Anda di halaman 1dari 12

Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

ANALISIS PENGARUH FDR, CAR, NPF, DAN BOPO TERHADAP


PROFITABILITAS BANK SYARIAH DI INDONESIA
(STUDI KASUS BANK SYARIAH MANDIRI PERIODE 2016-2020)
Meiske Wenno
Universitas Pattimura
Meiske46@gmail.com

ABSTRAK
The purpose this article is to determine the effect of the influence of Financing to Deposit Ratio
(FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), and Operating
Expenses and Operating Income (BOPO) on the Profitability of Islamic Banks in Indonesia
(Case Study of Islamic Banks). Independent Period 2016-2020). The sample of this research is
Bank Syariah Mandiri. Analysis of the data used to test the hypothesis is to use multiple
regression analysis techniques. The findings of this study are that the Financing to Deposit
Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) has no effect
on ROA, while the ratio of Operating Expenses and Operating Income (BOPO) has an effect
on ROA. The managerial implication of this research is to encourage the bank's management
to set a strategy to maximize its profitability by considering the capital adequacy ratio,
financing risk and liquidity risk.

Keywords – FDR, CAR NPF, BOPO

PENDAHULUAN terus bergerak. Dengan dikeluarkannya


Peraturan Pemerintah Pengganti
Penyebaran Virus Corona telah membawa
Undang-Undang (Perppu) No. 1/2020
tantangan dan risiko baru. Sektor ekonomi
tentang Kebijakan Keuangan Negara dan
juga mengalami dampak serius akibat
Stabilitas Sistem Keuangan untuk
pandemi virus corona. Pembatasan aktivitas
Penanganan Pandemi Covid-19 dan atau
masyarakat berpengaruh pada aktivitas
dalam Rangka Menghadapi Ancaman
bisnis yang kemudian berimbas pada
yang Membahayan Perekonomian
perekonomian. Laporan Badan Pusat
Nasional dan atau Stabilitas Sistem
Statistik (BPS) menyebutkan bahwa
Keuangan. Strategi yang dilakukan oleh
pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
sektor perbankan karena adanya dampak
kuartal II 2020 mengalami penurunan
dari Covid-19 adalah dengan mengamankan
sebesar 5,32 persen. Pada kuartal I 2020,
kredit – kredit yang existing. Bagaimana
BPS melaporkan bahwa pertumbuhan
untuk tetap mempertahankan kredit tersebut
ekonomi Indonesia hanya tumbuh sebesar
tetap lancar dan tidak terkena pencadangan
2,97 persen, turun jauh dari pertumbuhan
utang akibat penunggakan debitur.
sebesar 5,02 persen pada periode yang sama
tahun 2019. PT Bank Syariah Mandiri (BSM) sampai
pada pertengahan Tahun 2020 walaupun
Upaya pemerintah bagi Sekor Perbankan
masih dalam situasi pandemi Covid-19 tetap
nasional Demi menjaga pertumbuhan
mencapai kinerja positif yang tercermin dari
ekonomi adalah dengan memberikan
pertumbuhan laba bersih sebesar 26,58%
stimulus supaya perekonomian dapat
sebesar Rp. 957 miliar dari tahun 2019. Laba

34
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

yang meningkat ditopang oleh pembiayaan persen pada 31 Desember 2019


dan dana pihak ketiga. Mandiri Syariah dibandingkan periode sama tahun lalu.
mencatatkan pembiayaan sebesar Rp76,66 Rasio pembiayaan terhadap simpanan
triliun atau tumbuh 6,18%. Adapun, dana atau financing to deposit ratio (FDR)
pihak ketiga (DPK) mencapai Rp99,12 menurun dari 77,25 persen di tahun 2018
triliun atau tumbuh 13,17%. Sedangkan menjadi 75,54 pada tahun 2019. Kondisi
Rasio pembiayaan bermasalah (non keuangan tersebut juga diikuti dengan
performing financing/NPF) gross juga penurunan rasio efisiensi. Biaya operasional
tercatat turun menjadi 2,51% per Agustus terhadap pendapatan operasional (BOPO)
2020, dari periode yang sama tahun lalu BSM tercatat sebesar 82,89 persen pada
sebesar 2,78%. Adapun rasio NPF net tahun 2019 turun dari realisasi periode sama
sebesar 0,8%. Strategi BSM adalah dengan tahun 2018 sebesar 91,16 persen.
pencadangan cukup besar untuk mengcover Berdasarkan gambaran tersebut maka
risiko pembiayaan. dilakukan kajian dengan judul Analisis
Pengaruh Financing to Deposit Rasio
Tahun 2019 PT Bank Syariah Mandiri (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non
(BSM) mengalami pertumbuhan laba Performing Financing (NPF), dan Beban
sebesar 110,67 persen dengan mencetak laba Operasional dan Pendapatan Operasional
bersih sebesar Rp. 1,27 miliar. sepanjang (BOPO) Terhadap Profitabilitas Bank
tahun 2019. Sementara, pada periode yang Syariah Di Indonesia (Studi Kasus Bank
sama tahun 2018 laba bersih yang dicatatkan Syariah Mandiri Periode 2016-2020).
BSM adalah senilai Rp605,21 miliar.
Pertumbuhan laba bersih diikuti kenaikan
nilai aset sebesar 14,19 persen dari Rp98,34
TINJAUAN PUSTAKA
triliun menjadi Rp112,29 triliun. Total
liabilitas BSM tercatat tumbuh 14,11 persen Profitabilitas Perbankan
dari Rp90,301 triliun menjadi Rp103,046
Menurut Sartono (2001), profitabilitas
triliun. Dari sisi kualitas aset, rasio cadangan
adalah kemampuan perusahaan memperoleh
kerugian penurunan nilai (CKPN) aset
laba dalam hubungannya dengan penjualan,
keuangan terhadap aset produktif perseroan
total aktiva maupun modal sendiri. Dengan
menurun dari 2,48 persen pada tahun 2018
adanya analisa profitabilitas maka akan
menjadi 1,89 persen pada tahun 2019. Rasio
sangat berguna bagi para investor jangka
pembiayaan bermasalah atau non
panjang. Rasio profitabilitas merupakan
performing financing (NPF) gross tercatat
perbandingan antara laba. Menjaga tingkat
menurun 0,84 basis poin menjadi 2,44
profitabilitas merupakan hal yang penting
persen pada akhir tahun 2019 dari 3,28
bagi bank karena profitabilitas yang tinggi
persen. Begitu juga dengan NPF net yang
adalah tujuan utama bagi setiap bank. Jika
turun 0,56 basis poin menjadi 1,00 persen
rasio profitabilitas mengalami peningkatan,
dari 1,56 persen. Rasio tingkat
maka menunjukkan kinerja bank yang
pengembalian asset (return on assets/ROA)
efisien. Profitabilitas sebagai salah satu
juga tumbuh 1,69 persen pada 31 Desember acuan dalam mengukur besarnya laba
2019 lebih tinggi dari realisasi periode sama menjadi begitu penting untuk mengetahui
tahun lalu yang sebesar 0,88 persen. apakah perusahaan telah menjalankan
Sementara itu, return on equity (ROE) usahanya secara efisien. Efisiensi sebuah
tumbuh sebesar 15,65 persen yoy. Net usaha baru dapat diketahui setelah
operating margin (NOM) meningkat 1,85 membandingkan laba yang diperoleh

35
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

dengan aktiva atau modal yang kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio ini
menghasilkan laba tersebut (Dhika, 2010). menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan
Return on Asset (ROA)
dana yang dilakukan deposan dengan
Return on Asset (ROA) merupakan salah mengandalkan pembiayaan yang diberikan
satu rasio profitabilitas. Dalam analisis sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
laporan keuangan rasio ini mampu besar pembiayaan maka pendapatan yang
menunjukkan keberhasilan menghasilkan diperoleh juga akan naik, karena pendapatan
keuntungan. ROA mampu mengukur naik secara otomatis laba juga akan
kemampuan perusahaan menghasilkan mengalami kenaikan. Dengan kata lain
keuntungan pada masa lampau untuk seberapa jauh pemberian pembiayaan
kemudian diproyeksikan di masa yang akan kepada nasabah dapat mengimbangi
datang. Aset atau aktiva yang dimaksud kewajiban bank untuk segera memnuhi
adalah keseluruhan harta perusahaan, yang permintaan deposan yang ingin menarik
diperoleh dari modal sendiri maupun dari kembali uangnya yang telah digunakan oleh
modal asing yang telah diubah perusahaan bank untuk memberikan pembiayaan.
menjadi aktivaaktiva perusahaan yang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
digunakan untuk kelangsungan hidup 𝐹𝐷𝑅 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎
perusahaan. ROA adalah rasio yang
digunakan mengukur kemampuan bank
menghasilkan keuntungan secara relative
Capital Adequacy Ratio (CAR)
dibandingkan dengan total assetnya atau
ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
pengembalian dari asset perusahaan (Rudy, kecukupan modal yang menunjukkan
2000:32). Dalam kerangka penilaian kemampuan bank dalam mempertahankan
kesehatan bank, BI akan menentukan bank modal yang mencukupi dan kemampuan
itu sehat apabila bank memiliki ROA diatas manajemen bank dalam mengidentifikasi,
1,215% menurut SK DIR BI No. mengukur, mengawasi, dan mengkontrol
30/12/KEP/DIR dan SEBI No. 30/3/UPPB risiko-risiko yang timbul dapat berpengaruh
masing-masing tanggal 30 April 1997 terhadap besarnya modal (Wardana, 2015).
(Defri, 2012). Jumlah modal bank Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang
mempengaruhi kemampuan bank mengacu pada standar internasional yang
memperoleh keuntungan. Untuk mengukur ditetapkan oleh Bank of International
kemampuan bank memperoleh keuntungan Satllement, bank dinyatakan sebagai bank
dapat digunakan berbagai ukuran, salah sehat harus memiliki CAR paling sedikit
satunya adalah return on asset (ROA). 5%. Dengan nilai CAR yang semakin tinggi,
maka bank juga akan semakin terjamin
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% dalam melaksanakan operasional usahanya
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 karena memiliki cadangan dana yang lebih
baik jika terjadi kerugian yang tidak terduga.
Semakin tinggi CAR, ROA suatu bank akan
Financing to Deposit Ratio (FDR)
semakin tinggi pula. Hal ini menandakan
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bahwa hubungan antara CAR searah dengan
digunakan untuk mengukur kemampuan ROA atau positif. Jika nilai CAR tinggi
bank dalam memenuhi kewajiban- (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank
kewajiban jangka pendeknya atau tersebut mampu membiayai operasional

36
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

bank, keadaan yang menguntungkan bank bahwa bank tersebut tidak professional
tersebut akan memberikan kontribusi yang dalam mengelola kreditnya, sekaligus
cukup besar bagi profitabilitas. Dalam memberikan indikasi bahwa tingkat risiko
menelaah CAR bank syariah, terlebih atau pemberian kredit pada bank tersebut
dahulu harus dipertimbangkan, bahwa cukup tinggi searah dengan tingginya Non
aktiva bank syariah dapat dibagi atas: a) Performing Financing (NPF) yang dihadapi
Aktiva yang didanai oleh modal sendiri bank.
dan/kewajiban atau hutang (wadiah atau 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
qard dan sejenisnya). b) Aktiva yang didanai 𝑁𝑃𝐹 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
oleh rekening bagi hasil (Profit and loss
Sharing Investment Account) yaitu
mudharabah (General Investment Biaya Operasional Pendapatan
Account/mudharabah mutlaqah, Restricted Operasional (BOPO
Investment Account / mudharabah
muqayyadah). CAR diukur dengan Rasio Biaya Operasional terhadap
membagi modal dengan aktiva tertimbang Pendapatan Operasional (BOPO) sering
menurut resiko (ATMR) berdasarkan PBI disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk
No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September mengukur kemampuan manajemen bank
2008 (Ruslim, 2012) dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Rasio
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥100% Beban Operasional terhadap pendapatan
𝐴𝑇𝑀𝑅
Operasional (BOPO) diukur untuk
mengetahui seberapa efisien bank
melakukan manajemen operasionalnya.
Non Performing Financing (NPF)
Bank yang efisien dalam menekan biaya
Non Performing Financing (NPF) operasionalnya dapat mengurangi kerugian
merupakan rasio keuangan yang akibat ketidakefisienan bank dalam
menunjukkan risiko pembiayaan yang mengelola usahanya sehingga laba yang
dihadapi bank akibat pemberian diperoleh juga akan meningkat. Semakin
pembiayaan dan investasi dana bank pada kecil BOPO menunjukkan semakin efisien
portofolio yang berbeda. Semakin kecil Non bank dalam menjalankan aktivitas usahanya
Performing Financing (NPF) maka semakin sehingga laba semakin tinggi, artiya ROA
kecil pula risiko kredit yang ditanggung semakin tinggi.
pihak bank. Dengan demikian apabila suatu 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
bank mempunyai Non Performing 𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Financing (NPF) yang tinggi, menunjukkan
Gambar. 1. Kerangka Pikir
Penelitian
FDR
+
CAR +
- ROA
NPF
-
BOPO

37
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

Mandiri yaitu pada tahun 1999 hingga saat


Dari teori dan kerangka pemikiran di atas, ini. Sampel merupakan bagian dari populasi
maka hipotesis yang dapat diajukan sebagai yang diteliti dan yang dianggap dapat
jawaban sementara terhadap permasalahan menggambarkan populasinya. Sampel dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut: penelitian ini adalah periode waktu mulai
Hipotesis 1 : Financial to Deposit Ratio tahun 2016 triwulan I sampai tahun 2020
(FDR) berpengaruh positif terhadap triwulan III. Alat pengujian yang
Profitabilitas (ROA) Bank Mandiri Syariah. digunakandalam penelitian ini adalah analisis
Hipotesis 2 : Capital Adequacy Ratio (CAR) regresi berganda. Analisis regresi berganda
berpengaruh positif terhadap Prifitabilitas merupakan studi ketergantungan dari satu
(ROA) Bank Mandiri Syrariah variabel yang disebut variabel tergantung p-
Hipotesis 3 : Non Performing Financial ada satu atau lebih variabel lain yaitu variabel
(NPF) berpengaruh negatif terhadap independen dengan tujuan untuk
Profitabilitas (ROA) Bank Mandiri Syariah. mempertkirakan dan atau meramalkan nilai
Hipotesis 4 : Biaya Operasional terhadap rata-rata dari variabel tidak bebas apabila nilai
Pendapatan Operasional (BOPO) variabel independen sudah diketahui. Uji
berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas asumsi klasik yang meliputi uji normalitas, uji
(ROA) Bank Mandiri Syariah. heterokedastisitas, uji multikolinieritas, dan
uji autokorelasi. Serta uji hipotesis yang
METODE PENELITIAN meliputi pengujian parsial, dan koefisien
determinasi.
Penelitian ini menggunakan metode
kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Penelitian ini menjelaskan hubungan kausal HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
antar variabel-variabel yang dipilih melalui
pengujian hipotesis. Menurut Indriantoro dan Uji Normalitas
Supomo (2009), penelitian kausal komparatif Menurut Imam Ghozali (2011:16) model
merupakan tipe penelitian dengan regresi dikatakan berdistribusi normal jika
karakteristik masalah berupa hubungan data ploting (titik-titik) yang menggambarkan
sebab-akibat antara dua variabel atau lebih. data sesungguhnya mengikuti garis diagonal.
Populasi adalah wilayah generalisisasi yang Model regresi yang baik adalah yang
terdiri atas objek atau subjek yang memiliki distribusi data normal atau
mempunyai kualitas tertentu yang ditetapkan mendekati normal. Pengujian normalitas
oleh peneliti untuk dipelajari kemudian dapat dilakukan dengan menggunakan grafik
ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2008). P-Plot. Hasil dari uji normalitas bisa dilihat
Populasi dalam penelitian ini adalah periode pada gambar berikut
waktu mulai beroperasinya Bank Syariah
.

38
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

Gambar 2. Grafik P-Plot, Uji Normalitas

Berdasarkan gambar di atas, maka dapat variance dari residual satu pengamatan ke
disimpulkan bahwa model regresi dalam pengamatan lain tetap, maka disebut
penelitian ini berdistribusi normal. Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Untuk
Uji Heteroskedastisitas mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
melihat ada tidaknya pola tertentu pada
menguji apakah dalam model regresi terjadi
grafik Scatterplot. Hasil dari uji
ketidaksamaan variance dari residual satu
heteroskedastisitas bisa dilihat pada gambar
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
berikut.

Gambar 3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Multikolinearitas mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas


dalam model regresi dilakukan dengan
Uji multikolinearitas bertujuan untuk
melihat nilai toleran dan nilai Variance
menguji dan mengetahui apakah model
Inflation Factor (VIF) yang dapat dilihat
regresi ditemukan adanya korelasi antar
dari output SPSS. Menurut Imam Ghozali
variabel bebas (independen). Model regresi
(2011:107-108) multikolinieritas tidak
yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi
akan terjadi, jika nilai Toleransi > 0,100 dan
di antara variabel independen. Untuk
nilai VIF < 10,00.

Tabel 1. Hasil Uji Multikolinieritas


Collinearity Statistics
Tolerance VIF
0.805 1.242
0.207 4.833
0.175 5.726
0.286 3.499
Sumber: Output SPSS 25 diolah, 2020

39
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada signifikansi 5%, maka nilai du (0,8588) <
gambar di atas maka dapat disimpulkan DW (1,682) < 4 – du (3,1412) sehingga
bahwa pada penelitian ini tidak terdapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
gejala multikolinieritas pada penelitian ini. autokorelasi.
Uji Autokorelasi
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Imam Ghozali (2011:111) tidak
ada gejala Autokorelasi, jika Durbin Analisis regresi linier berganda digunakan
Witson terletak antara dua sampai dengan untuk mengukur pengaruh antara variabel
(4 – du). Nilai yang didistribusi nilai tabel independen (FDR, CAR, NPF dan BOPO)
DW dengan k = 4 dan N = 19 dan terhadap variabel dependen profitabilitas
(ROA).

Tabel 2
Output Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
Std.
Beta
𝛽 Error
(Constant) 9.931 .604
FDR (X1) -.001 .005 -.008
CAR (X2) -.018 .015 -.058
NPF (X3) -.010 .018 -.031
BOPO (X4) -.095 .004 -1.014
Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: Data diolah SPSS 25, 2020.

Berdasarkan tabel 4.6 output regresi (ROA) akan mengalami penurunan sebesar
linier berganda maka diperoleh persamaan 0,001 dengan asumsi bahwa variabel
sebagai berikut: lainnya konstan atau tetap. Nilai koefisien
𝑌 = 9,931 − 0,001 𝑋1 − 0,018𝑋2 variabel Capital Adequacy Ratio (X1)
− 0,010𝑋3 − 0,095𝑋4 sebesar -0,018 hal ini menunjukkan bahwa
+ 0,604𝑒 ketika Capital Adequacy Ratio (CAR)
meningkat sebesar satu persen, maka Return
Hasil dari persamaan regresi tersebut dapat On Asset (ROA) akan mengalami penurunan
dijelaskan sebagai berikut bahwa nilai sebesar 0,018 dengan asumsi bahwa
konstanta sebesar 9,931 yang berarti bawha variabel lainnya konstan atau tetap. Nilai
apabila nilai Financial to Deposit Ratio koefisien variabel Non Performing
(FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Financial (NPF) sebesar -0,010 yang
Performing Financial (NPF), dan Biaya menunjukkan bahwa ketika NPF meningkat
Operasional terhadap Pendapatan sebesar satu persen maka ROA akan
Operasional (BOPO) sama dengan nol mengalami penurunan sbebesar 0,010
maka nilai Return On Asset sebesar 9,931. dengan asumsi bahwa variabel lainnya
Nilai koefisien variabel Financial to Deposit konstan atau tetap. Dan variabel Biaya
Ratio (FDR) sebesar – 0,001. Hal ini dapat Operasional terhadap Pendapatan
menunjukkan bahwa ketika FDR meningkat Operasional (BOPO) memiliki nilai -0,095
sebesar satu persen, maka Return On Asset yang menunjukkan bahwa ketika BOPO

40
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

meningkat sebesar satu persen maka ROA Uji statistik t digunakan untuk mengukur
akan mengalami penurunan sbebesar 0,095 seberapa jauh pengaruh satu variabel
dengan asumsi bahwa variabel lainnya independen secara individu dalam
konstan atau tetap. Sedangka Nilai e sebesar menerangkan variabel dependen (Ghozali,
0,605 berarti bahwa semakin kecil nilai error 2011). Selain itu, uji statistik t juga
akan membuat model regresi semakin tepat digunakan untuk mengetahui tanda
dalam memprediksi suatu variabel bebas. koefisien regresi masing-masing variabel
bebas sehingga dapat ditentukan arah
Uji Parsial (Uji t) pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Hasil uji parsial
ditunjukkan pada tabel 3.

Tabel 3
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Model t Sig.
1 (Constant) 16.435 .000
FDR (X1) -.320 .754
CAR (X2) -1.167 .263
NPF (X3) -.570 .578
BOPO (X4) -23.801 .000
Sumber: Output SPSS 25 diolah, 2020

Tabel 3 menunjukkan bahwa variabel BOPO berpengaruh negatif untuk


FDR (X1) memiliki signifikan 0,754 > sig. memprediksi ROA pada Bank Mandiri
0,05 dan nilai t hitung sebesar -0,320 kurang Syariah.
dari nilai t tabel sebesar – 2,093 sehingga
menolak H1 yang berarti secara parsial FDR Koefisien Determinasi (R2)
tidak berpengaruh terhadap ROA. Variabel
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk
CAR (X2) memiliki nilai sifnifikan 0,363 >
mengukur seberapa jauh kemampuan model
sig. 0,05 dan nilai t hitung sebesar -1,167
menerangkan variasi variabel independen.
kurang dari nilai t tabel sebesar -2,093 yang
Nilai koefisien determinasi (R2) mendekati
sehingga Hipotesis 2 ditolak yang berari
satu berarti variabel-variabel independennya
CAR tidak berpegaruh terhadap ROA.
menjelaskan hampir semua informasi yang
Variabel NPF (X3) memiliki signifikan
dibutuhkan untuk memprediksi variabel
0.578 > sig. 0.05 dan nilai t hitung sebesar -
dependen (Ghozali, 2011). Nilai R2 yang
0,570 kurang dari nilai t tabel sehingga
kecil berarti kemampuan variabel-variabel
menolak hipotesis 3 yang berarti NPF tidak
independen dalam menjelaskan variasi
berpengaruh terhadap ROA. Variabel
variabel dependen sangat terbatas. Hasil
BOPO (X4) memiliki signifikan sebesar
perhitungan dari koefisien determinasi
0,000 < sig.0,05 dan nilai t hitung sebesar -
ditunjukkan pada tabel 4.
23,801 lebih besar dari nilai t tabel -2,093
sehingga hipotesis 4 diterima yang berarti

41
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

Tabel 4
Hasil Koefisien Determinasi (R2)

R Adjusted Std. Error of


Model R
Square R Square the Estimate

1 0.996 0.993 0.991 0.04621


Sumber: Output SPSS 25 diolah, 2020

Tabel 4 menunjukkan nilai R sebesar yang tinggi tidak mempengaruhi perolehan


0,996 dan nilai R2 sebesar 0,993 atau 99,3%. pendapatan BSM karena semakin besar
Nilai ini menunjukkan bahwa korelasi atau FDR maka semakin besar penyaluran dana
hubungan antara variabel dependent dengan dalam bentuk pembiayaan dibanding
variabel independent sangat kuat karena dengan simpanan masyarakat di bank, maka
0,996 > 0,05. Variabel FDR, CAR, NPF dan semakin besar resiko yang ditanggung bank.
BOPO mampu memprediksi variabel ROA Hal ini terkait apabila sewaktu-waktu
sebesar 99,3%, sedangkan sisanya yaitu
pemilik dana menarik dananya atau pemakai
0,7% dipengaruhi oleh variabel lain yang
dana tidak dapat mengembalikan dana yang
tidak diteliti.
dipinjamnya. Hal inilah yang menyebabkan
menurunnya profitabilitas dalam hal ini
Pembahasan Hasil Penelitian ROA pada Bank Syariah Mandiri. Namun
Penelitian ini bertujuan untuk menguji dalam penelitian ini penurunan nilai FDR
pengaruh FDR (X1), CAR (X2), NPF (X3) tidak berpengaruh signifikan terhadap
dan BOPO (X4) terhadap profitabilitas perubahan nilai ROA. Penurunan nilai ROA
(ROA) pada Bank Mandiri Syariah periode jika dilihat dari pengaruh FDR tidak
tahun 2016-2020. Berdasarkan hasil mengalami penurunan yang drastis, karena
analisis, maka pembahasan mengenai hasil dalam pengembalian nilai aset ternyata tidak
penelitian adalah sebagai berikut: hanya dilihat dari nilai FDR saja namun juga
dilihat dari faktor lain seperti Profit Margin,
Hasil Uji Hipotesis Pengaruh FDR (X1) Perputaran Total Aktiva (Total Asset
terhadap ROA (Y) Turnover), ekuitas dan rasio hutang yang
Dari hasil penelitian diperoleh koefisien tidak diteliti dalam penelitian ini. Hasil
regresi sebesar -0,001, menunjukkan bahwa penelitian ini mendukung hasil penelitian
jika FDR meningkat satu persen maka yang dilakukan oleh Hakim dan Rafsanjadi
Return On Assets akan turun sebesar 0,001 (2016) yang menyimpulkan bahwa FDR
dengan asumsi variabel bebas yang lain tidak berpengaruh terhadap ROA pada Bank
konstan. Sedangkan nilai signifikan sebesar Umum Syariah.
0,754 lebih besar dari pada 0,05 dan t hitung
> t tabel yang berarti tidak ada pengaruh Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Capital
antara CAR dan ROA pada Bank Mandiri Adequacy Ratio (X2) terhadap Return On
Syariah. Hal ini menunjukkan nilai FDR Assets (Y)

42
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

Dari hasil penelitian diperoleh koefisien debitur dana gagal memenuhi kewajibannya
regresi sebesar -0.018 menunjukkan bahwa terhadap bank, sehingga perlu adanya
jika Capital Adequacy Ratio meningkat satu kehati-hatian pihak bank dalam
persen maka Return On Assets akan turun menjalankan fungsinya. Risiko berupa
sebesar 0,018. Sedangkan nilai signifikan kesulitan pengembalian pembiayaan oleh
variabel Capital Adequacy Ratio lebih besar debitur dengan jumlah yang cukup besar
dari 0,05 yaitu 0,263 atau (0,263 > 0,05) dapat mempengaruhi kinerja bank.
yang berarti tidak ada pengaruh antara CAR Terdapatnya pembiayaan bermasalah
dan ROA pada Bank Mandiri Syariah. Hal tersebut menyebabkan pembiayaan yang
ini menunjukkan nilai variabel CAR tidak disalurkan banyak yang tidak memberikan
berpengaruh terhadap ROA Bank Syariah hasil. Tingginya NPF juga mengakibatkan
Mandiri. Semakin tinggi CAR tidak menjadi munculnya pencadangan yang lebih besar,
tolak ukur bank untuk memperoleh ROA sehingga pada akhirnya modal bank menjadi
yang tinggi. Tidak berpengaruhnya CAR berkurang. Besarnya NPF menjadi salah
karena aturan Bank Indonesia yang satu penghambat tersalurnya pembiayaan
mensyaratkan CAR minimal 8% yang perbankan. Peningkatan pembiayaan
mengakibatkan bank-bank selalu berusaha bermasalah ini menimbulkan pembentukan
menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai cadangan pembiayaan bermasalah ini
ketentuan. Hasil penelitian hasil penelitian menjadi semakin besar. Kerugian
yang dilakukan oleh Hakiim dan Rafsanjani pembiayaan merupakan biaya yang berarti
(2016) menyimpulkan bahwa CAR tidak menurunkan laba. Tingginya nilai NPF
berpengaruh terhadap ROA pada Bank dapat berdampak pada kesehatan bank.
Syariah. Semakin besar NPF maka semakin besar
pula kerugian yang dialami bank, yang
Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Non kemudian akan mengakibatkan
Performing Financial (X3) terhadap berkurangnya keuntungan bank.
Return On Assets (Y) Keuntungan yang berkurang akan
Dari hasil penelitian diperoleh koefisien mengakibatkan total asset bank tersebut juga
regresi sebesar -0,010, menunjukkan bahwa ikut berkurang. Hasil penelitian ini
jika Non Performing Financial meningkat konsisten dengan hasil penelitian Nugroho
satu persen maka Return On Assets akan (2011) menyatakan bahwa NPF
turun sebesar 0,010 dengan asumsi variabel berpengaruh negatif signifikan terhadap
bebas yang lain konstan.. Sedangkan nilai ROA.
signifikan variabel NPF lebih besar dari 0,05
yaitu 0,578 atau (0,578 > 0,05) yang berarti Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Biaya
tidak ada pengaruh antara NPF dan ROA Operasional terhadap Pendapatan
pada Bank Mandiri Syariah. Hal ini Operasional (BOPO) terhadap Return On
menunjukkan bahwa semakin besar NPF Assets (Y)
akan berdampak pada penurunan Dari hasil penelitian diperoleh koefisien
Profitabilitas. NPF yaitu rasio yang regresi sebesar -0,095, menunjukkan bahwa
digunakan untuk mengetahui pembiayaan jika BOPO meningkat satu persen maka
yang bermasalah terkait dengan Return On Assets akan turun sebesar 0,095.
kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo Sedangkan nilai signifikansinya adalah

43
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat berpengaruh terhadap ROA, sedangkan
pengaruh BOPO dan ROA. Dari hasil rasio Beban Operasional dan Pendapatan
perhitungan ini maka hipotesis ketiga yang Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa BOPO memiliki ROA. Implikasi manajerial dari penelitian
pengaruh yang signifikan terhadap ini adalah mendorong pihak manajemen
profitabilitas Bank Mandiri Syariah bank untuk menetapkan strategi guna
diterima. Hasil ini didukung oleh penelitian memaksimalkan profitabilitasnya dengan
yang dilakukan oleh Mawardi (2005), mempertimbangkan rasio kecukupan modal,
Puspitasari (2009), Restiyana (2011), risiko pembiayaan dan risiko likuiditas.
Widianata (2012) dan Fahmy (2013) yang Sedangkan keterbatasan penelitian hanya
juga menyatakan bahwa BOPO memiliki menggunakan satu jenis bank, untuk
pengaruh negatif dan signifikan terhadap penelitian selanjutnya sebaiknya
ROA. Menurut Siamat (2005) BOPO ini menggunakan keseluruhan bank syariah di
sering digunakan untuk mengukur Indonesia.
kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap DAFTAR PUSTAKA
pendapatan operasional. Dengan demikian Bambang Supomo, dan Indriantoro,
meningkatnya BOPO maka efisiensi Nur, 2009, Metodologi Penelitian Bisnis
perbankan akan menurun. Kenapa BOPO untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi
dapat menjadi penilaian efisiensi perbankan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
karena nilai BOPO diperoleh dari biaya Budi Ponco, “Analisis Pengaruh CAR,
operasional terhadap pendapatan NPL, BOPO, NIM, dan LDR Terhadap
operasional bank. Jadi apabila nilai BOPO ROA (Studi Kasus Pada Perusahaan
tinggi otomatis nilai biaya operasional bank Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
tersebut besar dan pendapatannya rendah. Indonesia Periode 2004- 2007)”,
(Semarang: Universutas Diponegoro, 2008),
Besarnya BOPO dapat disebabkan juga dari
hlm 22
tingginya biaya dana yang dihimpun dan
rendahnya pendapatan bunga dari Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
penanaman dana. Oleh karena itu kenapa Multivariate dengan Program IBM
BOPO ini memiliki hubungan negatif SPSS 21. Semarang: UNDIP
terhadap ROA. Kuntari Dasih. 2014. Skripsi.
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Return On Asset Perbankan (Studi pada
KESIMPULAN Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2013). Yogyakarta
Simpulan penelitian ini adalah sebagai : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. Hlm. 29. (Tidak Diterbitkan)
berikut. Pertama berdasarkan hasil analisis
regresi linier berganda terhadap variabel Muhammad. Akuntansi Syariah (Teori
Financing to Deposit Rasio (FDR), Capital & Praktik untuk Perbankan Syariah).
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Cetakan Pertama. Sekola Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN. 2013. hlm 423
Financing (NPF) dan ROA maka ditemukan
hasil bahwa Financing to Deposit Rasio Rahma, D., Dhika. 2010. Faktor-
(FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas
Performing Financing (NPF) tidak

44
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021

Bank Syariah Di Indonesia, Skripsi,


Universitas Deponegoro, Semarang.
Riyadi, Selamet. Banking Assets And
Liability Management, Edisi Ketiga. Jakarta
: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. 2006. Hlm. 161.
Ruslim. 2012. “Analisis Pengaruh
Capital Adequancy Ratio (CAR), Non
Performing Loan (NPL), dan Loan to
Deposit Ratio (LDR) Terhadap Return On
Asset (ROA) Pada Bank Umum Syariah
Yang Terdaftar Di Bank Indonesia”
Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Bisnis,
Alfabeta, Bandung
Wardana, I Putu Arya Ditha;
Sudiartha, Gede Mertha. Pengaruh
Likuiditas, UKURAN Perusahaan, Risiko
Bisnis Dan Usia Perusahaan Terhadap
Struktur Modal Pada Industri Pariwisata Di
Bursa Efek Indonesia Periode 2010-
2013. E-Jurnal Manajemen, [S.l.], v. 4, n. 6,
june 2015. ISSN 2302-8912

45

Anda mungkin juga menyukai