Anda di halaman 1dari 8

NAMA : LEVIANUS

NIM : 027132101015
KELAS : 5B - ST AKM

Latihan Kasus Rasio Solvabilitas GOTO Tahun 2020 dan 2021


1). Debt to Asset Ratio (Debt Ratio)
2020
Total Utang Rp 9,309,191,000,000
Total Aset Rp 30,108,570,000,000
Debt Ratio 0.31
Debt Ratio (%) 30.92%
Setiap Rp100 pendanaan perusahaan, Rp
Interpretasi 0,31 dibiaya oleh utang dan Rp 99,69
disediakan oleh pemegang saham.
Analisis:
Debt to Asset Ratio merupakan mengukur seberapa besar aktiva perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan
berpengaruh terhadap pengelolaan aktiva. Pada hasil perhitungan diatas jumlah Debt to Asset Ratio pada tahun 2020 dan 2021 berada dibawah
2). Debt to Equity Ratio (DER)
2020
Total Utang Rp 9,309,191,000,000
Total Modal Rp 20,799,379,000,000
DER 0.45
DER (%) 44.76%

Setiap Rp 100,00 modal perusahaan Rp


Interpretasi 0,45 dibiayai dengan utang dan Rp 99,55
disediakan oleh pemegang saham

Analisis:
Deb to Equity Ratio adalah rasio yang membandingkan jumlah utang perusahaan dengan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Dilihat dari
perhitungan diatas bahwa pada tahun 2020 total Debt to Equity Ratio sejumlah 44,76% dan pada tahun 2021 sejumlah 11,59%dimana kedua
tahun tersebut Debt of Equity Ratio perusahaan berada di bawah standar industri (90%). Maka dari perhitungan tersebut, perusahaan pada tahun
2020 dan 2021 berada dalam kondisi yang baik dimana perusahaan GOTO Gojek Tokopedia Tbk memiliki kewajiban utang yang kecil juga.

3). Long Term Debt to Equity Ratio (LTDtER)


2020
Total Utang Jk Panjang Rp 3,545,354,000,000
Total Modal Rp 20,799,379,000,000
LTDtER 0.17
LTDtER (%) 17.05%
Setiap Rp. 100,00 modal perusahaan Rp.
0,17, dibiayai oleh utang jangka panjang
dan Rp.99,83 disediakan oleh pemegang
saham
Analisis:
Berdasarkan data diatas pada perhitungan Long Term Debt to Equity (LTDtER) dijelaskan bahwa pada tahun 2020 PT. Goto dinilai baik,
dikarenakan rasio yang dimiliki berada pada posisi rendah atau dibawah standar industri yaitu 10 kali, artinya bahwa perusahaan Goto memiliki
utang jangka panjang yang relative lebih kecil dari pendanaannya yang mampu menanggung risiko kerugian yang rendah. Sedangkan pada
perhitungan tahun 2021, perusahaan Goto memiliki rasio yang lebih baik lagi karena posisi rasio berada pada posisi lebih rendah dari tahun
2020 atau dibawah standar industri.

4). Times Interes Earned (TIE)


(Metode Tidak Langsung) 2020
Laba Sebelum Pajak -Rp 16,788,657,000,000
Biaya Bunga Rp 186,265,000,000
TIE -89.13
TIE (%) -8913.32%
(Metode Langsung) 2020
Laba Sebelum Bunga dan Pajak -Rp 16,602,392,000,000
Biaya Bunga Rp 186,265,000,000
TIE -89.13
TIE (%) -8913.32%
Interpretasi Pada tahun 2020 perusahaan belum dapat
menutupi biaya bunganya karena setiap 1
rupiah biaya bunga terdapat kerugian
sebesar Rp89,13

Analisis:

Rasio Times Interest Earned merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi biaya bunganya dilihat dari laba
perusahaan sebelum dikurangi beban bunga (beban keuangan dan Beban Pajak. Baik pada tahun 2020 maupun 2021 perusahaan memperoleh
hasil perhitungan rasio negatif karena pada kedua periode perusahaan menderita kerugian. Perusahaan menderita kerugian yang lebih besar di
tahun 2021 yang menyebabkan rasio times interest earned semakin menjauhi standar industri yakni sebesar 10 kali. Hasil perhitungan rasio
menunjukkan angka yang minus yang berarti perusahaan tidak mampu menutupi biaya bunganya dalam satu periode dengan pendapatan
perusahaan di periode tersebut. Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa Times Interest Earned pada tahun 2020 dan 2021 berada di bawah rata-
rata industri (10 kali) artinya kemampuan perusahaan untuk membayar bunga dan biaya lainnya rendah. Hal ini akan menyulitkan perusahaan
untuk memperoleh tambahan pinjaman di kemudian hari karena kepercayaan kreditur terhadap kemampuan perusahaan membayar bunga
menurun.

5). Fixed Charge Coverage (FCC)


2020
Laba Sebelum Pajak -Rp 16,788,657,000,000
Beban Keuangan Rp 186,265,000,000
Kewajiban Sewa/Lease Rp 233,310,000,000
FCC -39.01
FCC (%) -3901%
Pada tahun 2020 perusahaan belum dapat
menutupi biaya tetap karena setiap 1 rupiah
Interpretasi tetap terdapat kerugian sebesar Rp39,01

Analisis:
Rasio FCC tahun 2020 dan 2021 menunjukkan hasil minus artinya perusahaan belum mampu menutupi biaya-biaya tetapnya. Jika rata-rata
industri untuk rasio FCC adalah 10 kali artinya untuk rasio FCC tahun 2020 dan 2021 berada jauh di bawah rata-rata industri namun
menunjukkan adanya sedikit peningkatan. Rasio rendah artinya bisnis dalam keadaan tidak sehat dan sangat beresiko tinggi (perusahaan tidak
mempunyai pendapatan lebih untuk melunasi biaya-biaya tetapnya). Hasil perhitungan rasio menunjukkan angka yang minus yang berarti
perusahaan tidak mampu menutupi biaya tetapnya.
2021
Rp 16,112,589,000,000
Rp 155,137,033,000,000
0.10
10.39%
Setiap Rp100 pendanaan perusahaan, Rp0,10
dibiaya oleh utang dan Rp 99,9 disediakan oleh
pemegang saham.

oleh utang atau seberapa besar utang perusahaan


to Asset Ratio pada tahun 2020 dan 2021 berada dibawah

2021
Rp 16,112,589,000,000
Rp 139,024,444,000,000
0.12
11.59%

Setiap Rp 100,00 modal perusahaan Rp 0,12


dibiayai dengan utang dan Rp 99,88 disediakan
oleh pemegang saham
gan modal yang dimiliki oleh perusahaan. Dilihat dari
% dan pada tahun 2021 sejumlah 11,59%dimana kedua
%). Maka dari perhitungan tersebut, perusahaan pada tahun
kopedia Tbk memiliki kewajiban utang yang kecil juga.

2021
Rp 3,818,896,000,000
Rp 139,024,444,000,000
0.03
2.75%
Setiap Rp. 100,00 modal perusahaan Rp. 0,03,
dibiayai oleh utang jangka panjang dan Rp.
99,97 disediakan oleh pemegang saham

askan bahwa pada tahun 2020 PT. Goto dinilai baik,


stri yaitu 10 kali, artinya bahwa perusahaan Goto memiliki
nggung risiko kerugian yang rendah. Sedangkan pada
posisi rasio berada pada posisi lebih rendah dari tahun

2021
-Rp 22,211,302,000,000
Rp 263,732,000,000
-83.22
-8321.92%
2021
-Rp 21,947,570,000,000
Rp 263,732,000,000
-83.22
-8321.92%
Pada tahun 2021 perusahaan belum dapat
menutupi biaya bunganya karena setiap 1 rupiah
biaya bunga terdapat kerugian sebesar Rp83,21

usahaan dalam memenuhi biaya bunganya dilihat dari laba


pada tahun 2020 maupun 2021 perusahaan memperoleh
gian. Perusahaan menderita kerugian yang lebih besar di
industri yakni sebesar 10 kali. Hasil perhitungan rasio
ya bunganya dalam satu periode dengan pendapatan
st Earned pada tahun 2020 dan 2021 berada di bawah rata-
aya lainnya rendah. Hal ini akan menyulitkan perusahaan
r terhadap kemampuan perusahaan membayar bunga

2021
-Rp 22,211,302,000,000
Rp 263,732,000,000
Rp 754,722,000,000
-20.81
-2081%
Pada tahun 2021 perusahaan belum dapat
menutupi biaya tetap karena setiap 1 rupiah
tetap terdapat kerugian sebesar Rp20,81
m mampu menutupi biaya-biaya tetapnya. Jika rata-rata
1 berada jauh di bawah rata-rata industri namun
n tidak sehat dan sangat beresiko tinggi (perusahaan tidak
an rasio menunjukkan angka yang minus yang berarti

Anda mungkin juga menyukai