Anda di halaman 1dari 4

“Pentingnya kerjasama antara keluarga,sekolah,dan gereja atau komunitas kristen”

Penting bagi keluarga,sekolah,dan gereja untuk memberikan edukasi kepada anak mengenai
pergaulan bebas,dan banyak hal yang melanggar norma,serta tindakan-tindakan pencegahan
yang dapat dilakukan melalui pendidikan dalam keluarga, sekolah dan gereja. Diperlukan kerja
sama yang baik antar pihak untuk mencegah hal buruk menimpa anak.

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 30 Tahun 2017, pelibatan
keluarga pada penyelenggaraan pendidikan bertujuan untuk meningkatkan kepedulian dan
tanggung jawab bersama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pendidikan.

Hal ini diharapkan bisa mendorong penguatan pendidikan karakter anak, meningkatkan
kepedulian keluarga terhadap pendidikan anak, membangun sinergitas antara sekolah, keluarga,
dan masyarakat. Dengan demikian akan terwujud  lingkungan belajar  yang aman, nyaman, dan
menyenangkan.

Menurut Ki Hadjar Dewantara sebagaimana dikutip Neni Yohana (2017), lingkungan keluarga
adalah suatu tempat yang sebaik-baiknya untuk melakukan pendidikan dan sosial, sehingga dapat
dikatakan bahwa keluarga adalah tempat pendidikan yang lebih sempurna sifat dan wujudnya
daripada pusat yang lainnya untuk melangsungkan pendidikan kearah kecerdasan budi pekerti
(pembentukan watak individual) dan sebagai bekal hidup bermasyarakat. Pendidikan keluarga
merupakan pendidikan yang sempurna bagi pendidikan kecerdasan dan budi pekerti ketimbang
pendidikan-pendidikan yang lain (selain keluarga). Pendidikan keluarga merupakan pendidikan
yang sangat penting terutama pendidikan agama, yang mutlak harus dilakukan oleh kedua orang
tuanya sejak dini sampai dewasa. Lebih-lebih kalau kita ingat, bahwa keluarga adalah pusat
pendidikan yang pertama dan utama, bahkan juga berfungsi sebagai peletak dasar pembentukan
pribadi anak.

Pendidikan dalam keluarga merupakan hal fundamental atau dasar dari pendidikan anak
selanjutnya. Artinya, hasil-hasil pendidikan yang diperoleh anak dalam keluarga menentukan
pendidikan anak itu selanjutnya baik di sekolah maupun dalam masyarakat. Orang tua berperan
sebagai pendidik dengan mengasuh, membimbing, memberi teladan, dan membelajarkan anak.
Sedangkan anak sebagai peserta didik melakukan kegiatan belajar mengajar dengan cara fikir,
menghayati, dan berbuat di dalam dan terhadap dunia kehidupannya.

tujuan pendidikan dalam keluarga adalah untuk memberikan nasehat-nasehat, materi-materi,


anjuran-anjuran yang bisa mengarahkan pada anak akan perbuatan yang baik, disesuaikan
dengan tingkat perkembangan anak mulai dari masa kecilnya sampai dewasa agar terbentuk
watak dan kepribadian yang baik, juga mampu menguasai diri sendiri untuk mencapai
kebahagiaan

Dalam pelaksanaan pendidikan dalam keluarga, anak didik diharapkan mampu menjadi manusia
yang luhur dan berguna bagi masyarakat luas. Kecerdasan otak bukanlah hal yang utama dalam
pendidikan akan tetapi bagaimana anak didik memiliki budi pekerti yang mulia merupakan
tujuan utama. Sehingga anak didik yang nantinya menjadi orang yang cerdas dan tidak akan
menyalahgunakan kecerdasannya untuk merugikan orang lain.

Sinergi antara keluarga, sekolah dan masyarakat adalah sebuah keniscayaan untuk mencerdaskan
kehidupan bangsa. Keluarga adalah pusat pendidikan pertama yang ditemui oleh setiap anak
manusia. Sekolah adalah pusat pendidikan kedua bagi anak bangsa sebagai bekal untuk
memakmurkan tanah kelahiran. Hidup bermasyarakat adalah pusat pendidikan ketiga untuk
mengamalkan ilmu yang diperoleh di bangku sekolah maupun keluarga.

menurut Sri Mulyani sebagaimana dikutip Kompas, 3 April 2017, keterlibatan orang tua dalam
pendidikan anak di sekolah masih tergolong minim. Padahal, sekolah dan orang tua harus
menjadi mitra dalam pendidikan anak. Sebanyak 80 persen orang tua tidak pernah memberikan
masukan dalam pengambilan keputusan di sekolah, dan sebanyak 30 persen tidak pernah
berdiskusi dengan guru.

Keterlibatan orang tua adalah cara yang murah namun efektif dalam meningkatkan kinerja sistem
pendidikan. Pendidikan adalah proses terus-menerus dari rumah, sekolah, ke masyarakat, dan
kembali ke rumah lagi. Keseluruhan proses itu adalah proses belajar bagi seorang pelajar yang
nantinya akan menjadi manusia Indonesia yang tangguh
Selanjutnya untuk peran gereja,gereja harusnya dapat terlibat dalam membangun kecerdasan
anak, dan membentuk moral dan kerohanian anak usia dini. Keluarga dan gereja harus bekerja
sama dalam menanamkan konsep nilai yang harus diajarkan kepada anak supaya anak
bersemangat dan akhirnya tahu membedakan mana yang benar dan yang salah. Di Amerika
Serikat banyak gereja menjemput anak-anak dari keluarga yang belum percaya untuk datang ke
Sekolah Minggu, kemudian mendidik anak-anak itu dengan konsep nilai yang diajarkan Alkitab,
akhirnya terjadi perkembangan yang sangat lambat.Namun, kadang perubahan anak tidak banyak
dan tidak mencapai sasaran. Penyebab utamanya adalah ketidaksamaan antara keluarga dan
gereja. Dengan adanya kendala ini tidak berarti penginjilan terhadap anak dihentikan. Malahan
sebaliknya untuk memperoleh hasil yang baik, harus ada kerja sama dengan orangtua anak itu,
yaitu dengan mengusahakan pelbagai cara untuk membawa orangtua mereka datang ke gereja
dan perlahan-lahan mempelajari firman Allah, sehingga nilai-nilai Kristiani yang ditanamkan
melalui gereja dapat pula disesuaikan dengan peraturan dan pendidikan di rumah.

Dari eksperimen Elizabeth Hurlock disimpulkan bahwa jika ada dua orang yang mengumumkan
beberapa peraturan yang isinya sama, maka anak akan lebih mudah menaatinya; akan tetapi jika
peraturan yang diberikan berbeda -- dalam kasus ini berbeda antara gereja dan keluarga -- anak
akan ragu dalam memberikan respon serta bingung harus menaati yang mana. Pengaruh yang
lebih berbahaya ialah bagi kelas Tunas Remaja atau Remaja, yaitu bukan saja mereka bingung
harus menaati yang mana, tetapi mereka malah tidak mau menaati dan menghiraukan nilai-nilai
yang sudah ditanamkan dari kedua belah pihak tersebut.

Perolehan hasil yang sama diperoleh dari penyelidikan Dr. Meier. Dalam satu keluarga yang
ketat, bila ada kerja sama antara kedua orangtua, anak masih dapat bertumbuh dengan sehat.
Bahkan dalam suatu keluarga yang tidak memiliki disiplin dengan ketat, tetapi ada kerja sama
antara kedua orangtua, anak masih dapat menjadi warga yang baik. Hal ini juga berlaku untuk
menanamkan nilai-nilai kristiani dalam kehidupan anak. Jika gereja dan keluarga dapat bekerja
sama dalam menerapkan nilai-nilai tersebut, maka anak-anak pun dapat dengan cepat mengerti
dan tidak bingung dalam menerapkan nilai-nilai tersebut dalam kehidupannya.

Sikap dan tindakan keluarga maupun gereja yang konsisten merupakan dasar keberhasilan dalam
menanamkan nilai-nilai kristiani kepada anak-anak. Penerapan nilai-nilai yang tidak seragam,
tidak akan dapat mengembangkan fungsi hati nurani anak dan mereka tidak akan dapat belajar
hal yang benar dan yang salah atau baik dan buruk.

Anda mungkin juga menyukai