Anda di halaman 1dari 8

Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815

Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

AUDIT TATA KELOLA TI MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA COBIT


PADA DOMAIN DS DAN ME DI PERUSAHAAN
KREAVI INFORMATIKA SOLUSINDO

Johanes Fernandes Andry


Program Studi Sistem Informasi, Fakultas Teknologi Desain, Universitas Bunda Mulia, Jakarta
Jl. Lodan Raya No. 2 Ancol, Jakarta Utara 14430
Telp : (021) 692-9090
Email : jf_andy@kreavindo.com, jandry@bundamulia.ac.id

ABSTRAKS
Kebutuhan aplikasi dan teknologi informasi akan selalu terus berkembang. Setiap perusahaan pasti
membutuhkan pengembangan aplikasi, dan teknologi informasi untuk memenuhi kebutuhan bisnisnya.
Kreavi Informatika Solusindo merupakan perusahaan pengembang aplikasi customized yang bertujuan
untuk memenuhi kebutuhan perusahaan dibidang freight forwarding, produksi dan accounting systems.
COBIT merupakan salah satu framework yang sering digunakan oleh para auditor terutama auditor
teknologi informasi. Ini karena COBIT dapat dipakai sebagai alat yang komprehensif untuk menciptakan
tata kelola teknologi informasi pada suatu perusahaan. Hasil dari kajian yang dilakukan adalah
membuat pengukuran kinerja aplikasi customized yang berupa analisa, pemetaan level maturity dan
rekomendasi bagi perusahaan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan pentingnya audit
teknologi informasi dalam perusahaan. COBIT terdiri dari 4 domain, yaitu Planning-Organization (PO),
Acquisition-Implementation (AI), Delivery-Support (DS), dan Monitor-Evaluate (ME).

Keywords : Audit, Cobit, Delivery-Support (DS), Monitor-Evaluate (ME).

1 Pendahuluan dihasilkannya lebih berkulitas juga, ada satu


1.1 Latar Belakang tahap terakhir yang harus dilakukan, yaitu
Banyaknya perusahaan Teknologi auditing. Auditing adalah suatu proses evaluasi
informasi yang berdiri, makin banyak pula terhadap suatu organisasi, sistem, proses, atau
aplikasi-aplikasi yang beredar diluar sana. produk. Tahap auditing diterapkan guna
Aplikasi-aplikasi yang ditawarkan juga sangat menghilangkan segala keragu-raguan yang ada
bervariasi, mulai dari yang paling murah sampai pada suatu perusahaan terhadap sistem, proses,
yang paling mahal, dari yang paling buruk atau produk yang telah diterapkan didalam
hingga yang paling baik, semua itu banyak perusahaan. Auditing memiliki bidangnya
dipakai oleh perusahaan-perusahaan kecil sendiri-sendiri, mulai dari Teknologi informasi,
hingga besar. Akutansi, Lingkungan, Keuangan, dan
Perusahaan Kreavi Informatika Solusindo sebagainya. Penulis sendiri akan lebih mengarah
adalah salah satu dari sekian banyak perusahaan ke audit teknologi infomasi menggunakan
yang bergerak di bidang development aplikasi pendekatan COBIT. COBIT merupakan salah
atau software customized, yang saat ini satu framework yang sering digunakan oleh para
memfokuskan pada freight forwarding, auditor terutama auditor teknologi informasi. Ini
produksi dan accounting system.Sebuah layanan karena COBIT dapat dipakai sebagai alat yang
Software customized dikatakan baik dan layak komprehensif untuk menciptakan tata kelola
apabila sudah memenuhi standard dan adanya teknologi informasi pada suatu perusahaan.
tata kelola IT yang baik pula serta dilihat dari
keefektifan penggunaan aplikasi dan dilihat dari 1.2 Tujuan Penelitian
kepuasan pengguna dari aplikasi. Dimaksudkan Tujuan dari penelitian ini adalah
agar pelayanan yang diberikan sudah memenuhi mendapatkan gambaran mengenai kinerja dari
standard dan memberikan pelayanan terbaik, tata kelola teknologi informasi di perusahaan
dari paparan yang telah dijelaskan diatas maka Kreavi Informatika Solusindo yang sedang
dirasa perlu untuk adanya penilaian dari aplikasi berjalan saat ini, dengan beberapa aspek yang
yang telah diimplementasikan guna mengetahui diperhatikan seperti: efektivitas (effectiveness),
kepuasan pengguna atau user terhadap aplikasi efisiensi (efficiency), unit fungsional teknologi
yang digunakan untuk kegiatan penunjang informasi pada suatu organisasi, data integrity,
bisnis sehari - hari . saveguarding assets, realibility, confidentiality,
Oleh karena itu, apabila suatu perusahaan availability, dan security.
ingin aplikasi lebih berkualitas lalu data yang

287
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

2. TINJAUAN PUSTAKA Manfaat dari langkah-langkah praktis terbaik


2.1 Audit Sistem Informasi yang dapat diambil tersebut antara lain:
Audit Teknologi informasi pada a. Membantu mengoptimalkan investasi
hakekatnya merupakan salah satu dari bentuk teknologi informasi yang mungkin dapat
audit operasional, tetapi kini audit teknologi dilakukan.
informasi sudah dikenal sebagai satu satuan b. Menjamin pengiriman service.
jenis audit tersendiri yang tujuan utamanya
lebih untuk meningkatkan tata kelola IT. Pada Gambar 2.1 Prinsip dasar dari
Sebagai suatu audit operasional terhadap framework COBIT, dapat dilihat yaitu untuk
manajemen sumber daya informasi, yaitu menyediakan informasi yang diperlukan untuk
efektivitas, efisiensi, dan ekonomis tidaknya mencapai tujuan perusahaan. Perusahaan perlu
unit fungsional sistem informasi pada suatu untuk mengatur dan mengontrol IT resources
organisasi. dengan menggunakan sekumpulan proses yang
Dengan diperkenalkan COBIT, kini tujuan terstruktur untuk mengirimkan service informasi
audit bukan hanya terbatas pada konsep klasik yang diperlukan.
saja, melainkan kini menjadi: efektivitas,
efisiensi, kerahasiaan, keterpaduan,
ketersediaan, kepatuhan pada kebijakan/aturan
dan keandalan sistem informasi. Dalam
pelaksanaannya, jenis audit ini berkembang
dalam beberapa variannya:
a. Pemeriksaaan operasional (operational
audit) terhadap pengelolaan system
informasinya, atau lebih tepatnya/tegasnya
terhadap tata-kelola teknologi informasi
(IT governance),
b. General information review, audit
terhadap sistem informasi secara umum
pada suatu organisasi tertentu,
c. Audit terhadap aplikasi tertentu yang Gambar 2.1 Prinsip Dasar Framework COBIT
sedang dikembangkan (quality assurance
pada tahap system development). Sedangkan pada Gambar 2.2 Boundaries of
Business, General and Application Controls,
2.2 COBIT Framework Framework COBIT menggambarkan antara
COBIT (Control Objectives for business dan aplikasi.
Information and Related Technology) adalah
sebuah framework dan supporting toolset yang
membantu manajer menjembatani jarak antara
tujuan untuk keperluan pengendalian,
permasalahan teknik (technical issue) dan resiko
bisnis serta mengkomunikasikan level
pengendalian kepada stakeholders (IT
Governance Institute, 2005).
COBIT membantu menyokong pengembangan
kebijakan yang jelas dan langkah-langkah
praktis terbaik yang dapat diambil untuk
pengendalian teknologi informasi di seluruh
perusahaan. COBIT dirancang antara lain untuk
mendukung:
a. Manajemen eksekutif dan dewan direksi.
Gambar 2.2 Boundaries of Business, General
b. Bisnis dan manajemen teknologi
and Application Controls
informasi.
c. Pengelolaan, assurance, pengendalian dan
Selain itu pada Gambar 2.3 Framework COBIT
security professionals.
Struktral, secara keseluruhan yang terdiri dari 4
COBIT menyediakan langkah-langkah praktis
domain yatiu PO (Plan & Organized), AI,
terbaik yang dapat diambil dan lebih difokuskan
(Aquire & Implement), DS (Deliver & Support)
pada pengendalian (control), yang selanjutnya
dan ME (Monitor & Evaluated) dan berisi 34
dijelaskan dalam tahap dan framework proses.

288
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

macam proses aktifitas dari domain-domain berkelanjutan dan memberikan practice


tersebut. yang baik. Otomasi dan alat bantu
digunakan dalam cara yang terbatas dan
terpecah-pecah.
 5 Optimised – proses telah dirancang
sampai tingkat pelaksanaan yang baik,
berdasarkan hasil dari pengembangan
berkelanjutan dan maturity modelling
dengan perusahaan lain. IT digunakan
dalam cara terintegrasi untuk
mengotomasikan alur kerja, menyediakan
alat bantu untuk meningkatkan kualitas
dan efektivitas, membuat perusahaan
mudah diadaptasi.

3. METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi penelitian yang dilakukan dan
tahapan-tahapan penulis dalam mengambil
ataupun memperoleh data dari sumber, mulai
dari survei awal, wawancara dan kuisioner
Gambar 2.3 Framework COBIT Struktral
ditujukan pada Gambar 3.1 Diagram Alir
Penelitian, Gambar 3.2 Diagram Alir
2.3 Generic Maturity Model
Wawancara dan Gambar 3.3 Diagram Alir
Adapun generic maturity model yang
digunakan adalah Kuesioner.
 0 Non-existent – tidak ada sama sekali
proses yang terlihat. Perusahaan belum
menyadari bahwa ada masalah yang harus
dikaji.
 1 Initial/Ad Hoc – Ada bukti bahwa
perusahaan telah menyadari ada masalah
yang ada dan harus dikaji namun belum
ada standarisasi. Tetapi, ada pendekatan ad
hoc yang cenderung diaplikasikan sesuai
kasus. Pendakatan manajemen secara
umum tidak terstruktur.
 2 Repeatable but Intuitive – Proses telah
dikembangkan pada tahap dimana
prosedur yang mirip telah diikuti oleh
bermacam-macam orang yang Gambar 3.1 Diagram Alir Penelitian
melaksanakan tugas ini. Tidak ada training
atau komunikasi secara formal tentang
prosedur standard dan tanggung jawabnya
jatuh pada individu. Ada ketergantungan
yang tinggi pada individu dan sering
terjadi error.
 3 Defined Process – Prosedur telah
terstandarisasi dan terdokumentasi, dan
komunikasi lewat training. Merupakan
keharusan bahwa proses tersebut harus
diikuti. Tetapi, sedikit deviasi yang terjadi.
Prosedur tersebut tidak rumit tetapi
formalisasi dari practice yang sekarang
 4 Managed and measurable – manajemen
memantau dan mengukur kesesuaian
dengan prosedur dan mengambil tindakan
dimana proses terlihat tidak berjalan
efektif. Proses dikembangkan secara Gambar 3.2 Diagram Alir Wawancara

289
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

4.1.1 DS1 Menetapkan dan Mengatur


Tingkat Layanan
Dalam hal service levels, KIS selalu
memikirkan pelayanan yang selalu diberikan
kepada konsumen-konsumennya. Setiap terjadi
perubahan ataupun upgrade dari aplikasi yang
mereka buat, maka seluruh konsumen akan
dikabarkan guna untuk meng-update aplikasinya
atau tidak perlu. Beberapa konsumen yang
menjadi prioritas dari KIS juga dapat meng-
customize aplikasi yang mereka beli. Tetapi
sekali lagi itu semua dilakukan berdasarkan
intuisi dan pengalaman dari senior management
dalam menghadapi konsumen. Terlebih KIS
memiliki minimnya dokumentasi secara formal.
Dari penjelasan diatas disimpulkan bahwa untuk
proses DS1 yaitu menetapkan dan mengatur
tingkat layanan, berada dilevel 2, Repeatable
Gambar 3.3 Diagram Alir Kuisioner But Intuitive.
4. PENERAPAN AUDIT KONTROL DI 4.1.2 DS2 Pengaturan Layanan Dengan
PERUSAHAAN Pihak Ketiga
Kreavi Informatika Solusindo (yang Layanan dengan pihak ketiga dalam KIS
selanjutnya akan disingkat dengan KIS) merupakan orang-orang yang bekerja dengan
merupakan perusahaan yang secara bisnis telah KIS tetapi bersifat freelance atau pekerja lepas.
berjalan sejak tahun 2010 melalui divisi Orang-orang yang menjadi pekerja lepas untuk
development telah mempunyai pengalaman KIS merupakan orang-orang yang sudah dikenal
memberikan solusi teknologi informasi dan jasa dan sering melakukan kerja sama dengan KIS,
professional bagi banyak perusahaan di sehingga untuk masalah kekompakan atau
Indonesia mulai dari skala kecil sampai dengan kecocokan kerjasama antara KIS dengan para
besar. Kemampuan dan keberhasilan pekerja lepas sudah terjalin dengan baik. Lalu
perusahaan dalam memberikan solusi tidak untuk masalah dokumentasi perjanjian kerja,
hanya didukung oleh team yang solid dimana penjelasan tentang tanggung jawab, dan lain-
terdiri dari para professional yang sangat lain telah belum terdokumentasi dengan cukup
menguasai dibidangnya tetapi juga dari faktor baik, lebih dominan pada saling percaya. Dari
kerjasama dari client kami yang masih terjalin penjelasan diatas, disimpulkan bahwa untuk
baik sampai dengan saat ini. Dimulai dari proses DS2 yaitu pengaturan layanan dengan
membangun sistem secara tailor made seperti pihak ketiga, berada dilevel 2, Repeatable But
sistem forwarding, produksi dan akutansi. Intuitive.
Bagian ini, penulis akan membahas
general control dengan pendekatan COBIT 4.1.3 DS3 Mengatur Kinerja dan Kapasitas
framework pada KIS. Disini, penulis akan Dalam pengaturan kebutuhan dan kapasitas dari
menganalisa lebih kepada lingkungan yang IT resource yang ada di KIS dilakukan secara
terjadi didalam IT departemen KIS, mulai dari tidak terencana maupun terstruktur, itu semua
karyawan, perlengkapan, keamanan fisik, dilakukan dengan intuisi dan pengalaman dari
regulasi, dan sebagainya. senior management. Tetapi keputusan atau
tindakan yang dilakukan oleh senior
4.1 DELIVER AND SUPPORT (DS) management masih mengarah kepada IT strategi
Tahap ini difokuskan pada actual delivery yang telah ditentukan. Terkadang pengaturan
yang diterapkan didalam KIS, mulai dari dengan cara ini sedikit membahayakan,
layanan, manajemen keamanan, support, contohnya seperti pembelian storage server
manajemen data, fasilitas operasional, dan guna mem-back up data saat kehilangan data
sebagainya. telah terjadi. Dan sekali lagi itu semua terjadi
tanpa ada dokumentasi secara baik. Dari
penjelasan diatas, disimpulkan bahwa untuk
proses DS3 yaitu mengatur kinerja dan

290
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

kapasitas, berada dilevel 2, Repeatable But


Intuitive. 4.1.7 DS7 Mendidik dan Melatih User
Di KIS diberlakukan sistem training secara
4.1.4 DS4 Memastikan Ketersediaan informal atau tidak resmi untuk karyawan KIS.
Layanan Biasanya apabila ada aplikasi baru yang masuk
Untuk pelayanan lanjutan yang diberikan KIS kedalam KIS, maka hal tersebut akan
kepada konsumen, harus berdasarkan dikomunikasikan dengan seluruh karyawan.
kesepakatan bersama antara KIS dengan Sedangkan untuk training kepada users akan
konsumen. Dan untuk aplikasi yang dimiliki bersifat formal dengan perjanjian yang telah
sendiri oleh Perusahaan diatur pelayanannya disepakati oleh kedua belah pihak. Ini dilakukan
oleh individu masing-masing yang berurusan karena hubungan dengan users merupakan
langsung dengan aplikasi tersebut. Tetapi semua hubungan yang murni bisnis dan harus
yang diatas tetap dilakukan berdasarkan dilindungi dengan perjanjian hitam diatas putih.
keputusan senior management dan harus sesuai Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa
dengan IT strategi. Dan semua juga masih untuk proses DS7 yaitu mendidik dan melatih
dilakukan berdasarkan intuisi dan pengalaman user berada dilevel 2, Repeatable But Intuitive.
dari senior management. Dari penjelasan diatas
disimpulkan bahwa untuk proses DS4 yaitu 4.1.8 DS8 Mengelola Bantuan Layanan dan
memastikan ketersediaan layanan, berada Insiden
dilevel 2, Repeatable But Intuitive. Terdapat kesadaran dalam hal service desk
function dan incident management process.
4.1.5 DS5 Memastikan Keamanan System Tetapi pertolongan-pertolongan yang dilakukan
Sistem keamanan telah disadari benar oleh KIS. terhadap pertanyaan users maupun kendala-
Untuk aplikasi-aplikasi yang dibuat oleh KIS kendala users diberikan secara informal
sistem keamanannya dibuat sedemikian rupa berdasarkan atas pengetahuan individu masing-
sehingga sulit untuk ditembus dan selalu di masing karyawan KIS. Tidak ada training dan
protect dengan login ID. Untuk keamanan komunikasi secara formal dalam standar
infrastruktur yang ada di KIS diperlakukan prosedur dan tanggungjawab diserahkan untuk
hampir sama dengan aplikasi-aplikasi yang individu yang bersangkutan. Dari penjelasan
telah dibuat oleh KIS, seperti ID dan password diatas, disimpulkan bahwa untuk proses DS8
pada storage server, wireless, dan lain-lain. yaitu mengelola bantuan layanan dan insiden,
Lalu untuk prosedur dan tanggung jawab berada dilevel 2, Repeatable But Intuitive.
keamanan telah dikomunikasikan dengan baik
ke seluruh karyawan KIS. Dari penjelasan 4.1.9 DS9 Mengatur Konfigurasi
diatas, disimpulkan bahwa untuk proses DS5 Pada tahap ini kebutuhan akan configuration
yaitu memastikan keamanan system, berada management telah diakui dalam KIS, hanya
dilevel 3, Defined Process. manajemen konfigurasi berdasarkan sifatnya,
seperti pemeliharaan inventori, software,
4.1.6 DS6 Identifikasi dan Biaya Tambahan hardware, dan lain-lain telah dikerjakan oleh
Dalam permasalahan pengalokasian dana di KIS individu tertentu didalam perusahaaan. Tetapi
sepenuhnya dipegang oleh senior management, tidak ada standar khusus atau tertulis, standar
tapi senior management juga selalu meminta yang ditetapkan hanya berdasarkan intuisi dan
pendapat kepada tiap individu yang dananya pengalaman senior management dan pada tahap
akan dialokasikan untuk kebutuhan individu ini KIS tidak memiliki dokumentasi yang baik.
tersebut. Di KIS sangat tinggi akan rasa Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa
kejujuran dan kebersamaan, sehingga senior untuk proses DS9 yaitu mengatur konfigurasi,
management memberikan kepercayaan lebih berada dilevel 2, Repeatable But Intuitive.
dalam hal pengalokasian dana untuk kebutuhan
masing-masing individu. Untuk tahap ini 4.1.10 DS10 Mengelola Masalah
terdapat dokumentasi yang baik dan terstruktur. Dalam mengatasi masalah di KIS hanyalah
Tapi dana yang dialokasikan hanya berdasarkan berdasarkan intuisi dan pengalaman dari
intuisi dan pengalaman dari masing-masing individu masing-masing. Tidak ada
individu. Dari penjelasan diatas, KIS dokumentasi maupun prosedur dalam
disimpulkan bahwa untuk proses DS6 yaitu penanganan masalah yang terjadi didalam
identifikasi dan biaya tambahan berada dilevel perusahaan maupun yang terjadi pada
3, Defined Process. perusahaan users. Untuk saat ini metode ini
terbukti lumayan efektif, tetapi mungkin untuk
kedepannya akan menghadapi kendala-kendala

291
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

seperti keluarnya orang penting dalam Berdasarkan analisa keseluruhan diatas,


perusahaan, masalah baru yang belum pernah diperoleh level-level kematangan dari setiap
terjadi, atau kendala lainnya yang dapat terjadi. proses yang ada dalam tahap Deliver and
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa Support (DS) yang dapat dilihat pada tabel
untuk proses DS10 yaitu mengelola masalah, dibawah ini.
berada dilevel 2, Repeatable But Intuitive.
Tabel 4.1 Hasil Maturity Deliver and Support
4.1.11 DS11 Mengelola Data
Didalam KIS data merupakan salah satu hal Delivery and Support (DS) Level
yang paling fatal, ini semua dikarenakan Menetapkan dan mengatur tingkat
DS 1 layanan 2
Perusahaan tersebut selain menjadi IT Pengaturan layanan dengan pihak
Consultant mereka juga menerima outsourcing DS 2 ketiga 2
payroll yang isinya berupa seluruh data-data DS 3 Mengatur kinerja dan kapasitas 2
karyawan yang menggunakan produk mereka.
DS 4 Memastikan ketersediaan layanan 2
Oleh karena itu, data di KIS mendapatkan
perhatian yang lebih, mulai dari disiapkannya DS 5 Memastikan keamanan sistem 3
storage server, satu komputer server guna DS 6 Identifikasi dan biaya tambahan 3
menyimpan data juga, dan lain-lain. Keamanan DS 7 Mendidik dan melatih user 2
data users juga dilindungi oleh perjanjian hitam Mengelola bantuan layanan dan
diatas putih antara KIS dengan para users dan DS 8 insiden 2
untuk keamanan data dalam perusahaan dibuat DS 9 Mengatur konfigurasi 2
sedemikian rupa agar dimudah ditembus oleh DS10 Mengelola masalah 2
parah orang-orang usil. Dan yang mengatur dan DS11 Mengelola data 3
mengawasi seluruh itu semuanya ada ditangan
DS12 Mengelola fasilitas 1
senior management. Dari penjelasan diatas,
disimpulkan bahwa untuk proses DS11 yaitu DS13 Mengelola operasi 2
mengelola data, berada dilevel 3, Defined DS Rata-rata 2.2
Process.

4.1.12 DS12 Mengelola Fasilitas


Untuk masalah perlindungan fisik sebagian
besar merupakan tanggungjawab masing-
masing karyawan KIS. Ini dikarenakan sebagian
besar karyawan menggunakan laptop untuk
bekerja, dan laptop tersebut sering dibawa
pulang guna melanjutkan pekerjaan dirumah.
Untuk masalah dikantor seperti storage server
tidak dilindungi oleh perlindungan fisik apapun.
Didalam perusahaan juga tidak terdapat
perlindungan anti-maling, kebakaran, atau
sejenisnya. Dari penjelasan diatas, disimpulkan
bahwa untuk proses DS12 yaitu mengelola
fasilitas, berada dilevel 1, initial / Ad Hoc.

4.1.13 DS13 Mengelola Operasi Gambar 4.1 Maturity Level Pada Domain
Di KIS masalah manajemen operasi seluruhnya Deliver and Support
dipegang oleh senior management. Dan
penentuan prosedur-prosedur dan kebijakan- Dapat dilihat dari Tabel 4.1 Hasil Maturity
kebijakan yang nantinya akan diberlakukan Deliver and Support bahwa rata-rata level
didalam perusahaan ditentukan berdasarkan kematangan Kreavi Informatika Solusindo pada
intuisi dan pengalaman dari senior management tahap ini mendapatkan nilai 2.2 yang berarti
tersebut. Pada tahap ini, KIS kembali perusahaan ini masih dalam jalur yang benar
dihadapkan dengan permasalahan dokumentasi untuk berkembang kedepannya. Nilai terkecil
yang kurang memadai. Dari penjelasan diatas, terdapat pada DS12 itu karena perlindungan
disimpulkan bahwa untuk proses DS13 yaitu fisik perusahaan sangat minim dan lebih kearah
mengelola operasi berada dilevel 2, Repeatable tanggungjawab masing-masing karyawan.
But Intuitive.

292
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

Hasil juga bisa di tunjukkan pada Gambar 4.1 diatas putih. Untuk tahap ini seluruh
Maturity Level Pada Domain Deliver and dokumentasi terbuat dengan cukup baik dan
Support. mudah untuk dilacak apabila terjadi suatu
kesalahan. Dari penjelasan diatas, disimpulkan
4.2 MONITOR AND EVALUATE (ME) bahwa untuk proses ME3yaitu mendapatkan
Tahap ini difokuskan untuk mengetahui jaminan independent berada dilevel 3, Defined
performance manajemen, memonitor Process.
pengendalian internal, pelaksanaan peraturan
dan penyediaan pengelolaan yang terdapat di 4.2.4 ME4 Penyediaan untuk Tatakelola TI
KIS. Ini dikarenakan semua proses teknologi KIS telah menyadari adanya kesadaran terhadap
informasi perlu diawasi dan dievaluasi secara pengelolaan IT. Semua proses-proses yang
berkala guna menjaga kualitas. berhubungan dengan pengelolaan IT dibahas
dan dikomunikasikan bersama-sama, tetapi
4.2.1 ME1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI tetap diputuskan oleh senior management.
Pengawasan pada KIS dilakukan oleh Seluruh teknik-teknik atau metode yang
senior management secara tidak resmi atau digunakan dalam pengelolaan IT semua
informal. Tidak ada perencanaan tertentu dalam berdasarkan intuisi dan pengalaman dari
hal pengawasan dan evaluasi kinerja individu masing – masing personil dari
perusahaan. Dokumentasi dalam tahap ini juga Perusahaan tsb. Dari penjelasan diatas,
tidak ada. Tetapi senior management menyadari disimpulkan bahwa untuk proses ME4 yaitu
pentingnya pengawasan dan evaluasi terhadap penyediaan untuk tatakelola TI berada dilevel 2,
IT performance dan melakukan hal itu dengan Repeatable But Intuitive.
intuisi dan pengalaman-pengalaman pernah
melakukan pengawasan dan evaluasi Berdasarkan analisa keseluruhan diatas,
sebelumnya yang dimiliki oleh senior diperoleh level-level kematangan dari setiap
management. Dari penjelasan diatas, proses yang ada dalam tahap Monitor and
disimpulkan bahwa untuk proses ME1 yaitu Evaluate (ME).
monitor dan evaluasi kinerja TI, berada dilevel
2, Repeatable But Intuitive. Tabel 4.2 Hasil Maturity Monitor and Evaluate

4.2.2 ME2 Monitor dan Evaluasi MONITOR and EVALUATE (ME) Level
Pengendalian Internal ME 1 Monitor dan Evaluasi Kinerja TI 2
KIS menyadari perlunya pengedalian internal Monitor dan Evaluasi Pengendalian
perusahaan. Sehingga senior management perlu ME 2 Internal 2
mengawasi dan mengevaluasi kinerja ME 3 Mendapatkan jaminan independent 3
perusahaan dan terkadang meminta pendapat
dari users atau third-parties. Tetapi prosedur- ME 4 Penyediaan untuk tatakelola TI 2
prosedur dan kebijakan-kebijakan dalam ME Rata-rata 2.3
pengawasan dan evaluasi pengendalian internal
semua ditentukan berdasarkan intuisi dan
pengalaman senior management dalam
mengurus pengendalian internal perusahaan.
Dari penjelasan diatas, disimpulkan bahwa
untuk proses ME2 yaitu monitor dan evaluasi
pengendalian internal berada dilevel 2,
Repeatable But Intuitive.

4.2.3 ME3 Mendapatkan Jaminan


Independent
KIS telah menyadari pentingnya regulasi dan
berjalan sesuai hukum yang telah ada. KIS
menaati hukum dengan cara telah tercatat
sebagai perusahaan Indonesia dan selalu taat
membayar pajak. Dan untuk regulasi dari sisi
karyawan juga selalu diawasi dengan
membuatkan tiap karyawan NPWP dan Gambar 4.2 Maturity Level Pada Domain
jamsostek. Dan untuk masalah regulasi dengan Monitor & Evaluated.
users selalu diikuti dengan perjanjian hitam

293
Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Komunikasi 2016 (SENTIKA 2016) ISSN: 2089-9815
Yogyakarta, 18-19 Maret 2016

Dapat dilihat dari Tabel 4.2 Hasil Maturity PUSTAKA


Monitor and Evaluate bahwa rata-rata level Arens, A.A & Loebbeck, J.K. yang
kematangan Kreavi Informatika Solusindo pada diterjemahkan oleh A.A.Jusuf. (1999).
tahap ini mendapatkan nilai 2.3 yang berarti Auditing : Pendekatan Terpadu. (Jilid 1 &
perusahaan ini masih dalam jalur yang benar 2). Edisi Indonesia. Jakarta: Penerbit
untuk berkembang kedepannya. Disini dapat Salemba Empat.
dilihat tahap yang tertinggi adalah ME3 yang Andri Hendriadi, Ade, M.Jajuli, Kun Siwi T,
berarti KIS sangat memperhatikan sistem Pengukuran kinerja Sisstem Informasi
regulasi yang terjadi antara mereka dengan Akademik Dengan Menggunakan Kerangka
klient maupun pemerintahan. Hasil juga bisa Kerja Cobit 4.1 Pada Domain Plan &
ditunjukkan pada Gambar 4.2 Maturity Level Organise di Universitas Singaperbangsa
Pada Domain Monitor & Evaluate. Karawang, Dipublikasikan di Majalah
Ilmiah Solusi Unsika ISSN 1412-86676 Vol.
BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 10 No. 22 Ed. Mar - Mei 2012.
5.1 Simpulan Fitrianah, Devi, Yudho Giri Sucahyo, Audit
Simpulan yang dapat diambil dari Sistem Informasi/Teknologi Informasi
penelitian yang telah dilakukan adalah sebagai Dengan Kerangka Kerja Cobit Untuk
berikut : Evaluasi Manajemen Teknologi Informasi
 Tata kelola TI pada Kreavi Informatika Di Universitas XYZ, 2009, Jurnal Sistem
Solusindo sudah dilakukan walaupun Informasi MTI-UI, Volume 4, Nomor 1,
masih belum berjalan secara optimal ISBN 1412-8896.
karena belum mencapai pada tingkat Gondodiyoto, Sanyoto. (2007). Audit Sistem
kematangan yang diharapkan. Informasi + Pendekatan COBIT (Edisi
 Tingkat kematangan (maturity level) yang Revisi). Mitra Wacana Media, Jakarta.
ada pada setiap proses TI yang terdapat Hall, James A, 2011, Information Technology
dalam domain Deliver-Support (DS) rata- Auditing and Assurance, Third Edition,
rata pada level 2,2 & domain Monitor- South-Western, Cengage Learning.
Evaluate rata-rata pada level 2,3 dan masih Hikoza, Kevin, 2012, Audit TI di PT Integrasi
berada pada level 2 (repeatable but Talenta, STMIK INTI, Jakarta.
intuitive). IT Governance Institute. (2005). COBIT 4.
 Proses tata kelola TI di Kreavi Informatika Illinois, USA : IT Governance Institute.
Solusindo telah memiliki pola yang ISACA COBIT 4.1,2007, IT Governance
berulangkali dilakukan. Di dalam Institute, www.itgi.org.
melakukan manajemen aktivitas terkait Suharsono, Teguh Nurhadi dan Purwanto, Silvia
dengan tata kelola teknologi informasi, Kusumaningtyas, 2012, Audit Sistem
namun keberadaannya belum terdefinisi Informasi Fungsionalitas Terhadap Aplikasi
secara baik dan formal sehingga masih Pada Pengguna Framework Cobit 4.1,
terjadi ketidakkonsistenan. STMIK LPKIA.
Weber, Ron. (1999). Information System
5.2 Saran Control and Audit. Prentise-hall, Inc., New
 Evaluasi tata kelola TI ini disarankan dapat Jersey.
dilakukan secara rutin setiap periode
waktu tertentu (secara periodik), agar
tingkat kematangan yang diinginkan dapat
dicapai.
 Kegiatan evaluasi tata kelola TI dilakukan
oleh unit khusus dalam organisasi yaitu
internal audit yang dapat dilakukan secara
periodik.
 Memberikan pelatihan COBIT 4.1 atau 5
bagi karyawan yang terlibat dalam
kegiatan evaluasi tata kelola TI, jika
memungkinkan di certified oleh ISACA,
dengan CISA (Certified Information
System Auditor)

294

Anda mungkin juga menyukai