1. Teori Belajar
Berkaitan dengan pembelajaran matematika, Piaget
mengemukakan terdapat enam tahap
perkemabangan belajar, yaitu
a. Hukum kekekalan bilangan
b. Hukum kekekalan materi
c. Hukum kekekalan Panjang
d. Hukum kekekalan luas
e. Hukum kekekalan berat
f. Hukum kekekalan isi
Teori Belajar Bruner menyatakan ada tiga model
tahap berpikir, sebagai berikut:
a. Model Tahap Enaktif
b. Model Tahap Ikonik
c. Model Tahap Simbolis
2. Bilangan
Bidang kajian bilangan meliputi tentang
angka sebagai simbol suatu bilangan, konsep
bilangan, operasi hitung bilangan, dan relasi antara
berbagai operasi hitung bilangan dalam subelemen
representasi visual, sifat urutan, dan operasi.
Bilangan adalah suatu unsur atau objek yang
tidak didefinisikan (underfined term). Bilangan
merupakan suatu konsep yang abstrak, bukan
simbol, bukan pula angka. Bilangan menyatakan
suatu nilai yang bisa diartikan sebagai banyaknya
atau urutan sesuatu atau bagian dari suatu
keseluruhan.
Sistem bilangan dapat didefinisikan sebagai
himpunan dari bilangan dan operasi hitungnya yang
berlaku pada himpunan bilangan tersebut.
Berdasarkan himpunannya, bilangan terbagi
menjadi:
a. Bilangan asli (Natural Numbers)
Himpunan bilangan asli disimbolkan dengan
huruf ℕ (Natural), dan dituliskan ℕ = {1, 2, 3,
4, … }
b. Bilangan cacah (Whole Numbers)
Himpunan bilangan cacah atau whole numbers
disimbolkan dengan huruf 𝑊, dan dituliskan 𝑊
= {0, 1, 2, 3, . . .}
c. Bilangan bulat (Zero numbers)
Himpunan bilangan bulat ℤ = {. . . , −3, −2, −1,
0, 1, 2, 3, . . .}
d. Bilangan rasional
Himpunan bilangan rasional merupakan
bilangan-bilangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk a b , dengan a dan b bilangan bulat, b ≠
0 (setelah disederhanakan, a dan b tidak
memiliki faktor sekutu kecuali 1)
e. Bilangan irasional
Bilangan irasional bukan merupakan bilangan
bulat dan juga bukan merupakan bilangan
pecahan. Apabila dituliskan dalam bentuk
desimal, bilangan itu tidak berbentuk decimal
terbatas dan tidak mempunyai pola yang
teratur.
f. Bilangan real
Gabungan antara himpunan bilangan rasional
dengan bilangan irasional kita sebut sebagai
bilangan real. Bilangan real dapat dinyatakan
dengan lambang ℝ.
g. Bilangan kompleks
Himpunan bilangan kompleks dapat
didefinisikan sebagai pasangan terurut (𝑎, 𝑏)
dengan 𝑎, 𝑏 ∈ ℝ atau 𝐾 = {𝑧|𝑧 = (𝑎, 𝑏) , 𝑎, 𝑏 ∈
ℝ}.
atau - =
h. Penjumlahan dan pengurangan bilangan
pecahan berpenyebut berbeda dengan
cara mencari pecahan senilai dari
masing- masing pecahan sampai
penyebutnya sama, atau dapat mencari
KPK dari penyebutnya.
i. Perkalian bilangan pecahan dapat
dijabarkan sebagai berikut: Jika a, b, c, d
adalah anggota himpunan bilangan bulat,
maka x =
j. Pembagian bilangan pecahan dapat
dijabarkan sebagai berikut:
: = x
k. Dengan memperhatikan sistem nilai
tempat, kita dapat menyatakan bentuk
panjang daribilangan pecahan desimal.
l. Mengubah penulisan bilangan pecahan
dari bentuk pecahan biasa ke bentuk
pecahan desimal dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu:
1) Menggunakan bilangan pecahan
senama dengan penyebut kelipatan 10
2) Menggunakan cara pembagian
panjang.
1. Logika Matematika
1) Pernyataan adalah kalimat matematika tertutup
yang memiliki nilai kebenaran benar atau
salah, tetapi tidak kedua-duanya pada saat
yang bersamaan.
a. Pernyataan tunggal adalah pernyataan
yang tidak memuatpernyataan lain sebagai
bagiannya.
b. Pernyataan majemuk merupakan kalimat
baru yang diperoleh dari berbagai
penggabungan pernyataan tunggal.
2) Operasi uner disebut juga dengan
operasi negasi atau ingkaran. Operasi
negasi merupakan operasi yang hanya
berkenaan dengan satu unsur.
3) Operasi biner adalah operasi yang
berkenaan dengan duaunsur.
a. Operasi konjungsi: Suatu pernyataan
majemuk yang terdiri dari dua
pernyataan tunggal dihubungkan dengan
kata “dan” disebut konjungsi.
b. Operasi disjungsi: Suatu pernyataan
majemuk yangterdiridari dua pernyataan
tunggal yang dihubungkan dengan kata
“atau” disebut disjungsi.
c. Pernyataan implikasi atau conditional
statement atau pernyataan bersyarat
merupakan pernyataan majemuk yang
berbentuk “jika p maka q” dinyatakan
dengan 𝑝→𝑞.
d. Pernyataan biimplikasi atau
biconditional statement atau pernyataan
bersyarat merupakan pernyataan
majemuk yang berbentuk “p jika dan
hanya jika q” dinyatakandengan 𝑝↔𝑞.
4) Tautologi adalah penyataan yang semua nilai
kebenarannya benar tanpa memandang nilai
kebenaran komponen- komponen
pembentuknya.
5) Kontradiksi adalah penyataan yang semua
nilai kebenarannya salah tanpa memandang
nilai kebenaran komponen- komponen
pembentuknya.
6) Kontingensi adalah pernyataan yang bukan
merupakantautologi dan kontongensi.
7) Pernyataan kondisional (𝑝→𝑞), memiliki
hubungan konvers(𝑞→𝑝), invers (∼𝑝→∼𝑞),
dan kontrapositif ( ∼𝑞→∼𝑝).
8) Aturan penarikan kesimpulan antara lain:
modus ponen,modus tolen, dan silogisme.
2 Daftar materi yang sulit dipahami di 1. Luas permukaan dan volume bangun ruang
modul ini 2. Logika matematika
3. Pola bilangan (barisan dan deret aritmatika
serta geometri).
4. Ukuran penyebaran data
5. Peluang