Anda di halaman 1dari 1

Moh Arfian Firdauzi

20120020
Manajemen Pagi

Bank dengan kapitalisasi pasar terbesar di Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Bank Central
Asia Tbk (BBCA) melalukan restrukturisasi kredit selama pandemi Covid-19 hingga akhir
Desember 2020 mencapai sebesar Rp 104,2 triliun. Jumlah restrukturisasi kredit itu sekitar 18%
dari total kredit, yang berasal dari sekitar 100.000 nasabah. Kenaikan aset di tahun pandemi ini
sejalan dengan kinerja dana pihak ketiga (DPK) yang sehat, di mana current account and
savings account (CASA) tumbuh 21,0% YoY (year on year) mencapai Rp 643,9 triliun.
Sementara itu, deposito berjangka meningkat sebesar 14,0% YoY menjadi Rp196,9 triliun.
Secara total, DPK naik 19,3% YoY menjadi Rp 840,8 triliun di tahun 2020.
Sejalan dengan komitmen itu, rata-rata kredit tumbuh 4,7% secara tahunan (YoY), sedangkan
total fasilitas kredit untuk bisnis meningkat 5% YoY. Akan tetapi, karena adanya pelemahan
aktivitas bisnis, maka fasilitas tersebut tidak dapat dimanfaatkan secara maksimal, sehingga per
akhir Desember 2020 total kredit BCA turun 2,1% YoY menjadi Rp575,6 triliun. Dengan
demikian, secara konsolidasi total kredit tercatat sebesar Rp588,7 triliun, atau melemah
2,5% YoY. Meski menghadapi sejumlah tantangan, BCA dan entitas anak mampu mencatatkan
pertumbuhan laba sebelum provisi dan pajak (PPOP) hingga 11,2% YoY menjadi Rp45,4 triliun,
ditopang oleh peningkatan likuiditas, biaya dana yang lebih rendah, dan perlambatan belanja
operasional. Sementara itu, secara keseluruhan, laba bersih BCA tercatat sebesar Rp27,1 triliun,
menurun 5% dibandingkan laba bersih tahun 2019 yang sebesar Rp28,6 triliun.
Dari total portofolio kredit, sekitar 21,6% atau Rp 127,2 triliun merupakan portofolio kredit
keuangan berkelanjutan dalam rangka mendukung implementasi Environmental, Social, and
Governance (ESG). Meskipun terdapat berbagai tantangan di tahun 2020, rasio
keuangan BCA tetap berada di posisi yang kokoh dengan rasio kecukupan modal (capital
adequacy ratio/CAR) tercatat sebesar 25,8%, lebih tinggi dari ketetapan regulator, dan loan to
deposit ratio (LDR) tetap terjaga pada tingkat yang sehat yakni sebesar 65,8%. Rasio kredit
bermasalah (non-performing loan/NPL) terjaga pada tingkat yang bisa ditoleransi sebesar 1,8%,
dibandingkan tahun 2019 yang sebesar 1,3%, didukung oleh relaksasi kebijakan restrukturisasi.
Normalisasi restrukturisasi kredit akan menjadi fokus BCA pada tahun 2021. Sebagai tambahan,
rasio pengembalian terhadap aset (return on asset/ROA) tercatat sebesar 3,3%, dan rasio
pengembalian terhadap ekuitas (return on equity/ROE) sebesar 16,5% pada tahun 2020.
Data BEI mencatat, saham BBCA Senin ini ditutup naik 0,07% di level Rp 34.600/saham dengan
kapitalisasi pasar mencapai Rp 853 triliun.

Anda mungkin juga menyukai