China, pada 1 Desember 2019. Wabah ini menyebar ke Indonesia pada Maret 2020. Covid 19
memberikan pukulan telak bagi dunia usaha. Akibat adanya regulasi ini menyebabkan
penurunan daya beli, penurunan permintaan, penurunan produksi, penurunan penjualan,
dan peningkatan biaya produksi. Perlambatan siklus ekonomi akan memicu krisis ekonomi
yang ditandai terjadinya penurunan dalam kinerja perusahaan (Choi, 2020; Iyke, 2020;
Kapoor et al., 2021). Kinerja suatu korporasi selama wabah Covid-19 akan dipengaruhi oleh
sektor, ukuran, partisipasi dalam ekspor, dan permintaan pasar terhadap produknya
(Golubeva, 2021). Rashata (2021) dan A Boshnak, et al. (2021) mengatakan jenis industri
berpengaruh negatif terhadap kinerja operasional, keuangan, dan pasar perusahaan. Banyak
perusahaan juga mengalami berbagai masalah dan kerugian seperti kekurangan persediaan,
kekurangan bahan baku, masalah transportasi dan penurunan permintaan yang secara
signifikan dapat mempengaruhi efisiensi dan profitabilitas perusahaan (Bartik et al., 2020;
Hagerty & Williams, 2020).
Penelitian terkait pengaruh pandemic covid-19 terhadap kinerja perusahaan pada beberapa
sektor telah banyak dilakukan. Misalnya, Covid 19 telah mempengaruhi pasar saham (Iyke,
2020; Liu et al., 2020). Covid 19 juga mempengaruhi kinerja perusahaan industri energi (Fu
& Shen, 2020), perusahaan properti (Roosdiana, 2021), mempengaruhi kinerja perusahaan di
Cina (Shen et al., 2020) dan di Pakistan (Imran et al., 2021).
Hampir semua elemen ekonomi, sosial dan lingkungan terkena dampak covid 19, sehingga
peneliti, kita perlu mengkaji lebih jauh kinerja perusahaan di masa ekonomi yang sulit ini.
Oleh karena itu, perlu dilakukan evaluasi terhadap faktor-faktor internal sistem keuangan
perusahaan yang kemungkinan besar akan menjadi penyebab utama kemerosotan ekonomi
dalam beberapa tahun terakhir (Zubair et al., 2020). Penelitian empiris telah dilakukan di
Indonesia, Roosdiana (2021) berfokus pada perbedaan kinerja perusahaan properti dan real
estate sebelum dan sesudah pengumuman nasional kasus pertama covid 19. Sementara itu,
dalam penelitian ini, kami ingin mengkaji lebih jauh perbedaan kinerja perusahaan pada
seluruh sektor selain sektor keuangan sebelum dan selama masa covid-19, ini hal baru dari
penelitian sebelumnya.
Tinjauan literature
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menentukan dampak pandemi COVID-19
terhadap kinerja keuangan bisnis di seluruh dunia. Hadiwardoyo (2020) menemukan sektor
bisnis yang paling terpengaruh adalah sektor bisnis yang mengandalkan orang banyak,
seperti pariwisata dan bisnis terkait pariwisata seperti transportasi dan hotel, serta
perusahaan produk tersier yang mengandalkan public savings funds, properti, dan lembaga
pemberi kredit untuk penjualan mereka. Sebagai akibatnya, sektor energi juga berada di
bawah tekanan yang parah akibat aktivitas bisnis yang semakin berkurang.
Selain itu, beberapa industri lain telah terpengaruh dengan berbagai cara. Penyedia jasa
pengiriman barang, operator seluler, dan penyedia internet, dan asuransi kesehatan
termasuk di antara industri yang dapat mengambil manfaat dari keterbatasan sosial selama
pandemi covid19. Bisnis sektor kesehatan juga dapat menghasilkan keuntungan untuk jenis
produk tertentu seperti: masker, hand sanitizer, disinfektan, sabun, dan produk sejenisnya.
Sektor makanan dianggap sebagai bisnis yang stabil dalam masa krisis, hanya mengalami
penyesuaian dalam metode, seperti pemesanan, pembayaran, dan pengiriman barang
(AlMansour & Al-Majmi, 2020).
2. Tinjauan Pustaka dan Kerangka Pemikiran 2.1 Signaling Theory Signaling theory
diperkenalkan oleh Spence pada tahun 1973. Spence melakukan penelitian yang berjudul
"Job Market Signaling". Spence mengatakan bahwa terdapat asimetri informasi dalam pasar
ketenagakerjaan. Asimetri informasi biasanya terjadi dikarenakan adanya perbedaan
penerimaan informasi yang dimiliki oleh pihak internal maupun eksternal perusahaan
(Spence,1973) Dalam penelitian kali ini, peneliti menggunakan laporan keuangan untuk
membantu pihak manajemen, lembaga keuangan, investor dan pemerintah untuk membuat
keputusan-keputusan bisnis. Teori sinyal memberikan pandangan bahwa isyarat
merupakan hal yang penting dalam melihat prospek perusahaan (Brigham,2015). Tujuan
utama dari teori sinyal adalah mengkomunikasikan tindakantindakan yang dilakukan oleh
internal yang tidak dapat diamati secara langsung oleh pihak luar. Dalam penelitian ini
akan mencoba untuk mengkaji informasi-informasi yang terkait dengan performa
perusahaan melalui rasio keuangan (Njauwman,2021).
Leverage in this study is proxied by Debt to Total Asset Ratio (DAR). A high DAR indicates
a company's high ability to pay its total debt with its fixed assets and vice versa if the DAR is
low. The condition of the covid pandemic has resulted in many companies not being able to
operate normally because there are restrictions on human movement to avoid the spread of
covid 19, so it is predicted that the company's ability will decrease. This is evidenced by
Wulandari and Patrisia (2021) that there is a significant difference in leverage before and
during the covid-19 pandemic. Thus the first hypothesis (H1) of this study is as follows: H2 :
There are the differences of leverage level before and during Covid-19 pandemic
Susilo, Adityo. “Coronavirus Disease 2019: Tinjauan Literatur Terkini.” Jurnal Penyakit
Dalam Indonesia, vol. 7, no. 1, 2020, p. 45.