Anda di halaman 1dari 30

PELAPORAN BERBASIS NILAI (VALUE-BASED

INTERMEDIATION) PADA PERBANKAN SYARIAH DI


INDONESIA

TESIS

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar


MAGISTER SAINS (M.Si.)
Pada Program Studi Magister Akuntansi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Syiah Kuala

OLEH
Ali Ibrahim
1801203010007

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM - BANDA ACEH
TAHUN 2022
DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. iv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1


1.1 Latar Belakang Penelitian ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah......................................................................... 7
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 7
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian ............................................................ 7
1.4.1 Kegunaan Praktis (operasional)............................................ 7
1.4.2 Akademis (teoritis) .............................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA, ..................................................................... 9


2.1 Syari’ate Enterprise Theory (SET) ............................................... 9
2.2 Intermediasi Berbasis Nilai/Value-Based Intermediation (VBI) ... 10
2.3 Penelitian Terdahulu .................................................................... 13

BAB III METODE PENELITIAN .............................................................. 17


3.1 Desain Penelitian....................................................................... 17
3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data ..................................... 19
3.2.1 Sumber Data ..................................................................... 19
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ................................................ 20
3.3 Metode Analisis Data ................................................................ 20

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 24

LAMPIRAN ................................................................................................ 27
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu....................................................................... 14
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1 Daftar Bank Umum Syariah ......................................................... 27
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Ketika Islam datang, kegiatan ekonomi yang sedang berjalan tidaklah

sekompleks seperti dewasa ini. Hal ini disebabkan pada masa lalu tuntutan hidup

manusia tidak sebanyak saat ini. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

masyarakat berfokus pada sektor perdagangan, peternakan, dan pertanian

(Marthon, 2001:22), sehingga, pemikiran ekonomi yang ada hanya mampu

menlingkupi transaksi-transaksi yang cendrung sederhana, seperti konsep jual-

beli, penentuan harga, konsep zakat, konsep riba, ataupun konsep partnership,

walaupun tetap meninggalkan kaidah-kaidah umum dalam bertransaksi, seperti

yang dimaksudkan Yahya, Martawireja, dan Abdurrahim (2011:16) “Pembahasan

al Quran tidak secara spesifik berbicara tentang bentuk lembaga keuangan.

Pembahasan al Quran lebih berkaitan dengan akhlak/etika yang berkaitan dengan

masalah keuangan”. Islam mengemukakan dan memandu prinsip-prinsip semua

aspek kehidupan termasuk masalah keuangan dan ekonomi (Rivai, 2010:1).

Dewasa ini kegiatan perekonomian berjalan begitu kompleks, sehingga

membutuhkan perhatian besar dari cendikiawan muslim dalam hal pengembangan

teori ekonomi Islam.

Dahulu negeri Islam hanya menggunakan satu komando dalam mengatur

perekonomian masyarakat, yaitu melalui peran Baitul mall (Yahya, Martawireja,

dan Abdurrahim, 2009:2). Kompleksnya perekonomian masyarakat muslim

dewasa ini tidak lagi memungkinkan jika ditangani oleh hanya pemerintah saja.

1
2

Oleh karena itu, dibutuhkan pihak swasta dalam membantu peran pemerintah

tersebut. Dalam hal perekonomian, peran swasta ini diwakili oleh bank swasta.

Tentunya bank tersebut haruslah menghindari pelanggaran syariat, agar dapat

memberikan pembangunan ekonomi yang kokoh.

Kelahiran industri keuangan syariah di samping untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat terhadap produk keuangan syariah, juga untuk ikut

mengurangi tingkat kemiskinan di masyarakat dengan mengangkat taraf ekonomi

rakyat ke arah yang lebih baik (Siagian, 2011). Bentuk industri keuangan syariah

yang paling berkembang adalah dalam bentuk perbankan syariah. Hal ini

sebagaimana yang dinyatakan Karim (2007:VII) yang menyatakan “bank syariah

sebagai motor utama lembaga keuangan syariah telah menjadi lokomotif

perbankan syariah”. Berkembangnya bank syariah diharapkan tidak hanya

bertujuan menerapkan sistem perbankan yang bebas dari bunga (riba), tetapi juga

turut memperhatikan kehidupan masyarakat pengguna jasa perbankan dalam

rangka memperbaiki kesejahteraan kehidupan ekonomi masyarakat.

Adanya persaingan, baik antara bank syariah dengan bank syariah maupun

antara bank syariah dengan bank konvensional tidak bisa dihindari, dapat

membawa dampak positif maupun negatif bagi perkembangan bank, termasuk

bagi bank syariah. Dampak positifnya dapat memotivasi agar bank berlomba-

lomba menjadi yang terbaik, sedangkan dampak negatifnya adalah kekalahan

dalam persaingan dapat menghambat laju perkembangan bank yang bersangkutan.

Kondisi ini akan membawa kerugian yang besar bagi bank, bahkan dapat

mengakibatkan kebangkrutan bagi bank.


3

Dalam praktik bank syariah kekinian, dapat dilihat penyimpangan dari

filosofi perbankan syariah yang seharusnya fokus kepada kesejahteraan

masyarakat bergerak ke arah maksimalisasi keuntungan, yang dapat dilihat seperti

bank konvensional (Ahmed et al., 2017). Beberapa tahun kebelakang perbankan

syariah menerapkan asas maksimalisasi kekayaan (Balala, 2010), mirip seperti

yang diterapkan oleh bank konvensional, dan gagal dalam mewujudkan tujuan

pembangunan sosial-ekonomi yang tertanam sebagai bagian dari tujuan utama

syariat Islam, yang mana sistem perbankan syariah didirikan.

Dalam penelitiannya Yusuf dan Bahari (2015) mendukung dan mengakui

temuan terdahulu yang mengusulkan bahwa dalam mayoritas besar bank syariah

memfokuskan studi kelayakan yang berfokus pada pengembalian dan pencapaian

keuntungan, dengan mengabaikan dampak terhadap lingkungan dan kesejahteraan

masyarakat. Hal penting yang perlu diperhatikan adalah orientasi utama

perbankan syariah tidak hanya berfokus pada maksimalisasi keuntungan

pemegang saham tetapi juga dapat memberikan efek positif bagi lingkungan

masyarakat dalam mencapai tujuan syariat Islam (Irijant et al., 2016; Chapra,

2008).

Dalam hal pengelolaan bank syariah memiliki karakter yang khas, yang

memberikan kepentingan dan bobot yang sama pada tujuan sosial, keuntungan

dan tantangan, tidak seperti sistem konvensional yang bias terhadap mekanisme

utang dengan tujuan utama mereka menghasilkan keuntungan sebanyak mungkin.

Baru-baru ini, Bank Sentral Malaysia dengan bantuan bank komersial telah

mengembangkan suatu pendekatan yang dinamai “intermediasi berbasis nilai”


4

(Bank Negara Malaysia, 2017). Intermediasi berbasis nilai mendorong Lembaga

keuangan Islam untuk mengadopsi kerangka kerja yang lebih terstruktur untuk

menciptakan nilai dan dampak di masyarakat, khususnya dalam menanggapi

perubahan kondisi ekonomi, sosial dan lingkungan, karena keuangan Islam dan

keuangan berbasis nilai memiliki dasar yang sama sebagai prinsip investasi yang

bertanggung jawab (Bank Negara Malaysia, CB of M, 2018).

Bank berbasis nilai dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah value

based banking (VBB) berfokus terutama pada peningkatan ekonomi masyarakat

dan menghasilkan keuntungan berkesinambungan dengan menerapkan kegiatan

yang tepat dengan cara yang tepat. VBB mengukur dan menangkap esensi

keberlanjutan dengan mengukur dampak aktivitas organisasi terhadap

masyarakat. VBB melampaui keuntungan dan nilai pemegang saham untuk

memasukkan dimensi sosial (Weiss, 2015) seperti mendukung masyarakat lokal,

lingkungan, staf dan pelanggan mereka, dan upaya dalam mengoptimalkan

penyaluran pada bagian ekonomi nyata serta menghindari bidang-bidang yang

spekulatif. Bentuk perbankan ini memfasiliasi kerangka kerja bagi lembaga

keuangan yang yang betujuan memberi dampak ekonomi dan sosial bagi

masyarakat yang lebih luas.

Penelitian dengan pendekatan VBI masih belum banyak dilakukan. Dalam

studi deskriptifnya Hassan & Nor (2019) mengeksplorasi VBI dari perspektif

Maqasid al-Syariah dengan membahas prinsip-prinsip dan tujuan Syariah yang

telah didirikan di VBI. Mereka menyoroti beberapa prinsip syariah yang termasuk

dalam VBI, seperti mencapai keadilan, meningkatkan tanggung jawab sosial dan
5

menciptakan nilai. Begitu juga yang disampaikan Alhammadi et al (2020) yang

mengemukakan bahwa tujuan bank syariah lebih baik dalam hal memenuhi

kesejahteraan sosial masyarakat dibanding bank konvensional. Demikian pula,

berdasarkan penyelidikan kualitatif, Mahadi et al. (2019) mengeksplorasi

implementasi VBI dari perspektif Syariah serta dampak aktivitas VBI di bank

syariah. Studi ini menemukan bahwa menggunakan VBI dapat memungkinkan

bank syariah melalui keuangan sosial Islam untuk menyediakan produk dan

layanan yang berdampak kepada masyarakat pengguna jasa yang mereka berikan.

Dalam penelitiannya, Sara et al. (2019) menyarankan Lembaga Keuangan

Syariah untuk menggunakan VBI melalui strategi kerjasama Intersektoral, untuk

mengatur investasi terkait dalam melaksanakan tanggung jawab bisnis mereka

secara strategis, terutama untuk menciptakan pertumbuhan sosial ekonomi yang

berkelanjutan melalui proyek pengembangan wakaf. Menggunakan studi kasus

Agrobank Malaysia, Arshad et al. (2018) memberikan simulasi praktik VBI dan

menyoroti manfaat yang diharapkan yang disebutkan dalam makalah strategi VBI,

yakni, inovasi, efisiensi, dan ekosistem yang efektif.

Kemudian Penelitian yang dilakukan oleh Mohamed & Mansur (2021)

melakukan penilaian VBI Bank Syariah di Bahrain yang menilai kinerja keuangan

perbankan syariah tahun 2017 sd 2019. Mereka menemukan bahwa praktek VBI

belum sepenuhnya diaplikasikan pada perbankan Syariah di Bahrain. Sementara

itu, sebelumnya Hamad, Lai & Ali (2020) menemukan bahwa kerengka kerja

pengungkapan VBI menyajikan kerangka kerja yang holistik, efisien dan ringkas

dibandingkan dengan penyajian konvensional. Hal ini dikonfirmasi oleh Islam &
6

Sadekin (2020) yang menemukan bahwa perbedaan pengungkapan yang terjadi

pada antara bank konvensional dan bank syariah di Banglades.

Peran perbankan syariah di Indonesia yang diharapkan menjadi bagian

penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang lebih luas dapat

dicapai melalui kerangka VBI. Disisi lain perbankan syariah masih dianggap

kurang fokus terhadap tujuan sosial, yang merupakan hal penting dalam syariat

Islam (Hasan & Nor, 2019) kemudian juga paradigma maksimalisasi laba dirasa

meragukan dalam hal pencapain tujuan syariah (Ismail et al. 2020). Oleh

karenanya dianggap penting penelitian VBI di Indonesia, sebagai negara dengan

jumlah penduduk Muslim terbanyak di Dunia, penelitian tentang VBI yang lebih

spesifik belum dilakukan. Oleh karenanya, peneliti tertarik untuk mengangkat

tema tentang VBI.

Berdasarkan fenomena di atas dapat dijadikan sebagai masalah penelitian

ini yaitu: Pertama, pandangan masyarakat yang tidak melihat perbedaan terhadap

perbankan syariah dan perbankan konvensional. Kedua, Belum adanya penelitian

tentang VBI di Indonesia. Ketiga, adanya similaritas antara operasional bank

syariah di Indonesia dan Malaysia. Oleh karena itu, peneliti termotivasi untuk

mengadakan penelitian dengan judul “Pelaporan Berbasis Nilai (Value-Based

Intermediation) pada perbankan syariah di Indonesia”


7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah pada penelitian ini adalah:

1. Bagaimana praktik pelaporan berbasis nilai (value-based Intermediation)

dalam laporan tahunan pada perbankan syariah di Indonesia.

2. Bagaimana pandangan para ahli terhadap praktik VBI dalam laporan tahunan

pada perbankan syariah di Indonesia.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk:

1. Menganalisis praktik pelaporan berbasis nilai (value-based Intermediation)

dalam laporan tahunan pada perbankan syariah di Indonesia, dan

2. Mendapatkan pandangan para ahli terhadap praktik VBI dalam laporan tahunan

pada perbankan syariah di Indonesia.

1.4 Kegunaan Hasil Penelitian

1.4.1 Kegunaan Akademis (Teoretis)

Penelitian ini dapat menambah literatur ilmiah mengenai analisis kinerja

perbankan menggunakan pelaporan berbasis nilai (value-based Intermediation) dan

dapat digunakan sebagai bahan informasi dan pengembangan untuk penelitian

selanjutnya.
8

1.4.2 Kegunaan Praktis (Operasional)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi

perbankan syariah guna mempertimbangkan penerapan pelaporan berbasis nilai

(value-based Intermediation).
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Syari’ate Enterprise Theory (SET)

Telah diketahui bahwa entity theory lebih sarat dengan nilai-nilai

kapitalisme, sehingga akuntansi syari’ah lebih cenderung pada enterprise theory.

Namun demikian, enterpise theory perlu dikembangkan lagi agar memiliki bentuk

yang lebih dekat lagi dengan syari’ah. Pengembangan dilakukan sedemikian rupa,

hingga akhirnya diperoleh bentuk teori dikenal dengan istilah shari’ah enterprise

theory (SET) (Triyuwono, 2007).

SET yang dikembangkan berdasarkan pada metafora zakat pada

dasarnya memiliki karakter keseimbangan. Secara umum, nilai keseimbangan

yang dimaksud adalah keseimbangan antara nilai-nilai maskulin dan nilai-nilai

feminin. SET menyeimbangkan nilai egoistik (maskulin) dengan nilai altruistik

(feminin), nilai materi (maskulin) dengan nilai spiritual (feminin), dan seterusnya.

Dalam syari’ah Islam, bentuk keseimbangan tersebut secara konkrit diwujudkan

dalam salah satu bentuk ibadah, yaitu zakat. Zakat (yang kemudian dimetaforakan

menjadi “metafora zakat”) secara implisit mengandung nilai egoistik-altruistik,

materi-spiritual, dan individu-jama’ah. (Triyuwonon, 2007).

Konsekuensi dari nilai keseimbangan ini menyebabkan SET tidak

hanya peduli pada kepentingan individu (dalam hal ini pemegang saham), tetapi

juga pihak-pihak lainnya. Oleh karena itu, SET memiliki kepedulian yang besar

pada stakeholders yang luas. Menurut SET, stakeholders meliputi Tuhan,

9
10

manusia, dan alam (Putra & Wijayanti 2020). Tuhan merupakan pihak paling

tinggi dan menjadi satu-satunya tujuan hidup manusia. Dengan menempatkan

Tuhan sebagai stakeholder tertinggi, maka tali penghubung agar akuntansi

syari’ah tetap bertujuan pada “membangkitkan kesadaran keTuhanan” para

penggunanya tetap terjamin. Konsekuensi menetapkan Tuhan sebagai stakeholder

tertinggi adalah digunakannya sunnatullah sebagai basis bagi konstruksi

akuntansi syari’ah. Intinya adalah bahwa dengan sunnatullah ini, akuntansi

syari’ah hanya dibangun berdasarkan pada tata-aturan atau hukum-hukum Tuhan.

(Triyuwono, 2007).

2.2 Intermediasi Berbasis Nilai/ Value-Based Intermediation (VBI)

Draft pertama yang mejelaskan tentang VBI merupakan terbitan Bank

Negara Malaysia (BNM) yang memberikan definisi VBI sebagai “fungsi

intermediasi yang bertujuan untuk memberikan hasil yang diinginkan dari Syariah

melalui praktik, perilaku, dan penawaran yang menghasilkan dampak positif dan

berkelanjutan terhadap ekonomi, komunitas, dan lingkungan, konsisten dengan

pengembalian berkelanjutan pemegang saham dan jangka panjang. kepentingan

jangka panjang” (BNM, 2018b). Selain memberikan definisi VBI dan faktor yang

mendasarinya BNM juga menyarankan teknik aplikasi dalam memberikan VBI

sebagai cara strategis yang akan datang untuk industri perbankan syariah.

Selanjutnya BNM juga mengeluarkan berbagai panduan dalam adopsi

VBI yang lebih aplikatif pada Bank Syariah. Dalam salah satu dokumen juga

menjelaskan Panduan Implementasi VBI yang memberikan prinsip panduan,

tahap implementasi, contoh praktis praktik perbankan Islam terbaik serta


11

Kerangka Intermediasi berbasis nilai (BNM, 2018a). Penerapan VBI oleh bank

syariah harus mengikuti empat prinsip panduan VBI, yaitu, (1) Terintegrasi

Penuh. (2) Proporsionalitas. (3) Komprehensif dan Terstruktur. (4) Akuntabilitas.

Agar mudah dimengerti dan kemudian diterapkan dalam praktik perbankan Islam

BNM juga memuat diagram berikut yang menggambarkan elemen kerangka kerja

VBI.

Gambar 2.1 Elemen Kerangka Kerja VBI

Diagram di atas menunjukkan elemen kerangka kerja VBI di mana pilar

utama dari kerangka ini adalah dorongan yang mendasarinya. Bank syariah harus

memastikan strategi dan kinerjanya mewujudkan empat prinsip pendukung VBI

ini yaitu, jiwa wirausaha (entrepreneurial mindset), pemberdayaan masyarakat

(community empowerment), tata kelola yang baik (self governance), dan perilaku

terbaik (best conduct). Untuk mencapai hasil dari kerangka kerja yang berkisar
12

pada perluasan lanskap bisnis untuk menyerap tiga pilar keberlanjutan (Laba,

manusia, dan pabrik), mendukung inovasi dan menciptakan nilai, selain

melibatkan pemangku kepentingan utama. Bank syariah harus meningkatkan

aktivitas dan praktik mereka melalui peningkatan cara pengukuran dan

pengungkapan mereka serta menggunakan kurikulum ganda. Pertama,

menciptakan lingkungan yang mendukung melalui panduan-panduan peraturan

yang lengkap dan mudah diaplikasikan. Kedua, untuk mempromosikan kualitas

transparansi untuk menggerakkan jiwa aktivis pemangku kepentingan langsung

dan tidak langsung.

Kemudian BNM mengeluarkan makalah mengenai VBI Scorecard. VBI

schorecard ini digunakan untuk menilai kinerja yang terstruktur. Alat ini

digunakan sebagai panduan dalam menilai kinerja institusi mengenai prinsip

komunikasi syariah. Kartu skor mengukur hasil kuantitatif dan kualitatif dan

memberikan skor untuk mencerminkan perkembangan penerapan VBI untuk

setiap bank syariah (BNM, 2018c). Ada empat klasifikasi berdasarkan skor ini,

yaitu, fase inisiasi, fase muncul, fase terlibat, dan fase mapan.

BNM kemudian mengeluarkan VBI Financing and Investment Impact

Assessment Framework (VBIAF) yang membantu lembaga dalam membangun

sistem manajemen risiko yang efektif untuk pembiayaan dan layanan konsultasi

terkait dan kegiatan program investasi yang mengintegrasikan pertimbangan VBI

(BNM, 2019). Dokumen ini menyoroti prinsip-prinsip utama VBIAF, yang

meliputi, pencapaian manfaat dan menghindari kerugian, integrasi syariah dan

keadilan.
13

2.3 Penelitian Terdahulu

Berbagai penelitian yang meneliti tentang kinerja keuangan bank syariah

menggunakan berbagai pendekatan sudah banyak dilakukan, namun penelitian

menggunakan pendekatan VBI masih terbatas. Dalam studi deskriptifnya Hassan

& Nor (2019) mengeksplorasi VBI dari perspektif Maqasid al-Syariah dengan

membahas prinsip-prinsip dan tujuan Syariah yang telah didirikan di VBI. Mereka

menyoroti beberapa prinsip syariah yang termasuk dalam VBI, seperti mencapai

keadilan, meningkatkan tanggung jawab sosial dan menciptakan nilai. Begitu juga

yang disampaikan Alhammadi et al (2020) yang mengemukakan bahwa tujuan

bank syariah lebih baik dalam hal fokus dalam mencapai kesejahteraan sosial

masyarakat dibanding bank konvensional. Demikian pula, berdasarkan

penyelidikan kualitatif, Mahadi et al. (2019) mengeksplorasi implementasi VBI

dari perspektif Syariah serta dampak aktivitas VBI di bank syariah. Studi ini

menemukan bahwa menggunakan VBI dapat memungkinkan bank syariah

melalui keuangan sosial Islam untuk menyediakan produk dan layanan yang

berdampak kepada masyarakat pengguna jasa yang mereka berikan.

Dalam penelitiannya, Sara et al. (2019) menyarankan lembaga keuangan

syariah untuk menggunakan VBI melalui strategi kerjasama intersektoral, untuk

mengatur investasi terkait dalam melaksanakan tanggung jawab bisnis mereka

secara strategis, terutama untuk menciptakan pertumbuhan sosial ekonomi yang

berkelanjutan melalui proyek pengembangan wakaf. Menggunakan studi kasus

Agrobank Malaysia, Arshad et al. (2018) memberikan simulasi praktik VBI dan
14

menyoroti manfaat yang diharapkan yang disebutkan dalam makalah strategi VBI.

Yakni, inovasi, efisiensi, dan ekosistem yang efektif.

Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Mohamed & Mansur (2021)

melakukan penilaian VBI Bank Syariah di Bahrain yang menilai kinerja keuangan

perbankan syariah tahun 2017 sd 2019. Mereka menemukan bahwa praktek VBI

belum sepenuhnya diaplikasikan pada perbankan syariah di Bahrain. Sementara

itu, sebelumnya Hamad, Lai & Ali (2020) menemukan bahwa kerengka kerja

pengungkapan VBI menyajikan kerangka kerja yang holistik, efisien dan ringkas

disbanding dengan penyajian konvensional. Hal ini dikonfirmasi oleh Islam &

Sadekin (2020) yang menemukan bahwa perbedaan pengungkapan yang terjadi

pada antara bank konvensional dan bank syariah di Banglades. Berikut penelitan-

penelitian terdahulu dalam hal VBI.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Peneliti Metode
No Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian
1 Arshad Bertujuan untuk Simulasi menegaskan manfaat Qualitative
(2018) memberikan simulasi potensial yang diidentifikasi
praktik perbankan dalam makalah strategi: inovasi,
VBI di Malaysia. efisiensi, efektivitas ekosistem.
2 Hassan & Untuk mengkaji Temuan menunjukkan bahwa Qualitative,
Nor (2019) prinsip-prinsip syariah lima prinsip syariah telah Descriptive
yang melekat pada melekat pada VBI and
VBI dan juga Exploratory
mendiskusikan tujuan
syariah pada VBI.
3 Islam & Untuk melakukan Penelitian ini menemukan Literatur
Sadekin review kritis terhadap perbedaan yang signifikan Review
(2020) literatur yang ada pada dalam tingkat pengungkapan
pengungkapan oleh antara lembaga keuangan Islam
IFI di Bangladesh dan konvensional di
Bangladesh.
15

Tabel 2.1 - Lanjutan

Peneliti Metode
No Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
(Tahun) Penelitian
4 Ahmad & Untuk mendiskusikan Temuan menunjukkan bahwa Qualitative
Mahadi strategi dan potensi VBI masih membutuhkan waktu
(2020) aplikasi VBI dalam serta transformasi yang
pandang syariah signifikan terhadap pola piker
pemegang kepentingan.

5 Ismail et Untuk menyoroti isu Penelitian menemukan berbagai Qualitative


al. (2020) dan tantangan yang masalah dan tantangan bagi
dihadapi industri industri, namun perlu
dalam merelisasikan menerapkan strategi yang tepat
penerapan VBI dalam membuka peluang

6 Hamad et Untuk mengetahui Temuan menunjukkan bahwa Content


al. (2020) praktek pengungkapan kerangka kerja IR, termasuk Analysis
VBI pada bank di model bisnis, dapat menyajikan
Malaysia dan pengungkapan VBI secara
menganalisa ringkas, holistik, dan efisien
penggunaan dibandingkan dengan
framework IR untuk pendekatan pelaporan
mengkomunikasikan konvensional. Selanjutnya,
informasi VBI ke terjadi peningkatan penerapan
stakeholders VBI dan IR di kalangan bank
syariah. Hampir 69% dari semua
bank syariah memiliki
pengungkapan VBI dalam
laporan tahunan 2018 mereka.

7 Mohamme Untuk menganalisis Temuan mengungkapkan bahwa Content


d& apakah praktik bank perbankan berbasis nilai (VBB) Analysis &
Mansor syariah di Bahrain belum diterjemahkan Interviews
(2021) sejalan dengan sepenuhnya ke dalam praktek
pelaporan berbasis oleh bank-bank Islam di
nilai (value-based Bahrain.
Intermediation) dalam
laporan tahunan untuk
mencapai tujuan
fundamentalnya yaitu
pembangunan
ekonomi yang
berpusat pada manusia
dan keadilan sosial.
16

Tabel 2.1 - Lanjutan

8 Alwi et al.Untuk mendiskusikan Temuan menemukan bahwa Library


(2021) konsep asli maqasid perbankan syariah telah Research,
al-shariah yang harus mengembangkan produk dan Qualitative
diterapkan oleh jasa utuk mencapai maqasid al-
perbankan syariah dan shariah sebelum VBI
menilai apakah bank dikenalkan. VBI menyediakan
syariah sudah gambaran yang jelas dalam
mencapai maqasid al- mencapai maqasid al-shariah.
shariah dalam
beroperasinya
sebelum penerapan
VBI
9 Md Nor et Untuk menganalisa Temuan menunjukkan RTO Qualitative
al. (2021) latar belakang konsep telah menjadi bagian penting
VBI, kemudian pada salah satu variable VBI dan
mendiskusikan modus mendukung kepatuhan syariah
operandi RTO yang
ditawarkan lembaga
keuangan.
10 Yousufzai Untuk mengkaji Bimbingan Maqasid dapat lebih Qualitative
et al. transformasi digital memperkuat sistem ini dan
(2021) dan risiko yang membuatnya lebih andal dan
ditimbulkan terhadap berkelanjutan dengan konsep
penerapan produk dan realisme yang dapat
layanan teknologi berkontribusi lebih baik kepada
inovatif VBI pemegang kepentingan.

Sumber: Data diolah (2022)


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian atau rancang bangun penelitian adalah rencana dan

struktur penyelidikan yang disusun sedemikian rupa sehingga peneliti akan dapat

memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya. Rencana itu

merupakan suatu skema menyeluruh yang mencakup program penelitian

(Kerlinger, 2000). Desain penelitian ini dibuat guna mempermudah peneliti dalam

menjalankan penelitiannya, tahap demi tahap. Senada dengan pernyataan Kerlinger

(2000), Cozby (2008) mengatakan“research design are shown by explaining why

the hypotheses are expected”. Dia juga menambahkan ”the research design

includes deception, and consent for the use of the recording is obtained during

debriefing”(Cozby, 2008:99).

Sekaran & Bougie ( 2013) juga mendefinisian “desain penelitian merupakan

kerangka kerja yang akan digunakan sehingga memudahkan peneliti dalam

melakukan penelitiannya dikarenakan semua yang akan dilakukan telah terencana

berdasarkan urutan penelitiannya”. Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat

dinyatakan bahwa desain penelitian merupakan langka-langkah yang disusun oleh

peneliti dalam hal mencari jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Di sisi

lain desain penelitian juga dapat memudahkan dan memberi arah kepada peneliti

dalam menyelesaikan penelitian yang dilakukannya.

17
18

Menurut Sekaran & Bougie (2013) terdapat enam aspek dasar desain penelitian

yaitu tujuan studi, jenis investigasi, tingkat intervensi penelitian, konteks studi, unit

analisis, dan horizon waktu.

1) Pendekatan Studi

Pendekatan studi penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif

merupaka metode penelitian yang digunakan untuk meneliti objek alamiah

dimana peneliti sebagai pelaku utama dalam menilai makna dari penelitian yang

dilakukan berdasarkan gabungan data yang diamati Sugiyono (2011:9).

2) Metode Analisis

Metode Analisis penelitian ini merupakan studi analisis konten dan interview.

Analisis konten adalah suatu pendekatan yang melakukan analisis kualitatif dari

berbagai jenis dokumen dan teks secara sistematis yang berusaha untuk

mengukur konten dalam hal kategori yang telah ditentukan secara sistematis dan

dapat direplikasi (Bryman, 2012). Penelitian ini merupakan penelitian analisis

deskriptif.

3) Tingkat Intervensi

Tingkat intervensi dalam penelitian ini adalah intervensi minimal. Peneliti tidak

memiliki kemampuan untuk ikut mempengaruhi kondisi di dalam lembaga

perbankan dalam hal penilaian kinerja. Oleh karena itu tingkat intervensi peneliti

rendah, yang hanya mengumpulkan data yang disampaikan pada website

perusahaan dan media lain.


19

4) Situasi studi

Situasi studi dalam penelitian ini adalah tidak diatur. Peneliti hanya ingin

menganalisis apakah praktik bank syariah di Indonesia sejalan dengan value-

based Intermediation (VBI) tanpa intervensi peneliti terhadap sumber data di

lapangan. Peneliti menjelaskan studi deskriptif terhadap objek yang diteliti. Unit

analisis merujuk pada tingkat kesatuan data yang dikumpulkan selama tahap

analisis data selanjutnya (Sekaran & Bougie, 2013).

5) Unit analisis

Unit analisis dalam penelitian ini adalah organisasi. Kesatuan data yang

dikumpulkan dalam penelitian adalah data yang ditampilkan bank syariah yang

terdaftar di BEI periode 2018-2020.

6) Horizon waktu

Dalam penelitian ini horizon waktu yang digunakan adalah studi data panel. Data

panel merupakan gabungan dari data time-series dan data cross-section

(Gujarati, 2004). Alasan pemilihan data panel sebagai horizon waktu adalah

karena penelitian ini hanya mengumpulkan data yang ditampilkan sejumlah

bank syariah yang terdaftar di BEI periode 2018-2020 dengan pengumpulan data

pada satu batas waktu.

3.2 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data

3.2.1 Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer, yaitu data

yang ditampilkan bank syariah yang terdaftar di BEI periode 2018-2020.


20

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Di lingkungan penelitian dikenal beberapa teknik pengumpulan data

seperti kuesionair, wawancara, observasi, tes, dan dokumentasi (Umar, 2009 dan

Sunyoto, 2011). Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

meliputi dokumentasi, observasi dan wawancara. Teknik dokumentasi merupakan

“proses mencari data mengenai hal atau variabel yang yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majala, prasasti, notulen rapat, agenda dan sebagainya”

(Arikunto, 2006). Kemudian teknik observasi merupakan suatu metode yang

digunakan oleh peneliti dengan cara mengamati secara langsung maupun tidak

langsung terhadap kegiatan yang dilaksanakan perusahaan (Sunyoto, 2012 dan

Umar, 2009). Di sisi lain, wawancara digunakan untuk memperkaya perspektif

dalam proses pengambilan keputusan (Sugiono, 2017).

3.3 Metode Analisis Data

Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah dengan

menggunakan metode analisis konten dan interview. Analisis konten diterapkan

untuk mempelajari praktik VBI di bank syariah di Indonesia untuk tahun 2018-

2020, yang laporan tahunannya untuk tahun-tahun terpilih dapat diakses. Analisis

konten adalah suatu pendekatan dan teknik yang memberikan analisis kualitatif dari

berbagai jenis dokumen dan teks secara sistematis yang berusaha untuk mengukur

konten dalam hal kategori yang telah ditentukan secara sistematis dan dapat

direplikasi (Bryman, 2012).

Analisis konten adalah metode yang paling umum untuk menganalisis

pelaporan sosial dan lingkungan. Pelaporan analisis sosial dapat dilakukan melalui
21

berbagai saluran seperti iklan, selebaran promosi, situs web entitas, laporan

sementara, siaran pers, dan pelaporan dampak terpisah. Tetapi laporan tahunan

adalah sumber data utama informasi untuk pendekatan Lembaga keuangan islam

terhadap pelaporan sosial (Abu-Baker dan Naser, 2000; Bryman, 2012; Ali Aribi

dan Arun, 2014). Studi ini diambil dari literatur tentang pengungkapan sosial dan

lingkungan dari perspektif Islam (Ali Aribi dan Arun, 2014; Haniffa dan Hudaib,

2007; Kamla et al., 2006; Maali et al., 2006; Zubairu et al., 2012).

Untuk mengetahui dan menilai praktik pelaporan perbankan berbasis nilai

dalam bentuk indeks, ditentukan skor indeks perbankan berbasis nilai. Pendekatan

menggunakan dua kategori di mana tiap bagian dalam penelitian mendapat skor

satu jika diungkap dan nol jika tidak (Haniffa dan Cooke, 2002; Haniffa dan

Hudaib, 2007). Untuk menilai komunikasi dan pengungkapan nilai-nilai perbankan

syariah, skor dinyatakan dalam bentuk indeks sebagai berikut:

𝑁
𝑋𝑖
𝑉𝐵𝐼𝐵𝐼𝑗 = ∑ =
𝑁
𝑖=1

Di mana:

VBIj = nilai indeks pelaporan bank berbasis nilai untuk bank syariah j;
N = jumlah item dalam indeks, N #= 75; dan
Xi = 1 jika item diungkapkan, dan 0 jika item tidak diungkapkan,0 # Ij #= 1.
Sampel yang dipilih adalah bank syariah yang beroperasi di Indonesia,

yang laporan tahunannya selama 3 tahun dari 2018 hingga 2020 tersedia di internet.

Keputusan dibuat untuk memilih hanya bank syariah yang sepenuhnya matang

karena mereka akan lebih berkomitmen untuk mengikuti prinsip-prinsip Syariah

(Zubairu et al., 2012).


22

Metode wawancara digunakan dalam hal menyelidiki persepsi penerapan

VBI dan peningkatan pengungkapan dalam faktor pelaporan. Untuk menyampaikan

analisis tentang sifat, praktik perbankan berbasis nilai dan bagaimana menerapkan

VBI ini, 10 wawancara semi-terstruktur mendalam dilakukan dengan para praktisi,

spesialis di bidang perbankan syariah dan pelaporan dan sarjana yang menyadari

praktik perbankan Islam di Indonesia. Pemilihan tersebut didasarkan pada

pengetahuan mereka secara keseluruhan tentang bank syariah dan perbankan

berbasis nilai, termasuk tujuan strategis yang berimplikasi pada penerapan VBI.

Maksud dan tujuan utama dari wawancara ini adalah untuk mendapatkan

pemahaman dan wawasan yang komprehensif tentang penerapan VBI dan

pelaporan, terutama apakah prinsip dan konsep Islam telah diterapkan dan

diterjemahkan ke dalam praktik.

Wawancara diarahkan oleh serangkaian pertanyaan terbuka, yang

memungkinkan lebih banyak dialog dan diskusi antara responden dan peneliti.

Melalui metode ini, orang yang diwawancarai didorong untuk menyusun jawaban

mereka secara subjektif berdasarkan tingkat pengetahuan atau tingkat keahlian

mereka. Teknik ini memandu peneliti untuk menilai praktik VBB, pada kedalaman

yang membahas konteks yang kaya dan maknanya (Cresswell, 2014).

Nama dan informasi kontak orang yang diwawancarai dikumpulkan dari

laporan tahunan dan situs web organisasi. Dalam penelitian ini digunakan

sekuensial atau chain sampling. Chain sampling merupakan metode pengambilan

sampel non probabilitas dengan subjek penelitian yang ada menunjuk subjek

penelitian selanjutnya (Goodman, 1961). Dalam prosedur pengambilan sampel ini,


23

satu responden awal mengarah ke responden lain atau tambahan untuk memperoleh

informasi dari responden. Dengan kata lain, kontributor terpilih akan mengusulkan

peserta tambahan yang menurut mereka akan memberikan data penting untuk

proyek tersebut (Zikmund et al., 2018; Patton, 2015).

Catatan konteks studi dan wawancara disampaikan kepada orang yang

diwawancarai terlebih dahulu. Selain itu, peserta diberitahu bahwa ketika mengutip

mereka, identitas dan spesifikasi organisasi mereka tidak akan diungkapkan.

Interval untuk setiap wawancara bervariasi dari setengah jam hingga satu jam.

Perekam audio juga digunakan dengan persetujuan orang yang diwawancarai untuk

merekam setiap wawancara.


DAFTAR PUSTAKA

Amran, A., Fauzi, H., Purwanto, Y., Darus, F., Yusoff, H., Zain, M. M.,… Nejati,
M. (2017). Social responsibility disclosure in islamic banks: A comparative
study of Indonesia and Malaysia. Journal of Financial Reporting and
Accounting, 15 (1), 99–115.
Abu-Baker, N. & Naser, K. (2000). Empirical evidence on corporate social
disclosure (CSD) practice in Jordan. International Journal of Commerce and
Management, 10 (3/4), 18-34.
Ahmed, I. Akhtar, M. Ahmed, I. & Aziz, S. (2017). Practices of Islamic banking in
the light of Islamic ethics: a critical review. International Journal of
Economics, Management and Accounting, 3 (3), 465-490.
Mohammed, A. A. S., & Mansor, F. (2021). Value-based Islamic banking and
reporting in Bahrain. International Journal of Ethics and System, 37 (4), 644-
663. DOI 10.1108/IJOES-09-2020-0141
Alhammadi, S., Alotaibi, K. O., & Hakam, D. F. (2020). Analysing Islamic banking
ethical performance from Maq āṣ id al-Shar ī ‘ ah perspective: Evidence from
Indonesia. Journal of Sustainable Finance & Investment, 0 (0), 1–23. DOI:
10.1080/20430795.2020.1848179
Ali Aribi, Z. & Arun, T. (2014). Corporate social responsibility and Islamic
financial institutions (IFIs): Management perceptions from IFIs in Bahrain.
Journal of Business Ethics, 129 (4). 785-794. DOI: 10.1007/s10551-014-
2132-9.
Arshad, R., Muda, R., Nair, R., & Baharudin, I. (2018). Value-based intermediation
for Islamic banking institutions directed towards sustainable development
goals. International Review of Entrepreneurial Finance, 1 (1), 1–17.
Balala, Maha. (2010), Islamic finance and law: Theory and practice in a globalized
world. NewYork: I.B. Tauris.
Bank Negara Malaysia. (2018a). Implementation guide for value-based
intermediation. Retrieved Februari 15, 2022, from
https://www.bnm.gov.my/documents/20124/761682/Implementation+Guide
+for+Value-based+Intermediation.pdf.
Bank Negara Malaysia. (2018b). Value-based intermediation: Strengthening the
roles and impact of Islamic finance. Retrieved Februari 15, 2022, from
https://www.bnm.gov.my/documents/20124/761688/Strategy+Paper+on+V
BI.pdf/a0de95e5-203e-35c3-0852-5164be0ffcd6?t=1581479860463.
Bank Negara Malaysia. (2018c). Value-based intermediation: Scorecard
consultative document. Retrieved Februari 15, 2022, from
https://www.bnm.gov.my/documents/20124/759040/Value-
based+Intermediation+Scorecard+%28Consultative+Document%29.pdf.

24
25

Bank Negara Malaysia. (2019). Value-based intermediation financing and


investment impact assessment framework (consultative document). Retrieved
Februari 15, 2022, https://www.bnm.gov.my/documents/
20124/759040/Value-based+Intermediation+Financing+and+Investment+
Impact+Assessment+Framework+%28Consultative+Document%29.pdf.
Bryman, A. (2012). Social research methods, 4th ed. New York: Oxford University
Press.
Chapra, M.U. (2008). The Islamic vision of development in the light of maq_asid
al-sharī‘ah, Islamic Research and Training Institute (IIIT), Jeddah. DOI:
10.13140/RG.2.1.4188.5047.
Gujarati, Damodar N. (2004). Basic econometrics, fourth edition. Singapore:
McGraw-Hill Inc.
Haniffa, R. & Hudaib, M. (2007). Exploring the ethical identity of Islamic banks
via communication in annual reports. Journal of Business Ethics, 76 (1), 97-
119. DOI: 10.1007/s10551-006-9272-5.
Haniffa, R.M. & Cooke, T.E. (2002). Culture, corporate governance and disclosure
in Malaysian corporations. Abacus, 38 (3). 317-349. DOI: 10.1111/1467-
6281.00112.
Hassan, R. B., & Nor, F. M. (2019). Value-based intermediation: An analysis from
the perspective of shariah and its objectives. International Journal of Fiqh
and Usul Al-Fiqh Studies, 3 (1), 81–89.
Irijanto, T., Azlan, M., Zaidi, S., Ismail, A. G. & Arshad, N.C. (2016). Al Ghazali’s
thoughts of economic growth theory, a contribution with system thinking.
Accounting Forum, 30 (3), 233-240.
Kamla, R., Gallhofer, S. and Haslam, J. (2006). Islam, nature and accounting:
Islamic principles and the notion of accounting for the environment.
Accounting Forum, 30 (3), 245-265.
Karim, Adiwarman A. (2007). Bank Islam fiqih dan analisis keuangan. Jakarta:
Rajawali Pers.
Laksmana, Yusak. (2009). Tanya jawab: Cara mudah mendapatkan pembiayaan
di bank syariah. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Maali, B., Casson, P. & Napier, C. (2006). Social reporting by Islamic banks.
Abacus, 42 (2), 266-289. DOI: 10.1111/j.1468-4497.2006.00200.x.
Mahadi, N. F., Zain, N. R. M., & Ali, E. R. A. E. (2019). Leading towards impactful
Islamic social finance: Malaysian experience with the value-based
intermediation approach. Al-Shajarah: Journal of the International Institute
of Islamic Thought and Civilization (ISTAC), 69–87.
Marthon, Said Sa’ad. (2007). Ekonomi Islam di tengah krisis ekonomi global.
Jakarta: Zikrul Hakim.
Islam, M. R., & Sedekin, M. S. (2020). Disclosure of financial reporting of Islamic
26

financial institutes of Bangladesh: A concept of relevant reviews.


International Journal of Economics, Business, and Accounting Research
(IJEBAR). 4 (3). 319-339.
Putra, R & Wijayanti, R.R. (2020). Islamic values in the annual reports of the
shariah bank to create a sharia value-added. Journal of Accounting and
Investment, 21 (1), 91-113.
Rivai, Veithzal. (2010). Islamic Financial management teori, konsep, dan aplikasi:
Panduan praktis bagi lembaga keuangan dan bisnis, praktisi, srta
mahasiswa. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Hamad, S., Lai, F. W., & Jan, A. Al. (2020). Using integrated reporting to disclose
the value-based intermediation information: Evidence from Islamic banking
industry. International Journal of Advance Science and Technology, 29
(108), 1085-1098.
Sara, S., Ibrahim, B., Halim, A., Noor, M., Ismail, S., Arshad, R., … Don, M.
(2019). Commitment in WAQF development through cross-sector
collaboration between Islamic financial institutions and state Islamic
religious councils. Innovative strategy of value-based intermediation for
sustainability, 4 (1), 29–35.
Sekaran, Uma & Bougie, Roger. (2013). Research methods for business: A skill
building approach. New Jersey: John Wiley & Sons, Inc.
Siagian, Andreas. (2011). Analisis perbandingan kinerja keuangan bank rakyat
indonesia syariah menggunakan pendekatan laba rugi dan nilai tambah.
Skripsi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera
Utara Medan.
Goodman, L.A. (1961). Snowball sampling. Annals of Mathematical Statistics, 32
(1), 148–170. DOI:10.1214/aoms/1177705148
Sumitro, Markum. (2004). Azas-azas perbankan Islam dan lembaga terkait
(BAMUI dan Takafful). Jakarta: Rajawali Press.
Weiss, J. (2015). Values based banking. Vienna: International Environment House.
available at: www.unep.org/inquiry
Yahya, R., Martawireja, A. E., & Abdurrahim, A. (2009). Akuntansi perbankan
syariah teori dan praktik kontemporer. Jakarta: Salemba Empat.
Yusuf, M.Y. & Bahari, Z.B. (2015). Islamic corporate social responsibility in
Islamic banking: Towards poverty alleviation. Bloomsbury Qatar Fountadion
Journals, 4 (2), 73-90.
Zubairu, U., Sakariyau, O. & Dauda, C. (2012). Evaluation of social reporting
practices of Islamic banks in Saudi Arabia. EJBO: Electronic Journal of
Business Ethics and Organizational Studies, 17 (1), 41-50.

Anda mungkin juga menyukai