Anda di halaman 1dari 4

Pengaruh Lingkungan Keluarga terhadap Pembentukan Karakter Anak

Muhammad Rizky Fitriawan Galuh Pangestu (2304690)


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Penjas
Universitas Pendidikan Indonesia
Kampus Sumedang

Karakter sesuai dengan pendapat Samrin, 2016 memaknai karakter sebagai lukisan jiwa
yang termanisfetasi dalam perilaku. Karakter merupakan nilai yang tertanam dalam diri
seseorang yang ditunjukkan dalam bentuk sikap, moral, dan juga perilaku. Berdasarkan
pengertian di atas dapat dipahami bahwa karakter identik dengan akhlak, etika, dan moral,
sehingga karakter merupakan nilainilai perilaku manusia yang universal meliputi seluruh
aktivitas manusia, baik dalam rangka berhubungan dengan Tuhan, dengan dirinya, dengan
sesama manusia, maupun dengan lingkungannya, yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perkataan, dan perbuatan berdasarkan norma-norma agama, hukum, tatakrama,
budaya, dan adat istiadat. (Samrin, 2016)
Mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung
jawab semua pihak. Tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari
semua pihak bahwa pendidikan karakter sangat penting untuk dilakukan. Selain itu, meskipun
semua pihak bertanggung jawab atas pendidikan karakter, namun keluarga merupakan wahana
pertama dan utama bagi pendidikan karakter anak. Kegagalan keluarga dalam melakukan
pendidikan karakter pada anak-anaknya, akan mempersulit institusi-institusi lain di luar
keluarga (termasuk sekolah) dalam upaya memperbaikinya. Kegagalan keluarga dalam
membentuk karakter anak akan berakibat pada tumbuhnya masyarakat yang tidak berkarakter.
Berdasarkan hasil wawancara dengan salah satu orangtua, menyebutkan bahwa keluarga adalah
tempat pertama bagi anaknya untuk tumbuh dan belajar mengembangkan karakter anak.
Dimulai dari anak masih dalam kandungan seorang Ibu harus menunjukkan karakter atau
perilaku yang positif. Begitu pula Ketika anak sudah lahir dan tumbuh lingkungan keluarga
mempunyai peranan penting dalam menciptakan karakter yang baik bagi anaknya.
Keluarga yang harmonis memiliki pengaruh terhadap perkembangan karakter anak.
Dalam lingkungan keluarga yang penuh kasih sayang dan dukungan, anak-anak cenderung
tumbuh dengan rasa percaya diri yang baik. Komunikasi terbuka antara anggota keluarga
memungkinkan anak-anak untuk berbicara tentang perasaan mereka, mengungkapkan
kekhawatiran, dan memahami cara mengelola konflik secara sehat. Ini membantu mereka
membangun kemampuan empati, pengertian terhadap perasaan orang lain, dan keterampilan
komunikasi yang efektif.
Contoh lainnya saja dalam keluarga penulis yang bisa dikatakan komunikasi yang
tercipta antara anggota keluarga bisa dikatakan sebagai komunikasi yang tertutup. Hal ini
berakibat anak akan kesulitan dalam mengungkapkan emosional nya dan lebih memilih untuk
diceritakan pada oranglain atau dipendam sendiri. Hal ini ada rasa kekhawatiran ungkapan
emosional tidak akan bisa dipahami oleh keluarga. Keluarga merupakan unit social terkecil
yang bersifat universal, artinya unit social terkecil atau keluarga itu terdapat di setiap tempat
di dunia (universe). Pendidikan di dalam keluarga lebih menekankan pada pengembangan
karakter. Oleh karena itu lingkungan di dalam keluarga menjadi factor utama dalam
pembentukan karakter anak.
Jenis keluarga, gaya kepemimpinan orangtua, kedudukan anak dalam uruan
keanggotaan keluarga, fasilitas yang ada dalam keluarga, hubungan keluarga dengan dunia luar,
status social ekonomi orangtua dan sebagainya akan turut mempengaruhi Pendidikan dalam
keluarga, yang pada akhirnya akan turut pula mempengaruhi perkembangan pribadi anak.
(Syaripudin, Tatang dan Kurniasih 2014)
Secara keseluruhan, pengaruh lingkungan keluarga sangat kuat dalam membentuk
karakter anak. Lingkungan yang penuh cinta, nilai-nilai positif, komunikasi terbuka, dan
perilaku teladan membantu membentuk anak-anak menjadi individu yang bertanggung jawab,
empatik, berintegritas, dan siap menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Dengan
memberikan perhatian pada pengembangan karakter dalam lingkungan keluarga, kita
berinvestasi dalam generasi masa depan yang kuat dan berdaya.
Percakapan terbuka antara anggota keluarga membantu dalam pemahaman, mengatasi
perbedaan, serta memupuk rasa empati satu sama lain. Diskusi-diskusi keluarga juga
memberikan kesempatan bagi anggota keluarga untuk berbagi cerita, pengalaman, dan
pandangan hidup, sehingga masing-masing dapat tumbuh dan belajar dari sudut pandang yang
berbeda.
Ketika datang ke dalam pembentukan karakter, keluarga memainkan peran yang tak
ternilai. Nilai-nilai seperti kejujuran, kerja keras, toleransi, dan tanggung jawab diajarkan
melalui contoh nyata dalam keluarga. Orang tua sebagai figur utama dalam keluarga memiliki
tanggung jawab besar dalam memberikan arahan moral kepada anak-anak. Dalam lingkungan
yang penuh kasih, anak-anak belajar mengenai empati, pengertian, dan pentingnya
menghormati perasaan orang lain.
Hal ini dirasakan oleh salah satu narasumber yang telah menjadi orangtua selama 30
tahun. Heni mengatakan dengan menciptakan komunikasi yang terbuka dengan anak melalui
pertanyaan kecil seusai anak pulang sekolah. Bagaimana perasaan yang muncul Ketika
sekolah, apa saja kesulitan yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran di kelas. Melalui
pertanyaan tersebut anak akan belajar untuk mengungkapan emosinya, terbuka mengenai
perasaannya sehingga orangtua akan menjadi lebih mudah dalam memberikan arahan dan nilai-
nilai positif terhadap anak.
Secara keseluruhan, keluarga adalah tempat di mana kita belajar mencintai,
memaafkan, dan tumbuh bersama. Di tengah-tengah dunia yang seringkali keras dan penuh
tekanan, keluarga adalah tempat berlindung yang selalu siap memberikan cinta dan dukungan
tanpa syarat. Melalui ikatan yang kuat ini, kita dapat menciptakan warisan nilai-nilai positif
yang akan terus melekat pada generasi-generasi yang akan datang.
Anak yang tumbuh di lingkungan bermasalah seringkali menghadapi tantangan yang
unik. Mereka mungkin terpapar pada ketidakstabilan emosional, konflik keluarga, atau
lingkungan sosial yang merugikan. Hal ini dapat berdampak negatif pada perkembangan
mental, emosional, dan sosial mereka. Kecenderungan mengembangkan perilaku antisosial
atau depresi sering kali meningkat. Namun, tidak semua harapan hilang. Dukungan yang
tepat dari orang dewasa, teman sebaya, dan sumber daya komunitas dapat membantu anak-
anak ini mengatasi rintangan dan membangun ketahanan. Penting bagi kita untuk
memberikan lingkungan yang stabil, penuh kasih, dan penuh inspirasi bagi mereka, memberi
mereka kesempatan untuk berkembang dan mengejar masa depan yang lebih baik.

PEDOMAN WAWANCARA
Nama pewawancara : Muhammad Rizky Fitriawan Galuh Pangestu (2304690)
Gugus 28 : Drs. H. Moch Husein Jacjha Saputra
Narasumber : 1. Pak Ogi
2. Surawan
3. Pak adip

NO PERTANYAAN KEPADA NARASUMBER JAWABAN


1. Definisi anak menurut narasumber
2. Masalah anak di lingkungan keluarga
3. Kapan anak terbentuk karakter

HASIL FOTO BERSAMA NARASUMBER

Anda mungkin juga menyukai