Anda di halaman 1dari 14

1.

Jelaskan definisi dari :


a. Definisi Infrastruktur
1). Grigg (1988) mengatakan bahwa infrastruktur adalah sistem fisik yang
menyediakan sarana drainase, pengairan, transportasi, bangunan gedung dan
fasilitas publik lainnya dimana sarana tersebut dibutuhkan untuk dapat
memenuhi berbagai macam kebutuhan dasar manusia baik itu kebutuhan
sosial maupun kebutuhan ekonomi.
2). Kodoatie (2005) mengatakan bahwa infrastruktur adalah sistem yang
menunjang sistem sosial dan ekonomi yang secara sekaligus menjadi
penghubung sistem lingkungan, dimana sistem ini bisa digunakan sebagai
dasar dalam mengambil kebijakan.
3). Stone (1974) mengatakan bahwa infrastruktur adalah berbagai macam fasilitas
fisik yang diperlukan dan dikembangkan oleh beberapa agen publik yang
memiliki tujuan untuk bisa memenuhi tujuan ekonomi dan sosial serta fungsi
pemerintahan dalam hal tenaga listrik, penyediaan air, transportasi,
pembuangan limbah dan pelayanan-pelayanan lainnya yang sama.
Dari ketiga definisi di atas dapat disimpulkan bahwa infrastruktur adalah
sistem fisik berupa sarana drainase, pengairan, transportasi, bangunan gedung dan
fasilitas publik lainnya dimana sarana tersebut dibutuhkan dengan tujuan untuk
memenuhi tujuan ekonomi, sosial dan fungsi pemerintahan.
Sumber :
- Grigg, 1998 Dalam Kodoatie, Robert J. 2005. Pengantar Manajemen
Infrastruktur. Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
- Kodoatie, Robert J. 2005. Pengantar Manajemen Infrastruktur. Pustaka
Pelajar, Yogyakarta.
- American Public Works Associaton (APWA), Stone 1974 dalam Kodoatie,
R.J., 2005)
b. Manajemen Infrastruktur
Manajemen infrastruktur adalah kombinasi dari manajemen, keuangan,
ekonomi, teknik, dan praktik-praktik lain diterapkan pada aset fisik dengan tujuan
menyediakan tingkat yang diperlukan layanan dengan cara yang paling hemat
biaya. Dengan mencakup pengelolaan seluruh siklus hidup (desain, konstruksi,
komisioning, operasi, pemeliharaan, perbaikan, modifikasi, mengganti dan
dekomisioning/pembuangan) dari aset fisik dan infrastruktur operasi serta
memelihara kelestarian aset dalam lingkungan beranggaran terbatas memerlukan
semacam skema prioritas.
Sumber :
- Federal Highway Administration (FHWA). 1997. Proc., Asset Management:
Advancing the State of the Art into the 21st Century through Public-Private
Dialogue, Washington, D.C.)
c. Find and Fix
Find and fix merupakan suatu budaya reaktif dari organisasi untuk melakukan
pemeliharaan atau perbaikan terhadap aset-aset yang sudah menua / rusak dan
dapat dicontohkan sebagai kegiatan menunggu sampai aset rusak terlebih dahulu
lalu baru diperbaiki atau diganti.
Sumber :
- FTA (Federal Transmit Administration) Research. 2012. Asset Management
Guide : Focusing on Management of Our Transit Invenstments. US
Department of Transportation.
- https://pivotaleducation.com/hidden-trainer-area/training-online-
resources/find-and-fix-or-predict-and-prevent/
d. Predict and Prevent
Predict and prevent merupakan suatu budaya proaktif dari organisasi untuk
melakukan antisipasi dan intervensi terhadap aset sebelum aset itu mengalami
kerusakan. Pendekatan ini dapat mengurangi cost dan meningkatkan safety dan
reliability. Pendekatan ini dapat diibaratkan sebagai pencegahan lebih baik
daripada pengobatan.
Sumber :
- FTA (Federal Transmit Administration) Research. 2012. Asset Management
Guide : Focusing on Management of Our Transit Invenstments. US
Department of Transportation.
- https://pivotaleducation.com/hidden-trainer-area/training-online-
resources/find-and-fix-or-predict-and-prevent/.
2. Jelaskan metode valuasi dan penilaian aset yang diketahui.
Valuasi atau penilaian asset merupakan suatu proses pekerjaan seorang penilai dalam
memberikan opini tertulis mengenai nilai ekonomi pada saat tertentu terhadap suatu
asset (standar penilaian Indonesia, 2007). Menurut Richard (1994), Valuasi dan
penilaian aset dibagi menjadi 3 (tiga) pendekatan, antara lain sebagai berikut :
a. Pendekatan discounted cash flow (diskonto arus arus uang tunai); merupakan
pendekatan analisis perhitungan arus kas dimasa datang yang dihasilkan oleh
proyek dengan didiskontokan pada tingkat bunga yang tepat untuk memberikan
perkiraan nilai asset.
b. Pendekatan biaya; merupakan pendekatan yang mempertimbangkan investasi
dalam tenaga kerja dan bahan yang dibutuhkan untuk merakit sebuah proyek yang
memiliki utilitas sebanding dengan proyek dengan subjek yang berkembang saat
ini. Aset dianggap sebagai aset setara jika memiliki utilitas yang sebanding.
c. Pendekatan pasar sebanding; merupakan pendekatan yang menganggap berbagai
faktor secara simultan dan memberikan karakterisasi langsung bagaimana investor
melihat nilai. Dimana pendekatan pasar dapat dipisahkan menjadi dua himpunan
bagian yaitu:
1). Pendekatan pasar modal, dan
2). Pendekatan yang transaksi sebanding
Pendekatan transaksi sebanding meneliti transaksi pasar yang mirip pada fasilitas
energi independen di pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai. Penjualan atau
pembelian proyek listrik swasta diidentifikasi untuk membangun harga pasar
untuk fasilitas ini. Pendekatan transaksi yang sebanding dapat dimanfaatkan untuk
memperkirakan nilai dari fasilitas proyek, saat ini terbatas dalam penerapannya
karena sebagian besar daya transaksi bersifat rahasia, informasi pembelian harga
sulit didapatkan.
Metode penilaian aset juga dijelaskan oleh Sujono (2011), dimana metode penilaian
aset juga dibagi menjadi 3 (tiga) pendekatan anatara lain sebagai berikut :
a. Pendekatan perbandingan penjualan, adalah penilaian yang dilakukan dengan cara
membandingkan antara infrastruktur yang dinilai (subject infrastructure) dengan
infrastruktur pembanding (comparables properties) yang telah diketahui
karakteristik dan nilainya, yang kemudian dilakukan penyesuaiannya (adjustment).
b. Pendekatan biaya, adalah penilaian yang dilakukan dengan mengidentifikasi
bangunan yang akan dinilai yang kemudian dilakukan analisis biaya pembuatan
barunya (reproduction cost new) berdasarkan standart yang berlaku pada tanggal
penilaian dan kemudian dihitung penyusutan/deprisiasi. Kemudian ditambah dengan
harga perhitungan tanah dengan analisis perbandingan tanah sekitarnya.
c. Pendekatan pendapatan, merupakan keuntungan yang dihasilkan terhadap nilai
properties, baik pada saat ini, maupun yang akan datang.
Sumber :
- Richard K, (1994), Valuation Analysis For Independent Power Project, Ellsworth
Journal of Energy Engineering, ASCE. .
- Bambang Sujono, (2011), Penilaian Aset Dalam Sektor Properties, Universitas
Diponegoro, Semarang.
3. Jelaskan pengaruh penurunan kinerja akibat umur fisik dan pelayan aset
mempengaruhi biaya, risiko pada pemangku kepentingan dan bagaimana upaya
peningkatan kinerja dan optimasi dilakukan.
Cara menangani risiko
berupa memindahkan risiko kepada pihak lain untuk mengurangi dampak
terjadinya risiko melalui asuransi dan kontrak kerja kepada pihak ketiga;
mengurangi tingkat kemungkinan terjadinya risiko dengan cara
menambah/meningkatkan kecukupan pengendalian internal yang ada pada proses
bisnis perusahaan; dan mengeksploitasi risiko bila tingkat risiko dinilai lebih
rendah dibandingkan dengan peluang terjadinya peristiwa yang akan terjadi.
Pemilihan cara menangani risiko dilakukan dengan mempertimbangkan biaya dan
manfaat, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan rencana tindakan lebih
rendah dari pada manfaat yang diperoleh dari pengurangan dampak kerugian
risiko.

Menurut (Amaratunga, 2011) Stakeholder adalah kelompok atau individu yang dapat
mempengaruhi kinerja proyek dimana stakeholder merupakan pemerintahan daerah, manajer
proyek, desainer, subkontraktor, pemasok, pengguna dan komunitas.

Menurut (Mohammad & Bee, 2017) Stakeholder memiliki efek langsung terhadap kinerja
proyek pemulihan bencana.

Para ilmuwan dan praktisi telah menyadari pentingnya keterlibatan pemangku kepentingan
untuk mencapai kinerja proyek yang lebih baik dengan meningkatkan atribut stakeholder
dalam mengelola aset.
Selain itu menurut (Christina, et al. 2011) hubungan positif antara pemulihan aset dan kinerja
keuangan diperkuat saat mendapat dukungan yang tinggi dari pemangku kepentingan.
Hubungan positif antara pemulihan aset dan kualitas produk diperkuat saat mendapat
dukungan yang tinggi dari pemangku kepentingan.

Sumber :
 Mohammad Mojtahedi & Bee Lan Oo. (2017). The Impact of Stakeholder Attributes on
Performance of Disaster Recovery Projects: The Case of Transport Infrastructure.
 Christina W.Y. Wong, Kee-hung Lai , T.C.E. Cheng, Y.H. Venus Lun. (2011). The Roles
of Stakeholder Support and Procedure-Oriented Management on Asset Recovery.
 A. K. Parlikad, M. Jafari. (2016). Challenges In Infrastructure Asset Management.

The Role Model of the Management of Infrastructure

Pada dasarnya, technical asset management adalah persoalan manajemen resiko


dimana harus ada keseimbangan antara pengeluaran finansial dan kemungkinan pengurangan
resiko. Objektif ini dicapai jika level resiko yang diterima oleh asset owner akan bertemu
dengan dana minimal dari semua poin dari sistem.
Dibandingkan dengan asset owner, asset manager harus merepresentasikan
minimum cost yang dibutuhkan (OPEX dan CAPEX) dalam proporsi yang tepat namun juga
harus menghadapi permintaan asset owner untuk memaksimalkan profit.
Asset owner bertanggung jawab terhadap terhadap keputusan final, menetapkan
nilai-nilai bisnis, menyediakan petunjuk untuk asset manager dengan memberikan gambaran
tentang asset cost, resiko perusahaan yang akan diterima, serta level performa yang
diharapkan.
Alat pemodelan risiko, yang akan mempertimbangkan risiko dari berbagai
perspektif, misalnya risiko keselamatan, risiko keuangan, risiko operasional, risiko komersial
dan risiko reputasi
Optimasi yang diusulkan untuk mempertimbangkan risiko dari berbagai perspektif,
mis. risiko keamanan, risiko keuangan, risiko operasional, risiko komersial dan risiko
reputasi, mempertimbangkan situasi dan tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan iklim
dan keterbatasan dana.
Studi untuk menyelidiki praktik terkini tentang pengambilan keputusan di bawah
risiko dan ketidakpastian untuk investasi proyek infrastruktur.
Ditemukan bahwa banyak orang Eropa seperti Inggris menggunakan skenario untuk
investigasi dampak risiko dan ketidakpastian investasi proyek.
Analisis
Skenario

Penilaian
Ketidakpastian
dan Resiko

Penilaian
Analisis
Berbasis
Sensitivitas
Probabilitas

Tujuan analisis sensitivitas berfokus pada identifikasi sumber utama


ketidakpastian. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengidentifikasi apakah beberapa
variabel berkontribusi lebih besar ketidakpastian terhadap prakiraan daripada yang lain.
Ketidakpastian didominasi oleh kesalahan peramalan dan bukan kesalahan data atau
kesalahan model.
Identifikasi risiko sosial, lingkungan, politik dan lainnya yang terkait untuk pengambilan
keputusan. Organisasi Pertahanan Australia (2002) telah mengidentifikasi dan
mengklasifikasikan masalah terkait risiko:

(Sumber : PMBOK 3rd edition, 2004)

• Risiko Politik
• Risiko Ekonomi

• Risiko Sosial

• Risiko Budaya

• Risiko Lingkungan

• Risiko Teknologi

• Risiko Pemasok

• Risiko Pelanggan

• Risiko Pengganti

• Risiko Pesaing

• Hambatan terhadap Resiko Masuk

• Risiko Operasional (Sumber Daya Manusia)

• Risiko Operasional (Pelatihan)

• Fleksibilitas dan Risiko Beradaptasi


Pertanyaan 4
Tinjauan kasus.
Anda diminta untuk melakukan kajian dan pada (satu contoh) aset infrastruktur berupa:
1. Teori yang tepat untuk masalah pengelolaan aset infrastruktur
2. Teknologi informasi dalam manajemen aset infrastruktur.
3. Evaluasi manfaat teknik pengelolaan aset infrastruktur yang berbeda saat pengambilan
keputusan berkaitan dengan perawatan.

1. Teori yang tepat untuk masalah pengelolaan aset infrastruktur


Manajemen Aset Infrastruktur Departemen Pekerjaan Umum selain sebagai regulator dan
fasilitator dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia juga mempunyai fungsi dalam
pengelolaan barang milik/kekayaan yang menjadi tanggung jawabnya, sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Presiden R.I. No. 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas,
Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara RI dan Peraturan
menteri pekerjaan umum No. 51/PRT/2005 tentang Rencana Strategis Departemen
Pekerjaan Umum Tahun 2005-2009. Pada dasarnya, tujuan dilaksanakannya pengelolaan
aset tersebut adalah untuk (Siregar, 2004) :
a. Menyediakan layanan yang dibutuhkan Pemerintah dan masyarakat, dengan ketentuan
fokus pada hasil serta tepat penggunaan dan perawatan aset.
b. Optimalisasi potensi layanan yang dihasilkan oleh aset, yang mencakup
pengembangan manajemen aset eksisting dan fleksibilitas aset dengan penggunaan
skala ekonomis.
c. Maksimalisasi nilai aset dengan tetap menjaga nilai dan manfaat sesuai siklus aset,
serta memanfaatkan kerjasama dengan pihak swasta yang terkait.
d. Kontribusi pada pertumbuhan ekonomi dengan menerapkan prinsip right assets in the
right location in the right amounts, dimana pengembangan aset akan meningkatkan
daya saing.

Memenuhi responsibilitas dan akuntabilitas, dengan adanya kejelasan kepemilikan dan


kontrol atas aset serta komunikasi akuntabilitas dan laporan pertanggungjawaban.

Sesuai dengan semangat reformasi di bidang pengelolaan Barang Milik Negara (BMN)
dan sebagaimana tertuang dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 1 Tahun 2004
tentang Perbendaharaan Negara, maka pada dasarnya telah terjadi perubahan paradigma
dalam pengelolaan aset negara, yaitu dari “administratif aset” menjadi “manajemen aset”.
Secara ringkas, pada hakikatnya manajemen aset infrastruktur Pekerjaan Umum dapat
dibagi kedalam 3 aspek krusial sebagaimana disajikan dalam gambar berikut ini :

Gambar 2. Aspek-Aspek dalam Manajemen Aset Infrastruktur


(Diolah dari Siregar, 2004; UU RI No. 1/ 2004; Siregar, 2007)

1. Perencanaan aset, antara lain meliputi kegiatan :


a. Legal audit
Legal audit merupakan satu lingkup kerja manajemen aset yang berupa
inventarisasi status penguasaan aset, sistem dan prosedur penguasaan atau
pengalihan atau penghapusan aset, identifikasi dan mencari solusi atas
permasalahan legal, dan strategi untuk memecahkan berbagai permasalahan legal
yang terkait dengan penguasaan, pengalihan ataupun penghapusan aset.
b. Studi optimalisasi aset
Studi optimalisasi aset bertujuan untuk mengoptimalkan potensi fisik, lokasi, nilai,
jumlah/volume, legal dan ekonomi yang dimiliki suatu aset. Dalam aspek ini, aset
aset infrastruktur diidentifikasi dan dikelompokkan atas yang memiliki potensi
dan tidak memiliki potensi. Aset yang memiliki potensi dapat dikelompokkan
berdasarkan sektor-sektor unggulan yang menjadi tumpuan dalam strategi
pengembangan ekonomi nasional, baik
dalam jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Tentunya kriteria untuk
menentukan hal tersebut harus terukur dan transparan. Sedangkan aset yang tidak
dapat dioptimalkan harus dicari faktor penyebabnya. Apakah faktor permasalahan
legal, fisik, nilai ekonomi yang rendah atau faktor lainnya. Hasil akhir dari tahapan ini
adalah rekomendasi yang berupa sasaran, strategi dan program untuk mengoptimalkan
aset yang dikuasi.
c. Studi kebutuhan/kelayakan aset
Studi kebutuhan/ kelayakan aset bertujuan untuk merencanakan kebutuhan aset serta
untuk menilai kelayakan dari suatu rencana pengadaan aset. Dalam hal ini, dilakukan
studi kelayakan secara menyeluruh, mulai dari segi biaya maupun manfaat aset
2. Penguasaan dan Pemanfaatan aset, antara lain meliputi kegiatan: pengadaan, pengalihan
dan penjualan aset; tata cara penggunaan dan pemeliharaan; penatausahaan; perawatan
(perbaikan) aset; serta penyelesaian seluruh kewajiban yang berkaitan dengan keberadaan
aset. Kegiatan-kegiatan dalam aspek penguasaan dan pemanfaatan aset dilakukan sesuai
peraturan dan ketentuan yang berlaku, antara lain mengacu pada Undang-Undang R.I No. 1
Tahun 2004 tentang perbendaharaan Negara dan Peraturan Pemerintahan R.I No.6 Tahun
2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah.
3. Evaluasi & Monitoring
Evaluasi dan monitoring dapat dikatakan merupakan usaha yang sistematis untuk
menentukan standar yang sesuai dengan sasaran perencanaan, merancang sistem
informasi, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara tujuan
operasional aset dan kenyataan, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan agar tercapai pemanfaatan aset infrastruktur yang optimal. Evaluasi dan
monitoring mempunyai 2 fungsi yang sangat penting, yaitu:
1). Fungsi pemantauan dan motivasi performa
Dengan pemantauan yang baik terhadap semua aset infrastruktur akan memaksa
unsur-unsur pengelola untuk bekerja secara cakap dan jujur, sehingga akan
menjadi motivasi utama untuk mencapai performa yang tinggi.
2). Fungsi manajerial
Untuk menangani permasalahan aset infrastruktur Pekerjaan Umum yang cukup
kompleks, pelaksanaan monitoring dengan sistem informasi yang baik akan
memudahkan para pengambil keputusan untuk segera mengetahui aset-aset
infrastruktur yang memiliki performa buruk, sehingga dapat segera dilakukan
usahakan untuk mengatasi dan memperbaikinya.
3). Kegiatan yang dilakukan dalam aspek evaluasi dan monitoring ini, antara lain
meliputi:
a. Inventarisasi aset
Inventarisasi aset terdiri atas dua aspek, yaitu inventarisasi fisik
dan yuridis/legal. Aspek fisik terdiri atas bentuk, luas, lokasi,
volume/jumlah, jenis, kondisi, alamat dan lain-lain. Sedangkan aspek
yuridis adalah status penguasaan, masalah legal yang dimiliki, batas akhir
penguasaan, dan lain-lain.
Proses kerja yang dilakukan adalah pendataan, kodifikasi/labelling,
pengelompokan dan pembakuan/administrasi sesuai dengan tujuan
manajemen aset.

b. Penilaian (valuation)
Penilaian aset merupakan satu proses kerja untuk melakukan penilaian atas
aset yang dikuasai. Hasil dari nilai tersebut akan dapat dimanfaatkan untuk
mengetahui nilai kekayaan maupun informasi untuk penetapan harga bagi aset
yang ingin dijual.
Disamping itu, penilaian disini juga dapat dilakukan untuk mengetahui kinerja aset
berdasarkan kemanfaatan ekonomis aset.

c.Penyusunan/ pengembangan Sistem


Informasi Manajemen Aset Satu sarana yang efektif untuk kinerja aspek
evaluasi dan monitoring adalah penyusunan/ pengembangan Sistem Informasi
Manajemen Aset (SIMA). Melalui SIMA transparansi kerja dalam
pengelolaan aset sangat terjamin tanpa perlu adanya kekhawatiran akan
evaluasi dan monitoring yang lemah. Dalam SIMA ini kedua aspek itu
diakomodasi dalam sistem dengan menambahkan aspek evaluasi dan
monitoring. Sehingga setiap penanganan terhadap suatu aset infrastruktur
termonitor dengan jelas mulai dari lingkup penanganan hingga siapa yang
bertanggung jawab menanganinya.
4). Pembaharuan (update) data aset
Pembaharuan atau update data aset sangat berguna untuk mendukung
keakuratan data dalam Sistem Informasi Manajemen Aset.

Anda mungkin juga menyukai