Oleh:
SOLIHUL HADI
NIM : EPS.150551
Tahun 2018
Scanned by CamScanner
MOTTO
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu1, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar”.
1
Ada pula yang mengartikan: mintalah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat
vi
PERSEMBAHAN
Kakakku tercinta (khoirul Ulum, Nur Afifah, Hadziq Imron, dan Jauhar Maftuhan), aku yang
seperti ini buka karena hasil kerja kerasku sendiri, akan tetapi kalianlah yang sebenarnya yang
sangat berpengaruh dalam kehidupanku, tanpa kalian, aku tidak bisa seperti ini. Terimakasih
atas segala pengorbanan kalian, membiayaiku semasa aku kuliah. Aku berharap semoga kita
menjadi anak—anak yang sholeh dan sholehah bagi ibu dan bermanfaat bagi masyarakat.
Rasa terimakasih yang tak terhingga kepada teman-teman seperjuangan DIII Perbankan
Syariah, KSEI Al-Fath, Pegawai Bank 9 Jambi Syariah, dan juga Pengurus Masjid Nurul Yaqin.
Terimakasih untuk tiga tahun ini
Akhirnya kepada Allah SWT penulis mendoakan semoga mereka semua dilapangkan rizkinya,
dipermudah segala kesulitannya, serta tercapai segala cita-cita dan keinginannya
Aamiin…
vii
ABSTRAK
Laporan Magang ini berjudul “Penerapan Akad Wakalah Dalam Pembiayaan Murabahah
Konsumtif Di Bank 9 Jambi Syariah”. Dalam penulisan laporan ini bertujuan untuk
mengetahui penerapan akad wakalah di dalam pembiayaan murabahah konsumtif. Dalam laporan
ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan observasi, wawancara,
dan studi pustaka. Sedangkan metode analisis data yang digunakan dalam penulisan ini yaitu
analisis deskriptif. Pada laporan ini penulis memberi kesimpulan bahwa penerapan akad wakalah
di dalam pembiayaan murabahah konsumtif boleh di terapkan jika akad wakalah terlebih dahulu
telah disepakati kedua belah pihak, guna memberika kuasa/wakalah bagi Nasabah memberi
barang yang di inginkannya, kemudian setelah barang sudah di beli maka barang tersebut milik
Bank dengan membaya bukti nota pembelian. Setelah barang jatuh kepada pihak Bank, maka
pembiayaan murabahah dapat di terapkan.
Kata Kunci : penerapan akad wakalah dalam pembiayaan murabahah Konsumtif, Bank 9 Jambi
Syariah.
viii
DAFATAR ISI
JUDUL ................................................................................................... i
MOTTO ................................................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................ 1
B. Masalah Pokok Laporan ............................................................. 4
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................... 4
D. Metode Penulisan
1. Jenis Data ............................................................................ 5
2. Metode Pengumpulan Data ................................................. 6
3. Metode Analisis................................................................... 7
xi
E. Waktu dan Lokasi Magang ......................................................... 8
F. Sistematika Penulisan ................................................................. 8
A. Penerapan .................................................................................... 9
1. Pengertian Penerapan ...................................................... 9
2. Unsur-unsur Penerapan ................................................... 9
B. Pembiayaan ................................................................................. 9
1. Pengertian Pembiayaan ................................................... 9
2. Pembiayaan Konsumtif ................................................... 10
C. Akad ............................................................................................ 11
1. Pengertian Akad secara Bahasa ...................................... 11
2. Pengertian Akad secara Istilah........................................ 11
3. Rukun Dan Syarat Akad ................................................. 12
D. Wakalah ...................................................................................... 13
1. Pengertian Wakalah ........................................................ 14
2. Dasar Hukum Wakalah ................................................... 14
3. Rukun dan Syarat Wakalah ............................................ 17
4. Fatwa DSN Atas Wakalah .............................................. 17
E. Murabahah .................................................................................. 18
1. Pengertian Murabahah Secara Bahasa ............................ 18
2. Pengertian Murabahah Secara Istilah ............................. 18
3. Dasar Hukum Murabahah ............................................... 19
4. Rukun dan Syarat Jual Beli Murabahah ......................... 22
5. Pengertian Murabahah dalam Praktik ............................. 24
6. Fatwa DSN atas Murabahah ........................................... 27
xii
2. Deskripsi Tugas dan Tanggung Jawab ........................... 32
3. Produk-produk Bank 9 Jambi Syariah ............................ 38
B. Mekanisme Pembiayaan Murabahah Konsumtif
1. Penawaran Pembiayaan .................................................. 39
2. Permohonan Pembiayaan ................................................ 39
3. Persetujuan Pembiayaan ................................................. 40
4. Syarat-syarat Penandatanganan Pembiayaan dan
Pengikatan Jaminan ........................................................ 41
5. Syarat-syarat Pencairan .................................................. 41
6. Penandatanganan Akad ................................................... 42
C. Hasil Penelitian
1. Penerapan Akad di Bank 9 Jambi Syariah ...................... 49
2. Barang yang diperjual belikan ........................................ 49
3. Mekanisme ...................................................................... 49
A. Kesimpulan ................................................................................. 51
B. Saran .......................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR GAMBAR
xiv
DAFTAR TABEL
xv
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Bagya Agung Prabowo, Konsep Akad Murabahah Pada Perbankan Syariah
(Analisa Kritis Terhadap Aplikasi Konsep Akad Murabahah Di Indonesia Dan Malaysia), Jurnal
Fakultas Hukum UII Yogyakarta, Hal. 106
2
2
Muhammad Yusuf, Analisis Penerapan Pembiayaan Murabahah Berdasarkan Pesanan
Dan Tanpa Pesanan Serta Kesesuaian Dengan Psak 102, Faculty Of Economics And
Communication, Binus University, Hal. 219
3
3
Youdhi Prayogo, Murabahah Produk Unggulan Bank Syariah konsep, Prosedur,
Penetapan Margin Dan Penerapan Pada Perbankan Syariah, jurnal volume 4, No 2, 2011, hal. 62
4
http://jambi.tribunnews.com/2017/09/20/pembiayaan-perbankan-syariah-mengalami-
kenaikan. Diases hari Rabu, tanggal 20-05-2018
4
Perkembangan pembiayaan yang dialami Bank 9 Jambi Syariah dapat kita lihat di
dalam tabel sebagai berikut:
1. Tujuan Penulisan
2. Manfaat Penulisan
D. Metode Penulisan
1. Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penulisan laporan ini adalah data primer
dan data sekunder, yang berarti:
1. Data Primer
Data primer adalah segala informasi, fakta, dan realitas yang
terkait atau relevan dengan penelitian, dimana kaitan atau relevansinya
sangat jelas,5 bahkan secara langsung diperoleh dari sumber data pertama
di lokasi penelitian atau objek penelitian. Data primer dalam penulisan
laporan ini di peroleh melalu observasi dan wawancara kepada pihak
Kantor Perwakilan Bank 9 Jambi Syariah yakni pegawai di admin
pembiayaan, analisis, ketua kantor cabang, dan memahami secara
langsung tentang penerapan pembiayaan pada Bank 9 Jambi Syariah.
5
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung : Alfabeta, 2018, Hal.68
6
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah segala informasi, fakta dan realitas yang juga
terkait atau relevan penelitian, namun tidak secara langsung atau tidak
begitu jelas relevansi,6 data ini diperoleh dari sumber sekunder dari data
yang dibutuhkan. Data sekunder dalam penulisan ini diperoleh dengan
cara melakukan pendekatan atau dokumentasi terhadap arsip, catatan,
dan dokumen. Data sekunder dalam penulisan laporan ini yaitu : sejarah,
struktur organisasi Bank 9 Jambi Syariah, lokasi serta data-data lain yang
diperlukan untuk penulisan laporan ini.
2. Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara
pewawancara dengan responden, sehingga menghasilkan kontruksi
makna tentang topik tertentu.8 Dalam hal ini, penulis melakukan tanya
jawab atau wawancara kepada pihak Kantor Bank 9 Jambi Syariah yakni
kepala kantor cabang, admin pembiayaan, dan analisis.
6
Ibrahim, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Bandung : Alfabeta, 2018, Hal.68
7
ibid. hal.81
8
Ibid. hal.88
7
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk menelusuri
data historis yaitu catatan-catatan peristiwa yang telah lalu, yang bisa
berbentuk tulisan, gambar atau karya monumental seseorang.9 Dalam hal
ini data yang penulis gunakan berasal dari buku-buku, arsip, catatan, dan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pembiayaan murabahah
konsumtif. Serta data lain yang bersumber dari referensi-referensi studi
kepustakaan melalui jurnal, artikel, media cetak, dan bahan lain dari
berbagai situs website yang mendukung.
4. Penelitian Pustaka
Penelitian pustaka pengamatan data yang dilakukan dengan cara
membaca, mempelajari, dan mengutip dari buku serta sumber-sumber
lain yang berkaitan dengan laporan penulis.
3. Metode analisis
Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis deskriptif.
Analisis deskriptif yaitu mendeskripsikan, menggambarkan, dan
mengananlisis suatu fenomena dengan cara menggambarkan fokus masalah
yang berkaitan dengan masalah yang diangkat pada laporan ini.
9
Ibid. hal.94
8
BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisi uraian tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, waktu dan lokasi magang, serta
sistematika penelitian.
Bab ini berisi tentang landasan teori yaitu konsep-konsep yang digunakan
untuk penulisan laporan mengenai data yang ditemui selama magang,
yang berhubungan erat pembahasan permasalahan yang berkaitan dengan
penulis laporan.
BAB IV : Penutup
Bab ini berisi tentang kesimpulan yang dapat diambil dari bab
sebelumnya yaitu bab III, serta saran yang dapat dijadikan masukan
kepada Bank yang berguna untuk meningkatkan kinerja yang lebih baik
dari yang sebelumnya.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penerapan
1. Pengertian Penerapan
Penerapan merupakan sebuah tindakan yang dilakukan, baik secara
individu maupun kelompok dengan maksud untuk mencapai tujuan yang telah
dirumuskan. Cahyononim dalam J.S Badudu dan Sutan Mohammad Zain
(2010:1487) “penerapan adalah hal, cara atau hasil”. Adapun menurut
Lukman Ali (2007:104), “penerapan adalah mempraktekkan atau
memasangkan“. Sedangkan menurut Rian Nugroho (2003:158) “penerapan
pada prinsipnya cara yang dilakukan agar dapat mencapai tujuan yang
diinginkan”.
Berdasarkan para pendapat ahli di atas, penulis menyimpulkan bahwa
penerapan adalah menjalankan atau mempraktekkan sesuatu yang ingin di
capai.
2. Unsur-Unsur Penerapan
Adapun unsur-unsur penerapan meliputi:
1. Adanya program yang dilaksanakan.
2. Adanya kelompok atau target, yaitu masyarakat yang menjadi sasaran
dan diharapkan akan menerima manfaat dari program tersebut.
3. Adanya pelaksanaan, baik organisasi atau perorangan yang
bertanggung jawab dalam pengolaan, pelaksanaan maupun
pengawasan dari proses penerapan tersebut.
B. Pembiayaan
A. Pengertian Pembiayaan
Pengertian pembiayaan menurut kamus pintar Ekonomi Syariah,
pembiayaan diartikan sebagai penyediaan dana atau tagihan yang
dipersamakan dengan itu berupa:
10
Menurut UU No. 1 Tahun 1998 pasal 1 No. 12, pembiayaan dalam prinsip
syariah adalah penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank dengan pihak lain yang
mewajibkan pihak yang dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan
tersebut setelah jangka waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.
B. Pembiayaan Konsumtif
C. Akad
1. Pengertian Akad Secara Bahasa
Secara bahasa akad adalah “ikatan antara dua hal, baik ikatan
secara nyata maupun ikatan secara maknawi, dari satu segi maupun dari dua
segi”. Sedangkan menurut ahli hukum Islam, akad dapat diartikan secara umum
dan khusus. Pengertian akad dalam artian umum, menurut Syafi‟iyah,
Malikiyah dan Hanfiyah, yaitu “segala sesuatu yang dikerjakan oleh seseorang
berdasarkan keinginannya sendiri, seperti wakaf, talak, pembebasan, atau sesuatu
yang pembentukannya membutuhkan keinginan dua orang seperti jual beli,
perwakilan dan gadai”. Sementara dalam artian khusus diartikan “perikatan yang
10
http://tugaskuliah-syaifurrahman.blogspot.com/2013/07/pembiayaan-konsumtif.html
12
ditetapkan dengan ijab qabul berdasarkan ketentuan syara‟ yang berdampak pada
objeknya” atau “menghubungkan ucapan salah seorang yang berakad dengan
yang lainnya sesuai syara‟ dan berdampak pada objeknya”.
Sebuah kontrak (Akad) terdiri dari rukun dan syarat akad sebagai
berikut : eksistensi kedua belah pihak yang kapabel untuk memasuki kontrak,
yakni mereka harus dewasa dan waras; suatu penawaran (Ijab) dan penerimaan
11
M haris fikri, pelaksanaan pembiayaan murabahah berdasarkan prinsip hukum
ekonomi syariah ( studi di bank muamalat cabangg Bandar lampung), hal. 11
13
(Qabul); suatu dasar legal (Sari) mengenai penyatuan dua pernyataan dan
kewajiban dari kontrak; dan terbebas dari semua factor yang dilarang. Para
Fuqaha secara umum pada dasarnya memegang teguh bahwa rukun dan syarat
yang penting dalam kontrak terdiri dari 3 bagian dan jika ini tidak ada,
kontraknya dianggap tidak sah:
D. Wakalah
1. Pengertian Wakalah
Arti harfiah “wakalah” adalah menjaga, menahan, atau penerapan
keahlian atau perbaikan atas nama orang lain. Wakalah juga merupakan tanggung
jawab. Oleh karena itu seorang wakil harus melakukan tanggung jawab
sebagaimana seorang yang dipercaya melaksanakan tanggung jawabnya dalam
kasus amanah.
12
Muhammad Ayub, understanding Islamic finance,Jakarta: Gramedia pustaka
Utama,2009. Hal.529
14
13
Imam mustofa, fiqih muamalah kontemporer, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2016,
hal.205
15
Pergilah kamu dengan membawa baju gamisku ini, lalu letakkanlah Dia
kewajah ayahku, nanti ia akan melihat kembali; dan bawalah keluargamu
semuanya kepadaku.
14
Hakam ialah juru pendamai
16
2. Riwayat Jabir :
Jabir bin Abdillah ra. Berkata, aku hendak berangkat ke Khaibar, lalu aku
menemui Rasulullah Saw. Beliau bersabda :” jika engkau menemui wakilku
di Khaibar, ambillah olehmu darinya lima belas wasaq”.
15
Ibid. hal.208
17
juga dapat menjadi sarana untuk saling membantu dan menolong sesama
manusia.
2) Syarat wakalah
1) Sighat harus dengan lisan, tulisan, atau perbuatan yang menunjukkan
adanya kerelaan untuk mewakilkan.
2) Pelaku (Muwakkil, wakil) harus cakap hukum, berakal dan baligh.
3) Objek merupakan kewenangan Muwakkil, objek dapat diwakilkan,
objek harus jelas.
16
Djoko Muljono, Perbankan dan Lembaga keuangan Syariah, Yogyakarta : ANDI,
2015. Hal 307
18
E. Murabahah
1. Pengertian Murabahah Secara Bahasa
Secara istilah, pada dasarnya terdapat kesepakatan para ulama dan ekonom
muslim dalam substansi pengertian murabahah. Imam al-Kasani menjelaskan,
murabahah adalah bentuk jual beli dengan diketahuinya harga pokok
dengan adanya tambahan keuntungan tertentu (Kasani, tt: 226). Ibnu Abidin
menyatakan bahwa murabahah adalah menjual harta benda yang dimiliki dengan
harga pokok pembelian plus dengan tambahan margin yang disepakati mereka. Ia
mensyaratkan bahwa barang yang diperjualbelikan merupakan harta mitsli atau qimi
yang dimiliki penuh oleh penjual serta menyebutkan tingkat marginnya dengan jelas
(Abidin, 1992: 132-135).
17
Ummi Kalsum & Eka Rizky Saputra, penyertaan akad wakalah dalam pembiayaan
murabahah (Studi Di BNI Syariah Cabang Kendari), Jurnal fakultas Ekonomi & Bisnis Islam
IAIN Kendari, hal. 8
19
18
Asiah binti nur, manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : Kalimedia, 2015,
Hal.224
19
Imam mustofa, fiqih muamalah kontemporer, Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2016,
hal.69
20
Dasar atau landasan yang berdasarkan Hadits antara lain sebagai berikut:20
Selain hadits di atas, juga ada praktik Sahabat dalam jual beli murabahah,
yaitu antara lain sebagai berikut:
Waki menceritakan dari Abu Bahr dari kakeknya berkata: “aku pernah
melihat Ali ra. Membawa sebuah kain tebal, dia berkata bahwa : “aku
membelinya seharga lima dirham, barang siapa mau memberiku laba satu
dirham, maka aku akan menjual kepadanya”.
20
Ibid, hal.70
22
Rukun jual beli murabah sama halnya dengan jual beli pada umumnya,
yaitu adanya pihak penjual, pihak pembeli, barang yang di jual, harga, dan akad
(ijab qabul). Sementara syarat jual beli murabahah adalah:21
Pertama, syarat yang terkait dengan sigat atau akad. Akad harus jelas, baik
ijab maupun qabul. Dalam akad harus ada kesesuaian antara ijab dan qabul, dan
kesinambungan antara keduanya. Kedua, syarat sah jual beli murabahah yaitu:
21
Ibid. hal.72
23
lebih banyak, baik takaran atau timbangannya maka tidak boleh, dan hal
ini bukanlah jual beli murabahah.
5. Keuntungan atau laba harus diketahui masing-masing pihak yang
bertransaksi, baik penjual maupun pembeli. Apabila keuntungan tidak
diketahui oleh pembeli, maka tidak dapat dikatakan jual beli murabahah.
“salah satu syarat jual beli murabahah adalah akad pertama harus akad
yang sah, apabila akad pertama rusak, maka jual beli murabahah tidak
boleh, karena jual beli murabahah adalah jual beli dengan pengambilan
keuntungan, yaitu modal awal plus laba”.
1. Para pihak yang berakad harus cakap hukum dan tidak dalam keadaan
terpaksa.
2. Barang-barang yang menjadi objek transaksi adalah barang yang halal
serta jelas ukuran, jenis dan jumlahnya.
3. Harga barang harus dinyatakan secara transparan (harga pokok dan
komponen keuntungan) dan mekanisme pembayarannya disebutkan
dengan jelas.
4. Pernyataan serah terima dalam ijab qabul harus dijelaskan dengan
menyebutkan secara spesifik pihak-pihak yang terlibat yang berakad.
22
Ibid. Hal.73
24
Menurut Yusuf al-Qardhawi, dalam MPP ini ada dua unsur utama yang
perlu dipahami, yaitu adanya wa‟ad (janji), artinya janji untuk membelikan
barang yang diminta pembeli dan janji penjual untuk meminta keuntungan
dari barang tersebut. Di samping itu, disepakati pula oleh pembeli dan penjual
bahwa janji ini bersifat mengikat (iltizam) yang kemudian akan dilakukan
pembayaran dengan cara ditangguhkan (muajjal). Berdasarkan penjelasan
tersebut, unsur-unsur MPP bila diterapkan dalam perbankan syariah adalah
sebagai berikut:
23
M Haris Fikri, Pelaksanaan Pembiyaan Murabahah Berdasarkan Prinsip Hukum
Ekonomi Syariah (Studi Di Bank Muamalat Cabang Bandar Lampung), hal. 35
26
kemudian pihak bank menjual kembali kepada nasabah sesuai dengan harga
pembelian dari pihak developer, dan ditambah keuntungan bagi pihak bank.
Tambahan keuntungan bagi pihak bank ini, diperjanjikan diawal transaksi yang
didasarkan atas kesepakatan bersama antara pihak bank dengan nasabah, jadi
dalam hal ini tidak terjadi unsur saling mendzalimi. Transaksi jual-beli pada
umumnya dapat dijelaskan mengenai unsur jaminan (dhomman). Kedudukan
dhomman dalam transaksi jual-beli secara teori bahwa dhomman hanya sebatas
pada penjual bahwa penjual menjamin barang yang dijual tidak adanya cacat
tersembunyi.4 Menurut mayoritas (jumhur) ahli-ahli hukum Islam, rukun yang
membentuk akad murabahah ada lima yaitu : Adanya penjual (ba‟i); adanya
pembeli (musytari); objek atau barang (mabi‟) yang diperjual- belikan; Harga
(tsaman) nilai jual barang berdasarkan mata uang; ijab kabul (sighat) atau formula
akad, suatu pernyataan kehendak oleh masing - masing pihak. Pembiayaan
murabahah memungkinkan adanya dhomman (jaminan), karena sifat dari
pembiayaan murabahah merupakan jual-beli yang pembayarannya tidak dilakukan
secara tunai, maka tanggungan pembayaran tersebut merupakan hutang yang
harus dibayar oleh pembeli. Untuk mengetahui lebih lanjut, bisa di lihat gambar
skema di bawah ini.
Gambar 2.1
Mekanisme Pembiayaan Murabahah Melalui Wakalah/Perwakilan
1. Persyaratan & Negosiasi.
2. Akad Murabahah
3. Menyerahkan dana & Memberikan
Kuasa
BANK SYARIAH 6. Menerahkan Bukti Pembelian NASABAH
PEMBIAYAAN
(BA’I)
7. Bayar Sekaligus / Angsuran MURABAHAH
4. Pembelian
5. Penyerahan Barang oleh Nasabah
SUPPLIER
PEMASOK
27
Gambar 2.2
Mekanisme Pembiayaan Murabahah Secara Langsung
3. Beli Barang
SUPPLIER
PEMASOK
24
Asiah binti nur, manajemen Pembiayaan Bank Syariah, Yogyakarta : Kalimedia, 2015,
Hal.25
29
BAB III
PEMBAHASAN
dikenakan beban bagi hasil (bunga non persen). Keuntungan yang diperoleh Unit
Usaha Syariah setiap tahun dialihkan di kantor pusat untuk menambah Bank
Jambi sehingga CAR Bank Jambi dapat dipertahankan di atas 12%.
1) Latar Belakang Bank Jambi
Bank Jambi sebagai sebuah wilayah dipercaya masyarakat yang berasal dari
kata “jambe” yang berarti pinang. Dan merupakan sebuah persatuan dari beberapa
etnis, dengan aegium adat : “sepucuk jambi sembilan lurah, dengan batangnyo
alam rajo” yang artinya :
a. Pucuk yaitu ulu (dataran tinggi)
b. Sembilan lurah adalah representasi dari sembilan negeri/wilayah
c. Batangnyo alam rajo adalah daerah teras kerajaan yang terdiri dari dua belas
daerah/suku.
2) Visi Dan Misi Bank Jambi
a. Visi
- Menjadi bank yang ideal dan sehat
- Mewujudkan terpenuhnya kebutuhan masyarakat di bidang jasa bank
- Memiliki nilai tambah ekonomi daerah khususnya UKM (Usaha Kecil
Menengah)
- Dikelola secara professional, hati-hati dan berkembang secara wajar.
b. Misi
- Sebagai bank umum konvensional dan syariah
- Penggerak ekonomi dan pembangunan daerah
- Pemegang dan penyimpanan kas daerah
- Salah satu sumber PAD (Pendapatan Asli Daerah).
3) Profil Perusahaan – Mei 2018
Nama Perusahaan : PT Bank Pembangunan Daerah Jambi
Unit Usaha syariah
Alamat : Jl. Kapten Pattimura No. 70-71 Simpang IV Sipin
Jambi
Telepon : (0741) 60199
Faxmile : (0741) 61609
Website : www.bankjambi.co.id
32
7) Head Teller
a. Head Teller adalah Pejabat Struktural yang ditetapkan Direksi yang
bertanggung jawab langsung kepada Kepala Operasional dan Pelayanan
Cabang Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas
tambahan, kewajiban, wewenang dan tanggung jawabnya di Kantor Cabang
Syariah.
b. Mengatur persediaan uang tunai dalam ruangan khasanah utama sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
c. Memberikan rekomendasi kepada Kepala Operasional dan Pelayanan
penunjukan teller ATM dalam transaksi pengisian uang tunai dan atau cash
opname ATM pada mesin ATM yang berada dalam wilayah kerja kantor
cabangnya.
35
8) Pelaksana Teller
a. Pelaksanan teller adalah pelaksana yang bertanggung jawab langsung
kepada Head Teller Cabang Syariah dalam melaksanakan tugas-tugas
pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban, wewenang, dan tanggung
jawabnnya di Kantor Cabang Syariah.
b. Melayani nasabah yang melakukan transaksi penarikan, pembuatan
rekening, buku tabungan, penyetoran tunai serta transaksi setoran kliring
(wakalah) dan pemindahbukuan untuk semua jenis rekening pada Bank.
11) IT Coordinator
Pelaksana Akuntansi, IT dan Pelaporan adalah pelaksana yang
bertanggung jawab langsung kepada Head Operasional Cabang Syariah dalam
melaksanakan tugas-tugas pokok, tugas-tugas tambahan, kewajiban,
wewenang dan tanggung jawabnya di Kantor Cabang Syariah.
36
DIREKSI
Pemimpin
Cabang Syariah
H. ACHMAD JAIS
Kepala Pemasaran
Kepala Operasional dan
M Achsien Anthony
Pelayanan Nasabah
ROSNI
Head Pembiayaan
Firsan Sadli
1. Penawaran Pembiayaan
2. Permohonan Pembiayaan
Permohonan pembiayaan dilakukan secara tertulis dari nasabah kepada
analisis pembiayaan dengan mengisi form pengajuan pembiayaan. Dalam proses
permohonan pembiayaan ini calon nasabah harus menyertakan persyaratannya
antara lain:26
25
Wawancara kepada Pimpinan Cabang Bank 9 Jambi Syariah, tanggal 24 September
2018, pukul 15.45 Wib
26
Wawancara kepada head analisis pembiayaan Bank 9 Jambi Syariah, tanggal 24
September 2018, pukul 16.03 Wib
40
3. Persetujuan Pembiayaan
Persetujuan pembiayaan yaitu surat berisi pemberitahuan dari Bank 9
Jambi Syariah bahwa nasabah telah mengajukan pembiayaan untuk keperluannya
telah di setujui oleh pihak Bank yang selanjutnya akan di proses. Sebagai contoh,
hadi mengajukan pembiayaan sebesar Rp. 160.000.000 ( seratus enam puluh juta)
ke pada pihak bank untuk renovasi rumahnya, maka pihak bank akan memberikan
penjelasan terhadap pembiayaan hadi yang tertera sebagai berikut:
1) Jenis pembiayaan : Murabahah Konsumtif
2) Pagu/plafond pembiayaan : Rp. 160.000.000.00
( Seratus Enam Puluh Juta Rupiah)
3) Tujuan pembiayaan : Pembelian Barang Keperluan Renovasi
Rumah
4) Jangka waktu : 96 bulan
5) Margin : ( Eq 7.50 %/flat/th)
41
Terdapat syarat-syarat lainnya yang harus dilakukan calon nasabah antara lain
sebagai berikut:
42
Jika ketentuan dan persyaratan di atas telah dipenuhi oleh calon nasabah,
maka calon nasabah dapat menandatangi surat pemberitahuan persetujuan
pembiayaan diatas materai guna untuk menindaklanjuti.
6. Penandatanganan Akad
Penandatanganan akad dilakukan oleh pihak Bank 9 Jambi Syariah dan
calon nasabah yang telah mengajukan pembiayaan tersebut guna untuk
menjadi pegangan bagi pihak Bank jika sewaktu-waktu nasabah tersebut
melakukan penyalahgunaan. Adapun di dalam penandatanganan akad
tersebut, terdapat beberapa pasal-pasal tentang pembiayaan murabahah
konsumtif, antara lain sebagai berikut:
43
Pasal 1
DEFENISI-DEFENISI
1. Prinsip syariah adalah aturan muamalah berdasarkan hukum islam
2. Barang adalah barang dan atau aktiva tetap yang dihalalkan berdasarkan
syariah baik materi maupun cara memperolehnya. Yang dibeli Bank atau
diwakilkan kepada Nasabah, dari pemasok dengan pendanaan yang berasal
dari pembiayaan yang disediakan oleh Bank baik sebagian maupun
seluruhnya dan selanjutnya dijual kepada Nasabah.
3. Murabahah adalah akad jual beli antara Bank dan Nasabah pada harga
perolehan dengan tambahan keutungan yang disepakati antara Bank dan
Nasabah.
4. Bank adalah PT. Pembangunan Daerah Jambi Cabang Syariah Jambi,
berkedudukan di Jambi.
5. Nasabah adalah pihak yang mengajukan untuk mendapatkan fasilitas
pembiayaan dari Bank.
6. Pemasok adalah pihak ketiga yang menyediakan barang untuk dibeli oleh
Bank atau Nasabah.
7. Utang murabahah adalah utang Nasabah sebagai pembelli barang dan
merupakan piutang murabahah yang menjadi hak tagih bagi Bank, jumlah
mana besarnya disesuaikan dengan harga jual barang yang disediakan
Bank.
8. Harga beli adalah harga beli Bank berupa sejumlah uang dan biaya-biaya
langsung yang dikeluarkan oleh Bank untuk memberi barang, setelah
dikurangi uang muka dari Nasabah dan diskon, serta potongan lainnya
apabila ada dari Pemasok.
9. Keuntungan atau margin adalah kewajiban Nasabah berupa sejumlah uang
yang merupakan pendapatan Bank dari selisih harga beli dengan harga jual
kepada nasabah.
10. Harga jual adalah harga jual Bank yang merupakan jumlah keseluruhan
harga beli ditambah keuntungan atau margin bagi Bank.
44
20. Surat persetujuan Prinsip Pembiayaan atau SPPP adalah surat yang
dikeluarkan oleh Bank sebagai tanda persetujuan pemberian fasilitas
pembiayaa kepada Nasabah sesuai dengan syarat dan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dengan akad ini.
21. Surat permohonan realisasi pembiayaan adalah surat permohonan dari
Nasabah kepada Bank untuk penarikan fasilitas pembiayaan.
22. Tanda terima barang adalah tanda terima yang telah ditandatangani dari
Nasabah untuk kemudian diserahkan kepada Bank sehubungan dengan
penerimaan barang yang menjadi obyek jual beli murabahah sesuai akad
ini.
23. Jadwal angsuran adalah dokumen yang berisi mengenai cara pembayaran
kewajiban yang telah ditandatangani Nasabah kepada Bank sebagaimana
telah disepakati oleh para pihak.
Pasal 2
OBYEK MURABAHAH
1. Nasabah dengan ini berjanji dan mengikat diri kepada Bank untuk
membayar harga jual Barang atau pembiayaan murabahah sebesar Rp.
264.000.000,- (Dua Ratus Enam Puluh Empat Juta Rupiah) dengan
perincian sebagai berikut:
Harga beli Rp. 165.000.000
Margin Rp. 99.000.000
Harga jual barang Rp. 264.000.000
2. Oleh karenanya Nasabah mengaku dan berjanji akan membayar utang
murabahah tersebut kepada Bank sebagaimana tersebut dalam pasal 3 ayat
1 di atas.
Pasal 6
TEMPAT PEMBAYARAN
Undang Hukum Perdata kepada Bank, untuk memotong gaji dan / atau
mendebet rekening Nasabah guna membayar / melunasi utang Nasabah.
3. Nasabah menerangkan dengan ini memberi kuasa kepada Bank untuk
memotong gaji dan /atau mendebet rekening Nasabah guna membayar
seluruh kewajiban Nasabah baik untuk membayar jumlah utang maupun
membayar biaya administrasi, maupun biaya akta dan biaya-biaya lainnya
yang terutang dan wajib dibayar oleh Nasabah dan untuk kepentingan
Bank.
Pasal 15
PENGAWASAN DAN PEMBINAAN
Nasabah berjanji dan dengan ini mengikatkan diri untuk memberikan izin
kepada Bank atau pihak/petugas yang ditunjuknya, guna melaksanakan
pengawasan/ pemeriksaan terhadap barang, objek pembiayaan maupun
barang jaminan, serta pembukuan dan catatan pada setiap saat selama
berlangsungnya akad ini, dan kepada wakil Bak tersebut di beri hak untuk
membuat photo copy dari pembukuan dan catatan yang bersangkutan.
Pasal 16
PENYELESAIAN PERSELISIHAN
Pasal 18
PENUTUP
1. Apabila terdapat hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam
akad ini, maka Nasabah dan Bank akan mengaturnya bersama secara
musyawarah untuk mufakat dalam suatu Addendum.
2. Tiap Addendum dari akad ini merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari akad ini.
3. Surat akad ini dibuat dan ditandatangani oleh Nasabah dan Bank diatas
kertas bermaterai cukup rangkap 2 (dua) yang masing-masing berlaku
sebagai aslinya bagi kepentingan masing-masing pihak.
49
C. HASIL PENELITIAN
riba, Padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba.
orang-orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu
terus berhenti (dari mengambil riba), Maka baginya apa yang telah
diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka orang itu
adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan mengenai penerapan akad wakalah dalam
pembiayaan murabahah konsumtif dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembiayaan yang paling diminati di Bank 9 Jambi Syariah adalah
pembiayaan murabahah konsumtif dikarenakan dalam prosesnya lebih
cepat disbanding bank syariah lainnya.
2. Prosedur dan persyaratan dalam penyaluran dana berupa Akad
Pembiayaan Murabahah di Bank 9 Jambi Syariah, tidak hanya dilakukan
berdasarkan ketentuan Hukum Islam, melainkan juga berdasarkan
ketentuan Hukum Perbankan Syariah, serta ketentuan khusus yang
diterapkan di Bank 9 Jambi Syariah, yakni negosiasi Pembiayaan
Murabahah antara calon nasabah dengan Bank Syariah, kemudian
dilanjutkan dengan pemenuhan kelengkapan dokumen yang kesemuanya
telah ditentukan secara khusus dalam Standar Operasional Prosedur (SOP)
Bank 9 Jambi Syariah.
3. Mekanisme pembiayaan murabahah konsumtif di Bank 9 Jambi Syariah
secara teori dan praktiknya sesuai dengan apa adanya. Yakni akad wakalah
di dahulukan sebagai pemeberian kuasa/ perwakilan dari Bank ke Nasabah
guna untuk membelikan barang yang nasabah inginkan, ketika barang
sudah di beli oleh Nasabah, maka barang tersebut milik bank dengan bukti
penyerahan nota perbelanjaan dari Nasabah untuk Bank. Kemudian
terjadilah akad akad murabahah konsumtif.
2. Saran
1. Bank 9 Jambi Syariah hendaknya terus mengembangkan produk-
produknya yang lebih baik dan syar‟i sehingga dapat bersaing dengan
lembaga syariah yang lain agar tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud.
52
DAFTAR PUSTAKA