Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

(ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT BANK MEGA SYARIAH TAHUN2021


MENGGUNAKAN RASIO LIKUIDITAS, RASIO RENTABILITAS DAN RASIO
SOLVABILITAS)

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah “Analisis laporan keuangan bank syariah”

Dosen Pengampu: Dr. Hj. Sri Dewi Yusuf, SE., MM.

Oleh Kelompok II:

Sintiya L. Hunowu (204022045)

Irawati Isini (204022031)

Moh. Adhan (204022029)

Nurul Hikmah L (204022050)

Fandriawan (204022012)

JURUSAN PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO

TAHUN 2022

1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, senantiasa kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang hingga
saat ini masih memberikan kita nikmat iman dan kesehatan, sehingga penulis diberi
untuk menyelesaikan makalah tentang “analisis laporan keuangan menggunakan ratio
profitabilitas”. Makalah ini ditulis untuk memenuhi syarat nilai mata kuliah Analisis
laporan keuangan bank syariah.

Tak lupa penulis juga mengucapkan terimakasih yang sebanyak-banyaknya kepada


setiap pihak yang telah mendukung serta membantu penulisi selama proses penyelesaian
tugas akhir ini hingga selesainya makalah ini. Ucapan terima kasih penulis sampaikan
pada :

1. Ibu Dr. Hj. Sri Dewi Yusuf, SE., MM selaku dosen pembimbing atas bimbingan dan
tugas yang diberikan.

2. Kepada teman sekelompok yang sudah bekerjasama menyumbangkan waktu,fikiran dan


tenaga untuk kelengkapan makalah ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna
serta kesalahan yang penulis yakini diluar batas kemampuan penulis. Maka dari itu
penulis dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca. Penulis berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Gorontalo, 03 Oktober

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................4

A. LATAR BELAKANG.................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................6
C. TUJUAN.......................................................................................................6

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................7

1. Rasio likuiditas........................................................................................7
2. Rasio rentabilitas.....................................................................................9
3. Rasio solvabilitas...................................................................................12

BAB III PENUTUP................................................................................................16

a. Kesimpulan.....................................................................................16
b. Saran ...............................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................17

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pemerintah Republik Indonesia telah menggariskan dengan tegas bahwa Dalam


rangka pembangunan nasional dewasa ini koperasi harus menjadi Sokoguru dan wadah
utama bagi perekonomian rakyat. Kebijakan tersebut benar-Benar sesuai dengan isi dan
jiwa UUD 1945 Pasal 33 ayat 1, yang menyatakan Bahwa perekonomian Indonesia
disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas Asas kekeluargaan. Dalam penjelasan
dicantumkan bahwa bangun usaha yang Sesuai dengan itu adalah koperasi.

Pengertian secara ideologi koperasi perlu disebarluaskan kepada seluruh


Masyarakat hingga benar-benar dapat memberikan manfaat untuk meningkatkan
Kesejahteraan hidup rakyat. Dalam masa pembangunan sekarang ini, untuk
Meningkatkan kesejahteraan rakyat titik berat perhatian harus diletakkan pada
Pemerataan pembangunan agar seluruh lapisan masyarakat mendapat bagian yang
Layak dari pendapatan nasional yang meningkat itu. Sehubungan dengan itu, Peranan
koperasi menjadi sangat penting karena dalam melaksanakan cita-cita Perekonomian
nasional, koperasi harus tampil sebagai organisasi ekonomi yang Secara bersama-sama
dapat menggalang kekuatan yang lebih besar untuk Mencapai kesejahteraan yang lebih
baik. Laporan keuangan pada dasarnya Adalah hasil akhir dari proses akuntansi pada
suatu periode tertentu yang merupakan hasil pengumpulan data keuangan yang disajikan
dalam bentuk Laporan keuangan yang mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan
(SAK) Yang berlaku. Laporan Keuangan dapat di analisis untuk melihat kondisi
Perusahaan, ada berbagai jenis teknik analisis yang digunakan untuk melihat Kondisi
perusahaan/koperasi tergantung dengan kepentingan pihak-pihak yang Melakukan
analisis. Menurut (Jumingan : 2005) ada berbagai jenis metode Untuk menganalisis
keuangan perusahaan seperti : analisis perbandingan Laporan keuangan, analisis tren,
analisis persentase per komponen, analisis Sumber dan penggunaan modal kerja,
analisis sumber dan penggunaan kas, Analisis rasio keuangan, analisis perubahan laba
kotor, dan analisis break Even.

4
Salah satu teknik analisis yang paling sering digunakan untuk menilai Posisi
keuangan adalah analisis rasio keuangan, karena dalam penggunaannya Relatif lebih
mudah. Pengertian analisis rasio keuangan menurut Jumingan (2005:242) “Analisis
rasio keuangan merupakan analisis dengan Membandingkan satu pos laporan dengan
dengan pos laporan keuangan Lainnya, baik secara individu maupun bersama-sama
guna mengetahui Hubungan di antara pos tertentu, baik dalam neraca maupun dalam
laporan Laba rugi”. Rasio mengambarkan suatu hubungan dan perbandingan antara
Jumlah tertentu dalam satu pos laporan keuangan dengan jumlah yang lain Pada pos
laporan keuangan yang lain. Ada beberapa kelompok rasio yang Sering dipakai dalam
menganalisis keuangan perusahaan seperti: analisis rasio Likuiditas, solvabilitas, dan
rentabilitas. Dimana masing-masing rasio tersebut Memiliki peran yang berbeda-beda
dalam mengukur kinerja keuangan suatu Perusahaan/koperasi.

Untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan koperasi mengalami


Perkembangan, diadakan analisa mengenai faktor-faktor yang mendukung Pencapaian
usaha. Salah satu faktor tersebut dapat dilihat dari interpretasi atau Analisis laporan
keuangannya, yang terdiri dari analisis likuiditas, solvabilitas dan Rentabilitas. Rasio
likuiditas menggambarkan tingkat kemampuan koperasi untuk Dapat memenuhi
kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi. Rasio Solvabilitas menggambarkan
tingkat kemampuan koperasi untuk membayar Semua hutang-hutangnya, baik hutang
jangka pendek maupun jangka panjang. Sedangkan rasio rentabilitas berguna untuk
mengukur efisiensi penggunaan Modal dalam memperoleh laba.

Dari data laporan neraca dan laporan Rugi/Laba KPRI SMEP Ponorogo Antara
tiap tahun periode 2009, 2010 dan 2011 mengalami pergeseran yang cukupBesar
sehingga dengan penelitian ini dimaksudkan agar nantinya dapat diperoleh Data tentang
pengukuran kinerja keuangan yang valid yang dapat digunakan Sebagai tolak ukur baik
atau tidaknya badan usaha tersebut jika dinilai dan Dibandingkan tiap periodenya.

Dengan diketahuinya analisis rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitasYang


dikemukakan sebelumnya, maka dapat diketahui kinerja keuangan koperasi Tersebut
mengalami rugi atau laba, yang nantinya bagi koperasi digunakan Sebagai pedoman

5
dalam memberikan jumlah besar kecilnya pinjaman kepada Anggotanya dan memenuhi
kebutuhan anggotanya. Untuk itu koperasi Memerlukan modal besar yang diperoleh
dari simpanan anggota, pinjaman dari Bank dan sumber-sumber lain. Selain itu, adanya
perkembangan tersebut Diperlukan tenaga perkoperasian yang profesional, penambahan
usaha dan pola Operasional koperasi serta pola pikir dan sikap yang lebih bertanggung
jawab Dalam memajukan kesejahteraan ekonomi anggotanya.

B. RUMUSAN MASALAH

Bagaimana cara menganalisis laporan keuangan pada PT BANK MEGA


SYARIAH menggunakan rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan rasio
solvabilitas.

C. TUJUAN

Untuk mengetahui serta mampu mengenalisis laporan keuangan pada PT


BANK MEGA SYARIAH menggunakan rasio likuiditas, rasio rentabilitas dan
rasio solvabilitas

6
BAB II
PEMBAHASAN

1. RASIO LIKUIDITAS
Masalah likuiditas berhubungan dengan masalah kemampuan perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang segera harus dipenuhi. Perusahaan yang
mampu memenuhi segala kewajiban keuangan jangka pendeknya tepat waktu
digolongkan sebagai perusahaan yang likuid. Sebaliknya perusahaan yang tidak mampu
memenuhi kewajiban keuangan jangka pendeknya tepat waktu berarti perusahaan
tersebut dalam keadaan illikuid.

Mengacu pada pendapat Lawrence J. Gitman (2006) memberikan definisi likuiditas


sebagai berikut :

”The liquidity of a firm is measured by its ability to satisfy its short-term obligations as
they come due.”

Sedangkan menurut Munawir (2004) mengemukakan definisi likuiditas sebagai


berikut : ”Likuiditas adalah menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya pada saat ditagih.”

Sementara itu mengacu pada pendapat Bambang Riyanto (2001),


mendefinisikan likuiditas adalah sebagai berikut : ”Likuiditas adalah berhubungan
dengan masalah kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansiilnya
yang segera harus dipenuhi”. Dari beberapa pendapat diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa likuiditas menunjukkan kemampuan dari perusahaan untuk memenuhi kewajiban
keuangannya.

Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi


liabilitas jangka pendeknya. Rasio ini membandingkan liabilitas jangka pendek dengan
sumber daya jangka pendek (atau lancar) yang tersedia untuk memenuhi liabilitas
tersebut. Dari rasio ini banyak pandangan ke dalam yang bisa didapatkan mengenai

7
kompetnsi keuangan perusahaan saat ini dan kemampuan perusahaan untuk tetap
kompeten jika terjadi masalah. rasio likuiditas merupakan rasio yang digunakan untuk
mengetahui kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek
nya yang akan jatuh tempo. Dan untuk menilai tingkat likuiditas suatu perusahaan, ada
beberapa rasio yang dapat digunakan, seperti berikut ini :

a) cash ratio, yaitu likuiditas minimum yang harus dipelihara oleh bank dalam
membayar kembali pinjaman jangka pendek bank. Semakin tinggi rasio ini semakin
tinggi pula kemampuan likuiditas bank yang bersangkutan, namun dalam prakteknya
akan dapat mempengaruhi profitabilitas. Rasio ini merupakan perbandingan antara
jumlah alat likuid yang dimiliki bank dengan pinjaman yang harus segera dibayar.

 Rasio ini dirumuskan sebagai berikut:


alat likuid
Cash rasio = ×100 %
pinjaman yang harus segeradibayar

2.968.50 5.906
Cash rasio = ×100 %
4.038 .350
Cash rasio = 73,50%
 Alat likuid dalam rasio diatas terdiri dari kas dan giro pada bank Indonesia
b) reserve requirement, yaitu likuiditas wajib minimum yang wajib dipelihara
dalam bentuk giro pada bank Indonesia. Reserve requirement merupakan
ketentuan bagi setiap bank umum untuk menyisihkan sebagian dari dana pihak
ketiga yang berhasil dihimpunnya dalam bentuk giro wajib minimum yang
berupa rekening bank yang bersangkutan pada bank Indonesia. Menurut surat
edaran bank Indonesia tahun 1997, besarnya RR minimal 5%.
jumlah alat likuid
RR = ×100 %
jumlah simpanan pihak ketiga
14.041.750 .
RR = ×100 %
812.376 .229
RR = 1.72%
Komponen dana pihak ketiga pada rasio diatas adalah: giro, deposito berjangka,
sertifikat deposito, tabungan dan kewajiban jangka pendek lainnya.

8
c) loan deposit ratio (LDR), yaitu rasio jumlah seluruh pembiayaan yang
diberikan bank dengan dana yang diterima oleh bank. FDR menyatakan
seberapa jauh kemampuan bank untuk membayar kembali penarikan dana yang
dilakukan oleh deposan dengan mengandalkan kredit yang diterima oleh bank
yang bersangkutan. Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin
rendahnya kempuan likuiditas suatu bank yang bersangkutan. Hal ini disebabkan
karena jumlah dana yng diperlukan untuk pembiayaan semakin besar. Rasio
FDR ini merupakan indicator kerawanan dan kemampuan dari suatu bank.
Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman FDR dari suatu
bank adalah sekitar 80%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100%.
 Rasio dirumuskan sebagai berikut:
jumlah pembiayaan yang diberikan
LDR = × 100 %
jumlah dana yang diterima oleh bank
328. 343.095
LDR = ×100 %
10.791.360 .620
LDR = 3.04%
Jumlah dana yang diterima oleh bank termasuk pada kriteria ini adalah:
1. kredit likuiditas pada bank Indonesia (jika ada)
2. giro/deposito pada tabungan masyarakat
3. deposito dan pinjaman bank lain berjangka waktu lebih dari 3 bulan
4. surat berharga yang diterbitkan oleh bank berjangka waktu lebih dari 3 bulan
5. modal pinjaman
6. modal inti
2. RASIO RENTABILITAS
Rasio profitabilitas/rentabilitas mengukur kemampuan para eksekutif
perusahaan dalam menciptakan tingkat keuntungan baik dalam bentuk laba
perusahaan maupun nilai ekonomis atas penjualan, aset bersih perusahaan
maupun modal sendiri (shareholder equity). Rasio ini lebih diminati oleh para
pemegang saham dan manjemen perusahaan sebagai salah satu alat keputusan
investasi, apakah investasi bisnis ini akan dikembangkan, dipertahankan, dan
sebagainya.

9
Rasio ini juga memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen suatu
perusahaan, hal ini ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan dari penjualan dan
pendapatan investasi. Intinya adalah penggunaan rasio ini menunjukkan
efesiensi perusahaan. Penggunaan rasio rentabilitas dapat dilakukan dengan
menggunakan perbandingan antara berbagai komponen yang ada dilaporan
keuangan, terutama laporan keuangan neraca dan laporan laba rugi, pengukuran
dapat dilakukan untuk beberapa periode operasi. Tujuannya agar terlihat
perkembangan perusahaan dalam rentang waktu tertentu, baik penurunan atau
kenaikan, sekaligus mencari penyebab perusahaan tersebut.
Hasil pengukuran tersebut dapat dijadikan alat evaluasi kinerja
manajemen selama ini, apakah mereka telah bekerja secara efektif atau tidak.
Jika berhasil mencapai target yang telah ditentukan, mereka dikatakan berhasil
mencapai target untuk periode atau bebrapa periode. Namun, sebaliknya jika
gagal atau tidak berhasil mencapai target yang telah ditentukan, ini akan menjadi
pelajaran bagi manajemen untuk periode kedepan. Kegagalan ini harus diselidiki
di mana letak kesalahan dan kelemahannya sehingga kejadian tersebut tidak
terulang. Kemudian, kegagalan atau keberhasilan dapat dijadikan sebagai bahan
acuan untuk perencanaan laba kedepan, sekaligus kemungkinan untuk
menggantikan manjemen yang baru terutama setelah manajemen lama
mengalami kegagalan. Oleh karena itu, rasio ini sering disebut juga salah satu
alat ukur kinerja manjemen.
a) Tujuan rasio rentabilitas
Untuk mengukur atau menghitung laba yang
diperoleh perusahaan dalam satu periode tertentu.
Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun sebelumnya dengan
tahun sekarang.
Untuk menilai perkembangan laba dari waktu kewaktu.
Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah pajak dengan modal
sendiri.
Untuk mengukur produktivitas seluruh dana perusahaan
yang digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri.

10
Untuk mengukur produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal sendiri, dan tujuan lainnya
b) Manfaat rasio rentabilitas

Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperoleh


perusahaan dalam satu periode.
Mengetahui posisi laba perusahaan tahun sebelumnya
dengan tahun sekarang.
Mengetahui perkembangan laba dari waktu ke waktu.

Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajak dengan


modal sendiri.
Mengetahui produktivitas dari seluruh dana perusahaan yang
digunakan baik modal pinjaman maupun modal sendiri, dan
manfaat lainnya.

Rasio-rasio rentabilitas terdiri atas:

a) retuen on asset (ROA), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba) secara keseluruhan. Semakin
besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank
tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dalam penggunaan aset.

Dirumuskan sebagai berikut:

laba bersih
ROA = ×100 %
¿ total aktiva

58.829.354
ROA = ×100 %
¿ 14.041.750 .908
ROA = 0.42%

11
b) return on equity (ROE), yaitu perbandingan diantara laba bersih bank dengan
modal sendiri. REO ini merupakan indicator yang amat penting bagi para pemegang
saham dan calon investor untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba
bersih yang dikaitkan dengan pembagian deviden. Rasio ini dirumuskan:

laba bersih
ROE = ×100 %
¿ modal sendiri

58.829.354
ROE = ×100 %
¿ 1.960.419 .931

ROE = 3.00%

c) rasio beban operasional (BOPO), yaitu perbandingan antara beban operasional


dengan pendapatan operasional. Rasio ini digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi
bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Untuk bank syariah, pendapatan
operasional bank terdiri atas pendapatan bagi hasil, keuntungan atas kontrak jual beli,
serta fee, biaya administrasi, dll. Rasio BOPO dirumuskan:

beban operasional
BOPO = ×100 %
¿ pendapatan operasional

458.188 .883
BOPO = × 100 %
¿ 1.237.433 .583

BOPO = 37.02%

d) net profit margin (NPM), yaitu rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan
bank, dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
Rasio ini dirumuskan:

lababersih
NPM = ×100 %
¿ pendapatan operasional

12
58.829.354
NPM = × 100 %
¿ 1.237.433 .583

NPM = 4.75%

3. RASIO SOLVABILITAS

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, solvabilitas adalah


kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya karena jumlah
aktivanya melebihi utang-utang tersebut (KBBI Daring, 2016).
Menurut Wikipedia Bahasa Indonesia, solvabilitas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi semua kewajiban finansialnya dalam jangka
panjang. Solvabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk melunasi
seluruh utang yang ada dengan menggunakan seluruh aset yang dimilikinya.
Hal ini sesungguhnya jarang terjadi kecuali perusahaan mengalami kepailitan.
Kemampuan operasi perusahaan dicerminkan dari aset- aset yang dimiliki
oleh perusahaan. (Wikipedia B. Indonesia, 2016)
Dengan kata lain, solvabilitas merupakan kemampuan suatu perusahaan
untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya pada saat perusahaan tersebut
dilikuidasi.

Solvabilitas itu sendiri sebenarnya adalah angka perbandingan antara jumlah


aktiva dengan jumlah uang, maka setiap penambahan utang akan menurunkan tingkat
solvabilitasnya. Tingkat solvabilitas dapat dipertinggi sebagai berikut:
1. Menambah aktiva tanpa menambah utang atau menambah aktiva relatif lebih
besar daripada tambahan utang.
2. Mengurangi utang tanpa mengurangi aktiva atau mengurangi utang relatif lebih
besar daripada berkurangnya aktiva.

Rasio solvabilitas (leverage) merupakan rasio yang digunkan untuk mengukur


sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai dari utang. Artinya berapa besar beban utang

13
yang ditanggung perusahaan dibandingkan dengan aktivanya. Dalam arti luas
dikatakan bahwa rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
membayar seluruh kewajibannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang apabila
perusahaan dibubarkan (dilikuidasi).
Semakin tinggi rasio solvabilitas maka semakin tinggi pula resiko kerugian
yang dihadapi, tetapi juga ada kesempatan mendapatkan laba yang besar. Sebaliknya
apabila perusahaan memiliki rasio solvabilitas yang rendah tentu mempunyai resiko
kerugian yang lebih kecil. Dampak ini juga mengakibatkan rendahnya tingkat hasil
pengembalian (return) pada saat perekonomian tinggi.
Manfaat dari rasio solvabilitas:

1. untuk menganalisis kemampuan posisi perusahaan terhadap kewajiban kepada


pihak lainnya.
2. untuk menganalisis kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban yang bersifat
tetap.

3. untuk menganalisis keseimbangan antara lain aktiva khususnya aktiva


khususnya aktiva tetap dengan modal.
4. untuk menganalisis seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang.

5. untuk menganalisis seberapa besar utang perusahaan berpengaruh terhadap


pengelolaan aktiva.
6. untuk menganalisis atau mengukur berapa bagian dari setiap rupiah modal
sendiri yang dijadikan jaminan utang jangka panjang.
7. untuk menganalisis berapa dana pinjaman yang segera akan ditagih ada
terdapat sekian kalinya modal sendiri.
Rasio solvabilitas terdiri atas:

a) capital adequacy ratio (CAR), Adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada
bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri disamping bank memperoleh dana-dana
dari sumber diluar bank seperti dana masyarakat, pinjaman (hutang) dll. Dengan kata
lain CAR adalah rasio untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk

14
menunjang aktiva yang mengandung atau menghasilkan resiko misalnya kredit yang
diberikan. Berdasarkan deregulasi BI tertanggal 29 februari 1993, bank yang dinyatakan
termasuk bank sehat (berkinerja baik) apabila memiliki CAR paling sedikit sekitar 8%,
sesuai dengn ketentuan yang ditetapkan oleh Bank For International Settlements (BIS).

modal bank
CAR = ×100 %
¿ aktiva tertimbang menurut resiko

1.150.000 .000
CAR = × 100 %
¿ 7.482 .501

CAR = 15.36%

b) debt to equity ratio (DER), rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan
bank dalam menutup sebagian atau seluruh hutang-hutangnya, baik jangka panjang
maupun jamgka pendek, dengan dana yang berasal dari dana bank itu sendiri. Dengan
kata lain, rasio ini mengukur seberapa besar total pasiva yang terdiri atas persentase
modal bank sendiri dibandingkan dengan besarnya hutang.

jumlah hutang
DER = ×100 %
¿ jumlah modal sendiri

12.081 .331
DER = ×100 %
¿ 1.200.000

DER = 1.007%

15
BAB III
PENUTUP

a. Kesimpulan
Dari pembahasan makalah di atas, ditarik kesimpulan sebagai berikut :

 likuiditas perusahaan adalah apabila kemampuan membayar dihubungkan
dengan kewajiban finansial.
 untuk menyelenggarakan proses produksi solvabilitas suatu perusahaan
menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban
finansiilnya apabila sekiranya perusahaan tersebut pada saat itu dilikuidasikan.
 Pengertian solvabilitas dimaksudkan sebagai kemampuan suatu perusahaan
untuk membaca semua utang-utangnya.
 rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.

b. Saran

Dengan adanya pembahasan materi tentang likuiditas, rentabilitas dan


solvabiltas, hendaknya kita sebagai pembaca dan juga penulis dapat mengerti dan dapat

16
mempelajari lebih lanjut tentang likuiditas, rentabilitas dan solvabilitas terutama yang
ada didalam realitas kehidupan kita.

Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini masih jauh dari kata sempurna,
untuk itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang membangun dari pembaca untuk
kelengkapan dan kesempurnaan makalah ini.

DAFTAR PUSTAKA

C.Van Horne James dkk, Prinsip – Prinsip Manajemen Keuangan, salemba


empat, Jakarta, 2009.

http://mypdfdownload.info/files/Jurnal

Kasmir, Manajemen Perbankan,(Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2014),


hlm197.

Kasmir, S.E.,MM.( 2004).Manajemen Perbankan. Jakarta : PT Raja Grafindo


Persada Buchari, Alma. (1988). Pengantar Bisnis. Bandung: Alphabeta

Lidia Desiana dan Fernando Africano, Analisis Laporan Keuangan,


( Palembang: NoerFikri, 2018), hlm 214-215.

17

Anda mungkin juga menyukai