Overview
Teknik penilaian investasi yang, tidak seperti pengembalian atau tingkat pengembalian
akuntansi, memperhitungkan nilai uang dari waktu ke waktu. Perlu diingat, untuk perhitungan
DCF dalam analisa saham kita biasanya menjumpai banyak prediksi, misalnya: prediksi arus kas
bebas, prediksi beban penjualan, prediksi belanja modal, pajak, prediksi inflasi, dst. Sebagaimana
kita tahu prediksi tidak selalu tepat. Maka kelemahan DCF terletak di sini, sekali perusahaan tidak
mencapai angka prediksi maka penilaian saham kita akan meleset jauh. Ada dua pendekatan
berbeda untuk arus kas dan tingkat diskonto yang digunakan dalam penilaian saham.
Salah satu metode klasik yang digunakan untuk menentukan harga wajar saham. Idenya
sederhana, harga wajar dari suatu saham merupakan present value dari seluruh dividen yang akan
didapatkan di masa datang. Pemegang saham mungkin berencana untuk menjual sahamnya di
masa mendatang, sehingga menghasilkan arus kas dari harga jual.
3. Melaksanakan DDM
4. Perkiraan Dividen Masa Depan
Solusi konvensional untuk masalah kedua, bahwa jumlah dolar dari dividen
diharapkan tumbuh dari waktu ke waktu, adalah dengan membuat beberapa asumsi
tentang tingkat pertumbuhan dividen yang diharapkan.
Pertumbuhan Dividen Yang Tidak Tetap (Nonconstant Growth Dividen) : Pendekatan ini
sebenarnya lebih mendekati kenyataan, karena dividen kas yang dibayarkan perusahaan tidak ada
yang tetap sepanjang waktu, demikian juga tidak ada perusahaan yang membayarkan dividen
dengan pertumbuhan yang tetap sepanjang waktu.
Sebagian besar analis dan investor berpengetahuan mengenali fondasi yang mendasari dan
sifat intuitif dari teknik arus kas diskonto, tetapi mereka juga mengenali kesulitan dalam
menggunakan model ini dalam praktiknya.