Anda di halaman 1dari 5

PT UNILEVER INDONESIA, TBK

Profil
PT Unilever Indonesia Tbk ialah perusahaan Indonesia yang merupakan anak perusahaan dari Unilever.
Perusahaan ini sebelumnya bernama Lever Zeepfabrieken N.V. Unilever Indonesia didirikan pada 5
Desember 1933 sebagai Lever Zeepfabrieken N.V di Jakarta. Selanjutnya perusahaan ini berubah nama
menjadi PT Unilever Indonesia dan melepas 15% sahamnya di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya pada tahun 1981.

Analisa Laporan Keuangan Menggunakan Rasio Solvabilitas


Untuk mengetahui kemampuan PT Unilever Indonesia, Tbk dalam memenuhi semua kewajiban
baik utang jangka pendek ataupun utang jangka panjangnya. Dilakukan dengan metode Rasio
Solvabilitas berupa : Debt to Asset Ratio, Debt to Equity Ratio, Long Term Debt to Equity Ratio,
Times Interest Earned, dan Fixed Charge Coverage. Berikut di bawah ini merupakan komponen
laporan keuangan PT Unilever Indonesia, Tbk dalam mata uang IDR :

Komponen
Laporan 2020 2021 2022
Keuangan
Total Aktiva
Rp 20,534,632 Rp 19,068,532 Rp 18,318,114
(Total Assets)
Total Utang
Rp 15,597,264 Rp 14,747,263 Rp 14,320,858
(Total Debt)
Total Ekuitas
Rp 4,937,368 Rp 4,321,269 Rp 3,997,256
(Equity)
Total Utang
Rp 2,239,728 Rp 2,302,111 Rp 1,878,635
Jangka Panjang
Earning Before
Interest and Tax Rp 10,554,448 Rp 8,756,359 Rp 8,122,793
(EBIT)
Biaya Bunga
Rp 248,790 Rp 184,876 Rp 85,211
(Interest)
Kewajiban Sewa
Rp 959,990 Rp 886,866 Rp 684,026
(Lease)
Earning Before Tax
Rp 9,206,869 Rp 7,679,451 Rp 6,993,803
(EBT)

A. Debt to Asset Ratio


 Tahun 2020
Total Debt
Debt to Asset Ratio = × 100%
Total Assets

15,597,264
= =0,759(76 %)
20,534,632

 Tahun 2021
Total Debt
Debt to Asset Ratio ¿ × 100%
Total Assets

14,747,263
¿ =0,773(77 %)
19,068,532

 Tahun 2022
Total Debt
Debt to Asset Ratio ¿ × 100%
Total Assets

14,320,858
¿ =0,781(78 %)
18,318,114

Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2020 Debt to Asset Ratio sebesar 76% lalu mengalami
kenaikan sebanyak 77% pada tahun 2021. Pada tahun 2022 mengalami kenaikan kembali hingga
menjadi 78%.

Rasio rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan hasil rasio selama periode 2020-2022 kemudian
hasilnya dibagi dengan lama periode yaitu 3 tahun. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan
secara keseluruhan rata-rata Debt to Asset pada PT Unilever Indonesia, Tbk sebesar 77%. Jika
dibandingkan dengan standar industri, yaitu 35% dapat dikatakan bahwa kinerja keuangan
perusahaan kurang baik karena berada di atas 35%, maka dari itu perusahaan tidak mampu
menutupi utang dengan aset yang dimiliki.

B. Debt to Equity Ratio

 Tahun 2020
Total Debt
Debt to Equity Ratio = × 100%
Equity

15,597,264
= =3,159(316 % )
4,937,368

 Tahun 2021
Total Debt
Debt to Equity Ratio = × 100%
Equity

14,747,263
= =3,412(341% )
4,321,269

 Tahun 2022
Total Debt
Debt to Equity Ratio = × 100%
Equity

14,320,858
= =3,582(358 %)
3,997,256

Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2020 Debt to Equity Ratio sebesar 316% lalu mengalami
kenaikan sebanyak 341% pada tahun 2021. Pada tahun 2022 mengalami kenaikan hingga
menjadi 358%

Rasio rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan hasil rasio selama periode 2020-2022 kemudian
hasilnya dibagi dengan lama periode yaitu 3 tahun. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan
secara keseluruhan rata-rata Debt to Asset pada PT Unilever Indonesia, Tbk sebesar 338%.
Dibandingkan dengan standar industri yaitu 80%, menunjukkan bahwa Debt to Asset Ratio
berada di atas standar industri yang dapat diartikan bahwa sumber keuangan perusahaan dibiayai
oleh pemberi utang, bukan oleh sumber keuangan dari perusahaan sendiri.

C. Long Term Debt to Equity Ratio

 Tahun 2020
Total Utang Jangka Panjang
Long Term Debt to Equity Ratio = × 100%
Equity

2,239,728
= =0,453(45 %)
4,937,368

 Tahun 2021
Total Utang Jangka Panjang
Long Term Debt to Equity Ratio = × 100%
Equity

2,302,111
= =0,532(53 % )
4,321,269

 Tahun 2022
Total Utang Jangka Panjang
Long Term Debt to Equity Ratio = × 100%
Equity

1,878,635
= =0,469(47 %)
3,997,256
Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2020 Long Term Debt to Ratio sebesar 45% lalu
mengalami kenaikan sebanyak 53% pada tahun 2021. Pada tahun 2022 mengalamu penurunan
hingga menjadi 47%

Rasio rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan hasil rasio selama periode 2020-2022 kemudian
hasilnya dibagi dengan lama periode yaitu 3 tahun. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan
secara keseluruhan rata-rata Debt to Asset pada PT Unilever Indonesia, Tbk sebesar 48,3%.
Dibandingkan dengan standar industri yaitu 10%, menunjukkan bahwa Long Term Debt to
Equity Ratio berada di atas standar industri yang dapat diartikan bahwa perusahaan memiliki
resiko kerugian yang harus ditanggung karena sumber biaya yang seharusnya digunakan untuk
perputaran persediaan, nantinya harus digunakan untuk membayar angsuran utang.

D. Times Interest Earned

 Tahun 2020
EBIT
Times Interest Earned =
Biaya Bunga( Interest )

10,554,448
= =42 kali
248,790

 Tahun 2021
EBIT
Times Interest Earned =
Biaya Bunga( Interest )

8,756,359
= =47 kali
184,876

 Tahun 2022
EBIT
Times Interest Earned =
Biaya Bunga( Interest )

8,122,793
= =95 kali
85,211

Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2020 Times Interest Earned sebanyak 42 kali lalu
mengalami kenaikan sebanyak 47 kali pada tahun 2021. Pada tahun 2022 kembali mengalami
kenaikan hingga menjadi 95 kali.

Rasio rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan hasil rasio selama periode 2020-2022 kemudian
hasilnya dibagi dengan lama periode yaitu 3 tahun. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan
secara keseluruhan rata-rata Times Interest Earned pada PT Unilever Indonesia, Tbk sebanyak
120,6 kali. Dibandingkan dengan standar industri yaitu 10 kali, menunjukkan bahwa Times
Interest Earned berada di atas standar industri yang dapat diartikan bahwa laba sebelum bunga
dan pajak yang diperoleh dapat digunakan untuk membiayai kembali biaya bunga sebanyak 120
kali dan dianggap baik karena akan mempermudah perusahaan untuk mendapat tambahan
pinjaman di kemudian hari.

E. Fixed Charge Coverage Ratio

 Tahun 2020
EBT + Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa
Fixed Charge Coverage =
Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa

9,206,869+959,990
¿ =8,4 kali
248,790+959,990

 Tahun 2021
EBT + Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa
Fixed Charge Coverage =
Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa

7,679,451+886,866
¿ =8 kali
184,876+ 886,866

 Tahun 2022
EBT + Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa
Fixed Charge Coverage =
Biaya Bunga+ Kewajiban Sewa

6,993,803+ 684,026
¿ =10 kali
85,211+ 684,026

Berdasarkan perhitungan, pada tahun 2020 Fixed Charge Coverage sebesar 8,4 kali lalu
mengalami penurunan sebanyak 8 kali pada tahun 2021. Pada tahun 2022 kembali menurun
hingga menjadi 10 kali.

Rasio rata-rata yang diperoleh dari penjumlahan hasil rasio selama periode 2020-2022 kemudian
hasilnya dibagi dengan lama periode yaitu 3 tahun. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan
secara keseluruhan rata-rata Fixed Charge Coverage pada PT Unilever Indonesia, Tbk sebanyak
8,8 kali. Dibandingkan dengan standar industri yaitu 10 kali, menunjukkan bahwa Fixed Charge
Coverage berada di bawah standar industri yang dapat diartikan bahwa perusahaan hanya
mampu menutupi biaya tetap sebanyak 8,8 kali, hal ini akan menyulitkan perusahaan dalam
mencari tambahan pinjaman di kemudian hari.

Anda mungkin juga menyukai