Muhammad Iswadi
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Samarinda
m.iswadi17iainsmd@gmail.com
ABSTRACT
This paper discusses the debate jurists of insurance, there are some that
allow and prohibit, with various arguments. At the next turn spawned Takaful
is a concrete solution to address the issue of people who really need
insurance. Islamic insurance does have differences in terms of both form and
nature with conventional insurance. There are two types of takaful insurance
products, namely family takaful and general takaful. This insurance can also
increase or help the economic development of the people, with a range of
multiplier effect caused.
pada tradisi para shahabat dan generasi kepada tertanggung dengan menerima
berikutnya. Sehingga tidaklah premi asuransi, untuk memberikan
mengherankan ketika ada pendapat yang penggantian kepada tertanggung karena
mengatakan, ketika ada perdebatan kerugian, kerusakan atau kehilangan
mengenai status hukum asuransi ini, keuntungan yang diharapkan atau
bahwa asuransi adalah persoalan baru, tanggung jawab hukum kepada pihak
dalam arti tidak ada nash-nash atau teks- ketiga yang mungkin akan diderita
teks syar’iyah yang membahas tentang tertanggung, yang timbul dari suatu
persoalan ini. peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
Di dalam Islam persoalan asuransi memberikan suatu pembayaran yang
ini telah mengundang perdebatan yang didasarkan atas meninggal atau
cukup seru dan panjang. Ada yang hidupnya seseorang yang
membolehkan secara mutlak dan ada
dipertanggungkan.
juga yang sebaliknya melarang secara
mutlak, tapi ada juga yang besifat Dari definisi tersebut diatas
moderat membolehkan dengan bersyarat. dapatlah dipahami bahwa pada dasarnya
Tulisan ini akan membahas sedikit asuransi atau pertanggungan merupakan
tentang asuransi konvensional dengan suatu usaha antisipatif untuk
mendeskripsikan tentang kontroversial menanggulangi adanya risiko.
para ulama dalam menyikapi asuransi
ini. Kemudian akan lebih banyak Sikap Islam Terhadap Risiko
dibahas tentang asuransi syariah karena Seperti yang dijelaskan di atas
sesuai dengan mata kuliah yaitu lembaga bahwa asuransi mempunyai keterkaitan
ekonomi Islam. yang sangat erat dengan risiko, sebab
Perlu dijelaskan juga mengenai hadirnya asuransi sebagai solusi
istilah “asuransi Islami, Syariah, dan alternatif untuk menanggulangi risiko.
Takaful” di dalam tulisan ini adalah satu Untuk itu perlu kiranya dikemukakan
makna, agar tidak terjadi bagaimana sikap Islam atau kaum
kesalahpahaman. muslimin terhadap risiko ini.
Di Barat banyak pengusaha
PEMBAHASAN mencari proyek dan usaha yang banyak
Pengertian Asuransi risikonya. Tetapi sebaliknya di dunia
Asuransi sering juga Islam jarang ada pengusaha yang dengan
diistilahkan dengan “pertanggungan”. sengaja menanggung risiko ( Rodney
Di dalam Undang-undang Nomor 2 Wilson, 1988: 87).
Tahun 1992 Pasal 1 tentang Usaha Kaum muslim tidak menyukai
Perasuransian, didefinisikan bahwa: risiko, karena mengambil risiko
asuransi atau pertanggungan adalah dianggap sama dengan berjudi dan
perjanjian antara dua pihak atau lebih; dalam al-Qur’an dengan tegas judi
pihak penanggung mengikatkan diri diharamkan. Oleh karena itu bisalah
dipahami bahwa ini merupakan salah karena itu kegiatan perusahaan asuransi
satu alasan penolakan terhadap asuransi. akan menggantikan daya upaya
Akan tetapi kaum muslimin menghargai perseorangan dan akan mengurangi
kesempatan untuk memperoleh pahala
pembagian risiko (mudharabah/ profit
dengan memberi sedekah. Tegasnya
and loss sharing). Usaha menaggung kaum muslimin beranggapan bahwa
risiko dalam arti mencari-cari risiko kerukunan sosial dalam lingkungan
berbeda, harus dibedakan, dengan usaha masyarakat Islam akan rusak oleh
pembagian risiko. Pembagian risiko kegiatan berbagai lembaga asing,
adalah sah dan halal menurut Islam, termasuk perusahaan asuransi. Dengan
karena sama dengan mudharabah. demikian hubungan perseorangan akan
dilembagakan, dan hal ini sangat
dibenci (Rodney Wilson, 1988: 90).
Jadi perusahaan asuransi dirasakan
Kontroversi Seputar Asuransi mengganggu rasa keberimanan kaum
Secara singkat disini akan kami muslimin, karena dianggap mengambil
kemukakan keberatan-keberatan atau “proyek atau lahan untuk pencarian
alasan-alasan ketidaksetujuan terhadap pahala” (tolong-menolong).
asuransi dan argumen-argumen yang 3. Asuransi merupakan kontrak perjudian
4. Asuransi hanyalah pertaruhan
membolehkannya, yang dihimpun dari
5. Asuransi bersifat tidak pasti
berbagai pendapat. 6. Asuransi jiwa adalah alat atau suatu
Argumentasi yang melarang usaha yang dilakukan untuk mengganti
asuransi : kehendak Allah
1. Agama Islam tidak mendukung asas- 7. Dalam asuransi jiwa, jumlah premi
asas asuransi. Asuransi dipandang tidak tentu, karena peserta asuransi
sebagai suatu gagasan Barat yang asing, tidak tahu berapa kali cicilan yang akan
karena itu kegiatan perusahaan asuransi dibayarnya sampai ia meninggal
dihambat, bahkan dilarang. Menurut 8. Perusahaan asuransi menginvestasikan
mereka bila seorang pengusaha ingin uang yang dibayarkan oleh peserta
melindungi dirinya dari risiko, maka ia asuransi dalam surat-surat berharga
harus berusaha menghindari risiko (sekuritas) berbunga. Dan, dalam hal
tersebut bukan mencari perlindungan asuransi jiwa, si peserta asuransi, atas
asuransi (Rodney Wilson, 1988: 89). kematiannya, berhak mendapatkan jauh
Disini bisa kita lihat bahwa penolakan lebih banyak dari jumlah yang telah
terhadap asuransi karena adanya like dibayarkannya, yang merupakan riba
and dislike, karena asuransi dipandang (bunga).
sebagai produk Barat, dan Barat itu, 9. Seluruh bisnis asuransi didasarkan pada
dianggap, bukan dunia Islam jadi segala riba, yang hukumnya haram.
produk dari Barat dianggap tidak Jadi, ulama dengan keras
Islami, bahkan dianggap meracuni menyatakan pelarangan terhadap
dunia Islam. asuransi, yang dianggap bertentangan
2. Dalam agama Islam terdapat asas dengan standar-standar etika yang
tolong-menolong. Tolong-menolong ini ditetapkan oleh hukum Islam. Asuransi
adalah tanggung jawab individu. Oleh
dianggap berbahaya, tidak adil, dan tidak matter kontrak, yang diharuskan oleh
pasti (Muslehuddin, 1999: 145-146) hukum Islam. Pernyataan ini disanggah
Adapun argumen yang dengan mengambil contoh kontrak
dikemukakan untuk menyatakan asuransi pengupahan seseorang untuk jadi satpam
itu tidak bertentangan dengan syariat yang boleh menurut hukum Islam, di
mana keamanan adalah subject matter-
Islam.
nya.
1. Asuransi bukan perjudian, juga bukan 3. Asuransi juga bukan alat untuk menolak
pertaruhan, karena didasarkan pada kekuasaan Tuhan atau menggantikan
mutualitas (kebersamaan) dan kerja kehendak-Nya, karena asuransi ini tidak
sama. Perjudian adalah suatu permainan menjamin suatu peristiwa yang tidak
keberuntungan dan, karenanya, merusak terjadi tapi, sebaliknya, mengganti
masyarakat. Asuransi adalah suatu kerugian kepada peserta asuransi
anugerah bagi umat manusia, karena ia terhadap akibat-akibat dari suatu
melindungi mereka dari bahaya yang peristiwa atau risiko yang sudah
mengancam jiwa dan harta mereka dan ditentukan. Gerakan kooperatiflah yang
memberikan keuntungan bagi mengurangi kerugian akibat suatu
perdagangan dan industri. peristiwa tertentu.
2. Ketidakpastian dalam transaksi dilarang 4. Keberatan mengenai tidak tentunya
dalam Islam karena menyebabkan asuransi jiwa dalam arti bahwa peserta
perselisihan. Jelas dari ucapan-ucapan asuransi tidak mengetahui berapa banyak
Nabi bahwa kontrak penjualan dilarang jumlah cicilan yang dibayarnya sampai
bila penjual tidak sanggup menyerahkan kematiannya adalah tidak beralasan. Para
barang yang dijanjikan kepada pembeli fukaha Hanafi, perlu diketahui,
karena sifatnya yang tidak tentu. Seekor membedakan antara ketidaktentuan yang
burung diudara atau seekor ikan di air, menyebabkan komplikasi sehingga
misalnya, tidak dapat diserahkan jika kontraknya tidak dapat dilaksanakan
tidak ditangkap, dan tertangkapnya tidak dengan ketidaktentuan yang tidak
pasti. Karena suatu ketidakpastian tidak mempengaruhi pelaksanaan. Dengan
dapat dihindarkan dalam transaksi di demikian cicilan yang tidak tentu,dalam
dunia modern, maka dapat disimpulkan asuransi jiwa, tidak mempengaruhi
bahwa ucapan Nabi itu menyinggung keabsahan kontrak, juga tidak merugikan
kasus-kasus di mana ketidakpastian pihak manapun, karena jumlah dari tiap
muncul dalam bentuk ekstremnya, cicilan menjadi diketahui ketika dibayar
seperti dalam perjudian. Menurut dan begitu pula jumlah total dari semua
keterangan ini, asuransi jauh dari cicilan pada saat semua sudah dibayar.
ketidakpastian, khususnya ketika disertai 5. Keberatan mengenai riba, dalam asuransi
dengan satu kompensasi (ganti rugi) jiwa, tak beralasan, karena asuransi ini
yang pasti. Sebenarnya, kompensasi membolehkan peserta asuransi untuk
nyata dalam asuransi adalah keamanan tidak menerima lebih dari yang telah
yang dirasakan oleh peserta asuransi dibayarnya. Tidak mungkin diajukan
sebagai pengganti untuk setiap keberatan terhadap transaksi-transaksi
cicilannya. Kalau demikian, apakah itu lain yang dilakukan perusahaan-
bukan berkah? Sanggahan juga diajukan perusahaan asuransi dan investasi
atas pernyataan bahwa keamanan dalam berbunga mereka, karena seseorang
asuransi tidak nyata sebagai subject