah saling
Ulama Indonesia memberi definisi memikul atau bertanggung jawab untuk
asuransi syariah (takâful, taˋmîn, dan keluarganya. Jika salah satu anggota
taḍâmun.) adalah usaha saling suku terbunuh oleh anggota suku yang
melindungi dan tolong menolong di lain, maka ahli waris korban akan
antara sejumlah orang atau pihak melalui dibayar dengan uang darah (diyat)
investasi dalam bentuk aset atau dana saudara terdekat dari terbunuh. Saudara
tabarru’ yang memberikan pola terdekat dari pembunuh disebut ’aqîlah.
pengembalian untuk menghadapi risiko Lalu dana (al-kanzu) yang
tertentu melalui akad (perikatan) yang diperuntukkan membantu keluarga yang
sesuai dengan syariah (DSN-MUI, 2001) terlibat dalam pembunuhan tidak
Dari definisi diatas tampak bahwa sengaja.
asuransi syariah bersifat saling Al-’aqilah berbeda halnya dengan
melindungi dan tolong menolong yang al-Muwâlah. Al-Muwâlah adalah
disebut ”ta’âwun”. Yaitu, prinsip hidup perjanjian jaminan. Penjamin akan
saling melindungi dan saling menolong menjamin seseorang yang tidak memiliki
atas dasar ukhuwah Islamiyah antara harta warisan dan tidak diketahui ahli
sesama anggota peserta asuransi syariah warisnya. Penjamin setuju untuk
dalam menghadapi malapetaka (resiko). menanggung biaya, jika orang yang
Investasi adalah menanamkan atau dijamin meninggal, maka penjamin
menempatkan aset, baik berupa harta boleh mewarisi hartanya sepanjang tidak
maupun dana, pada sesuatu yang ada ahli warisnya.
diharapkan akan memberikan hasil Praktik ’aqîlah di zaman Rasulullah
pendapatan atau meningkatkan nilainya tetap diterima oleh masyarakat Islam dan
dimasa mendatang (Iwan menjadi bagian dari hukum Islam. Hal
P.Pontjowinoto, 2003:45) . dimaksud, dapat dilihat dari hadist Nabi
Muhammad saw;
1.1 Asal usul Asuransi Syariah
”Diriwayatkan oleh Abu Hurairah
Praktik asuransi syariah saat ini
ra., dia berkata: berselisih dua
berasal dari budaya suku Arab sebelum orang wanita dari suku Huzail,
zaman Rasulullah yang disebut dengan kemudian salah satu wanita tersebut
melempar batu ke wanita yang lain

100 Asuransi Syariah


Vol. I No. 01, Mei 2015

sehingga mengakibatkan kematian Berdasarkan uraian di atas, yang


wanita tersebut beserta janin yang kemudian diformulasi berdasarkan
dikandungnya. Ahli waris dari
prinsip syariah sehingga menjadi
wanita yang meninggal tersebut
mengadukan peristiwa tersebut asuransi syariah. Karena itu, yang
kepada Rasulullah saw, maka tampak dalam praktik asuransi syariah
Rasulullah saw, memutuskan ganti
adalah pengembangan prinsip tolong-
rugi dari pembunuhan terhadap
janin tersebut dengan pembebasan menolong melalui dana tabarru’ juga
seorang budak laki-laki atau memasukkan unsur investasi (khususnya
perempuan, dan memutuskan ganti
pada asuransi jiwa) baik dengan akad
rugi kematian wanita tersebut
dengan uang darah (diyat) yang bagi hasil (muḍârabah) maupun fee
dibayarkan oleh aqilah-nya (kerabat (wakâlah).
dari orang tua laki-laki).”(HR. Al-
Bukhari). 1.2 Kontroversi Status Hukum
Selain hadist di atas, ada pasal Asuransi Konvensional

khusus dalam konstitusi Madinah yang Sebagai salah satu bentuk instrumen

memuat semangat untuk saling keuangan dalam ekonomi Islam, status

menanggung bersama, yaitu pasal tiga hukum asuransi masih menjadi

(3) yang isinya sebagai berikut:”orang perdebatan di kalangan ulama. Ada

Quraisy yang melakukan perpindahan beberapa ulama yang mengharamkan

(ke Madinah) melakukan pertanggungan dengan alasan: a) Asuransi mengandung

bersama dan akan saling bekerja sama unsur maisîr, gharar dan ribâ, b)

membayar uang darah di antara mereka.” Asuransi mengandung unsur pemerasan

’Aqîlah merupakan praktik yang yang bersifat menekan, karena

biasa terjadi pada suku Arab kuno. Jika pemegang polis, apabila tidak

seorang anggota suku melakukan dilanjutkan, maka premi yang sudah

pembunuhan terhadap anggota suku dibayar akan hangus atau dikurangi, c)

yang lain, maka ahli waris korban akan premi yang sudah dibayar seringkali

memperoleh bayaran sejumlah uang diputar dalam praktik riba, d) asuransi

darah sebagai kompensasi oleh termasuk jual beli dan hidup matinya

penutupan keluarga pembunuh. seseorang dijadikan obyek bisnis

Penutupan yang dilakukan oleh keluarga (Syakir Sula, 2004:58). Dan ada yang

pembunuh itulah yang disebut sebagai membolehkan atau menghalalkan

’aqîlah. asuransi. Yang kemudian oleh Abdul


Ghafur Anshori(2007:11) merangkum

Asuransi Syariah 101


Vol. I No. 01, Mei 2015

beberapa alasan mereka yang walaupun maksud dan tujuannya baik,


membolehkan asuransi menjadi: a) tetapi karena caranya salah maka
Tidak ada naṣ (al-Qur`an dan Sunnah) asuransi konvensional tidak dibenarkan
yang secara jelas dan tegas melarang secara syar’i. 3) konsep asuransi yang
asuransi, b) Ada kesepakatan dan ideal menurut kaidah hukum Islam
kerelaan kedua belah pihak baik peserta adalah asuransi yang dikelola dengan
maupun perusahaan asuransi, c) sistem mutual (saling menjamin) dan
Asuransi dapat berguna bagi asuransi sosial. Namun konsep dan
kepentingan umum, sebab premi yang pratek asuransi syariah yang telah
terkumpul dapat diinvestasikan untuk berkembang di berbagai negara dewasa
proyek-proyek yang produktif dan ini masih dalam taraf pembelajaran atau
pembangunan. Dengan kata lain belum ideal atau masih dalam ”konsep
kemaslahatan dari usaha asuransi lebih antara” sehingga masih belum terbebas
besar daripada mudharatnya, d) dari unsur maisîr, gharar dan ribâ, atau
menguntungkan kedua belah pihak, e) praktik-praktik lainnya yang terlarang
asuransi dikelola berdasarkan akad dalam muamalah yang Islami. Namun
muḍârabah (bagi hasil), f) asuransi demikian tidak perlu ditinggalkan.
termasuk kategori koperasi (syirkah Berdasarkan kaidah fiqih,” Mâ lâ
ta’âwuniyah), g) Asuransi dianalogikan yudraku kulluhu la yutroku kulluhu”
(diqiyaskan) dengan dana pensiun. artinya, kalau tidak dapat melakukannya
Terjadinya ikhtilaf di kalangan secara keseluruhan, maka jangan
ulama tentang masalah asuransi, menurut ditinggalkan seluruhnya.
Syakir Sula (2004:77-82) terjadi karena:
1.3 Ketentuan Operasional
1) asuransi dalam pengertian ta’âwun
Asuransi Syariah
(tolong-menolong) dan taḍâmun antara
Prinsip dasar operasional asuransi
sejumlah besar manusia dalam
syariah tidak boleh bertentangan dengan
mengganti akibat-akibat peristiwa yang
syariat Islam, yaitu terbebas dari unsur
terjadi, memang dibolehkan, akan tetapi
maisîr, gharar dan ribâ. Untuk
cara merealisasikannya dalam teori dan
mengatasi masalah gharar dalam
sistem asuransi konvensional
asuransi konvensional maka sistem yang
mengandung kontroversi di kalangan
ditawarkan asuransi syariah adalah
ulama. 2) sistem operasional asuransi
menukar akad tadabbuli (jual beli)
konvensional jelas-jelas mengandung
dengan bentuk akad takâfuli (tolong
unsur maisîr, gharar dan ribâ. Sehingga

102 Asuransi Syariah


Vol. I No. 01, Mei 2015

menolong) atau akad tabarru’ (dana pemanfaatan maupun hasil yang


kebajikan) dan akad muḍârabah (bagi diperoleh kedua pihak menjadi serba
hasil). Dengan akad takâfuli atau jelas dan transparan.
tabarru’ maka sebagian dana premi Adapun cara untuk menghilangkan
dicadangkan untuk membantu para unsur riba dilakukan dengan cara
peserta asuransi. Dana yang lainnya melakukan investasi yang dilakukan
diinvestasikan oleh perusahaan asuransi perusahaan tidak dengan cara
sebagai wakil peserta atau anggota menerapkan unsur bunga melainkan
asuransi. Keuntungan dari investasi dengan cara muḍârabah, musyârakah,
tersebut didistribusikan kepada para atau dengan skim syariah lainnya
peserta dan perusahaan berdasarkan (Jusmaliani, 2008: 391).
kesepakatan kedua belah pihak. Dalam operasionalnya, penulis
Sementara itu untuk mengatasi mengambil contoh Asuransi Bumiputra
terjadinya unsur maisîr pada asuransi Syariah sebagai modelnya, dengan
konvensional dapat dilakukan dengan produk-produknya dapat dikelompokkan
cara memberlakukan reversing period menjadi dua: 1) Asuransi perorangan
sejak awal akad, sehingga tak ada uang (Asper), yaitu: Mitra Iqra’, Mitra
anggota asuransi yang hangus. Artinya, Mabrur, dan Mitra Sakinah, 2) Asuransi
semua peserta asuransi syariah berhak Kumpulan (Askum), yaitu Mitra
memperoleh kembali seluruh dana premi Barokah (Kanwil Syariah Semarang,
yang telah disetor (cash value) kapan 2009)
saja diperlukan, kecuali dana tabarru’ Pada bagian berikut diberikan
yang memang telah diniatkan dan ilustrasi pola pengelolaan dana pada
diikhlaskan untuk membantu sesama produk Mitra Iqra’. Program Mitra
peserta lain yang terkena musibah. Iqra’ ini dirancang untuk memprogram
Pembayaran klaim atau pengembalian pendidikan anak atau tersedianya
uang peserta dan pembagian keuntungan sejumlah dana pendidikan sejak putra
yang diberikan oleh perusahaan asuransi putrinya masuk taman kanak-kanak
bersumber dari dana tabarru’, dana sampai sarjana, dari kemungkinan
tabungan, dan hasil investasi yang terjadinya resiko yang tidak terduga.
dilakukan perusahaan dengan skim Produk Mitra Iqra’ merupakan
muḍârabah, musyârakah atau skim gabungan antara, unsur tabungan dan
syar’i lainnya. dengan demikian bagi unsur tolong menolong (Ta’âwun).
peserta maupun perusahaan baik sumber, Premi Mitra Iqra’ terdiri dari : Premi

Asuransi Syariah 103


Vol. I No. 01, Mei 2015

Tabungan, Premi Tabarru’, dan Premi tahun, usia anak 1 tahun, masa perjanjian
Biaya. 17 tahun, premi tahunan 1.200.000
Bila peserta dikaruniai panjang rupiah, tabarru’ 5,80%, biaya
umur sampai dengan masa asuransinya pengelolaan 39% dari premi tahun
berakhir dan premi telah dibayar lunas, pertama. Sedangkan muḍârabah 70%
maka kepada anak yang dibeasiswakan peserta dan 30% perusahaan. Dengan
di terimakan sesuai dengan tabel. Bila tingkat investasi rupiah 9% per tahun
peserta meninggal dunia sebelum akad (Saleskit Mitra Iqra’ Asuransi bumiputra
berakhir, diterimakan; a) santunan Syariah).
kebajikan, b) Nilai Tunai (premi Secara teoritis perhitungan premi
tabungan + muḍârabah), tahapan sesuai pada produk asuransi syariah di
dengan tabel + PT II=15%MA, PT Indonesia dapat dianggap sama, tidak
III=20%MA, PT IV=20%MA, PT ada perbedaan yang signifikan (Hasan
V=25%MA, selanjutnya ahli waris Ali, 2004 : 177). Satu hal yang menjadi
dikenakan bebas premi. Apabila peserta pembeda dalam perhitungan premi
mengundurkan diri sebelum perjanjian adalah asumsi investasi pada satu tahun
berakhir, maka peserta akan ke depan. Sebuah perusahaan asuransi
mendapatkan: a) premi tabungan, b) bagi syariah dapat menetapkan tingkat asumsi
hasil muḍârabah. Disamping itu juga investasi sesuai dengan kondisi
peserta boleh berhenti sementara (cuti) perusahaan dan investasi yang sedang
bayar : a) apabila dalam rentang waktu berjalan. Jika kondisi perusahaan
cuti mendapatkan tahapan pendidikan, asuransi syariah tersebut dalam keadaan
maka peserta wajib melunasi premi yang sehat permodalannya, bisa jadi
belum dibayar terlebih dulu, baru bisa menetapkan asumsi investasi setingkat di
mendapatkan tahapan pendidikan. b) atas perusahaan asuransi syariah yang
apabila peserta meninggal dunia saat cuti lainnya. Pada aspek ini, perusahaan
bayar selama masih ada premi tabarru’: asuransi syariah dapat bermain dalam
(1) ahli waris menerima santunan sebuah persaingan bisnis dengan
kebajikan, (2) nilai tunai (bila masih memberikan return yang baik dan lebih
ada). (Kanwil Syariah Semarang, 2009: untuk setiap peserta asuransi.
1-2) Asumsi tingkat investasi pada
Data di tabel bawah ini, dengan perusahaan asuransi syariah bukanlah
asumsi peserta dari produk Mitra Iqra’ identik dengan praktik bunga pada
adalah sebagai berikut: umur peserta 30 perusahaan konvensional, karena asumsi

104 Asuransi Syariah


Vol. I No. 01, Mei 2015

yang dipakai tersebut belumlah fixed bisnis (umat Islam) agar dalam setiap
(tetap), hanya sebagai ancangan dalam melakukan investasi didasarkan pada
perhitungan awal. Sedangkan kenyataan nilai-nilai profesionalitas dan
di lapangan harus didasarkan pada hasil akuntabilitas. Hal dikarenakan sifat dari
akhir investasi pada satu tahun investasi sebuah investasi adalah tidak pasti
setelah dikurangi baya-biaya (cost) (uncertainty) perolehan keuntungannya.
operasional. Prinsip ini yang Dengan semangat profesionalitas, maka
membedakan antara perusahaan asuransi tingkat kerugian dalam berinvestasi
syariah dan perusahaan asuransi dapat diminimalisasi pada tingkat
konvensional. Perusahaan asuransi serendah mungkin. Oleh karenanya,
konvensional memakai sistem bunga pada bidang investasi dibutuhkan fund
yang sudah fixed sebagai instrumen manager yang profesional dan andal,
dalam menjalankan kinerja serta berpengalaman di bidangnya.
operasionalnya. Dalam sistem bunga ini,
1.4 Asuransi sebagai Alat
keuntungannya sudah dapat dilihat
Investasi
secara pasti pada awal melakukan
Agar dapat memiliki sejumlah dana
transaksi. Realita ini yang ditolak dalam
untuk tujuan tertentu di masa depan,
etika bisnis islami, karena telah
digunakanlah investasi. Misalnya, jika
menetapkan sesuatu (keuntungan) yang
anda memiliki seorang anak berusia satu
belum pasti. Bertentangan dengan firman
tahun dan ingin menyiapkan sejumlah
Allah SWT, dalam QS. Luqman [31]: 34
dana untuk biaya pendidikannya mulai
Artinya: ”Sesungguhnya Allah, hanya
pada sisi-Nya sajalah dari sekolah dasar sampai perguruan
pengetahuan tentang hari tinggi nanti, Anda dapat menyisihkan
kiamat; dan Dia-lah yang
menurunkan hujan, dan sebagian kemampuan finansial anda dari
mengetahui apa yang ada sekarang secara rutin, sedikit demi
dalam rahim. Dan tiada
seorangpun yang dapat sedikit, sampai nanti dananya
mengetahui (dengan pasti) mencukupi. Untuk mengurangi jumlah
apa yang akan diusahakannya
besok; dan tiada seorang pun yang harus anda sisihkan secara rutin
yang dapat mengetahui di jangan hanya kumpulkan dananya, tapi
bumi mana ia akan mati.
Sesungguhnya Allah Maha investasikan juga dana yang terkumpul
Mengetahui Lagi Maha tersebut agar dapat berkembang. Di
Mengenal”.
sinilah investasi memegang peranan
Dalam ayat ini di atas tersirat
sebagai salah satu alat perencanaan.
adanya sebuah tuntunan bagi pelaku

Asuransi Syariah 105


Vol. I No. 01, Mei 2015

Namun, rencana ada di tangan sebuah prinsip atau sistem yang bersifat
manusia sedangkan takdir di tangan universal
Tuhan. Bagaimana jika di tengah jalan, Fenomena asuransi syariah adalah
anda dipanggil untuk menghadapNya. unik (al-ghurabâ) di tengah arus
Bagaimana jika anda dipanggil lebih ekonomi yang kapitalistik dan
cepat dan dana yang anda siapkan untuk individualistik. Secara finansial, sistem
itu belum mencukupi. Siapa yang akan asuransi syariah memungkinkan
meneruskan setoran rutinnya. Untuk itu perolehan (manfaat) yang lebih baik.
anda memerlukan suatu alat yang Bersamaan dengan itu, semangat
melindungi investasi anda agar tetap solidaritas pun dipupuk melalui iuran
terjaga pertumbuhan dananya walaupun kebajikan (tabarru’) peserta asuransi.
anda sudah tidak ada lagi. Alat itu adalah Selain itu, sistem tabarru’ dan bagi hasil
asuransi dwiguna. Asuransi yang (muḍârabah) yang ditetapkan dalam
memberikan proteksi dan menjamin pola operasional asuransi syariah
investasi. mengharuskan adanya transparansi di
Sebagai alat pengembangan dana, dalam status dana dan pengelolaannya.
investasi dapat diibaratkan menanam Demikian pula dalam hal kontribusi
pohon. Pohon yang baru ditanam perlu biaya pengelolaan, yang disisihkan
diberi pupuk dan disiram terus menerus sedikit dari premi tahun pertama,
agar dapat tumbuh dengan baik. Selain ditetapkan dengan jelas dan menjadi
itu, pohon juga perlu dilindungi, diberi bagian dari kesepakatan peserta. Karena
pagar agar tidak diganggu oleh binatang itu, sejak awal peserta mengetahui
atau ulah iseng manusia. Seperti itulah dengan jelas komponen premi yang
asuransi melindungi investasi, seperti disetorkannya, yaitu tabarru’, tabungan,
pagar yang melindungi tanaman dari dan biaya pengelolaan. Selain itu,
gangguan (Ahmad Gozali, 2004 : 84-85). peserta dapat melihat perkembangan dari
Asuransi syariah dapat menjadi waktu ke waktu yang berkenaan nilai
alternatif pilihan proteksi dan investasi tunai polisnya, yakni akumulasi
bagi warga masyarakat yang tabungan dan bagi hasilnya.
menginginkan produk yang sesuai Apabila peserta bermaksud
dengan prinsip syariah. Produk ini juga mengundurkan diri dalam masa
bisa menjadi pilihan bagi pemeluk perjanjian karena suatu hal, nilai tunai
agama lain yang memandang konsep yang dapat diterimanya dapat dihitung
syariah adil bagi mereka. Syariah adalah nilainya dan jelas sumbernya (berasal

106 Asuransi Syariah


Vol. I No. 01, Mei 2015

dari tabungan dan bagi hasilnya). syariah adalah harus terbebas dari unsur
Demikian pula klaim meninggal yang maisîr, gharar, dan ribâ. Dan dalam
diterima oleh ahli waris peserta, terdiri praktiknya asuransi syariah adalah
dari santunan kebajikan (bersumber dari pengembangan prinsip tolong-menolong
tabaru’-tabaru’ peserta), tabungan yang melalui dana tabarru’ juga memasukkan
sudah disetorkan dan bagi hasil unsur investasi (khususnya pada asuransi
tabungannya. Dalam hal investasi, selain jiwa) dengan akad bagi hasil
pertimbangan profitabilitas, kesesuaian (muḍârabah) .
usaha dengan ketentuan syariah Sebagai alat pengembangan dana,
merupakan faktor penentu keputusan investasi dapat diibaratkan menanam
investasi. Oleh karena itu peran Dewan pohon. Pohon yang baru ditanam perlu
Pengawas Syariah menjadi sangat diberi pupuk dan disiram terus menerus
penting di dalam dinamika agar dapat tumbuh dengan baik. Selain
pengembangan asuransi syariah, hal itu, pohon juga perlu dilindungi, diberi
yang tidak ditemukan dalam asuransi pagar agar tidak diganggu oleh binatang
konvensional. atau ulah iseng manusia. Seperti itulah
Akhirnya, tidak keliru jika dikatakan asuransi melindungi investasi, seperti
bahwa operasionalisasi asuransi syariah pagar yang melindungi tanaman dari
seperti diuraikan diatas dan keterlibatan gangguan.
Dewan Pengawas Syariah di dalam Asuransi syariah dapat menjadi
keseluruhan mata rantai aktivitas dan alternatif pilihan proteksi dan investasi
produk asuransi syariah menggambarkan bagi warga masyarakat yang
konsistensi asuransi syariah sebagai menginginkan produk yang sesuai
sebuah sistem ta’âwun yang berpijak dengan prinsip syariah. Produk ini juga
pada nilai-nilai syariah Islam. Dan bisa menjadi pilihan bagi pemeluk
sebagai salah satu instrumen investasi agama lain yang memandang konsep
syariah dewasa ini. syariah adil bagi mereka. Syariah adalah
sebuah prinsip atau sistem yang bersifat
C. Simpulan
universal.
Dari uraian diatas dapat
disimpulkan, Prinsip dasar dari asuransi
***

Asuransi Syariah 107


Vol. I No. 01, Mei 2015

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Hasan. 2004. Asuransi dalam Jusmaliani, 2008. Investasi Syariah


Perspektif Hukum Islam Suatu Implementasi Konsep pada
Tinjauan Analisis Historis, Teoritis, Kenyataan Empirik. Yogyakarta:
& Praktis. Jakarta: Prenada Media. Kreasi Wacana.

Ali, Zainuddin. 2008. Hukum Asuransi Kanwil Syariah Semarang. 2009.


Syariah. Jakarta: Sinar Grafika. Pemahaman Produk Asper & Askum
Syariah. Semarang.
Anshori, Abdul Ghafur. 2007. Asuransi
Syariah di Indonesia Regulasi dan Pontjowinoto, Iwan P. 2003. Prinsip
Operasionalnya di dalam kerangka Syariah D Pasar Modal (Pandangan
Hukum Positif di Indonesia. Praktisi). Jakarta: Modal
Yogyakarta: UII press. Publications.

Al-Fanjari, Muhammad Syauqi. 1994. Sula, Muhammad Syakir. 2004. Asuransi


Al-Islâm wa at-Ta’mîn. Riyadh. syariah (Life and General) Konsep
dan Sistem Operasional. Jakarta:
Fatwa Dewan Syari'ah Nasional Majelis Gema Insani.
Ulama Indonesia No: 21/DSN-
MUI/X/2001, Tentang: Pedoman Saleskit Mitra Iqra’ Asuransi bumiputra
Umum Asuransi Syariah, Jakarta : 17 Syariah..
Oktober 2001.

Gozali, Ahmad, 2004. Halal, Berkah,


Bertambah, Mengenal dan Memilih
Produk Investasi Syariah. Jakarta:
Gramedia.

108 Asuransi Syariah

Anda mungkin juga menyukai