A. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, dan percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan
lingkungan social dan alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa
ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
C. Tujuan Pembelajaran
Kontak Sosial bersifat Primer: Kontak terjadi secara langsung seperti bertatap muka.
Kontak Sosial bersifat Sekunder: Kontak terjadi secara tidak langsung atau menggunakan
media penghubung seperti telepon, surat elektronik bahkan melalui pesan media sosial.
2. Komunikasi
Dalam interaksi sosial, komunikasi merupakan hal yang sangat penting dengan maksud adanya
saling mengungkapkan perilaku entah itu dalam berbicara, sikap bahkan gesture untuk
menyampaikan pesan. Namun, ada beberapa unsur pokok dalam komunikasi yaitu:
Komunikator adalah seorang atau sekelompok orang yang menyampaikan pesan untuk
menjadi sumber dalam sebuah hubungan atau keterkaitan.
Komunikan adalah seorang atau kelompok yang menerima pesan dari komunikator.
Pesan adalah sesuatu hal yang disampaikan oleh komunikator. Pesan biasanya berisikan
informasi, pertanyaan, bahkan pengungkapan emosi dan perasaan.
Media adalah perantara untuk menyampaikan pesan. Media komunikasi dapat berupa lisan,
tulisan, gambar bahkan film biasanya memberikan pesan tersurat.
Efek adalah perubahan yang diharapkan terjadi pada komunikan, setelah mendapatkan
pesan dari komunikator.
Komunikasi yang terjadi antara satu individu dengan individu lainnya dapat disebut sebagai
komunikasi interpersonal yang memiliki banyak teori di dalamnya. Jika kamu ingin
memahaminya lebih dalam, buku berjudul Teori Komunikasi Interpersonal Disertai Contoh
Fenomena Praktis oleh Dr. Ali Nurdin, S.Ag., M.Si. akan sesuai untuk kamu.
D. Jenis dan Contoh Interaksi Sosial
Interaksi mempunyai beberapa jenis, untuk mudah dipahami mari simak berikut ini:
1. Interaksi Sosial Individu dengan Individu
Interaksi sosial individu merupakan pertemuan antara seseorang dengan individu lain yang
bertujuan untuk memberikan aksi atau respon untuk menjadi teman dan mengarah ke arah
bekerja sama jika reaksinya positif, namun jika reaksinya negatif kemungkinan akan muncul
konflik atau pertentangan.
Contoh:
Ketika bertemu saling menyapa, bertanya dan menginformasikan tentang apa yang
dibutuhkan.
Mengajak bermain main sepeda bersama adik
Guru mengajari les bahasa pada seorang murid.
2. Interaksi Sosial Individu dengan Kelompok
Interaksi sosial individu dengan kelompok pada salah satu bahkan kelompok yang lebih besar
biasanya terdiri lebih dari 3 orang yang dimana akan memberikan informasi entah itu
promosi, bahkan seminar. Selain itu, biasanya interaksi sosial ini disampaikan oleh beberapa
orang saja yang kemudian informasi yang disampaikan akan didengarkan oleh banyak orang
atau kelompok.
Contoh:
Menjadi seorang narasumber dalam kegiatan seminar
Menyampaikan informasi promosi kepada komunitas
Kepala sekolah sedang berbicara pada murid-murid sewaktu upacara
3. Interaksi Kelompok dengan kelompok
Interaksi Kelompok dengan kelompok merupakan pertemuan antara dua kelompok atau lebih
dengan kelompok yang berbeda, untuk mengkomunikasikan hal yang berkaitan namun sifatnya
bukan hal pribadi namun untuk kepentingan kelompok itu sendiri.
Namun untuk berkomunikasi antar kelompok terkadang menghadapi pro dan kontra harus lebih
berhati-hati, karena setiap pendapat seseorang bisa saja menyerang kelompok lainnya.
Contoh:
Para pemuda karang taruna memberi informasi kepada masyarakat untuk saling
bekerjasama membersihkan halam rumah agar menjadi juara perlombaan kebersihan di
acara HUT-RI 17 Agustus.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Kelompok TNI dan kelompok Polisi melakukan kerjasama interaksi sosial untuk
memberantas kejahatan di daerahnya.
Menyatukan individu dengan karakter yang berbeda tidak mudah dilakukan, namun ada
baiknya untuk saling berinteraksi secara baik, sopan dan jelas to the point apa tujuannya.
Karena komunikasi yang baik akan memberikan ketenangan dan kesepakatan yang
mungkin dapat menjadi suatu hal yang berjangka panjang. Misalnya, keterkaitan tentang
usaha bisnis menjadi pelanggan, menjadi seseorang yang dipercaya, dan hal lainnya.
Saat ini, kita juga dapat melakukan interaksi melalui internet atau tepatnya media sosial yang
memudahkan kita untuk bertukar informasi. Jika Grameds tertarik untuk memahami topik ini
lebih dalam, buku Media Sosial, Interaksi, Identitas dan Modal Sosial oleh Shiefti Dyah Alyusi
sangat tepat untuk mempelajari topik ini.
E. Pola Interaksi Sosial
Pola Interaksi Sosial Interaksi sosial yang terjadi antara individu maupun kelompok yang
bersifat dinamis dan mempunyai pola tertentu, sebagaimana kebiasaan-kebiasaan yang
dilakukan secara pengulangan hingga berjangka panjang maka akan bertahan terwujudnya
hubungan sosial yang baik .
Pola interaksi sosial memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Berdasarkan kedudukan sosial (status) dan peranannya. Contohnya, seorang guru yang
mengajar bersama muridnya harus mencerminkan perilaku seorang guru. Sebaliknya, siswa
harus menaati gurunya.
Kegiatan yang terus berlanjut hingga menemukan titik tujuan untuk menghasilkan suatu hal
yang terbaik dan terus mengembangkan pemikiran atau ide.Contohnya, dari adanya
interaksi, seseorang melakukan terjalin kerjasama bisnis, muncul suatu pertentangan, adanya
persaingan, dan lain sebagainya.
Interaksi sosial dapat terjadi pada siapapun tidak mengenal waktu, tempat dan keadaan
biasanya akan terlibat sebagaimana pola pikir masyarakat akan terbentuk.Contohnya:Salah
satu sekolah mempunyai penilaian yang baik dalam hal disiplin, kebersihan dan prestasi
siswa yang begitu berpengaruh di salah satu daerah. Namun kepercayaan masyarakat pada
sekolah tersebut selalu baik, hanya saja di suatu waktu sekolah tersebut tercemar tidak baik
karena kelakuan siswa yang melakukan tindakan tidak terpuji.
F. Faktor-Faktor Terbentuknya Interaksi Sosial
1. Imitasi
Imitasi adalah seseorang atau lebih melakukan untuk meniru seseorang dalam hal gaya, sikap,
perilaku hingga penampilan terlihat menyerupai fisik seseorang. Biasanya faktor interaksi sosial
ini dapat terjadi pada indvidu yang ngefans dengan salah satu idolanya.
Seseorang yang ngefans dengan idolanya biasanya akan berusaha untuk memakai pakaian
dengan model yang sama. Tidak hanya itu, seorang fans terkadang mengikuti model rambut
yang sama dengan idolanya.
2. Sugesti
Sugesti merupakan seseorang yang terpengaruh karena adanya suatu dorongan diberikan orang
lain dengan beberapa cara tertentu yang dimana seseorang tersebut akan melaksanakan dengan
apa yang di sugestikan terkadang tanpa berfikir rasional. Faktor ini dapat kita lihat ketika ada
seorang anak yang diberikan nasihat oleh orang tuanya.
Selain itu, faktor sugesti yang bisa memunculkan interaksi sosial bukan hanya bisa terjadi
karena diberi nasihat oleh orang tua saja, tetapi bisa terjadi karena diberikan nasihat oleh
seorang guru. Dengan nasihat-nasihat yang diharapkan penerima nasihat bisa menerima dengan
baik dan bisa dijadikan sebagai pedoman dalam menjalani masa depan nanti.
3. Simpati
Simpati adalah bagaimana kita memperlihatkan sikap akan rasa tertarik pada seseorang akan
sesuatu hal atau sikap yang menarik pada dirinya seperti penampilan, pola pikirnya bahkan
kebijaksanaannya dengan menerapkan nilai-nilai yang dianut oleh orang yang menaruh simpati.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Dengan adanya faktor ini, maka seseorang akan tergerak hatinya untuk membantu orang lain.
Apabila semakin banyak orang yang dapat dibantu, maka kehidupan bermasyarakat akan
menjadi lebih harmonis dan interaksi sosial pun tetap bisa terus terjaga dengan baik.
4. Identifikasi
Identifikasi merupakan suatu pemberian tanda ciri khas sehingga sebenarnya ini berkaitan
dengan imitasi seseorang dengan keinginan sama atau identik bahkan serupa dengan orang lain
yang ditiru (idolanya), hingga menghilangkan jati dirinya sendiri. Hal seperti ini, sebaiknya
segera dihindari karena kehilangan jati diri bisa membuat seseorang lupa kelebihan dan
kekurangan yang dimiliki oleh dirinya.
5. Empati
Empati merupakan merasakan sesuatu yang dialami oleh orang lain, baik itu kebahagiaan
maupun kesedihan. Contohnya, ketika seorang siswa masuk ke PTN yang diharapkan, orang tua
bahkan temannya akan ikut merasakan kebahagiaan.
Interaksi dalam masyarakat akan menumbuhkan bentuk hubungan saling mempererat dan
mengubah suatu kondisi masyarakat di suatu daerah, misalnya dalam interaksi sosial positif
melakukan gotong royong ini merupakan suatu bentuk Interaksi sosial. Bentuk interaksi sosial
terbagi menjadi dua yaitu Asosiatif dan Disosiatif. Apa perbedaanya, mari kita pelajari lebih
mendalam.
H. Bentuk Interaksi Sosial
Interaksi Sosial Asosiatif (Positif)
Bentuk interaksi sosial asosiatif adalah interaksi sosial yang positif, untuk mengarah kebaikan
akan kerjasama dan menciptakan sesuatu antara seseorang dengan yang lain untuk mencapai
tujuan yang positif. Namun, interaksi sosial asosiatif ini terbagi lagi menjadi empat, yaitu:
1. Kerjasama
Suatu pekerjaan yang dikerjakan oleh sekelompok individu atau saling membantu yang
bertujuan mewujudkan kegiatan yang positif. Dalam kehidupan selalu memerlukan bantuan
orang lain namun tetap dalam batas yang wajar. Contohnya, seperti gotong royong antar
tetangga.
2. Akomodasi
Akomodasi merupakan penyesuaian diri seseorang bahkan kelompok manusia yang
sebelumnya saling bertentangan, supaya mengatasi ketegangan dengan antara pihak yang
bertentangan dibutuhkanlah akomodasi.
Tujuannya untuk menciptakan keseimbangan interaksi sosial yang akan berkaitan dengan
norma dan nilai-nilai dalam lingkup masyarakat. Namun akomodasi ini terbagi lagi menjadi
beberapa bagian, diantaranya:
a. Ajudikasi
Ajudikasi merupakan proses cara penyelesain konflik sosial yang juga dikenal dengan
akomodasi. Perselisihan ini terjadi karena interaksi sosial antar individu atau suatu kelompok
dengan kelompok lainnya dengan berbagai macam cara. Contoh: Dalam kasus perceraian, kasus
korupsi, kasus penipuan, kasus pencemaran nama baik, kasus pembunuhan bahkan kasus
pelanggaran hak cipta.
b. Arbitrase
Upaya untuk menyelesaikan konflik dengan pihak ketiga sebagai keputusan yang mengikat
tidak bisa diganggu gugat oleh kedua pihak yang berselisih. Contoh: Seorang guru BK memberi
hukuman kepada kedua murid yang bertengkar karena kalah pertandingan sepak bola.
c. Kompromi
Kompromi merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kesepakatan di antara dua pihak yang
berbeda pendapat atau berselisih paham, tujuannya untuk menyelesaikan perselisihan .
d. Konsiliasi
Suatu upaya dalam menyelesaikan sengketa atau perselisihan dari pihak-pihak dengan
melibatkan pihak netral yang dinamakan konsiliator yang mencari titik tengah (penyelesaian
atau persetujuan) yang mempertemukan keinginan dari pihak-pihak yang berselisih.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
e. Mediasi
Mediasi merupakan upaya untuk menyelesaikan konflik dengan melibatkan pihak ketiga yang
netral, hampir serupa seperti arbitrase namun hanya sebagai penengah (mediator). Contoh:
Pertikaian GAM (Gerakan Aceh Merdeka) di mediator oleh Swedia pada tanggal 15 Agustus
2005.
f. Stalemate
Stalemate merupakan ketika dua pihak saling memiliki konflik yang bertentangan namun
konflik tersebut berhenti karena menghadapi suatu peristiwa sehingga keduanya saling berhenti
untuk menyerang. Contoh: Berakhirnya perang dingin antara Blok Barat yang dipimpin
Amerika dan Blok Timur dipimpin oleh Uni Soviet pada saat di era
3. Toleransi
Toleransi adalah sikap saling menghargai dan menghormati dalam bermasyarakat baik individu
maupun berkelompok. Dalam hal ini seperti saling tolong menolong antar sesama tanpa
memandang suku, agama, ras maupun antar golongan.
Hal ini sendiri dapat kita lihat pada masyarakat Indonesia yang telah menjadi warisan budaya
bangsa termanifestasi ke dalam unsur budaya yang ada sedperti simbol, praktik sosial, adat
istiadat, dan masih banyak lagi yang dijelaskan pada buku Harmoni Dalam KERAGAMAN :
Jejak Budaya Toleransi oleh Muhammad Nur Prabowo Setyabudi, Dkk.
4. Akulturasi
Akulturasi adalah penerimaan segala unsur–unsur baru dimasa kini menjadi suatu kebudayaan
baru tanpa menghilangkan ciri khas / hal yang berkaitan dengan unsur lama.
Contohnya:
– Pertunjukan wayang-wayang yang mengisahkan cerita dari India tentang Mahabarata
(sejarah),
– Bagunan masjid Kudus yang mencerminkan adanya interaksi budaya Jawa, Islam dan Hindu
– Lifestyle gaya hidup seseorang yang mengikuti tren entah dari berpakaian, model rambut dan
lain-lain.
5. Asimilasi
Asimilasi merupakan percampuran suatu budaya dengan menghilangkan ciri khas kebudayaan
aslinya lalu membentuk kebudayaan baru dan menerapkan dalam keseharian.
Contohnya:
Asimilasi Ras Mongoloid dan Ras Negroid di Benua Asia membentuk ras baru.
Pernikahan beda ras dan etnis
Corak rumah di sebagian kota mengkombinasikan dengan corak khas modern seperti
arsitektur Eropa
Interaksi Sosial Disosiatif(Negatif)
Disosiatif merupakan Interaksi sosial yang mengarah kepada konflik serta perpecahan dalam
individu maupun kelompok, biasanya Disosiatif akan mengarah ke hal negatif. Seperti:
1. Persaingan (Kompetisi)
Pasti sudah tak asing dengan kata ‘Kompetisi’. Kompetisi merupakan interaksi sosial untuk
saling bersaing secara individu maupun kelompok biasanya akan mencari keuntungan di
bidang-bidang tertentu tanpa menggunakan ancaman kekerasan.
Contohnya: Pertandingan Bulu tangkis Olympic 2020 Anthony Ginting melawan antonsen
anders.
2. Kontravensi
Kontravensi adalah upaya seseorang untuk menentang suatu perkara secara tersembunyi supaya
tidak terjadi perselisihan. Adapun biasanya seseorang akan bersikap ragu, tidak pasti,
penyangkalan bahkan penolakan dengan tidak mengungkap secara terbuka. Ini disebabkan
karena perbedaan pendirian di kalangan-kalangan tertentu. Contohnya: Membocorkan rahasia
teman pada orang lain.
Adapun perbuatan dalam bentuk kontravensi taktis, contohnya: Membuat tuduhan tiba-tiba
tanpa alasan, menipu seseorang dengan berbagai alasan dan lain sebagainya.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
3. Pertentangan
Konflik adalah sebuah pertentangan atau bisa lanjutan dari kontravensi yang sifatnya terbuka
yang biasanya akan menyebabkan pertikaian. Penyebabnya adanya perbedaan argumentasi yang
membuat rasa marah hingga benci dan dapat menimbulkan untuk saling menyerang bahkan
melukai seseorang bahkan kelompok
E. Strategi Pembelajaran
1. Model : Problem Based Learning
2. Pendekatan : Saintifik
3. Metode : Diskusi dan Eksperimen
F. Media Pembelajaran
1. Media :
a. Power Point
b. Video Pembelajaran
G. Sumber Belajar
1. Buku :
Nugroho & Purwanto. 2020. Pembelajaran IPS untuk Kelas VII SMP dan MTs. Solo :
PT. Tiga Serangkai
Tim Abdi Guru. 2016. IPS Terpadu Jilid 1 Kelas VII SMP. Jakarta: Erlangga.
2. Referensi website:
Interaction. (2017). Video Film Pendek mengenai Interaksi. Diakses pada tanggal: 10
November 2022. Tersedia pada laman : https://youtu.be/C0H6YgK7DAU
Aspek Teknik
No Instrumen Penilaian
Penilaian Penilaian
1 Pengetahuan Tes Tertulis Tes Pilihan Ganda
2 Sikap Observasi Lembar Observasi Jurnal Perkembangan Sikap
Tes Unjuk
3 Keterampilan Lembar Penilaian Kinerja
Kerja