ABSTRAK
The purpose this article is to determine the effect of the influence of Financing to Deposit Ratio
(FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF), and Operating
Expenses and Operating Income (BOPO) on the Profitability of Islamic Banks in Indonesia
(Case Study of Islamic Banks). Independent Period 2016-2020). The sample of this research is
Bank Syariah Mandiri. Analysis of the data used to test the hypothesis is to use multiple
regression analysis techniques. The findings of this study are that the Financing to Deposit
Ratio (FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Financing (NPF) has no effect
on ROA, while the ratio of Operating Expenses and Operating Income (BOPO) has an effect
on ROA. The managerial implication of this research is to encourage the bank's management
to set a strategy to maximize its profitability by considering the capital adequacy ratio,
financing risk and liquidity risk.
34
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
35
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
dengan aktiva atau modal yang kewajiban yang sudah jatuh tempo. Rasio ini
menghasilkan laba tersebut (Dhika, 2010). menyatakan seberapa jauh kemampuan
bank dalam membayar kembali penarikan
Return on Asset (ROA)
dana yang dilakukan deposan dengan
Return on Asset (ROA) merupakan salah mengandalkan pembiayaan yang diberikan
satu rasio profitabilitas. Dalam analisis sebagai sumber likuiditasnya. Semakin
laporan keuangan rasio ini mampu besar pembiayaan maka pendapatan yang
menunjukkan keberhasilan menghasilkan diperoleh juga akan naik, karena pendapatan
keuntungan. ROA mampu mengukur naik secara otomatis laba juga akan
kemampuan perusahaan menghasilkan mengalami kenaikan. Dengan kata lain
keuntungan pada masa lampau untuk seberapa jauh pemberian pembiayaan
kemudian diproyeksikan di masa yang akan kepada nasabah dapat mengimbangi
datang. Aset atau aktiva yang dimaksud kewajiban bank untuk segera memnuhi
adalah keseluruhan harta perusahaan, yang permintaan deposan yang ingin menarik
diperoleh dari modal sendiri maupun dari kembali uangnya yang telah digunakan oleh
modal asing yang telah diubah perusahaan bank untuk memberikan pembiayaan.
menjadi aktivaaktiva perusahaan yang 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎𝑎𝑛
digunakan untuk kelangsungan hidup 𝐹𝐷𝑅 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐷𝑎𝑛𝑎
perusahaan. ROA adalah rasio yang
digunakan mengukur kemampuan bank
menghasilkan keuntungan secara relative
Capital Adequacy Ratio (CAR)
dibandingkan dengan total assetnya atau
ukuran untuk menilai seberapa besar tingkat Capital Adequacy Ratio (CAR) adalah
pengembalian dari asset perusahaan (Rudy, kecukupan modal yang menunjukkan
2000:32). Dalam kerangka penilaian kemampuan bank dalam mempertahankan
kesehatan bank, BI akan menentukan bank modal yang mencukupi dan kemampuan
itu sehat apabila bank memiliki ROA diatas manajemen bank dalam mengidentifikasi,
1,215% menurut SK DIR BI No. mengukur, mengawasi, dan mengkontrol
30/12/KEP/DIR dan SEBI No. 30/3/UPPB risiko-risiko yang timbul dapat berpengaruh
masing-masing tanggal 30 April 1997 terhadap besarnya modal (Wardana, 2015).
(Defri, 2012). Jumlah modal bank Berdasarkan ketentuan Bank Indonesia yang
mempengaruhi kemampuan bank mengacu pada standar internasional yang
memperoleh keuntungan. Untuk mengukur ditetapkan oleh Bank of International
kemampuan bank memperoleh keuntungan Satllement, bank dinyatakan sebagai bank
dapat digunakan berbagai ukuran, salah sehat harus memiliki CAR paling sedikit
satunya adalah return on asset (ROA). 5%. Dengan nilai CAR yang semakin tinggi,
maka bank juga akan semakin terjamin
𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑆𝑒𝑡𝑒𝑙𝑎ℎ 𝑃𝑎𝑗𝑎𝑘
𝑅𝑂𝐴 = 𝑥100% dalam melaksanakan operasional usahanya
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐴𝑠𝑒𝑡 karena memiliki cadangan dana yang lebih
baik jika terjadi kerugian yang tidak terduga.
Semakin tinggi CAR, ROA suatu bank akan
Financing to Deposit Ratio (FDR)
semakin tinggi pula. Hal ini menandakan
Rasio Financing to Deposit Ratio (FDR) bahwa hubungan antara CAR searah dengan
digunakan untuk mengukur kemampuan ROA atau positif. Jika nilai CAR tinggi
bank dalam memenuhi kewajiban- (sesuai ketentuan BI 8%) berarti bank
kewajiban jangka pendeknya atau tersebut mampu membiayai operasional
36
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
bank, keadaan yang menguntungkan bank bahwa bank tersebut tidak professional
tersebut akan memberikan kontribusi yang dalam mengelola kreditnya, sekaligus
cukup besar bagi profitabilitas. Dalam memberikan indikasi bahwa tingkat risiko
menelaah CAR bank syariah, terlebih atau pemberian kredit pada bank tersebut
dahulu harus dipertimbangkan, bahwa cukup tinggi searah dengan tingginya Non
aktiva bank syariah dapat dibagi atas: a) Performing Financing (NPF) yang dihadapi
Aktiva yang didanai oleh modal sendiri bank.
dan/kewajiban atau hutang (wadiah atau 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝐷𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
qard dan sejenisnya). b) Aktiva yang didanai 𝑁𝑃𝐹 = 𝑥100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐾𝑟𝑒𝑑𝑖𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑏𝑒𝑟𝑖𝑘𝑎𝑛
oleh rekening bagi hasil (Profit and loss
Sharing Investment Account) yaitu
mudharabah (General Investment Biaya Operasional Pendapatan
Account/mudharabah mutlaqah, Restricted Operasional (BOPO
Investment Account / mudharabah
muqayyadah). CAR diukur dengan Rasio Biaya Operasional terhadap
membagi modal dengan aktiva tertimbang Pendapatan Operasional (BOPO) sering
menurut resiko (ATMR) berdasarkan PBI disebut rasio efisiensi yang digunakan untuk
No. 10/15/PBI/2008 tanggal 24 September mengukur kemampuan manajemen bank
2008 (Ruslim, 2012) dalam mengendalikan biaya operasional
terhadap pendapatan operasional. Rasio
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐵𝑎𝑛𝑘
𝐶𝐴𝑅 = 𝑥100% Beban Operasional terhadap pendapatan
𝐴𝑇𝑀𝑅
Operasional (BOPO) diukur untuk
mengetahui seberapa efisien bank
melakukan manajemen operasionalnya.
Non Performing Financing (NPF)
Bank yang efisien dalam menekan biaya
Non Performing Financing (NPF) operasionalnya dapat mengurangi kerugian
merupakan rasio keuangan yang akibat ketidakefisienan bank dalam
menunjukkan risiko pembiayaan yang mengelola usahanya sehingga laba yang
dihadapi bank akibat pemberian diperoleh juga akan meningkat. Semakin
pembiayaan dan investasi dana bank pada kecil BOPO menunjukkan semakin efisien
portofolio yang berbeda. Semakin kecil Non bank dalam menjalankan aktivitas usahanya
Performing Financing (NPF) maka semakin sehingga laba semakin tinggi, artiya ROA
kecil pula risiko kredit yang ditanggung semakin tinggi.
pihak bank. Dengan demikian apabila suatu 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
bank mempunyai Non Performing 𝐵𝑂𝑃𝑂 = 𝑥100%
𝑃𝑒𝑛𝑑𝑎𝑝𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑠𝑖𝑜𝑛𝑎𝑙
Financing (NPF) yang tinggi, menunjukkan
Gambar. 1. Kerangka Pikir
Penelitian
FDR
+
CAR +
- ROA
NPF
-
BOPO
37
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
38
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
Berdasarkan gambar di atas, maka dapat variance dari residual satu pengamatan ke
disimpulkan bahwa model regresi dalam pengamatan lain tetap, maka disebut
penelitian ini berdistribusi normal. Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2011). Untuk
Uji Heteroskedastisitas mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk
melihat ada tidaknya pola tertentu pada
menguji apakah dalam model regresi terjadi
grafik Scatterplot. Hasil dari uji
ketidaksamaan variance dari residual satu
heteroskedastisitas bisa dilihat pada gambar
pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika
berikut.
39
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas pada signifikansi 5%, maka nilai du (0,8588) <
gambar di atas maka dapat disimpulkan DW (1,682) < 4 – du (3,1412) sehingga
bahwa pada penelitian ini tidak terdapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
gejala multikolinieritas pada penelitian ini. autokorelasi.
Uji Autokorelasi
Analisis Regresi Linier Berganda
Menurut Imam Ghozali (2011:111) tidak
ada gejala Autokorelasi, jika Durbin Analisis regresi linier berganda digunakan
Witson terletak antara dua sampai dengan untuk mengukur pengaruh antara variabel
(4 – du). Nilai yang didistribusi nilai tabel independen (FDR, CAR, NPF dan BOPO)
DW dengan k = 4 dan N = 19 dan terhadap variabel dependen profitabilitas
(ROA).
Tabel 2
Output Regresi Linear Berganda
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model
Std.
Beta
𝛽 Error
(Constant) 9.931 .604
FDR (X1) -.001 .005 -.008
CAR (X2) -.018 .015 -.058
NPF (X3) -.010 .018 -.031
BOPO (X4) -.095 .004 -1.014
Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: Data diolah SPSS 25, 2020.
Berdasarkan tabel 4.6 output regresi (ROA) akan mengalami penurunan sebesar
linier berganda maka diperoleh persamaan 0,001 dengan asumsi bahwa variabel
sebagai berikut: lainnya konstan atau tetap. Nilai koefisien
𝑌 = 9,931 − 0,001 𝑋1 − 0,018𝑋2 variabel Capital Adequacy Ratio (X1)
− 0,010𝑋3 − 0,095𝑋4 sebesar -0,018 hal ini menunjukkan bahwa
+ 0,604𝑒 ketika Capital Adequacy Ratio (CAR)
meningkat sebesar satu persen, maka Return
Hasil dari persamaan regresi tersebut dapat On Asset (ROA) akan mengalami penurunan
dijelaskan sebagai berikut bahwa nilai sebesar 0,018 dengan asumsi bahwa
konstanta sebesar 9,931 yang berarti bawha variabel lainnya konstan atau tetap. Nilai
apabila nilai Financial to Deposit Ratio koefisien variabel Non Performing
(FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Financial (NPF) sebesar -0,010 yang
Performing Financial (NPF), dan Biaya menunjukkan bahwa ketika NPF meningkat
Operasional terhadap Pendapatan sebesar satu persen maka ROA akan
Operasional (BOPO) sama dengan nol mengalami penurunan sbebesar 0,010
maka nilai Return On Asset sebesar 9,931. dengan asumsi bahwa variabel lainnya
Nilai koefisien variabel Financial to Deposit konstan atau tetap. Dan variabel Biaya
Ratio (FDR) sebesar – 0,001. Hal ini dapat Operasional terhadap Pendapatan
menunjukkan bahwa ketika FDR meningkat Operasional (BOPO) memiliki nilai -0,095
sebesar satu persen, maka Return On Asset yang menunjukkan bahwa ketika BOPO
40
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
meningkat sebesar satu persen maka ROA Uji statistik t digunakan untuk mengukur
akan mengalami penurunan sbebesar 0,095 seberapa jauh pengaruh satu variabel
dengan asumsi bahwa variabel lainnya independen secara individu dalam
konstan atau tetap. Sedangka Nilai e sebesar menerangkan variabel dependen (Ghozali,
0,605 berarti bahwa semakin kecil nilai error 2011). Selain itu, uji statistik t juga
akan membuat model regresi semakin tepat digunakan untuk mengetahui tanda
dalam memprediksi suatu variabel bebas. koefisien regresi masing-masing variabel
bebas sehingga dapat ditentukan arah
Uji Parsial (Uji t) pengaruh masing-masing variabel bebas
terhadap variabel terikat. Hasil uji parsial
ditunjukkan pada tabel 3.
Tabel 3
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Model t Sig.
1 (Constant) 16.435 .000
FDR (X1) -.320 .754
CAR (X2) -1.167 .263
NPF (X3) -.570 .578
BOPO (X4) -23.801 .000
Sumber: Output SPSS 25 diolah, 2020
41
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
Tabel 4
Hasil Koefisien Determinasi (R2)
42
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
Dari hasil penelitian diperoleh koefisien debitur dana gagal memenuhi kewajibannya
regresi sebesar -0.018 menunjukkan bahwa terhadap bank, sehingga perlu adanya
jika Capital Adequacy Ratio meningkat satu kehati-hatian pihak bank dalam
persen maka Return On Assets akan turun menjalankan fungsinya. Risiko berupa
sebesar 0,018. Sedangkan nilai signifikan kesulitan pengembalian pembiayaan oleh
variabel Capital Adequacy Ratio lebih besar debitur dengan jumlah yang cukup besar
dari 0,05 yaitu 0,263 atau (0,263 > 0,05) dapat mempengaruhi kinerja bank.
yang berarti tidak ada pengaruh antara CAR Terdapatnya pembiayaan bermasalah
dan ROA pada Bank Mandiri Syariah. Hal tersebut menyebabkan pembiayaan yang
ini menunjukkan nilai variabel CAR tidak disalurkan banyak yang tidak memberikan
berpengaruh terhadap ROA Bank Syariah hasil. Tingginya NPF juga mengakibatkan
Mandiri. Semakin tinggi CAR tidak menjadi munculnya pencadangan yang lebih besar,
tolak ukur bank untuk memperoleh ROA sehingga pada akhirnya modal bank menjadi
yang tinggi. Tidak berpengaruhnya CAR berkurang. Besarnya NPF menjadi salah
karena aturan Bank Indonesia yang satu penghambat tersalurnya pembiayaan
mensyaratkan CAR minimal 8% yang perbankan. Peningkatan pembiayaan
mengakibatkan bank-bank selalu berusaha bermasalah ini menimbulkan pembentukan
menjaga agar CAR yang dimilikinya sesuai cadangan pembiayaan bermasalah ini
ketentuan. Hasil penelitian hasil penelitian menjadi semakin besar. Kerugian
yang dilakukan oleh Hakiim dan Rafsanjani pembiayaan merupakan biaya yang berarti
(2016) menyimpulkan bahwa CAR tidak menurunkan laba. Tingginya nilai NPF
berpengaruh terhadap ROA pada Bank dapat berdampak pada kesehatan bank.
Syariah. Semakin besar NPF maka semakin besar
pula kerugian yang dialami bank, yang
Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Non kemudian akan mengakibatkan
Performing Financial (X3) terhadap berkurangnya keuntungan bank.
Return On Assets (Y) Keuntungan yang berkurang akan
Dari hasil penelitian diperoleh koefisien mengakibatkan total asset bank tersebut juga
regresi sebesar -0,010, menunjukkan bahwa ikut berkurang. Hasil penelitian ini
jika Non Performing Financial meningkat konsisten dengan hasil penelitian Nugroho
satu persen maka Return On Assets akan (2011) menyatakan bahwa NPF
turun sebesar 0,010 dengan asumsi variabel berpengaruh negatif signifikan terhadap
bebas yang lain konstan.. Sedangkan nilai ROA.
signifikan variabel NPF lebih besar dari 0,05
yaitu 0,578 atau (0,578 > 0,05) yang berarti Hasil Uji Hipotesis Pengaruh Biaya
tidak ada pengaruh antara NPF dan ROA Operasional terhadap Pendapatan
pada Bank Mandiri Syariah. Hal ini Operasional (BOPO) terhadap Return On
menunjukkan bahwa semakin besar NPF Assets (Y)
akan berdampak pada penurunan Dari hasil penelitian diperoleh koefisien
Profitabilitas. NPF yaitu rasio yang regresi sebesar -0,095, menunjukkan bahwa
digunakan untuk mengetahui pembiayaan jika BOPO meningkat satu persen maka
yang bermasalah terkait dengan Return On Assets akan turun sebesar 0,095.
kemungkinan bahwa pada saat jatuh tempo Sedangkan nilai signifikansinya adalah
43
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
sebesar 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat berpengaruh terhadap ROA, sedangkan
pengaruh BOPO dan ROA. Dari hasil rasio Beban Operasional dan Pendapatan
perhitungan ini maka hipotesis ketiga yang Operasional (BOPO) berpengaruh terhadap
menyatakan bahwa BOPO memiliki ROA. Implikasi manajerial dari penelitian
pengaruh yang signifikan terhadap ini adalah mendorong pihak manajemen
profitabilitas Bank Mandiri Syariah bank untuk menetapkan strategi guna
diterima. Hasil ini didukung oleh penelitian memaksimalkan profitabilitasnya dengan
yang dilakukan oleh Mawardi (2005), mempertimbangkan rasio kecukupan modal,
Puspitasari (2009), Restiyana (2011), risiko pembiayaan dan risiko likuiditas.
Widianata (2012) dan Fahmy (2013) yang Sedangkan keterbatasan penelitian hanya
juga menyatakan bahwa BOPO memiliki menggunakan satu jenis bank, untuk
pengaruh negatif dan signifikan terhadap penelitian selanjutnya sebaiknya
ROA. Menurut Siamat (2005) BOPO ini menggunakan keseluruhan bank syariah di
sering digunakan untuk mengukur Indonesia.
kemampuan manajemen bank dalam
mengendalikan biaya operasional terhadap DAFTAR PUSTAKA
pendapatan operasional. Dengan demikian Bambang Supomo, dan Indriantoro,
meningkatnya BOPO maka efisiensi Nur, 2009, Metodologi Penelitian Bisnis
perbankan akan menurun. Kenapa BOPO untuk Akuntansi dan Manajemen, Edisi
dapat menjadi penilaian efisiensi perbankan Pertama, BPFE, Yogyakarta.
karena nilai BOPO diperoleh dari biaya Budi Ponco, “Analisis Pengaruh CAR,
operasional terhadap pendapatan NPL, BOPO, NIM, dan LDR Terhadap
operasional bank. Jadi apabila nilai BOPO ROA (Studi Kasus Pada Perusahaan
tinggi otomatis nilai biaya operasional bank Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek
tersebut besar dan pendapatannya rendah. Indonesia Periode 2004- 2007)”,
(Semarang: Universutas Diponegoro, 2008),
Besarnya BOPO dapat disebabkan juga dari
hlm 22
tingginya biaya dana yang dihimpun dan
rendahnya pendapatan bunga dari Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis
penanaman dana. Oleh karena itu kenapa Multivariate dengan Program IBM
BOPO ini memiliki hubungan negatif SPSS 21. Semarang: UNDIP
terhadap ROA. Kuntari Dasih. 2014. Skripsi.
Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap
Return On Asset Perbankan (Studi pada
KESIMPULAN Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek
Indonesia Periode 2007-2013). Yogyakarta
Simpulan penelitian ini adalah sebagai : Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Yogyakarta. Hlm. 29. (Tidak Diterbitkan)
berikut. Pertama berdasarkan hasil analisis
regresi linier berganda terhadap variabel Muhammad. Akuntansi Syariah (Teori
Financing to Deposit Rasio (FDR), Capital & Praktik untuk Perbankan Syariah).
Adequacy Ratio (CAR), Non Performing Cetakan Pertama. Sekola Tinggi Ilmu
Manajemen YKPN. 2013. hlm 423
Financing (NPF) dan ROA maka ditemukan
hasil bahwa Financing to Deposit Rasio Rahma, D., Dhika. 2010. Faktor-
(FDR), Capital Adequacy Ratio (CAR), Non Faktor Yang Mempengaruhi Profitabilitas
Performing Financing (NPF) tidak
44
Jurnal SOSOQ VOLUME 9 Nomor 1 Februari 2021
45