Anda di halaman 1dari 5

Contoh proses penyusunan proyeksi laporan keuangan PT Darya-Varia

Laboratoria Tbk. (DVLA) untuk tahun 2021.

Proyeksi Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain

Hasil proyeksi atas Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain DVLA
untuk tahun 2021 disajikan di dalam Lampiran 1.

Informasi atau asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun proyeksi untuk masing-
masing elemen adalah sebagai berikut.

1. Seiring dengan pemulihan ekonomi akibat dampak pandemi Covid-19 dan


semakin tingginya tingkat kesadaran masyarakat terkait kesehatan,
pendapatan neto DVLA diasumsikan akan mengalami peningkatan sebesar
2% di tahun 2021. Membaiknya rantai pasokan global juga diprediksikan
akan berdampak positif pada peningkatan margin laba bruto Perseroan
menjadi sebesar 52%. Berdasarkan asumsi tersebut, pendapatan neto
Perseroan akan menjadi sebesar Rp1,866 triliun dengan laba bruto yang
meningkat menjadi sebesar Rp970 miliar.
2. Basis yang digunakan untuk mengestimasi nilai beban penjualan dan
pemasaran, beban administrasi, beban lain-lain, dan pendapatan lain-lain
adalah hasil analisis vertikal atas proporsi elemen-elemen tersebut
terhadap pendapatan neto DVLA tahun 2020. Dengan melakukan sedikit
penyesuaian (peningkatan), proporsi elemen-elemen tersebut terhadap
pendapatan neto DVLA tahun 2021 diprediksi menjadi sebesar 29,5%
untuk beban penjualan dan pemasaran, 11% untuk beban administrasi,
0,6% untuk beban lain-lain, dan 1,1% untuk pendapatan lain-lain. Pada
akhirnya, laba usaha Perseroan diprediksi meningkat sebesar 6,28%
menjadi sebesar Rp223 miliar.
3. Margin laba sebelum beban pajak penghasilan diasumsikan meningkat
menjadi 12,2%. Kondisi ini akan mengakibatkan laba sebelum beban pajak
penghasilan DVLA menjadi sebesar Rp227 miliar. Untuk mencapai laba
sebelum beban pajak penghasilan sebesar itu, proporsi pendapatan
keuangan, pajak terkait pendapatan keuangan, dan beban keuangan
terhadap pendapatan neto ditetapkan masing-masing sebesar 0,3%,
0,06%, dan 0,04%.
4. Beban pajak penghasilan di tahun 2021 ditetapkan sebesar 25% dari laba
sebelum beban pajak penghasilan (termasuk dampak dari pajak
tangguhan). Hal ini mengakibatkan laba tahun berjalan DVLA di tahun
2021 meningkat sebesar 5,36% menjadi sebesar Rp170 miliar. Nilai EPS
Perseroan juga akan meningkat menjadi sebesar Rp152,00 per lembar
saham (rupiah penuh) dari tahun sebelumnya sebesar Rp145,00 per
lembar saham (rupiah penuh).
5. Untuk elemen penghasilan (rugi) komprehensif lain, proporsi elemen
pengukuran kembali atas program imbalan pasti, keuntungan dari
instrumen ekuitas yang ditentukan pada nilai wajar melalui penghasilan
komprehensif lain, dan pajak penghasilan terkait pos yang tidak akan
direklasifikasi ke laba rugi terhadap pendapatan neto diestimasikan
masing-masing sebesar 1%, 0,01%, dan 0,21% di tahun 2021. Kondisi ini
akan berimplikasi pada penurunan rugi komprehensif lain tahun berjalan
setelah pajak dari sebesar (Rp24 miliar) menjadi sebesar (Rp14,5 miliar).
Dengan mengurangkan laba tahun berjalan dengan rugi komprehensif lain
tahun berjalan setelah pajak, total penghasilan komprehensif tahun
berjalan akan meningkat sebesar 13,27% menjadi sebesar Rp156 miliar

Proyeksi Laporan Posisi Keuangan


Hasil proyeksi atas Laporan Posisi Keuangan DVLA untuk tahun 2021 disajikan di
dalam Lampiran 2.

Informasi atau asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun proyeksi untuk masing-
masing elemen adalah sebagai berikut.

1. Dalam penyusunan proyeksi Laporan Posisi Keuangan DVLA tahun 2021,


elemen aset tak berwujud, modal dasar, tambahan modal disetor, dan
saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya diasumsikan tidak
mengalami perubahan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2. Rugi komprehensif lain DVLA untuk tahun 2021 diperoleh dengan
menambahkan saldo rugi komprehensif lain tahun 2020 dengan estimasi
rugi komprehensif lain tahun berjalan setelah pajak berdasarkan proyeksi
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain tahun 2021.
3. Estimasi saldo laba yang belum ditentukan penggunaannya di tahun 2021
diperoleh dengan menambahkan saldo laba yang belum ditentukan
penggunaannya di tahun 2020 dengan estimasi laba tahun berjalan di
tahun 2021 dan dikurangi dividen yang diprediksi akan dibayarkan
Perseroan di tahun 2021. Perseroan diprediksi akan membayarkan dividen
dengan jumlah yang tidak jauh berbeda dengan tahun sebelumnya yaitu
sebesar Rp107,00 per lembar saham.
4. Dengan menjumlahkan seluruh estimasi elemen ekuitas, total ekuitas
Perseroan diprediksikan akan mengalami peningkatan sebesar 2,74% dari
sebelumnya sebesar Rp1,326 triliun di tahun 2020 menjadi sebesar
Rp1,362 triliun di tahun 2021.
5. Hasil analisis rasio menunjukkan rasio utang terhadap ekuitas perseroan di
tahun 2020 adalah sebesar 0,5. Dengan asumsi tidak terjadi perubahan
atas nilai rasio tersebut, total liabilitas Perseroan di tahun 2021
diestimasikan menjadi sebesar Rp681 miliar, naik sebesar 3,17%
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
6. Liabilitas imbalan kerja di tahun 2021, baik jangka pendek maupun jangka
panjang, diestimasikan bertambah sebesar 75% dari estimasi nilai
pengukuran kembali atas program imbalan pasti sesuai Proyeksi Laporan
Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain tahun 2021.
7. Dengan asumsi Perseroan tidak memiliki liabilitas jangka panjang selain
liabilitas imbalan kerja sebagaimana terjadi di tahun 2020, liabilitas jangka
panjang di tahun 2021 adalah sama dengan estimasi nilai liabilitas imbalan
kerja jangka panjang yaitu sebesar Rp118 miliar. Sementara itu, sisanya
sebesar Rp562 miliar termasuk ke dalam kategori liabilitas jangka pendek.
8. Di tahun 2021, perputaran utang usaha Perseroan diasumsikan turun
menjadi 6,5 dan 10% dari total nilai utang merupakan utang kepada pihak
berelasi. Liabilitas sewa jangka pendek diprediksi meningkat sebesar 5%.
9. Estimasi beban akrual ditetapkan sebesar 30% dari estimasi beban usaha
sedangkan utang pajak (dan aset pajak tangguhan) diprediksi mengalami
peningkatan sebesar 9%. Sementara itu, estimasi nilai liabilitas keuangan
jangka pendek lainnya diperoleh dengan mengurangkan nilai total
liabilitas jangka pendek dengan estimasi nilai seluruh elemen liabilitas
jangka pendek selain liabilitas keuangan jangka pendek lainnya.
10. Total aset Perseroan diperoleh dengan menjumlahkan total nilai liabilitas
dengan total nilai ekuitas. Di tahun 2021, total aset Perseroan diprediksi
meningkat sebesar 2,88% dari sebesar Rp1,98 triliun di tahun 2020
menjadi sebesar Rp2,04 triliun di tahun 2021.
11. Penyertaan saham dan aset keuangan tidak lancar diestimasi meningkat
sebesar 3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sementara itu, aset
keuangan lancar lainnya, biaya dibayar di muka, dan aset lain-lain
diprediksi ikut mengalami kenaikan sebesar 2%.
12. Di tahun 2021, perputaran aset berwujud Perseroan diasumsikan mencapai
3,6 dengan proporsi aset tetap sebesar 90%, properti investasi 9,5%, dan
aset hak guna sebesar 0,5%.
13. Estimasi total aset tidak lancar Perseroan di tahun 2021 diperoleh dengan
menjumlahkan seluruh komponen aset tidak lancar dan diperoleh jumlah
sebesar Rp625 miliar. Dengan demikian, dari estimasi total aset sebesar
Rp2,04 triliun, sebesar Rp1,4 triliun merupakan aset lancar.
14. Perputaran piutang usaha Perseroan diprediksi menjadi 2,5 dengan 5%
dari total piutang usaha merupakan piutang usaha pihak berelasi.
Perputaran persediaan ditetapkan sebesar 2,3 dan uang muka diestimasi
mengalami peningkatan sebesar 10%.
15. Estimasi kas dan setara kas yang dimiliki oleh Perseroan diperoleh dengan
mengurangkan estimasi total aset lancar dengan nilai seluruh komponen
aset lancar kecuali kas dan setara kas. Per 31 Desember 2021, jumlah kas
dan setara kas Perseroan diestimasi mengalami penurunan sebesar 14,42%
menjadi sebesar Rp227 miliar dari tahun 2020 sebesar Rp265 miliar.

Proyeksi Laporan Arus Kas


Hasil proyeksi atas Laporan Arus Kas DVLA untuk tahun 2021 disajikan di dalam
Lampiran 3.

Proyeksi Laporan Keuangan DVLA menggunakan data yang berasal dari proyeksi
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain dan proyeksi Laporan Posisi
Keuangan. Proyeksi laporan arus kas dilakukan dengan menggunakan metode
langsung. Informasi atau penjelasan atas proyeksi Laporan Arus Kas DVLA di tahun
2021 adalah sebagai berikut.

1. Arus kas neto Perseroan dari aktivitas operasi di tahun 2021 diestimasi
akan mengalami peningkatan sebesar 6,52% menjadi sebesar Rp113,5
miliar. Peningkatan ini terutama disebabkan oleh peningkatan penerimaan
kas dari pelanggan sebesar Rp140 miliar, atau naik 8,35% dari tahun
sebelumnya. Total pembayaran kepada pemasok dan karyawan juga ikut
meningkat dari sebelumnya sebesar Rp1,53 triliun menjadi Rp1,67 triliun
(penyajian proyeksi pembayaran kepada pemasok dan kepada karyawan
secara terpisah dengan metode langsung sulit dilakukan dan dapat
menimbulkan kerancuan mengingat komponen beban yang digunakan
sebagai dasar disajikan secara agregat).
2. Selama tahun 2021, Perseroan diprediksi akan melakukan pembelanjaan
modal sebesar Rp35 miliar, turun sebesar 42,06% dibandingkan dengan
tahun sebelumnya sebesar Rp60,5 miliar dan sebagian besar merupakan
akuisisi atas aset berwujud.
3. Pengeluaran kas terbesar Perseroan selama tahun 2021 berasal dari
pembayaran dividen sebesar Rp119,8 miliar. Jumlah ini sama dengan
jumlah yang dibayarkan oleh Perseroan di tahun 2020.
4. Secara agregat, selama tahun 2021 Perseroan masih mencatatkan arus kas
negatif, yaitu sebesar (Rp38 miliar). Namun, jumlah ini menunjukkan
adanya perbaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya ketika arus kas
neto Perseroan tercatat sebesar (Rp73,7 miliar). Kondisi ini mengakibatkan
kas dan setara kas Perseroan per 31 Desember turun sebesar 21,75%
menjadi sebesar Rp227 miliar.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil proyeksi atas Laporan Keuangan DVLA untuk tahun 2021, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut.

1. Dengan mempertimbangkan efek pemulihan ekonomi dan semakin


meningkatnya kesadaran masyarakat terkait kesehatan, pendapatan neto
DVLA diprediksi mengalami peningkatan sebesar 2% dengan margin laba
bruto sebesar 52%. Meskipun beban ikut meningkat, secara agregat, laba
bersih Perseroan tumbuh sebesar 5,36% menjadi Rp170 miliar. EPS
Perseroan di tahun 2021 juga meningkat menjadi Rp152,00 per lembar
saham.
2. Peningkatan laba bersih Perseroan mengakibatkan jumlah aset meningkat
sebesar 2,88% menjadi Rp2,04 triliun di tahun 2021. Proporsi total utang
terhadap total ekuitas diasumsikan tidak mengalami perubahan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yaitu berada di level 0,5.
3. Meskipun arus kas neto dari aktivitas operasi diestimasi meningkat sebesar
6,25% menjadi Rp113,5 miliar, jumlah tersebut belum mampu menutupi
kas yang dibutuhkan Perseroan untuk kebutuhan akuisisi aset dan
pembayaran dividen. Kondisi ini mengakibatkan Perseroan masih harus
mencatatkan arus kas negatif di tahun 2021 sebesar Rp38 miliar dan
jumlah kas dan setara kas per 31 Desember 2021 turun sebesar 21,75%.

Anda mungkin juga menyukai