Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan pada PT. Indosat Tbk dengan


PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Tahun 2020-2022 yang Ditinjau
dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Rasio Perputaran Kas, dan
Inventory to Net Working Capital

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah

Analisis Laporan Keuangan

Dosen : Maiyaliza, SE, M.Si

Kelas 2C Manajemen Keuangan

Kelompok 1
Ahmad Rizal Budhiarto : 121020395
Ikka Nabila : 121020424
Albiansyah Margana Putra : 121020440
Fadhil Fadhlurrahman : 121020441
Reza Pahlevi Ramadhan : 121020457

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya dan karuniaNya, sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tidak lupa mengucapkan terima
kasih kepada pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan. Selain
itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan pada PT. Indosat Tbk dengan PT. Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada Tahun
2020-2022 yang Ditinjau dari Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Rasio Perputaran Kas,
dan Inventory to Net Working Capital, bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai
penyusun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Maiyaliza, SE, M.Si. Selaku Dosen
Mata Kuliah Analisis Laporan Keuangan. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Cirebon, 25 Maret 2023

Penyusun

i
DAFTAR ISI
JUDUL .........................................................................................................................................
KATA PENGANTAR ................................................................................................................. i
DAFTAR ISI................................................................................................................................ ii
1. Pengertian ............................................................................................................................... 1
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas................................................................................. 1
3. Jenis-Jenis Rasio ..................................................................................................................... 1
3.1 Rasio Lancar (Current ratio) ............................................................................................. 1
3.2 Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio) .................................................. 2
3.3Rasio Kas (Cash Ratio) ....................................................................................................... 3
3.4 Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over) ........................................................................... 4
3.5 Inventory to Net Working Capital ...................................................................................... 4
4. Studi Kasus .............................................................................................................................. 5
4.1 Pt Indosat Tbk .................................................................................................................... 5
4.1.1 Current Ratio ........................................................................................................... 6
4.1.2 Quick Ratio............................................................................................................... 7
4.1.3 Cash ratio ................................................................................................................. 8
4.1.4 Rasio Perputaran Kas ............................................................................................... 9
4.1.5 Inventory to Net Working Capital ............................................................................ 11
4.2 Pt Telkom Indonesia (Persero) Tbk ................................................................................... 12
4.2.1 Current Ratio ........................................................................................................... 13
4.2.2 Quick Ratio............................................................................................................... 14
4.2.3 Cash Ratio ................................................................................................................ 15
4.2.4 Rasio Perputaran Kas ............................................................................................... 17
4.2.5 Inventory to Net Working Capital ............................................................................ 18
5. Hasil Perhitungan ................................................................................................................... 19
5.1 Grafik Current Ratio .......................................................................................................... 19
5.2 Grafik Quick Ratio ............................................................................................................. 20
5.3 Grafik Cash Ratio .............................................................................................................. 20
5. 4 Grafik Rasio Perputaran kas .............................................................................................. 20
5.5 Grafik Inventory to Net Working Capital........................................................................... 21
6. Kesimpulan ............................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................. 25

ii
1. Pengertian
Likuiditas perusahaan, menunjukkan kemampuan untuk membayar kewajiban
finansial jangka pendek tepat pada waktunya. Likuiditas perusahaan ditunjukkan oleh
besar kecilnya aktiva lancar yaitu aktiva yang mudah untuk diubah menjadi kas yang
meliputi kas, surat berharga, piutang, persediaan.
Semakin tinggi current ratio ini berarti semakin besar kemampuan perusahaan
untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Aktiva lancar yang dimaksud
termasuk kas, piutang, surat berharga, dan persediaan. Dari aktiva lancar tersebut,
persediaan merupakan aktiva lancar yang kurang liquid dibandingkan dengan yang
lainnya.

2. Tujuan dan Manfaat Rasio Likuiditas


Melalui rasio likuiditas, pemilik perusahaan dapat menilai kemampuan
manajemen dalam mengelola dana yang telah dipercayakan, termasuk dana yang
dipergunakan untuk membayar kewajiban jangka pendek. Investor sangat
membutuhkan rasio likuiditas terutama dalam hal pembagian deviden tunai,
sedangkan kreditor membutuhkannya untuk pedoman pengembalian pinjaman pokok
dengan bunganya. Kreditor maupun supplier lazimnya akan menyerahkan
pinjaman/utang kepada perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas tinggi.
Berikut adalah tujuan dan manfaat rasio likuiditas secara keseluruhan:
a) Mengukur kekuatan perusahaan dalam membayar kewajiban atau utang yang
akan segera jatuh tempo.
b) Mengetahui kapasitas perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan total asset lancar.
c) Mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan menggunakan asset sangat lancar.
d) Menaksir skala uang kas perusahaan dalam membayar utang jangka pendek.
e) Perencanaan finansial di masa depan terutama yang berhubungan dengan
perencanaan kas dan kewajiban jangka pendek.
f) Mengetahui keadaan dan posisi likuiditas perusahaan masing-masing periode
dengan membandingkannya.

3. Jenis - Jenis Rasio


Berikut adalah jenis-jenis rasio likuiditas yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengukur kemampuan dalam membayar kewajiban yang akan segera jatuh tempo.
3.1 Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang
yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan. Dengan kata lain,
seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk menutupi kewajiban jangka
pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancar dapat pula dikatakan sebagai
1
bentuk untuk mengukur tingkat keamanan (margin of safety) suatu perusahaan.
Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total
aktiva lancar dengan total utang lancar. Aktiva lancar (current assets)
merupakan harta perusahaan yang dapat dijadikan uang dalam waktu singkat
(maksimal satu tahun). Aktiva lancar meliputi kas, bank, surat-surat berharga,
piutang, sediaan, biaya dibayar dimuka, pendapatan yang masih harus diterima,
pinjaman yang diberikan, dan aktiva lancar lainnya. Sementara itu, utang lancar
(current liabilities) merupakan kewajiban perusahaan jangka pendek (maksimal
satu tahun). Artinya, utang ini segera harus dilunasi dalam waktu paling lama
satu tahun. Utang lancar terdiri dari utang dagang, utang bank satu tahun, utang
wesel, utang gaji, utang pajak, utang dividen, biaya diterima dimuka, utang
jangka panjang yang sudah hampir jatuh tempo, serta utang jangka pendek
lainnya.
Dari hasil pengukuran rasio, apabila rasio lancar rendah, dapat dikatakan
bahwa perusahaan kurang modal untuk membayar utang. Namun, apabila hasil
pengukuran rasio tinggi, belum tentu kondisi perusahaan sedang baik. Hal ini
dapat saja terjadi karena kas tidak digunakan sebaik mungkin. Untuk
mengatakan suatu kondisi perusahaan baik atau tidaknya, ada suatu standar rasio
yang digunakan, misalnya rata-rata industri untuk usaha yang sejenis atau dapat
pula digunakan target yang telah ditetapkan perusahaan sebelumnya, sekalipun
kita tahu bahwa target yang telah ditetapkan perusahaan biasanya ditetapkan
berdasarkan rata-rata industri untuk usaha yang sejenis.
Dalam praktiknya sering kali dipakai bahwa rasio lancar dengan standar
200% (2:1) yang terkadang sudah dianggap sebagai ukuran yang cukup baik
atau memuaskan bagi suatu perusahaan. Artinya dengan hasil rasio seperti itu,
perusahaan sudah merasa berada di titik aman dalam jangka pendek. Namun,
sekali lagi untuk mengukur kinerja manajemen, ukuran yang terpenting adalah
rata-rata industri untuk perusahaan yang sejenis.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar atau
current ratio :

Aset Lancar (Current Asset)


Current Ratio =
Kewajiban Lancar (Current Liabilities)

3.2 Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)
Rasio sangat lancar (quick ratio or acid test ratio) merupakan rasio yang
menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi atau membayar
kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan aktiva lancar tanpa
memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Artinya nilai sediaan kita abaikan,
dengan cara dikurangi dari nilai total aktiva lancar. Hal ini dilakukan karena
sediaan dianggap memerlukan waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila

2
perusahaan membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya
dibandingkan dengan aktiva lancar lainnya.
Untuk mencari quick ratio, diukur dari total aktiva lancar, kemudian
dikurangi dengan nilai sediaan. Terkadang perusahaan juga memasukkan biaya
yang dibayar dimuka jika memang ada dan dibandingkan dengan seluruh utang
lancar.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio lancar atau
quick ratio (acid test ratio) :

Current Asset - Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

Atau bisa juga dengan menggunakan rumus berikut ini :

Kas + Bank + Efek + Piutang


Quick Ratio =
Current Liabilities

3.3 Rasio Kas (Cash Ratio)


Rasio kas atau cash ratio merupakan alat yang digunakan untuk mengukur
seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang. Ketersediaan
uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yang setara dengan
kas seperti rekening giro atau tabungan di bank (yang dapat ditarik setiap saat).
Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan sesungguhnya bagi
perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya. Artinya dalam hal
ini perusahaan tidak perlu menunggu untuk menjual atau menagih utang lancar
lainnya yaitu dengan menggunakan rasio lancar.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio kas (cash
ratio) :

Cash or Cash Equivalent


Cash Ratio =
Current Liabilities

Atau bisa juga dengan menggunakan rumus berikut ini:

Kas + Bank
Cash Ratio =
Current Liabilities

3
Jika rata-rata industri untuk cash ratio adalah 50% maka keadaan
perusahaan lebih baik dari perusahaan lain. Namun, kondisi rasio kas terlalu
tinggi juga kurang baik karena ada dana yang menganggur atau yang tidak atau
belum digunakan secara optimal. Sebaliknya apabila rasio kas di bawah rata-rata
industri, kondisi kurang baik ditinjau dari rasio kas karena untuk membayar
kewajiban masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar
lainnya

3.4 Rasio Perputaran Kas (Cash Turn Over)


Menurut James O. Gill, rasio perputaran kas (cash turn over) berfungsi
untuk mengukur tingkat kecukupan modal kerja perusahaan yang dibutuhkan
untuk membayar tagihan dan membiayai penjualan. Artinya rasio ini digunakan
untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan
biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Untuk mencari modal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utang lancar.
Modal kerja dalam pengertian ini dikatakan sebagai modal kerja bersih yang
dimiliki perusahaan. Sementara itu, modal kerja kotor atau modal kerja saja
merupakan jumlah dari aktiva lancar. Hasil perhitungan rasio perputaran kas
dapat diartikan sebagai berikut:
 Apabila rasio perputaran kas tinggi, ini berarti, ketidakmampuan perusahaan
dalam membayar tagihannya.
 Sebaliknya, apabila rasio perputaran kas rendah, dapat diartikan kas yang
tertanam pada aktiva yang sulit dicairkan dalam waktu singkat sehingga
perusahaan harus bekerja keras dengan kas yang lebih sedikit.

Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung rasio perputaran


kas (cash turn over):

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Bersih

3.5 Inventory to Net Working Capital


Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada dengan modal
kerja perusahaan. Modal kerja tersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva
lancar dengan utang lancar.
Berikut adalah rumus yang digunakan untuk menghitung inventory to net
working capital:

Inventory
Inventory to NWC =
Current Asset – Current Liabilities

4
4. Studi Kasus
4.1 PT Indosat Tbk
Indosat Ooredoo Hutchison (IDX: ISAT) ("IOH"), are here with our
vision to become the most preferred digital telecommunications company of
Indonesia. The IOH merger combines two highly complementary businesses
between PT Indosat Tbk ("Indosat Ooredoo") and PT Hutchison 3 Indonesia to
create a new world-class digital telecoms and internet company for Indonesia
that can better compete and create additional value for all stakeholders,
including employees, customers, and shareholders. Indosat Ooredoo Hutchison
is now the second-largest mobile telecoms business in Indonesia.
Indosat Ooredoo Hutchison will be guided by its corporate vision "To
Become the Most Preferred Digital Telco of Indonesia" to capture the
tremendous market opportunities presented by Indonesia's digital and economic
growth.
The Company's enhanced scale, financial strength, and expertise,
combined with its preeminent networks, talent, and strategic partnerships, will
enable Indosat Ooredoo Hutchison to become a key telco player driving
Indonesia's digital transformation agenda. The Company will focus on its core
mission of delivering world-class digital experiences while connecting and
empowering every Indonesian.
Untuk mengukur kemampuan PT Indosat Tbk dalam membayar kewajiban
yang akan segera jatuh tempo. Dilakukan perhitungan Current Ratio, Quick
Ratio, Cash Ratio, Rasio Perputaran Kas, dan Inventory to Net Working Capital.
Berikut ini merupakan informasi yang digunakan untuk mengukur kinerja
keuangan PT Indosat Tbk (dalam jutaan) dengan mata uang IDR :

Komponen
Laporan 2020 2021 2022
Keuangan

Current Asset 9.594.951 11.499.439 18.683.115

Current
22.658.094 28.658.152 35.874.074
Liabilities

Inventory neto 39.813 18.110 73.277

Cash and Cash


1.782.246 3.789.006 9.507.880
Equivalent

Sales 27.925.661 31.388.311 46.752.319

5
Modal Kerja -13.063.143 -17.158.713 -17.190.959

4.1.1 Current Ratio


● Tahun 2020

Current Ratio = Current Asset


Current Liabilities

9.594.951
=
22.658.094
= 0,423 (Dibulatkan menjadi 0,4)

● Tahun 2021

Current Ratio = Current Asset


Current Liabilities

11.499.439
=
28.658.152
= 0,401 (Dibulatkan menjadi 0,4)

● Tahun 2022

Current Ratio = Current Asset


Current Liabilities

18.683.115
=
35.874.074
= 0,520 (Dibulatkan menjadi 0,5)

Untuk tahun 2020 dan 2021 kemampuan perusahaan untuk


membayar utang lancar (current liabilities) dengan menggunakan
aset lancar (current asset) yang ada adalah sebesar 0,4 atau 40%.
Artinya untuk setiap 1 utang lancar dijamin dengan 0,4 aset
lancarnya. Sementara untuk tahun 2022 kemampuan perusahaan
untuk membayar utang lancar (current liabilities) dengan
menggunakan aset lancar (current asset) yang ada adalah 0,5 atau

6
50%. Artinya untuk 1 utang lancar dijamin dengan 0,5 aset
lancarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2022
kemampuan perusahaan lebih baik dalam membayar utang
lancarnya dibandingkan dengan tahun 2020 dan tahun 2021.
Namun, jika rata-rata industri sejenis untuk current ratio adalah
sebesar 2, maka untuk keadaan perusahaan periode 2020-2022
kurang baik karena rasionya berada dibawah rata-rata industri.

4.1.2 Quick Ratio


● Tahun 2020

Current Asset - Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

9.594.951 - 39.813
=
22.658.094

9.555.138
=
22.658.094
= 0,421 (Dibulatkan menjadi 0,4)

● Tahun 2021

Current Asset - Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

11.499.439 - 18.110
=
28.658.152

11.481.329
=
28.658.152
= 0,400 (Dibulatkan menjadi 0,4)

7
● Tahun 2022

Current Asset - Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

18.683.115 – 73.277
=
35.874.074

18.609.838
=
35.874.074
= 0,518 (Dibulatkan menjadi 0,5)

Untuk tahun 2020 dan 2021 kemampuan perusahaan untuk


membayar utang lancar (current liabilities) dengan menggunakan
aset lancar (current asset) tanpa persediaan (inventory) yang ada
adalah sebesar 0,4 atau 40%. Artinya untuk setiap 1 utang lancar
dijamin dengan 0,4 aset lancarnya tanpa persediaan. Sementara
untuk tahun 2022 kemampuan perusahaan untuk membayar utang
lancar (current liabilities) dengan menggunakan aset lancar
(current asset) tanpa persediaan (inventory) yang ada adalah 0,5
atau 50%. Artinya untuk 1 utang lancar dijamin dengan 0,5 aset
lancarnya tanpa persediaan. Maka dapat disimpulkan bahwa pada
tahun 2022 kemampuan perusahaan lebih baik dalam membayar
utang lancarnya tanpa persediaan dibandingkan dengan tahun 2020
dan tahun 2021. Namun, jika rata-rata industri sejenis untuk quick
ratio adalah sebesar 1,5 maka keadaan perusahaan periode 2020-
2022 untuk membayar utang lancarnya harus menjual
persediaannya terlebih dahulu.

4.1.3 Cash Ratio


● Tahun 2020

Cash or Cash Equivalent


Cash Ratio =
Current Liabilities

1.782.246
=
22.658.094
= 0,08 atau 8%

8
● Tahun 2021

Cash or Cash Equivalent


Cash Ratio =
Current Liabilities

3.789.006
=
28.658.152
= 0,13 atau 13%

● Tahun 2022

Cash or Cash Equivalent


Cash Ratio =
Current Liabilities

9.507.880
=
35.874.074
= 0,26 atau 26%

Untuk tahun 2020 kemampuan perusahaan untuk membayar


utang lancar (current liabilities) dengan menggunakan kas (cash)
atau setara kas (cash equivalent) yang ada adalah sebesar 8%.
Untuk tahun 2021 terjadi peningkatan ketersediaan uang kas atau
setara kas untuk membayar utang lancar dari 8% menjadi 13%.
Untuk tahun 2022 juga terjadi peningkatan ketersediaan kas atau
setara kas untuk membayar utang lancar adalah sebesar 26%. Jika
rata-rata cash ratio industri adalah 50% maka kondisi perusahaan
periode 2020-2022 sangat tidak baik karena berada dibawah rata-
rata industri.

4.1.4 Rasio Perputaran Kas


● Tahun 2020

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Bersih

27.925.611
=
9.594.951 - 22.658.094

9
27.925.611
=
-13.063.143
= -2,13 atau -213%

● Tahun 2021

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Bersih

31.388.311
=
11.499.439 - 28.658.152

31.388.311
=
-17.158.713
= -1,82 atau -182%

● Tahun 2022

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Bersih

46.752.319
=
18.683.115 – 35.874.074

46.752.319
=
-17.190.959
= -2,71 atau -271%

Pada tahun 2020 besarnya rasio perputaran kas adalah -213%.


Pada tahun 2021 besarnya rasio perputaran kas adalah -182%. Dan
pada tahun 2022 besarnya rasio perputaran kas adalah -271%.
Artinya dari tahun 2020-2022 kondisi perusahaan berdasarkan
dengan rasio perputaran kas menunjukkan adanya kenaikan dan
penurunan dari setiap tahunnya, akan tetapi jika rata-rata rasio
perputaran kas industri adalah 10% maka kondisi perusahaan pada
periode 2020-2022 sangat tidak baik karena berada dibawah rata-
rata industri.

10
4.1.5 Inventory to Net Working Capital
● Tahun 2020

Inventory
Inventory to NWC =
Current Asset – Current Liabilities

39.813
=
9.594.951 - 22.658.094

39.813
=
-13.063.143
= -0,003 atau -0,3%

● Tahun 2021

Inventory
Inventory to NWC =
Current Asset – Current Liabilities

18.110
=
11.499.439 - 28.658.152

18.110
=
-17.158.713
= -0,001 atau -0,1%

● Tahun 2022

Inventory
Inventory to NWC =
Current Asset – Current Liabilities

73.277
=
18.683.115 – 35.874.074

73.277
=
-17.190.959
= -0,004 atau -0,4%

Jika rata-rata industri untuk inventory to net working capital


adalah sebesar 12% maka kondisi perusahaan dari tahun 2020-
2022 sangat tidak baik karena berada dibawah rata-rata industri.

11
Namun dapat dilihat bahwa pada tahun 2022 adanya upaya dari
perusahaan untuk meningkatkan rasio inventory to net working
capital walaupun tidak begitu signifikan.

4.2 PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk


PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) is a state-owned
information and communications technology enterprise and telecommunications
network in Indonesia. The Government of Indonesia is the majority shareholder
with 52.09 percent shares while the remaining 47.91 percent shares belong to
public shareholders. Telkom's shares are traded on the Indonesian Stock
Exchange (IDX) where it is listed as "TLKM" and on the New York Stock
Exchange (NYSE), which lists it as "TLK".
As it transforms to become a digital telecommunication company,
TelkomGroup implements a customer-oriented business and company
operational strategy. The transformation aims to trim down TelkomGroup's
organization to be leaner and more agile in adapting the fast-changing nature
of telecommunications industry. The new organization is expected to be able to
improve efficiency and be more effective in producing a quality customer
experience.
Telkom Group's activities grow and change in accordance to the
development of new technology, information and digitalization, but still within
the corridor of telecommunications and information technology. This is evident
in the newly developed business lines, which complements the company's
existing legacy business.
Untuk mengukur kemampuan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dalam
membayar kewajiban yang akan segera jatuh tempo. Dilakukan perhitungan
Current Ratio, Quick Ratio, Cash Ratio, Rasio Perputaran Kas, dan Inventory to
Net Working Capital. Berikut ini merupakan informasi yang digunakan untuk
mengukur kinerja keuangan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (dalam jutaan)
dengan mata uang IDR:

Komponen
Laporan 2019 2020 2021
Keuangan

Current Asset 46.503.000 61.277.000 53.625.000

Current Liabilities 69.093.000 69.131.000 65.148.000

Inventory neto 983.000 779.000 1.181.000

Cash and Cash


20.589.000 38.311.000 31.657.000
Equivalent

12
Sales 136.462.000 143.210.000 108.874.000

Modal Kerja -22.590.000 -7.854.000 -11.523.000

4.2.1 Current Ratio


● Tahun 2020

Current Ratio = Current Asset


Current Liabilities

46.503.000
=
69.093.000

= 0,673 (Dibulatkan menjadi 0,7)

● Tahun 2021

Current Ratio = Current Asset


Current Liabilities

61.277.000
=
69.131.000

= 0,886 (Dibulatkan menjadi 0,9)

● Tahun 2022

Current Ratio = Current Asset


Current Liabilities

55.057.000
=
70.782.000

= 0,782 (Dibulatkan menjadi 0,8)

Untuk tahun 2020 kemampuan perusahaan untuk membayar


utang lancar (current liabilities) dengan menggunakan aset lancar
(current Asset) yang ada adalah sebesar 0,7 atau 70%. Artinya
untuk setiap 1 utang lancar dijamin dengan 0,7 aset lancarnya.
Sementara untuk tahun 2021 terjadi peningkatan kemampuan
perusahaan untuk membayar utang lancar (current liabilities)
13
dengan menggunakan aset lancar (current asset) yang ada adalah
0,9 atau 90%. Artinya untuk 1 utang lancar dijamin dengan 0,9
aset lancarnya. Untuk tahun 2022 terjadi penurunan kemampuan
perusahaan untuk membayar utang lancar (current liabilities)
dengan menggunakan aset lancar (current asset) yang ada adalah
0,8 atau 80%. Artinya untuk 1 utang lancar dijamin dengan 0,8
aset lancarnya. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2021
kemampuan perusahaan lebih baik dalam membayar utang
lancarnya dibandingkan dengan tahun 2020 dan tahun 2022.
Namun, jika rata-rata industri sejenis untuk current ratio adalah
sebesar 2, maka untuk keadaan perusahaan periode 2020-2022
kurang baik karena rasionya berada dibawah rata-rata industri.

4.2.2 Quick Ratio


● Tahun 2020

Current Asset - Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

46.503.000 - 983.000
=
69.093.000

45.520.000
=
69.093.000

= 0,658 (Dibulatkan menjadi 0,7)

● Tahun 2021

Current Asset - Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

61.277.000 - 779.000
=
69.131.000

60.498.000
=
69.131.000

= 0,875 (Dibulatkan menjadi 0,9)

14
● Tahun 2022

Current Asset - Inventory


Quick Ratio =
Current Liabilities

55.057.000 – 1.144.000
=
70.388.000

53.913.000
=
70.388.000

= 0,765 (Dibulatkan menjadi 0,8)

Untuk tahun 2020 kemampuan perusahaan untuk membayar


utang lancar (current liabilities) dengan menggunakan aset lancar
(current asset) tanpa persediaan (inventory) yang ada adalah
sebesar 0,7 atau 70%. Artinya untuk setiap 1 utang lancar dijamin
dengan 0,7 aset lancarnya tanpa persediaan. Sementara untuk
tahun 2021 terjadi peningkatan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang lancar (current liabilities) dengan menggunakan
aset lancar (current asset) tanpa persediaan (inventory) yang ada
adalah 0,9 atau 90%. Artinya untuk 1 utang lancar dijamin dengan
0,9 aset lancarnya tanpa persediaan. Untuk tahun 2022 terjadi
penurunan kemampuan perusahaan untuk membayar utang lancar
(current liabilities) dengan menggunakan aset lancar (current
asset) tanpa persediaan (inventory) yang ada adalah 0,8 atau 80%.
Artinya untuk 1 utang lancar dijamin dengan 0,8 aset lancarnya
tanpa persediaan. Maka dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2021
kemampuan perusahaan lebih baik dalam membayar utang
lancarnya tanpa persediaan dibandingkan dengan tahun 2020 dan
tahun 2022. Namun, jika rata-rata industri sejenis untuk quick ratio
adalah sebesar 1,5 maka keadaan perusahaan periode 2020-2022
untuk membayar utang lancarnya harus menjual persediaannya
terlebih dahulu.

4.2.3 Cash Ratio


● Tahun 2020

Cash or Cash Equivalent


Cash Ratio =
Current Liabilities

15
20.589.000
=
69.093.000
= 0,3 atau 30%

● Tahun 2021

Cash or Cash Equivalent


Cash Ratio =
Current Liabilities

38.311.000
=
69.131.000
= 0,55 atau 55%

● Tahun 2022

Cash or Cash Equivalent


Cash Ratio =
Current Liabilities

31.947.000
=
70.388.000
= 0,45 atau 45%

Untuk tahun 2020 kemampuan perusahaan untuk membayar


utang lancar (current liabilities) dengan menggunakan kas (cash)
atau setara kas (cash equivalent) yang ada adalah sebesar 30%.
Untuk tahun 2021 terjadi peningkatan ketersediaan uang kas atau
setara kas untuk membayar utang lancar dari 30% menjadi 55%.
Sementara untuk tahun 2022 terjadi penurunan ketersediaan kas
atau setara kas untuk membayar utang lancar menjadi sebesar
45%. Jika rata-rata cash ratio industri adalah 50% maka kondisi
perusahaan periode 2020 dan 2022 kurang baik karena berada
dibawah rata-rata industri, sementara untuk kondisi pada tahun
2021 cukup baik karena berada diatas rata-rata industri.

16
4.2.4 Rasio Perputaran Kas
● Tahun 2020

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Bersih

136.462.000
=
46.503.000 - 69.093.000

136.462.000
=
-22.590.000
= -6,04 atau -604%

● Tahun 2021

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Bersih

143.210.000
=
61.277.000 - 69.131.000

143.210.000
=
-7.854.000
= -18,23 atau -1.823%

● Tahun 2022

Penjualan Bersih
Rasio Perputaran Kas =
Modal Kerja Bersih

108.874.000
=
53.625.000 – 65.148.000

108.874.000
=
-11.523.000
= -9,62 atau -962%

Pada tahun 2020 besarnya rasio perputaran kas adalah -604%.


Pada tahun 2021 besarnya rasio perputaran kas adalah -1.823%.
Dan pada tahun 2022 besarnya rasio perputaran kas adalah -962%.

17
Jika rata-rata rasio perputaran kas industri adalah 10% maka
kondisi perusahaan pada periode 2020-2022 sangat tidak baik
karena berada dibawah rata-rata industri.

4.2.5 Inventory to Net Working Capital


● Tahun 2020

Inventory
Inventory to NWC =
Current Asset – Current Liabilities

983.000
=
46.503.000 - 69.093.000

983.000
=
-22.590.000
= -0,04 atau -4%

● Tahun 2021

Inventory
Inventory to NWC =
Current Asset – Current Liabilities

779.000
=
61.277.000 - 69.131.000

779.000
=
-7.854.000
= -0,1 atau -10%

● Tahun 2022

Inventory
Inventory to NWC =
Current Asset – Current Liabilities

1.144.000
=
61.277.000 – 70.388.000

1.144.000
=
-15.331.000
= -0,07 atau -7%

18
Jika rata-rata industri untuk inventory to net working capital
adalah sebesar 12% maka kondisi perusahaan dari tahun 2019-
2021 sangat tidak baik karena berada dibawah rata-rata industri.

5. Hasil Pengukuran

PT. Telkom Indonesia


PT. Indosat Tbk Rata-
(Persero) Tbk
Rasio rata
2020 2021 2022 2020 2021 2022 industri

Current
0,4 0,4 0,5 0,7 0,9 0,8 2
Ratio

Quick
0,4 0,4 0,5 0,7 0,9 0,8 1,5
Ratio

Cash
8% 13% 26% 30% 55% 45% 50%
Ratio

Cash Turn
-213% -182% -271% -604% -1.823% -962% 10%
Over

Inventory
-0,3% -0,1% -0,4% -4% -10% -7% 12%
to NWC

5.1 Grafik Current Ratio


1

0,8

0,6 PT Indosat Tbk

0,4 PT Telkom Indonesia


(Persero) Tbk
0,2

0
2020 2021 2022

19
5.2 Grafik Quick Ratio

1
0,9
0,8
0,7
0,6
PT Indosat Tbk
0,5
0,4
0,3
0,2
0,1
0
2020 2021 2022

5.3 Grafik Cash Ratio

5.4 Grafik Cash Trun Over

20
5.5 Grafik Inventory to Net Working Capital

Current ratio PT Indosat Tbk pada tahun 2020 dan 2021 adalah 0,4 kali dan
terjadi kenaikan pada tahun berikutnya yaitu tahun 2022 menjadi 0,5 kali. Berbeda
dengan PT Indosat Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk justru mengalami
peningkatan yang lebih baik dari PT Indosat Tbk di tahun yang sama yang mana pada
tahun 2020 current ratio nya sebesar 0,7 kali dan pada tahun 2021 mengalami
peningkatan sebesar 0,9 kali sementara pada tahun 2022 mengalami penurunan yang
tidak terlalu signifikan sebesar 0,8. Maka dapat dikatakan bahwa berdasarkan current
ratio nya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk lebih liquid dibandingkan dengan PT
Indosat Tbk. Namun jika current ratio rata-rata industri adalah sebesar 2 kali, maka
kondisi kedua perusahaan sangat tidak baik mengingat current ratio masing-masing
perusahaan berada dibawah rata-rata industri.
Quick ratio PT Indosat Tbk pada tahun 2020 dan 2021 adalah 0,4 kali sementara
pada tahun berikutnya yaitu tahun 2022 menjadi 0,5 kali. Berbeda dengan PT Indosat
Tbk, PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk justru stagnan dan mengalami peningkatan
yang mana pada tahun 2020 quick ratio nya sebesar 0,7 kali dan pada tahun 2021
sebesar 0,9 kali sementara pada tahun 2022 quick ratio nya sebesar 0,8. Maka dapat
dikatakan bahwa berdasarkan quick ratio nya PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
lebih liquid dibandingkan dengan PT Indosat Tbk. Namun jika quick ratio rata-rata
industri adalah sebesar 1,5 kali, maka kondisi kedua perusahaan sangat tidak baik
mengingat quick ratio masing-masing perusahaan berada dibawah rata-rata industri.
Hasil perhitungan cash ratio PT Indosat Tbk pada tahun 2020 adalah sebesar
8% dan pada tahun 2021 menjadi 13% kemudian pada tahun berikutnya yaitu tahun
2022 mengalami peningkatan yang cukup signifikan menjadi 26%. Sementara hasil
perhitungan cash ratio PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2020 adalah
sebesar 30% dan mengalami peningkatan menjadi 55% pada tahun 2021. Kemudian
untuk tahun 2021 mengalami penurunan menjadi sebesar 45%. Jika cash ratio rata-
rata industri adalah sebesar 50% maka kondisi PT Indosat Tbk dilihat dari cash ratio
nya menunjukkan hasil yang tidak baik selama periode 2019-2021 karena dibawah
rata-rata industri. Sementara kondisi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dilihat dari
cash ratio nya pada tahun 2020 dan 2022 kondisinya tidak baik karena dibawah rata-

21
rata industri. Akan tetapi pada tahun 2021 hasil perhitungan cash ratio PT Telkom
Indonesia (Persero) Tbk sangat memuaskan yaitu sebesar 55%.
Cash turn over atau rasio perputaran kas PT Indosat Tbk dari tahun 2020-2022
secara berturut-turut adalah -213%, -182%, dan -271%. Artinya kondisi PT Indosat
Tbk dilihat dari hasil perhitungan cash turn over nya menunjukkan terjadi
peningkatan pada tahun 2021 dan mengalami penurunan pada tahun 2022. Sementara
rasio perputaran kas PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dari tahun 2020-2022 secara
berturut-turut adalah -604%, -1.823%, dan -962%. Maka dapat disimpulkan bahwa PT
Indosat Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
dilihat dari hasil perhitungan rasio perputaran kasnya. Namun, jika rasio perputaran
kas rata-rata industri adalah sebesar 10% maka kondisi kondisi kedua perusahaan
dilihat dari rasio perputaran kasnya sangat tidak baik karena berada dibawah rata-rata
industri.
Hasil perhitungan inventory to net working capital PT Indosat Tbk pada tahun
2020-2022 secara berturut-turut adalah -0,3%, -0,1%, dan -0,4%. Artinya kondisi PT
Indosat Tbk ditinjau dari hasil perhitungan inventory to net working capital dari tahun
2020 sampai 2022 bersifat naik turun pada nilai -0,3% lalu terjadi penignkatan pada
tahun 2021 menjadi 0,1% kemudian terjadi penurunan pada tahun 2022 menjadi -
0,4%. Sementara hasil perhitungan inventory to net working capital pada PT Telkom
Indonesia (Persero) Tbk secara berturut-turut adalah -0,4%, -10%, dan -7%. Artinya
kondisi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ditinjau dari hasil perhitungan inventory
to net working capital pada tahun 2020 sampai 2022 bersifat turun naik dan terjadi
penurunan yang cukup signifikan pada tahun 2020 yakni menjadi dari -4% menjadi
-10%. Maka dapat disimpulkan bahwa kondisi PT Indosat Tbk lebih baik
dibandingkan dengan kondisi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ditinjau dari hasil
perhitungan inventory to net working capital. Akan tetapi jika inventory to net
working capital rata-rata industri adalah sebesar 12% maka kondisi kedua perusahaan
sangat tidak baik karena berada dibawah rata-rata industri.

6. Kesimpulan
Untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka
pendeknya atau likuiditas suatu perusahaan maka diperlukan suatu perhitungan
current ratio, quick ratio, cash ratio, cash turn over, inventory to net working capital.
Current ratio atau rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau utang yang segera jatuh
tempo. Penghitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara total
aktiva lancar dengan total utang lancar. Quick ratio atau rasio sangat lancar
merupakan merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek) dengan
aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sediaan (inventory). Cash ratio atau rasio
kas merupakan alat yang digunakan untuk mengukur seberapa besar uang kas yang
tersedia untuk membayar utang. Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan kemampuan
22
sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang jangka pendeknya.
Selanjutnya cash turn over atau rasio perputaran kas adalah rasio yang digunakan
untuk mengukur tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan (utang) dan biaya-
biaya yang berkaitan dengan penjualan. Kemudian inventory to net working capital
merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur atau membandingkan antara
jumlah sediaan yang ada dengan modal kerja perusahaan.
Setelah melakukan pengukuran rasio-rasio tersebut dan membandingkan nilai
rasio pada PT Indosat Tbk dengan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. Maka dapat
dilihat dari perhitungan current asset pada tahun 2020-2022 menunjukkan bahwa PT
Telkom Indonesia (Persero) Tbk lebih likuid dibandingkan dengan PT Indosat Tbk.
Current ratio PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk secara berturut-turut adalah 0,7
kali, 0,9 kali, dan 0,8 kali. Sementara current ratio PT Indosat Tbk secara berturut-
turut adalah 0,4 kali, 0,4 kali, dan 0,5. Meskipun PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk
lebih likuid dibandingkan dengan PT Indosat Tbk tetapi kemampuan kedua
perusahaan tersebut dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya sangat tidak baik
karena mengingat current ratio rata-rata industri adalah sebesar 2 kali.
Quick ratio dari PT Indosat Tbk secara berturut-turut adalah 0,4 kali, 0,4 kali,
dan 0,5 kali sementara untuk PT Telkom Indonesia (Persero) adalah sebesar 0,7 kali,
0,9 kali, dan 0,8 kali. Dilihat dari nilai quick ratio pun PT Telkom Indonesia (Persero)
Tbk masih lebih baik dibandingkan dengan PT Indosat Tbk. Tetapi jika meninjau
quick ratio rata-rata industri adalah sebesar 1,5 kali, maka masing-masing perusahaan
harus menjual persediaannya terlebih dahulu untuk membayar utang jangka
pendeknya.
Hasil perhitungan cash ratio PT Indosat Tbk pada tahun 2020 adalah sebesar
8% dan mengalami peningkatan yang cukup signifikan pada tahun 2021 menjadi
13%. Kemudian pada tahun 2021 terjadi peningkatan 26%. Sementara hasil
perhitungan cash ratio PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk pada tahun 2020 adalah
sebesar 30% dan mengalami peningkatan menjadi 55% pada tahun 2021. Kemudian
untuk tahun 2022 mengalami penurunan yang tidak terlalu signifikan menjadi sebesar
45%. Jika cash ratio rata-rata industri adalah sebesar 50% maka kondisi PT Indosat
Tbk dilihat dari cash rationya menunjukkan hasil yang tidak baik selama periode
2020-2022 karena dibawah rata-rata industri. Sementara kondisi PT Telkom Indonesia
(Persero) Tbk dilihat dari cash rationya pada tahun 2020 dan 2022 kondisinya tidak
baik karena dibawah rata-rata industri. Akan tetapi pada tahun 2021 hasil perhitungan
cash ratio PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk sangat memuaskan yaitu sebesar 55%.
Cash turn over atau rasio perputaran kas PT Indosat Tbk dari tahun 2019-2021
secara berturut-turut adalah -213%, -182%, dan -271%. Artinya kondisi PT Indosat
Tbk dilihat dari hasil perhitungan cash turn over nya menunjukkan hasil yang naik
turun secara signifikan setiap tahunnya. Sementara rasio perputaran kas PT Telkom
Indonesia (Persero) Tbk dari tahun 2020-2022 secara berturut-turut adalah -604%,
-1.823%, dan -962%. Artinya pada tahun 2021 mengalami penurunan sebesar
-1.219% dari sebelumnya -604% menjadi -1.823%. Akan tetapi pada tahun 2022
mengalami peningkatan yang begitu signifikan menjadi -962%. Maka dapat
disimpulkan bahwa PT Indosat Tbk lebih baik dibandingkan dengan PT Telkom
23
Indonesia (Persero) Tbk dilihat dari hasil perhitungan rasio perputaran kasnya.
Namun, jika rasio perputaran kas rata-rata industri adalah sebesar 10% maka kondisi
kondisi kedua perusahaan dilihat dari rasio perputaran kasnya sangat tidak baik
karena berada dibawah rata-rata industri.
Hasil perhitungan inventory to net working capital PT Indosat Tbk pada tahun
2020-2022 secara berturut-turut adalah -0,3%, -0,1%, dan -0,4%. Artinya pada tahun
2020 dan 2022 terjadi penurunan yang tidak terlalu signifikan, sedangkan pada tahun
2021 terjadi penurunan signifikan. Sementara hasil perhitungan inventory to net
working capital pada PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk secara berturut-turut adalah
-0,4%, -10%, dan -7%. Artinya kondisi PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ditinjau
dari hasil perhitungan inventory to net working capital pada tahun 2019 ke 2020
terjadi penurunan yang cukup signifikan yakni menjadi -10%. Maka dapat
disimpulkan bahwa kondisi PT Indosat Tbk lebih baik dibandingkan dengan kondisi
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ditinjau dari hasil perhitungan inventory to net
working capital. Akan tetapi jika inventory to net working capital rata-rata industri
adalah sebesar 12% maka kondisi kedua perusahaan sangat tidak baik karena berada
dibawah rata-rata industri.

24
DAFTAR PUSTAKA

1. Idx.co.id. Laporan Keuangan dan Tahunan. Diakses pada 20 Maret 2023, dari
https://www.idx.co.id/id/perusahaan-tercatat-keuangan-dan-tahunan/
2. Kasmir. 2019. Analisa Laporan Keuangan. Depok : PT RajaGrafindo Persada.
3. Sartono, R. Agus. 2016. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi Edisi 4.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

25

Anda mungkin juga menyukai