Anda di halaman 1dari 7

AKUNTANSI PERBANKAN

ANALISIS KINERAJA BANK BNI 2018-2020


Dosen Pengampu : Rahayu, S.E., M.Sc., Ak.

Kelompok 5 :

Jaiyanti – C1C020061
Desy Safitri – C1C020070
Hari Anugrah – C1C020077
Lia Atthahira Rusadi -C1C020080

AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI BISNIS

UNIVERSITAS JAMBI
1. Pengertian Kinerja Keuangan
Agar perusahaan dapat tetap berjalan sesuai harapan, biasanya manajemen membagi-
bagi tugas, memecah-mecah organisasi perusahaan menjadi divisi-divisi, dan
menetapkan seorang manajer yang bertanggung-jawab untuk setiap divisi tersebut.

Zarkasyi (2014 : 48) bahwa : “Kinerja keuangan merupakan sesuatu yang dihasilkan
oleh suatu organisasi dalam periode tertentu dengan mengacu pada standar yang
ditetapkan.”

2. Pengertian dan Jenis-jenis Rasio Keuangan


Pengertian rasio keuangan dikemukakan oleh Harahap (2014 : 297 ) mengemukakan
bahwa Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu
pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan (berarti).

Untuk lebih jelasnya rasio-rasio tersebut yang digunakan dalam perbankan akan
diuraikan sebagai berikut :
a. LDR (Loan to Deposit)
Merupakan rasio antara kredit dengan dana pihak ketiga. Semakin tinggi rasio ini,
maka akan memberikan indikasi rendahnya kemampuan likuiditas bank yang
bersangkutan. Merujuk pada kebijakan PBI No. 17/11/PBI/2015, LDR
merupakan perbandingan total kredit yang disalurkan dengan total
penerimaan dana. Maka, rumus loan to deposit ratio adalah:
LDR = (Kredit yang Diberikan / Total Dana Yang Diterima) x 100%
Sementara itu, tingkat kesehatan bank berdasarkan rasio LDR
ditetapkan sebagai berikut:
-Batas minimal LDR yang diperkenankan BI adalah 78%.
-Batas maksimal LDR yang diperkenankan BI adalah 92%

b. ROA (Return of Asset)


Return on Assets atau ROA menurut para ahli seperti Kasmir mengungkapkan
bahwa ROA merupakan rasio yang menunjukan hasil (return) atas jumlah aktiva
yang digunakan dalam perusahaan. Rasio ini juga merupakan suatu ukuran
tentang efektivitas manajemen dalam mengelola investasinya. Semakin kecil
(rendah) rasio dari ROA, maka semakin kurang baik demikian pula sebaliknya.
ROA = Laba Bersih Sebelum Pajak/Total Aset x 100%

c. ROE (Return of Equity)


Return On Equity (ROE) merupakan pengukuran penting bagi calon
investor baru, karena investor tersebut dapat mengetahui seberapa
efisiennya sebuah perusahaan menggunakan uang yang di
investasikan tersebut untuk menghasilkan laba bersih
ROE = Laba bersih setelah Pajak / Ekuitas Pemegang Saham.

d. CAR (Capital Adequacy Ratio)


Capital Adequacy Ratio merupakan rasio permodalan yang menunjukkan
kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha
serta menampung kemungkinan risiko kerugian yang diakibatkan dalam
operasional bank.
CAR = Modal/ATMR x 100%

e. NIM (Net Interest Margin)


Net Interest Margin merupakan salah satu rasio keuangan perbankan yang cukup
penting untuk dihitung dan diawasi setiap saat. Hal ini merupakan salah satu rasio
profitabilitas perbankan. Untuk mencari tahu nilai dari Net Interest Margin, kamu
bisa menggunakan sebuah rumus sederhana yang akan mengukur seberapa besar
pendapatan bunga bersih dibandingkan dengan aset produktif perusahaan.
NIM=Pendapatan Bunga/Aktiva Produk

f. BOPO (Beban operasional)


Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional atau yang disingkat BOPO merupakan
rasio profitabilitas perusahaan yang membandingkan beban operasional
dengan pendapatan operasional. BOPO dapat melihat seberapa besar kemampuan perusahaan
dalam mengelola beban operasionalnya. Makin bengkak beban operasional, berarti makin
buruk pengelolaan perusahaan tersebut. 
BOPO=Biaya Operasional/Pendapatan Operasinal x 100%

g. NPL (Non performing Loan)


NPL yang biasa digunakan adalah NPL neto, yakni NPL yang telah disesuaikan.
Penilaian kualitas aset sendiri merupakan penilaian terhadap kondisi aset bank
serta kecukupan manajemen risiko kredit. Hal tersebut berarti NPL merupakan
indikasi tentang adanya masalah dalam bank tersebut, yang apabila tidak segera
diatasi, maka akan membawa dampak buruk bagi bank itu sendiri.
NPL = Total NPL / Total Kredit x 100 %
TABEL ANALISIS KINERJA BNI
NO RASIO 2020 2019 2018 ANALISIS KETENTUAN
BATAS OLEH
BI
1. CAR 16,8% 18,07% 18,88% Pada tahun 2018- Min 8%
(Capital 2020 mengalami
Adequacy penurunan
Ratio) dikarenakan nilai
asset ketimbang
menurut risiko
(ATMR) meningkat
namun tidak
diimbangi dengan
pertumbuhan modal.
2. NPL 4,3% 2,3% 1,9% Pada tahun 2018- Max 5%
(Non 2020 mengalami
performing kenaikan NPL Bruto
Loan) Bruto dikarenakan
beberapa debitur
yang mengalami
masalah cash flow
sebelum pandemic
Covid19 merebak,
setelah pandemic
terjadi arus kas
debitur tersebut
semakin terganggu
dan berkembang
menjadi kredit
macet.
3. NPL 0,9% 1,2% 0,8% Dari total kredit yang Max 5%
(Non disalurkan oleh BNI
Performing pada tahun 2018-
Loan) Netto 2020 mengalami
kredit macet.
4. ROA 0,5% 2,4% 2,8% Penurunan atau Min 1,5%
(Return of penyusutan ROA
Asset) pada tahun 2018-
2020 juga terkendala
pada pendapatan
bunga yang
menurun. Selain itu
penurunannya juga
disebabkan oleh
besarnya
restrukturasi
5. ROE 2,9% 14,0% 16,1% Melemahbya kondisi Min 12%
(Return of ekonomi di Indonesia
Equity) menyebabkan
menurunnya tingkat
laba bersih yang
dihasilkan dari setiap
rupiah dana yang
tertanam dalam
ekuitas. Sehingga
terjadinya penurunan
ROE. pada tahun
2018 samapi 2020
penurunan tingkat
ROE secara terus
menerus tanpa
diambil sebuah
tindakan akan
berpengaruh
terhadap
permodalan bank
dan kinerja bank
dalam mengelola
dana
6. NIM 4,5% 4,9% 5,2% Dari tahun 2018- Min 6%
(Net Interest 2020 mengalami
Margin) penyusutan yang
dipicu oleh
perlambatan
perolehan
pendapatan bunga
bersih dan
peningkatan mitagasi
risiko perseroan
7. BOPO 93,3% 73,16% 70,15% Rasio BOPO terus Max 90%
(Beban meningkat akibat
operasional) pandemic yang
memberikan tekanan
pada pendapatan
bank, terutama
pendapatan bunga
akibat
restrukturisasikredit.
Untuk antisipasinya
dengan menyiapkan
CKPN yang cukup,
dan hal ini yang
menambah beban
operasional
8. LDR 87,3% 91,5% 88,8% Adapun 2019-2020 Min 78%,
(Loan to penurunan batas LDR Max 92%
Deposit) dilakukan untuk
mendorong bank
memperlambat
kredit,batas LDR ini
bertujuan agar
penyaluran kredit
dan [enghimpunan
dana pihak ketiga
berlangsung prudent
Pada tahun 2018 –
2019 terjadi kenaikan
ldr dari 87,3% ke
91,5% yang
diakibatkan kredit
tumbuh lambat atau
rendah, artinya bank
kesulitan likuiditas
untuk mendanai
pertumbuhan kredit.

KESIMPULAN
Setelah dianalisis maka dapat disimpulkan, bahwa :
1. Rasio CAR menurut BI dikatakan sehat jika lebih dari 8%
Tahun 2018 = 18,88 % > Sehat
Tahun 2019 = 18,07% > Sehat
Tahun 2020 = 16,8% > Sehat
2. Rasio NPL (bruto) menurut BI dikatakan sehat jika kurang dari 5%
Tahun 2018 = 1,9% > Sehat
Tahun 2019 = 2,3% > Sehat
Tahun 2020 = 4,3% > Sehat
3. Rasio NPL (netto) menurut BI dikatakan sehat jika kurang dari 5%
Tahun 2018 = 0,8% > Sehat
Tahun 2019 = 1,2% > Sehat
Tahun 2020 = 0,9% > Sehat
4. Rasio ROA menurut BI dikatakan sehat jika lebih dari 1,5%
Tahun 2018 = 2,8% > Tidak sehat
Tahun 2019 = 2,4% > Sehat
Tahun 2020 = 0,5% > Sehat
5. Rasio ROE menurut BI dikatakan sehat jika lebih dari 12%
Tahun 2018 = 16,1% > Tidak sehat
Tahun 2019 = 14,0% > Sehat
Tahun 2020 = 2,9% > Sehat
6. Rasio LDR menurut BI dikatakan sehat jika berkisar antara 6%
Tahun 2018 = 5,2% > Tidak sehat
Tahun 2019 = 4,9% > Tidak sehat
Tahun 2020 = 4,5% > Tidak sehat

7. Rasio BOPO menurut BI dikatakan sehat jika kurang dari 90%


Tahun 2018 = 70,15% > Sehat
Tahun 2019 = 73,16% > Sehat
Tahun 2020 = 93,3% > Tidak sehat
8. Rasio NPL (bruto) menurut BI dikatakan sehat jika kurang dari 78% - 92%
Tahun 2018 = 88,8% > Sehat
Tahun 2019 = 91,5% > Sehat
Tahun 2020 = 87,3% > Sehat

Anda mungkin juga menyukai