Anda di halaman 1dari 94

STRATEGI INTEGRASI TEKNOLOGI, BUDAYA

ORGANISASI, DAN SUMBER DAYA MANUSIA PASCA


MERGER PADA BANK SYARIAH INDONESIA ACEH

Disusun Oleh:
Muhammad Haychal
NIM :170603146

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2023/1444H
STRATEGI INTEGRASI TEKNOLOGI, BUDAYA
ORGANISASI, DAN SUMBER DAYA MANUSIA PASCA
MERGER PADA BANK SYARIAH INDONESIA ACEH

Disusun Oleh:
Muhammad Haychal
NIM :170603146

PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
BANDA ACEH
2023/1444H
DAFTAR
ISI

DAFTAR ISI .........................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1


1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 6
1.4 Manfaat penelitian ...................................................................... 6
1.5 Sistematika Pembahasan ........................................................... 7

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................ 9


2.1 Merger ........................................................................................ 9
2.1.1 Motif Merger ...................................................................... 12
2.1.2 Jenis – Jenis Merger ........................................................... 14
2.1.3 Proses Merger .................................................................... 15
2.1.4 Masalah Dalam Merger ..................................................... 17
2.1.5 Dampak Merger Dalam Peningkatan Aset Perbankan
Syariah ................................................................................. 18
2.2 Perbankan Syariah ...................................................................... 19
2.2.1 Prinsip Bank Syariah ......................................................... 21
2.2.2 MelarangbPenggunaan Bunga ............................................ 22
2.3 Tujuan Bank Syariah .................................................................. 23
2.4 Integrasi Teknologi ..................................................................... 25
2.4.1 SMS Banking ...................................................................... 25
2.4.2 Internet Banking ................................................................. 26
2.4.3 Mobile Banking ................................................................. 27
2.4.4Transaksi Keuangan ( Fintech ) .......................................... 27
2.4.5 Automatic Teller Machine (ATM) .................................... 28
2.4.6 Server .................................................................................. 29
2.4.7 Teknologi Informasi .......................................................... 30
2.4.8 Peran Penting Teknologi Informasi .................................... 31
2.4.9 Dampak Merger Terhadap Teknologi Informasi ................ 32
2.5 Budaya Organisasi ...................................................................... 34
2.5.1 Faktor-faktor yang mempengaruhi budaya organisasi ....... 36
2.5.2 Integrasi Budaya Organisasi .............................................. 38

iii
5.7.3 PengaruhBudaya Organisasi Terhadap Kinerja
Karyawan .......................................................................... 39
5.7.4 Dampak Budaya Organisasi Pasca Merger ........................ 41
2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia............................................ 42
2.6.1 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia .................. 43
2.6.2 Fungsi-fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia............. 44
2.6.3 Rekrutmen Sumber Daya Manusia ..................................... 45
2.6.4 Pengembangan Smber Daya Manusia ................................ 47
2.6.5 Integrasi Sumber Daya Manusia ......................................... 48
2.6.6 Pentingnya Sumber Daya Manusia dalam Organisasi ....... 49
2.7 Penelitian Terdahulu .................................................................. 53
2.8 Kerangka Pemikiran ................................................................... 56

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................... 60


3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 60
3.2 Jenis dan Sumber data ............................................................... 61
3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Pedoman Wawancara .............. 61
3.4 Informasi Penelitian ................................................................... 65
3.5 Teknik Analisis Data .................................................................. 67
a. Reduksi Data ........................................................................... 68
b. Penyajian Data ........................................................................ 68
c. Penarikan Kesimpulan ............................................................. 68
BAB IV HASIL PENELITIAN ............................................................ 69
4.1 Gambaran Umum Bank Syariah Indonesia ............................ 69
4.2 Pembahasan ............................................................................ 71
4.2.1 Strategi Integrasi Teknologi Informasi (TI) Pasca
Merger di BSI Aceh ....................................................... 71
4.2.2 Problematika Budaya Organisasi yang Terjadi
Pasca Merger Bank Syariah .......................................... 75
4.2.3 Problematika Manajemen Sumber Daya Manusia
yang Terjadi Pasca Merger Bank Syariah .................... 79
BAB V PENUTUP ................................................................................. 83
5.1 Kesimpulan ............................................................................ 83
5.2 Saran ...................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA

iv
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perbankan syariah adalah lembaga keuangan yang
memberikan kredit dan jasa lainnya di dalam lalu lintas
pembayaran dan juga peredaran uang yang beroperasi dengan
menggunakan prinsip-prinsip syariah (Sudarsono, 2018). Selain
untuk mengumpulkan uang dari masyarakat umum dan kemudian
mengembalikannya ke masyarakat, tujuan bank syariah adalah
untuk membersihkan industri perbankan syariah guna
meningkatkan kepercayaan masyarakat dan meningkatkan
kesadaran umat Islam terhadap hukum syariah, dengan tujuan
menumbuhkan sektor dan pasar perbankan syariah (Susilo et al.,
2018).
Bank syariah memiliki karakteristik utama dalam hal layanan
pelanggan. Bank syariah memberikan kemudahan kepada
nasabahnya, sehingga mendorong nasabah untuk melakukan
transaksi dengan bank syariah. Kehadiran bank syariah di
masyarakat diharapkan dapat mendorong pembangunan ekonomi
dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat, sehingga mencapai
tujuan yang ingin dicapai oleh sistem ekonomi Islam, yaitu
meratakan taraf ekonomi masyarakat.
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 tentang Perbankan
Syariah menguraikan ruang lingkup perbankan syariah, meliputi
bentuk, penatausahaan, dan kegiatan bank serta teknik dan 1 proses

1
2

yang diperlukan untuk melakukan operasi tersebut. Ini berarti


bahwa rencana harus dilaksanakan lebih cepat dengan cara
meningkatkan kesejahteraan warga dan kemampuan mereka untuk
bekerja satu sama lain (Graziani, 2018).
Tempat yang ideal untuk pengembangan perbankan syariah
Indonesia adalah rumah bagi populasi Muslim terbesar di dunia.
Sehingga pengembangan perbankan syariah bukan hal yang
mustahil dikarenakan Indonesia memiliki banyak ruang untuk
tumbuh di industri keuangan syariah. Populasi Muslim terbesar di
dunia, prospek ekonomi yang menjanjikan, peningkatan peringkat
kredit negara Indonesia yang layak investasi, dan sumber daya
alam negara yang melimpah, semuanya merupakan argumen kuat
untuk menjadikan Indonesia kiblat global bagi perbankan syariah
(Thoin, 2019).
Dengan penggabungan atau peleburan bank syariah BUMN,
Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
mengindikasikan bahwa Indonesia dapat menjadi tumpuan
kekuatan ekonomi bangsa dan ekonomi syariah dunia
(Puspaningtyas, 2020). Hal ini dikarenakan bank syariah dimana
merupakan lembaga terbesar di Indonesia, akan mengumpulkan
jumlah aset yang lebih besar secara keseluruhan (CNN Indonesia,
2020). BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri,
ketiga bank syariah milik negara tersebut telah menandatangani
conditional merger agreement (CMA). Hingga kuartal II
2020,gabungan aset BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Mandiri
3

Syariah mencapai Rp. 49,6 triliun (CNN Indonesia, 2020).


Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1999, Undang- Undang
Perseroan Terbatas Nomor 40 Tahun 2007 dan Undang- Undang
Perbankan Syariah Nomor 21 Tahun 2008 telah mengatur tentang
penggabungan atau peleburan bank di dalam negeri. Merger bank
syariah, selain melayani kepentingan pemegang saham, juga dapat
menguntungkan kelompok lain, seperti sektor perbankan syariah,
Usaha Kecil dan Menengah (UKM), sektor pendidikan, dan
industri pengelolaan dana haji.
Merger merupakan salah satu keputusan strategis yang tepat
bagi beberapa perusahaan untuk memperkuat kedudukan
perusahaan tersebut. Skala ekonomi yang dapat terjadi dalam
proses produksi, koordinasi, administrasi, dan distribusi layanan
terpusat seperti manajemen kantor dan akuntansi serta kontrol
keuangan dan manajemen tingkat tinggi, adalah faktor yang paling
kuat dalam terjadinya merger. Ini akan dapat menghasilkan lebih
banyak pendapatan karena skala ekonomi meningkat (Susanti,
2021).
Rizal et al. (2021) menjelaskan bahwa bank mendapatkan
keuntungan dari sistem merger karena meningkatkan efisiensi yang
bermanfaat bagi kelangsungan hidup mereka. Merger, di sisi lain
berdampak pada likuidasi bank, menghasilkan biaya tenaga kerja
yang lebih rendah dan peningkatan pesat dalam kemiskinan dan
pengangguran. Hal ini menyebabkan banyak kebingungan di
masyarakat. Selain mendapatkan keuntungan dari proses merger,
4

perusahaan yang melakukan merger juga harus bersiap untuk


mengahadapi dampak yang disebabkan oleh merger, diantaranya
adalah gaya kepemimpinan yang berbeda dari setiap perusahaan,
budaya yang berbeda yang dimiliki oleh setiap perusahaan, dan
cara menyelesaikan masalah. Sehingga keadaan ini akan memaksa
setiap perusahaan untuk menciptakan ikatan yang kuat dalam
menghadapi masalah dalam merger, seperti menyamakan budaya
setiap perusahaan dan lain sebagainya (Susanti, 2021).
Ombudsman Aceh (2021) dalam rapat koordinasi
mengungkapkan bahwa mereka telah menyusun daftar isu yang
menjadi perhatian mereka, baik oleh anggota masyarakat maupun
melalui postingan media sosial. Mereka menyebutkan, masalah
tarik tunai dan transfer ATM sejauh ini merupakan keluhan yang
paling banyak ditemui. Kurangnya ATM atau jaringan yang
lamban mungkin menjadi masalah bagi klien.
Dikutip dari Tabloid Kontan, masalah yang banyak dialami
oleh nasabah, khususnya mantan nasabah BNI Syariah, yaitu
merasa manfaat rekeningnya berkurang. Kindy Miftah, selaku
Chief Strategy Officer mengungkapkan bahwa banyak masyarakat
yang mengeluhkan menu transaksi di ATM BNI sudah tidak full,
tidak lagi bebas transfer ke dan dari rekening BNI, dan tidak bisa
lagi bertransaksi di cabang-cabang BNI (Kontan, 2021). Hal serupa
juga dinyatakan oleh salah satu pegawai BSI di mana saat awal
proses merger banyak terdapat kendala karena masih dalam
penyesuaian. Dengan bergabungnya 3 bank menjadi satu, maka
5

diawal BSI mengalami kewalahan dalam menangani sistem


jaringan. Beberapa masalah yang timbul yaitu seperti gagal
transfer, gagal penarikan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan penuturan karyawan BSI, keluhan masyarakat
terkait problematika BSI terjadi pasca merger, dimana terjadi dua
kali perubahan rekening dan perubahan kartu ATM, yaitu pertama
pada saat semua bank di Aceh wajib menggunakan prinsip syariah,
dan yang kedua pada saat merger BSI dilakukan. Masyarakat awam
melihat banyak kendala diawali oleh adanya pergantian ATM,
dimana ATM awal sudah tidak bisa lagi digunakan untuk
melakukan transaksi dan harus diganti menjadi ATM BSI. Nasabah
juga mengeluhkan banyaknya biaya administrasi sehingga
memberatkan mereka. Selain adanya beberapa perubahan tersebut,
ada pula perubahan pada budaya organisasi, dimana sebelum
konversi dan merger, bank konvensional fokus pada penyaluran
kredit. Namun pada saat pasca meger, bank syariah lebih berfokus
pada operasional perusahaan. Hal tersebut menyebabkan gaji
karyawan menurun dan akibatnya kinerja karyawan ikut menurun.
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai “Strategi
Integrasi Teknologi, Budaya Organisasi, dan Sumber Daya
Manusia Pasca Merger pada Bank Syariah Indonesia Aceh”.
6

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, ditarik
beberapa rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana strategi integrasi teknologi informasi (TI) pasca
merger di BSI Aceh?
2. Bagaimana strategi integrasi budaya organisasi pasca merger di
BSI Aceh?
3. Bagaimana strategi integrasi sumber daya manusia pasca merger
di BSI Aceh?

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui strategi integrasi teknologi informasi (TI)
pasca merger di BSI Aceh.

2. Untuk mengetahui strategi integrasi budaya organisasi pasca


merger di BSI Aceh.

3. Untuk mengetahui strategi integrasi manajemen sumber daya


manusia pasca merger di BSI Aceh.

1.4 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat
memberikan sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan
tentang manfaat serta dampak merger bagi setiap pembaca.
1.4.2 Manfaat Praktis
7

Hasil penelitian ini secara praktis diharapkan dapat


menyumbang pemikiran dan menjadi acuan serta pertimbangan
bagi masyarakat atau peneliti selanjutnya khususnya tentang
problematika Bank Syariah Indonesia pasca merger di Aceh.

1.5 Sistematika Pembahasan


Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
penelitian ini dan agar mudah dipahami, maka diperlukan
sistematika penulisan yang sederhana sehingga tidak terjadi
kesulitan dalam membaca maupun memahami isi dari
penelitian ini. Penulis akan menyajikan sistematika
pembahasan dari penelitian ini sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan
Bab ini adalah awal dari skripsi yang berisi beberapa
inti pembahasan. Di dalamnya terdiri dari latar
belakang yang menjadi dasar dari permasalahan
penelitian ini, rumusan masalah yaitu masalah- masalah
yang akan dibahas, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, dan sistematika pembahasan.
BAB II Landasan Teori
Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori tentang
strategi integrasi dan merger yang berkenaan dengan
penelitian secara lebih detail. Bab ini juga mengurai
hasil penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
berhubungan dengan penelitian yang akan dilakukan
dan kerangka pemikiran dari penelitian.
8

BAB III Metode Penelitian


Bab ini menjelaskan tentang pendekatan penelitian,
waktu dan tempat penelitian, subjek dan objek
penelitian, populasi dan sampel penelitian, data dan
sumber data, variabel penelitian, teknik pengumpulan
data, dan metode analisis data, sehingga apa yang ingin
dituju dari penelitian ini jelas dijawab.
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini memaparkan hasil penelitian dimana hasil akan
dipaparkan dalam bentuk teks naratif dan dalam
bentuk tabel untuk mempermudah pembaca dalam
memahami hasil penelitian.
BAB V Penutup
Pada bab ini peneliti merangkum hasil penelitian yang
bertujuan agar pembaca dapat mengetahui kesimpulan
dari penelitian. Selanjutnya peneliti juga memberi saran
kepada pihak bank dan pihak nasabah dalam
menyelesaikan permasalahan serta saran kepada peneliti
selanjutnya untuk memperdalam penelitian ini.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Merger
Merger merupakan proses penggabungan dua atau lebih
perusahaan untuk memperkuat produk atau jasa yang akan
ditawarkan oleh perusahaan tersebut (Trianto, 2020). Sedangkan
menurut Fatimah dan Fasa (2021) merger adalah penggabungan
yang dilakukan oleh dua atau lebih perusahaan menjadi satu
perusahaan yang telah disetujui oleh pihak-pihak yang terlibat
dalam penggabungan tersebut.
Sedangkan menurut Susanti (2021) merger merupakan
sebuah bentuk dari pertumbuhan yang bersifat pertumbuhan
eksternal dari perusahaan yang bertujuan untuk meningkatkan serta
memperluas pangsa dan dominasinya ke pasar dan dapat
memberikan tingkat persaingan yang jauh lebih tinggi ke
perusahaan lain di pasar. Sedangkan Zutter dan Smart (2019)
mengemukakan bahwa definisi dari merger adalah dua perusahaan
atau lebih melakukan penggabungan dalam tujuan untuk
memperoleh keuntungan yang lebih daripada sebelum melakukan
merger.
Ketika dua atau lebih korporasi bergabung satu sama lain,
mereka melakukannya sesuai dengan Peraturan Pemerintah
Indonesia No. 27 Tahun 1988. Perusahaan yang menggabungkan
diri kemudian dibubarkan. Ketika sebuah perusahaan mengambil
alih yang lain, itu membubarkan atau melikuidasi yang diambil
9
10

alih, dan kegiatan perusahaan baru menggantikan mereka. Hal ini


sesuai dengan PSAK No. 22 Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan yang menyatakan bahwa proses penggabungan usaha
adalah proses pengambilalihan satu atau lebih perusahaan.
Jelas dari berbagai definisi yang diberikan di atas bahwa
merger adalah proses dimana dua atau lebih perusahaan
digabungkan, dengan perusahaan yang mengakuisisi tetap berdiri
sementara perusahaan yang mengakuisisi dibubarkan.
Merger dilakukan dengan beberapa tahapan serta beberapa
tujuan misalnya perusahaan A adalah perusahaan yang bergerak di
bidang keuangan dan perusahaan B juga perusahaan yang bergerak
di bidang keuangan, kedua perusahaan yakni perusahaan A dan B
melakukan merger untuk tujuan mendominasi pasar. Setelah
merger dilakukan, kedua perusahaan tersebut dapat menentukan
untuk tetap menggunakan nama yang sama atau nama perusahaan
yang baru (Zutter dan Smart, 2019).

Gambar 2.1 Skema Marger

Perusahaan A
Perusahaan
A
Perusahaan B AtauPerusa
haan B
Sumber :Zutter dan Smart (2019)
Susanti (2021) menyatakan bahwa perusahaan yang
melakukan merger tidak terfokus pada satu tujuan akan tetapi
memiliki beberapa tujuan yang harus dicapai meliputi dominasi
dalam pasar yang potensial, keuntungan yang meningkat, dan dapat
11

menjadi perusahaan yang lebih kuat. Dinyatakan bahwa merger


adalah perbuatan hukum yang dilakukan oleh satu atau lebih
perusahaan untuk menggabungkan diri dengan perusahaan lain
yang sudah ada, sehingga mengakibatkan harta dan kewajiban dari
perusahaan yang menggabungkan diri beralih karena hukum
kepada perusahaan yang menerima penggabungan tersebut dan
selanjutnya statusnya menjadi badan hukum. Menurut UU No. 40
Tahun 2007 penggabungan perusahaan dilarang oleh hukum untuk
terus beroperasi sebagai badan hukum yang terpisah (Panggabean,
2018).
Selain itu, tujuan yang didapatkan oleh perusahaan yang
melakukan merger adalah akan memudahkan perusahaan untuk
menemukan peluang yang tersedia di berbagai pasar, sehingga
tujuan tersebut akan mendorong beberapa perusahaan untuk
melakukan merger. Perusahaan yang melakukan merger juga akan
memperbesar modal perusahaan sehingga memungkinkan
perusahaan untuk memberikan kemudahan yang erat kaitannya
dengan pendapatan perusahaan melalui pangsa pasar dan lain
sebagainya ( Susanti, 2021).
Bank Mandiri Syariah, BNIS, dan BRIS bersatu pada 1
Februari 2021 untuk membentuk Bank Syariah Indonesia (BSI),
yaitu hari ke-19 Jumadil Akhir 1442 Hijriah. Dalam rangka
memberikan layanan yang lebih komprehensif, jangkauan yang
lebih luas, dan kapasitas permodalan yang lebih tinggi, ketiga bank
syariah akan bergabung. Bank Syariah Indonesia didorong untuk
12

bersaing di skala dunia berkat sinergi dengan induk perusahaan


(Mandiri, BNI, BRI) dan komitmen pemerintah melalui
Kementerian BUMN.
2.1.1 Motif Merger
Merger akan dibedakan oleh beberapa motif yang akan
mendorong perusahaan untuk melakukan merger yaitu motif
ekonomi, sinergi, motif disertifikasi, dan motif non ekonomi
(Larasati, 2018)

1. Motif Ekonomi
Merger memiliki motif ekonomi yang tujuan jangka
panjangnya adalah untuk mencapai peningkatan nilai tersebut.
Motif ekonomi merger bertujuan sebagai berikut: mengurangi
waktu, biaya, dan risiko kegagalan masuk pasar baru, mengakses
reputasi teknologi, produk dan merek dagang, memperoleh
individu-individu sumber daya manusia yang profesional,
membangun kekuatan pasar, memperluas pangsa pasar,
mengurangi persaingan, mendiversifikasi lini produk, mempercepat
pertumbuhan, serta menstabilkan cashflow dan keuntungan.
2. Motif Sinergi
Salah satu alasan utama perusahaan melakukan merger
adalah menciptakan sinergi. Sinergi merupakan nilai keseluruhan
dari perusahaan setelah melakukan merger lebih besar daripada
penjumlahan nilai masing-masing perusahaan sebelum merger.
13

Sinergi dapat dihasilkan dari kombinasaktivitas secara


bersama-sama dari kekuatan atau lebih elemen-elemen perusahaan
yang bergabung.

Menurut Josua dan Grace (2019), sinergi dipengaruhi oleh


beberapa faktor, diantaranya adalah marketing, manajemen,
produksi serta distribusi, penghematan keuangan seperti
merendahkan biaya produksi serta evaluasi yang lebih baik oleh
para analisis sekuritas. Perbedaan efesiensi yang berarti bahwa
manajemen salah satu perusahaan, lebih efesien dan aktiva
perusahaan yang lemah akan lebih produktif setelah merger.

3. Motif Diversifikasi
Motif diveritifikasi adalah strategi perkembangan bisnis
yang dapat dilakukan melalui merger yang bertujuan dalam
mendukung aktivitas bisnis dan operasi perusahaan untuk
mengamankan posisi bersaing. Akan tetapi jika melakukan
divertifikasi yang semakin jauh dari bisnis semula, maka
perusahaan tidak lagi berada pada koridor yang mendukung
kopetensi inti (core competence).
4. Motif Non-Ekonomi
Merger terkadang dilakukan bukan untuk kepentingan
ekonomi saja, akan tetapi juga untuk kepentingan yang bersifat
non-ekonomi seperti pritese dan ambisi.
14

2.1.2 Jenis-Jenis Merger


Berdasarkan bentuk kolerasi yang terjadi antara dua atau
lebih perusahaan yang melakukan merger, secara garis besar
merger dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu related (saling
berhubungan) dan unrelated (tidak saling berhubungan). Perbedaan
diantara related dengan unrelated terletak pada produk atau jasa
yang ditawarkan apakah masih saling berhubungan atau tidak
saling berhubungan. Sebagai contoh jenis merger related adalah
bank yang merger dengan bank lainnya, sedangkan contoh yang
unrelated adalah perusahaan makanan merger dengan perusahaan
mebel (Josua & Grace, 2019). Menurut Zutter dan Smart (2019),
merger dibedakan menjadi 4 (empat) jenis yaitu merger horizontal,
vertikal, kongerenik, dan konglomerat.
1. Merger Horizontal
Transaksi yang menyebabkan terintegrasinya minimal
perusahaan dengan jenis bisnis yang sama, seringkali merupakan
perusahaan yang saling bersaing.
2. Merger Vertikal
Transaksi yang menyebabkan terintegrasinya minimal dua
perusahaan yang beroperasi dalam satu lini produksi.

3. Merger Kongenerik

Transaksi yang menyebabkan terintegrasinya perusahaan-


perusahaan dengan lini bisnis yang berbeda, namun secara umum
berada dalam industri yang sama.
15

4. Merger Konglomerat
Transaksi yang menyebabkan terintegrasinya minimal dua
perusahaan yang bergerak dalam industri yang tidak saling terkait
dengan tujuan mendiversifikasi bisnis yang dimiliki.

2.1.3 Proses Merger


Merger atau penggabungan dua atau lebih perusahaan akan
melalui beberapa proses, yaitu proses perencanaan yaitu
perusahaan yang akan melakukan merger menyiapkan rencana
serta tujuan untuk melakukan penggabungan perusahaan. Setelah
perencanaan dilalui, maka proses selanjutnya adalah tahap merger
yaitu perusahaan yang melakukan merger akan melakukan
beberapa tahapan dalam merger. Setelah merger terbentuk maka
tahap pasca merger yaitu perusahaan bersiap dalam menghadapi
beberapa dampak yang ditimbulkan oleh merger baik dampak
eksternal maupun dampak internal (Zutter & Smart, 2019),

1. Tahap Perencanaan
Identifikasi dan penyaringan awal adalah dua kegiatan yang
berlangsung pada tahap ini. Identifikasi awal adalah
mengumpulkan sebanyak mungkin informasi tentang perusahaan
target dan fitur-fiturnya sehingga perusahaan dapat memutuskan
apakah akan memintanya untuk bergabung atau tidak. Karena itu,
tujuan perusahaan dalam penggabungan adalah untuk memastikan
bahwa perusahaan yang akan dipilih dapat beradapatasi dengan
16

hasil. Perusahaan kemudian melakukan penyaringan setelah


membuat penentuan awal. Penyaringan adalah proses pemilihan
dari daftar perusahaan target potensial berdasarkan data yang telah
dikumpulkan melalui penelitian.
2. Tahap Merger
Uji tuntas, negosiasi/kesepakatan, dan penutupan adalah
bagian dari proses penawaran resmi. Ketika sebuah perusahaan
mendekati manajemen puncak perusahaan target dengan tawaran
formal, mereka melakukannya melalui pemberitahuan tertulis dan
resmi tentang tujuan merger. Ditentukan bahwa harga dapat
disepakati setelah penilaian dan negosiasi. Analisis lengkap dan
mendalam terhadap banyak elemen perusahaan target dilakukan
setelah penawaran resmi dilakukan, yang dikenal sebagai due
diligence atau uji tuntas. Elemen hukum, keuangan, organisasi,
sumber daya manusia, pemasaran, dan teknologi serta produksi
diperiksa selama uji tuntas. Jika kesepakatan dicapai pada kriteria
yang harus diikuti selama proses merger antara perusahaan dan
perusahaan target, negosiasi/kesepakatan dianggap selesai. Apabila
ketiga langkah tersebut di atas telah dilakukan, maka transaksi
penggabungan dianggap selesai dan kedudukan hukum perusahaan
hasil penggabungan menjadi badan baru yang dibentuk sebagai
akibat dari penggabungan tersebut menjadi berlaku dengan transfer
saham.
17

3. Tahap Pasca Merger


Tahapan pasca meger merupakan tahapan baru setelah
perusahaan melakukan penggabungan usaha sebagai suatu kesatuan
entisitas.
2.1.4 Masalah dalam Merger
Setelah merger terbentuk maka perusahaan akan menghadapi
beberapa dampak dari keputusan merger. Beberapa dampak
tersebut meliputi masalah biaya yang dibutuhkan untuk melakukan
merger serta hasil dari penggabungan perusahaan yang tidak pasti
berhasil. Selain itu dampak untuk menyatukan budaya perusahaan
yang berbeda (Suharto, 2021).
Menurut Susanti (2021), masalah atau dampak setelah
melakukan merger diantaranya adalah budaya yang berbeda akan
dapat mempengaruhi sumber daya manusia yang dipekerjakan
dalam perusahaan. Perbedaan dari budaya perusahaan juga akan
berdampak pada bagaimana gaya kepemimpinan sehingga akan
menghasilkan beberapa pendapat yang berbeda ketika terjadi
masalah pada perusahaan.
Suwardi (2018) menyatakan bahwa perusahaan yang
melakukan merger akan terkena beberapa masalah yang meliputi
dari kesulitan integrasi, evaluasi sasaran yang tidak memadai, utang
yang besar, kesulitan dalam mencapai sinergi, terlalu banyak
divertifikasi dan manajer yang terlalu fokus pada merger.
18

Dampak yang timbul dari adanya merger pada ketiga Bank


ini yaitu pada kebijakan dari penggabungan ketiga bank tersebut.
Dengan merger, maka susunan dari direksi akan berubah menjadi
lebih sedikit. Ini juga dialami pada direktur yang menjabat di ketiga
bank syariah tersebut, yaitu mereka akan mengalami pelepasan
jabatan. Hal ini juga dapat terjadi pada level lain seperti misalnya
pada level manajerial (manajemen level menengah) dan level
bawah (pegawai). Agar operasional bisnis pasca merger tidak
terganggu, pemerintah harus mampu menghilangkan konflik
internal yang terjadi antar peserta merger (Wiratmini, 2020).
Kegagalan merger akan terjadi pada perusahaan-perusahaan
yang melakukan merger apabila perusahaan tersebut kesulitan
dalam menentukan nilai perusahaan target secara akurat, biaya
konsultasi yang sangat mahal, meningkatnya kompleksitas
birokrasi, biaya koordinasi yang mahal, dan tidak menjamin nilai
peningkatan kemakmuran pemegang saham. Merger akan bekerja
lebih lama apabila dimotivisir oleh sasaran yang jelas, adanya
strategi, serta didukung oleh tindakan yang telah direncanakan
secara tepat dalam semua prosesnya (Susanti, 2021).
2.1.5 Dampak Merger dalam Peningkatan Aset Perbankan
Syariah
Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh Otoritas Jasa
Keuangan (OJK), tercatat total aset Bank Umum Syariah (BUS)
dan Unit Usaha Syariah (UUS) per september 2020 mencapai 375,1
Triliun dan UUS mencapai 165,3 Triliun. Jumlah ini meningkat
19

jika dibandingkan dengan September 2019 (KNKS, 2019). Tercatat


ada sebanyak 14 BUS, dan 20 UUS dan 162 BPRS yang tercatat du
OJK. Dari 14 BUS, ada 3 BUS yang memiliki aset terbesar yaitu
Bank Mandiri Syariah, kemudian BNI Syariah dan BRI Syariah.
Setelah dilakukannya merger aset dari ketiganya, jika digabung
berjumlah 220-225 Triliun (Lokadata.Id, 2020).
Salah satu kekuatan pendorong sektor riil suatu negara Ini
yang memiliki peran penting untuk meningkatkan pertumbuhan di
sektor ekonomi adalah keuangan. Jumlah aset yang besar di bank
akan memudahkan bank untuk berekspansi usaha. pembiayaan
yang disalurkan oleh bank syariah akan memberikan dampak
positif terhadap PDB sektor riil, Karena dengan mendapatkan lebih
banyak pembiayaan dari bank syariah maka modal yang masuk ke
dalam bisnis semakin meningkat khususnya UMKM (Susanti,
2021).
2.2 Perbankan Syariah
Kata Bank berasal dari Bahasa italia banque atau banca yang
berarti bangku. Ini dikarenakan pada masa Renaisans para banking
yang ada di Florence melakukan transaksi dengan duduk di atas
meja. Kegiatan usaha perbankan sendiri baru dimulai pada zaman
Babylonia, akan tetapi pada saat itu bank hanya bertugas sebagai
tempat untuk tukar menukar uang (Ginting, 2017).
Bank berfungsi sebagai mediator dalam sistem keuangan
dengan mengumpulkan uang dari masyarakat dan
meminjamkannya kepada lembaga lain. Sistem perbankan
20

tradisional dan syariah ada di Indonesia. Undang-undang Nomor 21


Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah mendefinisikan Bank
Syariah sebagai bank yang beroperasi menurut prinsip syariah yang
telah diatur dalam fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI), seperti
prinsip keadilan dan keseimbangan ('adl wa tawazun),
kemaslahatan (maslahah), universalisme (alamiyah), dan tidak
mengandung gharar, maysir, riba, kezaliman, dan benda haram.
Selanjutnya, bank syariah diwajibkan untuk memberikan tugas
sosial berdasarkan Undang-Undang tentang Perbankan Syariah
dengan mendirikan organisasi seperti Baitul Mal yang menerima
uang zakat, infaq, sedekah, hibah, dan dana sosial lainnya, dan
mendistribusikannya kepada pengelola wakaf (nazhir) (Otoritas
Jasa Keuangan, 2017).
Bank syariah merupakan bank yang menggunakan prinsip-
prinsip syariah Islam dalam menjalankan operasionalnya, dan
menjadikan Al-qur’an dan Al-hadist sebagai landasannya. Prinsip
syariah yang dimaksudkan disini adalah ketentuan atau ketetapan
dari agama islam yang mengatur tentang cara berhubungan antara
manusia dengan manusia lainnya dalam berbagai bidang baik itu
politik, sosial, ekonomi, dan juga budaya. Prinsip syariah adalah
aturan untuk perjanjian yang didasari oleh hukum islam dalam
berbagai kegiatan.
Transaksi yang didasari pada syariah tidak menerapkan sistem
bunga, dimana keuntungan bersifat pasti karena pada dasarnya
tidak ada yang tau apa yang akan terjadi di masa depan. Kegiatan
21

yang dijalankan pada bank syariah adalah transaksi yang sama


dengan konsep teori keuangan, yaitu pengembalian keuntungan
akan selalu berjalan beriringan dengan risiko (Return goes along
with risk). Dalam praktik bagi hasil di perbankan syariah, semua
pihak memperhatikan keadilan dan memastikan bahwa kepentingan
semua pihak terlindungi dengan berbagi, baik keuntungan maupun
kerugian (profit and loss sharing).
Menurut definisi ini, Bank Syariah adalah lembaga keuangan
yang menjalankan bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan
mengacu pada Al-Qur'an dan Hadis dalam semua operasi-
operasinya.

2.2.1 Prinsip Bank Syariah


Dalam menjalankan usahanya, perbankan syariah berdasarkan
prinsip islam yang tidak menggunakan sistem bunga, akan tetapi
menggunakan sistem bagi hasil. Ada 6 prinsip yang diterapkan di
dalam operasional bank syariah (Ginting, 2017), yaitu:
a. Melarang penggunaan bunga
Penggunaan bunga didalam bank syariah jelas ditentang
dengan keras dikarenakan ini digolongkan ke dalam sesuatu yang
haram. Dalam perbankan syariah, pinjaman yang diizinkan adalah
qardhul hasan, atau yang lebih sering dikenal dengan sebutan
pinjaman kebaikan. Ini dikarenakan tidak boleh ada penambahan
pengembalian dari uang yang dipinjam.
a. Pembagian hasil yang seimbang Islam tidak membenarkan
seseorang menimbun hartanya dalam jumlah besar dan tidak
22

dimanfaatkan, oleh karena itu sangat dianjurkan untuk


menggunakan uang tersebut sebagai modal bagi yang lain
dengan cara menjadi rekan kerja dalam bisnis. Akan tetapi
harus dilihat usaha yang cocok terlebih dahulu sehingga kita
paham akan risiko yang akan terjadi, karena sebagai rekan
kerja harus saling berbagi baik kerugian maupun keuntungan
secara adil.
b. Uang sebagai modal yang potensial.
Uang harus diperlakukan dengan sesuai yaitu sebagai salah
satu modal yang potensial. Ini akan berdampak besar pada
nasabah. Modal tersebut digabungkan dengan sumber daya
yang lain.
c. Melarang gharar Ketidakpastian merupakan satu hal yang
paling dibenci dalam islam. Transaksi dalam ekonomi syariah
haruslah terbebas dari ketidakpastian. Ketidaktahuan bank
pada salah satu produk dengan pemahaman yang cukup akan
menyebabkan bank syariah digolongkan melakukan gharar.
d. Kontrak yang valid
Informasi yang jelas mengenai suatu produk dan perjanjian
merupakan tanggung jawab pihak bank. Hal ini bertujuan
untuk mengurangi kesalahan informasi di kemudian hari.
Kemudian bank juga memiliki kewajiban untuk menjelaskan
produk kepada nasabah dengan jelas dan rinci sehingga
nasabah betul-betul memahami produk tersebut.
23

e. kegiatan syariah yang disetujui.


Bank syariah haruslah menjalankan aktivitas yang sesuai
dengan prinsip syariah dan tidak boleh melanggar hukum
syariah sehingga penerapan konsep syariah betul betul dapat
terlaksana. Contoh aktivitas terlarang adalah bank
berinvestasi pada bisnis minuman keras dan hal-hal lainnya.
2.3 Tujuan Bank Syariah
Demi terciptanya keadilan, persatuan, dan kesejahteraan yang
lebih besar bagi semua, Perbankan Syariah berupaya membantu
dalam pelaksanaan pembangunan (Otoritas Jasa Keuangan, 2017).
Adapun tujuan pelaksanaan kegiatan bank syariah yaitu
(Sudarsono, 2018). :
a. Menciptakan kegiatan ekonomi dan sistem muamalah
terutama kegiatan muamalah yang berhubungan dengan
bank dilaksanakan dengan cara islami. Ini diharapkan agar
dapat menghindari kegiatan riba atau jenis kegiatan
muamalah yang mengandung unsur gharar. Yang sudah
jelas kegiatan-kegiatan muamalah seperti itu akan
menimbulkan dampak negatif bagi kehidupan ekonomi
umat.
b. Untuk mewujudkan keadilan dan kesetaraan dalam bidang
ekonomi dengan menyalurkan dana para pemodal kepada
para pelaku usaha dalam bentuk investasi. Sehingga terjadi
pemerataan perputaran uang dan tidak terjadinya
kesenjangan yang besar antara pemodal dengan yang
24

membutuhkan dana.
c. Dapat membuat kualitas kehidupan ekonomi masyarakat
meningkat dengan cara membuka banyak peluang usaha
dengan berfokus pada usaha yang ditujukan untuk
kelompok yang membutuhkan dana dalam menjalankan
usaha produktif agar terciptanya kemandirian ekonomi yang
diharapkan akan menumbuhkan keuangan umat.
d. Dapat mengurangi masalah yang menjadi beban negara
yaitu kemiskinan. Negara berkembang seperti indonesia
memiliki masalah yang besar terhadap kemiskinan, salah
satu tujuan dari adanya bank syariah adalah untuk
mengurangi tingkat kemiskinan yang ada di negara ini.
Upaya bank syariah dalam mengurangi kemiskinan ini
dilakukan dengan kegiatannya berupa program pembinaan
pengusaha produsen, program pengembangan modal kerja,
pembinaan pedagang perantara, program pembinaan
konsumen, dan juga program pengembangan usaha
bersama.
e. Untuk dapat menjaga kestabilan ekonomi dan sistem
moneter Indonesia. Bank syariah akan mampu mencegah
tekanan inflasi, serta persaingan tidak sehat antar lembaga
keuangan, melalui aktivitasnya.
f. Tujuan terakhir bank syariah adalah untuk membuat umat
islam tidak lagi bergantung pada bank konvensional dan
produk-produknya.
25

2.4 Integrasi Teknologi


Integrasi merupakan penyatuan unsur-unsur dari sesuatu yang
berbeda atau beraneka ragam sehingga menjadi satu kesatuan dan
pengendalian terhadap konflik atau penyimpangan dari penyatuan
unsur-unsur tersebut. Pada proses integrasi juga akan ada proses
saling menarik, saling tergantung, dan saling menyesuaikan
(adaptasi).
Teknologi adalah satu ciri yang mendefinisikan hakikat
manusia yaitu bagian dari sejarahnya meliputi keseluruhan sejarah.
Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994) berkaitan erat
dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan
kata lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan
engineering yang saling berkaitan satu sama lainnya. Integrasi
teknologi adalah penggunaan teknologi informasi dan komunikasi
dalam wilayah konten secara umum untuk memudahkan
terlaksananya fungsi-fungsi suatu organisasi dengan baik (Tamam,
2018). Salah satu contoh integrasi teknologi dibidang perbankan
adalah adanya sistem yang membantu perusahaan dalam perihal
kegiatan seputar keuangan, seperti Automatic Teller Machine
(ATM), mobile banking, dan lain-lain. Dengan adanya kemajuan di
bidang teknologi ini, banyak sekali manfaat bagi proses
keberlangsungan berbagai aktivitas dalam perusahaan.
2.4.1 SMS Banking
SMS banking merupakan bagian dari electronic banking
channel dan juga merupakan inovasi dari jenis rekening tabungan
26

dan atau rekening giro rupiah. Sebagai sistem layanan yang


bersumber pokok pada kedua rekening tersebut, maka salah satu
syarat bagi nasabah yang menginginkan layanan SMS banking ini
terlebih dulu harus mempunyai rekening tabungan dan atau
rekening giro serta harus rnempunyai sarana penunjang yaitu
ponsel. Pemilik rekening dapat melakukan pendaftaran atau
registrasi melalui jaringan mesin ATM atau mendaftarkan melalui
customer service di cabang bank dimana rekening induk dibuka.
2.4.2 Internet Banking
Internet banking adalah fasilitas yang dapat dinikmati nasabah
bank untuk melakukan transaksi perbankan melalui jaringan
internet kapan saja dan dimana saja. Manfaat internet banking
yaitu:
a. Praktis (tidak perlu membawa dan menghitung uang tunai) dan
aman (menggunakan PIN/ kode rahasia);
b. Memudahkan transaksi non finansial dan transaksi finansial
tanpa harus datang ke cabang bank, namun cukup
menggunakan perangkat telepon seluler ataupun perangkat
elektronik lainnya yang memiliki akses internet.
Contoh transaksi non finansial: info saldo, info mutasi
rekening, dan lain-lain. Contoh transaksi finansial: transfer antar
rekening/ antar bank, pembayaran tagihan telepon/listrik,
pembelian pulsa, dan lain-lain (Otoritas Jasa Keuangan, 2022).
27

2.4.3 Mobile Banking


Mobile Banking merupakan sebuah fasilitas perbankan yang
diakses melalui komunikasi bergerak seperti handphone dengan
penyediaan fasilitas yang hampir sama dengan ATM, kecuali
mengambil uang dalam bentuk cash (Harahap, 2018).

Menurut Andriyani (2017), Mobile Banking adalah layanan


perbankan melalui saluran via wireless atau menggunakan internet
pada sebuah aplikasi untuk mempermudahkan konsumen dalam
melakukan transaksi.
Afandi (2021) menyatakan, Mobile Banking merupakan bagian
electronic Banking yang menggunakan teknologi Mobile Phone
dengan beberapa tujuan untuk mempermudah dan meningkatkan
kinerja dari konsumen. Dari beberapa pengertian tersebut, dapat
disimpulkan bahwa Mobile Banking adalah fasilitas yang
disediakan dalam bentuk digital yang dapat diakses dari handphone
dengan fungsi yang hampir sama dengan ATM kecuali penarikan
uang dalam bentuk cash.
2.4.4 Transaksi Keuangan (Fintech)
Fintech berasal dari istilah Financial Technology atau
teknologi finansial. Menurut the National Digital Research Centre
(NDRC), Fintech merupakan suatu inovasi pada sektor finansial.
Tentunya inovasi ini mendapat sentuhan teknologi modern.
Keberadaan Fintech dapat mendatangkan proses transaksi
keuangan yang lebih praktis. Fintech merupakan implementasi dan
pemanfaatan teknologi guna peningkatan jasa layanan perbankan
28

dan keuangan pada umumnya dilakukan oleh perusahaan rintisan


(startup) dengan memanfaatkan teknologi software, internet,
komunikasi dan komputerisasi terkini (Setiyono, 2021).
Fintech adalah jenis perusahaan di bidang jasa keuangan yang
digabungkan dengan teknologi. Bisa juga diartikan sebagai
segmen di dunia startup yang membantu untuk memaksimalkan
penggunaan teknologi untuk mempertajam, mengubah, dan
mempercepat berbagai aspek pelayanan keuangan. Sehingga, mulai
dari metode pembayaran, transfer dana, pinjaman, pengumpulan
dana, sampai dengan pengelolaan aset bisa dilakukan secara cepat
dan singkat berkat penggunaan teknologi modern tersebut. Maka
tidak heran jika kemudian financial technology menjadi kebutuhan
yang bisa mengubah gaya hidup seseorang, khususnya mereka
yang familiar atau bergelut di bidang keuangan dan teknologi
(Setiyono, 2021).
2.4.5 Automatic Teller Machine (ATM)
Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic teller Machine
(ATM) memungkinkan untuk menarik uang dan memeriksa
rekening tabungan tanpa bantuan "teller" di bank. Kartu magnetik
bank tersebut digunakan untuk mengaktifkan sistem komputer di
ATM, yang memungkinkan klien untuk menyimpan uang, menarik
uang tunai, mentransfer dana antar rekening, dan melakukan
berbagai operasi (Harahap, 2018).
Nasabah dapat menarik uang tunai dari ATM mana pun di
dunia, di mana pun mereka berada. Yang diperlukan hanyalah kode
29

ATM atau kata sandi yang diberikan oleh bank dan nomor identitas
pelanggan untuk melakukannya. ATM dapat ditemukan di berbagai
tempat, termasuk restoran, mal ritel, stasiun kereta api, dan bahkan
kantor pusat bank (Andriyani, 2017).

2.4.6 Server
Server adalah suatu sistem yang terdapat dalam komputer
dengan layanan khusus, umumnya layanan yang ada berhubungan
dengan penyimpanan data. Data yang terdapat di dalam server
terdiri dari berbagai jenis dokumen serta informasi yang kompleks.
Layanan ini digunakan untuk memberi kebutuhan bagi berbagai
pihak yang menyediakan akses informasi (Hanif, 2007).
Peran penting server adalah untuk mengirim dan menerima
data secara lebih cepat, bentuk server secara fisik berupa
seperangkat jaringan komputer dengan ukuran yang cukup besar.
Hingga mampu menampung beberapa komponen, termasuk di
dalamnya processor dan RAM dengan kapasitas penyimpanan yang
sangat besar pula. Jenis Server antara lain (Hanif, 2007):
a. Web Server
Merupakan perangkat lunak yang fungsinya untuk
menjalankan sebuah laman atau website, jenis yang satu ini sering
digunakan sebagai pusat pengaturan dan langkah proses website.
Selain itu juga untuk menyimpan berbagai data website, termasuk
diantaranya seperti dokumen HTML, file CSS hingga file
javascript. Dalam menampilkan halaman, web server akan
menerima dan melakukan proses permintaan dari browser. Setelah
30

itu hasil yang didapat akan dikirimkan kembali ke browser untuk


kemudian ditampilkan. Perlu dipahami bahwa kualitas webserver
sangat mempengaruhi performa website. Meski begitu terdapat
beberapa jenis web yang bisa dipilih dan digunakan.
b. Mail Server

Mail server artinya jenis yang berfungsi menyediakan fasilitas


pengelolaan dan penyimpanan data email dari pengguna. Server
jenis ini bisa menampung hingga meneruskan email dari pengirim
ke penerima email. Mail server juga memiliki protokol khusus
untuk bisa melakukanaktivitas mengirim dan menerima email.
c. Application Server
Sebuah perangkat yang fungsinya memberi layanan terhadap
setiap permintaan dari akses pelanggan setelah terhubung dengan
jaringan. Aktivitas antara pelanggan dan application server ini
biasanya menggunakan protokol HTTP. Jenis server ini juga biasa
dipakai untuk melakukan eksekusi suatu prosedur, baik program
maupun script.
2.4.7 Teknologi Informasi
Teknologi informasi mengacu pada fasilitas dan
infrastruktur (hard and software-based systems and useware)
sistem dan metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dan
mengirimkannya ke berbagai tujuan untuk pemrosesan, interpretasi,
penyimpanan, organisasi, dan penggunaan yang berarti. Pesatnya
kemajuan teknologi informasi berbasis komputer disebut sebagai
ilmu pengetahuan (Harahap, 2017).
31

Marlina (2018) mengemukakan bahwa penggunaan dari


teknologi informasi adalah untuk mempermudahkan konsumen
dalam melakukan transaksi. Selain itu penggunaan teknologi
informasi untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara
akurat dan relevan.
Teknologi informasi didefinisikan sebagai setiap jenis
teknologi yang digunakan untuk menghasilkan, menyimpan,
mengubah, dan memanfaatkan informasi dalam segala bentuknya.
Selain itu teknologi informasi mencakup segala teknologi yang
memfasilitasi penyimpanan dan pemrosesan informasi (Andriyani,
2017).
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa
teknologi informasi adalah suatu teknologi yang berupa hardware,
software, dan useware yang digunakan untuk memperoleh,
mengirimkan, mengolah, menafsir, menyimpan, dan menggunakan
data secara bermakna untuk memperoleh informasi yang
berkualitas.
2.4.8 Peran Penting Teknologi Informasi
Peranan teknologi Informasi pada aktivitas sangat besar di mana
teknologi Informasi menjadi fasilitator utama bagi kegiatan bisnis.
Dengan teknologi berbagai kemudahan dapat dirasakan. Banyak
perusahaan yang berani melakukan investasi yang sangat tinggi di
bidang teknologi Informasi karena adanya kebutuhan untuk
mempertahankan dan meningkatkan posisi kompetitif, mengurangi
biaya, meningkatkan fleksibilitas, dan tanggapan(Harahap, 2018).
32

Teknologi Informasi memberikan andil besar terhadap


perubahan-perubahan mendasar pada struktur, operasi dan
manajemen organisasi. Menurut Afandi (2021) peran yang paling
penting dari teknologi informasi dibagi menjadi beberapa,
diantaranya adalah:
2.4.8.1 Teknologi Informasi menggantikan peran manusia.
Dalam hal ini, teknologi Informasi melakukan otomasi
terhadap suatu tugas atau proses.
2.4.8.2 Teknologi memperkuat peran manusia, yakni
dengan menyajikan informasi terhadap suatu tugas atau proses.
2.4.8.3 Teknologi Informasi berperan dalam restrukturisasi
terhadap peran manusia. Dalam hal ini, teknologi berperan
dalam melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan
tugas atau proses.
2.4.9 Dampak Merger Terhadap Teknologi Informasi
Dengan dilakukannya merger pada perbankan syariah tentunya
akan terbentuk satu entitas baru yang gesit dan mampu bersaing
dalam menjalankan operasionalnya. Dengan merger perbankan
syariah dapat mengurasi biaya-biaya operasional, biaya modal, dan
biaya-biaya dana simpanan akan dapat dikurangi (Susanti, 2021).

Kemudian pengeluaran teknologi informasi adalah item


pengeluaran terbesar kedua setelah sumber daya manusia. Bank
harus memberikan pengalaman pelanggan yang konsisten
diberbagai saluran distribusi di bawah kondisi waktu ke pasar,
33

distribusi data, dan kualitas produk yang menuntut. Ada tekanan


terus-menerus untuk mengintegrasikan jaringan kepemilikan dan
jaringan berbasis aliansi dengan jaringan publik dan bersama untuk
meningkatkan efisiensi dan kualitas layanan. Merger bank dapat
menghasilkan penghematan biaya teknologi informasi yang
signifikan, dengan potensi berkontribusi lebih dari 25% dari sinergi
dalam merger industri keuangan.
Sehingga setelah merger dilakukan akan terjadi beberapa
masalah, dengan hal ini perusahaan-perusahaan yang melakukan
merger diharuskan untuk mencari solusi agar dapat memecahkan
masalah tersebut. Masalah berupa teknologi informasi di bank
dapat berupa gangguan pada ATM maupun pada mobile banking.
Hal tersebut dapat terjadi karena dipengaruhi beberapa faktor,
diantaranya adalah ketidakcocokan antara teknologi perusahaan
dengan teknologi perusahaan lain. Faktor lainnya dikarenakan
akses yang penuh oleh konsumen sehingga server menjadi penuh
dan error. Bank harus bergerak cepat untuk menyelesaikan
masalah tersebut, hal ini karena untuk mempertahankan konsumen
(Rizal et al., 2021).
Integrasi teknologi informasi dalam merger dapat menjadi
konsekuensi dari ketidakcocokan dari dua atau lebih perusahaan
yang bergabung dan yang menjadi fokus perusahaan-perusahaan
yang melakukan merger adalah menginginkan teknologi informasi
yang terbaik sehingga perusahaan tersebut mengabaikan kecocokan
dalam menentukan dinamika perubahan strategis pada perusahaan-
34

perusahaan tersebut. Perusahaan yang melakukan merger


diharuskan melakukan kompabilitas konfigurasi yakni kecocokan
perusahaan dalam menggunakan teknologi informasi sehingga
dapat memainkan peran penting dalam menentukan hasil dari
merger (Rizal et al., 2021).
2.5 Budaya Organisasi
Budaya organisasi didefinisikan sebagai nilai-nilai yang
menjadi pegangan sumber daya manusia dalam menjalankan
kewajibannya dan juga perilakunya di dalam organisasi. Nilai-nilai
inilah yang akan memberi jawaban apakah suatu tindakan benar
atau salah dan apakah suatu perilaku dianjurkan atau tidak.
Menurut Fahmi (2017), budaya organisasi merupakan hasil proses
melebur gaya budaya dan perilaku tiap individu yang dibawa
sebelumnya ke dalam sebuah norma-norma dan filosofi yang baru,
yang memiliki energi serta kebanggaan kelompok dalam
menghadapi sesuatu dan tujuan tertentu. Menurut Torang (2014)
budaya organisasi dapat juga dikatakan sebagai kebiasaan yang
terus berulang-ulang dan menjadi nilai dan gaya hidup oleh
sekelompok individu dalam organisasi yang diikuti oleh individu
berikutnya.
Sementara itu menurut Effendy (2015) budaya organisasi
didefenisikan sebagai norma, nilai-nilai, asumsi, kepercayaan,
filsafat, kebiasaan organisasi, dan sebagainya yang dikembangkan
dalam waktu yang lama oleh pendiri, pemimpin, dan anggota
organsasi yang disosialisasikan dan diajarkan kepada anggota baru
35

serta diterapkan dalam aktivitas organisasi dalam memproduksi


produk, melayani para konsumen, dan mencapai tujuan organisasi.
Fera (2018) menyatakan bahwa definisi dari budaya organisasi
merupakan sebuah pola yang bersumber dari asumsi dasar yang
ditemukan, diciptakan serta yang dikembangkan oleh sebuah
kelompok organisasi dengan tujuan untuk organisasi dapat belajar
mengatasu masalah yang akan timbul karena faktor eksternal
seperti adaptasi perusahaan dengan budaya baru atau masalah
internal dari perusahaan.
Definisi dari budaya organisasi adalah sikap, keyakinan serta
nilai yang muncul dari perusahaan. Dalam artian budaya organisasi
adalah bagaimana cara seseorang dalam melakukan berbagai hal
dalam sebuah perusahaan, perilaku yang dilakukan oleh seseorang
tersebut didasari oleh keyakinan dari perusahaan untuk dilakukan
(Ginting, 2017).
Wibowo (2018) mengemukakan bahwa budaya organisasi
adalah kandungan yang terdiri dari beberapa unsur diantaranya
adalah nilai, kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, dan ciri khas
dari pola perilaku. Menurut pakar perilaku budaya ditujukan pada
suatu organisasi yakni kepribadian seperti apa yang dipunyai oleh
individu-individunya yang tersembunyi bahkan relatif seragam
yang memberikan arti, arah, serta mobilisasi.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa budaya organisasi adalah
suatu pola budaya dari asumsi-asumsi dasar yang ditemukan atau
bahkan diciptakan dengan tujuan untuk mengatasi atau
36

meminimalisirkan masalah-masalah yang akan terjadi pada suatu


perusahaan baik itu masalah ekternal maupun masalah internal.
Budaya organisasi, berdasarkan definisi tersebut di atas, dapat
ditempatkan pada arah nilai (values) maupun norma perilaku
(behavioral norms). Budaya organisasi sebagai nilai merujuk pada
segala sesuatu dalam organisasi yang dipandang sengat bernilai
(highly valued), sedangkan sebagai norma perilaku (behavioral
norms) budaya organisasi mengacu pada bagaimana sebaiknya
elemen-elemen (anggota) organisasi berperilaku. Budaya
merupakan norma-norma dan nilai-nilai yang mengarahkan
perilaku anggota organisasi. Setiap orang akan berperilaku sesuai
dengan budaya yang berlaku agar diterima di lingkungannya.
Kepribadian seseorang akan dibentuk pula oleh lingkungannya dan
agar kepribadian tersebut mengarah kepada sikap dan perilaku yang
positif tentunya harus didukung oleh suatu norma yang diakui
tentang kebenarannya dan dipatuhi sebagai pedoman dalam
bertindak (Harris, 2000).
2.5.1 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budaya Organisasi
Budaya suatu Organisasi memberikan rangkain contoh
perilaku dari pemimpin instansi apa yang mereka lakukan bukan
apa yang mereka katakan. Dengan kata lain, kepemimpinan dalam
instansi sangat mempengaruhi budaya instansi tersebut. Sedangkan
dalam tindakan manajemen adalah melakukannya melalui desain
struktur organisasi, desain sistem dan prosedur, desain fasilitas,
pernyataan formal, serta ritual-ritual. Menurut Mondy dan Noe
37

(2011), budaya organisasi dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:


• Komunikasi
Komunikasi yang efektif dalam organisasi mempunyai dampak
positif terhadap budaya perusahaan. dengan komunikasi yang
efektif, pihak manajemen dapat melakukan sosialisasi tujuan dan
misi perusahaan, menyampaikan aturan perusahaan, dan
memberitahukan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan. Pola
komunikasi yang diterapkan dalam perusahaan akan menciptakan
suatu pola tingkah laku karyawan dalam berhubungan antar mereka
satu sama lain, ataupun antara atasan dan bawahan.
• Motivasi
Upaya-upaya manajemen memotivasi karyawan juga
membentuk budaya tersendiri dalam perusahaan. Apakah karyawan
selalu dimotivasi dengan uang, bagaimana perusahaan memandang
kerja keras karyawan, atau sejauh mana perusahaan memperhatikan
kondisi lingkungan kerja. Upaya perusahaan memotivasi karyawan
akan menunjukkan bagaimana perusahaan memandang sumber daya
manusia yang ada di dalamnya.
1. Karakteristik Organisasi
Ukuran dan kompleksitas organisasi akan menentukan tingkat
spesialisasi danhubungan personal, yang selanjutnya mempengaruhi
tingkat otoritas pengambilan keputusan, kebebasan, tanggung
jawab, dan proses komunikasi yang terjadi. Selain itu, bidang
kegiatan organisasi juga mempengaruhi budaya yang berlaku di
organisasi.
38

2. Proses-proses Administrasi
Yang dimaksud dalam hal ini adalah pemberian penghargaan
terhadap yang berprestasi, toleransi terhadap konflik, dan kerja
kelompok yang terjadi. Proses ini akan mempengaruhi budaya
karena akan menunjukkan individu yang bagaimana yang
dipandang berhasil dalam perusahaan, bagaimana perusahaan
memandang konflik, dan apakah perusahaan tersebut menekankan
kerjakelompok atau individu.
3. Struktur Organisasi
Struktur organisasi bisa saja kaku ataupun fleksibel. Selain
itu dalam setiap organisasi mungkin pula terjadi sentralisasi dan
formalisasi yang tinggi ataupun rendah. Semua ini berpengaruh
pada budaya perusahaan. dalam struktur yang kaku dan formalisasi
yang tinggi, akan berlaku kebiasaan untuk menghindari sesuatu
yang tidak pasti, dan segala sesuatu harus dibuat aturan tertulisnya.

Struktur yang fleksibel dan formalisasi yang tidak tinggi,


mungkin karyawan lebih dibiasakan untuk menghadapi
ketidakpastian secara kreatif dan mandiri.
2.5.2 Integrasi Budaya Organisasi
Integrasi dalam organisasi adalah upaya yang dilakukan
dengan menyatukan keinginan anggota organisasi agar tercipta
sebuah kerjasama yang memberikan kepuasan. ini menjadi hal
penting dan dijadikan sebagai salah satu kunci dalam mencapai
hasil yang diharapkan oleh organisasi tersebut. integrasi juga
mengenai upaya bagaimana mendorong unit-unit organisasi dapat
39

menjalankan tugasnya dengan terkoordinasi baik, dimana ada


kekompakan dan ketergantungan unit-unit organisasi dalam
meningkatkan kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dihasilkan.
Terdapat beberapa upaya untuk meningkatkan integritas dalam
suatu organisasi yaitu adanya penyampaian saran dan kritik secara
terbuka dan adanya keseriusan dalam bekerja. Menurut Handoko
(2003), koordinasi penting dilakukan karena itu merupakan proses
penyesuaian tujuan dan kegiatan pada unit yang terpisah
(departemen atau bidang-bidang fungsional) suatu organisasi untuk
mencapai tujuan. untuk mencapai tujuan organisasi yang
diharapkan, dukungan yang diberikan oleh atasan sangat
berpengaruh (Widianingsih, 2017).
2.5.3 Pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan
Perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawan perlu
menciptakan budaya organisasi yang baik agar perusahaan dapat
mencapai tujuan yang diinginkan. Budaya organisasi yang kuat
akan mendukung perkembangan kinerja karyawan serta
memotivasi karyawan untuk mencapai tujuan bersama. Pada
akhirnya akan membentuk perilaku karyawan ke arah tertentu
sesuai yang diinginkan oleh organisasi. Selanjutnya, jenis budaya
organisasi yang dibuat dalam suatu organisasi akan menentukan
dampak terhadap kinerja karyawan. Oleh karena itu, perusahaan
sebaiknya menciptakan budaya organisasi yang sesuai dengan
lingkungan perusahaan agar kinerja karyawan meningkat sehingga
menguntungkan perusahaan.
40

Pentingnya hubungan budaya organisasi dengan kinerja


karyawan dikuatkan oleh suatu pernyataan bahwasanya dalam
kenyataan salah satu kajian kebudayaan organisasi mengemukakan
bahwa karyawan di perusahaan yang budaya organisasinya kuat
akan lebih komitmen pada perusahaan mereka daripada karyawan
yang berada di perusahaan yang budayanya lemah. perusahaan
dengan budaya organisasi kuat juga akan menggunakan usaha-
usaha perekrutan dan praktek sosialisasi mereka untuk membina
komitmen karyawan pada perusahaan yang mereka bina. dan
semakin banyak bukti bahwa perusahaan yang budaya
organisasinya kuat akan berpengaruh baik pada kinerja
karyawannya.
Budaya organisasi akan menimbulkan beberapa faktor dalam
lingkungan karyawan diantaranya adalah keakraban, mengetahui
kelebihan dan kekurangan satu sama lain, bekerja sama, dan lain-
lain. Keakraban antar individu anggota atau kelompok pada suatu
organisasi juga menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan
kinerja yang baik. Keakraban tersebut tidak akan diperoleh apabila
mereka tidak pernah berinteraksi satu sama lainnya, maka dengan
adanya organisasi mereka akan sering berkomunikasi, konsultasi,
dan menolong satu sama lain jika ada kesulitan dalam pekerjaan
yang ditanganinya.
Kerjasama antar anggota atau kelompok akan sangat penting
dalam menangani suatu pekerjaan. Salah satu fungsi organisasi
adalah untuk mempermudah pekerjaan dengan cara pembagian
41

tugas dalam mengerjakan sesuatu. Apabila kinerja suatu karyawan


tidak ditata dengan baik maka akan menjadi salah satu penghambat
aktivitas dalam mencapai tujuannya.
2.5.4 Dampak Budaya Organisasi Pasca Merger
Fera (2018) mengemukakan bahwa dalam mempertemukan
beberapa perusahaan dengan latar belakang sosial yang berbeda,
ekonomi dan budaya yang berbeda merupakan tantangan utama.
Hal ini terlihat dari banyaknya perusahaan merger yang gagal
dalam konteks international dan antar budaya khususnya
pertukaran norma serta aturan yang ada sangat penting untuk
memastikan promosi interaksi dan pencapaian tujuan bersama oleh
perusahaan.
Istilah budaya organisasi mengacu pada nilai dan keyakinan
organisasi, prinsip, ideologi serta kebijakan yang dianut oleh suatu
organisasi dalam membentuk budayanya. Budaya organisasi adalah
budaya tempat kerja yang menentukan cara individu berinteraksi
satu sama lain dan berperilaku dengan orang diluar perusahaan.
Karyawan harus menghormati budaya organisasinya agar mereka
dapat memberikan level terbaik mereka dan menikmati pekerjaan
mereka. Masalah muncul ketika individu tidak dapat menyesuaikan
diri dengan budaya kerja baru dan demikian merasa kehilangan
motivasi dan enggan untuk bekerja dengan sepenuhya.
Dalam literatur, batasan yang berbeda dari konsep budaya
dapat diidentifikasi. Schein mengartikan konsep budaya adalah
culture merupakan norma implisit dan eksplisit, aturan, keyakinan,
42

kode moral dan filosofi hidup yang diterima oleh anggota.


Karakteristik ini dibentuk, diproduksi dan direproduksi dalam
praktik sehari-hari tindakan dan interaksi manusia. Sejalan dengan
itu, nilai, norma dan aturan menentukan tindakan dan interaksi
orang.
Lubis (2021) menyatakan bahwa perbedaan budaya akan
menjadi salah satu tantangan yang harus diselesaikan oleh
perusahaan-perusahaan yang melakukan merger. Hal ini akan
menjadi tantangan yang cukup berat bagi pihak-pihak yang
melakukan merger dikarenakan perusahaan tersebut harus
menyamakan budaya organisasi pada setiap perusahaan yang
melakukan merger. Tujuan dari menyamakan budaya organisasi
adalah untuk menghindari perbedaan dari satu perusahaan dengan
perusahaan lain dan untuk menghindari akan perpecahan antar
perusahaan yang melakukan merger.
Untuk mengatasi perbedaan antara budaya organisasi, perlu
dikembangkan pemahaman tentang sistem kelembagaan pihak lain.
Untuk memungkinkan koordinasi praktik organisasi antar
perusahaan diperlukannya proses komunikasi yang efesien antara
para pelaku dan perusahaan.

2.6 Manajemen Sumber Daya Manusia


Sebagai aset penting, sumber daya manusia berfungsi sebagai
kekuatan pendorong di balik semua operasi lembaga, dan oleh
karena itu, mereka harus dikelola secara efektif (SDM).
Manajemen sumber daya manusia untuk memenuhi tujuan individu
43

dan organisasi itulah yang definisikan sebagai manajemen sumber


daya manusia (Fera, 2018).
Sementara manajemen sumber daya manusia adalah ilmu dan
seni. Menurut Hasibuan (2017), hubungan dan fungsi tenaga kerja
harus diatur agar mereka dapat aktif dan efisien dalam membantu
pencapaian tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat.
Nugroho (2020) mendefinisikan manajemen sumber daya manusia
sebagai strategi untuk mengelola sumber daya yang berada dalam
diri seseorang. Di tempat kerja, pertumbuhan manajemen dan
pemanfaatan dioptimalkan untuk memenuhi tujuan organisasi dan
pengembangan pribadi karyawan.
2.6.1 Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Manusia
Tika (2021) mengatakan bahwa entitas baru pada
perusahaan akan memiliki sejumlah tantangan diantaranya adalah
integrasi budaya korporasi (corporate culture) dari entitas
sebelumnya yang berbeda-beda, integrasi sumber daya manusia
dengan mempertimbangkan efesiensi jumlah pekerja dan kualitas
pekerja.
Imam (2021) berpendapat bahwa ada sejumlah dampak
positif dari merger, yaitu perusahaan diharapkan ke depannya
diyakini memiliki sumber daya manusia yang kompetitif dan dapat
meningkatkan kapasitas. Merger diharapkan dapat meningkatkan
aset yang lebih besar, sehingga pengawasan dari OJK akan lebih
ketat dan hal ini mendorong perusahaan akan lebih prudent.
Wimboh (2021) berpendapat bahwa merger bank, lembaganya
44

akan dapat mendorong agar entitas Bank tersebut fokus mengharap


pasar UMKM sebagai salah satu bisnis utama yang dapat
menunjang empat strategi selain dari produk yang bervariasi,
kualitas produk yang baik dan layanan yang mudahdiakses.
Perusahaan juga harus dapat meningkatkan kapasitas baik itu
dari kompetensi sumber daya manusia, literasi dan inklusi
keuangan syariah, memperkuat infrastruktur digital dan
keamanannya maupun tepat dalam memulih sektor dan segmen
pasar yang sehat, apabila kapasitas tersebut dapat ditingkatkan
maka merger tersebut dapat dikatakan berhasil (Hery, 2021).
2.6.2 Fungsi-Fungsi Manajemen Sumber Daya Manusia
Manajemen Sumber Daya Manusia memiliki fungsi-fungsi
yang secara umum dapat dibagi menjadi 2 bagian, yakni fungsi
manajerial dan fungsi operasional. Fungsi manajemen yang
meliputi planning, organizing, actuating, controlling.
Fungsi perencanaan (planning) merupakan penentu dari
program bagian personalia yang akan membantu tercapainya
sasaran yang telah disusun oleh perusahaan. Fungsi
pengorganisasian (organizing) merupakan alat untuk mencapai
tujuan organisasi, dimana setelah fungsi perencanaan dijalankan
bagian personalia menyusun dan merancang struktur hubungan
antara pekerjaan, personalia dan faktor-faktor fisik. Fungsi
actuating, pemimpin mengarahkan karyawan agar mau
bekerjasama dan bekerja efektif serta efisien dalam membantu
tercapainya tujuan pihak-pihak yang berkepentingan dalam
45

organisasi. Fungsi pengendalian (controlling) merupakan upaya


untuk mengatur kegiatan agar sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan sebelumnya.
Kedua fungsi operasional menurut dalam proses Manajemen
Sumber Daya Manusia terdapat enam program yaitu: perencanaan
sumber daya manusia, recruitment, selection, professional
develepment, performance appraisal, dan compensation.
2.6.3 Rekrutmen Sumber Daya Manusia
Rekrutmen merupakan upaya pemenuhan personil melalui
pencarian personil yang sesuai dengan kebutuhan dengan mengacu
pada rencana Sumber Daya Manusia yang telah ditentukan.
Kemudian dari pendaptar yang diperoleh dalam rekrutmen,
dilakukan seleksi untuk menentukan persenonil yang kompeten
sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang ditetapkan. Rekrutmen
adalah proses menentukan dan menarik pelamar yang mampu
untuk bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi, yang
dimulai ketika pelamar dicari dan berakhir ketika lamaran-lamaran
mereka diserahkan.
Selain itu, rekrutmen juga dapat diartikan sebagai proses untuk
mendapatkan Sumber Daya Manusia (pegawai) yang berkualitas
untuk menduduki suatu jabatan atau pekerjaan dalam suatu
perusahaan. Edwin (2015) menyatakan bahwa rekrutmen adalah
proses pencarian dan pemikatan para calon pegawai yang mampu
bekerja di dalam organisasi.
Hal ini menunjukkan bahwa rekrutmen merupakan salah
46

satu langkah dalam menyiapkan calon pegawai yang akan


diperkerjakan dalam organisasi. Rekrutmen tidak bisa dipandang
sebagai satu proses yang berdiri sendiri, akan tetapi terdapat kaitan
erat dengan proses lain, baik proses-proses yang dilakukan sebelum
rekrutmen maupun sesudahnya. Oleh karena itu penulis lebih
cendrung untuk memaknai rekrutmen sebagai proses memperoleh
SDM, berdasarkan evaluasi dan atau perencanaan yang telah
dilakukan untuk merealisasikan program-program atau kegiatan
organisasi yang telah ditetapkan.
Rekrutmen merupakan salah satu kegiatan manajemen yang
salah satu tujuannya adalah untuk menghimpun calon pekerja
sebanyak-banyaknya sesuai kualifikasi kebutuhan organisasi dari
berbagai sumber, sehingga memungkinkan akan terjaring calon
pegawai dengan kualitas tertinggi dari yang terbaik.
Rekrutmen yang baik dengan perencanaan yang matang dan
proses seleksi yang efektif akan membantu organisasi untuk
mendapatkan pegawai yang tepat yang sesuai dengan kebutuhan
organisasi. sebaliknya proses rekrutmen yang tidak efektif dan
efisien akan berpengaruh terhadap kinerja pegawai dan selanjutnya
akan menghambat tujuan organisasi. Untuk ini, pimpinan
organisasi dituntut untuk memperhatikan proses tersebut dalam
penyediaan anggota organisasi.
Oleh karena itu, dalam pengadaan sumber daya manusia dalam
hal ini, yang menjadi fokus adalah langkah-langkah yang diambil
untuk menduduki berbagai pekerjaan agar tepat sesuai kebutuhan
47

dan keahlian. Ada empat hal kegiatan yang terkandung dan saling
berhubungan dalam perencanaan sumber daya manusia yaitu,
a. Besarnya jumlah sumber daya manusia yang tersediasekarang,
b. Peramalan (porecasting) suplai dan permintaan sumber daya
manusia pada masa yang akan datang,
c. Menyiapkan perencaan yang matang dalam rangka
memperbesar jumlah individu yang qualified,
d. Perlu adanya prosedur pengawasan dan evaluasi yang
dilaksanakan secara teratur agar dapat memberikan umpan
balik kepada sistem, sehingga sistem itu dapat berkembang
dalam penggunaannya di masa yang akan datang.
Dalam rekruitmen terdapat kegiatan seleksi yaitu suatu proses
ketika calon karyawan dibagi dua yaitu yang akan diterima dan
yang ditolak. Seleksi ini bertujuan untuk memperoleh karyawan
atau pegawai yang memenuhi spesifikasi tertentu, antara lain
karyawan yang berkualitas dan potensial, jujur dan disiplin,
cakap dan penempatannya yang tepat, terampil dan bersemangat
dalam bekerja, dapat bekerjasama baik secara vertikal maupun
horizontal, dinamis dan kreatif. inovatif dan penuh tanggungjawab,
loyal dan berdedikasi tinggi dan lain sebagainya.
2.6.4 Pengembangan Sumber Daya Manusia
Tidak hanya mutasi jabatan saja, tetapi SDM yang ada juga
diharapkan naik jabatan. Oleh karena itu, SDM perlu
mengembangkan diri untuk bisa naik jabatan dengan cara
menunjukkan kinerja yang baik. Salah satu syaratnya yaitu tetap
48

ada pada kompetensi. Jadi, kompetensi bisa diraih melalui


pengembangan pegawai. pengembangan pegawai dilakukan
melalui pelatihan, coaching, dan mentoring bagi seluruh pegawai
untuk dapat memperoleh kompetensi yang sesuai dengan jabatan
yang diduduki. Oleh sebab itu, adanya kompetensi yang sesuai
dapat mendukung sistem penataan sumber daya manusia untuk
menjadi lebih baik.
Pengembangan sumber daya manusia atau karyawan
merupakan salah satu faktor yang penting dalam manajemen
sumber daya manusia, karena meskipun membutuhkan biaya cukup
besar tetapi biaya itu merupakan investasi jangka panjang di bidang
personalia. Karyawan yang cakap dan terampil akan bekerja lebih
efisien, efektif, bermutu, dan produktif, sehingga hasil kerja lebih
baik dan daya saing organisasi akan makin besar. Hal itu akan
memberikan peluang yang lebih baik bagi organisasi untuk
memperoleh keuntungan yang makin besar. Pengembangan
karyawan diwujudkan dalam bentuk pendidikan dan pelatihan oleh
suatu lembaga pendidikan dan pelatihan atau oleh organisasi
sendiri setelah dilakukan analisis dengan survei penjajagan
kebutuhan (need assessment) untuk mencari dan mengidentifikasi
kemampuan apa yang diperlukan karyawan dalam menunjang
kebutuhan organisasi.
2.6.5 Integrasi Sumber Daya Manusia
Integrasi adalah sebuah proses penyatuan sesuatu yang
mencakup aspek kehidupan seperti aspek sosial, aspek politik,
49

aspek ekonomi dan aspek budaya. Sehingga dapat disimpulkan


bahwa integrasi adalah sebuah proses penyatuan ke dalam satu
operasional dari beberapa kegiatan operasional sebelumnya, hal ini
dapat dilihat pada kasus mergernya BRIS, BNIS dan Bank Mandiri
Syariah menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI) (Tika, 2021).
Direktur utama Bank Syariah Indonesia Hery (2021)
mengatakan bahwa nasabah nank asal yaitu BRIS, BNIS dan Bank
Mandiri Syariah akan secara bertahap akan melakukan migrasi ke
rekening BSI. Pada tahap pertama, BSI melakukan penyatuan dan
integrasi sistem layanan secara bertahap,
hal ini mencakup pada pemindahan buku rekening nasabah,
kartu ATM, hingga Mobile Banking. Selain itu untuk
mempermudah dan mempercepat proses migrasi, BSI
menyediakan proses migrasi rekening via digital yang dapat
dilakukan dengan cara call center 14040, Whatsapp Bussines BS,
dan Live Chat Aisyah (Live Chat di situs resmi BSI). Dalam proses
migrasi ini nasabah dapat menyampaikan informasi apabila
terdapat perubahan nomor telepon atau email.
2.6.6 Pentingnya Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi
Sumber daya manusia merupakan asset organisasi yang
sangat vital, karena itu peran dan fungsinya tidak bisa digantikan
oleh sumber daya lainnya. Betapapun modern teknologi yang
digunakan, atau seberapa banyak dana yang disiapkan, namun
tanpa sumber daya manusia yang professional semuanya menjadi
tidak bermakna.
50

Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan


yang terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut
kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh
perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi
harus senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran
organisasi di mana dia berada di dalamnya.
Terdapat beberapa alasan mengapa karyawan harus selalu
dibina dan dilatih agar senantiasa mampu menyesuaikan dengan
perubahan lingkungan, diantaranya dan mungkin yang terpenting
adalah :
a. Pegawai sering kali kurang memahami secara benar bagaimana
melakukan pekerjaan.
b. Perubahan-perubahan dalam lingkungan kerja dan tenaga
kerja. Perubahan-perubahan disini meliputi adanya perubahan
teknologi atau munculnya metode kerja baru, dimana
perusahaan secara proaktif harus menyesuaikan keterampilan
pegawainya untuk dapat menggunakan teknologi tersebut serta
menghindari keusangan pegawai (employee obsolescence).
Perubahan dalam tenaga kerja seperti semakin beragamnya
tenaga kerja yang memiliki latar belakang keahlian, nilai dan
sikap yang berbeda yang memerlukan pelatihan untuk
menyamakan sikap danperilaku mereka terhadap pekerjaan.
c. Meningkatkan daya saing perusahaan dan memperbaiki
produktivitas. Sebagaimana dipahami pada saat ini, daya
saing perusahaan tidak bisa lagi hanya mengandalkan aset
51

berupa modal yang dimiliki sebab modal bukan lagi kekuatan


daya saing yang langgeng, dan sumber daya manusia
merupakan elemen yang paling penting untuk meningkatkan
daya saing sebab sumber daya manusia merupakan aspek
penentu utama daya saing yang langgeng. Selanjutnya dengan
meningkatnya kemampuan seseorang, dengan asumsi faktor
lain seperti gaji dan lingkungan kerja berada dalam kondisi
yang baik, kemampuan akan dapat meningkatkan produktivitas
pegawai.
d. Menyesuaikan dengan peraturan-peraturan yang ada, misalnya
standar pelaksanaan pekerjaan yang dikeluarkan oleh asosiasi
industri dan pemerintahan, untuk menjamin kualitas produksi
atau keselamatan dan kesehatan kerja. Pembinaan karyawan atau
anggota organisasi adalah penting bagi individu dan organisasi
apalagi organisasi yang besar dan juga sangat dibutuhkan untuk
menyesuaikan diri dengan kemajuan teknologi. Pembinaan juga
dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
Organisasi yang memiliki ke depan akan senantiasa
memperhatikan pembinaan sumber daya manusia yang menjadi
asset organisasi dalam melaksanakan program-program dalam
rangka merealisasikan tujuan dan mencapai visi misi organisasi. Di
samping itu tantangan dan perubahan lingkungan juga menjadi
faktor yang turut mendorong pentingnya pembinaan bagi anggota
organisasi.
52

Untuk mencapai visi, misi, dan tujuan tersebut tentu


manusia tersebut harus mempunyai nilai kompetensi, karakteristik
kompentensi menurut Spencer and spencer ada lima karakteristik
kompentensi yaitu:
a. Motif (motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau
keinginan- keinginan yang menyebabkan melakukan
tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang mengarah dan
dipilih terhadap kegiatan atau tujuan tertentu.
b. Sifat/ciri bawaan (trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang
bersifat konsisten terhadap situasi atau informasi.
c. Konsep diri (self concept), sikap, nilai dari orang-orang.
d. Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki
seseorang pada bidang yang spesifik. Pengetahuan merupakan
kompetensi yang kompleks. Biasanya tes pengetahuan
mengukur kemampuan untuk memilih jawaban yang paling
benar, tapi tidak bisa melihat apakah seseorang dapat
melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang
dimilikinya itu
e. Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan
tugastugas fisik dan mental tertentu.Walaupun demikian agar
peran sumber daya manusia tersebut dapat sinkron dengan
visi, misi, tujuan dan harapan organisasi maka manusia
sebagai salah satu sumber daya harus dapat melakukan
penyesuaian terhadap perkembangan organisasi yang semakin
kompetitif. Banyak cara yang dapat dilakukan untuk
53

mengantisipasi dan merespon perubahan tersebut.


Ada empat strategi utama untuk melakukan perubahan,
yaitu dengan melakukan:
a. Pengendalian diri secara lebih baik dengan disertai kearifan
b. Beradaftasi dengan perubahan yang terjadi sambil mengubah
paradigma berfikir dan bertindak
c. Komunikasi yang efektif untuk membangun kepercayaan dan
mengembangkan networking
d. Penyelarasan dan/atau menyeimbangkan antara kematangan
IQ, EQ dan ESQ.
Dengan strategi tesebut, sekurang-kurangnya sumber daya
manusia dalam organisasi akan melakukan upaya untuk
menyesuaikan diri dengan tuntutan global yang cenderung bersifat
tanpa batas.
2.7 Penelitian Terdahulu
Dalam penulisan ini dilakukan penggalian informasi terkait
dengan penelitian sebelumnya yang pernah diteliti. Informasi yang
didapatkan ialah dari jurnal untuk mendapatkan informasi terkait
penelitian yang berkaitan dengan judul penelitian ini. Adapun yang
dilakukan oleh peneliti pada penelitian sebelumnya adalah melihat
mengenai kekurangan dan kelebihan pada penelitian yang sudah
ada.
Susanti (2021) dengan judul “Peluang dan Tantangan Merger
Bank Syariah di Indonesia Selama Pandemi”. Persamaannya adalah
menggunakan metode yang sama yakni kualitatif, sedangkan
54

perbedaannya adalah pada penelitian sebelumnya lebih terfokus


pada peluang dan tantangan merger akan tetapi pada penelitian ini
lebih berfokus pada dampak yang akan diberikan pada segi
teknologi informasi dan manajemen sumber daya manusia.
Lubis (2021), dengan judul “Problematika perilaku konsumen
Lembaga keuangan dan perbankan islam”. Persamaan penelitian ini
adalah metode penelitian yang digunakan sama yaitu kualitatif.,
sedangkan perbedaannya terletak pada variabelpenelitiannya.
Rizal, Firdaus dan Yussof (2021) dengan judul “Challenges
of Islamic Bank Merger in Indonesia : Bocr Approach”. Persamaan
penelitian adalah metode penelitian yang sam ayaitu kualitatif dan
persamaan lainnya adalah sama-sama meneliti tentang merger yang
dilakukan oleh BSI. Sedangkan perbedaannya adalah
penelitianterdahulu lebih terfokus pada sumber daya manusia
sedangkan pada penelitian ini akan terfokus pada Sumber daya
manusia, teknologi informasi dan budaya perusahaan.
Shirsat (2019) dengan judul “Impact of Bank Merger on Retail
Customer, Shareholers and Employees: a Study of Merger of Dena
Bank and Vijaya Bank with Bank of Baroda from a Futuristic
Perspective”. Persamaan penelitian ini adalah sama-sama
membahas mengenai merger. Sedangkan perbedaannya terletak
pada lokasi penelitian serta fokus penelitian yaitu pada penelitian
sebelumnya meneliti mengenai keuntungan serta dampak yang
disebabkan oleh merger oleh dua bank di India. Sedangkan pada
penelitian ini meneliti mengenai dampak atau problematika dari
55

teknologi, sumber daya manusia dan budaya organisasi pasca


merger.
Wahono (2018), dengan judul “Pengaruh Pengumuman
Merger, Akuisisi, dan Right Issue Terhadap Return”. Persamaannya
yaitu terletak pada variabel merger, sedangkan perbedaannya
adalah metode penelitian yang digunakan adalah kuantitatif.

Tabel 2.1 Penelitian terdahulu

No Identitas Penelitian Hasil Penelitian


1. Susanti (2021), Dengan bergabungnya ketiga bank menjadi
“Peluang dan BSI maka akan menciptakan beberapa
Tantangan Merger peluang yaitu peningkatan aset di Perbankan
Bank Syariah di Syariah dan akan memperluas penetrasi
Indonesia Selama pasar serta akan semakin efesiennya biaya
Pandemi”. pembiayaan. Sedangkan tantangan yang
harus dihadapi oleh BSI adalah risiko
pembiayaan.
2 Lubis (2021), perilaku konsumen Lembaga keuangan dan
“Problematika Perilaku perbankan syariah dalam menentukan
Konsumen Lembaga pilihan menggunakan jasa keuangan di
Keuangan Dan perbankan syariah ditentukan oleh banyak
Perbankan Islam” faktor. Terdapat beberapa problematika
perilaku konsumen yaitu; kebudayaan,
faktor sosial, factor pribadi, psikologi,
motivasi, persepsi, proses belajar,
kepercayaan sikap, kemudahan dan
kecepatan proses, lokasi dan atribut fisik,
harga, pelayanan karyawan. Tentu hal ini
perlu menjadi perhatian pihak otoritas dan
pengelola perbankan syariah agar dapat
memahami prilaku masyarakat dalam
meningkatkan pangsa pasar perbankan
syariah yang masih rendah.
56

3. Rizal, Firdaus dan Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek


Yussof (2021) Biaya memiliki nilai prioritas. Aspek
“Challenges of Islamic manfaat, aspek risiko, dan prioritas terendah
Bank Merger in adalah aspek Peluang dengan nilai.
Indonesia : Bocr Sementara itu, strategi prioritas untuk
Approach” penggabungan ini 3 Bank Syariah BUMN
Sumber Daya Manusia (SDM) yang
Profesional

4. Shirsat (2019) Merger dan akuisisi tidak hanya


“Impact of Bank memberikan keuntungan sinergi tetapi juga
Merger on Retail membuka berbagai peluang dan tantangan
Customer, Shareholers yang bervariasi, yang dapat mempengaruhi
and Employees: a efisiensi bank, karyawannya, dan
Study of Merger of nasabahnya.
Dena Bank and Vijaya
Bank with Bank of
Baroda from a
Futuristic Perspective”

5. Wahono (2018), Tidak terdapat perbedaan yang signifikan


“Pengaruh terhadap return saham perusahaan, sebelum
Pengumuman Merger, dan setelah perusahaan mengumumkan
Akuisisi Dan Right merger dan akuisisi yang dilakukan. Rata-
Issue Terhadap Return rata return saham sebelum terjadinya right
Saham (Studi Kasus issue tidak diperoleh perbedaan yang
Pada Perusahaan Yang signifikan setelah perusahaan
Listing Di Bursa Efek mengumumkan right issue yang dilakukan.
Indonesia Periode
2013-2016)”
Sumber: Data Diolah (2021)

2.8 Kerangka Pemikiran


Menurut Sugiyono (2017) mengemukakan bahwa kerangka
berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi
sebagai masalah yang penting.
Untuk dapat mengetahui suatu masalah yang akan dibahas,
maka perlu adanya sebuah pemikiran yang dijadikan landasan
57

dalam penelitian sehingga dapat mengembangkan, menguji dan


menentukan hasil suatu penelitian yang dilakukan dan kerangka
berpikir untuk penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
58

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

MARGER

BRIS, BNIS, BSM

IT BSI SDM

Budaya
Organisasi

Sumber: Data diolah (2021)

Penggabungan dua perusahaan atau lebih untuk menciptakan


satu perusahaan yang tetap hidup dan perusahaan lainnya harus
menghentikan aktivitasnya. Penggabungan dari beberapa
perusahaan akan menimbulkan beberapa tantangan tersendiri bagi
perusahaan tersebut, menurut Rizal et al. (2021), proses merger
yang dilakukan akan menimbulkan masalah atau tantang dari
berbagai aspek seperti aspek risiko, aspek manfaat dan aspek
59

peluang. Aspek risiko akan berdampak pada banyaknya sumber


daya manusia yang dimiliki, penggabungan atau bermasalahnya
teknologi yang digunakan dan budaya yang berbeda antara
perusaan satu dengan perusahaan yang lainnya. Sedangkan pada
aspek manfaat akan meliputi tambahan modal perusahaan,
penggabungan teknologi yang akan meningkatkan kinerja. Pada
aspek peluang menurut Susanti (2021) yaitu akan dapat melakukan
peningkatan aset perbankan syariah, memperluas penetrasi pangsa
pasar dam akan mermbuat efesien biaya dalam pembiayaan. Proses
penggabungan tiga Bank ini yakni Bank Rakyat Indonesia Syariah
(BRIS), Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) serta Bank
Mandiri Syariah (BSM) menjadi Bank Syariah Indonesia (BSI)
sehingga menimbulkan beberapa masalah yang harus dihadapi oleh
Bank tersebut seperti informasi teknologi yang meliputi automatic
teller machine (ATM) dan Mobile Banking. Selain itu dampak dari
merger juga dapat berpengaruh terhadap manajemen sumber daya
manusia. Hal tersebut menjadi beberapa tantang yang harus
diselesaikan untuk menciptak manfaat dan peluang bagi Bank
Syariah Indonesia itu sendiri.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan akan
disajikan dalam bentuk deskriptif, yaitu suatu pengkajian untuk
mengetahui keadaan yang sesungguhnya dan dipaparkan sesuai
dengan fakta yang ada di lokasi penelitian. Penelitian kualitatif
deskriptif adalah penelitian yang menggambarkan suatu gejala,
data-data, dan informasi berdasarkan fakta yang diperoleh di
lapangan. Setelah memaparkan data-data yang didapat di lapangan,
selanjutnya dilakukan analisa untuk memperoleh kesimpulan
berupa gambaran deskriptif atau lukisan secara sistematis, aktual,
dan akurat mengenai fakta-fakta terkait objek yang diteliti
(Sugiyono, 2017).
Dengan menggunakan metode ini, peneliti mengumpulkan dan
memaparkan data yang diperoleh melalui penelitian lapangan (field
research). Penelitian lapangan merupakan penelitian yangditujukan
langsung ke lokasi penelitian. Hal yang diteliti dalam penelitian ini
adalah dampak merger yang dilakukan oleh BRIS, BNIS dan
Mandiri Syariah menjadi BSI terhadap teknologi informasi, budaya
organisasi, dan sumber daya manusia, dengan lokasi penelitian
yaitu di Bank Syariah Indonesia (BSI) Aceh.

60
61

3.2 Jenis dan Sumber Data


Memilih sumber data yang dapat diandalkan untuk penelitian
sangat penting, karena akan berdampak pada kualitas temuan.
Akibatnya, metode pengumpulan data ditentukan oleh sumber data.
Pada penelitian ini, peneliti mencari dan mengumpulkan data dari
berbagai sumber yang relevan dengan topik yang diteliti. Data yang
dikumpulkan yaitu data primer.
Sugiyono (2017) mendefiniskan data primer adalah sumber
data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber pertama
(tidak melalui perantara), baik individu maupun kelompok yang
dilakukan pada lokasi penelitian. Data primer dalam penelitian ini
bersumber dari pihak Bank Syariah Indonesia.

3.3 Teknik Pengumpulan Data dan Pedoman Wawancara


Berdasarkan permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini,
teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara, dimana
wawancara merupakan salah satu cara untuk mengumpulkan data
yang berkaitan dengan problematika Bank Syariah Indonesia pasca
merger.
Wawancara adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari narasumber
(informan). Jenis wawancara yang digunakan dalam penelitian ini
adalah wawancara semi terstruktur, yaitu wawancara yang dalam
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara
terstruktur. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk
mendapatkan informasi tambahan tentang suatu masalah
62

denganmeminta mereka yang telah diundang untuk berpartisipasi


dalam wawancara dan memaparkan pemikiran dan ide-ide mereka.
Peneliti yang melakukan wawancara harus memperhatikan apa
yang dikatakan informan serta mencatatnya (Sugiyono, 2017).
Karena teknik yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
wawancara semi-struktur (semi-structured interview), peneliti
sebagai pewawancara harus mempersiapkan pedoman wawancara.
Adapun pedoman wawancara pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara


No Variabel Uraian Pertanyaan
1. Integrasi 1. Bagaimana kondisi sistem di bidang
Teknologi teknologi pasca merger menjadi Bank
Syariah Indonesia?
2. Apakah merger mempengaruhi
teknologi perusahaan dan
mengarahkannya pada inovasi yang
lebih baik?
3. Apakah benar di awal merger terjadi
sedikit kendala pada teknologi?
4. Bagaimana upaya perusahaan dalam
memulihkan kembali sistem teknologi
pasca merger?
63

5. Apa saja pencapaian Bank Syariah


Indonesia di bidang teknologi hingga
saat ini?
2. Budaya 1. Apakah merger mempengaruhi budaya
Organisasi organisasi yang telah ada di BNIS, BRIS,
dan BSM?
2. Bagaimana upaya perusahaan dalam
menangani perbedaan budaya organisasi
ketiga bank tersebut?
3. Apa strategi perusahaan untuk
menguatkan budaya organisasi di Bank
Syariah Indonesia?
4. Kini apa saja budaya organisasi yang
telah berkembang di Bank Syariah
Indonesia dan menjadi ciri khasnya yang
dijunjung anggota perusahaan?
5. Bagaimana strategi Bank Syariah
Indonesia dalam menyukseskan budaya
organisasi pasca merger sehingga
menjadi contoh bagi perusahaan lain?
64

3. Sumber Daya 1. Apa dampak merger terhadap integrasi


Manusia sumber daya manusia di Bank Syariah
Indonesia?
2. Apakah setelah merger menjadi Bank
Syariah Indonesia terjadi peningkatan
kapasitas sumber daya manusianya?
3. Apa strategi perusahaan dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya
manusia di Bank Syariah Indonesia?
4. Setelah merger menjadi Bank Syariah
Indonesia, apakah terjadi perubahan
sistematika rekrutmen calon pegawai?
Jika ya, mengapa?
5. Apa criteria khusus yang harus dimiliki
oleh calon pegawai Bank Syariah
Mandiri?
6. Apakah sumber daya manusia yang
dimiliki Bank Syariah Indonesia saat ini
sudah mencukupi dan mencapai target
perusahaan dari segi jumlah dan
perusahaan?
Sumber : Data diolah oleh peneliti (2022)
65

3.4 Informan Penelitian


Informan dalam penelitian adalah orang-orang yang memiliki
pengetahuan langsung tentang subjek yang diteliti atau yang
dapatmenawarkan konteks untuk penelitian yang dilakukan
(Sugiyono, 2019). Organisasi berikut akan menjadi informan untuk
penelitian ini:

Tabel 3.2 Informan Penelitian


No. Nama Jabatan Lokasi
1 Agus Sayudi AOSM Ex Meulaboh
BNI
2 Rosa AFPDC Staff Ex BRI Meulaboh
3. Zulfikar ACR Staff Ex BSM Meulaboh

4. Enric Appraisal Officer Ex BRI Meulaboh

5. Dayat BOSM Ex Mandiri Meulaboh


Sumber : Data diolah oleh peneliti (2022)

Gambar. 3.4 Narasumber AOSM EX BNI


66

Gambar. 3.4.1 Narasumber BOSM EX MANDIRI

Gambar. 3.4.2 Narasumber ACR Staff Ex BSM

Gambar. 3.4.3 Narasumber AFPDC Staff Ex BRI


67

Gambar. 3.4.4 Narasumber Officer Ex BRI

3.5 Teknik Analisis Data


Setelah diperolehnya semua data yang relevan, tahap
selanjutnya adalah melakukan analisis mendalam. Pendekatan
analisis kualitatif digunakan peneliti untuk memperoleh data
deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang-orang serta pola
perilaku yang dapat diamati (Sugiyono, 2017).
Ada beberapa cara untuk melakukan hal ini, tetapi pendekatan
yang umum adalah mengkategorikan informasi yang telah
dikumpulkan, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan
lebih mudah dikelola, lalu mensintesis dan menggabungkan
semuanya menjadi satu gambar untuk melihat pola yang muncul.
Selanjutnya, akan diperiksa dan ditarik kesimpulan sedemikian
rupa sehingga mereka dan orang lain dapat dengan mudah
memahaminya (Sugiyono, 2019). Teknik yang digunakan
memerlukan penggunaan prosedur pemrosesan data untuk
memproses semua informasi yang dikumpulkan (Sudaryono, 2017).
68

a. Reduksi Data
Pengurangan data memerlukan fokus pada aspek yang paling
signifikan, mengidentifikasi pola dan tema, dan menghilangkan
sisanya. Gambar yang lebih jelas disediakan oleh kumpulan data
yang lebih kecil, yang memungkinkan peneliti untuk melakukan
lebih banyak pengumpulan data dan mencarinya bila diperlukan.
Reduksi data juga merupakan proses berpikir yang rumit,
membutuhkan pengetahuan yang luas dan mendalam, serta tingkat
kecerdasan dan kepekaan yang tinggi (Sugiyono, 2019).

b. Penyajian Data
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Penyajian data dalam penelitian ini dilakukan
dengan membuat uraian dan tabel sehingga data disajikan
berdasarkan fakta-fakta yang saling berkaitan dan memberi
gambaran yang jelas mengenai problematika Bank Syariah
Indonesia pasca merger.

c. Penarikan Kesimpulan

Tahap penarikan kesimpulan dalam penelitian ini merupakan


aktifitas pemberian makna dan memberikan penjelasan terhadap
hasil penyajian data yang diperoleh dari analisis data terhadap
Strategi Integrasi Teknologi, Budaya Organisasi dan Sumber Daya
Manusia Pasca Marger pada Bank Syariah Indonesia Aceh yaitu
berupa temuan tentang pasca marger dalam meningkatkan ekonomi
dalam perspektif ekonomi islam.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Bank Syariah Indonesia


Salah satu bank berbasis syariah yang memberikan
pelayanannya di Indonesia saat ini adalah Bank Syariah Indonesia.
Bank Syariah Indonesia sendiri mulai beroperasi pada tanggal 1
Februari 2021 atau bertepatan dengan 19 Jumadil Akhir 1442 H yang
langsung diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Bank Syariah
Indonesia lahir atas kebijakan pemerintah yang melakukan
penggabungan tiga bank syariah nasional menjadi satu berdasarkan
surat yang dirilis dari OJK dengan nomor : SR-3/PB.1/2021 perihal
pemberian izin penggabungan serta izin perubahan nama.
Ketiga bank syariah nasional tersebut adalah PT. Bank Syariah
Mandiri, PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah, dan PT. Bank Nasional
Indonesia Syariah. Dengan dikeluarkannya surat dari OJK tersebut
semakin menguatkan posisi Bank Syariah Indonesia untuk melakukan
aktivitas perbankan berlandaskan konsep syariah, yang mana tujuan dari
penggabungan ini diharapkan dapat menjadi salah satu pilihan baru bagi
masyarakat dan selain itu juga dapat menjadi pendorong tumbuhnya
ekonomi nasional (Alhusain, 2021). Selain itu penggabungan ini juga
menyatukan kelebihan dari ketiga bank syariah tersebut sehingga
menghadirkan pelayanan yang jauh lebih baik, jangkauan yang lebih
luas, dan juga memiliki permodalan yang lebih baik. Serta didukung
dengan adanya sinergi dan juga komitmen dari pemerintah melalui
Kementerian BUMN, sehingga Bank Syariah Indonesia didorong untuk
dapat bersaing hingga tingkat global (Bank Syariah Indonesia, 2021).

69
70

Kehadiran Bank Syariah Indonesia ditengah-tengah kehidupan


masyarakat saat ini merupakan usaha untuk menciptakan Bank Syariah
yang menjadi kebanggaan umat yang diharapkan dapat menjadi gairah
baru dalam proses perkembangan ekonomi nasional serta berkontribusi
atas kesejahteraan masyarakat secara luas. Sampai saat ini jaringan yang
dimiliki Bank Syariah Indonesia telah menjangkau hampir seluruh
wilayah Indonesia, hal ini menunjukkan komitmen Bank Syariah
Indonesia dalam membantu perekonomian nasional serta menjadi
cerminan wajah perbankan syariah di Indonesia yang modern,
universal, dan memberikan kebaikan bagi seluruh masyarakat luas.
Bank Syariah Indonesia yang memiliki jaringan hampir
diseluruh wilayah Indonesia yang salah satunya terdapat di Meulaboh
tepatnya yaitu Bank Syariah Indonesia KCP Meulaboh yang beralamat
di JL. Imam Bonjol, Dien Rampak, Kec. Johan Pahlawan. Kab. Aceh
Barat. Dengan adanya kantor cabang Bank Syariah Indonesia di
wilayah tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan
perekonomian masyarakat Meulaboh khususnya Desa Dien Rampak,
Kec. Johan Pahlawan dan sekitarnya, terlebih lagi wilayah tersebut
merupakan salah satu wilayah pusat perekonomian masyarakat yang
juga terdapat pasar yang tumbuh dengan pesat. Oleh karenanya
masyarakat dapat dengan mudah menjadikan Bank Syariah Indonesia
sebagai lembaga keuangan terpercaya yang mengurusi segala kebutuhan
masyarakat serta segala bentuk transaksi keuangan yang sesuai dengan
ketentuan dalam Islam.

A. Visi dan Misi Bank Syariah Indonesia


Menjalankan suatu kegiatan khususnya dalam hal bisnis
71
tentunya diperlukan visi dan misi guna menjadi landasan agar
tercapainya cita-cita yang diharapkan. Oleh karena itu Bank Syariah
Indonesia juga memiliki visi misi agar apa yang diharapkan dapat
terwujud di masa yang akan datang.
1. Visi Bank Syariah Indonesia : Menjadi top 10 global
Islamic bank
2. Misi Bank Syariah Indonesia :
a. Memberikan akses solusi keuangan syariah di
indonesia
b. Menjadi bank besar yang memberikan nilai terbaik
bagi para pemegang saham
c. Menjadi perusahaan pilihan dan kebanggaan para
talenta terbaik Indonesia (Bank syariah Indonesia,
2021).
Eksistensi sumber daya manusia dalam kondisi lingkungan yang
terus berubah tidak dapat dipungkiri, oleh karena itu dituntut
kemampuan beradaptasi yang tinggi agar mereka tidak tergilas oleh
perubahan itu sendiri. Sumber daya manusia dalam organisasi harus
senantiasa berorientasi terhadap visi, misi, tujuan dan sasaran
organisasi di mana dia berada di dalamnya.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Strategi Integrasi Teknologi Yang Terjadi Pasca Merger
Bank Syariah Indonesia
Merger tiga bank syariah BUMN menjadi Bank Syariah
Indonesia berdampak pada rekening nasabah. Selama masa transisi,
Bank Syariah Indonesia memulai proses integrasi secara bertahap.
Salah satu proses yang dilakukan adalah migrasi rekening nasabah
dari bank asal menjadi rekening Bank Syariah Indonesia. Periode
72
integrasi secara bertahap pada 15 Februari 2021 sampai dengan 30
Oktober 2021. Nasabah secara bertahap dihubungi untuk melakukan
migrasi ke Bank Syariah Indonesia sesuai dengan integrasi pada
operasional cabang, layanan, dan produk.
Proses migrasi bisa dilakukan secara digital menggunakan aplikasi
BSI Mobile atau datang langsung ke kantor cabang BSI. Migrasi rekening
juga bisa dilakukan melalui call center 14040, WhatsApp Business BSI, live
chat Aisyah dan mesin ATM. Akan tetapi berbagai masalah dari integarsi
teknologi pasti akan muncul setelah merger dilakukan.
Teknologi, menurut Djoyohadikusumo (1994) berkaitan erat
dengan sains (science) dan perekayasaan (engineering). Dengan kata
lain, teknologi mengandung dua dimensi, yaitu science dan engineering
yang saling berkaitan satu sama lainnya. Integrasi teknologi adalah
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam wilayah konten
secara umum untuk memudahkan terlaksananya fungsi-fungsi suatu
organis.asi dengan baik.
Permasalahan yang muncul dari integrasi teknologi dimulai dari
adaptasi masyarakat dalam menggunakan teknologi baru seperti mobile
banking baru maupun adaptasi sumber daya manusia dari Bank Syariah
Indonesia itu sendiri yang mengalami shock. Sehingga masyarakat
mempermasalahkan ATM yang tidak bisa diakses, kehilangan saldo atau
semacamnya (Hasil wawancara dengan pihak BSI, 2023).
73
Gambar 4.2.1 Wawancara dengan pihak Bank Syariah Indonesia, 2023
Pada saat peralihan Roll Out dari tiga Bank BRI,BNI menjadi BSI
(BSM) dari segi teknologi mengalami banyak inovasi. Tahap awal
pengabungan teknologi masih memakai sistem lama atau
mengakomodir teknologi dari ketiga Bank. Kemudian kendala-
kendala yg terjadi di inovasikan menjadi kemudahan untuk nasabah
agar lebih mudah dalam penggunaanya. Misalnya mobile Banking
yang sebelum mager tidak bisa transfer uang ke luar negeri sekarang
sudah bisa dan dipermudah perlahan-lahan terus di lengkapi dan
pastilah juga masih ada kekurangan. Inovasi itu muncul juga adanya
kendala dari nasabah itu sendiri. Kemudian di sempurnakan oleh BSI
tersebut (Hasil Wawancara dengan Pihak BSI, 2023).
Bank Syariah Indonesia perlu untuk memberikan solusi dan
keterangan yang jelas akan permasalahan-permasalahan yang terjadi,
seperti maintenance atau pemeliharaan sistem yang perlu dilakukan
oleh ATM setiap minggunya sehingga membuat ATM menjadi offline.
Selain itu pada Bank Syariah Indonesia terdapat saldo minimum
sehingga terjadi pemotongan secara otomatis, akan tetapi sebelum
melakukan merger saldo minimum sudah diterapkan di bank yang
melakukan merger. Sehingga offlinenya ATM atau pemotongan saldo
bukanlah sebuah permasalahan yang baru dihadapi oleh masyarakt,
akan tetapi rasa shock yang membuat masyarakat menganggap itu
adalah sebuh masalah. Selain itu permasalahan yang muncul pada
integrasi teknologi bukan hanya pada nasabah saja akan tetapi
karyawanbank juga harus beradaptasi, hal ini disebabkan karena
perbedaan sistem-sistem dan cara kerja teknologi tertentu (Hasil
Wawancara Dengan Pihak BSI, 2023).
74
Dampak merger yang dilakukan oleh ketiga bank tidak
berpengaruh ke nasabah yang telah mengambil produk- produk atau
kartu elektronik. Bagi nasabah yang memiliki deposito, masih berlaku
sampai dengan jatuh tempo. Bagi Nasabah tabungan haji yang belum
mendapatkan porsi haji, rekeningnya tetap bisa digunakan untuk
melakukan pendaftaran haji bisa di cabang pengelola rekening.
Sementara itu, nasabah yang sudah mendapatkan porsi haji, status
pendaftaran masih berada di cabang saat nasabah mendaftar. Untuk
pelunasan haji bisa dilakukan di cabang tersebut. Usai merger, uang
elektronik berbasis kartu, seperti e- Money, Tapcash, dan Brizzi,
masih dapat digunakan. Tidak ada perubahan pada posisi saldo
terakhir ataupun cara cek saldo dan cara pengisian saldo uang
elektronik. Selama proses integrasi, nasabah tetap bisa menggunakan
jaringan ATM dari masing- masing bank. Selain itu, nasabah juga
dapat menggunakan ATM dari jaringan ATM yang bekerja sama,
yakni jaringan ATM Prima, ATM Bersama, dan GPN.
Sejalan dengan itu, mobile banking dan internet banking dari
bank masing-masing tetap dapat digunakan dan diakses oleh nasabah.
Nasabah tetap menggunakan mobile dan internet banking dari setiap
bank asal. Selama masa transisi, nasabah tidak perlu melakukan
penggantian kartu debit, buku tabungan, dan Hasanah Card pada
tanggal efektif merger.
Penggantian item-item tersebut dilakukan secara bertahap.
Semua kartu debit dari ketiga bank dan Hasanah Card yang dimiliki
saat ini masih dapat digunakan. Hasanah Card masih dapat digunakan
untuk transaksi hingga nasabah menerima Kartu Pembiayaan baru dari
Bank Syariah Indonesia.
75
Banyaknya problematika yang muncul setelah dilakukan
merger di integrasi teknologi pada Bank Syariah Indonesia, mulai dari
perlunya adaptasi dari nasabah serta karyawan Bank Syariah
Indonesia, ATM yang sering offline karena pemeliharaan sistem,
pemotongan saldo dan lain sebagainya. Sehingga dengan beberapa
permasalahan itu diperlukan adanya solusi oleh Bank Syariah
Indonesia, maka pihak Bank Syariah Indonesia memerlukan sumber
daya manusia yang memang mengerti dan paham masalah teknologi
informasi sehingga akan membuat semua permasalahan mampu
dicover dengan baik dan mampu diselesaikan tanpa munculnya
masalah baru (Hasil Wawancara dengan Pihak BSI, 2023).
Selain itu solusi lainnya adalah Bank Syariah Indonesia harus
mengurangi jumlah mesin ATM yang seringkali melakukan
maintenance atau pemeliharaan sistem sehingga dengan itu mesin
ATM yang offline akan diminimalisir.
4.2.2 Problematika Budaya Organisasi Yang Terjadi Pasca
Merger Bank Syariah Indonesia.
Budaya organisasi akan menimbulkan beberapa faktor dalam
lingkungan karyawan diantaranya adalah keakraban, mengetahui
kelebihan dan kekurangan satu sama lain, bekerja sama, dan lain-lain.
Keakraban antar individu anggota ataukelompok pada suatu organisasi
juga menjadi salah satu faktor pendukung keberhasilan kinerja yang
baik. Keakraban tersebut tidak akan diperoleh apabila mereka tidak
pernah berinteraksi satu sama lainnya, maka dengan adanya organisasi
mereka akan sering berkomunikasi, konsultasi, dan menolong satu
sama lain jika ada kesulitan dalam pekerjaan yang
ditanganinya.Kerjasama antar anggota atau kelompok akan sangat
76
penting dalam menangani suatu pekerjaan. Salah satu fungsi
organisasi adalah untuk mempermudah pekerjaan dengan cara
pembagian tugas dalam mengerjakan sesuatu. Apabila kinerja suatu
karyawan tidak ditata dengan baik maka akan menjadi salah satu
penghambat aktivitas dalam mencapai tujuannya.
Dampak pada teknologi merger juga akan berdampak pada
budaya organisasi, penggabungan dari 3 perusahaan akan memerlukan
waktu untuk beradaptrasi dengan budaya organisasi sebelum erger dan
sesudah merger. Adapun salah satu perbedaan budaya organisasi yang
berbeda dari ketiga bank (core culture) akan membuat karyawan perlu
beradatasi dengan budaya dari penggabungan, contoh kecilnya seperti
sebelum merger tidak dilakukannya doa pagi pada saat briefing, akan
tetapi setelah merger dilakukann maka pada saat briefing dilakukan
doa pagi, sehingga perbedaan ini membuat karyawan harus
beradaptasi kembali (Hasil Wawancara dengan Pihak BSI, 2023).

Gambar 4.2.2 Budaya Organisasi, saat briefing serta doa, 2023


77
Menurut Wibowo (2018) mengatakan Budaya organisasi dibagi
menjadi beberapa karakteristik yaitu : pertama inisiatif individual,
Sebuah tingkat tanggung jawab, kebebasan dalam penyampaian
pendapat, tingkat tanggung jawab, dan indepenan yang dimiliki oleh
setiap individu.

Kemudian Toleransi Terhadap Risiko, Yakni batasan risiko yang


diberikan kepada karyawan dalam bertindak agresif, berinovasi dalam
berkarya. Ke tiga pengarahan yaitu Bentuk jelas dari sebuah sasaran dan
harapan yang dibuat oleh organisasi. Sejauh mana organisasi yang
dituangkan dalam bentuk kualitas, kuantitas dan waktu penyelesaian.
Integrasi ialah Tingkat sejauh mana bagian-bagian dalam sebuah
organisasi didorong untuk bekerja dengan terkoordinasi dan seberapa
jauh rasa berkaitan dan jiwa kerjasama serta seberapa dalam rasa saling
ketergantugan antara sumber daya manusia yang ditanamkan. Dukungan
Dari Manajeman, Tingkat sejauh mana komunikasi pimpinan
memberikan perintah dengan jelas kepada bawahan dalam melakukan
tugas. Toleransi terhadap konflik yaitu tingkat sejauh mana para
karyawan didorong untuk mengemukakan konflik dan kritik secara
terbuka.
Wibowo (2018) mengemukakan bahwa budaya organisasi adalah
kandungan yang terdiri dari beberapa unsur diantaranya adalah nilai,
kepercayaan, asumsi, persepsi, norma, dan ciri khas dari pola perilaku.
Menurut pakar perilaku budaya ditujukan pada suatu organisasi yakni
kepribadian seperti apa yang dipunyai oleh individu-individunya yang
tersembunyi bahkan relatif seragam yang memberikan arti, arah, serta
mobilisasi.
78
Sehingga dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa budaya
organisasi ialah suatu pola budaya dari asumsi-asumsi dasar yang
ditemukan atau bahkan diciptakan dengan tujuan untuk mengatasi atau
meminimalisirkan masalah-masalah yang akan terjadi pada suatu
perusahaan baik itu masalah ekternal maupun masalah internal.

SKEMA MOTTO AKHLAK BSI

Gambar. 4.2 Motto AKHLAK BSI


Merger dilakukan perubahan motto yang akan merubah
bagaimana budaya organisasi, adapun motto yang digunakan dari
Bank Syariah Indonesia yaitu AKHLAK (Amanah, Kompeten,
Harmonis, Loyal, Adaptif dan Kolabooratif). Amanah yaitu bank akan
memegang teguh dan menjalankan produk atau jasa yang diambil oleh
nasabah dengan sesuai akad yang telah diterapkan, pada kompeten
karyawan Bank Syariah Indonesia akan teru belajar dan akan terus
mengembangkan kapabilitas mereka terhadap penguasaan produk dan
jasa bank yang menggunakan akad-akad syariah. Kemudian
79
Harmonis yaitu karyawan akan saling peduli dan akan menghargai
perbedaan, sedangkan Loyal karyawan akan terus berinovasi serta
antusian dalam menggerakkan ataupun menghadapi perubahan yang
akan berlangsung selama merger dilakukan dan kolaboratif yakni
Bank Syariah Indonesia akan membangun kerja sama yang sinergis.
Sehingga dengan adanya merger Bank Syariah Indonesia budaya
organisasi akan berdampak positif yaitu akan mempersolid atau akan
membuat karyawan kompak, hal itu disebabkan karena adanya
sharing dari sistem akad, prosedur akad, sistem baru serta kendala
lannya saat bekerja.
Solusi dalam menghadapi problematika penggabungan
BRIS,BSM dan BNIS menjadi Bank Syariah Indonesia dalam
budaya organisasi adalah karyawan Bank Syariah Indonesia
diperlukan adaptasi dengan cepat serta harus mampu membiasakan
diri dalam menyesuaikan diri dengan budaya organisasi baru (Hasil
Wawancara dengan Pihak BSI, 2023).

4.2.3 Problematika Manajemen Sumber Daya Manusia Yang


Terjadi Pasca Merger Bank Syariah Indonesia
Jumlah karyawan tetap ketiga bank sedikitnya 18.734 orang.
Perinciannya, BSM sekitar 8.400 karyawan, BNI Syariah 5.723
karyawan (data per 2019), dan BRI Syariah 4.611 karyawan (Asworo,
2020). Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan dari total
kurang lebih 20 ribu pekerja Bank Syariah Indonesia (BSI)
tersebut di seluruh Indonesia, 40% di antaranya merupakan
perempuan (Arif Hatta, 2021). Status karyawan ketiga bank tidak akan
ada pemutusan hubungan kerja (PHK) terhadap semua karyawan.
Robbins (2016) menggunakan istilah Organization Human
80
Resources yang menegaskan bahwa tiga langkah pertama dalam
Organisasi Sumber Daya Manusia yakni perencanan, rekruitmen dan
seleksi, ketiganya memutuskan hasil daripada indentifikasi dan
pemilihan kemampuan pegawai. Kemudian tiga langkah berikutnya
adalah orientasi, training dan pembinaan karir. Potensi pemutusan
hubungan kerja secara besar tidak akan terlalu kuat. Hal itu dikarenakan
efisiensi bank-bank syariah yang menjadi kandidat mega merger
tergolong sangat baik dan Bank Syariah Indonesia tetap membutuhkan
tenaga yang besar untuk persiapan ekspansi usaha ke depan. Sebagai
informasi, beban operasional terhadap pendapatan operasional
sebelumnya pada Bank Mandiri Syariah, Bank BRI Syariah, dan Bank
BNI Syariah adalah masing-masing sebesar 81,26 persen, 89,93 persen,
dan 82,88 persen (Asworo, 2020).
Dari definisi di atas dapat dilihat bahwa MSDM merupakan
tahapan-tahapan manajemen dalam merekrut dan menyeleksi anggota
organisasi serta pengembangannya, dalam kaitannya dengan cara-cara
bagaimana mengatur dan menata manusia yang ada dalam perusahaan
atau organisasi dengan menggunakan fungsi-fungsi dari managemen itu
sendiri agar dapat tercapai tujuan organisasi dengan efisien. Pada
dasarnya setiap manajer harus mempunyai kemampuan dalam
manajemen sumber daya manusia, mengingat unsur manusia merupakan
unsur yang penting dalam organisasi. Banyak hal yang berkaitan
dengan kesalahan karyawan yang tidak diinginkan terjadi, jika
seorang manajer tidak memperhatikan atau memandang sebelah mata
terhadap MSDM. Oleh karena itu, seorang manajer harus mengetahui
dan memperhatikan teori-teori yang menjadi pembahasan MSDM, dan
selanjutnya dapat diterapkan pada organisasi yang ia pimpin, agar dapat
81
terhindar dari masalah yang muncul berkaitan dengan faktor manusia,
juga pada intinya dapat meningkatkan kinerja dan produktifitas yang
dapat memuaskan semua pihak dalam organisasi.

Gambar 4.2.3 Wawancara dengan Karyawan Bank Syariah Indonesia, 2023


Bank Syariah Indonesia (BSI) akan melakukan tinjauan dalam
rangka harmonisasi kriteria pekerjaan dan kebijakan sumber daya
manusia. Karyawan BNIS dan BSM yang bergabung di bank baru ini
akan dilanjutkan masa kerjanya. BNIS dan BSM akan mematuhi
seluruh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku
(Wareza, 2020).
PT Bank Syariah Indonesia Tbk (IDX: BRIS) sebagai bank
syariah terbesar di Indonesia membuka program pengembangantalenta
Officer Development Program (ODP) yang terbuka untuk seluruh
insan terbaik di Indonesia. Program ini untuk menjaring SDM
berkualitas unggul yang akan menjadi pimpinan Bank Syariah
Indonesia di masa mendatang (Adi, 2021).
Sehingga Bank Syariah Indonsia tidak akan melakukan
pemutusan hubungan kerja secara besar-besaran serta tidak akan
melakukan perekrutan selama 1 tahun untuk mampu mengatur sumber
daya manusai yang sudah ada akan tetapi Bank Syariah Indonesia
akan memanfaatkan sumber daya yang sudah ada serta akan
82
menyesuaikan posisi yang sama atau posisi yang berbeda, sehingga
akan menimbulkan rotasi penempatan (Hasil Wawancara dengan
Pihak BSI, 2022).
Problematika yang timbul karena rotasi penempatan akan
membuat karyawan harus mempelajari sitem kerja baru, maka
sebelum penempatan posisi baru karyawan akan mendapatkan
pelatihan selama 1 minggu. Sehingga dengan adanya pelatihan yang
didapatkan maka karyawan akan mampu memahami cara kerja posisi
baru tersebut (Hasil Wawancara dengan Pihak BSI, 2023).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat

di ambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Strategi Integrasi Teknologi yang Terjadi Pasca Merger Bank


Syariah Indonesia, mulai dari perlunya adaptasi dari nasabah
serta karyawan Bank Syariah Indonesia, ATM yang sering
offline karena pemeliharaan sistem, pemotongan saldo dan lain
sebagainya. Sehingga denga beberapa permasalahan itu
diperlukan adanya solusi oleh Bank Syariah Indonesia, maka
pihak Bank Syariah Indonesia memerlukan sumber daya
manusia yang memang mengerti dan paham masalah
teknologi informasi sehingga akan membuat semua
permasalahan mampu dicover dengan baik dan mampu
diselesaikan tanpa munculnya masalah baru. Menemukan
inovasi Misalnya mobile Banking yang sebelum mager tidak
bisa transfer uang ke luar negeri sekarang sudah bisa dan
dipermudah perlahan-lahan terus di lengkapi dan pastilah juga
masih ada kekurangan. Inovasi itu muncul juga adanya kendala
dari nasabah itu sendiri. Kemudian di sempurnakan oleh Bank
Syariah Indonesia tersebut.
2. Problematika Budaya Organisasi yang Terjadi Pasca Merger
Bank Syariah Indonesia, Adapun salah satu perbedaan budaya
organisasi yang berbeda dari ketiga bank (core culture) akan
membuat karyawan perlu beradatasi dengan budaya dari

83
84
penggabungan, contoh kecilnya seperti sebelum merger tidak
dilakukannya doa pagi pada saat briefing, akan tetapi setelah
merger dilakukann maka pada saat briefing dilakukan doa
pagi, sehingga perbedaan ini membuat karyawan harus
beradaptasi kembali (Hasil Wawancara dengan Pihak BSI,
2023). adapun motto yang sekarang dari Bank Syariah
Indonesia adalah AKHLAK (Amanah, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif dan Kolabooratif). Amanah, bank akan
memegang teguh dan menjalankan produk atau jasa yang
diambil oleh nasabah dengan sesuai akad yang telahditerapkan,
pada kompeten karyawan Bank Syariah Indonesia akan teru
belajar dan akan terus mengembangkan kapabilitas mereka
terhadap penguasaan produk dan jasa bank yang menggunakan
akad-akad syariah.
3. Manajemen Sumber daya manusia yang terjadi pasca marger
Bank Syariah Indonesia, Potensi pemutusan hubungan kerja
secara besar tidak akan terlalu kuat. Hal itu dikarenakan
efisiensi bank-bank syariah yang menjadi kandidat mega
merger tergolong sangat baik dan Bank Syariah Indonesia tetap
membutuhkan tenaga yang besar untuk persiapan ekspansi
usaha ke depan. Sebagai informasi, beban operasional terhadap
pendapatan operasional sebelumnya pada Bank Mandiri
Syariah, Bank BRI Syariah, dan Bank BNI Syariah adalah
masing-masing sebesar 81,26 persen, 89,93 persen, dan 82,88
persen. Problematika yang timbul karena rotasi penempatan
akan membuat karyawan harus mempelajari sitem kerja baru,
maka sebelum penempatan posisi baru karyawan akan
85
mendapatkan pelatihan selama 1 minggu.
Sehingga dengan adanya pelatihan yang didapatkan maka
karyawan akan mampu memahami cara kerja posisi baru
tersebut (Hasil Wawancara dengan Pihak BSI, 2023).
5.2 Saran
Bank Syariah Indonesia perlu untuk memberikan solusi dan
keterangan yang jelas akan permasalahan-permasalahan yang terjadi
maka :
1. Banyaknya problematika yang muncul setelah dilakukan merger
di integrasi teknologi pada Bank Syariah Indonesia, mulai dari
perlunya adaptasi dari nasabah serta karyawan Bank Syariah
Indonesia, ATM yang sering offline karena pemeliharaan sistem,
pemotongan saldo dan lain sebagainya. Sehingga dengan
beberapa permasalahan itu diperlukan adanya solusi oleh Bank
Syariah Indonesia, maka pihak Bank Syariah Indonesia
memerlukan sumber daya manusia yang memang mengerti dan
paham masalah teknologi.
2. Solusi dalam menghadapi problematika penggabungan
BRIS,BSM dan BNIS menjadi Bank Syariah Indonesia dalam
budaya organisasi adalah karyawan Bank Syariah Indonesia
diperlukan adaptasi dengan cepat serta harus mampu
membiasakan diri dalam menyesuaikan diri dengan budaya
organisasi baru.
3. Bank Syariah Indonsia tidak akan melakukan pemutusan
hubungan kerja secara besar-besaran serta tidak akan melakukan
perekrutan selama 1 tahun untuk mampu mengatur sumber daya
manusai yang sudah ada akan tetapi Bank Syariah Indonesia akan
86
memanfaatkan sumber daya yang sudah ada serta akan
menyesuaikan posisi yang sama atau posisi yang berbeda,
sehingga akan menimbulkan rotasi penempatan.
83
DAFTAR PUSTAKA

Aboelmaged, M., & Gebba, T. R. (2013). Mobile Banking Adoption: An


Examination of Technology Acceptance Model and Theory of
Planned Behavior. International Journal of Business Research and
Development. https://doi.org/10.24102/ijbrd.v2il.263

B P S Aceh Barat ‘Kecamatan Johan Pahlawan Dalam Angka


2020’, 148, pp. 148–162.

Djoyohadikusumo. (1994). Pengertian Teknologi. Yogyakarta: BPFE.

Fandrinal, F., Trianto, B., & Erwin, M. (2020). Analisa Persepsi


Masyarakat Terhadap Bank Syariah. Al-Amwal, 9(1), 38-53.

Fandrinal, Trianto, B. and Pohan, M. E. S. (2020) ‘Analisa Persepsi


Masyarakat Terhadap Bank Syariah (Studi Kasus Di Nagari Pintu
Padang Kecamatan Mapat Tunggul Kabupaten Pasaman)’, Al-
Amwal, 9(1), pp. 38–53.

Fatinah, A. dan Iqbal Fasa, M. (2021) ‘Analisis Kinerja Keuangan,


Dampak Merger 3 Bank Syariah Bumn Dan Strategi Bank Syariah
Indonesia (BSI) Dalam Pengembangan Ekonomi Nasional’, Jurnal
Manajemen Bisnis (JMB), 34(1), pp. 23– 33.

Fatinah, A., Fasa, M. I., & Suharto, S. (2021). Analisis Kinerja


Keuangan, Dampak Merger 3 Bank Syariah Bumn Dan Strategi Bank
Syariah Indonesia (Bsi) Dalam Pengembangan Ekonomi Nasional.
Jurnal ManajemenBisnis (JMB), 34(1), 23-33.

Fuady, I., Arifin, H. and Kuswarno, E. (2017) ‘Analisis Faktor Yang


Mempengaruhi Psersepsi Mahasiswa Untirta Terhadap Keberadaan
Perda Syariah Di Kota Serang’, Jurnal Penelitian Komunikasi dan
Opini Publik, 21(1), p. 123770.

Hanif. (2007). Analisis dan Perancangan Sistem Informasi untuk


Keunggulan Bersaing Perusahaan dan Organisasi Modern.
Yogyakarta: Andi.
83
Harahap, D., & Lubis, R. H. (2021). Problematika Perilaku Konsumen
Lembaga Keuangan Dan Perbankan Islam. Human Falah:
Jurnal Ekonomi dan Bisnis Islam, 8(1).

Harris, Michael. (2000). Human Resource Management a Practical


Aproach, Edisi 2. Jakarta: The Dryden Press Terjemahan.

https://ombudsman.go.id/perwakilan/news/r/pwk-ombudsman- minta-bsi-
atasi-pelayanan-atm diakses pada 8 September2021 07.03 WIB

Jamin Ginting. (2017). “Pengertian Dan Sejarah Perbankan Di


Indonesia”. Hukum Perbankan Dan Tindak Pidana Pencucian Uang,
11.

Kasmiah et al. (2019) ‘Persepsi Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan


Terhadap Perbankan Syariah’, Ekonomi Bisnis Syariah, 2, pp. 22–38.
doi: 10.5281/zenodo.2649805.

KNKS. 2019. “Kajian Konversi, Penggabungan, Holding, Dan


Pembentukan Bank BUMN Syariah. Komite Nasional keuangan
Syariah.” Https://Knks.Go.Id. 2019

Larasati, P., Mardani, R. M., & Wahono, B. (2018). Pengaruh


pengumuman merger, akuisisi dan right issue terhadap return saham
(studi kasus pada perusahaan yang listing di bursa efek Indonesia
periode 2013-2016). Jurnal Ilmiah Riset Manajemen, 7(12).

Lokadata.id. (2020). Melihat pro Kontra Merger Bank Syariah BUMN.


Https://Finansial.Bisnis.Com/Read/20201013/23 1/1304453/Merger
Bank Syariah Bumn Semua Karyawan Diangkut Jadi Keluarga Besar.

Manggu, S. A. R. (2018) ‘Analisis Persepsi Masyarakat terhadap Bank


Syariah di Kabupaten Polewali Mandar Sulawesi Barat’. doi:
10.31219/osf.io/w6gt9.

Mia, K., Fitri, S., Kumalasari, F., & Mufti, A. M. (2019). Persepsi
Masyarakat Perkotaan dan Pedesaan Terhadap Perbankan Syariah.
Jurnal Ekonomi Bisnis Syariah, 2(1), 22-38.

Noegroho, I. (2017). Merger Merupakan Tantangan Atau Peluang Bagi


83
Perekonomian Indonesia. Jurnal Penelitian Ekonomi dan Akuntansi
(JPENSI), 2(3), 12-Halaman.

Otoritas Jasa Keuangan. (2022). Apakah yang dimaksud dengan Internet


Banking dan Mobile Banking?. Seri LiterasiPerbankan.

Panggabean, A. (2018). Perlindungan Hukum Terhadap Tenaga Kerja


Akibat Penggabungan Perusahaan (Merger).

Rahmawati, K. P., & Putriana, K. (2020). Tantangan Konversi Bank


Konvensional Menjadi Bank Syariah di Aceh Berdasarkan Qanun
Lembaga Keuangan Syariah No 11 Tahun 2018. TAWAZUN: Journal
of Sharia Economic Law, 3(2), 229-236.

Setiyono, W. P. (2021). Financial Technology. Jawa Timur: UMSIDA


PRESS.

Shirsat, N. V. (2019). Impact of Bank Merger on Retail Customer,


Shareholers and Employees: a Study of Merger of Dena Bank and
Vijaya Bank with Bank of Baroda from a Futuristic Perspective.
IIBM’S Journal of Management Research, 4(1-2), 36-46.
https://doi.org/10.33771/iibm.v4i1-2.145

Sudarsono, H. (2018). Bank dan Lembaga Keuangan Syariah.


Yogyakarta: Ekonisia.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.


Bandung: Alfabeta, CV.

Sugiyono. (2020). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: CV. Alfabeta.

Sujarweni, V. W. (2020). Metodologi Penelitian Bisnis & Ekonomi.


Yogyakarta: Pustaka Baru Press.

Susanti, E. S. (2021). Opportunities and Challenges of Islamic Bank


Mergers in Indonesia During a Pandemic. Jurnal Ilmiah Ekonomi
Islam, 7(3), 1819-1824.

Suwardi, S. (2018). Tinjauan Problematika Merger Perbankan.


Value Added, Majalah Ekonomi dan Bisnis, 6(2),
22840.Y

Tamam, M. B. (2018). Implementasi Model Belajar


Kolaboratif Kelas Digital di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah
Raden Wijaya Mojokerto. Journal of Islamic Religious
Instruction,2(1).

Wiratmini, N. P. E. (2020). Merger Bank Syariah BUMN, Semua


Karyawan Diangkut Jadi Keluarga Besar. Bisnis. Com.

Anda mungkin juga menyukai