Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MAKALAH

ANTROPOLOGI- SOSIOLOGI PENDIDIKAN


Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Umum yang diampu oleh
Bapak Dr. H. Mufid, M.Ag

Disusun Oleh :
Kelompok 5

1.Ahmad Syafiuddin
2.Muhammad Zufar Chilmi Asyam

SEMESTER 1
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH dan ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA’ JEPARA TA.22/23
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum, Wr.wb

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang senantiasa memberi rahmat dan
karunianya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah ini dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Tujuan pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Makalah antropologi


dari Dosen kami Bapak Dr. H. Mufid, M.Ag Supaya kami mempunyai pengetahuan
tentang materi tersebut yang sebenarnya dan sadar akan pentingnya pengetahuan
ini.

Kami sadar sebagai manusia biasa memiliki kekurangan sehingga masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka dari itu dengan segala kerendahan
hati kami memerlukan kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai
pihak.

Demikianlah makalah ini kami buat dengan baik, apa bila ada kekurangan kami
mohon maaf dan atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih.

Wassalamu’alaikum, Wr.wb

Jepara, 5 Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul………………

Kata Pengantar………………

Daftar Isi………………..

Bab I Pendahuluan……………

A. Latar Belakang…………..

B. Tujuan Penulisan……………….

C. Rumusan Masalah…………….

Bab II Pembahasan…………..

Bab III Penutup……………

Kesimpulan………….

Daftar Pustaka………….
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Salah satu agen sosialisasi yang penting dalam masyarakat adalah


keluarga. Orangtua biasanya mengajarkan terhadap anak-anaknya tentang perilaku
baik, buruk, dan apa yang mesti dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.
Proses sosialisasi yang dialami oleh seorang anak dalam keluarganya dikenal
sebagai sosialisasi primer, yang berciri emosi dan afektif.1 Dalam proses
sosialisasi individu, Durkheim melihat bahwa keluarga memiliki peran penting
dalam membentuk kondisi sosial, psikologis, moral, dan emosi seorang anak.
Oleh karena itu, kehidupan keluarga yang harmonis perlu dibangun di atas dasar
sistem interaksi yang kondusif sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan
baik. Lingkungan yang mendukung sosialisasi antara lain ialah tersedianya
lembaga-lembaga dan sarana pendidikan serta keagamaan. Sosialisasi merupakan
proses awal dimana kepribadian anak ditentukan lewat interaksi sosial. Agen
utama dalam hubungan ini adalah keluarga, dan kontak pertama dari anak hampir
hanya dengan anggota-anggota kelompok ini.
Pendidikan anak usia dini adalah upaya yang terencana dan sistematis
yang dilakukan oleh pendidik atau pengasuh anak usia 0-8 tahun dengan tujuan
agar anak mampu mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal.2
Lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan sebuah lembaga

1 T.O Ihromi, Sosiologi Keluarga, 2004 hlm.30


2 Hibana S. Rahman, Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini, (Jakarta: Pustaka
Ilmu, 2002) h. 5

B. RUMUSAN MASALAH
1.Apa pengertian agen sosialisasi?
2.apa sajakah macam macam agen sosialisasi

C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian agen sosialisasi
2. Menjelaskan macam-macam agen sosialisasi

D. MANFAAT
Untuk menambah pengetahuan penulis dan juga para pembaca tentang agen
sosialisasi serta macam-macamnya.
BAB 2
PEMBAHASAN

.Pengertian Agen Sosialisasi Agen sosialisasi adalah pihak-pihak yang


melaksanakan atau melakukan sosialisasi. Ada empat agen sosialisasi yang utama,
yaitu keluarga, kelompok bermain, media massa, dan lembaga pendidikan sekolah.
Pesan-pesan yang disampaikan oleh agen sosialisasi satu sama lain berlainan dan
tidak selamanya sejalan. Apa yang diajarkan keluarga mungkin saja berbeda dan
bisa jadi bertentangan dengan apa yang diajarkan oleh agen sosialisasi lain.
Misalnya, di sekolah anak-anak diajarkan untuk tidak merokok, meminum minman
keras dan menggunakan obat-obatan terlarang (narkoba), tetapi mereka dengan
leluasa mempelajarinya dari teman-teman sebaya atau media massa. Proses
sosialisasi akan berjalan lancar apabila pesan-pesan yang disampaikan oleh agen-
agen sosialisasi itu tidak bertentangan atau selayaknya saling mendukung satu
sama lain. Akan tetapi, di masyarakat, sosialisasi dijalani oleh individu dalam
situasi konflik pribadi karena dikacaukan oleh agen sosialisasi yang berlainan.

Berikut secara umum fungsi keluarga menurut William j. Bagus (1983).

1) Pengaturan seksual

Keluarga sebagai pengaturan mengatur hubungan jenis kelamin antar anggota


keluarganya. hubungan seksual antara ayah dan ibu harus tertib menurut norma-
norma yang berlaku di masyarakat.

2) Reproduksi

Keluarga sebagai agen sosialisasi berperan sebagai tempat yang aman dalam
berproduksi atau melahirkan anak. Anak dilahirkan dan dibesarkan oleh ayah dan
ibunya di lingkungan rumah. Oleh karena itu orang tua bebas menentukan atau
menginginkan jumlah anak yang akan dilahirkan.

3) Pemeliharaan

Sebelum dewasa, setiap anak membutuhkan perawatan pendidikan dan kasih


sayang dari orang tuanya. Tanpa pemeliharaan dari kedua orang tuanya setiap anak
tidak akan tumbuh dan berkembang dengan baik pula.
4) sosialisasi

sebagai proses berlangsungnya sosialisasi bagi seluruh anggota keluarganya. Sejak


lahir hingga dewasa anak melakukan hubungan sosial dengan keluarganya. Dalam
berinteraksi setiap anak mempelajari nilai-nilai dan norma yang berlaku di dalam
keluarganya. Hal yang diizinkan dan yang dilarang dipelajarinya. Dengan
demikian, lingkungan keluarga merupakan tempat belajar yang utama bagi setiap
anak untuk bekal interaksi sosial dalam pergaulan hidup masyarakat yang lebih
luas.

5) Kontrol sosial

Keluarga menjadi kontrol sosial (pengawasan) sosial artinya keluarga dapat


berperan sebagai pengontrol tindakan-tindakan semua anggota keluarganya.

Berdasarkan pendapat Charles H. Cooley, konsep diri (self concept) seseorang


berkembang melalui interaksinya dengan orang lain. Diri yang berkembang
melalui interaksi dengan orang lain disebut looking-glass self (diri yang
bercermin / memandang diri sendiri).

Berikut tiga tahap terbentuknya looking-glass self.

1) Persepsi mengenai pandangan orang lain terhadapnya.

2) Persepsi mengenai penilaian orang lain terhadap penampilannya.

3) Seseorang memiliki perasaan terhadap apa yang dirasakannya sebagai perasaan


orang lain terhadapnya.

AGEN-AGEN LAIN

Selain keluarga, sekolah, kelompok bermain dan media massa, sosialisasi juga
dilakukan oleh institusi agama, tetangga, organisasi rekreasional masyarakat dan
lingkungan kerja. Semuanya membantu seseorang dalam membentuk
pandangannya sendiri tentang dunianya dan membuat presepsi mengenai tindakan-
tindakan yang pantas dan tidak pantas dilakukan. Dalam beberapa kasus,
pengaruh-pengaruh agen-agen ini sangat besar.

Keluarga

Kelompok yang berperan dalam pembentukan pribadi seseorang adalah keluarga.


Dimana kita jug a memperkenalkan tentang nilai gender mis : anak perempuan
membantu ibu di dapur dan anak laki-laki membantu ayah membetulkan genting.
Tapi , sebelum si anak terlanjur terjerumus, orangtua dapat melakukan berbagai
upaya untuk melindungi si anak. Dan apa yang dipajang oleh keluarga akan dibawa
oleh anak dari rumah keluar ketika ia berinteraksi dengan teman sebayanya.

Adapun upaya itu adalah:

1. Memberi kebebasan bersyarat di mana anak dibiarkan untuk tetap bergaul


dengan teman-temannya tetapi tetap menjadi pilihan.

2. Diberikan pendidikan agama yang cukup di luar lingkungan sekolah

3. Memberikan contoh dampak negatif orang yang sudah terjerumus dalam


pergaulan yang negatif

4. Berusaha untuk menjadi teman curhat anak dan memberikan solusi/saran yang
mendukung anak, agar mereka tidak merasa kesepian dan melampiaskannya di
pergaulan

Jadi, tidak selamanya teman sepermainan itu dapat memberikan dampak yang baik
atau positif terhadap kepribadian anak, tetapi juga dampak negatifnya.
BAB 3
PENUTUP

A. Kesimpulan

Fungsi serta agen dan tahap-tahap sosialisasi sebagai peran dalam keluarga,
kelompok bermain, sekolah, lingkungan kerja, media massa, serta masyarakat
sangat berpengaruh terhadap perkembangannya pola pikir serta tingkah laku anak.
Seperti keluarga, membimbing dan memperbesar anak, terus bermain anak belajar
dan norma, kultur, peran agar anak dapat berpartisipasi yang efektif di dalam
kelompok bermainnya, sekolah juga seperti itu, menanamkan nilai, melahirkan
trobosan-trobosan baru, dan lain sebagainya. Lingkungan kerja, mempunyai
pengaruh besar dalam pembentukan seseorang, serta masyarakat, pengaruh besar
dalam proses sosialisasi seseorang karena orang tersebut akan banyak berinteraksi
dengan masyarakat sekitar di mana ia tinggal.

DAFTAR PUSTAKA

 Kamanto Soenarto. 1993. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga


Penerbit FE UI.
 Mu'in, Idianto. 2004. Sosiologi Jilid 1 SMA Kelas X . Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama
 Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar; Edisi Keempat
Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Kamanto Soenarto. 1993.
Pengantar Sosiologi. Jakarta: Lembaga Penerbit FE UI.
 Mu'in, Idianto. 2004. Sosiologi Jilid 1 SMA Kelas X . Jakarta: PT
Gelora Aksara Pratama
 Soerjono Soekanto. 1990. Sosiologi Suatu Pengantar; Edisi Keempat
Baru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Anda mungkin juga menyukai