Anda di halaman 1dari 20

RINGKASAN MATERI KULIAH

MANAJEMEN SISTEM INFORMASI DAN SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN HOTEL

Disusun Oleh:
Kelompok 4
I Wayan Dodit Astawa (2007531179)
Indra Ali Wijaya (2007531195)

Adriel Baringin Lombardi Montana Siahaan (2007531227)

Anak Agung Ngurah Sidhi Mantra Gunadita (2007531280)


I Gde Made Dhiyo Mahautama (2007531283)

Dosen Pengampu :
Dr. Dra. Gayatri., M.Si., Ak., CA.

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2023
A. TEKNOLOGI INFORMASI

Teknologi informasi dapat didefinisikan sebagai suatu teknologi yang


digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun,
menyimpan, dan memanipulasi data dengan berbagai cara dalam rangka menghasilkan
informasi yang berkualitas. Informasi berkualitas merupakan informasi yang relevan,
akurat, dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan
pemerintahan, dan merupakan informasi strategis dalam membuat keputusan. Menurut
Turban et al. (2001), teknologi informasi merupakan suatu fasilitator aktivitas dan proses
organisasi.

Fary (1984) menyatakan bahwa hampir semua pekerjaan di abad 21


membutuhkan komputer dan jaringan komunikasi sehingga akan merugi jika tidak
mampu menggunakan teknologi informasi dan komputer. Palvia dan Zigli (1992)
menjelaskan banyak organisasi menyadari akan cepatnya perubahan lingkungan dan
melihat teknologi informasi tidak hanya sebagai satu set peralatan untuk menghitung,
tetapi juga sebagai alat yang membawa organisasi ke arah perkembangan dan
kemakmuran.

Sekarang ini adalah era informasi. Informasi dalam jumlah sangat besar telah
tersedia melalui komputer-komputer canggih dan dihubungkan dengan jaringan
komunikasi berkecepatan tinggi, seperti internet, WAN (Wide Area Networks), dan LANs
(Local Area Networks). Kecepatan pada perubahan lingkungan bisnis telah mendorong
suatu kebutuhan teknologi. Teknologi baru memungkinkan suatu organisasi menjadi
kuat, terakses, dan lebih fleksibel.

Beberapa dekade terakhir, Sistem Informasi Akuntansi (SIA) tersajikan dalam


model dan pendekatan berbeda. Setiap model berkembang dari penyempurnaan atas
kekrangan dari model- model sebelumnya. Hal menarik dari evolusi model system
informasi akuntansi adalah model lama tidak segera tergantikan dengan model atau
teknik-teknik terbaru. Re-generasi model atau system akan memasuki organisasi
berbeda dan bisa hadir bersama-sama dalam satu organisasi atau perusahaan.
Akuntan modern harus memahami dan mengenal secara baik sistem operasional
perusahaan (proses bisnis) dan memahami pendekatan SIA yang diaplikasikan di
organisasi atau perusahaan. Ada lima model pendekatan untuk memahami SIA di
perusahaan dan hotel khususnya, yaitu:

1. Model Proses Manual

Model proses manual merupakan model tertua dan tradisional dari SIA.
Model proses manual terbentuk dari peristiwa-peristiwa fisik, sumber daya, dan
personil yang terjadi pada proses bisnis perusahaan. Tugas-tugas pemesanan
bahan, pengambilan pesanan, penyimpanan bahan bahan baku, pengolahan
bahan baku, pengiriman barang jadi kepelanggan, pencatatan (record), dan
memelihara pencatatan merupakan inti dari model proses manual. Model proses
manual jarang digunakan dalam praktik karena kemajuan dibidang tehnologi,
komunikasi, dan informasi. Tetapi mempelajari Model proses manual sangat
diperlukan sebelum menguasai model berdasarkan komputer. Keuntungan
mempelajari model proses manual, adalah:
a. Model proses manual membantu memahami hubungan antara SIA
dan bidang akuntansi lainya, seperti pengauditan, perpajakan dan
akuntansi manajemen. Model proses manual SIA membantu
memahami asalnya data, bagaimana data terkumpul, serta bagaimana
dan dimana data digunakan untuk mendukung operasional haran
perusahaan. Proses ini akan memahamakan proses bisnis
perusahaan secara mendalam.
b. Model proses manual akan memudahkan memahami logika proses
bisnis ketika tidak selubungi atau diselimuti oleh teknologi. Informasi
sebagai pemicu dan pendukung atas peristiwa-peristiwa akuntansi
sangat jelas tergambar, seperti pembelian bahan, peyimpanan
digudang, pengolahan bahan, penggajian dan penjualan pada model
proses manual. Karena proses bisnis yang boderless maka
pemafaatan kemajuan teknologi dan komunikasi sangat diperlukan
untuk pengembangan perusahaan.
c. Model proses manual memfasilitasi pemahaman kegiantan kontrol
internal, termasuk pemisahaan fungsi-fungi atau departemen-
departemen, pengawasan, verifikasi independen, jejak audit, dan
control akses di setiap fungsi/departemen/bagian.
2. Model File Mendatar (Flat File)

Model file mendatar (flat file) mendeskripsikan proses bisnis ke bentuk file-file data
individual dan antar file tidak berkaitan atau berdiri sendiri dan tidak terkoneksi.
Pengguna akhir pada perusahaan ini mempunyai file-file data sendiri, dan tidak
menggunakan file-file secara bersama dengan pemakai lainnya. Model file
mendatar (flat file) ini dihasilkan dari pemrosesan data oleh aplikasi-aplikasi yang
berdiri sendiri, bukan dari sistem yang terintegrasi. Tetapi organisasi- organisasi
masa sekarang masih secara luas menggunakan model file mendatar (flat file).
Sebagai contoh bagian akuntansi memerlukan data penjualan ke pelanggan yang
diorganisir dengan akun dan struktur (sortasi) tertentu agar mudah mencari saldo
piutang, menagih piutang, mengelola piutang dagang agar tidak overdue dan
overlimit dan persiapan laporan keuangan (data penjualan dan saldo piutang).

3. Model Database

Model database biasa disebut DataBase Manajement System (DBMS).


Model database (DBMS) merupakan sistem perangkat lunak yang diprogram
untuk mengetahui elemen-elemen data ter-otorisasi dan dapat diakses oleh setiap
pemakai. Pemakai akan mengirim permintaan data ke DBMS, kemudian divalidasi
dan diotorisasi atas akses ke DBMS sesuai tingkat otoritas pemakai atau user.
Jika pemakai meminta data yang tidak sesuai otoritasnya maka akses data akan
ditolak dan sebaliknya. Otorisasi dan otritas adalah isu penting dalam pengawasan
atas pengendalian intern perusahaan.

4. Model REA (Resources, Event, And Agent)

Model REA (resources, event, and agent) mensyaratkan bahwa fenomena


akuntansi dicirikan dengan cara yang konsisten dengan mengembankan perspektif
pemakai majemuk. Model REA (resources, event, and agent) berusaha menyajikan
data akuntansi dan non akuntansi tentang fenomena ekonomi yang dapat dapat
diidentifikasi, ditangkap, dan disimpan dalam satu database relasional.
Ketersediaan data dari perspektif majemuk memungkinkan data-data transaksi
dapat digunakan secara fleksibel dan memungkinkan pengembangan SIA yang
terintegrasi atau terkait antar bagian yang satu dengan bagian yang lain.

5. Model ERP (Enterprise Resource Planning)

Model perencanaan sumber daya (ERP) adalah model sistem informasi


yang memapukan organisasi untuk mengoptimalisasikan dan mengintegrasikan
proses bisnis kunci yang dimiliki. ERP memfasilitasi pemakain database bersama,
arus informasi, dan memperkenalkan praktek-praktek dan proses bisnis umum
kepada seluruh jenjang organisasi.

Sistem ERP sangat kompleks dan aplikasinya memerlukan dana dan waktu yang
cukup besar sehingga jarang perusahaan yang berusa men-design ERP
secara inhouse (membuat sendiri program ERP). Kebanyakan produk ERP
merupakan produk komersial yang disediakan oleh Penyedia Jasa Aplikasi (PJA)
atau Application Service Provider (ASP), seperti: Oracle, Baan, J.D Edwards & Co,
dan PeopleSoft. Inc.
Paket-paket program ERP dijual Penyedia Jasa Aplikasi (PJA) atau
Application Service Provider (ASP) dengan modul-modul tertentu, seperti:
Manajemen Aktiva, Akuntansi Keuangan, Solusi Industri Spesifik, Pemeliharaan
Pabrik, Perencaan Produksi, Manajemen Kwalitas, Penjualan dan Distribusi,
Manajemen Persediaan. Pembelian paket program dengan modul-modul yang
terstandartisasi belum tentu memenuhi kebutuhan organisasi secara tepat. Maka
dari itu manajemen harus berhati-hati untuk memutuskan apakah menggunakan
ERP adalah solusi yang terbaik. Evolusi model-model sistem informasi sangat
diperlukan sebagai dasar untuk memahami proses bisnis, keamanan, kecurangan,
dan isu-isu yang berkaitan system tradisional (manual dan flat file) dan system
database modern (REA dan ERP).

B. SISTEM INFORMASI SESUAI FUNGSI ORGANISASI

Sistem Informasi (SI) adalah suatu sistem yang terdiri dari elemen-elemen
yang saling terkait dan saling berinteraksi dalam mengumpulkan, memproses,
menyimpan, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Fungsi
organisasi adalah tugas- tugas utama yang dilakukan oleh suatu organisasi untuk

mencapai tujuan utamanya. Oleh karena itu, SI harus dapat memenuhi kebutuhan
informasi yang dibutuhkan oleh setiap fungsi organisasi. Ada beberapa fungsi
organisasi yang umumnya ditemukan dalam sebuah organisasi, antara lain :

1) Fungsi Produksi

Fungsi ini bertanggung jawab untuk menghasilkan produk atau jasa yang
akan dijual oleh organisasi. SI yang dibutuhkan untuk fungsi ini adalah SI
produksi, yang memungkinkan perusahaan untuk mengoptimalkan
produksi dan mengatur pengiriman barang atau jasa secara efisien.

2) Fungsi Pemasaran

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mempromosikan dan menjual


produk atau jasa yang dihasilkan oleh organisasi. SI yang dibutuhkan
untuk fungsi ini adalah SI pemasaran, yang dapat membantu organisasi
dalam memasarkan produk atau jasa dengan cara yang efektif dan
efisien.

3) Fungsi Keuangan

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola keuangan


organisasi. SI yang dibutuhkan untuk fungsi ini adalah SI keuangan,
yang dapat membantu organisasi dalam mengelola pembayaran,
akuntansi, dan laporan keuangan.

4) Fungsi Sumber Daya Manusia

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengatur dan mengelola sumber


daya manusia organisasi. SI yang dibutuhkan untuk fungsi ini adalah SI
sumber daya manusia, yang dapat membantu organisasi dalam
mengelola data karyawan, mengatur gaji, manajemen kinerja, dan lain-
lain.

5) Fungsi Pengembangan Produk

Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengembangkan produk baru atau


meningkatkan produk yang sudah ada. SI yang dibutuhkan untuk fungsi
ini adalah SI penelitian dan pengembangan, yang dapat membantu
organisasi dalam mengumpulkan informasi tentang pasar dan
menciptakan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan.

Dalam setiap fungsi organisasi di atas, SI memiliki peran penting dalam


membantu pengambilan keputusan dan meningkatkan efisiensi operasional
organisasi. Selain itu, SI juga dapat membantu organisasi dalam mempercepat
proses bisnis, mengurangi biaya operasional, dan meningkatkan kualitas layanan
yang diberikan kepada pelanggan.

Dalam perspektif akuntansi hotel, sistem informasi (SI) sangat penting


karena dapat membantu hotel dalam mengoptimalkan pengelolaan keuangan dan
informasi operasional. Fungsi organisasi hotel yang paling relevan dengan SI dalam
konteks akuntansi adalah fungsi keuangan. Fungsi keuangan dalam sebuah hotel
mencakup pengelolaan keuangan, akuntansi, dan laporan keuangan. SI yang
dibutuhkan untuk fungsi ini adalah SI keuangan, yang dapat membantu hotel dalam
mengelola pembayaran, akuntansi, dan pelaporan keuangan secara efisien dan
akurat.

SI keuangan dapat membantu hotel dalam melakukan tugas-tugas akuntansi


yang penting, seperti mencatat transaksi keuangan, menghasilkan laporan
keuangan, dan mengelola anggaran dan pengeluaran. Dengan SI keuangan, hotel
dapat meningkatkan efisiensi dan akurasi pengelolaan keuangan, serta
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan dan standar akuntansi. Selain itu, SI
keuangan dapat membantu hotel dalam mengoptimalkan manajemen persediaan
dan pengelolaan biaya operasional. Dengan SI yang terintegrasi, hotel dapat
mengurangi biaya yang terkait dengan pengelolaan persediaan dan
menyederhanakan proses pembelian dan pengeluaran. Hal ini dapat membantu
hotel dalam meningkatkan efisiensi operasional dan mengoptimalkan profitabilitas.

Dalam hal manajemen risiko, SI keuangan juga dapat membantu hotel


dalam mengidentifikasi, mengevaluasi, dan mengelola risiko keuangan yang
mungkin terjadi. Dengan SI keuangan yang terintegrasi, hotel dapat dengan mudah
mengakses informasi keuangan dan melakukan analisis risiko untuk mengambil
keputusan yang tepat. Secara keseluruhan, SI keuangan sangat penting dalam
perspektif akuntansi hotel karena dapat membantu hotel dalam meningkatkan
efisiensi dan akurasi pengelolaan keuangan, mengoptimalkan manajemen
persediaan dan biaya operasional, serta mengelola risiko keuangan. Fungsi
organisasi pada hotel mencakup beberapa bagian penting, di antaranya adalah:

1) Fungsi manajemen umum

Fungsi ini meliputi perencanaan strategis, pengambilan keputusan, dan


pengawasan operasional hotel. Fungsi ini penting untuk menjaga
kelangsungan bisnis hotel, meningkatkan keuntungan, dan memberikan
pengalaman tamu yang optimal.

2) Fungsi akuntansi dan keuangan

Fungsi ini meliputi pengelolaan keuangan, akuntansi, dan pelaporan


keuangan. Fungsi ini penting untuk memastikan keuangan hotel terkelola
dengan baik dan efisien, serta memastikan kepatuhan terhadap
peraturan dan standar akuntansi yang berlaku.

3) Fungsi pemasaran dan penjualan

Fungsi ini meliputi pengembangan strategi pemasaran, promosi, dan


penjualan hotel. Fungsi ini penting untuk memasarkan dan menjual
produk dan layanan hotel dengan efektif, serta meningkatkan jumlah
tamu dan pendapatan hotel.

4) Fungsi operasional

Fungsi ini meliputi pengelolaan operasional hotel, seperti manajemen


persediaan, manajemen aset, dan manajemen tenaga kerja. Fungsi ini
penting untuk memastikan efisiensi dan efektivitas operasional hotel,
serta memastikan pengalaman tamu yang optimal.

5) Fungsi teknologi informasi

Fungsi ini meliputi pengelolaan teknologi informasi hotel, seperti


pengembangan sistem informasi, infrastruktur jaringan, dan pengelolaan
data. Fungsi ini penting untuk memastikan efisiensi dan efektivitas
pengelolaan informasi hotel, serta meningkatkan pengalaman tamu dan
efisiensi operasional hotel.

6) Fungsi sumber daya manusia

Fungsi ini meliputi manajemen tenaga kerja, seperti perekrutan,


pelatihan, dan pengembangan karyawan hotel. Fungsi ini penting untuk
memastikan karyawan hotel terlatih dan berpengalaman, serta
memastikan pengalaman tamu yang optimal. Semua fungsi organisasi ini
saling terkait dan harus terintegrasi dengan baik untuk memastikan
keberhasilan operasional hotel secara keseluruhan. Berikut adalah
contoh sistem informasi yang dapat digunakan dalam masing-masing
fungsi organisasi hotel:

7) Fungsi manajemen umum

Sistem informasi manajemen (MIS) yang dapat digunakan untuk


membantu manajemen hotel dalam pengambilan keputusan,
perencanaan strategis, dan pengawasan operasional hotel. MIS dapat
membantu manajemen hotel dalam mengakses informasi penting yang
dibutuhkan untuk mengelola hotel, seperti laporan keuangan, data
operasional, dan tren pasar.

8) Fungsi akuntansi dan keuangan

Sistem informasi akuntansi (AIS) yang dapat digunakan untuk mengelola


dan melacak transaksi keuangan hotel, seperti pembelian, penjualan,
dan pengeluaran. AIS dapat membantu hotel dalam memastikan
kepatuhan terhadap standar akuntansi yang berlaku, serta membantu
dalam pelaporan keuangan.

9) Fungsi pemasaran dan penjualan

Sistem informasi pemasaran (MIS) yang dapat digunakan untuk


mengembangkan strategi pemasaran, memantau performa penjualan,
dan memantau tren pasar. MIS dapat membantu hotel dalam
mengembangkan kampanye promosi yang efektif, serta memantau
performa kampanye tersebut.

10) Fungsi operasional

Sistem informasi manajemen aset (EAM) dan sistem informasi


manajemen persediaan (SIM) yang dapat digunakan untuk mengelola
aset dan persediaan hotel. EAM dapat membantu hotel dalam
memantau kondisi aset, melakukan pemeliharaan, dan memperpanjang
masa pakai aset. SIM dapat membantu hotel dalam mengelola
persediaan yang ada dan memastikan ketersediaan persediaan yang
cukup untuk memenuhi permintaan tamu.

11) Fungsi teknologi informasi


Sistem informasi manajemen hotel (HMS) yang dapat digunakan untuk
mengelola data operasional hotel, seperti reservasi kamar, check-in, dan
check-out. HMS dapat membantu hotel dalam memastikan keefektifan
proses operasional, serta meningkatkan pengalaman tamu.

12) Fungsi sumber daya manusia

Sistem informasi manajemen sumber daya manusia (HRMS) yang dapat


digunakan untuk mengelola data karyawan, seperti perekrutan,
pelatihan, dan pengembangan. HRMS dapat membantu hotel dalam
memastikan kepatuhan terhadap peraturan tenaga kerja, serta
memantau kinerja karyawan.

C. EDP (ELECTRONIC DATA PROCESSING) DAN SISTEM PENGOLAHAN


TRANSAKSI

EDP merupakan penggunaan teknologi komputer untuk menyelenggarakan


pemrosesan data yang berorientasi pada transaksi di suatu organisasi. Sistem ini
digunakan untuk mengolah data transaksi yang sifatnya rutin. Sistem ini tidak dapat
membantu pekerjaan pihak manajemen yang berkaitan dengan pengambilan
keputusan. Sistem ini hanya bermanfaat untuk meningkatkan ketepat waktuan dan
frekuensi penyajian laporan. Secara fundamental, EDP merupakan aplikasi sistem
informasi akuntansi dalam setiap organisasi. Istilah data processing (DP) sebenarnya
sama dengan EDP. EDP juga dapat dipahami sebagai proses mengumpulkan dan
mengevaluasi data dengan tujuan untuk:

1) Mengamankan harta,

2) Pemeliharaan integritas data,

3) Pencapaian tujuan organisasi secara efektif, dan

4) Penggunaan sumber daya secara efisien.

Data transaksi bisnis dalam setiap organisasi muncul ketika organisasi


tersebut menghasilkan produk atau jasa. Sistem pengolahan transaksi (transaction
processing systems-TPS) merupakan tulang punggung dari sistem informasi yang
dimiliki oleh suatu organisasi, dimana TPS berfungsi memonitor, mengumpulkan,
menyimpan, memproses dan menyebarkan informasi untuk seluruh transaksi bisnis
rutin. TPS merupakan suatu sistem menangkap transaksi-transaksi bisnis yang
terjadi, mencatatnya di dolumen-dokumen dasar, memasukannya ke dalam sistem
informasi dan merekamnya ke basis data dan mengolahnya menjadi informasi.

Tujuan utama TPS adalah menyediakan seluruh informasi dibutuhkan


berdasarkan ketentuan organisasi agar aktivitas bisnis berjalan dengan baik dan
efisien. Secara umum melalui aplikasi program (software), TPS dapat mengolah
transaksi keuangan dan akuntansi serta menghasilkan laporan dari setiap aktivitas
organisasi. Tujuan sistem pemrosesan transaksi:

1) Mencatat setiap transaksi;

2) Mempercepat proses transaksi pada perusahaan;

3) Menyediakan informasi cepat, akurat, dan tepat waktu;

4) Meningkatkan kinerja dan layanan perusahaan.

Sistem pemrosesan transaksi hampir selalu dimiliki oleh perusahaan,


organisasi, dan instansi pemerintah karena di dalam suatu perusahaan atau
organisasi, transaksi selalu terjadi dan setiap transaksi yang terjadi harus dicatat.
Model sistem pemrosesan transaksi terdiri dari:

1) Perangkat input dapat terdiri atas berbagai alat, meliputi komputer,


palmtop (PDA), semua jenistelpon, dan facsimile.

2) Perangkat pemroses terdiri atas program komputer (yang bisa dipasang


di dalam mesin ATM, komputer atau perangkat sejenis).

3) Perangkat keluaran meliputi berbagai jenis monitor (yang dapat


menampilkan gambar atau tulisan), speaker (untuk menampilkan
informasi berbentuk suara atau pesan) atau printer (untuk mencetak
berbagai informasi yang perlu disimpan dalam jangka waktu lebih lama).

4) Berbagai bentuk dokumen yang digunakan untuk menyampaikan


berbagai bentuk informasi kepada manajemen dan pihak lain yang
memerlukan informasi. Sudah tentu masing-masing pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan memerlukan informasi yang
berbeda-beda, sehingga harus diberi informasi yang sesuai dengan
level manajemen yang ada dalam suatu perusahaan.
Inti dari sistem informasi adalah bagaimana mengubah data mentah menjadi
informasi berguna untu pembuatan keputusan. Dalam piramida perusahaan,
terlihat bahwa ada tiga tingkatan pengolahan data menjadi informasi. Tingkat
pertama adalah pada tingkat transaksi, dimana untuk pertama kalinya data
mentah direkam ke dalam perangkat penyimapan komputer (data storage). Proses
ini biasa dinamakan data entry. Tingkat kedua adalah pada saat data dari
berbagai macam sumber, memasuki tahap konsolidasi. Teknologi informasi yang
biasa dimanfaatkan untuk keperluan ini adalah data warehousing, dimana seluruh
daya terkumpul, tersentralisasi, dan dikonsolidasikan satu sama lain di sistem ini.
Jika perusahaan belum mempunyai data warehouse, konsolidasi biasanya
dilakukan secara manual ataupun dengan membuat program-program interface
yang menghubungkan antara beberapa modul yang terpisah. Tingkatan ketiga
adalah pemrosesan data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat atau
berguna bagi pemakainya.

Seorang supervisor perlu mendapatkan ringkasan data transaksi yang


terjadi di divisinya. Ditingkatan manajemen, biasanya terjadi peringkasan lebih
lanjut menjadi informasi sesuai kebutuhan manajer. Ditingkatan yang lebih tinggi,
informasi harus disajikan sedemikian rupa sehingga dapat mendukung proses
pembuatan keputusan. Sistem pada tahap ini dikenal dengan decision support
system. Informasi harus juga tersedia untuk keperluan direktur atau manajer senior.
Ringkasan informasi akan lebih ringkas dan biasanya disediakan oleh sebuah
mekanisme yang dinamakan executif information system.

D. SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BERBASIS TEKNOLOGI PADA INDUSTRI


HOTEL

Konsep sistem informasi terdiri dari enam komponen, yaitu, komponen input,
komponen model,komponen output, komponen teknologi, komponen basis data, dan
komponen control atau pengendalian. Sistem informasi akuntansi adalah sistem
informasi yang dapat mengubah data transaksi bisnis menjadi informasi keuangan
yang berguna bagi pemakainya. Sistem informasi dapat digunakan secara internal dan
eksternal. Secara eksternal, sistem informasi yang ada di perusahaan atau organisasi
ditarik keluar menjangkau ke pelanggan (B2C) dan pemasok perusahaan (B2B).
Pengguna internal informasi akuntansi, yaitu manajemen dan karyawan
sedangkan pengguna eksternal,yaitu investor, kreditor, pemerintah, dan masyarakat
umum. Perkembangan di bidang teknologi komputer dan telekomunikasi telah
membawa perkembangan cepat di bidang pengolahan data menjadiinformasi, seperti
halnya data SIA. Penggunaan internet sebagai jaringan kerja (network), baik secara
intranet dan extranet telah menghubungkan orang dan sumber daya dalam suatu
organisasi serta memungkinkan organisasi bisa berhubungan dengan pemasok, mitra
kerja, dan pelanggan secara lebih efektif. Hubungan ini bisa terealisasi berkat adanya
Penyedia Jasa Aplikasi (PJA) atau Application Service Provider (ASP). ASP adalah
model yang unik dari distribusi perangkat lunak yang memungkinkanpengiriman
aplikasi fungsionalitas melalui internet. Sudah banyak vendor ASP yang menyediakan
jasa jaringan di industry perhotelan seperti :
1) Fidelio-Micro dengan Opera, AremiSoft, Central Point Technologies,
CSS Hotel System dan MSI System yang menggunakan ASP versi
dari penginapan. ASP sebagai vendor sistem informasi penginapan
juga telah menyediakan Central Reservation System (CRS), Point of
Sale System (POSS), serta Procurement and Sales & Catering system.

2) Realta, VHP, Mayoh, Visual1, Galaxy, CLS, dan banyak yang lainnya.

Karena banyaknya vendor yang menyediakan SI di hotel, pada tahun 1996


American Hotel and Motel Association telah meluncurkan proyek The Hospitality
Industry Technology Integratio Standards (HITIS). HITIS ditugaskan untuk
menciptakan standar yang memungkinkan integrasi sederhana dan cepat antarsub-
sistem informasi yang ada di setiap bagian atau departemen sebuah hotel. Dengan
adanya HITIS diharapkan dapat mempercepat proses penggunanaan TI terintegrasi
pada industri hotel dengan biaya rendah.

Sejak tahun 1926, American Hotel and Lodging Association (AH & MA), Hotel
Association of New York (HANYC) telah membuat Uniform System of Account for
the Lodging Industry (USALI). USALI merupakan hasil usaha terorganisir yang
pertama kalinya dan sukses menciptakan suatu sistem akuntansi
pertanggungjawaban dalam industri hotel dan merupakan yang pertama dalam
segala bidang industri.

USALI menurut (AH & LA, 2006) adalah penetapan format standar dan
klasifikasi perkiraan yang dijadikan pedoman bagi individu untuk menyiapkan dan
menyajikan laporan keuangan di industri hotel. Penetapan format standar dan
klasifikasi perkiraan dalam USALI bertujuan membantu pemakai laporan keuangan
internal dan eksternal untuk membandingkan psosisi keuangan dan kinerja operasi
pada jenis kepemilikan yang sama dalam industri hotel. USALI disusun
berdasarkan konsesus dari eksekutif keuangan senior usaha hotel, kantor akuntan
publik, perwakilan dari usaha perhotelan terkemuka, akademisi, dan disesuaikan
GAAP atau Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU) yang berlaku diindustri
hotel.

E. SISTEM MANAJEMEN PENGAMANAN (SMP) HOTEL

Standar manajemen pengamanan dimaksudkan untuk membantu usaha


hotel dalam mengelola secara efektif dan dapat disatukan dengan persyaratan
standar manajemen lainnya. Standar ini juga dapat membantu usaha hotel untuk

mancapai sasaran pengamanan dan kepentingan ekonomi. Persyaratan dari


standar memungkinkan suatu usaha hotel untuk mengembangkan dan menerapkan
suatu kebijakan pengamanan, sasaran pengamanan dan tanggung jawab terhadap
pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan dari risiko keamanan.
Sistem Manajemen Pengamanan (SMP) Hotel dapat dilaksanakan pada semua
hotel Bintang dan non Bintang yang berorientasi komersial baik milik swasta
maupun milik negara. Dasar dari pendekatan standar SMP Hotel tercantum pada
gambar di bawah ini :

Standar SMP Hotel didasarkan pada metodologi yang berlaku umum, seperti
perencanaan, penerapan, pemeriksaan, dan perbaikan. Hal tersebut dijelaskan
sebagai berikut:

1) Kebijakan pengamanan.

Kebijakan ini menetapkan suatu arahan kerangka kerja SMP Hotel dan
komitmen dari seluruh tingkatan dan departemen atau bagian yang ada di
hotel untuk menerapkan sistemmanajemen pengamanan;
2) Perencanaan.

Tahap ini menetapkan suatu sasaran pengamanan dan proses yang


dibutuhkan untuk mencapai hasil sesuai dengan kebijakan pengamanan
hotel;
3) Penerapan

Tahap ini merupakan proses menjabarkan dan melaksanakan kebijakan


pengamanan dan sasaran pengamanan hotel;
4) Pemeriksaan

Tahap pemeriksaaan meliputi pemantauan dan pengukuran proses


pelaksanaan dari kebijakan pengamanan, sasaran pengamanan,
peraturan perundang-undangan dan persyaratan teknis lainnya serta
pelaporan dari hasil;
5) Evaluasi dan tinjauan manajemen

Hal ini merupakan upaya untuk menilai efektifitas dari penerapan SMP
Hotel;

6) Peningkatan

Tahap ini berupaya untuk menetapkan tindakan untuk perbaikan


berkelanjutan kinerja SMP Hotel
Kunci sukses sistem ini bergantung pada komitmen dari setiap tingkatan dan
departemen atau bagian yang ada di usaha hotel, khususnya dari manajemen
puncak. SMP Hotel dapat diaplikasikandalam usaha hotel berguna untuk:

1) Menetapkan sebuah sistem manajemen pengamanan guna memitigasi


atau menurunkan risiko terjadinya gangguan keamanan terhadap pekerja
hotel, para tamu dan pihak terkait lainnya, yang tercakup dalam profil
gangguan keamanan hotel.
2) Menerapkan, memelihara dan melaksanakan perbaikan secara
berkelanjutan terhadap SMP Hotel.
3) Menjamin pelaksanaan kebijakan pengamanan hotel yang telah
ditentukan oleh usaha hotel, dan
4) Menunjukkan kepatuhan terhadap ketentuan pengamanan dengan:

a. Melaksanakan semua peraturan perundangan-undangan keamanan


b. Membuat prosedur keamanan internal usaha hotel.

c. Memberikan konfirmasi tentang pencapaian SMP Hotel kepada pihak-


pihak terkait dan yang telah bekerjasama dengan usaha hotel, seperti:
para pelanggan, komunitas, dan kepolisian setempat.
d. Memberikan konfirmasi bahwa usaha hotel telah melaksanakan SMP
Hotel dan atau dapat disertifikasi oleh Badan Sertifikasi independen
yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan
diregistrasi oleh pihak Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri).

F. SPESIPIKASI PENERAPAN SMP HOTEL


Spesifikasi Penerapan SMP Hotel memiliki 16 (enam belas) elemen yang meliputi

1) Pemeliharaan dan Pembangunan Komitmen Pengamanan Hotel

Usaha hotel wajib memiliki kebjakan pengamanan hotel yang


memetapkan arahan dan kerangka prinsip-prinsip kegiatan yang
lengkap untuk suatu usaha hotel. Kebjakan pengamanan hotel juga
menjadi pedoman untuk menetapkan sasaran pengamanan hotel
sebagai wujud tanggung jawab dan kinerja yang wajib dicapai oleh
usaha hotel.
2) Pemenuhan Persyaratan Peraturan Perundangundangan

Usaha hotel wajb memahami dan menerapkan peraturan perundang-


undangan dan persyaratan teknis lainnya yang terkait dengan
pengamanan hotel.
3) Manajemen Risiko Pengamanan
Ada 7 petunjuk pelaksanan
a. Petunjuk Pelaksanaan Pertams: Memahami Usaha Hotel dan
Melakukan Identifikasi Aset dari Risiko Ancaman dan Gangguan
Keamanan.
b. Petunjuk Pelaksanaan Kedua; Menentukan Resiko Kerugian
dari Suatu Kejadian/Kerawanan.
c. Petunjuk Pelaksanan Ketiga: Menetapkan Tingkat Peluang dari
Risiko Kerugian dan Frekuensi Kejadian.
d. Petunjuk Pelaksanaan Keempat; Menentukan Akibat dari Suatu
Kejadian.
e. Petunjuk Pelaksanaan Kelima: Mengembangkan Pilihan-pilihan
Untuk Mitigasi RisikoKerugian.
f. Petunjuk Pelaksanan Keenam; Studi Kelayakan terhadap Pilihan
Strategi Pengendalian Risiko yang Diterapkan.
g. Petunjuk Pelaksansan Ketujuh; Analis Baya dan Manfat.

4) Tujuan dan Sasaran

Usaha hotel wajib menetapkan tujuan dan sasaran pengamanan yang


terukur dalam rangka melaksınakan kebijakan pengamanan hotel.
5) Program dan Rencana Pengamanan

Usaha hotel waiib menyusun program dan rencana pengamanan vang


berisi pengembangan pengamanan hotel dan strategi kegiatan yang akan
dilaksanakan. Program dan rencana pengamanan hotel wajib
terdokumentasi dan dikomunikasikan kepada para pekerja hotel serta
dipantau, ditinjau ulang. dan dapat diperbaharui apabila dibutuhkan.
6) Pelatihan, Kepedulian, dan Kompetensi Pengamanan

Usaha hotel memastikan bahwa setiap petugas keamanan wajib


memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pelatihan dan pengalaman
yang sesuai dengan peraturan perundangundangan dan
mendokunentasikan bukti pelatihan. Usaha hotel wajib mengidentifikasi
kebutshan pelatihan yang sesuai dengan risiko pengamanan dan SMP
Hotel Pelatihan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dan dilakukan
evaluasi terhadap efektivitas pelaksanan pelatihan.
7) Konsultsi, Komunikasi dan Partisipasi

Usaha hotel wajib menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu


prosedur untuk :

a. melaksanakan komunikasi internal kepada seluruh tingkatan dan


departemen atau bagian yang ada di hotel, pekerja hotel tetap dan
tidak tetap. dan pekerja subkontraktor

b. menerima, mendokumentasikan dan menanggapi komunikasi


dari pihak luar yang terkait

c. adanya partisipasi dari pekerja hotel totap dan tidak tetap, dan
pekerja subkontraktordengan menyusun rencana untuk:
1) pelibatan dalam pengembangan dan peninjauan kebijakan
pengamanan hotel, sasaran pengamanan dan prosedur untuk
mengendalikn risiko keamanan
2) konsultusi perubahan yang menimbukan dampak terhadap risiko
keamanan.
8) Pengendalian Dokumen dan Catatan

Semua dokumen dan data yang memuat informasi penting dari kinerja
operasional SMPHotel, wajb didentifikasi dan dikendalikan.
9) Penanganan Keadaan Darurat

Usaha hotel wajb menetapkan, menerapkan dan memelihara suatu


prosedur penanganan kendaan darurat untuk:
a. mengidentifikasi potensi terjadinya keadaan darurat:

b. menangani situasi darurat; dan

c. petunjuk pelaksanaan untuk tim manajemen krisis (crisis management


team).

10) Pengendalian Proses dan Infrastruktur

Usaha hotel wajib menetapkan dan memelihara perencanuan


pengamanan untuk memastikan efektivitas penerapan dari tindakan
pengendalian untuk mengendalikan risiko keamanan, memenuhi
kebijakan dan sasaran pengamanan hotel, serta memenuhi peraturan
perundangundangan dan persyaratan teknis lainnya.

11) Pemantauan dan Pengukuran Kinerja Pengamanan


Usaha hotel wajib mengidentifikasikan indikator kinerja pengamanan yang
menyeluruh untuk usaha hotel. Indikator kinerja pengamanan hotel
adalah
a. kebijakan pengamanan dan sasuran pengamanan;
b. manajemen risiko yang dimplementasikan dan berjalan efektif;
c. pengalaman dari kegagalan sistem manajemen pengamanan
termasuk terjadinya ancaman seperti pencurian, kehilangan dan lain-lain;
dan
d. kesadaran, pelatihan, komunikasi dan program konsultasi untuk
pekeria hotel dan pihak terkait yang berjalan efektif.
12) Pelaporan, Perbaikan dan Tindakan Pencegahan Ketidaksesuaian
Kegiatan pelaporan, perbaikan dan tindakan pencegahan
ketidaksesuaian meliputi:
a. menstankan proses untuk pemberitahuan: dan
b. menetapkan skala investigasi yang berhubungan dengan potensi atau
gangguan dan ancaman
13) Pengumpulan dan Analisa Data
Statistik atau teori teknik analisa yang didasarkan pada prinsip keilmuan
digunakan untuk:
a. menilai situasi keamanan;
b. investigasi kehilangan atau kegagalan menangani pengamanan; dan
c. membantu mengambil keputusan yang berkaitan dengan
pengamanan
14) Audit SMP Hotel
Audit SMP Hotel adalah proses dimana usaha hotel mengkaji dan
mengevaluasi secara berkelanjutan dari efektiftas pelaksanaan SMP
Hotel. Audit SMP Hotel perlu mempertimbangkan kebiakan pengamanan
hotel, prosedur, kondisi dan penerapanaya di setiap tingkatan dan
departemen atau bagian.
15) Tinjauan Manajemen
Pirmpinan puncak wajib mengkaji penerapan SMP Hotel untuk menilai
penerapan dan pencapaian kebijakan pengamanan serta tujuan
pengamanan. Kajian manajemen harus menetapkan kembali atau
memperbaharui sasaran pengamanan hotel agar sesuai dengan kondisi
di masa mendatang dengan mempertimbangkan perubahan yang
diperlukan dari ke16 (enam belas) clemen SMP Hotel.
16) Pengembangan Secara Berkelanjutan
Usaha hotel wajib terus-menerus memperbaiki keefcktifan SMP Hotel
melalui penerapan kebijakan pengamanan hotel, tujuan pengamanan,
hasil audit, analisis data, tindakan koreksi serta pencegahan dan tinjauan
manajemen.
DAFTAR PUSTAKA
Dodik Arianto, Maria M. Ratna Sari, AAGP Widanaputra. 2018. Akuntansi Perhotelan:
Pendekatan Sistem Informasi Berbasis USALI. Pekalongan: PT. Nasya
Expanding Management.
Widanaputra, AAGP., Suprasto, H Bambang., Ariyanto, Dodik., Sari, Maria M Ratna. 2018.
Akuntansi Hotel (Pendekatan Sistem Informasi berbasis USALI)
Weygandt, J. J., Kieso, D. E., & Kimmel, P. D. (2015). Financial accounting: tools for business
decision making (8th ed.). Wiley

Anda mungkin juga menyukai