Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS INDONESIA

JURNAL PENILAIAN ASET INFRASTRUKTUR


“Governance of IT for Engineering Asset Management”
Haider, A.

TUGAS V
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Tugas Mata Kuliah Manajemen Aset

Filbert Reginald
1606932665

FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL
KEKHUSUSAN MANAJEMEN PROYEK
JAKARTA
OCTOBER 2017
Governance of IT for Engineering Asset Management

1. Definisi Teknologi Informasi Menurut Beberapa Ahli


Haag & Keen (1996) teknologi informasi adalah seperangkat alat yang
membantu anda bekerja dengan informasi dan melakukan tugas-tugas yang
berhubungan dengan proses informasi.
Martin (1999) teknologi informasi tidak hanya terbatas pada teknologi
komputer (perangkat keras dan perangkat lunak) yang digunakan untuk memproses dan
menyimpan informasi, melainkan juga mencakup teknologi komunikasi yang
mengirimkan informasi.
Williams dan Sawyer (2003) teknologi informasi adalah teknologi yang
menggabungkan komputasi (komputer) dengan jalur komunikasi berkecepatan tinggi
yang membawa data, suara dan video.

2. Pentingnya Teknologi Informasi Dalam Manajemen Aset


Di era eksplosif informasi saat ini, penggunaan teknologi informasi untuk
kepentingan aplikasi manajemen aset menjadi sangat penting. Sebagian organisasi
privat, terutama yang berskala besar telah memanfaatkan teknologi informasi dengan
berbagai perangkat lunak (software) manajemen aset yang telah tersedia cukup beragam
dikalangan konsultan penilai aset.
Fungsi perangkat lunak yang ada pada manajemen aset adalah mempermudah
administrasi dari aset dan hubungannya dengan tugas pencatatan. Semua tugas rutin
manajemen termasuk pemeliharaan terhadap kategori aset dan transaksinya seperti
transfer, depresiasi, penghapusan, disposal, evaluasi ulang, dan penyesuaian keuangan
dapat menjadi mudah dengan hanya beberapa klik dan akan sangat menghemat waktu
dan pemakai dapat berkarya.
Jalannya audit, jurnal transaksi, perhitungan dan pencatatan laporan
mendukung dengan mudah rekonsiliasi dan analisis yang transparan sehingga kontrol
aset secara keseluruhan. Selain itu, perangkat lunak manajemen aset juga menyediakan
fungsi dasar untuk membuat keputusan tentang rencana anggaran dan akusisi investasi

1
baru, dimana transparansi memenuhi optimasi yang berkelanjutan dan lebih jauh lagi
terhadap infrastruktur aset.

3. Scope of IT in Asset Management

Gambar 1. Scope IT di dalam Asset Management

Pada teori IT (Information Technology) dalam manajemen aset terdapat 3


(tiga) peran utama yaitu :
1. Information Technology memanfaatkan proses pengumpulan, penyimpanan, dan
analisa informasi untuk menjangkau asset lifecycle process.
2. Information Technology menyediakan kemampuan support dalam pengambilan
keputusan melalui analisa data.
3. Information Technology menyediakan gambaran yang terintegrasi pada manajemen
aset melalui proses dan komunikasi informasi.
Information Technology dalam manajemen aset bertujuan untuk memperbesar
output dari proses manajemen aset melalui pendekatan bottom-up. Pendekatan ini
mengumpulkan dan memproses operational data dari individual assets pada base level,
dan pada higher level menyediakan gambaran yang terkonsolidasi dari keseluruhan
dasar aset (asset base).

2
4. IT Governance For Asset Management

Gambar 2. IT Governance Framework for Asset Management

Gambar di atas mengilustrasikan bahwa kerangka IT based engineering asset


governance merupakan sebuah kerangka berpikir yang menerangkan inti dari proses
manajemen aset dan juga area dimana peran IT berkontribusi. Kerangka ini juga
menerangkan keuntungan-keuntungan yang diperoleh dari pemanfatan IT di dalam
siklus hidup aset.
Kerangka ini membagi siklus hidup aset menjadi 7 (tujuh) persepektif, dimana
setiap persepektif terdiri dari proses yang berkontribusi dengan asset lifecycle
management. Kerangka dimulai dari penilaian kegunaan dan tingkat kematangan dari IT
dalam mapping prioritas kompetitif organisasi menjadi desain aset dan keandalan
support infrastruktur. Selanjutnya kerangka menilai kontribusi dan kematangan IT
melalui 4 (empat) persepektif lainnya sebelum menginformasikan prioritas kompetitif
dari pengelola aset organisasi. Dengan begitu kerangka ini menterjemahkan strategi
manajemen aset menjadi tindakan melalui penggunaan teknologi informasi. Di saat
yang sama, kerangka ini dapat digunakan sebagai kerangka evaluasi untuk menguji

3
peran IT sebagai penterjemah strategis dan juga strategic enabler dari siklus manajemen
aset serta sebagai generative learning. Hal ini berarti tidak hanya digunakan sebagai gap
analysis dari status aktual dan status yang diinginkan dari kontribusi dan kematangan
IT, tetapi juga menilai kebutuhan informasi pada setiap persepektif dan memungkinkan
untuk continuous improvement melalui action yang berorientasi pada evaluation
learning.

5. Redefining Asset Management In The Digital World


CEO berusaha keras untuk meningkatkan pendapatan dan keuntungan serta di
lain sisi juga ingin menyeimbangkan risiko dan kepuasan pelanggan. Mereka dapat
memilih untuk berkompetisi pada core atau niche market, berkompetisi pada harga,
kualitas atau keunikan produk, berkompetisi untuk melakukan inovasi pada produk baru
dan layanan guna menarik minat dan mempertahankan pelanggan. Di saat yang sama
mereka menghabiskan jutaan bahkan miliaran uang untuk desain, pembelian,
operasional, dan decommissioning peralatan serta aset fisik lainnya yang esensial untuk
mencaai tujuan bisnis.
Selanjutnya asset manager bertanggung jawab untuk mensupport strategi CEO
dalam memaksimalkan keuntungan pada aset. Hal ini dilakukan dengan cara optimasi
cost, risk, and performance sehingga pihak manajemen dapat mengeksekusi strategi dan
tujuan serta memenuhi permintaan customer dengan tepat waktu dan tepat kualitas. Hal
ini bukanlah tugas yang mudah, dengan seiring waktu aset semakin menua dan rusak.
Risiko safety baru muncul, biaya modal semakin meningkat dan kegagalan yang tidak
dapat diprediksi muncul meskipun tetap berpegang pada jadwal maintenance yang telah
direkomendasikan.
Arus perkembangan jaman modern memungkinkan untuk pembuatan dan
analisis data dalam jumlah yang sangat besar dibandingkan apa yang ada pada beberapa
tahun silam. Data ini dapat dimanfaatkan untuk mengubah praktik manajemen aset serta
membuat model bisnis dan proses baru.
Bayangkan bila memiliki aliran data dari sensor, mesin, dan aset lainnya yang
terkoneksi melalui IoT (Internet of Things) dan kemudian menganalisanya untuk
mendapatkan transparansi dan pengambilan keputusan secara realtime. Perusahaan

4
dapat berbagi data dan berkolaborasi ke dalam ekosistem mereka melalui asset lifecycle
untuk menghasilkan outcome aset yang lebih baik. Bisa dikatakan ini adalah
transformasi digital dan merupakan masa depan manajemen aset.

6. It’s All About Harnessing The Data


Transformasi digital manajemen aset memastikan bahwa data dan pengetahuan
IT serta OT tersedia pada orang dan waktu yang tepat pada seluruh ekosistem dan
seluruh siklus aset. Data ini yang terintegrasi secara vertical (dari tingkat dasar ke
tingkat atas) dan horizontal (antar departemen dan ekosistem lainnya) merupakan kunci
dari transformasi digital manajemen aset.
Seperti yang terlihat pada gambar 3 di bawah ini, untuk merealisasikan tujuan,
pengumpulan data secara real-time, analisis dan pelaporan data harus muncul ke setiap
asset lifecycle. Dari OEM, EPC company, sampai kepada asset owner dan operator.
Tanggung jawab stakeholder dalam setiap langkah pada asset lifecycle membutuhkan
waktu untuk mengakses data dan informasi sehingga mereka dapat mengambil
keputusan yang akan mengoptimalkan performa aset di saat yang sama juga
menyeimbangkan cost and risk.

Gambar 3. Balancing Cot, Risk, and Performance for ISO 55001 Compliance

5
Dari perspektif IT, hal ini berarti membutuhkan jenis baru solusi pengelolaan
aset. Solusi yang dapat menghubungkan semua stakeholder yang berpartisipasi dalam
asset lifecycle dan membuat data yang sesuai untuk mereka pada waktu yang tepat.

7. Innovations And Trends Shaping Asset Management


Untuk menuju transformasi digital dari manajemen aset, kita harus mampu
untuk menghasilkan, mengumpulkan, dan menganalisa informasi yang dibutuhkan
secara real-time. Hal ini membutuhkan solusi agar kita dapat :
a. Menghubungkan aset (membawa informasi dari sistem operasional dan bisnis
IT/OT Governance).
b. Memprediksi dan mensimulasikan perilaku sistem aset (untuk menghindari
penghentian dan konsekuensi operasional, serta mengetahui pola dari kegagalan dan
menjaga integritas operasional).
c. Berbagi informasi aset dan berkolaborasi (Bertujuan agar dapat mengaktifkan
ekosistem dari OEMs, EPCs, Service Provider, dan Operator; memastikan bahwa
hanya ada satu informasi yang benar dari aset; serta menggunakan business network
untuk mengaktifkan proses integrasi di dalam cloud).

8. Business Context
Trend #1 : Process Harmonization Across Industries
Semakin berkembangnya era globalisasi, perusahaan-perusahaan mulai saling
terkoneksi satu sama lain. Sangat umum bagi pabrikan untuk melakukan pengadaan
material di suatu negara, merakitnya di negara lain, dan mendistribusikan produknya
hasil rakitanya ke seluruh dunia. Produk ini harus memenuhi persyaratan dan standard
safety antarnegara, dimana dibutuhkan proses harmonisasi ke seluruh perusahaan yang
terlibat di dalam product lifecycle.
Trend #2: Holistic Management of Cost, Risk, and Performance
Seperti yang diilustrasikan pada gambar 4 di bawah ini, organisasi harus
mengelola aset terkait cost, risk, and performance secara menyeluruh sehingga mereka

6
dapat fokus dengan cara yang efisien untuk menyeimbangkan operating expenditures
(OPEX), capital expenditures (CAPEX) dan mengoptimalkan asset lifecycle cost.

Gambar 4. Managing Asset-Related Cost, Risk, and Performance Holistically


Across the Organization

Trend #3: Collaboration throughout the Asset Lifecycle


Perusahaan dengan banyak aset berusaha untuk berkolaborasi besar antara
EPC, OEM, service provider, dan operator di seluruh asset lifecycle. Dengan begitu
perusahaan dapat menyadari optimasi aset pada level yang lebih tinggi.
Trend #4: User Empowerment
Salah satu indikator utama tingkat kematangan manajemen aset yaitu seberapa
mudah bagi praktisi dan para pengambil keputusan untuk mengakses segala informasi
yang mereka butuhkan. Kapan dan dimana mereka membutuhkannya dan tersedia
dalam format yang siap pakai. Hal ini menuntut sebuah platform IT yang andal.
Informasi up-to-date dapat mudah diakses dan dibagi ke semua stakeholder.

9. Technology Inovation
Trend #1: Internet of Things
Hari ini, manajemen aset tidak hanya terbatas pada teknologi yang digunakan
untuk menghubungkan aset fisik kepada sistem IT bisnis. Mesin tidak hanya berbicara
kepada mesin lainnya (M2M) tetapi juga sistem bisnis yang menggunakan internet
protocol (IP).Sebagai hasilnya setiap aset dapat menjadi bagian dari IoT dan di saat
yang sama aset semakin cerdas dan capable.Sebagai contoh, aset dapat
mengindikasikan status saat ini maupun yang telah lampau, menghasilkan peringatan

7
ketika maintenance dibutuhkan, mengirim failure code, dan di beberapa kasus dapat
memperkirakan ketika failure sepertinya akan mucul, semua dengan mengunakan
algoritma tersendiri.
Trend #2: Big Data and Analytics
Perusahaan dengan banyak aset sehingga untuk mengumpulkan data dalam
jumlah yang sangat banyak selama asset lifecycle perlu dilakukan. Diperkirakan pada
tahun 2020 terdapat 50 sampai 200 milyar alat yang terkoneski dengan internet, dan
banyak dari data ini yang dibagi kepada jaringan bisnis.
Trend #3: Cloud Computing
a. Fast implementation time, providing quick access to functionality.
b. Reduced IT effort, because hardware and software operation and maintenance are
the provider’s responsibility.
c. Flexibility with subscription pricing.
d. Scalability to support changing business needs and growth.
Trend #4: Mobile Solutions
Pekerja dapat mengakses informasi, best practice, requirement, dan bahkan
visualisasi dari perakitan, langkah-langkah perbaikan, dan prosedur dimana saja dan
kapan saja. Solusi mobile asset management dapat membantu mengurangi kecelakaan
kerja, mengurangi pemadaman, meningkatkan kualitas pekerjaan dan waktu pakai aset,
memperpendek siklus kerja, dan meningkatkan kepuasan pengguna.
Trend #5: Augmented and Virtual Reality
Dapat memberikan visualisasi 3D yang dapat memberikan informasi yang
lebih detail lagi.
Trend #6: Predictive Maintenance and Condition Monitoring
Predictive maintenance membutuhkan monitoring yang berkelanjutan dari
aset. Termasuk analisa data yang besar dari aset. IoT membuat hal ini mungkin. Karena
dengan IoT memungkinkan perusahaan untuk terhubung dan berinteraksi dengan aset
tanpa penghalang, secara real-time, dimanapun berada. Predictive maintenance
meningkatkan kondisi monitoring yang alami yang telah digunakan bertahun-tahun
untuk mendeteksi gejala failure secara dini guna diadakannya maintenance dan
mencegah kerusakan. Tujuan dari predictive maintenance yaitu untuk menentukan

8
jadwal optimal maintenance aset dan juga mengeliminasi maintenance yang tidak
diperlukan tanpa mempengaruhi masa hidup dan kesehatan aset.

Trend #7: Business Networks


Bayangkan sebuah platform IoT berbasis cloud menghubungkan semua aset
dan stakeholder dalam ekosistem. Dan sekarang visualisasikan sebuah aplikasi yang
berjalan dalam platform kolaborasi ini untuk menyederhanakan maintenance dan
meningkatkan kooperasi untuk tugas yang rumit. Tambahkan fungsi analisis untuk
menginpirasikan inovasi untuk pengelolaan aset sebagai servis atau mendesain ulang
berdasarkan performa aset. Ini adalah kekuatan dari business networks untuk
perusahaan dengan aset yang banyak.

- Finish -

Sumber :
Haider, A. (2010) “Governance of IT for Engineering Asset Management.”,
Engineering Asset Management and Infrastructure Sustainability, WCEAM 2010, pp.
299-314.
Fanggidae, A. (2014), “Pengaruh Perkembangan Teknologi Informasi Terhadap
Manajemen Aset”, Makalah manajemen aset, Akutasi Sektor Publik, Politeknik Negeri
Kupang.
Kruger, A .(2016), “Digital Transformation of Asset Management”, SAP

Anda mungkin juga menyukai