Anda di halaman 1dari 12

CRITICAL JURNAL REVIEW

Biologi Umum

Dosen Pengampu: Drs. Tonggo Sinaga., M.Si


Melva Silitonga Dra., M.Si

DISUSUN OLEH :
NAMA : TARA PUSPITA SARI RITONGA
NIM : 4191121021
KELAS: PENDIDIKAN FISIKA C 2019

JURUSAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
2019
BAB I
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkatnya saya
dapat menyusun Critical Jurnal Review ini. Saya juga berterimakasih kepada dosen
pengampu saya karena sudah memberi tugas kepada saya dengan manfaat saya dapat
mengerti bagaimana cara menyusun sebuah jurnal dengan baik dan saya juga dapat
memahami sebuah penelitian yang dilakukan pada jurnal ini. Semoga ini Critical
Jurnal Riview ini dapat diterima dengan baik. Critical Jurnal Review ini belumlah
sempurna, oleh karena kritik dan saran diperlukan untuk kesempurnaan CJR saya ini.
Dengan hormat saya ucapkan terimakasih.

Salam,
Medan, September 2019

(Tara Puspita Sari Ritonga)


4191121021
BAB II
RINGKASAN TEORI

Judul Program Perlindungan Kesehatan Respirasi di Tempat Kerja Manajemen Risiko


Penyakit Paru Akibat Kerja
Sumber Jurnal http://arsip.jurnalrespirologi.org/program-perlindungan-kesehatan-respirasi-di-tempat-kerja-
manajemen-risiko-penyakit-paru-akibat-kerja/
Volume Dan 2010 ;30 (4) : 217 - 29.
Tahun
Penulis Kurniawidjaja LM. J Respir Indones
Tanggal 01 Oktober 2010
Identitas Jurnal
Jurnal 1

Kerja adalah manajemen risiko, Program Perlindungan Kesehatan Respirasi (PPKR)


merupakan upaya komprehensif yang bertujuan menurunkan bahkan menghilangkan
risiko penyakit paru akibat pajanan hazard kesehatan di dunia usaha dan dunia kerja.
Dari segi manajemen dan ketenaga-kerjaan, program ini bermanfaat bagi pekerja agar
mendapatkan haknya atas pekerjaan yang layak (decent work) dan terlindungi dari
risiko menderita sakit, cacat atau kematian yang berkaitan dengan penyakit paru
akibat kerja (PAK Paru). Penyakit paru yang disebabkan oleh pajanan hazard
(material berbahaya) di tempat kerja telah Mmembawa dampak yang besar terhadap
kesehatan pekerja. Sistem pernapasan merupakan jalur masuktoksikan yang utama,
karena permukaannya yang luas kontak dengan udara luar, aliran darah yang tinggi
dan epitel alveol yang sangat tipis. Salah satu penyakit paru akibat kerja, yaitu
penyakit asma akibat kerja adalah penyakit akibat kerja yang paling sering terjadi di
dunia kerja, 15% dari penyakit asma di dunia diakibatkan karena pajanan hazard atau
bahaya di tempat kerja. Rhinitis akibat kerja didapatkan tiga kali lebih sering
dibandingkan asma akibat kerja. Tercatat 300 senyawa di tempat kerja yang telah
diketahui berkontribusi dalam meningkatkan prevalens asma akibat kerja, di
antaranya terdapat sejumlah pasien asma akibat kerja yang berkembang menjadi
permanen walaupun pajanan telah dihentikan. Selain itu, 15% dari kanker paru adalah
berhubungan dengan pekerjaan, dengan attributable risk berkisar antara 4-40%.

Jurnal 2

Judul HUBUNGAN ANTARA DERAJAT MEROKOK DENGAN KEJADIAN PPOK


OCTARIA
Sumber Jurnal https://digilib.uns.ac.id/dokumen/detail/13521/Hubungan-antara-derajat-merokok-
Dengan-kejadian-ppok
Penulis Octaria Prabaningtyas
Tanggal 27 Maret 2010

Penyakit Paru Obsruksi Kronis (PPOK) adalah suatu penyakit yang ditandai oleh
perlambatan aliran udara yang bersifat irreversible dan reversible sebagian.
Keterbatasan aliran udara ini bersifat progresif yang disebabkan oleh respons
inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang merugikan. Penyakit ini merupakan
masalah kesehatan masyarakat yang besar dan menyerang sekitar 10 persen penduduk
usia 40 tahun ke atas (Mangunnegoro, 2001). PPOK dapat dicegah dan dapat diobati
dengan beberapa efek ekstrapulmoner signifikan yang dapat mempengaruhi beratnya
penyakit pada seorang pasien. Komponen pulmoner pada penyakit ini ditandai dengan
keterbatasan aliran udara di dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversible.
Hal ini disebabkan karena terjadinya inflamasi kronik akibat pajanan partikel atau gas
beracun yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama. Gejala klinis PPOK adalah
batuk, produksi sputum, dan sesak napas/dyspnea (GOLD, 2007), dan aktivitas
terbatas (PDPI, 2004). Beberapa ciri dari PPOK yaitu : biasanya dialami oleh perokok
berat, gejala muncul pada usia 40-an, gejala semakin lama semakin bertambah buruk,
gejala memburuk pada musim hujan/ dingin, dan tidak ada hubungannya dengan
alergi (Barnes, 2003). Penyakit Paru Obstruksi Kronik yang biasa disebut sebagai
PPOK merupakan penyakit kronik yang ditandai dengan keterbatasan aliran udara di
dalam saluran napas yang tidak sepenuhnya reversibel. Gangguan yang bersifat
progresif ini disebabkan karena terjadinya inflamasi kronik akibat pajanan partikel
atau gas beracun yang terjadi dalam kurun waktu yang cukup lama dengan gejala
utama sesak nafas, batuk dan produksi sputum (PDPI, 2006). Sehingga PPOK
berkorelasi dengan jumlah total partikel yang telah dihirup oleh seseorang selama
hidupnya (GOLD, 2007). Di banyak negara, polusi udara akibat kebakaran hutan dan
bahan bakar biomasa yang lain juga dapat meningkatkan resiko terjadinya PPOK.
Akan tetapi merokok merupakan faktor risiko utama dalam menyebabkan
perkembangan dan peningkatan PPOK (GOLD, 2007; Mannino dan Kathryn, 2006).

BAB III
KEUNGGULAN PENELITIAN

A. Kegayutan Antar Elemen


Penelitian ini saling berhubungan karena penelitian ini menghasilkan suatu
masalah, dimana suatu masalah yang dihasilkan meliputi penyakit yang tibul dalam
bekerja terlalu keras dan penelitian tersebut baik untuk mahasiswa dan orang tua. Dari
pembahasan disetiap elemen/bagian memiliki keterkaitan hirarki yang terkait antara
komponen satu dengan lainnya, keterkaitan ini terlihat dari segi penjelasannya yang
menyeluruh  yang didalamnya terkandung tentang penyakit paru yang disebabkan
rokok dan akibat bekeja terlalu keras saat polusi udara tidak bagus.
Penyakit paru yang disebabkan oleh pajanan hazard (material berbahaya) di tempat
kerja telah Mmembawa dampak yang besar terhadap kesehatan pekerja. Penyakit Paru
Obsruksi Kronis (PPOK) adalah suatu penyakit yang ditandai oleh perlambatan aliran
udara yang bersifat irreversible dan reversible sebagian. Keterbatasan aliran udara ini
bersifat progresif yang disebabkan oleh respons inflamasi paru terhadap partikel atau
gas yang merugikan. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
besar dan menyerang sekitar 10 persen penduduk usia 40 tahun ke atas

B. Originalitas temuan
Pembahasan jurnal yang saya baca, penulis membuat jurnal tersebut sesuai dengan
yang dipaparkan mengenai penyakit paru-paru, hal ini dikarenakan dalam melakukan
penelitian ini peneliti sudah terlebih dahulu mengamati dan mengobservasi masalah
tersebut, seperti halnya pada pekerja sering terjadi dan mengidap penyakit paru-paru
karena terlalu banyak mengeluarkam energi dan pada perokok juga sering terjadi
peyakit tersebut karena merokok mengeluarkan asap yang otomatis akan masuk ke
paru – paru dan penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang besar
dan menyerang sekitar 10 persen penduduk usia 40 tahun ke atas

C. Kemuktahiran Masalah
Setelah punyusun membaca jurnal ini, penyusun menyimpulkan bahwa jurnal
sudah cukup mutakhir karena pemabahasan dalam jurnal sangat jelas dan kekinian
yaitu membahas masalah penyakit paru-paru yaitu: Salah satu penyakit paru akibat
kerja, yaitu penyakit asma akibat kerja adalah penyakit akibat kerja yang paling sering
terjadi di dunia kerja, 15% dari penyakit asma di dunia diakibatkan karena pajanan
hazard atau bahaya di tempat kerja. Rhinitis akibat kerja didapatkan tiga kali lebih
sering dibandingkan asma akibat kerja. Tercatat 300 senyawa di tempat kerja yang
telah diketahui berkontribusi dalam meningkatkan prevalens asma akibat kerja, di
antaranya terdapat sejumlah pasien asma akibat kerja yang berkembang menjadi
permanen walaupun pajanan telah dihentikan.  Selain itu, 15% dari kanker paru
adalah berhubungan dengan pekerjaan, dengan attributable risk berkisar antara 4-
40%.

D. Kohesi dan Koherensi isi penelitian


Dari jurnal yang saya baca ini kohesinya sudah cukup baik materinya cukup singkat.
Karena penelitian ini berbentuk jurnal bukan e-book. Jadi penulis memaparkan isi
dengan singkat disetiap judulnya, dan mengembangkan point-point kecil yang penting
untuk dikaji. Materi yang dibahas dalam jurnal mudah dipahami karena penulis
langsung menuliskan isi dari permasalahan yang dituju tidak terlalu banyak defenisi
(koherensi).

BAB IV
KELEMAHAN ARTIKEL ATAU HASIL PENELITIAN
A. Kegayutan Antar Elemen
Pada maslah tersebut tidak ada kelemahan karena peneliti menulis semua hasil teliti
tersebut dengan jelas dan sangat detail oleh karena itu artikel tersebut sudah sangat
jelas dan ringkas serta pembaca mudah untuk memahami nya.

B. Originalitas Temuan

Pada segi temuan kita bisa melihat bahwa tidak adanya kelemahan/kekurangan
terhadap penelitian ini, hal ini dikarenakan penelitian ini sangat diperlukan untuk
melihat keadaan sekarang yang banyakterjadi pada orang dewasa dan juga pada orang
tua yg banyak mengidap penyakit paru-paru dan dengan ada nya artikef ini dapat
menambah wawasan pembaca dan lebih berhati-hati sekali.

C. Kemuktahiran Masalah
Sudah jelas Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
derajat merokok dengan kejadian PPOK. Perokok berat mempunyai resiko terkena
PPOK 3 kali lebih besar daripada perokok ringan dan sedang.

D. Kohesi dan Koheresi


Dari keterkaitan hubungan dan penjelasan gagasan yang ada juga teori yang
ada pada jurnal tersebut hampir tidak ada kekurangannya karena pada segi kohesi dan
koherensi membuat poin lebih besar kepada keunggulan dalam jurnal, maka dari itu
penulis hanya menyebutkan bahwa tidak banyak kekurangan yang ditemukan pada
segi koherensi dan kohesinya.

BAB V
IMPLIKASI TERHADAP

A. Teori
Penyakit paru yang disebabkan oleh pajanan hazard (material berbahaya) di tempat
kerja telah Mmembawa dampak yang besar terhadap kesehatan pekerja. Penyakit Paru
Obsruksi Kronis (PPOK) adalah suatu penyakit yang ditandai oleh perlambatan aliran
udara yang bersifat irreversible dan reversible sebagian. Keterbatasan aliran udara ini
bersifat progresif yang disebabkan oleh respons inflamasi paru terhadap partikel atau
gas yang merugikan. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
besar dan menyerang sekitar 10 persen penduduk usia 40 tahun ke atas. Penyakit Paru
Obsruksi Kronis (PPOK) adalah suatu penyakit yang ditandai oleh perlambatan aliran
udara yang bersifat irreversible dan reversible sebagian. Keterbatasan aliran udara ini
bersifat progresif yang disebabkan oleh respons inflamasi paru terhadap partikel atau
gas yang merugikan. Penyakit ini merupakan masalah kesehatan masyarakat yang
besar dan menyerang sekitar 10 persen penduduk usia 40 tahun ke atas
(Mangunnegoro, 2001).

B. Program Pembangunan di Indonesia


Pembangunan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk
meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Pendidikan sebagai suatu bagian
pembangunan sosial selalu mendampingi pembangunan ekonomi dan politik.
Pendidikan akan membawa perubahan sikap, perilaku, nilai-nilai pada individu,
kelompo dan masyarakat. Perubahan tersebut mengantarkan orang untuk terbuka
terhadap kebutuhan-kebutuhan yang semakin bervariasi, dan member jalan kearah
pemenuhannya. Itulah seringkali para ahli mengatakan, bahwa pendidikan
mencetuskan harapan, oleh karena harapan itu terletak pada pendidikan. Pada tahap
awal perjuangan kemerdekaan suatu bangsa dan tahap awal pembangunan, pendidikan
biasanya merupakan gerakan yang mendapat dukungan luas. Pada saat itu juga
tampak, bahwa pendidikan tidak terbatas pada pendidikan yang diselenggarakan
dalam sistem persekolahan, tetapi juga diselenggarakan dalam bentuk lain di luar
sistem persekolahan.
C. Pembahasan dan Analisis
Kelebihan dalam setiap karya tulis pastinya tersebar di berbagai tulisannya,
namun pastilah ada beberapa kelebihan yang menonjol pada setiap karya ilmiah/tulis.
Kelebihan dalam jurnal tersebut adalah terletak pada meteri yang cukup lengkap
terlihat pada sub-sub judul dalam jurnal tersebut yang lengkap dan menyeluruh,
kemudian kelebihan dari jurnal tersebut adalah penulis dapat mengembangkan
beberapa poin-point kecil namun cukup penting untuk di kaji, dan penulis
melakukannya dengan cukup baik. Kemudian jurnal ini sangat terpercaya karena
penulis mencantumkan referensi yang akurat sehingga jurnal tersebut sangat memikat

BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Peneitian ini menyimpulkan derajat merokok mempunyai hubungan yang signifikan
dengan kejadian PPOK. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan fungsi paru
pada pekerja, Terdapat hubungan antara lama kerja dengan fungsi paru, Terdapat
hubungan antara perilaku merokok dengan fungsi paru dan Terdapat hubungan antara
penggunaan alat pelindung pernafasan dengan fungsi paru.\

B. Saran
Disarankan bagi perokok untuk berhenti merokok agar dapat mencegah progresivitas
perburukan faal paru disamping itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan
sampel yang lebih banyak. Bagi para pekerja, perlu dilakukan sosialisasi pentingnya
penggunaan alat pelindung pernafasan (APD) pada saat bekerjadan mengurangi
kebiasaan merokok serta pengenalan penyakit akibat kerja. Bagi peneliti lain, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai faktor-faktor lain yangdapat
mempengaruhi fungsi paru.

DAFTAR PUSTAKA
Aditama T.Y. 2006. Tuberkulosis, Rokok, dan Perempuan. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, pp: 26-40.
Alsagaff H. 2004. COPD overview. Pendidikan Kedokteran Berkelanjutan Ilmu
Penyakit Paru Naskah lengkap “Chronis Obstruktve Pulmonary Disease”. Jakarta.
pp: 1-6
Amin M. 2005. Patogenesis dan pengobatan pada penyekit paru obstruksi kronik.
Kongres Nasional X PDPI. Solo. P: 1-7
Riyanto BS, Hisyam B. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi 4. Obstruksi
Saluran
Pernafasan Akut. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen IPD FKUI, p. 984-5.
Situmeang, T, et al. 2002. Hubungan merokok kretek dengan kanker paru. Jurnal
Respirologi Indonesia. Edisi ke-22. P : 109-117.
Surjanto, E & Ana Rima. 2003. Patogenesis PPOK. Temu Ilmiah Respirologi. PDPI.
p : 48-57.
Surjanto, et al. 2003. New insight of COPD. Temu Ilmiah Respirologi 2003. PDPI. p :
117-132.

Anda mungkin juga menyukai