ABSTRAKS
Kebutuhan aplikasi dan teknologi informasi akan selalu terus berkembang. Setiap perusahaan pasti
membutuhkan pengembangan aplikasi, dan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya.
Kreavi Informatika Solusindo merupakan perusahaan pengembang aplikasi customized yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dibidang freight forwarding, produksi dan accounting systems.
COBIT merupakan salah satu framework yang sering digunakan oleh para auditor terutama auditor
teknologi informasi. Ini karena COBIT dapat dipakai sebagai alat yang komprehensif untuk menciptakan
tata kelola teknologi informasi pada suatu perusahaan. Hasil dari kajian yang dilakukan adalah
membuat pengukuran kinerja aplikasi customized yang berupa analisa, pemetaan level maturity dan
rekomendasi bagi perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya audit
teknologi informasi dalam perusahaan. COBIT terdiri dari 4 domain, yaitu Planning-Organization (PO),
Acquisition-Implementation (AI), Delivery-Support (DS), dan Monitor-Evaluate (ME).
287
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
288
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang dilakukan dan
tahapan-tahapan penulis dalam mengambil
ataupun memperoleh data dari sumber, mulai
dari survei awal, wawancara dan kuisioner
Gambar 2.3 Framework COBIT Struktral
ditujukan pada Gambar 3.1 Diagram Alir
Penelitian, Gambar 3.2 Diagram Alir
2.3 Generic Maturity Model
Wawancara dan Gambar 3.3 Diagram Alir
Adapun generic maturity model yang
digunakan adalah Kuesioner.
0 Non-existent – tidak ada sama sekali
proses yang terlihat. Perusahaan belum
menyadari bahwa ada masalah yang harus
dikaji.
1 Initial/Ad Hoc – Ada bukti bahwa
perusahaan telah menyadari ada masalah
yang ada dan harus dikaji namun belum
ada standarisasi. Tetapi, ada pendekatan ad
hoc yang cenderung diaplikasikan sesuai
kasus. Pendakatan manajemen secara
umum tidak terstruktur.
2 Repeatable but Intuitive – Proses telah
dikembangkan pada tahap dimana
prosedur yang mirip telah diikuti oleh
bermacam-macam orang yang Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
melaksanakan tugas ini. Tidak ada training
atau komunikasi secara formal tentang
prosedur standard dan tanggung jawabnya
jatuh pada individu. Ada ketergantungan
yang tinggi pada individu dan sering
terjadi error.
3 Defined Process – Prosedur telah
terstandarisasi dan terdokumentasi, dan
komunikasi lewat training. Merupakan
keharusan bahwa proses tersebut harus
diikuti. Tetapi, sedikit deviasi yang terjadi.
Prosedur tersebut tidak rumit tetapi
formalisasi dari practice yang sekarang
4 Managed and measurable – manajemen
memantau dan mengukur kesesuaian
dengan prosedur dan mengambil tindakan
dimana proses terlihat tidak berjalan
efektif. Proses dikembangkan secara Gambar 3.2 Diagram Alir Wawancara
289
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
290
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
291
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
4.1.13 DS13 Mengelola Operasi Gambar 4.1 Maturity Level Pada Domain
Di KIS masalah manajemen operasi seluruhnya Deliver and Support
dipegang oleh senior management. Dan
penentuan prosedur-prosedur dan kebijakan- Dapat dilihat dari Tabel 4.1 Hasil Maturity
kebijakan yang nantinya akan diberlakukan Deliver and Support bahwa rata-rata level
didalam perusahaan ditentukan berdasarkan kematangan Kreavi Informatika Solusindo pada
intuisi dan pengalaman dari senior management tahap ini mendapatkan nilai 2.2 yang berarti
tersebut. Pada tahap ini, KIS kembali perusahaan ini masih dalam jalur yang benar
dihadapkan dengan permasalahan dokumentasi untuk berkembang kedepannya. Nilai terkecil
yang kurang memadai. Dari penjelasan diatas, terdapat pada DS12 itu karena perlindungan
disimpulkan bahwa untuk proses DS13 yaitu fisik perusahaan sangat minim dan lebih kearah
mengelola operasi berada dilevel 2, Repeatable tanggungjawab masing-masing karyawan.
But Intuitive.
292
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
Hasil juga bisa di tunjukkan pada Gambar 4.1 diatas putih. Untuk tahap ini seluruh
Maturity Level Pada Domain Deliver and dokumentasi terbuat dengan cukup baik dan
Support. mudah untuk dilacak apabila terjadi suatu
kesalahan. Dari penjelasan diatas, disimpulkan
4.2 MONITOR AND EVALUATE (ME) bahwa untuk proses ME3yaitu mendapatkan
Tahap ini difokuskan untuk mengetahui jaminan independent berada dilevel 3, Defined
performance manajemen, memonitor Process.
pengendalian internal, pelaksanaan peraturan
dan penyediaan pengelolaan yang terdapat di 4.2.4 ME4 Penyediaan untuk Tatakelola TI
KIS. Ini dikarenakan semua proses teknologi KIS telah menyadari adanya kesadaran terhadap
informasi perlu diawasi dan dievaluasi secara pengelolaan IT. Semua proses-proses yang
berkala guna menjaga kualitas. berhubungan dengan pengelolaan IT dibahas
dan dikomunikasikan bersama-sama, tetapi
4.2.1 ME1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI tetap diputuskan oleh senior management.
Pengawasan pada KIS dilakukan oleh Seluruh teknik-teknik atau metode yang
senior management secara tidak resmi atau digunakan dalam pengelolaan IT semua
informal. Tidak ada perencanaan tertentu dalam berdasarkan intuisi dan pengalaman dari
hal pengawasan dan evaluasi kinerja individu masing – masing personil dari
perusahaan. Dokumentasi dalam tahap ini juga Perusahaan tsb. Dari penjelasan diatas,
tidak ada. Tetapi senior management menyadari disimpulkan bahwa untuk proses ME4 yaitu
pentingnya pengawasan dan evaluasi terhadap penyediaan untuk tatakelola TI berada dilevel 2,
IT performance dan melakukan hal itu dengan Repeatable But Intuitive.
intuisi dan pengalaman-pengalaman pernah
melakukan pengawasan dan evaluasi Berdasarkan analisa keseluruhan diatas,
sebelumnya yang dimiliki oleh senior diperoleh level-level kematangan dari setiap
management. Dari penjelasan diatas, proses yang ada dalam tahap Monitor and
disimpulkan bahwa untuk proses ME1 yaitu Evaluate (ME).
monitor dan evaluasi kinerja TI, berada dilevel
2, Repeatable But Intuitive. Tabel 4.2 Hasil Maturity Monitor and Evaluate
4.2.2 ME2 Monitor dan Evaluasi MONITOR and EVALUATE (ME) Level
Pengendalian Internal ME 1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI 2
KIS menyadari perlunya pengedalian internal Monitor dan Evaluasi Pengendalian
perusahaan. Sehingga senior management perlu ME 2 Internal 2
mengawasi dan mengevaluasi kinerja ME 3 Mendapatkan jaminan independent 3
perusahaan dan terkadang meminta pendapat
dari users atau third-parties. Tetapi prosedur- ME 4 Penyediaan untuk tatakelola TI 2
prosedur dan kebijakan-kebijakan dalam ME Rata-rata 2.3
pengawasan dan evaluasi pengendalian internal
semua ditentukan berdasarkan intuisi dan
pengalaman senior management dalam
mengurus pengendalian internal perusahaan.
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa
untuk proses ME2 yaitu monitor dan evaluasi
pengendalian internal berada dilevel 2,
Repeatable But Intuitive.
293
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016
294