Anda di halaman 1dari 10

ASURANSI ISLAMI DAN PEMBANGUNAN EKONOMI UMAT

Muhammad Iswadi
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda
m.iswadi17iainsmd@gmail.com

ABSTRACT
This paper discusses the debate jurists of insurance, there are some that
allow and prohibit, with various arguments. At the next turn spawned Takaful
is a concrete solution to address the issue of people who really need
insurance. Islamic insurance does have differences in terms of both form and
nature with conventional insurance. There are two types of takaful insurance
products, namely family takaful and general takaful. This insurance can also
increase or help the economic development of the people, with a range of
multiplier effect caused.

Keywords: Insurance, takaful, jurist.

PENDAHULUAN masalah ketika dihadapkan dengan nilai-


Dalam kehidupan kita sehari-hari, nilai etis atau norma-norma keagamaan.
baik sebagai pebisnis, enterpreneur, Artinya asuransi tidak mengatasi
buruh, dan tenaga kerja lainnya apapun masalah tanpa masalah akan tetapi
namanya, maupun sebagai orang biasa, sebaliknya mengatasi masalah yang satu
selalu diiringi oleh risiko. Risiko ini namun memunculkan masalah yang lain.
bagaikan bayangan yang selalu setia Sebenarnya asuransi ini
mengiringi kita sebagaimana setianya mempunyai akar pada tradisi Arab
kita yang selalu perlu dan berharap akan jahiliyah. Pada waktu itu sudah ada
adanya cahaya dalam kehidupan kita. semacam jaminan atau kompensasi yang
Risiko, yang selalu setia
diberikan oleh suatu suku apabila ada
mengiringi segala aktifitas manusia,
ternyata tidak selalu menyenangkan dan anggota sukunya yang melakukan
diinginkan oleh orang yang diiringinya, tindakan yang bersifat merugikan pada
manusia. Dari sini bisa dipahami bahwa suku lainnya, seperti pembunuhan,
manusia tidak senang dengan yang perampokan dan sebagainya (lihat
namanya risiko namun manusia tidak Afzalur Rahman dan M.Muslehuddin).
bisa menghindarinya ketika ia datang. Namun nampaknya tradisi ini tidak
Oleh karena itu manusia sebagai
begitu berkembang ketika Islam datang,
makhluk yang berakal, ia berusaha untuk
menghindari atau setidaknya tidak seperti tradisi lainnya, misalnya
meminimalisir risiko yang akan pernikahan dan jual beli. Hal ini bisa
ditanggungnya tersebut, terutama dalam dibuktikan tidak adanya pembahasan
aktifitas ekonominya. Dan sebagai solusi yang begitu mencolok, dan bahkan tidak
alternatifnya adalah asuransi. Namun ada, tentang persoalan ini, baik itu dalam
asuransi inipun juga menimbulkan tradisi kenabian, hadits/ sunnah, atau

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 47


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

pada tradisi para shahabat dan generasi kepada tertanggung dengan menerima
berikutnya. Sehingga tidaklah premi asuransi, untuk memberikan
mengherankan ketika ada pendapat yang penggantian kepada tertanggung karena
mengatakan, ketika ada perdebatan kerugian, kerusakan atau kehilangan
mengenai status hukum asuransi ini, keuntungan yang diharapkan atau
bahwa asuransi adalah persoalan baru, tanggung jawab hukum kepada pihak
dalam arti tidak ada nash-nash atau teks- ketiga yang mungkin akan diderita
teks syar’iyah yang membahas tentang tertanggung, yang timbul dari suatu
persoalan ini. peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
Di dalam Islam persoalan asuransi memberikan suatu pembayaran yang
ini telah mengundang perdebatan yang didasarkan atas meninggal atau
cukup seru dan panjang. Ada yang hidupnya seseorang yang
membolehkan secara mutlak dan ada
dipertanggungkan.
juga yang sebaliknya melarang secara
mutlak, tapi ada juga yang besifat Dari definisi tersebut diatas
moderat membolehkan dengan bersyarat. dapatlah dipahami bahwa pada dasarnya
Tulisan ini akan membahas sedikit asuransi atau pertanggungan merupakan
tentang asuransi konvensional dengan suatu usaha antisipatif untuk
mendeskripsikan tentang kontroversial menanggulangi adanya risiko.
para ulama dalam menyikapi asuransi
ini. Kemudian akan lebih banyak Sikap Islam Terhadap Risiko
dibahas tentang asuransi syariah karena Seperti yang dijelaskan di atas
sesuai dengan mata kuliah yaitu lembaga bahwa asuransi mempunyai keterkaitan
ekonomi Islam. yang sangat erat dengan risiko, sebab
Perlu dijelaskan juga mengenai hadirnya asuransi sebagai solusi
istilah “asuransi Islami, Syariah, dan alternatif untuk menanggulangi risiko.
Takaful” di dalam tulisan ini adalah satu Untuk itu perlu kiranya dikemukakan
makna, agar tidak terjadi bagaimana sikap Islam atau kaum
kesalahpahaman. muslimin terhadap risiko ini.
Di Barat banyak pengusaha
PEMBAHASAN mencari proyek dan usaha yang banyak
Pengertian Asuransi risikonya. Tetapi sebaliknya di dunia
Asuransi sering juga Islam jarang ada pengusaha yang dengan
diistilahkan dengan “pertanggungan”. sengaja menanggung risiko ( Rodney
Di dalam Undang-undang Nomor 2 Wilson, 1988: 87).
Tahun 1992 Pasal 1 tentang Usaha Kaum muslim tidak menyukai
Perasuransian, didefinisikan bahwa: risiko, karena mengambil risiko
asuransi atau pertanggungan adalah dianggap sama dengan berjudi dan
perjanjian antara dua pihak atau lebih; dalam al-Qur’an dengan tegas judi
pihak penanggung mengikatkan diri diharamkan. Oleh karena itu bisalah

48 | AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

dipahami bahwa ini merupakan salah karena itu kegiatan perusahaan asuransi
satu alasan penolakan terhadap asuransi. akan menggantikan daya upaya
Akan tetapi kaum muslimin menghargai perseorangan dan akan mengurangi
kesempatan untuk memperoleh pahala
pembagian risiko (mudharabah/ profit
dengan memberi sedekah. Tegasnya
and loss sharing). Usaha menaggung kaum muslimin beranggapan bahwa
risiko dalam arti mencari-cari risiko kerukunan sosial dalam lingkungan
berbeda, harus dibedakan, dengan usaha masyarakat Islam akan rusak oleh
pembagian risiko. Pembagian risiko kegiatan berbagai lembaga asing,
adalah sah dan halal menurut Islam, termasuk perusahaan asuransi. Dengan
karena sama dengan mudharabah. demikian hubungan perseorangan akan
dilembagakan, dan hal ini sangat
dibenci (Rodney Wilson, 1988: 90).
Jadi perusahaan asuransi dirasakan
Kontroversi Seputar Asuransi mengganggu rasa keberimanan kaum
Secara singkat disini akan kami muslimin, karena dianggap mengambil
kemukakan keberatan-keberatan atau “proyek atau lahan untuk pencarian
alasan-alasan ketidaksetujuan terhadap pahala” (tolong-menolong).
asuransi dan argumen-argumen yang 3. Asuransi merupakan kontrak perjudian
4. Asuransi hanyalah pertaruhan
membolehkannya, yang dihimpun dari
5. Asuransi bersifat tidak pasti
berbagai pendapat. 6. Asuransi jiwa adalah alat atau suatu
Argumentasi yang melarang usaha yang dilakukan untuk mengganti
asuransi : kehendak Allah
1. Agama Islam tidak mendukung asas- 7. Dalam asuransi jiwa, jumlah premi
asas asuransi. Asuransi dipandang tidak tentu, karena peserta asuransi
sebagai suatu gagasan Barat yang asing, tidak tahu berapa kali cicilan yang akan
karena itu kegiatan perusahaan asuransi dibayarnya sampai ia meninggal
dihambat, bahkan dilarang. Menurut 8. Perusahaan asuransi menginvestasikan
mereka bila seorang pengusaha ingin uang yang dibayarkan oleh peserta
melindungi dirinya dari risiko, maka ia asuransi dalam surat-surat berharga
harus berusaha menghindari risiko (sekuritas) berbunga. Dan, dalam hal
tersebut bukan mencari perlindungan asuransi jiwa, si peserta asuransi, atas
asuransi (Rodney Wilson, 1988: 89). kematiannya, berhak mendapatkan jauh
Disini bisa kita lihat bahwa penolakan lebih banyak dari jumlah yang telah
terhadap asuransi karena adanya like dibayarkannya, yang merupakan riba
and dislike, karena asuransi dipandang (bunga).
sebagai produk Barat, dan Barat itu, 9. Seluruh bisnis asuransi didasarkan pada
dianggap, bukan dunia Islam jadi segala riba, yang hukumnya haram.
produk dari Barat dianggap tidak Jadi, ulama dengan keras
Islami, bahkan dianggap meracuni menyatakan pelarangan terhadap
dunia Islam. asuransi, yang dianggap bertentangan
2. Dalam agama Islam terdapat asas dengan standar-standar etika yang
tolong-menolong. Tolong-menolong ini ditetapkan oleh hukum Islam. Asuransi
adalah tanggung jawab individu. Oleh

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 49


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

dianggap berbahaya, tidak adil, dan tidak matter kontrak, yang diharuskan oleh
pasti (Muslehuddin, 1999: 145-146) hukum Islam. Pernyataan ini disanggah
Adapun argumen yang dengan mengambil contoh kontrak
dikemukakan untuk menyatakan asuransi pengupahan seseorang untuk jadi satpam
itu tidak bertentangan dengan syariat yang boleh menurut hukum Islam, di
mana keamanan adalah subject matter-
Islam.
nya.
1. Asuransi bukan perjudian, juga bukan 3. Asuransi juga bukan alat untuk menolak
pertaruhan, karena didasarkan pada kekuasaan Tuhan atau menggantikan
mutualitas (kebersamaan) dan kerja kehendak-Nya, karena asuransi ini tidak
sama. Perjudian adalah suatu permainan menjamin suatu peristiwa yang tidak
keberuntungan dan, karenanya, merusak terjadi tapi, sebaliknya, mengganti
masyarakat. Asuransi adalah suatu kerugian kepada peserta asuransi
anugerah bagi umat manusia, karena ia terhadap akibat-akibat dari suatu
melindungi mereka dari bahaya yang peristiwa atau risiko yang sudah
mengancam jiwa dan harta mereka dan ditentukan. Gerakan kooperatiflah yang
memberikan keuntungan bagi mengurangi kerugian akibat suatu
perdagangan dan industri. peristiwa tertentu.
2. Ketidakpastian dalam transaksi dilarang 4. Keberatan mengenai tidak tentunya
dalam Islam karena menyebabkan asuransi jiwa dalam arti bahwa peserta
perselisihan. Jelas dari ucapan-ucapan asuransi tidak mengetahui berapa banyak
Nabi bahwa kontrak penjualan dilarang jumlah cicilan yang dibayarnya sampai
bila penjual tidak sanggup menyerahkan kematiannya adalah tidak beralasan. Para
barang yang dijanjikan kepada pembeli fukaha Hanafi, perlu diketahui,
karena sifatnya yang tidak tentu. Seekor membedakan antara ketidaktentuan yang
burung diudara atau seekor ikan di air, menyebabkan komplikasi sehingga
misalnya, tidak dapat diserahkan jika kontraknya tidak dapat dilaksanakan
tidak ditangkap, dan tertangkapnya tidak dengan ketidaktentuan yang tidak
pasti. Karena suatu ketidakpastian tidak mempengaruhi pelaksanaan. Dengan
dapat dihindarkan dalam transaksi di demikian cicilan yang tidak tentu,dalam
dunia modern, maka dapat disimpulkan asuransi jiwa, tidak mempengaruhi
bahwa ucapan Nabi itu menyinggung keabsahan kontrak, juga tidak merugikan
kasus-kasus di mana ketidakpastian pihak manapun, karena jumlah dari tiap
muncul dalam bentuk ekstremnya, cicilan menjadi diketahui ketika dibayar
seperti dalam perjudian. Menurut dan begitu pula jumlah total dari semua
keterangan ini, asuransi jauh dari cicilan pada saat semua sudah dibayar.
ketidakpastian, khususnya ketika disertai 5. Keberatan mengenai riba, dalam asuransi
dengan satu kompensasi (ganti rugi) jiwa, tak beralasan, karena asuransi ini
yang pasti. Sebenarnya, kompensasi membolehkan peserta asuransi untuk
nyata dalam asuransi adalah keamanan tidak menerima lebih dari yang telah
yang dirasakan oleh peserta asuransi dibayarnya. Tidak mungkin diajukan
sebagai pengganti untuk setiap keberatan terhadap transaksi-transaksi
cicilannya. Kalau demikian, apakah itu lain yang dilakukan perusahaan-
bukan berkah? Sanggahan juga diajukan perusahaan asuransi dan investasi
atas pernyataan bahwa keamanan dalam berbunga mereka, karena seseorang
asuransi tidak nyata sebagai subject

50 | AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

harus mengambil asuransi sebagaimana Dari definisi diatas dapat diketahui


adanya sesuai dengan bentuk resminya bahwa asuransi takaful itu merupakan
(Muslehuddin, 1999: 147-149). kesepakatan orang-perorang (suatu
Itulah, secara singkat, jawaban dari komunitas) untuk saling tolong
kaum yang membolehkan asuransi. Dan menolong dan itu diorganisir dalam
masih banyak lagi argumen lainnya baik suatu lembaga dan dikelola secara
yang menolak maupun yang menerima professional. Dan asuransi takaful ini
asuransi. didasarkan pada konsep saling
bertanggung jawab, saling bekerjasama
Asuransi Islami (Takaful) dan membantu, saling melindungi (Bank
Dari perdebatan panjang Muamalat, tt: 5 dan Muhamad, 2000:
tersebut harus ada jalan tengah atau 75). Oleh karena itu, maka asuransi
solusi konkrit terhadap persoalan takaful sementara ini menawarkan dua
tersebut, baik untuk menjawab jenis pertanggungan, yaitu;
perdebatan tersebut maupun untuk 1. Takaful keluarga, adalah bentuk takaful
menjawab keperluan umat terhadap yang memberikan perlindungan dalam
asuransi. Pada prinsipnya asuransi itu menghadapi malapetaka kematian dan
bisa diterima apabila sesuai dengan kecelakaan atas diri peserta takaful
syariat Islam. Dan sebagai jalan (BMI, tt: 9). Jenis takaful keluarga ini
keluarnya harus ada rekayasa atau meliputi; (1) takaful dengan unsur
pengkemasan terhadap asuransi tabungan, meliputi: takaful berencana/
konvensional tersebut sehingga sesuai dana investasi, takaful dana haji, takaful
dengan ajaran Islam. Sehingga pendidikan / dana siswa. (2) takaful
muncullah asuransi Islami atau syariah, tanpa unsur tabungan, meliputi: takaful
dengan berbagai nama, ada yang berjangka, takaful majelis ta’lim, takaful
bernama asuransi takaful, asuransi Islam khairat keluarga, takaful pembiayaan,
dan sebagainya, namun tetap dalam takaful pembiayaan, takaful kecelakaan
pengertian yang sama. Di Indonesia diri, takaful wisata dan perjalanan,
dinamakan Asuransi Takaful. takaful kecelakaan siswa, takaful
Asuransi takaful adalah perjalanan haji dan umroh (Muhamad,
pertanggungan yang berbentuk tolong- 2000: 76).
menolong, atau disebut juga dengan 2. Takaful umum, adalah bentuk takaful
perbuatan kafal, yaitu perbuatan saling yang memberikan perlindungan dalam
menolong dalam menghadapi suatu menghadapi bencana atau kecelakaan
risiko yang tidak diperkirakan atas harta benda milik peserta takaful
sebelumnya (Suhrawardi K.Lubis, 2000: (BMI, tt), antara lain: (1)Takaful
82). Definisi lain mengatakan bahwa kendaraan bermotor, (2) Takaful
takaful adalah suatu skema kerjasama kebakaran, (3) Takaful risiko
yang dilandasi oleh nilai-nilai ukhuwah, pembangunan, (4) Takaful risiko
solidaritas, saling membantu untuk pemasaran, (5) Takaful mesin, (6)
memberikan bantuan finansial kepada Takaful peralatan elektronik, (7) Takaful
peserta takaful jika membutuhkannya pengangkutan barang, (8) Takaful
dan mereka sepakat untuk memberikan rangka kapal, (9) Takaful pengangkutan
kontribusi untuk tercapainya tujuan uang, (10) Takaful gabungan, (11)
tersebut (Bank Muamalat, tt: 6) Takaful kecelakaan diri, (12) Takaful

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 51


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

penyimpanan uang, (13) Takaful 3. Besar premi tergantung pada


tanggung gugat, (14) Takaful kemampuan peserta, tetapi perusahaan
kebongkaran, (15) Takaful pemilik dan dapat menentukan jumlah minimal
penghuni rumah, (16) Takaful 4. Cara pembayaran dapat dilakukan secara
kehilangan keuntungan akibat kerusakan langsung maupun tidak langsung.
mesin, (17) Takaful kehilangan Klasifikasi Premi
keuntungan akibat kebakaran, (18) Setiap premi yang dibayar oleh
Takaful peralatan konstruksi, dan (19) peserta dipisah dalam dua rekening:
Takaful lampu reklame. (Ulumul 1. Rekening tabungan. Rekening ini akan
Qur’an, 1996: 37-41) dibayarkan apabila : perjanjian berakhir,
Asuransi syariah telah peserta mengundurkan diri, peserta
bermunculan diberbagai negara baik meninggal dunia.
dinegara muslim maupun non muslim. 2. Rekening tabarru’, yaitu kumpulan dana
Diantara asuransi syariah itu ialah yang diniatkan oleh peserta sebagai iuran
(Muhamad, 2000:74) : Islamic Insurance kebajikan untuk keperluan tolong-
Co.Ltd.Sudan (1979), Islamic Arab menolong.
Insurance C.Ltd. Saudi Arabia (1979), 3. Rekening ini akan dibayarkan apabila:
Dar Al-Maal Al-Islami Geneva (1983), peserta meninggal, perjanjian berakhir
Takaful Islami Luxemburg (1983), (bila ada surplus dana).
Takaful Islam Bahamas (1983), Al-
Takaful Al-Islami Bahrain (1983), Perbedaan antara Asuransi
Syarikat Takaful Malaysia SDN.Berhad Konvensional dan Asuransi Syariah
(1984), Syarikat Takaful Brunei Ada perbedaan mendasar antara
Darussalam, Asuransi Takaful Indonesia asuransi konvensional dengan asuransi
(1993). syariah (Islami). Menurut Mannan
Pada tahun 1979 “Faisal Islamic perbedaan itu tidak hanya terletak dalam
Bank of Sudan” mengambil inisiatif bentuk, tetapi juga dalam sifat
untuk mendirikan Perusahaan Asuransi penanganannya (Mannan,1995: 306).
atas dasar koperatif (Islami/Syariah). Namun sayang Mannan tidak
Perusahaan itu mengasuransikan usaha menjelaskan secara ekplisit dan rinci
sebagai berikut, kecuali asuransi jiwa mengenai perbedaan tersebut. Akan
(Mannan, 1995: 305) ; Asuransi Muatan tetapi, mungkin, akan sedikit membantu
Laut; Asuransi Kapal; Kebakaran dan kita untuk memahami perbedaan tersebut
Pencurian; Penerbangan; Kecelakaan ketika ia membagi tiga jenis asuransi.
Pribadi Ketiga jenis asuransi itu adalah
1. Rekayasa koperatif, kapitalis, dan pemerintah
2. Ganti Rugi Para Pekerja. (Mannan,1995: 303).
Mekanisme Pengelolaan Dana Asuransi koperatif, yang Mannan
1. Setiap peserta wajib membayar premi anggap Islami dan dia anjurkan, para
secara teratur kepada perusahaan penyumbang dana asuransi adalah para
asuransi dermawan, dan sumbangan mereka
2. Peserta dapat membayar premi setiap adalah donasi, dengan tujuan
bulan, kwartal, semester, atau tahun menanggung kerugian yang menimpa
siapa saja dari para penyumbang itu
secara bersama-sama. Kompensasi yang

52 | AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

diberikan bertalian dengan kerugian bekerja


yang diderita dan bukan suatu jumlah sama
tertentu yang disetujui antara
pengasuransi dan yang diasuransikan
pada waktu perjanjian dibuat.
(Mannan,1995: 305)
Asuransi kapitalis, adalah usaha
jenis asuransi yang sesungguhnya lahir
dari asuransi laut yang berasal dari Sistem . Perusahaan .
Perusahaan
Romawi. Asuransi ini dibentuk untuk dan sebagai sebagai
mendapatkan laba dan didasarkan atas pemilik dana
pemegang
Operasi
perhitungan niaga. (Mannan,1995: 303) . Dana amanah
Asuransi pemerintah, asuransi onal
diinvestasika .
Kebijakan
yang diselenggarakan oleh pemerintah Pengelo n sesuai
investasi
pada skala nasional bagi orang berusia la dana dengan sesuai
lanjut, pengangguran, sakit dan luka. kebijakan dengan
Sehingga seluruh bangsa dapat manajemen syariah
bertanggung jawab secara bersama-sama Bunga .
Bagi hasil
untuk menyediakan dana bagi mereka (mudharaba
yang sakit, tua, tidak terurus, atau h)
pengangguran. (Mannan,1995: 304). Biaya Biaya Pemegan
Menurut Warkum, perbedaan
ditanggung g polis
prinsip operasionalnya dapat dilihat pada
empat unsur yaitu; (1) unsur pemegang hanya
ketidakpastian, (2) unsur gamling, (3) polis menangg
unsur riba, (4) unsur komersial. ung
(Warkum Sumitro, 1996: 168-170). biaya
sebagian
Perbedaan Asuransi Konvensional dan kecil
Syariah (Muhammad, 2000: 81) saja
Topik Asuransi Asuransi berdasar
Konvensiona Takaful kan
l (Syariah) kesepaka
Prinsip1. Akad 1. Akad saling tan
Dasar pertukaran melindungi kedua
(jual-beli) (takafu)
2. Kerja sama 2. Tolong – belah
3. Hukum menolong pihak
Ekonomi 3. Saling Premi Mortalita Mortalita /
4. Aktuaria melindungi Biaya (alpa, harapan
4. Saling beta, gamma) hidup (net
bertanggung Bunga premium).
jawab
Gambar : Perbedaan Asuransi Islam
5. Saling
dan Konvensional

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 53


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

pasti digunakan, minimal, untuk


konsumsi, dan keperluan lainnya. Ini
berarti akan meningkatkan permintaan
akan barang dan jasa. Dan seterusnya.
Kedua, premi peserta asuransi
syariah yang dibayarkan pada lembaga
asuransi syariah akan diinvestasikan
pada hal-hal yang bersifat produktif
dengan menggunakan sistim
mudharabah. Ini artinya investasi yang
dilakukan tersebut menggerakan sektor
Gambar : Skema Asuransi Islam riil perekonomian umat. Dengan begitu
akan memunculkan multiplier effect
Asuransi Syariah dan Pembangunan
Ekonomi Umat lainnya, tergantung jenis usaha yang
Kalau kita telaah lebih jauh, dilakukan.
sesungguhnya asuransi syariah ini Ketiga, jika terjadi suatu musibah
memberikan indikasi positif terhadap yang menimpa peserta asuransi syariah,
peningkatan atau pembangunan ekonomi kebakaran seandainya, hal itu tidak akan
umat dengan kata lain mempunyai nilai membuat peserta tersebut menjadi jatuh
ekonomis yang cukup signifikan. Tulisan
miskin karena semua harta dan
ini masih bersifat telaah yang sangat
awal, dan oleh karena itu di lain rumahnya terbakar.
kesempatan bisa diarahkan pada upaya Setidaknya atau sekurang-
yang lebih mendalam. kurangnya tiga fenomena ekonomi itulah
Ada beberapa fenomena ekonomi yang bisa kita lihat sebagai sumbangan
yang dapat dicatat dengan adanya positif dari aktivitas asuransi syariah.
asuransi syariah ini. Pertama, salah satu
syarat yang harus dipenuhi oleh
perusahaan asuransi syariah untuk tetap
eksis adalah SDM yang professional. Ini
artinya akan membuka atau
menggerakkan pasar tenaga kerja, dan
ini akan memunculkan multiplier effect.
Untuk menciptakan SDM yang
professional di perlukan suatu lembaga
atau institusi pendidikan dan pelatihan
yang profesional pula, dan lembaga ini
memerlukan tenaga kerja yang
professional pula. Para tenaga kerja
tersebut tentu saja diberikan gaji atau
konpensasi yang layak. Dan gaji tersebut

54 | AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

PENUTUP DAFTAR PUSTAKA


Dari uraian di atas dapatlah
disimpukan bahwa asuransi ini telah Bank Muamalah Indonesia, tt, Asuransi
mengundang perdebatan sengit para ahli Syariah
hukum Islam yang berkepanjangan, ada Lubis, Suhrawardi K. 2000. Hukum
yang membolehkan dan ada juga yang
Ekonomi Islam, Cetakan Kesatu,
melarang, dengan berbagai
argumentasinya. Jakarta, Sinar Grafika.
Asuransi syariah adalah Mannan, M.Abdul. 1995. Teori dan
merupakan solusi alternatif yang konkrit Praktek Ekonomi Islam, Terjemahan
untuk menjawab persoalan umat yang oleh M. Nastangin, dari Islamic
memang memerlukan asuransi. Asuransi Economisc, Theory and Practice,
syariah memang memiliki berbedaan (tt.), Yogyakarta, Dana Bhakti
baik dari segi bentuk maupun sifatnya Wakaf.
dengan asuransi konvensional. Secara Muhamad. 2000. Lembaga-Lembaga
garis besar ada dua macam produk Keuangan Umat Kontemporer,
asuransi takaful, yaitu takaful keluarga Cetakan Kesatu, Yogyakarta, UII
dan takaful umum. Asuransi ini juga bisa Press.
meningkatkan atau membantu Muslehuddin, Muhammad. 1999.
pembangunan ekonomi umat, dengan Menggugat Asuransi Modern
berbagai multiplier effect yang Mengajukan Suatu Alternatif Baru
ditimbulkannya. dalam Perspektif Hukum Islam,
Cetakan Kesatu, Terjemahan oleh
BurhanWirasubrata, dari Insurance
and Islamic Law. 1995. Jakarta,
Lentera Basritama.
Rahman, Afzalur. 1996. Dokrtin
Ekonomi Islam, jilid 4, Terjemahan
oleh Soeroyo dan Nastangin, dari
Economic Doctrines of Islam, (tt.),
Yogyakarta, Dana Bhakti Wakaf.
Redaksi UQ. 1996. Syarikat Takaful
Indonesia, Ulumul Qur’an, No.2
VII, Jakarta.
Sumitro, Warkum. 1996. Asas-Asas
Perbankan Islam dan Lembaga-
Lembaga Terkait (BMUI dan
Takaful) di Indonesia, Cetakan
Kesatu, Jakarta, RajaGrafindo
Persada.

Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam | 55


Muhammad Iswadi, Asuransi Islami…

Wilson, Rodney. 1988. Bisnis Menurut


Islam Teori dan Praktek, Cetakan
Kesatu, Terjemahan oleh J.T.Salim,
dari Islamic Business Theory and
Practice, (tt.), Intermasa.

56 | AL-TIJARY, Vol. 01, No. 01, Desember 2015

Anda mungkin juga menyukai