2016 M / 1437 H
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL SKRIPSI
Bogor, 2016
Yang membuat pernyataan,
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Bogor, 2016
Pembimbing,
DAFTAR ISI
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PROPOSAL SKRIPSI........................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING.......................................................................iii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang............................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................8
1.3. Batasan Masalah.........................................................................................8
1.4. Tujuan Penulisan........................................................................................9
1.5. Manfaat Penulisan......................................................................................9
1.6. Sistematika Penulisan.................................................................................9
BAB II LANDASAN TEORITIS........................................................................11
2.1. Perkembangan Perbankan Syariah di Indonesia..................................11
2.2. Kewajiban Sosial dan Kinerja Sosial Perbankan Syariah....................12
2.3. Kinerja Perbankan Syariah.....................................................................15
2.4. Penelitian Terdahulu................................................................................19
2.5. Hipotesis Penelitian...................................................................................22
2.5.1. Kinerja Keuangan Terhadap Musyarakah Mudharabah Ratio
(MMR) 22
2.5.2. Kinerja Keuangan Terhadap Zakat Ratio (ZR)..............................25
2.6. Kerangka Pemikiran.................................................................................27
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................29
3.1. Populasi......................................................................................................29
3.2. Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data......................................29
3.3. Operasionalisasi Variabel.........................................................................29
3.3.1. Variabel Independen.........................................................................29
3.3.2. Variabel Dependen............................................................................31
3.4. Model Penelitian........................................................................................33
3.5. Metode Analisis Data................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................35
iv
DAFTAR TABEL
v
2.1 Penelitian Evaluasi Kinerja Bank Syariah dari segi Kinerja Keuangan
dan Kinerja Sosial....................................................................................21
3.1 Operasionalisasi Variabel
4.1 Daftar Data Penelitian yang Diteliti
4.1 Statistik Deskriptif (Dalam Presentase)
4.1 Daftar Data Penelitian yang Diteliti
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
BAB I
PENDAHULUAN
11
12
perkembangan aset naik mencapai 24% menjadi Rp 242,2 miliar. Pada tahun 2013
sampai tahun 2014 naik mencapai 12% menjadi Rp 272,3 miliar. Jika dilihat dari
pembiayaan yang disalurkan dan Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan syariah
menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Peningkatan tersebut
mengindikasikan bahwa masyarakat Indonesia semakin tertarik dan percaya
menggunakan produk-produk perbankan syariah. Pada tabel tersebut juga terdapat
Non Performing Financing (NPF) yang mengindikasikan pembiayaan bermasalah
di perbankan syariah. Dilihat dari tabel tersebut NPF masih di bawah batas
ketentuan yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia maksimal sebesar 5% (NPF
< 5%).
Penelitian Samad & Hassan (2001) dalam jurnalnya yang berjudul “The
Performance of Malaysian Islamic Bank During 1984-1997” menunjukkan bahwa
bank syariah mempunyai perbedaan dengan bank konvensional dimana bank
konvensional menggunakan bunga sebagai dasarnya sedangkan bank syariah
menggunakan bagi hasil atau profit sharing. Penelitian ini menilai bahwa
profitabilitas yang diukur menggunakan Return on Asset (ROA) dan Return of
Equity (ROE) yang menilai efisiensi manajemen. Penelitian ini juga melihat
seberapa besar bank syariah di Malaysia melakukan pembiayaan dengan bagi
hasil dengan menggunakan Mudharabah Musyarakah Ratio (MMR). Ketika biaya
yang dikeluarkan besar untuk pembiayaan bagi hasil maka bank syariah tersebut
mempunyai tanggungjawab besar terhadap kemashlahatan umat.
Hameed, et.al. (2004) meneliti tentang alternative disclosure and
performance measures for Islamic banks studi kasus Bahrain Islamic Bank (BIB)
dan Bank Islam Malaysia Berhad (BIMB) dengan menggunakan Islamicity
Disclosure Index dan Islamicity Performance Index. Dalam Islamicity Disclosure
Index menggunakan tiga indikator yaitu shariah compliance indicator, corporate
governance indicator dan social/environment indicator. Dalam Islamicity
Performance Index, mereka menggunakan Profit Sharing Ratio (MMR), Zakat
Performance Ratio (ZPR), Equitable Distribution Ratio (EDR), Director-
Employee Walfare Ratio, IslamicInvestment vs Non-Islamic Investment Ratio, dan
Islamic Income vs Non-Islamic Income. Dari penelitian tersebut menunjukkan
15
bahwa BIB secara umum memiliki kinerja sosial yang lebih baik dibandingkan
dengan BIMB.
Dalam penelitian Setiawan (2009) yang meneliti tentang Kesehatan
Finansial dan Kinerja Sosial Bank Umum Syariah di Indonesia menggunakan
beberapa variabel. Kinerja keuangan diukur dengan Kualitas aset (asset quality)
yaitu Kualitas Aktiva Produktif (KAP), Pembiayaan Non-Performing (NPF);
Rentabilitas (earning) yaitu Net Operating Margin (NOM), Return on Assets
(ROA), Rasio Efisiensi Kegiatan Operasional (REO), Diversifikasi Pendapatan
(DP), Return on Equity (ROE), Komposisi Penempatan Dana pada Surat Berharga
(IdFR); dan Likuiditas (liquidity) yaitu Besarnya Aset Jangka Pendek
Dibandingkan dengan Kewajiban Jangka Pendek (Short Term Mismatch/STM),
Kemampuan Aset Jangka Pendek, Kas dan Secondary Reserve dalam Memenuhi
Kewajiban Jangka Pendek (Short Term Mismatch Plus/STMP), Rasio Antar Bank
Pasiva (RABP).
Sedangkan kinerja sosial diukur dengan menggunakan Kontribusi
Pembangunan Ekonomi (KPE) yaitu Profit Sharing (MMR), Intensitas Fungsi
Agency (AR), Kontribusi Pembangunan Jangka Panjang (KPJP), dan Pendalaman
Fungsi Agency (PFA). Kontribusi Kepada Masyarakat (KKM) yaitu Rasio
Pembiayaan Qardh (QR), Rasio Kinerja Zakat (ZR), Rasio Pelaksanaan Fungsi
Sosial (RFS), dan Rasio Pelaksanaan Fungsi Edukasi (CSR). Kontribusi Untuk
Stakeholder (KUS) yaitu Kesejahteraan Sohibul Maal (KSM), Kesejahteraan
Mudharib (KM), Kesejahteraan Investor (KI), Kesejahteraan Pemegang Wadiah
(KPW), dan Kontribusi Pajak untuk Pemerintah (KPP). Kontribusi Peningkatan
Kapasitas SDI dan Riset (PKSR) yaitu Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan
Pegawai (P4) dan Riset dan Pengembangan (R&D). Hasil dari penelitiannya
menunjukkan bahwa secara keseluruhan dalam periode tahun 2003-2007,
kesehatan finansial Bank Muamalat Indonesia lebih baik dari Bank Syariah
Mandiri.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian Setiawan (2009) adalah
penelitian ini melihat seberapa besar pengaruh kinerja keuangan yang dilihat dari
rasio keuangan terhadap kinerja sosial Bank Umum Syariah, sedangkan penelitian
Setiawan (2009) hanya merumuskan kesehatan finansial dan kinerja sosial Bank
16
Umum Syariah tanpa melihat dari pengaruh kinerja keuangannya. Penelitian ini
mengambil beberapa variabel yang telah diteliti dari penelitian Samad & Hassan
(2001), Hameed, et.al (2004), dan Setiawan (2009) variabel kinerja keuangan
diambil dari rasio keuangan yang terdapat dalam laporan keuangan sedangkan
variabel kinerja sosial diambil dari pembiayaan dengan akad bagi hasil yaitu
Mudharabah Musyarakah Ratio (MMR) dan pembayaran zakat yaitu Zakat Ratio
(ZR). Pembiayaan Mudharabah dan Musyarakah diharapkan bisa mendominasi
pembiayaan yang ada di bank syariah, karena dengan sistem bagi hasil diharapkan
lebih bisa menggerakkan usaha yang bersifat produktif, sehingga tidak menutup
kemungkinan untuk dapat menciptakan lapangan kerja yang baru (Giannini,
2013). Tujuan utama bank syariah adalah bagi hasil, maka sangat penting untuk
mengidentifikasi sejauh mana bank syariah telah mencapai tujuan ini. Untuk
mengukur besarnya fungsi intermediasi bank syariah melalui penyaluran dana
dengan akad bagi hasil menggunakan proxy Mudharabah Musyarakah Ratio
(MMR). Sedangkan zakat wajib dilakukan karena menjadi salah satu fungsi sosial
dalam Islam dan bank syariah karena bank syariah merupakan bank Islam yang
mengikuti prinsip-prinsip syariah. Untuk melihat zakat performance bank syariah
dari 2010-2015 dapat dilihat pada gambar 1.1 dibawah ini :
(NPF). Rasio rentabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA) dan
Operational Efficiency Ratio (OER). Rasio likuiditas yang digunakan adalah
Financing to Deposit Ratio (FDR).
d. Untuk menilai kinerja sosial Bank Umum Syariah di Indonesia penelitian ini
berfokus pada variabel Musyarakah Mudharabah Ratio (MMR) dan Zakat
Ratio (ZR).
BAB I PENDAHULUAN
Bab I Pendahuluan ini berisi latar belakang, dimana dalam latar belakang
ini dijelaskan tentang masalah dan perkembangan masalah yang diteliti. Selain itu
penjelasan tentang tujuan penulisan, manfaat penulisan dan sistematika penulisan
tercantum dalam bab ini.
Pada bab ini berisi populasi, sumber data dan metode pengumpulan data,
definisi operasional variabel, model penelitian dan metode analisis data.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
dengan sistem bagi hasil, dimana para nasabah dan bank syariah akan berbagi
risiko dan keuntungan. Dengan bagi hasil dan penyaluran zakat maka peran bank
syariah terhadap fungsi sosialnya semakin tinggi. Dalam firman Allah SWT
dalam Al-Qur’an ditegaskan umat Islam untuk saling tolong-menolong dan
berbuat kebaikan yang terdapat dalam surat Al-Maidah ayat 2.
Dari kitab Tafsir Ibnu Katsir (2001) menjelaskan bahwa ayat ini
mencangkup sendi-sendi yang agung, kaidah-kaidah yang umum, dan aqidah yang
lurus. Penafsiran ayat ini adalah ketika pertama kali Allah SWT memerintahkan
orang-orang mukmin menghadap Baitul Maqdis dan kemudian Dia mengalihkan
ke Ka’bah, sebagian Ahlul Kitab dan kaum muslimin merasa keberatan. Maka
Allah SWT memberikan penjelasan mengenai hikmah pengalihan kiblat tersebut,
yaitu bahwa ketaatan kepada Allah, patuh pada semua perintah-Nya, menghadap
ke mana saja yang diperintahkan, dan mengikuti apa yang telah diisyaratkan,
inilah yang disebut dengan kebaikan, ketakwaan, dan keimanan yang sempurna.
Allah SWT memerintahkan umat-Nya untuk lebih mengutamakan orang
lain walaupun sebenarnya mereka sendiri sangat membutuhkannya. Mereka
diperintahkan untuk menginfakkan dan memberikan makanan yang dicintainya
kepada orang yang membutuhkan. Dari ayat tersebut ditegaskan bahwa keimanan
tidak akan sempurna tanpa disertai dengan melaksanakan shalat, menunaikan
zakat, dan kepedulian kepada kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir serta
menjamin kesejahteraan bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.
Menurut Antonio (2001) Bank Syariah memiliki fungsi sebagai pengelola
investasi dan jasa-jasa keuangan selain itu juga memiliki jasa sosial yang bisa
melalui dana pinjaman kebaikan (qard), zakat, atau dana sosial yang sesuai
dengan prinsip syariah. Konsep perbankan Islam juga mengharuskan bank Syariah
berperan dalam pengembangan sumber daya insani dan menyumbang dana bagi
pemeliharaan serta pengembangan lingkungan hidup. Perbankan Islam merupakan
sebuah lembaga perekonomian memusat umat Islam. Disamping sebagai lembaga
komersial, perbankan islam berfungsi sebagai salah satu lembaga sosial umat
Islam (Shalahuddin, 2003)
Menurut Hafidhuddin (2005) ada beberapa keunggulan yang dimiliki (built
in concept) bank syariah mendorong kebersamaan dalam menghadapi risiko usaha
dan membagi keuntungan secara adil, menjamin adanya keterbukaan. Bank Islam
dengan sistem bagi hasil, tentunya tidak bisa menyembunyikan keadaannya
karena nasabah senantiasa mengetahui keadaan banknya itu dari bagi hasil yang
diperolehnya dari waktu ke waktu. Menurutnya Bank Syariah juga tidak
24
Dalam Tafsir Ibnu Katsir (2001) dijelaskan bahwa kita harus menyempurnakan
takaran tanpa melakukan kecurangan. Menurut para mujahid maksud dari kata-
kata tersebut adalah keadilan dan tidak ada penyimpangan karena itu adalah yang
terbaik bagi kalian dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Dalam peraturan Bank Indonesia Nomor: 9/1/PBI/2007 tentang penilaian
tingkat kesehatan bank umum berdasarkan prinsip syariah. Penilaian tingkat
kesehatan bank mencangkup penilaian terhadap faktor-faktor permodalan
(capital), kualitas aset (asset quality), manajemen (management), rentabilitas
(earning), likuiditas (liquidity) dan sensivitas terhadap risiko pasar (sensitivity to
market risk). Bagi perbankan hasil akhir dari penilaian kondisi bank tersebut dapat
digunakan sebagai salah satu sarana dalam menetapkan strategi usaha di waktu
yang akan datang.
Dalam penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang dimaksudkan
untuk mengukur kemampuan kinerja keuangan masing-masing Bank Umum
Syariah di Indonesia. Penilaian kuantitatif dari faktor rasio permodalan, kualitas
aset, rentabilitas dan likuiditas. Rasio permodalan yang digunakan adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR). Rasio kualitas aset yang digunakan adalah Non
Performing Financing (NPF). Rasio rentabilitas yang digunakan adalah Return
On Asset (ROA) dan Operational Efficiency Ratio (OER). Rasio likuiditas yang
digunakan adalah Financing to Deposit Ratio (FDR).
a. Capital Adequacy Ratio (CAR)
Menurut Pratiwi & Mahfud (2012) Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
rasio yang berkaitan dengan faktor permodalan bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung resiko.
CAR merupakan presentase dari kebutuhan modal minimum yang disediakan oleh
bank syariah. CAR merupakan rasio yang menunjukkan sejauh mana kemampuan
permodalan suatu bank untuk mampu menyerap risiko kegagalan kredit yang
mungkin terjadi sehingga makin tinggi angka rasio ini, maka menunjukkan bank
tersebut semakin sehat begitu pula dengan sebaliknya (Mahardian, 2008).
Perhitungan penyediaan modal minimum atau kecukupan modal bank didasarkan
pada rasio perbandingan antara modal yang dimiliki bank syariah dan jumlah
27
dengan total aset. Semakin kecil rasio ini maka semakin kurangnya kemampuan
manajemen bank dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan pendapatan atau
menekan biaya (Setiawan, 2009).
ditanamkan pada pinjaman semakin besar. Semakin tinggi FDR maka laba yang
dihasilkan bank syariah semakin tinggi atau meningkat dengan asumsi bank
syariah tersebut dapat menyalurkan dananya dengan efektif. Dengan tingginya
laba bank syariah maka kinerjanya pun akan meningkat.
diakukan Mosaid & Boutti (2012) penelitiannya menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan statistik yang signifikan diantara ROA dan ROE dengan CSRDI.
Penelitian Khabibah & Mutmainnah (2013) CAR memiliki hubungan
negatif dengan CSR pada tahun berikutnya. Semakin tinggi CAR sebuah
perusahaan semakin rendah tingkat CSR. Penelitian ini juga didukung dengan
penelitian Yuliani (2012) dimana Leverage yang menandakan solvabilitas bank
tidak berpengaruh terhadap MMR. Patila (2014) meneliti pengaruh CAR terhadap
pembiayaan musyarakah yang menunjukkan hasil bahwa CAR berpengaruh
negatif namun tidak signifikan terhadap pembiayaan musyarakah.
Purnomo & Santoso (2015) menganalisis tentang faktor-faktor yang
mempengaruhi pembiayaan berbasis margin salah satu faktornya menggunakan
CAR sebagai ukuran. Hasilnya menunjukkan bahwa CAR berpengaruh negatif
terhadap pembiayaan berbasis margin. Sedangkan menurut penelitian Giannini
(2013) menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif terhadap pembiayaan
mudharabah. Semakin tinggi CAR maka semakin besar pula sumber daya
keuangan yang dapat digunakan untuk mengantisipasi potensi kerugian dari
aktivitas pembiayaan. Maka ketika CAR bank syariah tinggi pembiayaan bagi
hasil juga akan meningkat dan sebaliknya jika CAR rendah maka bagi hasil juga
akan rendah. Maka hipotesis yang terbentuk adalah sebagai berikut :
H 1a: Capital Adequacy Ratio (CAR) berpengaruh positif terhadap
Mudharabah-Musyarakah Ratio (MMR)
meningkat dan tingkat bagi hasil akan tinggi. Maka hipotesis yang terbentuk
adalah sebagai berikut :
H 1b: Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap
Mudharabah-Musyarakah Ratio (MMR)
penyaluran zakat akan menurun. Maka hipotesis yang terbentuk adalah sebagai
berikut :
H 2c: Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Zakat Ratio
(ZR)
CAR
NPF
MMR
ROA &
ZR
OER
FDR
3.1. Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah (BUS) yang
terdaftar di Bank Indonesia. Berdasarkan data statistik perbankan syariah yang
dikeluarkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Juni 2015 terdapat sebanyak 11 BUS
di Indonesia baik Devisa maupun Non Devisa. Dari jumlah populasi tersebut,
penelitian ini menggunakan seluruh BUS yang ada di Indonesia. Kriteria yang
diambil untuk penelitian ini adalah BUS di Indonesia yang beroperasi secara terus
menerus selama periode penelitian yaitu tahun 2010-2015.
Variabel dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel dependen dan lima
variabel independen. Dalam penelitian ini variabel independen yang digunakan
adalah variabel Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing
(NPF), Return On Asset (ROA), Operational Efficiency Ratio (OER), dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) sedangkan variabel dependen yang digunakan
adalah dengan diukur menggunakan variabel Musyarakah Mudharabah Ratio
(MMR) dan Zakat Ratio (ZR).
35
36
Total Financing
FDR =
Total Deposite
Mengukur
Return On Laba sebelum pajak keberhasilan
Rasio
Asset (ROA) Total aset manajemen dalam
menghasilkan laba.
Operational Mengukur efisiensi
Biaya Operasional
Efficiency kegiatan operasional Rasio
Pendapatan Operasional
Ratio (OER) bank syariah.
Financing to Total Financing Mengukur seberapa Rasio
Total Deposite
Deposit jauh kemampuan
Ratio (FDR) bank syariah dalam
membayar kembali
penarikan dana yang
dilakukan oleh
deposan dengan
mengandalkan
39
pembiayaan yang
diberikan sebagai
sumber likuiditas
bank syariah.
Mudharabah Mengukur besarnya
- Pembiayaan MM fungsi bank syariah
Musyarakah Total Pembiayaan dalam penyaluran Rasio
Ratio dana dengan akad
(MMR) bagi hasil.
Mengukur besarnya
Zakat Ratio Penyaluran Zakat perusahaan kontribusi zakat
Rasio
(ZR) Laba sebelum pajak perusahaan bank
syariah.
Dimana :
MMR (Y 1 ) = Mudharabah-Musyarakah Ratio
∝0= Konstanta
∝1 CAR = Capital Adequacy Ratio (CAR)
∝2 NPF = Non Performing Financing (NPF)
40
Dimana :
ZR (Y ¿¿ 2)¿ = Zakat Ratio
∝0 = Konstanta
∝1 CAR = Capital Adequacy Ratio (CAR)
∝2 NPF = Non Performing Financing (NPF)
∝3 ROA = Return On Asset (ROA)
∝4 OER = Operational Efficiency Ratio (OER)
∝5 FDR = Financing to Deposit Ratio (FDR)
t = Tahun
ε = Faktor-faktor lain yang mempengaruhi variabel Y 2
Ratio (FDR), sedangkan variabel dependen yang digunakan adalah dengan diukur
menggunakan Musyarakah Mudharabah Ratio (MMR) dan Zakat Ratio (ZR).
Analisis dari hasil data penelitian ini dilakukan dengan menggukanan program
Stata 16.
Pengujian ini dilakukan untuk memilih model yang tepat untuk penelitian
ini, antara Random Effect Model atau Fixed Effect Model dengan hipotesis sebagai
berikut:
H 0 : Random Effect Model
H 1 : Fixed Effect Model
Apabila nilai (Prob>chi2) dari model lebih besar dari tingkat signifikansi
(0.05), maka H 0 diterima atau Random Effect Model lebih baik daripada Fixed
Effect Model. Namun apabila nilai nilai (Prob>chi2) dari model lebih kecil dari
tingkat signifikansi (0.05), maka H 1 diterima atau Fixed Effect Model lebih baik
daripada Random Effect Model.
3) Uji Langerange Multiplier
Uji Langerange Multiplier (LM) dilakukan untuk memilih model yang tepat
untuk penelitian ini, antara Random Effect Model atau Fixed Effect Model dengan
hipotesis sebagai berikut:
H 0 : Common Effect Model
H 1 : Random Effect Model
Apabila nilai (Prob>F) dari model lebih besar dari tingkat signifikansi
(0.05), maka H 0 diterima atau Common Effect Model lebih baik daripada Random
Effect Model. Namun apabila nilai nilai (Prob>F) dari model lebih kecil dari
tingkat signifikansi (0.05), maka H 1 diterima atau Random Effect Model lebih
baik daripada Common Effect Model.
d. Pengujian Hipotesis
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui keakuratan dan kebenaran dari
hipotesis yang diajukan. Tiga jenis pengujian, untuk pengujian hipotesis
menggunakan regresi berganda yaitu uji signifikan parameter individual (uji
statistik t), uji signifian simultan (uji statistik F), dan uji koefisien determinasi
(R²). Adapun atribut dalam pengujian regresi data panel adalah sebagai berikut :
1) Uji Parsial atau Uji-t
Digunakan untuk megetahui pengaruh parsial dari variabel-variabel
independen terhadap variabel dependennya. Pengujian ini dilakukan dengan
hipotesis:
44
H 0 : βi = 0, dapat disimpulkan bahwa tidak ada pengaruh yang nyata dari setiap
variabel independen terhadap variabel dependennya.
H 1: βi ≠ dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh yang nyata dari setiap variabel
independen terhadap variabel dependennya.
Kriteria Uji
Jika t-hitung > t-tabel, maka tolak H 0 dan terima H 1
Jika t-hitung < t-tabel, maka terima H 0 dan tolak H 1
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel 4.2 di atas, dapat dilihat bahwa
data yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 63 data yang bersumber dari
laporan keuangan. Dengan perhitungan bahwa data yang digunakan adalah data
hasil pemeriksaan selama 6 (enam) tahun (time series) dan pada masing-masing
tahun terdapat 11 objek penelitian (cross sections). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah Mudharabah-Musyarakah Ratio (MMR) dan Zakat Ratio
(ZR) sedangkan variabel independen yang mengukur kinerja keuangan BUS
menggunakan lima komponen rasio yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
47
Syariah pada tahun 2014. Semakin besar rasio ini maka semakin besarnya
kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva untuk meningkatkan
pendapatan atau menekan biaya. Nilai rata-rata (mean) untuk ROA menunjukkan
angka 0.83% dan standar deviasi ROA sebesar 3.01%. Nilai tersebut
menunjukkan keragaman data penelitian dimana terdapat kesenjangan nilai rasio
ROA karena nilai standar deviasi lebih rendah daripada rata-rata ROA.
Rasio rentabilitas diukur dengan OER nilai terendah (minimum) selama
periode penelitian 2010 hingga 2015 adalah 47.6% yaitu Bank Panin Syariah pada
tahun 2012. Hal tersebut menunjukkan bahwa Bank Panin Syariah dapat menekan
biaya operasional dengan baik. Sedangkan OER tertinggi adalah sebesar 192.60%
BCA Syariah pada tahun 2015. Semakin meningkatnya rasio ini mengindikasikan
bahwa semakin kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional
dan meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian.
Nilai rata-rata (mean) untuk OER menunjukkan angka 91.15%, sedangkan standar
deviasi OER sebesar 22.22% yang menunjukkan keragaman data penelitian
dimana tidak terdapat kesenjangan nilai rasio OER karena nilai standar deviasi
lebih rendah daripada rata-rata OER.
Rasio likuiditas diukur dengan FDR nilai terendah (minimum) selama
periode penelitian 2010 hingga 2015 adalah 46.08% yaitu Bank Victoria Syariah
pada tahun 2011. Bank Victoria Syariah tidak mampu menyalurkan dananya
dengan efektif di tahun 2011. Sedangkan FDR tertinggi adalah sebesar 289.2%
PT. Maybank Syariah pada tahun 2011. Hal tersebut mengindikasikan bahwa PT.
Maybank Syariah dapat menyalurkan dananya dengan efektif karena nilai FDR
yang tinggi. Nilai rata-rata (mean) untuk FDR menunjukkan angka 97.36%
sementara standar deviasi FDR sebesar 33.11%. Nilai tersebut mengindikasikan
bahwa tidak terdapat kesenjangan nilai rasio FDR karena nilai standar deviasinya
lebih kecil dari nilai mean.
nilai signifikan 5%. Pengujian ini menggunakan grafik histogram atau Normal P-
Plot dan Kolmogorof-Smirnov normality test. Berikut hasil uji normalitas untuk
Y1 dan Y2 dapat dilihat melalui tabel 4.3 dan tabel 4.4.
lebih kecil dari nilai 10. Dengan demikian tidak terdapat hubungan kolerasi antar
variabel independen yang digunakan pada penelitian ini.
Hasil dari tabel 4.7 di atas dapat dilihat bahwa hasilnya prob>chi sebesar
0.2543 lebih besar dari nilai signifikan yaitu sebesar 0.05 hal tersebut
mengindikasikan bahwa data tidak terkena heteroskedasitas. Sedangkan untuk
tabel 4.8 di atas dapat dilihat bahwa hasilnya prob>chi sebesar 0.0000 lebih kecil
dari nilai signifikan yaitu sebesar 0.05 hal tersebut mengindikasikan bahwa data
tersebut terkena heteroskedasitas. Maka peneliti melakukan Robust agar data
terbebas dari heteroskedasitas secara otomatis.
4.3.4. Uji Autokorelasi
Penelitian ini menggunakan uji Durbin-Watson sebagai alat untuk
meendeteksi adanya autokolerasi. Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah di
dalam model regresi linier terdapat hubungan antara data pada suatu periode
dengan periode sebelumnya. Berikut hasil output dari pengujian ini disajikan
dalam tabel 4.9, tabel 4.10, dan tabel 4.11 :
Tabel 4.9 Batas Durbin-Watson
T k dL dU
63 6 1.4265 1.7671
T : Jumlah Data
53
k : Jumlah Variabel
dL : Batas Bawah
dU : Batas Atas
Untuk Y2 (ZR) pada tabel 4.13 nilai (Prob>F) sebesar 0.0005 juga kurang dari
tingkat signifikansi, maka Fixed Effect Model yang lebih baik digunakan.
Selanjutnya menguji apakah Fixed Effect Model lebih baik dari Random Effect
Model di dalam uji hausman.
4.4.2. Hasil Uji Hausman
Peneliti menggunakan pengujian model untuk mengetahui apakah model
mengikuti uji hausman atau tidak. Hasil dari uji hausman dapat dilihat pada tabel-
tabel dibawah ini :
Tabel 4.14 Hasil Uji Hausman Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap MMR
chi2 4.34
Prob>chi 0.5015
Pada hasil uji hausman diketahui untuk Y1 (MMR) pada tabel 4.14 nilai
(Prob>F) sebesar 0.5015 lebih besar dari tingkat signifikansi (0.05), sehingga
Random Effect Model lebih baik digunakan. Untuk Y2 (ZR) pada tabel 4.15 nilai
(Prob>F) sebesar 0.0011 lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka Fixed Effect
Model yang lebih baik digunakan. Selanjutnya menguji apakah Random Effect
Model lebih baik dari Common Effect Model di dalam uji lagrange multiplier.
4.4.3. Hasil Lagrange Multiplier
Peneliti menggunakan pengujian model untuk mengetahui apakah model
mengikuti uji lagrange multiplier atau tidak. Hasil dari uji lagrange multiplier
dapat dilihat pada tabel-tabel dibawah ini :
Tabel 4.16 Hasil Uji Lagrange Multiplier Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap MMR
chibar 75.1
Prob>chi 0.0000
Prob>chi 0.0001
Pada hasil uji lagrange multiplier untuk Y1 (MMR) pada tabel 4.16 nilai
(Prob>F) sebesar 0.0000 lebih kecil dari tingkat signifikansi (5%), maka Random
Effect Model yang lebih baik digunakan. Sedangkan untuk Y2 (ZR) pada tabel
4.17 nilai (Prob>F) sebesar 0.0001 juga lebih kecil dari tingkat signifikansi, maka
Random Effect Model yang lebih baik digunakan.
4.5 Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara
vaiabel-variabel independen (MMR dan ZR) dengan variabel dependen yaitu rasio
keuangan seperti yang telah diajukan pada hipotesis sebelumnya. Pengujian
hipotesis ini dilakukan dengan tiga cara yaitu uji F, uji T statistik dan uji koefisien
deerminasi. Ketiga pengujian ini dilakukan dengan meggunakan hasil dari general
least square yeng telah dilakukan di Stata 13.
4.5.1. Uji t Statistik (Uji Parsial)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah masing-masing variabel
independen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen dengan
hipotesis H0 diterima atau variabel independen tidak mempengaruhi variabel
dependen apabila P value >0.05. Sedangkan H1 diterima atau variabel independen
mempengaruhi variabel dependen apabila P value <0.05. berikut adalah hasil
output uji statistik t pada penelitian ini :
Tabel 4.18 Hasil Uji t Statistik Determinasi Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap MMR
Variabel Koefisien t Sig.t Sig.F
CAR 100.7478 2.27 0.023*
NPF -1.523835 -0.96 0.338
ROA 4.002035 1.18 0.238 0.0064
OER -453.8592 -2.01 0.044*
FDR 20.18614 0.1 0.919
*signifikan pada ∝=0.05
MMR : Mudharabah-Musyarakah Ratio
ZR : Zakat Rasio
CAR : Capital Adequacy Ratio
NPF : Non Performing Financing
ROA : Return On Asset
OER : Operational Efficiency Ratio
FDR : Financing to Deposit Ratio
56
terima H 1yang berarti bahwa model 1 (Y1) secara simultan semua variabel
independen CAR, NPF, ROA, OER, dan FDR secara bersama-sama berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen (MMR). Sedangkan pada model 2
(Y2) secara simultan semua variabel independen CAR, NPF, ROA, OER, dan
FDR secara bersama-sama juga berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen (ZR).
Pada tabel 4.20 di atas dapat dilihat bahwa nilai R-Square untuk model 1
adalah 0.2042. Hasil tersebut menunjukkan bahwa variabel CAR, NPF, ROA,
OER, FDR mempengaruhi dependen (F-Scores) sebesar 20.42% sementara
79.58% lagi dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diikutsertakan
dalam penelitian ini. Sedangkan pada tabel 4.21 di atas dapat dilihat bahwa nilai
R-Square untuk model 2 adalah 0.2648. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
58
Pada pengujian ROA ditemukan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 4.002
dan nilai P value lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.238, sehingga
hipotesis H 1c ditolak. Hasil perhitungan variabel ROA menunjukkan bahwa ROA
tidak berpengaruh terhadap MMR. Pengaruh tidak signifikan antara ROA
terhadap pembiayaan kemungkinan dikarenakan data yang digunakan oleh
peneliti kurang dari standar yang telah ditetapkan. Nilai rata-rata ROA dari 11
bank syariah hanya sebesar 0.83% yang mengindikasikan bahwa bank syariah
kurang sehat, karena nilai rata-ratanya kurang dari standar yang ditetapkan BI
sebesar ROA>1.5%. Kriteria yang ditetapkan oleh BI untuk sebuah bank
mempunyai kinerja yang baik salah satunya yaitu apabila selama 3 tahun terakhir
60
Pada pengujian OER ditemukan bahwa nilai koefisien regresi sebesar -453.85
dan nilai P value lebih kecil dari tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.044. sehingga
hipotesis H 1d diterima. Hasil perhitungan variabel OER menunjukkan bahwa
OER berpengaruh negatif signifikan terhadap MMR. Hasil tersebut sesuai dengan
teori dimana semakin tinggi nilai OER maka mengindikasikan bahwa semakin
kurangnya kemampuan bank syariah dalam menekan biaya operasional dan
meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian.
Maka ketika OER tinggi akan berpengaruh negatif kepada pembiayaan dengan
akad bagi hasil. Dapat dilihat pada tabel data penelitian di Lampiran 4.1 bahwa
OER di bank syariah cenderung besar yang dapat berpengaruh langsung terhadap
pembiayaan dengan akad bagi hasil, karena jika rasio OER naik 1% maka akan
menurunkan pembiayaan dengan akad bagi hasil sebesar 453.85%. Penelitian ini
didukung oleh penelitian Patila (2014) dan berbeda dengan penelitian
Adzimatinur et.al (2016).
Pada pengujian FDR ditemukan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 20.1861
dan nilai P value lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.919. sehingga
hipotesis H 1editolak. Hasil perhitungan variabel FDR menunjukkan bahwa FDR
tidak berpengaruh signifikan terhadap MMR. Hasil nilai rata-rata dari 11 bank
syariah nilai FDR sebesar 91.15% yang mengindikasikan bahwa bank syariah
berada dalam kondisi sehat, karena rata-ratanya masih berada dalam standar yang
ditetapkan BI sebesar 85%-110%. Dalam penelitian ini FDR menunjukkan tidak
berpengaruh terhadap besarnya pembiayaan yang dilakukan dengan akad bagi
hasil, ketidak signifikan ini disebabkan karena besarnya pembiayaan dengan akad
bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah yang disalurkan tidak bergantung
pada besarnya FDR. Hasil penelitian ini berbeda dengan teori yang digunakan
yaitu teori stewardship teori tersebut menjunjung tinggi nilai kepercayaan antara
pemilik dana (shahibul maal) dan pengelola dana (mudharib), dimana pemilik
dana memberikan kepercayaan kepada pengelola dana untuk mengelola dana
tersebut ke dalam suatu usaha yang bersifat produktif. Penelitian ini didukung
oleh penelitian Wahab (2014) dan bertolak belakang dengan penelitian Giannini
(2013) yang menunjukkan OER berpengaruh positif signifikan dengan
pembiayaan.
Tabel 4.22 Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap MMR
H 1a CAR berpengaruh positif terhadap MMR Diterima
H 1b NPF berpengaruh negatif terhadap MMR Ditolak
H 1c ROA berpengaruh positif terhadap MMR Ditolak
H 1d OER berpengaruh negatif terhadap MMR Diterima
H 1e FDR berpengaruh positif terhadap MMR Ditolak
syariah, yang diantaranya terdapat bank syariah yang tidak melaporkan sumber
dan penggunaan dana zakat sehingga memungkinkan perbedaan alokasi modal
yang tidak hanya berfokus untuk penyaluran dana zakat. Permodalan bukan
termasuk aspek yang menjadi pertimbangan dalam penyaluran zakat, karena
tujuan dari zakat bukan untuk mencari profit atau keuntungan. Sementara modal
dari para investor yang diterima oleh bank syariah diharapkan dapat menghasilkan
keuntungan. Penelitian ini didukung oleh penelitian Rokhmana (2015) dan
berbeda dengan penelitian Ikhwan (2000)
b. H 2b: Non Performing Financing (NPF) berpengaruh negatif terhadap Zakat
Ratio (ZR)
Pada pengujian NPF ditemukan bahwa nilai koefisien regresi sebesar 0.2063
dan nilai P value lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.116. sehingga
hipotesis H 2b ditolak. Hasil perhitungan variabel NPF menunjukkan bahwa NPF
tidak berpengaruh signifikan terhadap ZR. Penyebabnya adalah tidak
konsistennya antara kenaikan atau penurunan NPF terhadap penyaluran zakat
yang diberikan bank syariah. Ketidak konsistennya tersebut tidak terlalu
berpengaruh terhadap penyaluran dana zakat. Ketika NPF naik belum tentu
kinerja zakat bank syariah menurun. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Nurdiani et.al (2016) dan berbeda dengan penelitian Ikhwan (2000).
c. H 2c: Return On Asset (ROA) berpengaruh positif terhadap Zakat Ratio (ZR)
Pada pengujian ROA ditemukan bahwa nilai koefisien regresi sebesar -1.3881
dan nilai P value lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.012. sehingga
hipotesis H 2c ditolak. Karena hasil perhitungan variabel ROA menunjukkan
bahwa ROA berpengaruh negatif signifikan terhadap ZR sedangkan hipotesis
penelitian ini berpengaruh positif, berarti bahwa jika nilai ROA naik 1% maka
penyaluran zakat akan mengalami penurunan sebesar 1.3881%. Dalam penelitian
ini mengindikasikan bahwa bank syariah dalam menyalurkan zakatnya sangat
dipengaruhi oleh laba perusahaan. Hal ini berkaitan dengan keberadaan bank
umum syariah masih dalam tahap meningkatkan pangsa pasar sehingga untuk
pengeluaran zakat masih banyak pertimbangan dan mungkin masih dianggap
beban yang nilainya signifikan. Nilai ROA bank syariah juga tidak melebihi
63
standar yang ditetapkan BI sebesar ROA>1.5%. Jadi dalam penelitian ini ROA
berpengaruh signifikan tetapi dengan koefisien terbalik dengan hipotesis. Hasil
dari penelitian ini didukung oleh penelitian Firmansyah & Rusydiana (2013) dan
Jayanti et.al. (2016) dan berbeda dengan penelitian Ikhwan (2000) dan Rokhmana
(2015).
d. H 2d : Operational Efficiency Ratio (OER) berpengaruh negatif terhadap Zakat
Ratio (ZR)
Pada pengujian OER ditemukan bahwa nilai t sebesar -2.12 dan nilai P
value lebih besar dari tingkat signifikansi yaitu sebesar 0.034. sehingga hipotesis
H 2d diterima. Hasil perhitungan variabel OER menunjukkan bahwa OER
berpengaruh negatif signifikan terhadap ZR. Arah negatif menunjukkan adanya
perbandingan yang terbalik antara rasio zakat dan OER. Dalam hal ini
mengindikiasikan bahwa ketika rasio OER menurun 1% maka penyaluran zakat
akan meninggkat sebesar 2.12%, begitupula sebaliknya. Hal tersebut sesuai
dengan teori bahwa semakin meningkatnya rasio ini mengindikasikan bahwa
semakin kurangnya kemampuan bank dalam menekan biaya operasional dan
meningkatkan pendapatan operasionalnya yang dapat menimbulkan kerugian dan
bank tersebut tidak dapat mengelola usahanya dengan baik. Ketika nilai OER ini
tinggi tingkat keuntungan yang diperoleh bank syariah adan rendah jadi akan
berdampak pada penyaluran dana zakat. Penelitian ini didukung oleh penelitian
Nurdiani et.al (2016) berbeda dengan penelitian Jayanti et.al. (2016).
Dari gambar 4.1 dapat dilihat bahwa penyaluran pembiayaan dengan akad
bagi hasil 11 BUS dari tahun 2010-2015 cenderung meningkat dari tahun ke
tahun. Pada tahun 2010 MMR bank syariah sebesar hampir 17%, tahun 2011
18.85%, tahun 2012 sebesar 21.71%, tahun 2013 sebesar 23.48%, tahun 2014
sebesar 25.51%, dan tahun 2015 sebesar 28.74%. Penyaluran pembiayaan dengan
akad bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah tertinggi di tahun 2015 sebesar
25.51% dari 11 BUS di Indonesia. Nilai pembiayaan ini dipengaruhi oleh modal
bank syariah yang dikur melalui Capital Adequacy Ratio (CAR). Standar CAR
yang ditetapkan BI minimal 8% sehingga bank syariah selalu menjaga agar modal
minimum yang dimiliki tidak kurang dari 8%. Jika dilihat dati tabel data
penelitian di Lampiran 4.1 dapat dilihat bahwa bank syariah mempunyai nilai
CAR diatas 8% bahkan ada yang mencapai 76.50%. Maka CAR sangat
berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan yang diberikan oleh bank syariah.
Selain modal yang berpengaruh adalah Operational Efficiency Ratio (OER)
sebagai rasio profitabilitas juga berpengaruh tetapi nilainya negatif terhadap
pembiayaan dengan akad bagi hasil (MMR). Karena OER merupakan rasio
profitabilitas yang nilainya harus diminimalkan,. Sebab OER menjadi salah satu
rasio yang mengindikasikan kemampuan bank dalam mengendalikan biaya
operasionalnya terhadap pendapan operasionalnya. OER yang rendah
menunjukkan bahwa bank syariah berhasil mendistribusikan biaya untuk
menghasilkan pendapatan dengan oenyaluran pembiayaan bagi hasil. Maka OER
juga berpengaruh terhadap penyaluran pembiayaan bagi hasil.
65
Perkembangan MMR
BUS 2010 - 2015
35.00%
30.00%
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
5.00%
0.00%
2010 2011 2012 2013 2014 2015
MMR
Gambar 4.1 Perkembangan Mudharabah-Musyarakah Ratio BUS 2010-2015
Dari gambar 4.2 dapat dilihat bahwa penyaluran zakat 11 BUS dari tahun
2010-2015 mengalami fluktuasi. Pada tahun 2010 Zakat Ratio (ZR) bank syariah
sebesar 0.80%, tahun 2011 mengalami kenaikan sebesar 1.70%, tahun 2012 turun
sebesar 0.96%, tahun 2013 naik sebesar 2.31%, tahun 2014 naik sebesar 13.09%,
dan tahun 2015 sebesar 3.50%. Penyaluran zakat tertinggi di tahun 2014 sebesar
25.51% dari 11 BUS di Indonesia. Dengan melihat zakat rasio akan terlihat
kinerja zakat disuatu bank syariah. Rasio profitabilitas berpengaruh terhadap ZR
yaitu Return On Asset (ROA) dan Operational Efficiency Ratio (OER). ROA
diguakan untuk mengukur efektifitas bank syariah untuk menghasilkan
keuntungan dengan memanfaatkan total aset yang dimilikinya. Dengan adanya
ROA ini akan berpengaruh terhadap penyaluran zakat. ROA bank syariah masih
cenderung rendah, dikarenakan bank syariah masih dianggap baru dan lebih fokus
untuk mencari keuntungan dari bagi hasil sehingga membuat penyaluran zakat
masih rendah. Selain ROA variabel yang berpengaruh terhadap ZR adalah OER.
Di bank syariah nilai OER masih cenderung tinggi yang menyebabkan bank
syariah masih belum baik dalam mengelola beban dan operasionalnya, sehingga
pendapatan operasionalnya akan menurun dan akan berpengaruh langsung dengan
penyaluran dana zakat yang dilakukan.
66
ZR
BAB V
PENUTUP
67
5.1. Simpulan
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dari kinerja keuangan
terhadap kinerja sosial Bank Umum Syariah periode 2010-2015. Objek penelitian
11 BUS yang terdaftar di OJK. Kinerja keuangan diukur dengan menggunakan
analisis rasio permodalan, kualitas aset, rentabilitas dan likuiditas. Rasio
permodalan yang digunakan adalah Capital Adequacy Ratio (CAR). Rasio
kualitas aset yang digunakan adalah Non Performing Financing (NPF). Rasio
rentabilitas yang digunakan adalah Return On Asset (ROA) dan Operational
Efficiency Ratio (OER). Rasio likuiditas yang digunakan adalah Financing to
Deposit Ratio (FDR). Sedangkan kinerja sosial diukur menggunakan analisis
Musyarakah Mudharabah Ratio (MMR) dan Zakat Ratio (ZR).
Dari hasil penelitian dari 63 data penelitian dilakukan dengan menganalisis
variabel independen terhadap variabel dependen dengan menggunakan data panel
melalui aplikasi Stata 13 yang dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
a. CAR berpengaruh positif signifikan terhadap MMR dengan nilai sinifikan
0.023<0.05. Permodalan merupakan aspek yang menjadi pertimbangan dalam
menyalurkan pembiayaan dengan akad bagi hasil yaitu mudharabah dan
musyarakah. Sedangkan dengan penyaluran zakat CAR tidak berpengaruh
terhadap ZR dengan nilai signifikan 0.337>0.05. Karena pengalokasian
modal bank syariah yang tidak hanya berfokus untuk penyaluran dana zakat.
b. NPF tidak berpengaruh terhadap MMR dengan nilai signifikan 0.338>0.05.
Sedangkan untuk penyaluran zakat NPF juga tidak berpengaruh terhadap ZR
dengan nilai signifikan 0.116>0.05. Penyebabnya adalah tidak konsistennya
antara kenaikan atau penurunan NPF terhadap jumlah pembiayaan dengan
akad bagi hasil yaitu mudharabah dan musyarakah. Nilai NPF yang naik juga
belum tentu membuat penyaluran zakat turun ataupun sebaliknya.
c. ROA tidak berpengaruh terhadap MMR dengan nilai signifikan 0.238>0.05.
ROA bank syariah yang tidak mencapai standard dan mengalami fluktuasi
yang menyebabkan ROA tidak berpengaruh terhadap pembiayaan dengan
akad bagi hasil. Sedangkan terhadap penyaluran zakat ROA berpengaruh
negatif signifikan dengan nilai signifikan 0.012<0.05. Bank syariah dalam
menyalurkan zakatnya sangat dipengaruhi oleh laba perusahaan. Hal ini
68
DAFTAR PUSTAKA
69
Antonio, M. S. (2001). Bank Syariah: dari teori ke Paktik. Jakarta: Gema Insani
Press.
Fitria, S., & Hartanti, D. (2010). Islam dan tanggung Jawab Sosial : Studi
Perbandingan Pengungkapan Berdasarkan Global Reporting Intilative
Indeks dan Islamic Sosial Reporting Indeks. Simposium Nasional
Akuntansi XIII Purwokerto 2010, Universitas Jember.
Hafiduddin, D. (2005). Anda Bertanya tentang Zakat, Infak & Sedekah Kami
Menjawab. Jakarta: Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).
70
Hameed, S. b., Wirman, A., Alrazi, B., Mohd Nazli Bin Nor, M., & Pramono, S.
(2004). Alternatif Disclosure and Performnce Measure for Islamic Banks.
Henry, A., Kartono, A., Hadhianto, A., & Yudhoko, A. (1999). Perbankan
Syariah Perspektif Praktisi. Jakarta: Muamalat Institute.
Jayanti, W. T., Khairani, S., & Pratiwi, R. (2016). Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Zakat Bank Umum Syariah yang Terdaftar di Bank Indonesia
Periode 2010-2014. Jurnal 2016.
Mahardian, P. ( 2008). Analisis Pengarh Rasio CAR, BOPO, NPL, NIM, dan
LDR Terhadap Kinerja Keuangan Perbankan Studi Kasus Perusahaan
Perbankan yang Tercatat di BEJ Periode Juni 2002-Juni 2007. Tesis.
Universitas Diponegoro. Semarang.
Nofianti, N., Badina, T., & Erlangga, A. (2015). Analisis Pengaruh ROA, BOPO,
Suku Bunga, FDR dan NPF Terhadap Tingkat Bagi Hasil Deposito
Mudharabah Studi Empiris pada Bank Umum Syariah di Indonesia Tahun
2011-2013. ESENSI Jurnal Bisnis dan Manajemen Vol. 5, No. 1, April
2015. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.
Nurdiani, F. A., Fauziah, N. E., & Nurdin. (2016). Analisis Pengaruh CAR, ROA,
ROE, NPF, FDR, NIM, BOPO Terhadap Pembayaran Zakat Pada Bank
Umum Syariah. Prosiding Keuangan & Perbankan Syariah Vol. 2, No. 1,
Februari 2016. <http://karyailmiah.unisba>.
Nurwati, E., Azam, A. N., Didin, H., & Nuryartono, N. (2014). Market Structure
and bank Performance: Empirical Evidence of Islamic Banking in
Indonesia. Asian Social Science Vol. 10, No. 10, 2014.
Pratiwi, D. D., & Mahfud, M. K. (2012). Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan FDR
terhadap Return On Asset (ROA) Bank Umum Syariah Studi Kasus Bank
Umum Syariah di Indonesia Tahun 2005-2010.
Rahmi, N., & Anggraini, R. (2013). Pengaruh CAR, BOPO, NPF, dan CSR
Disclosure Terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah. Jurnal Ilmiah
Wahana Akuntansi Vol.8, No.2, Tahun 2013.
Ranianti, A., & Ratnawati, N. (2014). Pengaruh Pembiayaan, Dana Pihak Ketiga
dan Non Performing Financing Terhadap Return on Assets Perbankan
Syariah di Indonesia 2009-2013: Penerapan Model Simultan. Jurnal
Ekonomi Pembangunan Trisakti (e-Journal), Vol.1, No. 2 Februari 2014.
Trisnadi. (2015). Pengaruh Financing to Deposit Ratio (FDR) dan Dana Pihak
Ketiga (DPK) Terhadap Pembiayaan Mudharabah. Studi Kasus Pada Bank
Umum Syariah Yang Terdaftar di Bank Indonesia Tahun 2012-2014.
Wahab. (2014). Analisis Pengaruh FDR, NPF, Tingkat Bagi Hasil, Kualitas Jasa
dan Atribut Produk Islam Terhadap Tingkat Pembiayaan Mudharabah
Pada Bank Umum Syaraiah di Semarang. Economica Jurnal Pemikiran
dan Penelitian Ekonomi Islam, Vol.V, Edisi 2, Oktober 2014.
73
Zaitun, S. (2001). Analisis Pengaruh Rasio Profitabilitas Terhadap Zakat Pada PT.
Bank Muamalat Indonesia. Tesis. Universitas Diponegoro.
Bank Vitoria Syariah 2015 65.84 -0.30 16.14 4.82 -2.36 119.19 95.29
KODE Tahun MMR ZR CAR NPF ROA OER FDR
Bank Panin Syariah 2010 0.10 0.00 54.81 0.00 -2.53 182.31 69.76
Bank Panin Syariah 2011 0.11 0.00 61.98 0.82 1.75 74.30 162.97
Bank Panin Syariah 2012 0.05 0.00 32.20 0.19 3.48 47.60 105.66
Bank Panin Syariah 2013 0.05 0.53 20.83 0.77 1.03 81.31 90.40
Bank Panin Syariah 2014 0.09 0.87 25.69 0.29 1.99 68.47 94.04
Bank Panin Syariah 2015 0.09 5.03 20.30 1.94 1.14 89.29 96.43
Bank Mega Syariah 2010 4.45 2.55 13.14 3.52 1.90 88.86 78.17
Bank Mega Syariah 2011 1.66 3.01 12.03 3.03 1.58 90.80 83.08
Bank Mega Syariah 2012 0.54 0.75 13.51 2.67 3.81 77.28 88.88
Bank Mega Syariah 2013 0.58 2.29 12.99 2.98 2.33 86.09 93.37
Bank Mega Syariah 2014 0.72 18.23 19.26 3.89 0.29 97.61 93.61
Bank Mega Syariah 2015 1.37 5.98 18.74 4.26 0.30 99.51 98.49
MayBank Syariah 2011 0.00 0.00 73.44 0.00 3.57 55.18 289.20
MayBank Syariah 2012 0.00 0.00 63.89 1.25 2.88 53.77 197.70
MayBank Syariah 2013 0.00 0.00 59.41 0.00 2.87 67.79 152.87
MayBank Syariah 2014 15.68 0.00 52.13 4.29 3.61 69.60 157.77
MayBank Syariah 2015 1.74 0.00 38.40 4.93 -20.13 192.60 110.54
Muamalat Indonesia 2010 37.57 0.00 13.26 3.51 1.36 87.38 91.52
Muamalat Indonesia 2011 43.06 0.00 12.01 1.78 1.52 85.52 85.18
Muamalat Indonesia 2012 45.05 0.00 11.57 1.81 1.54 84.47 94.15
Muamalat Indonesia 2013 47.91 7.73 17.27 1.56 0.50 93.86 99.99
Muamalat Indonesia 2014 49.34 23.49 14.15 4.85 0.17 97.33 84.14
Muamalat Indonesia 2015 52.15 11.51 12.36 4.20 0.20 97.41 90.30
chi2(1) = 1.30
Prob > chi2 = 0.2543
. vif
.
78
F(5,47) = 4.87
corr(u_i, Xb) = -0.1475 Prob > F = 0.0011
sigma_u 16.74847
sigma_e 7.2453696
rho .84235935 (fraction of variance due to u_i)
F test that all u_i=0: F(10, 47) = 24.41 Prob > F = 0.0000
. est sto fe
F(5,47) = 4.79
corr(u_i, Xb) = -0.1232 Prob > F = 0.0013
sigma_u .99924108
sigma_e 1.1187479
rho .44375442 (fraction of variance due to u_i)
F test that all u_i=0: F(10, 47) = 4.01 Prob > F = 0.0005
. est sto fe
80
sigma_u 15.423081
sigma_e 7.2453696
rho .81921011 (fraction of variance due to u_i)
. est sto re
sigma_u .70685741
sigma_e 1.1187479
rho .28530996 (fraction of variance due to u_i)
. est sto re
81
( 1) 2.KODE = 0
( 2) 3.KODE = 0
( 3) 4.KODE = 0
( 4) 5.KODE = 0
( 5) 6.KODE = 0
( 6) 7.KODE = 0
( 7) 8.KODE = 0
( 8) 9.KODE = 0
( 9) 10.KODE = 0
(10) 11.KODE = 0
( 1) 2.KODE = 0
( 2) 3.KODE = 0
( 3) 4.KODE = 0
( 4) 5.KODE = 0
( 5) 6.KODE = 0
( 6) 7.KODE = 0
( 7) 8.KODE = 0
( 8) 9.KODE = 0
( 9) 10.KODE = 0
(10) 11.KODE = 0
Coefficients
(b) (B) (b-B) sqrt(diag(V_b-V_B))
fe re Difference S.E.
chi2(5) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B)
= 4.34
Prob>chi2 = 0.5015
(V_b-V_B is not positive definite)
82
Coefficients
(b) (B) (b-B) sqrt(diag(V_b-V_B))
re fe Difference S.E.
chi2(5) = (b-B)'[(V_b-V_B)^(-1)](b-B)
= 20.39
Prob>chi2 = 0.0011
(V_b-V_B is not positive definite)
Estimated results:
Var sd = sqrt(Var)
Test: Var(u) = 0
chibar2(01) = 75.10
Prob > chibar2 = 0.0000
83
Estimated results:
Var sd = sqrt(Var)
ZR 2.392508 1.546774
e 1.251597 1.118748
u .4996474 .7068574
Test: Var(u) = 0
chibar2(01) = 13.80
Prob > chibar2 = 0.0001
Robust
MMR Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]
Robust
ZR Coef. Std. Err. t P>|t| [95% Conf. Interval]
Halaman
No Penguji Revisi
Perbaikan
Konsep CSR Islam dan CSR
Konvensional
1 Nurizal Ismail
Data perkembangan zakat di Latar
Belakang
Motivasi mengapa Kinerja keuangan
terhadap kinerja sosial
Siti Khomsatun M. Proxy Kinerja Sosial kurang
2
Ak dijelaskan
Tabel Penelitian Terdahulu (Tahun
dan Hasil Penelitian)
Uji Hipotesis pada Bab 3
3 Sulhani M.Ak
Rumus ROA