Anda di halaman 1dari 22

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN

SKRIPSI
Disampaikan kepada Fakultas Ekonomi Universitas Pelita Harapan , program studi Akuntansi untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S-1)

Disusun Oleh:

Richard Djauhari 00000000535


UNIVERSITAS PELITA HARAPAN TANGERANG 2014

PERSETUJUAN
Laporan tugas akhir tentang ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN oleh Richard Djauhari ini telah disetujui untuk diajukan di dalam Sidang Ujian Akhir Universitas Pelita Harapan. Oleh : Dosen Pembimbing I, Dosen Pembimbing II,

Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA Wijaya,SE.MSA.,Ak,.CMA

Hanna

PENGESAHAN
Skripsi yang berjudul tentang ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN telah diujikan pada hari Jumat , 10 Maret 2014 , pukul 13.00 s.d. 15.00 dengan susunan penguji sebagai berkikut. Nama 1. Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA 2. Hanna Wijaya, SE.MSA.,Ak,.CMA 3. Christine, SE.MSA.,Ak,.CMA Tanda Tangan

Disahkan oleh: Ketua Jurusan Akuntansi UPH Dekan School of Business

Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA Suk,SE.MSA.,Ak,.CMA

Kim Sung

PERSEMBAHAN
Dengan mengucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini dipersembahkan kepada orang-orang yang mendukung saya dalam proses penyusunan skripsi : Bapak dan Ibu dosen yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini. Keluarga yang telah memberikan semangat dan doa sehingga skripsi ini dapat di selesaikan tepat waktunya. Kawan-kawan di Universitas Pelita Harapan dan semua teman-teman yang telah mendukung dalam penyelesaikan skripsi ini.

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih karunia yang telah diberikan, sehingga penulisan skripsi dengan judul ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAANDENGAN MENGGUNAKAN METODE RASIO PADA PT BTN (PERSERO) CABANG MEDAN dapat diselesaikan dengan baik sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi pada Program Sarjana (S1) Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Pelita Harapan. Skripsi ini dapat tersusun atas bantuan dan perhatian berbagai pihak, yangtelah dengan baik hati bersedia meluangkan waktunya untuk berbagi ilmu dan informasi serta memberikan semangat sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Oleh sebab itu, saya ucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Kim Sung Suk,SE.MSA.,Ak,.CMA selaku Dekan Fakultas Bisnis di Universitas Pelita Harapan. 2. Bapak Antonius Herusatya,SE.MSA.,Ak,.CMA selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Bisnis Universitas Pelita Harapan. 3. Ibu Lina, SE.,MSA.,Ak.,CMA selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas waktu dan bimbingan yang diberikan. 4. Bapak Aloysius Jaka Prasetya yang mengajarkan penulisan tata cara menulis karya ilmiah dengan benar.

Skripsi ini masih memiliki banyak kelemahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dapat disampaikan sehingga menjadikan skripsi ini menjadi lebih baik dan bermanfaat serta dapat menambah pengetahuan dan wawasan bagi yang membaca ataupun pihak yang memerlukannya.

Tangerang, 12 Maret 2014 Penyusun,

Richard Djauhari

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menganalisis dan dapat menjelaskan kinerja keuangan pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan. PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang jasa perbankan. Untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis menggunakan teknik pengumpulan data berupa dokumentasi, wawancara dan studi literatur. Dalam penelitian ini, jenis data yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data yang diperoleh dari responden bersumber dari kepala cabang dan bagian accunting dari objek penelitian. Dari hasil pengamatan dan tanya jawab dengan responden, diketahui bahwa (1). Kinerja keuangan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 secara umum dapat dikatakan baik. (2).Kinerja Keungan pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan mengalami perubahan yang cukup baik. (3). Meskipun tingkat likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan tampak rendah, namun hal ini tidak begitu dipermasalahkan khususnya di perusahaan perbankan yang tugasnya adalah menarik dan menyalurkan dana kepada masyarakat. Kata Kunci : Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan

DAFTAR ISI
PERSETUJUAN ...................................................................................................................... 1 PENGESAHAN ........................................................................................................................ 2 PERSEMBAHAN .................................................................................................................... 3 KATA PENGANTAR .............................................................................................................. 4 ABSTRAK ................................................................................................................................ 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................................................................. 7 B. Perumusan Masalah ........................................................................................................ 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................................ 8 D. Manfaat Penelitian .......................................................................................................... 8 E. Sistematika Penulisan...................................................................................................... 8 BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Laporan Keuangan ....................................................................................... 9 2. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................................................. 9 3.Karakteristik Laporan Keuangan ................................................................................. 10 4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan ..................................................................................... 10 BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................................... 11 B. Responden ...................................................................................................................... 11 C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................................. 11 D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................................... 11 E. Metode Analisis Data..................................................................................................... 11 BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan ....................................................................................................... 12 2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank .............................................................. 13 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .................................................................................................................... 19 B. Saran ............................................................................................................................... 20 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 21

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dinamika globalisasi dan revolusi teknologi yang sedang melanda dunia saat ini, sudah dapat dipastikan akan mempengaruhi peta dan pola persaingan dunia bisnis secara drastis. Dari asumsi tersebut mengharuskan perusahaan untuk memandang jauh ke depan guna mengantisipasi kemungkinan-kemungkinan yang dapat mempengaruhi perkembangan perusahaan. Setiap bentuk perusahaan mempunyai tujuan yang sama yaitu profit (laba), growth (pertumbuhan), survive (kelangsungan hidup perusahaan) dan tujuan perusahaan tersebut harus dicapai oleh semua pihak yang ada dalam perusahaan. Proses penetapan dan pencapaian tujuan membutuhkan ketelitian, keakuratan, serta kecepatan manajemen dalam pengambilan keputusan serta dalam mengelola perusahaan. Manajemen harus melaksanakan fungsi-fungsinya dengan baik sehingga tujuan perusahaan akan tercapai dengan efektif dan efisien. Oleh karena itu pihak manajemen perusahaan perlu mengetahui dan mengumpulkan berbagai informasi tentang keadaan atau kondisi yang dialami perusahaan. Dengan mengetahui informasi tersebut maka manajeman dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menjalankan dan mengembangkan perusahaan. Analisa rasio berorientasi pada masa depan yaitu memprediksi keadaan yang akan dialami oleh perusahaan. Dengan demikian kegunaan atau manfaat suatu angka rasio tergantung pada kemampuan dan kecerdasaan manajemen atau analis dalam mengiterpretasikan data yang ada untuk menilai dan mengukur kinerja keuangan perusahaan, karena data yang trercantum dalam laporan keuangan mencerminkan kinerja keuangan dan merupakan jendela untuk melihat aktivitas perusahaan. Pengelolaan keuangan pada perusahaan-perusahaan yang berskala besar sangat kompleks karena banyak faktor-faktor yang mampengaruhi maupun unsurunsurnya. Pada perusahaan jasa seperti perbankan juga mampunyai data keuangan yang kompleks sehingga perlu analisis yang tajam untuk menilai dan mengukur berdasarkan analisis rasio dan ketentuan ynag berlaku pada perusahaan tersebut untuk mengetahui kondisi perusahaan. Pengelolaan keuangan pada perusahaan perbankkan mampunyai keunikan sendiri dari perusahaan-perusahaan lainnya, dimana bank merupakan badan usaha yang menghimpun dan menyalurkan dana pada pihak yang berkepentinggan atau masyarakat sehingga pihak manajemen bank harus mampu mengelola dana yang terhimpun agar dapat menciptakan kekayaan sebagai kinerja keuangan dan prestasi yang baik. Manajer keuangan merupakan suatu hal yang paling diperhatikan oleh masyarakat khususnya calon investor untuk berinvestasi pada perusahaan tersebut. Begitu juga halnya dengan bank, dimana semakin baik kinerja keuangannya maka bank tersebut akan semakin berkembang karena dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank tersebut sehingga akan dapat menarik dan meningkatkan jumlah nasabahnya. B. Perumusan Masalah Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian yang lebih terfokus dan sisitematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini dalam bentuk pertanyaan, yaitu:
7

1. Apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik? 2. Apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja keuangan yang baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi? C. Tujuan Penelitian Tujuan penulisan skripsi ini adalah : 1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan mencerminkan kinerja keuangan yang baik. 2. Untuk mengetahui apakah kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada periode 2005 dan 2006 menunjukkan kinerja keuangan yang baik diukur dari rasio likuiditas, solvabilitas, profitabilitas, resiko usaha bank, dan rasio efisiensi. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penulisan skripsi ini adalah : 1. Bagi penulis sendiri sebagai wadah untuk menuangkan pemikiran dan mengembangkan kemampuan untuk meneliti. 2. Sebagai bahan masukan bagi investor dan calon investor PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan serta memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan dalam menanam modal. 3. Sebagai bahan refrensi bagi peneliti lainnya yang menganalisis, mengembangkan dan menyempurnakan masalah kinerja keuangan dalam suatu perusahaan. E. Sistematika Penulisan Berikut ini penulis akan memberikan sistematika penulisan untuk mempermudah pemahaman alur skripsi ini : Laporan Keuangan PT. BTN (Persero) Cabang Medan

PT. BTN (Persero) Cabang Medan

Analisa Laporan Keuangan

Analisa Kinerja Keuangan PT. BTN (Persero) Cabang Medan

Metode Rasio

BAB II LANDASAN TEORI


Laporan Keuangan 1. Pengertian Laporan Keuangan Untuk mengetahui perkembangan suatu perusahaan, maka perlu mengetahui keadaan keuangan perusahaan yang bersangkutan. Keadaan keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan alat yang sangat penting untuk memperoleh informasi mengenai posisi keuangan dan hasil-hasil yang telah dicapai oleh perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan menggambarkan informasi prestasi keuangan pada masa lalu dan dapat memberikan petunjuk untuk menetapkan kebijakan pada masa yang akan datang. Informasi yang tersedia dalam laporan keuangan terutama menyangkut bentuk keuangan, yang diukur dan dinyatakan dalam unit uang, biasanya dirangkum dan disajikan dalam periode yang telah ditentukan sebelumnya. Akan tetapi bagaimanapun hebatnya laporan keuangan kalau belum dianalisis tidak akan memberikan informasi apa-apa. 2. Tujuan Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 04) mengemukakan bahwa: -Tujuan laporan keuangan adalah 1. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi. 2. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan ini memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Namun demikian, laporan keuangan tidak menyediakan semua informasi yang mungkin dibutuhkan pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi karena secara umum menggambarkan pengaruh keuangan dari kejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkan untuk menyediakan informasi non keuangan. 3. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship), atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya. Pemakai yang ingin menilai apa yang telah dilakukan atau pertanggungjawaban manajemen berbuat demikian agar mereka dapat membuat keputusan ekonomi; keputusan ini mungkin mencakup, misalnya, keputusan untuk menahan atau menjual investasi mereka dalam perusahaan atau keputusan untuk mengangkat kembali atau mengganti manajemen. Laporan keuangan pada hakekatnya bersifat umum dalam arti laporan tersebut ditujukan untuk berbagai pihak yang mempunyai kepentingan yang berbeda sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan ekonomi. Melalui analisa laporan keuangan akan dapat dilihat kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendek, struktur modal perusahaan,
9

distribusi dari aktiva, keefektifan penggunaan aktiva hasil usaha atau pendapatan yang dicapai perusahaan. 3.Karakteristik Laporan Keuangan Karakteristik merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pemakai. Karakteristik laporan keuangan menurut H Veithzal Rivai, Andria Permata Veithzal dan Ferry N Idroes (2007:617) mengemukakan bahwa : a. Relevan, data yang diolah ada kaitannya dengan transaksi. b. Jelas dan Dapat Dipahami, informasi yang disajikan harus ditampilkan sedemikian rupa sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh semua pembaca laporan keuangan. c. Dapat Diuji Kebenarannya, data dan informasi yang disajikan harus dapat ditelusuri kepada bukti asalnya. d. Netral, laporan keuangan yang disajikan dapat dipergunakan oleh semua pihak. e. Tepat Waktu, laporan keuangan harus memiliki periode pelaporan waktu penyajiannya harus dinyatakan dengan jelas dan disajikan dalam batas waktu yang wajar. f. Dapat Dipertimbangkan, laporan keuangan yang disajikan harus dapat diperbandingkan dengan periode-periode sebelumnya. g. Lengkap, data yang disajikan dalam informasi akuntansi harus lengkap sehingga tidak memberikan informasi yang menyesatkan bagi para pemakai laporan keuangan. 4. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 1 (2004: 02) mengemukakan bahwa :
1. 2. 3. 4. 5. Neraca Laporan Laba Rugi Laporan Perubahan Ekuitas Laporan Arus Kas Catatan Atas Laporan Keuangan

10

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penulis melakukan penelitian pada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan yang beralamat di Jl. Pemuda 10 A Medan. Penelitian ini dimulai pada bulan Januari 2007. B. Responden Yang menjadi responden adalah Branch Manager dan Accounting Departement selaku pejabat serta karyawan yang terkait dibagian akuntansi PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan. C. Jenis dan Sumber Data Data yang digunakan adalah data bersifat kualitatif dan kuantitatif yang berupa data primer dan data sekunder. 1. Data Primer Data primer berupa data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian, dalam hal ini PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan, melalui teknik wawancara yang memerlukan pengolahan lebih lanjut seperti Jenisjenis Rasio Bank, Penilaian Kinerja dan data lainnya yang mendukung penelitian ini 2. Data Sekunder Data sekunder berupa data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi, baik berupa publikasi maupun data olahan perusahaan sendiri, seperti: Struktur Organisasi perusahaan, Laporan Neraca, Laporan Rugi Laba dan data lainnya yang bersumber dari perusahaan yang mendukung penelitian ini. D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah: 1. Teknik Dokumentasi, yaitu dengan melakukan pengamatan langsung terhadap dokumen-dokumen di perusahaan yang berkaitan dengan penelitian. 2. Teknik Wawancara, yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang terkait untuk mendapatkan keterangan yang penulis butuhkan. 3. Studi Literatur, yaitu mengumpulkan data-data dengan membaca dan mempelajari teori-teori dan literatur-literatur yang berkaitan dengan analisis kinerja keuangan dengan metode rasio. E. Metode Analisis Data Untuk menganalisis data yang diperoleh, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu mengumpulkan, menyusun, mengklasifikasikan data yang diperoleh kemudian diinterpretasikan dan dianalisis sehingga memberikan informasi yang lengkap bagi pemecahan masalah yang dihadapi.

11

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN 1. Analisis dan Evaluasi Laporan Keuangan sebagai Dasar Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan a. Neraca Berdasarkan data neraca hasil penelitian yang terdapat pada lampiran (2), maka dapat dijelaskan keadaan neraca PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut : Aktiva tahun 2006 naik sebesar Rp 84.482.105.974,82 ( dari tahun 2005 sebesar Rp.477.106.514.131,04 menjadi Rp561.588.620.105,86 pada tahun 2006) atau naik 17,707%. Kenaikan aktiva tersebut disebabkan oleh kenaikan jumlah kredit yang diberikan sebesar Rp.17.485.582.872,18 (dari tahun 2005 sebesar Rp294.510.324.876,14 ke tahun 2006 menjadi Rp311.995.907.748,32) atau naik 5,937%. Kenaikan aktiva total tersebut juga disebabkan oleh kenaikan jumlah aktiva tetap sebesar 4,541% dan kenaikan jumlah aktiva lain-lain sebesar 33,133%. Sedangkan pada pasiva, kenaikannya tampak pada hampir semua komponen pasiva, dimana terdapat kenaikan giro yang cukup besar yaitu 637,959% dan kenaikan tabungan sebesar 3,281%. Hal itu juga disebabkan oleh kenaikan saldo laba yang terdapat pada ekuitas yang cukup besar yaitu sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau sebesar 317,638%. Pada pasiva dapat juga diketahui bahwa bank telah banyak menerima dana, ini terlihat dari meningkatnya jumlah giro dan tabungan pada tahun 2006. Penurunan yang cukup signifikan terlihat pada deposito berjangka yang turun sebesar Rp.53.124.412.238,74 atau sebesar 29,285% dan beban bunga yang masih harus dibayar sebesar Rp.30.468.151,31 atau sebesar 4,335%. b. Laporan Laba Rugi Berdasarkan hasil penelitian dari data laba rugi (pada lampiran 3), maka dapat dijelaskan keadaan keuangan bank pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut : Bahwa laba yang dicapai tahun 2006 sebesar Rp.18.559.753.290,53 meningkat dari tahun 2005 (Rp.4.443.975.192,52) sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik sebesar 317,638%. Kenaikan laba ini didukung oleh kenaikan pendapatan non operasional sebesar 53,993% dan penurunan beban non operasional sebesar 96,986%. Tetapi jika dilihat dari sisi pendapatan bunga bersihnya, tidak baik karena pada tahun 2006 menurun sebesar Rp.1.854.884.410,15 atau turun 12,362% dari tahun 2005. Peningkatan laba juga terjadi disebabkan oleh peningkatan pendapatan operasional lainnya yaitu sebesar Rp.292.005.476,83 atau meningkat sebesar 8,475%, sementara beban operasional lainnya mengalami penurunan sebesar Rp.1.992.452.044,45 atau turun sebesar 6,908%. Kenaikan laba pada tahun 2006 tidak diikuti oleh kenaikan pendapatan bunga
12

bersih yang mengalami penurunan sebesar 12,362%. Sehingga secara umum kenaikan laba bank pada tahun 2006 dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya, pendapatan non operasional dan jumlah beban yang semakin menurun baik itu beban operasional lainnya maupun beban non operasional lainnya. Hal ini memberikan arti bahwa kegiatan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan berjalan secara efisien dimana perusahaan dapat meningkatkan pendapatan dan mengurangi biaya-biaya usaha yang menyebabkan laba meningkat sebesar 317,638% 2. Analisis dan Evaluasi Rasio Keuangan Bank Berdasarkan data-data dari hasil penelitian dan perhitungan rasiorasio keuangan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan seperti terlampir, maka dapat dianalisis kinerja keuangannya dan perbandingannya selama dua periode yaitu tahun 2005 dan 2006.

I. Rasio Likuiditas 1. Quick Ratio Quick ratio tahun 2005 yaitu 0,722%, berarti cash assets dapat menjamin 0,722% dari total deposit yang terdiri dari giro, tabungan, dan deposit berjangka. Pada tahun 2006 quick ratio sebesar 1,247% dimana quick ratio pada periode ini mengalami kenaikan sebesar 0,525% dari tahun 2005. Hal ini terjadi karena cash assets yang meningkat pada tahun 2006 sebesar Rp.3.189.120.287 atau 97,102%, demikian juga dengan total deposit meningkat sebesar Rp.64.334.708.636,32 atau sebesar 14,150% . Jumlah kas, penempatan pada bank lain, giro dan tabungan pada tahun 2006 meningkat tetapi jumlah deposito berjangka menurun. Dapat dilihat bahwa bank berusaha meningkatkan jumlah kas dan jumlah penempatan pada bank lain untuk mengimbangi peningkatan jumlah tabungan dan giro, sementara deposito berjangka mengalami penurunan. Peningkatan pada kas dan penempatan pada bank lain diikuti oleh peningkatan giro dan tabungan sehingga quick ratio cendrung meningkat. Dengan jumlah kas yang kecil, dapat diketahui bahwa bank banyak menyalurkan kredit untuk menambah pendapatan melalui bunga. Selain itu juga bank banyak memperoleh dana dari giro dan tabungan. Jadi kemampuan bank dalam memperoleh dana dari giro dan tabungan sangat baik karena ada peningkatan pada tahun 2006. Dengan demikian dilihat dari data, quick ratio dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan, artinya kemampuan bank dalam membiayai kembali kewajibannya kepada para nasabah yang menyimpan dananya dengan cash assets yang dimilikinya meningkat.

13

2. Cash Ratio Cash ratio pada tahun 2005 yaitu sebesar 0,696%, ini berarti cash assets dapat menjamin 0,696% dari pinjaman yang harus segera dibayar. Pada tahun 2006 cash ratio meningkat sebesar 0,499% sehingga menjadi 1,195%. Peningkatan cash assets pada tahun 2006 yang meningkat sebesar Rp.3.189.120.287 atau naik 97,102% lebih besar dari pada persentase peningkatan pinjaman yang harus segera dibayar sebesar 14,822% mengakibatkan cash ratio menjadi naik. Pada tahun 2006 pinjaman yang harus segera dibayar meningkat dibanding tahun 2005. Hal ini dikarenakan penerimaan dana yang cukup tinggi dari tabungan, kewajiban segera lainnya, kewajiban lain-lain dan giro yang mengalami kenaikan, tetapi deposito berjangka cenderung menurun. Dilihat dari perbandingan jumlah cash assets dengan jumlah pinjaman yang harus segera dibayar, maka keadaan bank sebenarnya pada keadaan sulit atau tidak likuid karena jumlah cash assets yang demikian tidak mampu menutupi semua kewajiban yang segera jatuh tempo. Namun ditinjau dari segi perputaran uang pada bank tersebut, sangat baik karena hanya sedikit atau bahkan tidak ada uang atau dana yang bisa dikatakan menganggur di bank. Jadi jumlah cash assets yang ada pada bank pada periode ini hanya merupakan stok. Tetapi kas ataupun cash assets yang terlalu kecil juga tidak baik. Dari angka-angka rasio, maka dari tahun 2005 ke 2006 kemampuan bank dalam membayar kewajibannya yang sudah jatuh tempo dengan cash assets yang dimilikinya meningkat. 3. Loan to Assets Ratio Tahun 2005 loan to assets ratio sebesar 61,728% dan menurun sebesar 6,172% sehingga menjadi 55,556% pada tahun 2006. Penurunan rasio ini disebabkan karena persentase kenaikan total assets (Rp.84.482.105.974,82) atau 17,707% lebih besar dari persentase kenaikan total loans (Rp.17.485.582.872,18) atau 5,937%. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah tingkat likuiditasnya. Pada rasio ini bank mengalami penurunan yaitu kemampuan untuk memenuhi permintaan para debitur dengan assets bank yang tersedia. Walaupun ada peningkatan penyaluran kredit dari tahun 2005 ke athun 2006, namun tak dapat meningkatkan loan to assets rationya karena perubahan kenaikan total assets jauh lebih besar dari kenaikan total loan, sehingga tidak bisa naik bahkan jadi menurun. Hal ini mungkin disengaja oleh pihak manajemen bank agar tetap terkontrol (tidak terlalu tinggi) karena loan to assets ratio yang tinggi akan dapat menurunkan tingkat likuiditas bank itu sendiri. Berarti pada dua periode ini (dari tahun 2005 ke 2006 ) ada peningkatan tingkat likuiditas dari loan to assets ratio karena rasio ini pada tahun 2006 menurun dimana bila rasio ini meningkat maka tingkat likuiditas menurun, demikian juga sebaliknya bila rasionya menurun maka tingkat likuiditasnya meningkat.
14

II. Rasio Solvabilitas 1. Primary Ratio Primary ratio tahun 2005 sebesar 0,931% dan pada tahun 2006 menjadi 3,305%. Berarti ada kenaikan sebesar 2,374%. Pada masing-masing periode ini perusahaan dapat menciptakan laba yang berpengaruh pada kenaikan ekuitas atau equity capital. Namun yang menjadi unsur equitas pada periode ini adalah hanya laba ditahan/tahun berjalan. Sehingga peningkatan laba tahun berjalan berarti merupakan peningkatan equity capitalnya. Pada tahun 2006 equity capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01 dari Rp.4.443.975.192,52 menajdi Rp.18.559.753.290,53. Persentase kenaikan equity capital yaitu sebesar 317,638% lebih besar dari persentase kenaikan total assets yaitu sebesar 17,707% sehingga rasio ini meningkat. Primary ratio 0,931% artinya kemampuan permodalan bank sebesar 0,931% untuk menutupi penurunan aktivanya akibat kerugian yang tidak dapat dihindarkan pada tahun 2005, begitu juga pada tahun 2006 kemampuan permodalannya untuk menutupi penurunan aktivanya sebesar 3,305%. Adanya peningkatan rasio ini dari tahun 2005 ke 2006 menunjukkan kondisi bank yang baik karena rasio yang semakin tinggi berarti akan semakin baik, dengan permodalan yang meningkat kemampuan bank dalam pengembangan usaha dan menampung resiko kerugian akan semakin kuat. 2. Capital Ratio Capital ratio pada tahun 2005 sebesar 1,509%, artinya kemapuan permodalan bank dalam menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit adalah 1,509%. Tahun 2006 capital ratio 5,949% berarti ada kenaikan sebesar 4,440% dibandingkan tahun 2005 sebesar 1,509%. Equity capital meningkat sebesar Rp.14.115.778.098,01 atau naik 317,638% dan total loans bertambah Rp.17.485.582.872,18 atau naik 5,937%. Tingginya kenaikan equity capital dan persentasenya (317,638%) dibandingkan dengan kenaikan dan persentase total loans (5,937%) mengakibatkan capital ratio meningkat. Naiknya rasio ini artinya kemampuan permodalan bank meningkat dalam menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. Hal ini juga menunjukkan kemampuan manajemen bank meningkat/ baik dalam mengelola modal yang dimilikinya. 3. Capital Adequacy Ratio Capital adequacy ratio (CAR) pada tahun 2005 adalah 5,615% dan meningkat sebesar 4,534% menjadi -1,081% pada tahun 2006. Angka persentase pada tahun 2005 adalah minus, ini dikarenakan fixed asset/aktiva tetap (Rp.20.980.183.089,39) lebih besar dari pada jumlah equity capital (Rp.4.443.975.192,52), sehingga hasil selisih equity capital dengan fixed asset menjadi negatif (-Rp.16.536.207.896,87) yang artinya untuk menutupi
15

kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit sudah menggunakan fixed asset sebesar Rp.16.536.207.896,87 karena equity capitalnya tak mampu lagi menutupinya. Tetapi pada tahun 2006 terjadi kenaikan sebesar Rp.13.163.061.112,01 atau naik 79,601% sehingga menjadi negatif yaitu sebesar Rp.3.373.146.784,85. Sedangkan total loans pada tahun 2006 naik sebesar Rp.17.485.582.872,18 atau meningkat 5,937% dari Rp.294.510.324.876,14 pada tahun 2005 menjadi Rp.311.995.907.748,32 pada tahun 2006. Jumlah dan persentase kenaikan selisih equity capital dengan fixed asset (79,601%) yang lebih besar dari pada jumlah dan persentase kenaikan total loans (5,937%) menjadi CAR pada tahun 2006 meningkat. Kenaikan tersebut didominasi oleh equity capital. Sedangkan jumlah dan persentase kenaikan fixed asset hanya sebagian kecil saja (Rp.952.716.986) atau 4,541%. CAR bank yang meningkat dari tahun 2005 ke tahun 2006 sebesar 4,534% artinya kemampuan bank meningkat dalam permodalan setelah dikurangi aktiva tetap untuk menutupi kemungkinan kegagalan yang ada dalam proses permodalan kredit. III. Rasio Profitabilitas 1. Gross Profit Margin Pada tahun 2005 gross profit margin (GPM) sangat rendah dengan angka negatif yaitu 24,686%. Rendahnya rasio ini karena besarnya operasional expense melebihi jumlah pendapatan operasional. Hal ini disebabkan oleh beban operasional lainnya lebih besar dari pada pendapatan operasional lainnya, sehingga pada saat ini bank rugi jika ditinjau dari segi pendapatan operasional lainnya sebesar (Rp.3.445.321.111,96 Rp.28.842.303.531,02 = -Rp.25.396.982.419,06). Selain itu juga selisih pendapatan bunga dengan beban bunga tidak terlalu tinggi atau cukup besar untuk menutupi kerugian tersebut sehingga angkanya masih tetap minus. Demikian juga halnya yang terjadi pada tahun 2006 dimana GPM -20,428% naik sebesar 4,258%. Pada tahun ini bank juga masih merugi dari segi pendapatan operasional lainnya sebesar (Rp.3.737.326.588,79 Rp.26.849.851.486,57 = -Rp.23.112.524.897,78) meskipun bank memperoleh keuntungan dari pendapatan bunga bersih sebesar Rp.13.149.716.241,41. Kenaikan GPM pada tahun ini juga dipengaruhi oleh kenaikan pendapatan bunga yang cukup besar dan penurunan beban operasional lainnya. Pada tahun ini pihak manajemen belum mampu untuk menekan beban operasional meskipun manajemen manpu meningkatkan pendapatan operasionalnya. Dari data dapat dilihat perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional pada tahun 2005 sebesar 124,686% sehingga tidak baik bagi kelangsungan bank. Pada tahun 2006 perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan operasional adalah sebesar 120,428%. Artinya disini dari tahun 2005 ke tahun 2006 ada perbaikan. Kenaikan GPM pada
16

tahun 2006 disebabkan kenaikan persentase pendpatan operasional (16,296%) lebih besar dari persentase beban operasional yang naik sebesar 12,324%. Dari data dapat dilihat GPM dari tahun 2005 ke 2006 meningkat dan perbandingan biaya operasional terhadap pendapatan opersional menurun, ini menunjukkan prestasi yang baik dan dapat dilihat pada laporan laba rugi bahwa laba ditahan atau tahun berjalan terus meningkat dan itu artinya kemampuan bank terus meningkat dalam menghasilkan laba dari operasi usahanya yang murni. 2. Net Profit Margin Net profit margin (NPM) tahun 2005 yaitu 10,597%, artinya kemampuan bank dalam menghasilkan net income dilihat dari operating incomenya adalah sebesar 10,597%. Tahun 2006 NPM meningkat 27,459% menjadi 38,056%. Kenaikan ini dipengaruhi oleh kenaikan net income 317,638% lebih besar dari kenaikan operating income sebesar 16,296%. Besarnya beban operasional yang melampaui pendapatan operasional mengakibatkan net income bank pada tahun 2005 rendah. Meningkatnya NPM pada tahun 2006 karena meningkatnya pendapatan non operasional bersih. Jadi dapat disimpulkan bahwa kemampuan bank dalam menghasilkan net income ditinjau dari operating incomenya meningkat. 3. Return on Equity Capital (ROEC) Return on equity capital (ROEC) tahun 2005 100% dan sama dengan tahun 2006. hal ini disebabkan equity capital pada kedua tahun tersebut sama-sama hanya bersumber dari laba ditahan.tahun berjalan. Sementara jumlah equity capitalnya sama dengan net incomenya, karena net incomenya tidak dikurangi dengan pajak dan itulah yang langsung menjadi laba ditahan dan komponen dari pada equity capital. Dengan demikian kemampuan bank tetap atau tidak berubah dalam menghasilkan net income ditinjau dari equity capital pada tahun 2005 dan 2006. IV. Rasio Resiko Usaha Bank 1. Deposit Risk Ratio Tahun 2005 deposit risk ratio yaitu 0,977%, artinya kemampuan modal bank menyerap resiko kegagalan pembayaran deposit adalah sebesar 0,977%. Tahun 2006 rasio ini meningkat sebesar 2,599% menajdi 3,576% karena peningkatan equity capital sebesar 317,638% lebih besar dibandingkan peningkatan total deposit sebesar 14,150%. Peningkatan rasio ini menaytakan bahwa kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko kegagalan pembayaran deposito. 2. Assets Risk Ratio Assets risk ratio pada tahun 2005 sebesar 0,977% dan pada
17

tahun 2006 menjadi 3,343%, berarti ada peningkatan sebesar 2,405%. Pada tahun 2006 peningkatan hasil selisih total aset dengan kas adalah sebesar 17,157% sedangkan equity capital meningkat sebesar 317,638%. Peningkatan equity capital yang lebih tinggi dibandingkan peningkatan selisih total aset dengan kas menyebabkan assets risk ratio pada tahun 2006 naik. Berarti kemampuan permodalan bank meningkat dalam menyerap resiko penurunan terhadap aktiva bank. V. Rasio Efisiensi 1. Leverage Multiplier Total aset yang hanya naik sebesar 17,707% pada tahun 2006 dari tahun 2005 sementara equity capital jauh lebih besar menigkat sebesar 317,638% mengakibatkan rasio leverage multiplier bank menurun 7710,189% dari 10.736,030% pada tahun 2005 menjadi 3.025,841% pada tahun 2006. maka hal ini menggambarkan bahwa kemampuan manajemen bank menurun dalam mengelola aktiva yang dikuasainya dan tingkat efisiensi yang menurun. 2. Assets Utilization Tahun 2005 total aset sebesar Rp.477.106.514.131,04, sedangkan hasil penjumlahan pendapatan operasional dan non operasional adalah Rp.60.532.579.456 sehingga aset utilization sebesar 12,687%, artinya kemampuan manajemen bank dalam memanfaatkan aktivanya untuk menghasilkan total income adalah sebesar 12,687%. Peningkatan assets utilization terjadi pada tahun 2006 sebesar 1,097% menjadi 13,784% karena persentase kenaikan total income sebesar 27,877% lebih besar jika dibandingkan dengan persentase kenaikan total asset yang sebesar 17,707% menjadikan kemampuan manajemen bank meningkat dalam memanfaatkaan aktivanya untuk menghasilkan total income.

18

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada bab IV, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan mengenai kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 sebagai berikut : 1. Dilihat dari sudut rasio likuiditas, secara umum kondisi rasio likuiditas PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan pada tahun 2005 dan tahun 2006 dapat dikatakan kurang baik, meskipun terjadi peningkatan angka rasio. Hal ini dikarenakan rasio likuiditas pada tahun 2005 dan tahun 2006 menujukkan rasio yang sangat rendah. Pada tahun 2006, rasio likuiditas pada aspek quick ratio dan cash ratio yang berada di angka 1% yang artinya tiap-tiap Rp. 1,00 hutang lancar hanya dijamin oleh kurang dari Rp. 0,01 harta lancar. 2. Dari sudut rasio solvabilitas, kondisi keuangan perusahaan menunjukkan kinerja keuangan yang baik karena terjadi kenaikan baik primary ratio, capital ratio, maupun capital adequacy rationya dari tahun 2005 ke tahun 2006. Berarti kemampuan permodalan bank untuk menutupi penurunan aktiva akibat kerugian dan kemampuan untuk mengatasi permasalahan kredit semakin meningkat. 3. Dari sudut rasio profitabilitas, kondisi keuangan menunjukkan kinerja keuangan yang baik pada tahun 2006, karena terjadi peningkatan dari tahun 2005 yang tampak pada kenaikan gross profit marginnya maupun net profit marginnya yang berarti kemampuan keuangan perusahaan untuk menciptakan laba semakin baik. 4. Dari sudut rasio resiko usaha bank juga menunjukkan kinerja keuangan yang baik karena terjadi peningkatan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang tampak pada kenaikkan persentase deposit risk ratio dan assets risk rationya. Kemampuan keuangan bank untuk mengatasi kemungkinan kegagalan pembayaran kewajiban kepada nasabah dan kemampuan mengatasi kerugian atas aktiva yang dimiliki semakin meningkat. 5. Sedangkan dari sudut rasio efisiensi, kinerja keuangannya mengalami penurunan dari tahun 2005 ke tahun 2006 yang ditunjukkan pada penurunan leverage multipliernya,meskipun terjadi peningkatan pada asset utilization namun peningkatannya relatif kecil. Ini mengartikan bahwa kemampuan manajemen menurun dalam mengelola dan memanfaatkan seluruh sumber daya yang ada pada tahun 2006. 6. Secara umum kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dari tahun 2005 ke tahun 2006 mengalami peningkatan, yang berarti bank telah memiliki kinerja keuangan yang baik karena rasiorasio keuangan bank yang ditunjukkan secara umum meningkat. Namun persentase rasio-rasio tersebut relatif sangat rendah khususnya pada rasio solvabilitas dan rasio resiko usaha bank, karena komponen equity capitalnya hanya terdiri dari laba ditahan atau laba tahun berjalan. Pada neraca tidak terdapat modal disetor, modal sumbangan dan modal cadangan umum. Sehingga perbandingan equity capitalnya dengan total asetnya maupun dengan total loans relatif sangat rendah.

19

B. Saran 1. Mengingat rasio likuiditas pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan yang relatif sangat rendah, untuk itu PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan perlu mengupayakan untuk meningkatkan rasio likuiditasnya. Adapun upaya untuk meningkatkan rasio likuiditas ini dapat dilakukan dengan cara menjual aktiva tetap untuk menambah aktiva lancar atau mengadakan tambahan modal untuk menambah aktiva lancar serta menambah hutang jangka panjang untuk menambah aktiva lancar. 2. Pada tahun 2006 kinerja keuangan PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan dari sudut rasio efisiensi menurun, untuk itu bank perlu mengupayakan meningkatkan pendapatan operasional serta dapat menekan beban-beban operasional agar dapat memperoleh laba yang tinggi. Hal ini juga sangat berpengaruh pada rasio profitabilitas khususnya gross profit margin dimana pada tahun 2005 dan tahun 2006 mengalami minus karena biaya operasi lebih besar dari pemdapatan operasi.

20

DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, M.Faisal, 2005. Manajemen Perbankan, Cetakan Ketiga, Penerbit UMM Press, Malang. Harahap, Sofyan Safri, 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan, Edisi 1, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. _______, 2002. Teori Akuntansi Laporan Keuangan, Cetakan Ketiga, Penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta. Kuncoro Mudrajad, 2003. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Penerbit Erlangga, Jakarta. Mulyadi, 2001. Balanced Scorcard. Alat Manajemen Kontemporer untuk Pelipatganda Kinerja Keuangan Perusahaan, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Mulyono, Teguh Pudjo, 2002. Aplikasi Akuntansi Manajemen dalam Praktik Perbankan, Edisi Ketiga, Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta. Munawir, H.S. 2004. Analisa Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketigabelas, Penerbit Liberty, Yogyakarta. Rivai, H.Veithzal, Veithzal Andria P, Idroes N.Ferry,2007. Bank and Financial Institution Management, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Sawir, Agnes, 2005. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perencanaan, Cetakan Ketiga, Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Fakutas Ekonomi Universitas Sumatera Utara, Departemen Jurusan Akuntansi, 2004. Buku Petunjuk Teknik Penulisan Proposal, Penelitian dan Penulisan Skripsi, Medan. Ikatan Akuntan Indonesia, 2004. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.

21

Anda mungkin juga menyukai