Abstrak: Pandemi Covid 19: Peran Good Corporate Governance terhadap Kinerja Perbankan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh good corporate governance (GCG) terhadap
kinerja keuangan sektor perbankan yang diproksikan dengan return on assets (ROA) dan return on
equity (ROE) pada saat wabah Covid 19 merebak di tahun 2020. GCG diproksikan dengan
kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite audit dan komisaris independen. Sampel
penelitian ini terdiri dari 30 perusahaan perbankan yang seluruhnya terdiri dari perbankan
konvensional. Data diperoleh dari data sekunder berupa laporan keuangan tahunan yang diakses
melalui database resmi Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan periode pengamatan di tahun 2020,
sehingga data yang diobservasi merupakan data cross section. Metode sampling yang digunakan
adalah purposive sampling dan data diolah menggunakan analisis regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa proksi dari GCG yaitu kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, komite
audit dan komisaris independen secara tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA maupun ROE.
Hasil ini memberi arti bahwa GCG tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan
perbankan pada masa pandemi Covid 19. Manajemen maupun pemerintah perlu membuat kebijakan
yang efektif dan efisien terkait tata kelola perusahaan sektor perbankan dalam mengatasi kemerosotan
kinerja yang diakibatkan oleh ketidakpastian ekonomi maupun lingkungan, seperti wabah Covid 19.
Kata kunci: Good Corporate Governance, Kinerja Keuangan Perbankan, Pandemi Covid 19, ROA,
ROE
122
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
123
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
terbilang cukup stabil dan solid, hal ini lebih jauh mengenai pengaruhnya terhadap
terlihat dari Indeks Harga Saham Gabungan kinerja perbankan melalui peran GCG.
(IHSG) yang berkali-kali mencetak rekor all Pandemi Covid 19 yang berkepanjangan
time high, dimana Net Interest Margin dapat mengarah kepada krisis ekonomi
(NIM) bank rata-rata sekitar 5% (Aktar, Alam, & Al-Amin, 2021). Jika tidak
(investasi.kontan.co.id, 2018). Kemudian, dilakukan mitigasi, krisis ekonomi dapat
sektor perbankan juga memiliki mengakibatkan perusahaan mengalami
pertumbuhan kredit sebesar 9,3% dan kebankrutan. Beberapa penelitian
pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) bank sebelumnya telah menganalisis kinerja
sebesar 5% (YTD) (cnbcindonesia.com, perbankan pada kondisi krisis ekonomi
2018). Pada tahun 2020 pertama kali virus (Wan & Yiu, 2009; Aldamen, et al., 2011;
Covid 19 menyebar dan dideklarasikan Makkonen, et al., 2014). Namun, belum
sebagai pandemi, performa sektor terdapat penelitian yang menganalisis
perbankan mengalami penurunan yaitu pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan
pertumbuhan kredit yang menurun, perbankan di masa pandemic Covid 19
meningkatnya Non Performing Loan (NPL) secara komprehensif, dimana kondisi ini
atau kredit bermasalah, menurunnya memiliki kesamaan dengan krisis yang
pendapatan bunga, mengalami kesulitas mengakibatkan kemerosotan finansial.
likuiditas dalam penurunan kualitas aset, Berdasarkan fenomena tersebut
penurunan tingkat suku bunga pinjaman penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
serta penurunan kinerja perbankan (Nur, peran GCG terhadap kinerja perusahaan
2021). perbankan pada waktu wabah Covid 19
Penelitian ini memiliki keterbaharuan menyebar. Selain itu, penelitian ini juga
data dan fakta yang menggambarkan memberikan implikasi yaitu mengetahui
mengenai kondisi ekonomi secara nasional peran GCG terhadap kinerja perbankan
yang saat ini tengah dilanda wabah Covid dalam menerapkan tata kelola perusahaan
19. Penelitian ini menekankan mengenai yang efektif dan efisien sebagai strategi
pengaruh GCG terhadap kinerja keuangan di bisnis terlepas dari ketidakpastian kondisi
masa pandemi Covid 19, dimana utamanya ekonomi, alam dan lingkungan. Oleh karena
sektor perbankan mendorong perkembangan itu, para pemangku kepentingan dan
sektor riil yang sedang lesu karena dampak pembuat kebijakan diharapkan mampu
dari pandemi (Saputri & Hannase, 2021). memiliki kepekaan dalam mengantisipasi
Kondisi pandemi ini layak untuk diteliti ketidakpastian tersebut melalui kebijakan
124
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
tata kelola perusahaan yang baik sehingga satu faktor munculnya GCG. Dalam hal
mampu mendukung tercapainya kinerja investor, konflik keagenan yang mungkin
perusahaan yang optimal, dalam penelitian terjadi adalah kesulitan investor untuk
ini khususnya bagi sektor perbankan. mengakses informasi mengenai penggunaan
modal yang ditanamkannya, apakah modal
KAJIAN LITERATUR
tersebut dikelola dengan baik sehingga
Teori Agensi diinvestasikan kepada aktivitas yang
Teori keagenan atau teori agensi mendatangkan keuntungan yang tinggi, atau
merupakan teori utama yang digunakan sebaliknya.
dalam GCG karena teori ini berhubungan Dalam penelitian ini, GCG diukur
dengan kepentingan antar stakeholder dalam dengan kepemilikan manajerial,
bentuk perjanjian (Meckling, 1976). kepemilikan institusional, komisaris
Sedangkan, menurut Solomon et al, (2021) independen dan ukuran komite audit.
teori agensi merupakan masalah antara Masing-masing proksi tersebut mewakili
agent dan principal yang memiliki kondisi tata kelola internal perusahaan
kepentingan yang berbeda. Dalam hubungan dalam.
keagenan ini, pihak prinsipal dan pihak agen Kepemilikan Manajerial
melakukan perjanjian dengan pendelegasian Kepemilikan manajerial merupakan
kekuasaan untuk mengambil keputusan jumlah kepemilikan saham oleh pihak
kepada pihak agen atas nama pihak prinsipal manajemen yang secara langsung terlibat
yang tercantum dalam sebuah kontrak dalam proses pengambilan keputusan
(Suryaningtyas & Rohman, 2019). (Basuki & Siregar, 2017). Akibat dari
Penerapan GCG dipercaya dapat meningkatnya kepemilikan manajerial
mengatasi permasalahan keagenan yang menimbulkan suatu dugaan yang menarik
terjadi dalam sebuah perusahaan. GCG dimana nilai perusahaan dapat meningkat.
mempunyai peran penting dalam Kepemilikan manajerial juga diartikan
pengawasan perusahaan, karena itu sebagai kondisi dimana manager memiliki
peraturan dan ketentuan yang berlaku sudah peran ganda dalam suatu perusahaan yakni
selayaknya dipatuhi oleh pihak yang sebagai manajer dan pemegang saham
berkepentingan. Adanya pemisahan antara (Alamsyah, 2016). Dalam penjelasan
kepemilikan dengan pengendalian tersebut dapat diambil arti bahwa pihak
perusahaan, atau seringkali dikenal dengan manajemen yang memiliki saham ikut
istilah masalah keagenan merupakan salah
125
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
126
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
127
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
investasi dan memiliki akses atas informasi 2015). Komite audit bertugas dalam
(Destriana, 2016). Serta kepemilikan mengawasi aktivitas perusahaan dan
institusional mempunyai peran penting memastikan bahwa prinsip-prinsip akuntansi
dalam memonitor manajemen dan dapat telah diterapkan secara baik dan akurat.
dipercaya mengatasi konflik keagenan yang Semakin tinggi efektivitas komite audit,
terjadi diperusahaan, dimana hal ini akan maka semakin tinggi tingkat kepercayaan
berdampak pada baik tidaknya kinerja investor terhadap manajemen perusahaan.
perusahaan. Perusahaan dengan kinerja keuangan yang
H2: Kepemilikan Institusional berpengaruh bagus akan meningkatkan harga saham yang
signifikan terhadap Kinerja Keuangan berpotensi menjadikan nilai perusahaan
Perbankan semakin baik.
Komisaris independen merupakan H4: Komite Audit berpengaruh signifikan
komisaris yang tidak memiliki ikatan bisnis terhadap Kinerja Keuangan Perbankan
ataupun hubungan keluarga dengan
METODE PENELITIAN
pemegang dewan direksi (Prastuti &
Budiasih, 2015). Komisaris independen Metode Pengumpulan Data
memiliki fungsi dalam hal pengawasan, Penelitian ini menggunakan data
evaluasi dan pemecatan terhadap manajer sekunder berupa laporan keuangan tahunan
(Putra, 2015). Fungsi pengawasan dan yang telah memperoleh opini audit. Data
koordinasi dalam perusahaan juga akan sekunder dalam penelitian ini adalah laporan
semakin bagus apabila jumlah dewan keuangan tahunan perusahaan perbankan
komisaris independen dalam suatu yang terdaftar di BEI pada tahun 2020 yang
perusahaan semakin banyak. Dengan adanya diperoleh dari website resmi Bursa Efek
komisaris independen akan menyebabkan Indonesia (BEI) dan website resmi
berkurangnya konflik dalam perusahaan perusahaan tercatat.
tersebut. Desain dan Sampel
H3: Komisaris Independen berpengaruh Populasi dalam penelitian ini yaitu
signifikan terhadap Kinerja Keuangan perusahaan perbankan konvensional dan
Perbankan perbankan Syariah yang terdaftar dalam
Komite audit merupakan sekelompok Bursa Efek Indonesia pada tahun 2020, yang
orang dipilih dewan komisaris yang terdiri dari 46 perusahaan. Tahun 2020
bertanggung jawab dalam mengawasi proses digunakan sebagai tahun observasi dalam
pelaporan keuangan (Prastuti & Budiasih, penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
128
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
129
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
130
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
Minimum 0.000 0.500 0.000 Uji asumsi klasik yang dilakukan dalam
Std. Dev. 0.323 0.188 0.269
Skewness 0.574 3.739 -3.094 penelitian ini adalah uji normalitas dan
Kurtosis 5.766 18.400 8.029 heterokedastisitas karena data yang
Jarque-Bera 11.217 366.393 187.149
Probability 0.003 0.000 0.000 digunakan merupakan data cross section.
Sum 21.850 18.126 32.000
Sum Sq. Dev. 3.042 1.026 2.735 Tujuan dari pengujian ini adalah untuk
Observations 30 30 30 memberikan kepastian bahwa estimasi dari
hasil persamaan regresi yang dilakukan
Berdasarkan Tabel 2, kepemilikan
tepat dan tidak bias. Hasil uji normalitas dan
manajerial memiliki nilai minimum sebesar
heterokedastisitas ditampilkan pada tabel 3.
0.000 dan nilai maksimum sebesar 0.002
Hasil uji normalitas dengan menggunakan
dengan nilai rata-rata sebesar 0.000 dan nilai
Kolmogorov Smirnov test pada persamaan 1
standar deviasi sebesar 0.000. Kepemilikan
dan 2 menunjukkan p-value masing-masing
institusional memiliki nilai minimum
adalah 0.827323 dan 0.450379 (lihat tabel 3;
sebesar 0.000 dan nilai maksimum
tabel 1a; tabel 1b). Nilai tersebut lebih besar
sebesar 1.801 dengan nilai rata-rata sebesar
dari 0.05, sehingga data dinyatakan
0.728 dan nilai standar deviasi
berdistribusi normal. Selanjutnya, pada hasil
sebesar 0.323. Komisaris independen
uji heterokedastisitas dengan menggunakan
memiliki nilai minimum sebesar 1.000 dan
Glejser test, baik persamaan 1 dan 2 nilai p-
nilai maksimum sebesar 2.970 dengan nilai
value masing-masing variabel independen
rata-rata sebesar 2.838 dan nilai standar
menunjukkan nilai yang lebih besar dari
deviasi sebesar 0.499. Komite audit
0.05 (lihat tabel 3; tabel 1c; tabel 1d),
memiliki nilai minimum sebesar 0.500 dan
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak
nilai maksimum sebesar 1.500 dengan nilai
terdapat gejala heterokedastisitas pada data
rata-rata sebesar 0.604 dan nilai standar
penelitian.
deviasi sebesar 0.188.
Tabel 4: Hasil Analisis Regresi Linier
Berganda (ROA)
Tabel 3: Uji Normalitas dan
Dependent Variable: ROA
Heterokedastisitas Method: Least Squares
Uji Persamaan 1 Persamaan 2 Sample: 1 30
Normalitas Probability: Probability: Included observations: 30
0.827323 0.450379 Coef t-
Heterokeda Probability: Probability: ficie Std. Stati
stisitas KM: 0.2667 KM: 0.1738 Variable nt Error stic Prob.
(Glejser KI: 0.7157 KI: 0.2539
test) KIND: 0.7167 KIND:
0.07 0.09 0.794
KAUD: 0.3284
C 5741 5326 544 0.4344
0.1497 KAUD:
25.4 15.4 1.646
0.2636
KM 9050 8328 324 0.1122
131
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
132
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
133
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
134
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
135
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
136
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
137
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
138
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
139
Nominal: Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen
P-ISSN: 2303-2065 E-ISSN: 2502-5430
Volume 11 No 1 (2022)
Saputri, O., & Hannase, M. (2021). Weder, R. B. And B. (2020). The Economic
Pengaruh Indikator Makroekonomi Effects Of A Pandemic. In Economics
Terhadap Kinerja Keuangan Bank In The Time Of Covid-19.
Umum Syariah Pada Masa Pandemi Https://Voxeu.Org/Content/Economics
Covid-19. Jurnal Tabarru’: Islamic -Time-Covid-19
Banking And Finance, 4(1), 139–151.
Https://Doi.Org/10.25299/Jtb.2021.Vol
4(1).6590
140