Anda di halaman 1dari 21

Makalah

ADMINISTRASI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN


“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Administrasi Pembangunan yang di
ampuh oleh dosen Ibu Prof.Dr. Novianty Djafri,S.Pd.I, M.Pd.i”

Disusun:
Fratiwi Pioke (131422078)

PRODI MANAJEMEN PENDIDIKAN


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2023
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Atas semua kehendaknya,
penulis berhasil menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu yang berjudul “Administrasi
Pembiayaan Pembangunan”.

Penyusunan makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah manajemen
perpustakaan yang di ampuh oleh dosen ibu “Prof.Dr. Novianty Djafri,S.Pd.I, M.Pd.i ”. Penulis
berharap, pemaparan dalam isi makalah sederhana ini bisa mempermudah pembaca untuk
memahami materi yang di bahas. Penulis menyadari bahwa makalah yang dibuat masih jauh
dari kata sempurna, dan memiliki kekurangan dari berbagai aspek.

Untuk itu, penulis menerima kritik dan saran yang bersifat membangun demi perbaikan
makalah ini.

Gorontalo, 8 Februari 2024

Fratiwi Pioke

i
Daftar Isi
Kata Pengantar .................................................................................................... i

Daftar Isi .............................................................................................................. ii

Bab I Pendahuluan ..............................................................................................1

A. Latar Belakang .................................................................................................1


B. Rumusan Masalah ............................................................................................1
C. Tujuan ..............................................................................................................1

Bab II Pembahasan ..............................................................................................2

A. Perencanaan dan penyusunan anggaran ...........................................................2


B. Aspek penerimaan anggaran belanja ...............................................................4
C. Pelaksanaan pembiayaan Pembangunan ..........................................................5
D. Pembiayaan pembangunan di daerah ...............................................................6
E. Aspek administratif kredit dan penanaman modal...........................................7
F. Administrasi bantuan luar negeri .....................................................................9
G. Administrasi keuangan (dalam arti sempit) ...................................................10
H. Administrasi peralatan dan perbekalan ..........................................................12
I. Pengawasan keuangan ...................................................................................14

Bab III Kesimpulan ...........................................................................................16

Daftar Pustaka ...................................................................................................18

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Administrasi pembiayaan pembangunan melibatkan penyaluran biaya untuk berbagai
aktivitas pembangunan yang memiliki sifat berbeda. Administrasi ini mencakup
pengelolaan dan penyaluran dana yang diperlukan untuk melaksanakan proyek-proyek
pembangunan. Dalam administrasi pembiayaan pembangunan, terdapat beberapa aspek
yang perlu diperhatikan, seperti administrasi perencanaan dan program pembangunan,
administrasi program dan proyek pembangunan, serta administrasi sistem pengawasan dan
pengendalian. Administrasi pembiayaan pembangunan juga melibatkan mobilisasi dana
serta penggunaannya secara efektif untuk memastikan terjadinya proses pembangunan
yang berkelanjutan.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Perencanaan dan penyusunan anggaran?
2. Bagaimana Aspek penerimaan anggaran belanja?
3. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan Pembangunan?
4. Bagaimana pembiayaan pembangunan di daerah?
5. Bagaiaman Aspek administratif kredit dan penanaman modal?
6. Bagaiamana Administrasi bantuan luar negeri?
7. Jelaskan administrasi keuangan (dalam arti sempit)!
8. Jelaskan Administrasi peralatan dan perbekalan!
9. Bagaimana Pengawasan keuangan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui perencanaan dan penyusunan anggaran Pembangunan.
2. Untuk mengetahui asapek penerimaan anggaran belanja.
3. Untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan Pembangunan.
4. Untuk mengetahui pembiayaan Pembangunan di daerah.
5. Untuk mengetahui aspek administrative kredit dan penanaman modal.
6. Untuk mengetahui administrative bantuan luar negeri.
7. Untuk mengetahui administrasi keuangan.
8. Untuk mengetahui administrasi peralatan dan perbekalan.
9. Untuk mengetahui pengawasan keuangan.

1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perencanaan dan Penyusunan Anggaran
Perencanaan dan penyusunan anggaran sebetulnya hanya hanya meliputi
sebagian dari seluruh sumber-sumber pembiayaan dan perkiraan pembiayaan
sertainvestasi masyarakat. Namun demikian, perencanaan dan penyusunan anggaran
merupakan hal yang penting karena itu mempunyai dasar legal yang kuat, dapat
mempengaruhi dan meliputi sektor-sektor pembiayaan yang lainnya. Dan pembiayaan
sektor-sektor lainnya tersebut seringkali masih sulit diperkirakan. Apalagi bagi banyak
negara-negara baru berkembang, hal yang terakhir itu sangat dipengaruhi oleh kondisi
tersedianya statistik dan informasi yang cukup dan tepat. Dalam banyak hal,anggaran
belanja negara juga dikaitkan dengan perkiraan perkembangan perkreditan dan
anggaran devisa. Perencanaan dan penyusunan anggaran belanja meliputi duasegi
yaitu segi penerimaan dan segi pengeluaran. Menegenai segi penerimaan perlu
diperkirakan sumber-sumber penerimaan dari pajak, penerimaan non pajak
danpenerimaan bantuan luar negeri.
Dengan memperhatikan kondisi-kondisi sosial ekonomi masyarakat,
usahapenyempurnaan dalam sektor penerimaan negara dilakukan dengan
memperkirakanpenerimaan negara untuk suatu jangka waktu tertentu. Karena akan
menjadi dsar bagipenentuan kebiksanaan segi pengeluaran. Perkiraan tersebut juga di
dasrkan ataskemampuan organisasi-organisasi pemerintah yang bergergerak dalam
bidangpemungutan, penerimaan, dan segi-segi yang menyangkut bantuan luar negeri
sertakebiksanaan-kebijaksanaan yang akan di ambil.
Penentuan perencanaan pengeluaran negara didasarkaan atas
kebijaksanaanbudget yang di anut oleh pemerintah. Pemerintah dapat menjalankan
suatu anggarandefisit yang dimaksud untuk mendorong pembangunan. Namun hal ini
seringkalimemberikan bahaya bila perkembangan bergerak ke arah inflasi, ataupun
sudahadanya suatu inflasi.
Pengeluaran negara seringkaali dibagi atas pembiayaan-pembiayaan untuk hal-
hal yang bersifat rutin administratif dan pengeluaran yang bersifat pembangunan.Dari
kedua-keduanya dapat dibedakan pula pembelanjaan yang bersifat kapitalmaupun non-
kapital. Susunan arah pengeluaran negara ini menentukan sekali bisa atutidaknya
terjadi proses pembangunan. Oleh karena itu seperti telah dikemukakan,perlu dikaitkan
dengan rencana pembangunan dalam rangka perencanaan tahunan.
2
Dalam rangka perencanaan dan penyusunan anggaran ini pentingdikemukakan
adanya perubahan dalam cara klasifikasinya. Dan ini terkait erat denganorientasi
perkembangan dalam perencanaan dan penyusunan anggaran yang baru,yaitu
performancebudgeting dan apa yang disebut PPBS (planning, programming,budgeting
system) mengenai yang trakhir ini dalam bahasa indoesia disebut dengan sistim
perencanaan pembuatan program dan anggaran (SIPPA ) tentang ini perlu
dikemukakan bahwa pelaksanaan yang sebenarnya seringkali bukan pelaksanaan
performance budgeting ataupun penggunaan SIPPA secara sepenuhnya, tetapi
suatuusaha yang lebih didasarkan pada prinsip-prinsipnya.
Hal ini memberikan perhatian kepada aspek manajemen pelaksanaankegiatan
pemerintah. Bahkan anggaran belanja menjadi alat manajemenpemerintahan. Anggaran
belanja kini dilaksanakan berdasarkan ongkos kegiatan-kegiatan yang akandilakukan
(cost of performance). Klasifikasi baru ini disebut pulaklasifikasi berdasar fungsi atau
kategori ekonomi (economic funcional classification).Dengan cara ini dapat dilihat
hubungan antara pengeluaran pembiayaan yangdiperlukan di tingkat-tingkat pekerjaan
yang akan dilakukan.
Untuk memberikan gambaran yang yang lebih jelas, di sini
dikemukakanpembedaanciri-ciri pokok antara ketiga sistim anggaran tersebut yang
disusun oleh
A. Kadir prawiraatmadja.
1. Object budget yang:
a. berorientasi kepada pertanggung jawab (accounting)
b. Berdasarkan obyek-obyek pengeluaran (object of expenditures atau inputs)
c. berpangkal kepada satuan-satuan organisasi (organization units)
2. performance budget yang:
a. berorientasi kepada penatalaksanaan (management control)
b. berdasarkan pedayagunaan (efficiency) dari hasil-hasil pelaksanaan
(outputs)dan
c. berpangkal kepada kegiatan-kegiatan(activiti)
3. PPBS budget (David Novick, dalam bukunya program budgeting, menyebutnya
program budget)
a. berorientasikepada perencanaan strategis (strategic planning)
b. berdasarkan tekanan pengaruhnya (impact) baik secara ekologis maupun
secara jangka waktuke muka (teleologis/futuristis), dan
3
c. berpangkal kepada penentuan tujuan-tujuan (objectives), dengan
mempertimbangkan/memperhitungkan bermacam-macam alternatif.

Rencana penerimaan negara maupun rencana pembiayaan negara (terutama


pembangunan) tentusajaharus menjadi keputusan pemerintah secara keseluruhan
terlebih dahulu. Baru kemudian disampaikan dalam bentuk nota keuangan
pemeritahkepada dewan perwakilan rakyat. Setelah diterima oleh DPR, kemudian
dijadikansuau undang-undang tentang anggaran pendapatan dan belanja negara
yangmerupakan program kegiatan pemerintah untuk sesuatu tahun tertentu.

B. Aspek penerimaan anggaran belanja

Aspek penerimaan dari anggaran belanja sama penting dengan


aspek pengeluarannya. Bahkan bagi negara-negara baru berkembang yang nerintis ke
arah pembangunan ekonomi, aspek ini mempunyai pengaruh yang lebih besar. Hal ini
disebabkan karena aspek penerimaan menentukan sekali pengeluaran yang dapat
dilakukan oleh negara. Demikian pula memberikan gambaran tentang sehatnya suatu
pemerintahan untuk membangun atas kekuatan sendiri. Hal-hal ini apabila dipakai
asumsi, bahwa pemerintah kurang mendasarkan diri atas pinjaman-pinjaman dari
dalam negeri ataupun ciptaan uang yang baru.

Penerimaan negara pada umumya dibagi dalam penerimaan pajak dan


penerimaan non-pajak. Penerimaan pajak meliputi penerimaan pajak-pajak
langsungdan penerimaan pajak-pajak tak langsung. Penerimaan non pajak antara lain
adalah penerimaan dari hasil jasa-jasa yang diberikan oleh pemerintah,penerimaan dari
perusahaan-perusahaan Negara atau kekayaan Negara yang dipisahkan untuk berbagai
kegiatan usaha. Dengan variasi masing-masing Negara dalam penerimaan bukanpajak
ini seringkali juga termasuk penerimaan dari bantuanluar negeri sepertidilakukan di
Indonesia. Meskipun pada umumnya juga dicerminkan dalam segi pengeluaran.

Dari segala macam aspek penerimaan tersebut, perpajakan merupakan segala


hal yang terpenting. Oleh karena perpajakan tidak hanya menyangkut soal kemampuan
besar atau sedikit yang dapat dipungut untuk penerimaan Negara, tetapi menjadi alat
penting bagi kebijaksanaan ekonomi pemerintah. Dilihat secarakeseluruhan, pada
umumnya tingkat penerimaan pajak di banyak Negara-negara berkembang masih
mempunyai potensi untuk ditingkatkan. Hal ini apabila dibarengi dengan sistim

4
perpajakan yang cukup wajar dan merata, justru akan meningkatkanrasa keadilan
dalam menanggung kewajiban sebagai anggota masyarakat dan wargaNegara bangsa.

Administrasi perpajakan menentuan kemampuan pelaksanaan dalam


kebijaksanaan perpajakan. Pajak-pajak tertentu memerlukan kemampuan dan
carapenilaian yang berbeda. Pajak di sektor pertanian misalnya, brbeda pada pajak-
pajak di bidang industri atau perdanganan, memerlukan kepandaian tentang tata-buku
danakutansi yang cermat. Dengan perkembangan teknologi, maka penilaian atas
barang-barang misalnya dalam rangka impor dan ekspor, memerlukan kemampuan
yangbertambah dari administrasi pepajakan.

C. pelaksanaan pembiayaan Pembangunan


Segi anggaran belanja yang kedua adalah segi pengeluaran. Pada umumnya
pengeluaran Negara didasarkan atas:
1. Pemenuhan kebetuhan rutin pemerintahan.
2. Usaha-usaha pertumbuhan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan
padaumumnya.
3. Pertimbangan stabilitas ekonomi.
4. Pemenuhan kebutuhan jangka pendek yang tumbuh karena perkembangan keadaan
Negara dan Masyarakat.

Terutama struktur dan komposisi pengeluaran anggaran akan memberikanlandasan


bagi suatu usaha pembangunan. Seperi telah dikemukakan terdahulu,penyusunan
anggaran dan khususnya segi pengeluaran, sebaiknya dikaitkan denganusaha
pembangunan berencana serta perencanaan tahunannya. Dengan demikianalokasi
pembiayaan dilaksanakan berdasarkan dengan kegiatan-kegiatan usaha yangmemang
perlu dilakukan dalam usaha pembangunan,serta prioritas-prioritasnya.

Anggaran pengeluaran pada umumnya berbagi atas dua bagian, yaituanggaranrutin


(development expenditure). Kemudian sesuai dengan klasifikasifungsional, anggaran
pembangunan tersebut dibagi untuk anggaran berbagai sektorkegiatan pembangunan.
Dalam rangka keserasian antara rencana dan anggaran perludiusahakan
beberapa hal. mengenai ini Khalid nberpendapat:

5
1. Perlunya anggaran meliputi secara menyeluruh kegiatan-kegiatan
sektorpemerintahan.
2. Menyusun struktur anggaran dalam rangka apa yang ingin dihasilkan dan kegiatan-
kegiatan yang perlu untuk itu dalam berbagai program dan proyek.
3. Penggunaan analisa laba-rugi (cost-effectivenes analysis) untuk mengalokirbiaya-
biaya pengeluaran kepada berbagai fungsi, program dan proyek tersebut.
4. Pengawasan pelaksanaan anggaran pengeluaran dan
5. Penyusunan prosedur-prosedur pelaksanaan anggaran.

Menurut pendapat Williamson, ada beberapa ciri-ciri dari pada pengeluaranNegara


yang terdapat pada Negara-negara baru berkembang jika dibandingkan dengan praktek
di Negara-negara industri maju yaitu:

1. Jumlah yang lebih besar dari anggaran pengeluaran Negara di pakai untuk investasi
dalam perasarana ekonomi.
2. Bagian kecil dari sejumlah seluruh pengeluaran di pakai untuk
keperluanpenyantunan social.
3. Jumlah biaya pengeluaran untuk tugas-tugas administrative rutin biasannya tinggi.

Oleh karna itu tingkat dan komposisi pengeluaran rutin perlu di


usahakanpenyempurnaan, guna mengurangi kebocoran-kebocoran atau pengeluaran
yangkurang relefan dan lebih di serasikan dengan anggaran pembangunan.

Salah satu aspek penting dari pengeluaran pembiayaan pembangunan


adalahpengeluaran anggaran yang merupakan kekayaan Negara yang kemudian di
pisahkanuntuk mejadi modal keseluruhan, atausebagian dari suatu kegiatan usaha seni
pemerintah, atau perusahaan yang tunduk pada perundang undangan perusahaanswasta
(perseroan terbatas). dalam hal ini perlu perhatian mengenai ketentuan-kentuan tetang
pemisahan kekayaan Negara tersebut, serta syarat-syarat penggunaaandana itu yang
jelas dengan kegiatan usaha atau perusahaan penerima. Pada akhirnya,hasil-hasil yang
diperoleh dari pelaksanaan ketentuan-ketentuan itu, menjadi dasaryang perlu
diperhatikan dalam aspek penerimaan anggaran.

D. Pembiayaan Pembangunan di Daerah

6
Megenai pembiayaan pembangunan yang dilakukan pada pada tingkatdaerah, terutama
dalam rangka pelaksanaan otonominya, yaitu sebagai Negara
bagianataupun sebagaipemerintah daerah otonom. Pemerintah daerah
juga menerimapendaparan-pendapatan dan perlu pula melakukan pengeluaran keuangan.
Mengenai penerimaan keuangan daerah dapat dikemukakan antara lainsumber-
subernya sebagai berikut:
1. Dari pendapatan dan melaluipajak yang sepenuhnya diserahkan kepada daerah atau
yang bukaan menjadi kewenangan pemajakan pemerintah pusat dan masihada
potensinya di daerah.
2. Penerimaan dari jasa-jasa pelayanan daerah, seperti misalnya retribusi, tarif perizinan
tertentu, dan lain-lain.
3. Pendapatan-pendapatan daerah yang diperoleh dari keuntungan perusahaan-
perusahaan daerah. Yaitu perusahaan-perusahaan yang mendapatkan modalsebagian
atau seluruhnya dari kekayaan daerah (merupakan bagian dari kekayaanNegara)
4. Penerimaan daerah dari perimbangan keuangan antara pemerintah pusat
danpemerintah daerah.
5. Pendapatan daerah karena memberian subsidi secara langsung
atauyangpenggunaannya ditentukan (earmarked) untuk daerah tersebut.
6. Seringkali terdapat pula pemberianbantuan dari pemerintah pusat yang bersifatkhusus
karena keadaan-keadaan tertentu.
7. Penerimaan-penerimaan daerah yang didapat dari pinjaman-pinjaman yangdilakukan
pemerintah daerah.
E. Aspek Administratif Kredit dan Penanaman Modal
Salah satu sumber pembiayaan pembangunan dimana penmerintah dapat melakukan
peranannya yang penting secara cukup besar, ialah dengan kebijaksanaan dan
pengembangan pengkreditan dan penanaman modal.
Dana-dana yang dapat dipergunakan untuk pekreditan dapat dihimpun dandipupuk oleh
perbankan dari berbagai macam bentuk tabungan, hasil penanaman modal dari
tabungan(obligasi), pinjaman serta penyaluran dana-dana dari anggarankepada perbankan.
Dana-dana yang terhimpun,kemudian disalurkan untuk perkreditan. Perbankan dapat
menspesialisir dirinya pada masalah dan sektorperkreditan tertentu, sehingga efektifitas
kredit-kredit yang disalurkan, diharapkandengan baik.
Dari segi administratif pembangunan, dalam banyak Negara-negara baruberkembang
dirasakan perlunya peranan pemerintah untuk merencanakan dan mengembangkan
7
prasarana bagi pemupukan sumber-sumber dana Pembangunan diluar sektor anggaran
(financial infrastructure). Pemerintah dapat berperan dalam melakukan pembinaan sektor
perbankan, lembaga-lembaga keuangan lainnya sepertibadan partisipasi modal, lembaga
jaminan kredit, badan-badan asuransi dan menggerakkan pemupukan dananya untuk
kepentingan pembangunan.
Beberapa masalah lain dari aspek administrasi bidang perkreditan ini(termasuk pula
dana-dana yang dipupuk dan disalurkan oleh lembaga-lembagakeuangan lainnya) yang
perlu diperhatikan menurut pendapat wignaraja adalahsebagai berikut:
1. Struktur organisasi dari lembaga-lembaga keuangan.
2. Kwalitas manajemen dan kemampuan penyelenggaraan pinjaman-pinjamankepada
proyek-proyek secara sehat.
3. Kwalitas peminjaman
4. Hubungan antara lembaga-lembaga keuangan.
5. Hubungan antara kebijaksanaan lembaga-lembaga keuangan dalam
pelaksanaankegiatan pemerintah
6. Hubungan antara kebijaksanaan kredit dan kebijaksanaan lembaga-lembagakeuangan
7. Bagaimana menyertakan lembaga-lembaga keuangan lainnya dalam sistim keuangan
Negara.

Mengenai penanaman modal, pemerintah dapat menyertakan kekayaan Negara yang


dipisahkan, sebagai penanaman modal pada suatu perusahaan. Tetapipemerintah juga
dapatmemberikan kebijaksanaan-kebijaksanaan dan prasaranaadministratif bagi
terselenggaranya penanaman penanaman modal dalam negerimaupun luar negeri. Semua
ini tergantung dari perana pemerintah terhadap kegiatan-kegiatan perekonomian dan
pandangannya terhadap sektor swasta.

Aspek administratif dari pada pembiayaan pembangunan melalui penanaman modal ini
antara lain adalah tata penyelenggaraan evaluasi pelaksanaan penanamanmodal dalam
negeri maupun penanaman modal luar negeri. Berbagai proseduraplikasi dan evaluasi, serta
pemberian persetujuan perlu di susun. Segala sesuatunya disesuaikan dengan
kebijaksanaan. Yang diambil pemerintah dalam bidang penanaman modal.

Oleh karena itu pelayanan administrativeperlu ditujukan kepada segipenentuan


kewenangan masing-masing, tata hubungan antara berbagai badanpemerintahan

8
tersebut,serta segi koordinasinya dalam rangka pelayanan administratif penanaman modal
tersebut.

F. Administrasi Bantuan Luar Negeri


Pada umumya Negara-negara baru berkembang masih memerlukan bantuan luar negeri
sebagai sumber biaya pembangunan tambahan. Hal ini disebabkan mobilisasi dana untuk
pembangunan dalam negeri memang dirasakan masih kurang,karena berbagai kegiatan
usaha yang bersifat pembangunanmemerlukan pembiayaan devisa (dalam bentuk
hasilteknologi luar negeri) kebutuhan akan kehlian-keahliantertentu untuk penerapan
teknologi baru, bahkan juga untuk mengatasi hal-hal yangamat mendesak.
Biarpun bantuan liuar negeri juga dapat merupakan bantuan kemiliteran,bantuan
kebudayaan dan lain-lain, tetapi untuk pemangunan, diutamakan penguraianmengenai
bantuan yang bersifat ekonomis.
Bentuk-bentuk bantuan luar negeriyang relevan dengan suatu usahamengatasi keadaan
ekonomi atau dalam rangka usaha pembangunan sesuatu negaraada berbagaimacam.
1. Bantuan berupa pinjaman untuk pembelian barang-barang yang membutuhkandevisa.
Tergantung dari persyaratannya, pembelian ini mungkin hanya dapatdilakukan di
negara donor atau di negara-negara maju lain di mana dapatdisediakan barang-barang
secara kompetitif, atau disemua negara.
2. Bantuan berupa pinjaman untuk pembangunan proyek-proyek tertentu ataukelompok
proyek-proyek. Bantuan ini pada umumnya bersifat pinjamanpembiayaan untuk
bagian proyek yang memerlukan devisa atau teknologi luarnegeri.
3. Bantun juga dapat diterima dalam rangka mengatasi masalah-masalah jangkapendek
sesuatu negara, antara lain bantuan pangan, pinjaman untuk pangan, ataudalam rangka
stabilisasi, dan lain-lain.
4. Bantuan teknik,pada umumnya bantuan ini diberikan dalam bentuk penelitian,survey,
feasibilyti study,konsultan, peralatan-peralatan yang berhubungan denganhal tersebut,
ataupun di bidang pendidikan, pengiriman tenaga kerja ke luar negeri,dan lain-lain

Dengan pertimbangan keadaan dan hubungan politik,


pertimbanganekonomis.Perkembangan penyaluran bantuanmelalui konsorsium atau badan-
badaninternasional dan khsusnya pertimbangan Negara-negara penerima, maka
perludipersiapkan dan dilakukan penyelenggaraan kegiatan administratif dalam
rangkabantuan luar negeri.

9
Dalam rangka administrasi pembangunan, salah satu segi yang pentingmendapat
perhatian adalah konsistensi dan penerimaan obantuan luar negeri dengantiga hal pokok
yaitu.

1. Dengan kebijaksanaan pembangunan yang berencana, atau bila ada dengan rencana
pembangunan. Khususnya dengan suatu perencanaan tahunan.
2. Penerimaan bantuan luar negeri perlu konsisten dengan dengan anggaran belanja
tahunan, antara lain yang menyangkut komponen biaya-biaya dalam negeri.
3. Perlunya konsistensi dengan posisi dan perkiraan perkembangan neracapembayaran
luar negeri.

Aspek lain dari administrasi batuan luar negeri adalah penyusunan prosedur-prosedur
dalam tata penyelenggaraannya, misalnya apabila penyaluran bantuan luarnegeri dikaitkan
dengan atau melalui anggaran belanja Negara. Termasuk disiniadalah masalah-masalah
prosedur pemasukan dalam anggaran belanja danprosedur pengeluaran pembiayaan dari
anggaran belanja.

G. Administrasi Keuangan (dalam arti sempit)


Karena banyaknya perbedaan pengertian terhadap istilah yang dipakai, makaperlu
dikemukakan di sini bahwa istilah administrasi keuangan dalam uraian inidiartikan dalam
arti sempit. Administrasi keuangan yang dimaksudkan di sini adalah sebagai rata
penyelenggaraan keuangan dalam pelaksanaan anggaran belanja Negara.
Di dalam administrasi keuangan sebagai pelaksanaan anggaran belanjaNegara ini,
dapat dibedakan tiga kegiatan tertentu. Tiga kegiatan itu adalah:
1. Fungsi pre-audit. Dalam fungsi ini dilakukan penelitian, perencanaan, penilaian dan
persetujuan terhadap usul-usul pengeluaran untuk menjamin bahwa pengeluaran ini
benar-benar wajar, mempunyai dasar hokum (atau dasar peraturan tertentu) dan bahwa
pengeluaran tersebut sesuai dengan penyediaan anggaranyang telah ditentukan serta
telah tersedia dananya.
2. Kedua adalah transaksi dan tata-pembukuan (transaction and aaccounting), yaitu
melakukan pembukuan terhadap kegiatan mutasi keuangan yang sebenarnya,seperti
penerimaan, penegeluaran (disbursement), alokasi dan penyusunan neracapenerimaan
dan pengeluaran.

10
3. Ketiga adalah post-audt, dan ini seringkali disebut sebagai audit. Fungsi ini adalah
meneliti, menilai dan melakukan verifikasi terhadap transaksi dan muasi yang telah
dilaksanakan dan tata pembukuannya.

Pada umumnya pre-audit dan transaksi atau tata pembukuan dilakukan oleh Depatemen
Keuangan. Fungsi yang pertama biasanya dilaksanakan oleh badanpenyusunan anggaran.
Sedangkan fungsi kedua, yang dapat pula disebut sebagaitatapembukuan pelaksanaan
anggaran, dilakukan oleh suatu badan penyusunan anggaranatau oleh badan pelaksanaan
anggaran secara terpisah. Sedangkan post-audit atau pengawasan keungan selalu dilakukan
oleh badan pengawasan keuangan yang terpisah.

Dalam pelaksanaan traksaksi,tata pembukuan penyelenggaraan anggaran penting sekali


peranan tenaga “comptable,” yaitu tenaga yang dapat
dipertanggung jawabkan pada tingkat terakhir menyimpan uang dan melakukan pembayarn
-pembayaran kepada pihak ketiga, ia merupakanalat dari fungsi transaksi dan tatapembukaan
di pusat. Namun demikian terdapat pula praktek, dimana pejabat-pejabat administrative lain
yang bukan bendaharawan, dapat melakukan pembayaran-pembayaran.

Dalam tahap-tahap pelaksanaan anggaran, terdapat berbagai macam variasisesuai dengan


prosedur tata kerja yang dikembangkan oleh masing-masing Negara. Di Indonesia misalnya
setelah suatu rencana kegiatan pemerintah atau suatu rencanaproyek ditetapkan, dilakukan
tahap-tahap sebagai berikut:

1. Permintaanpengeluaran otorisasi pembiayaan dari kepala unit kegiatan, atauproyek


tertentu, kepada kepala badan pemerintahan tertentu. Di banyak neara-negara lain,
kewenangan otorisasi ini masih tetap dipegang oleh Menteri Keuanganatau badan
penyusun anggaran.
2. Kepala badan-badan pemerintahan yang mempunyai suatu bagian penyediaananggaran,
mengeluarkan otorisasi.
3. Atas dasar uang yang telah di otorisir sesuai dengan rencana pembiayaan menurutrencana
kegiatanatau rencana proyek, kemudian unit-unit kegiatan atau proyek-proyek
mengajukan permintaan pembayaran kepada badan yang mengurus tatapelaksanaan
anggaran (termasuk kantor-kantor cabangnya).

11
4. Kantor-kantor cabang badan tata usahapelaksanaan anggaran melakukan lagikegiatan
pre-audit, dengan menilai apakah permintaan pembayaran tersebut sesuai dengan
ketentuan-ketentuan dan rencana anggarannya.
5. Apabila terlah dapat dinilai cukup dapat dipertanggung jawabkan maka dapatdikeluarkan
ketentuan untuk disbursement (pengeluaran uang).
6. Transaksi yang sebenarnya dengan pihakketiga atau pembayaran langsung dilakukan
oleh bendaharawan-bendaharawan sebagai pejabat comtabel melalui kas Negara.
7. Dilakukannya tata pebukaan atas berbagai transaksi-transaksi tersebut.
8. Dilakukan pengawasan internatas tata pembukaan tersebut misalnya pemeriksaan kas
dan buku kas.
9. Disusun pula penutupan pembukuan dan pada akhirnya bertanggung jawab keuangan.
H. Administrasi peralatan dan Perbekalan
Administrasi peralatan dan perbekalan sebagai proses tersendiri, meliputiperencanaan,
penentuan kebutuhan, anggaran kebutuhan, pengadaan, penyimpanan(storage),
pemeliharaan, penghapusan dan inventarisasi. Dengan cara pengaturan seperti itu maka
diharapkan administrasi peralatan dan perbekalan tidak saja memenuhi fungsinya sebagai
bagian dari administrasi keuangan yang baik, tetapi juga merupakan bagian dalam
perencanaan dan penyelenggaraan suatu kegiatanpemerintahanatau proyek. Banyak
Negara-negara baruberkembang seringmengalami, bahwa suatu kegiatan atau proyek
terbengkalai atau mengalamikemunduran oleh karena kurang sempurnanya administrasi
peralatan dan perbekalan.
Berbagai masalah administrasi peralatan dan perbekalan dapat dilihat dalamrangka
penyelenggaraan pemerintahan secara menyeluruh. Hal ini misalnyapenyusunan standard-
standar mengenai barang-barang dan cara-cara pembeliansecara nasional, sehingga
pembelian-pembeliandapat dilakukan tanpa mengalamikeborosan. Bahkan kadangkala
beberapa Negara tertentu mempunyai badanpengadaan atau pembelian pusat. Alasan
untuk adanya badan tersebut adalah, antaralain supaya dalam pembelian-pembelian besar
dapat dilakukan secara lebih hemat.Demikian pula dapat diusahakan supaya satu badan
pemerintah tidak berkelebihanbarang tertentu, sedang badan pemerintahan lain
kurang.Dalam cara-cara pembeliandengan diberkembangkannya kemampuan maupun
standard-standar, dapatdiusahakan kurangnya badan-badan pemerintahan dibohongi
dalam penyediaanbarang-barang yangkwalitasnya kurang baik dan kerugian lain.Namun
demikiansuatu badan yang berpusat dalam bidang pengadaan/pembelian ini, berada
dalamsuatu keadaan dimana daya tarik untuk melakukan hal-hal yang kurang wajar
12
adalahbesar sekali (kurangnya gaji, monopolikewenangan, hubungan pribadi dan lain-
lain).Maka suatu badan terpusat itu justru mengandung bahaya-bahaya tertentu.
Apalagibila diingat, bahwa masalah peralatan dan perbekalan dapat dilihat baik
dalammasing-masing unit kegiatan atau proyek-proyek pemerintah.Misalnya
mengenaikriteria tehnis, standard barang, keperluannya dalam kwalitas. Oleh karena itu
cara-cara pengadaan serta pemeliharaan, dengan penempatan administrasi peralatan
danperbekalan di dalam kerangka rencana dan pelaksanaan kegiatan proyek-
proyek pemerintah tersebut, dianggap lebih efesien.
Administrasi peralatan dan perbekalan dengan demekian dapat dilihat dalamkerangka
perencanaan dan pelaksanaan unit-unit kegiatan atau proyek-proyek pemerintah. Secara
nasional dapat diusahakan adanya kebijakan, rencana standard-standar yang bersifat
umum dan yang mengenai pokok-pokok secara nasional,sedangkan pelaksanaan
administrasi peralatan dan perbekalan didesentralisir.Hal
ini juga beralasan oleh karena pengetahuan teknis yang terperinci tentang berbagaiperalat
an baru yang diperlukan dalam rangka pembangunan, menghendaki pengetahuan
profisionil yang tinggi dalam kegiatan masing-masing bidang. Uraianlebih lanjut menitik
beratkan kepada pokok-pokok masalah yang perlu mendapatperhatian dalam proses
pelaksanaan administrasi peralatan dan perbekalan.Pengadaan (procuremet) tidak selalu
harus dilaksanakan dengan pembelian.Tetapi didasarkan atas pilihan berbagai alternative
dengan berpedoman pada prinsip-prinsip mana yang paling praktis, hemat, sesuaidan
tepat. Pengadaan dapatdilaksanakan dengan pembelian, penyewaan, peminjaman,
penukaran, pembikinandan perbaikan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam rangka
penyempurnaanpengadaan dengan pembelian adalah antara lain:
a. Spesifikasi teknik barang yang dikehendaki.
b. Penyempurnaan di bidang tender, antara lain kwalifikasi perusahaan-perusahaanyang
ikut tender. Tender dapat dilakukan secara terbuka atau terbatas. Namun adahal-hal
yang dapat dilakukan dengan pesanan langsung, misalnya dalam keadaanmendesak.
c. Penyempurnaan dalam rangka penyusunan kotrak jual-beli dan syarat-syarat
niagayang tercantum dalam kontrak. Hal itu dimaksudkan supaya isi kontrak
atausyarat-syarat niaga tidak akan menimbulkan kerugianbagi pihak pembeli.
d. Penelitian biaya asuransi dan pengangkutan sering dimasukkan di dalam kontrak,tetapi
juga bias berdasarkan persetujuan tersendiri.
e. Penyempurnaan aspek-aspek hokum dari pengadaan/pembelian seperti
ketentuantentang klaim dan lain-lain.
13
Hal ini akan lebih rumit lagi apabila diingat bahwa dalam rangkapembangunan, unit
kegiatan maupun proyek-proyek perlu mengadakan pengadaandari luar negeri.

Bagian yang tak kalah pentingnya akan tetapi sering kurang diindahkan
dalamadministrasi peralatan dan perbekalanadalah masalah penyimpanan. Dalam hal
iniberperanan sekali soal gudang. Penyimpanan dalam rangka pengadaan seringkaliharus
dilakukan berkali-kali, misalnya penyimpanan waktu kedatangan di pelabuhan,penyimpanan
pada tempat lokasi dan lain-lain.

Tetapi yang paling menonjol kurang perhatian adalah di


bidangpemeliharaan(maintenance). Dengan pemeliharaan yang baik, teratur dan cermat,
diharapkan akanmenambah umur (life time) peralatan dan perbekalan. Demikian pula
penguranganatau pencegahan kerusakan yang lebih besar. Pemeliharaan jugaditujukan kea
rahpeningkatan efisiensi peralatan. Dilihat dari jangka umur sesuatu peralatan,
makapemeliharaan yang baik merupakan penghematan biaya.

Peralatan dan perbekalan yang sudah dianggap rusak atau berlebih, sebaiknya
dihapuskan. Penghapusan (disposal) paling sedikit akan mengurangi tanggung jawab
pengawasan terhadap barang, penambahan ruangan yang tersedia, kebersihan,
bahkanpenghematan biaya untuk penyimpanan. Dalam hal ini yang merupakan masalah
adalah mengenai barang-barang yang sebetulnya belum aus secara teknis tetapi sudahaus
secara ekonomis/teknologis. Perlu diperhatikan kemungkinanpenggunaannyauntuk bidang-
bidang pekerjaan yang masih melakukan cara-cara kerja sederhana.Penghapusan dapat
dilakukan dengan pengrusakan (barang-barang yangsama sekalitak dapat dipakai), ditransfer
ke badan lain, atau dijual.

I. Pengawasan keuangan
Pengawasan keuangan atau post-audit harus dibedakan dengan penutupan pembukuan
anggaran. Penutupan buku anggaran untuk sesuatu tahun tertentu adalahpenerbitanneraca
anggaran secara menyeluruh, sebagai hasil pelaksanaan anggaran sesuatu tahun tertentu.
Sedangkan fungsi pengawasan keuangan adalah verifikasiterhadap kesahan transaksi-
transaksi keuangan dan ketepatan tata pembukuannya.Dengan ini berarti suatu penilaian
dan pengecekan terhadap tata pembukuanpelaksanaan keungan pemerintah.
Fungsi pengawasan keuangan atau post-audit ini pada umumnya dilakukanoleh suatu
badan administrative yang bebas, dan bahkan dapat melaporkan hasilpengawasan tersebut

14
kepada pimpinan pemerintahan dan kepada badan legislatif.Badan tersebutdapat
memberikan laporan tahunan maupun laporan khusus mengenaisehatnya
pelaksanaan keuangan Negara.Oleh karena itu keanggotaan badanadministratif ini
mempunyai kedudukan yang tinggi, dan bahkan untuk beberapa haltertentu, mempunyai
kedudukan “judicial or semi judicial”. Ada pula yangmenempatkan badan tersebut bebas
dari pemerintah eksekutif sebagai badan auditnyapemerintah. Kecualiadanya suatu
pengawasan keuangan yang dilakukan secaranasional bebas dari pemerintah eksekutif
sendiri.
Namun demikian apabila terjadi pengawasan keuangan yang berlebihan, makahal itu
akan menghambat pelaksanaan kegiatan-kegiatan pemerintahan. Tatahubungan yang baik
antara berbagai macam pengawasan keuangan dan tingkat-tingkatnya, perlu diusahakan
untuk menghindari kesimpangsiuran. Pada pokoknyatujuan pengawasankeuangan adalah
supaya terdapat jaminan pelaksanaanpemerintahan diselenggarakan secara dapat
dipertanggung jawabkan, namun tetapmemberikan keluwesan bagi pelaksanaan kerja
pemerintahan.

15
BAB III
KESIMPULAN

Administrasi pembiayaan pembangunan adalah bagian dari administrasi pembangunan


yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyaluran dana untuk kegiatan atau aktivitas
pembangunan yang berbeda. Administrasi pembiayaan pembangunan melibatkan proses
perencanaan, penganggaran, dan pelaksanaan pembiayaan untuk memastikan bahwa sumber
daya yang diperlukan tersedia dan digunakan secara efektif dalam pembangunan.

Pada umumnya, administrasi pembiayaan pembangunan dilakukan oleh pihak pemerintah


untuk memajukan dan mengembangkan segala aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Administrasi pembiayaan pembangunan mencakup berbagai hal, seperti penyaluran biaya
untuk kegiatan pembangunan, pengelolaan dana, koordinasi program dan proyek
pembangunan, serta pemantauan dan evaluasi kinerja pembangunan.

Dalam konteks administrasi pembangunan, pembiayaan pembangunan memiliki peran


yang sangat penting. Pembiayaan yang cukup dan efektif diperlukan untuk memastikan
kelancaran dan keberhasilan pelaksanaan proyek pembangunan. Pemerintah biasanya
menggunakan berbagai sumber pembiayaan, seperti anggaran pemerintah, pinjaman dari
lembaga keuangan internasional, dan kerja sama dengan lembaga pembiayaan lainnya .

Selain itu, administrasi pembiayaan pembangunan juga melibatkan perencanaan dan


penganggaran untuk memastikan bahwa dana yang tersedia dialokasikan dengan tepat dan
efisien. Proses perencanaan dan penganggaran ini melibatkan analisis kemampuan dan
mekanisme pembentukan kebijakan pembangunan, serta sistem perencanaan dan
penganggaran yang baik.

Dalam pelaksanaan administrasi pembiayaan pembangunan, penting untuk melibatkan


partisipasi masyarakat dan menjaga transparansi. Partisipasi masyarakat dapat meningkatkan
akuntabilitas dan efektivitas penggunaan dana pembangunan, sementara transparansi dapat
mencegah terjadinya penyalahgunaan dan korupsi dalam pengelolaan dana.

Dalam kesimpulannya, administrasi pembiayaan pembangunan merupakan bagian penting


dari administrasi pembangunan yang berkaitan dengan pengelolaan dan penyaluran dana untuk
kegiatan pembangunan. Administrasi pembiayaan pembangunan melibatkan perencanaan,
penganggaran, dan pelaksanaan pembiayaan untuk memastikan kelancaran dan keberhasilan
proyek pembangunan. Partisipasi masyarakat dan transparansi juga penting dalam pelaksanaan

16
administrasi pembiayaan pembangunan untuk meningkatkan akuntabilitas dan efektivitas
penggunaan dana pembangunan

17
Daftar Pustaka
ANGGARA, Sahya; SUMANTRI, Ii. Administrasi pembangunan: Teori dan praktik. 2016.
BAWIAS, Rizal; PANGKEY, Masje Silija; RORONG, Arie Junus. Pengelolaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa dalam Menunjang Pembiayaan Pembangunan di Desa
Bitunuris Kecamatan Salibabu Kabupaten Kepulauan Talaud. Jurnal Administrasi
Publik, 2015, 4.32.
NAILU, Mifta; DJAFRI, Novianty. ADMINISTRASI PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN.
GUNARTO, Danang, et al. Evaluasi Pembiayaan Pembangunan Infrastruktur Pedesaan.
In: JURNAL FORUM TEKNIK SIPIL (J-ForTekS). 2022. p. 1-9.

18

Anda mungkin juga menyukai