Anda di halaman 1dari 12

LK 1: Lembar Kerja Belajar Mandiri

Judul Modul Pendalaman Materi Matematika Modul 2


Matematika
Judul Kegiatan Belajar (KB) 1. Bilangan
2. Geometri dan pengukuran
3. Statistika dan peluang
4. Kapita selekta Matematika
No Butir Refleksi Respon/Jawaban
1 Daftar peta konsep (istilah dan KB 1. BILANGAN
definisi) di modul ini a. Bilangan
 Konsep bilangan
Adalah suatu unsur atau obyek yang tidak
didefinisikan. Merupakan konsep abstrak, bukan
simbol, dan bukan angka.
 Sistem numerasi
Sekumpulan lambang dan aturan pokok untuk
menuliskan bilangan
 Macam bilangan
1) Kardinal, menyatakan hasil membilang
2) Ordinal, menyatakan urutan suatu obyek
3) Asli ( natural numbers), himpunan bilangan asli =
( 1, 2, 3, ... )
4) Komposit, bilangan asli yang memiliki lebih 2
faktor himpunan bilangan komposit = ( 4, 6, 8, 9,
10, ... )
5) Cacah, didefinisikan sebagai bilangan yang
digunakan untuk menyatakan kardinalitas suatu
himpunan. Himpunan bilangan cacah = ( 0, 1, 2,
3, ... )
6) Bilangan sempurna, adalah bilangan asli yang
jumlah faktornya sama dengan bilangan tersebut
7) Bilangan bulat, adalah himpunan yang
merupakan gabungan dari himpunan bilangan asli
dengan lawannya dan juga bilangan nol.
Himpunan bilangan bulat adalah = ( ..., -3, -2, -1,
0, 1, 2, 3, ... )
8) Rasional, bilangan yang dapat dinyatakan dalam
a
bentuk , a dan b bilangan bulat, b ≠ 0
b
9) Irasional, bilangan yang tidak dapat dinyatakan
sebagai perbandingan bilangan – bilangan bulat a
dan b, dengan b ≠ 0
10) Real ( R ), adalah gabungan himpunan bilangan
rasional dan irasional
11) Kompleks
b. Bilangan Bulat Dan Operasi Hitung Pada Bilangan
Bulat:
 Pengertian bilangan bulat
 Konsep nilai tempat dan contoh penerapan pada
pembelajaran
 Operasi hitung pada bilangan bulat dan contoh
pembelajarannya
 Penjumlahan Bilangan Bulat
 Tahap pembelajaran menurut Brunner:
 Menggunakan media konkret ( tahap enactive )
 Menggambarkan ( iconic )
 Tahap abstrak ( symbolic )
 Menggunakan media konkret
Dengan menggunakan koin warna
 Menggunakan Garis Bilangan
.
Operasi hitung penjumlahan diilustrasikan dengan
langkah maju dan operasi hitung pengurangan
diilustrasikan dengan langkah mundur.
 Sifat penjumlahan bilangan bulat
 Sifat tertutup
 Sifat pertukaran ( komutatif )
 Sifat pengelompokkan ( asosiatif )
 Memiliki unsur identitas yaitu 0
 Memiliki invers.
 Pengurangan bilangan bulat
 Operasi hitung pengurangan pada dasarnya merupakan
kebalikan dari operasi penjumlahan.
a – b = a + ( -b ) dan a – ( -b) = a + b
 Dengan garis bilangan, berlaku : pada operasi hitung
penjumlahan bilangan bulat positif menggambarkan ke
arah kanan, sedangkan bilangan bulat negatif
menggambarkan ke arah kiri, dan opertasi hitung
pengurangan diilustrasikan dengan langkah mundur
 Tidak berlaku sifat komutatif
 Perkalian bilangan bulat
 Hakikatnya penjumlahan yang berkurang
 Aturan perkalian adalah:
(1). -- a x b = - ( a x b )
(2). – a x – b = a x b
 Sifat-sifat perkalian bilangan bulat
 Sifat tertutup ( a x b = a.b )
 Sifat komutatif ab = ba
 Sifat asosiatif ( ab ) x c = a x ( bc )
 Sifat distributif a ( b+c ) = ab + ac
 Memiliki unsur identitas yaitu I
 Pembagian bilangan bulat
 Hakikatnya operasi hitung pembagian pada dua buah
bilangan bulat positif adalah pengurangan yang
berulang sampai nol.
 Definisi: untuk setiap a dan b anggota bilangan bulat,
dengan b ≠ 0, maka : a : b = c sedemikian hingga a = bc
c. Bilangan pecahan dan operasi hitung bilang pecahan
 Pengertian
Perbandingan himpunan bagian yang sama dari suatu
himpunan terhadap keseluruhan himpunan semula
 Bilangan pecahan senilai
Bilangan-bilangan pecahan yang cara penulisannya
berbea tetapi mempunyai hasil bagi yang sama, atau
bilangan-biulangan itu mewakili daerah yang sama, atau
mewakili bagian yang sama.
 Bilangan pecahan murni, senama dan campuran
1) Bilangan pecahan murni atau sejati
Bilangan pecahan yang paling sederhana
2) Bilangan pecahan senama
Memiliki penyebut sama
3) Bilangan pecahan sempurna
 Penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
1) Penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
berpenyebut sama
2) Penjumlahan dan pengurangan bilangan pecahan
berpenyebut berbeda
 Perkalian bilangan pecahan :
a c axc
x =
b d b xd
 Pembagian bilangan pecahan berlaku rumus:
a c a xd
: =
b d bxc
 Pecahan desimal
 Pengertian
 Mengubah penulisan bilangan pecahan dari bentuk
biasa ke desimal dan sebaliknya
d. Persen, perbandingan dan skala
a. Persen artinya per 100. Persen atau perseratus
dilambangkan dengan %
b. Dua buah perbandingan yang ekuivalen dapat
membentuk sebuah proporsi
 Perbandingan senilai : apabila suatu nilai ditambah,
maka jumlah perbandingannya juga bertambah
 Perbandingan berbalik nilai : apabila nilainya ditambah,
maka nilai perbandingannya berkurang
 Menghitung skala

e. FPB dan KPK


1. FPB ( Faktor Persekutuan Terbesar )
 Fpb dari dua bilangan positif adalah bilangan bulat
terbesar yang membagi keduanya. Dinyatakan dengan
a = fpb * a, b )
 Menentukan fpb ( a, b ) :
1) Metode irisan himpunan
2) Metode faktorisasi prima
3) Metode algoritma pembagian
2. Kpk ( faktor persekutuan terkecil )
Himpunan kelipatan persekutuan dari a dan b merupakan
sebuah bilangan bulat terkecil, yang ditulis KPK ( a, b )
axb
=
FPB (a ,b)
 Menentukan KPK:
1) Metode irisan himpunan
2) Metode faktorisasi prima

KB.2. GEOMETRI DAN PENGUKURAN


A. Dasar-dasar geometri dan pengukuran
1. Titik merupakan salah satu unsur yang didefinisikan.
Titik merupakan konsep abstark yang tidak berwujud
atau tidak berbentuk, tidak mempunyai ukuran dan
berat.
2. Garis juga merupakan salah satu unsur yang tidak
didefinisikan. Garis merupakan gagasan abstrak yang
lurus, memanjang kedua arah, tidak terbatas.
3. Bidang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga
nidang termasuk unsur yang tidak didefinisikan, yang
dapat diartikan sebagai permukaan yang rata, meluas ke
segala arah dengan tidak terbatas, serta tidak memiliki
ketebalan
4. Ruang merupakan sebuah gagasan abstrak, sehingga
ruang termasuk unsur yanmg tidak didefinisikan. Ruang
diartikan sebagi unsur geometri dalam konteks tiga
demensi, karena memiliki unsur panjang, lebar dan
tinggi.

5. Sudut merupakan daerah yang dibentuk oleh dua sinar


garis yang tidak kolinear ( tidak terletak [ada satu garis
lurus ) dan konkuren ( garis yang bertemu pada titik
satu potong ) yang berhimpit di titik pangkalnya.
 Dua buah sudut dikatakan kongkuren jika besar
ukuran dua sudut sama
 Jumlah besar sudut berpelurus adalah 180 º
 Sudut siku-siku dalah sudut yang berkongruen
dengan suplemennya dan mempunyai besar sudut 90º
 Sudut komplemen adalah sudut yang besarnya 90º
 Atau disebut juga dengan sudut berpenyiku.
 Sudut lancip adalah sudut yang ukurannya kurang
dari 90º
 Sudut tumpul adalah sudut yang ukurannya antar 900
sampai 180 º ari.
 Sudut bertolak belakang
 Sudut sehadap
 Sudut dalam berseberangan
 Sudut luar berseberangan
 Sudut dalam sepihak
 Sudut luar sepihak
B. Segi Banyak (Poligon)
1. Kurva adalah bangun geometri yang merupakan
kumpulan semua titik yang digambar tanpa mengangkat
pensil dari kertas.
 Kurva terbuka
 Kurva terbuka sederhana merupakan sebuah
lingkungan yang titik awalnya tidak berimpit
dengan titik akhirnya dan tidak terdapat titik potong
pada lengkungan tersebut.
 Kurva terbuka tidak sederhana adalah lengkungan
yang titik awalnya saling berimpit dengan titik
ahkirnya dan terdapat titik potong pada lengkungan
tersebut.
 Kurva tertutup
 Kurva tertutup tidak sederhana adalah lengkungan
yang titik awalnya saling berimpit dengan titik
ahkirnya dan terdapat titik potong pada
lengkungan tersebut.
 Kurva tertutup sederhana adalah lengkungan yang
titik awalnya berimpit dengan titik akhirnya dan
tidak ada titik potong pada lengkungan tersebut.
 Sisi merupakan batas terluar dari sebuah bangun datar
atau garis yang membatasi sebuah bangun datar.
 Titik sudut dapat diartikan sebagai titik perpotongan
antara tiga buah sisi.

2. Segitiga
Adalah poligon (segi banyak) yang memiliki tiga sisi.
Segitiga merupakan bangun geometri yang dibentuk
oleh tiga buah ruas garis yang berpotongan pada tiga
titik sudut.
Berdasarkan panjang sisinya, segitiga dapat dibagi menjadi :
 Segitiga sebarang, adalah segitiga yang semua sisinya
tidak sama panjang. Segitiga sebarang memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
 Panjang ketiga sisinya berlainan.
 Besar ketiga sudutnya tidak sama.
 Tidak memiliki simetri lipat.
 Tidak mempunyai simetri putar.
 Segitiga sama kaki, adalah segitiga yang memiliki dua
buah sisi yang sama panjang, Segitiga sama kaki
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
 Dua buah sisinya sama panjang (panjang sisi PQ
= panjang sisi PR).
 Mempunyai dua buah sudut sama besar (sudut
PQR = Sudut PRQ)
 Memiliki satu simetri lipat.
 Tidak memiliki simetri putar.
 Segitiga sama sisi, adalah segitiga yang semua sisinya
sama panjang. Segitiga sama sisi memiliki ciri-ciri
sebagai berikut :
 Ketiga sisinya sama panjang (panjang sisi KL =
panjang sisi LM + panjang sisi MK).
 Sudut-sudutnya sama besar, yaitu masing-
masing 60 º (besar sudut MKL = besar sudut
KLM= besar sudut LMK).
 Memiliki tiga simetri lipat.
 Memiliki tiga simetri putar.

Berdasarkan besar sudutnya, segitiga dapat dibagi menjadi;


 Segitiga lancip, adalah segitiga yang ketiga sudutnya
siku-siku atau besar salah satu sudutnya kurang dari 90 º
 Segitiga siku-siku, adalah segitiga yang salah satu
sudutnya siku-siku atau besar salah satu sudutnya 90 º
 Segitiga tumpul, adalah segitiga yang salah satu
sudutnya tumpul atau salah satu sudutanya memiliki
besar sudut antara 90 º sampai 180 º.
Terdapat 3 garis istimewa pada segitiga yang akan dibahas pada
bagian ini, yaitu garis tinggi, garis bagi, dan garis berat.
 Garis tinggi merupakan sebuah garis yang
menghubungkan satu titik sudut ke sisi dihadapannya
secara tegak lurus
 Garis bagi merupakan sebuah garis yang
menghubungkan satu titik sudut ke sisi dihadapannya
dan membagi sudut tersebut sama besar.
 Garis berat merupakan sebuah garis yang
menghubungkan satu titik sudut ke sisi dihadapannya
dan membagi sisi dihadapannya sama panjang.
 Sisi AB dan AC adalah sisi siku-siku,sedangkan sisi BC
disebut hipotenusa atau sisi miring, Dalil Pythagoras
untuk segitiga siku-siku ABC di atas dirumuskan
menjadi : (BC)2 = (AC)2 + (AB)2 BC = 2 2(AC)
+ (AB)
3. Segiempat
Adalah poligon yang memiliki empat sisi. Segiempat
dapat dibentuk dari empat buah garis dan empat buah
titik dengan tiga titik tidak kolinear (tidak terletak pada
satu garis lurus).
 Jajargenjang adalah segiempat dengan sisi-sisi yang
berhadapan sejajar dan sama panjang, serta sudut-sudut
yang berhadapan sama besar.
 Persegi panjang dapat didefinisikan sebagai segiempat
yang kedua pasang sisinya sejajar dan sama panjang
serta salah satu sudutnya 90 º
 Persegi dapat didefinisikan sebagai segiempat yang
semua sisinya sama panjang dan besar semua sudutnya
90 º.
 Trapesium adalah segiempat yang memiliki sepasang
sisi sejajar. Trapesium dapat dikelompokkan menjadi :
 Belah ketupat merupakan segiempat yang khusus. Belah
ketupat didefinisikan sebagai segiempat dengan sisi
yang berhadapan sejajar, keempat sisinya sama panjang,
dan sudut-sudut yang berhadapan sama besar.
 Layang-layang adalah segiempat yang mempunyai sisi
yang berdekatan sama panjang dan kedua diagonalnya
saling tegak lurus.
 Lingkaran merupakan kurva tertutup sederhana.
Lingkaran dapat didefinisikan sebagai tempat
kedudukan dari kumpulan titik-titik yang berjarak sama
terhadap sebuah titik pusat.
 Jarak titik P ke titik pusat O disebut dengan jari-
jari lingkaran.
 Diameter sebuah lingkaran merupakan dua kali
jari-jari lingkaran.
C. Keliling dan Luas Bangun Datar
1. Pengukuran panjang
Pengukuran merupakan sebuah proses atau suatu
kegiatan untuk mengidentifikasi besar kecilnya, panjang
pendeknya, atau berat ringannya suatu obyek.
Pengukuran dalam modul ini meliputi pengukuran
panjang , luas, volume, dan berat ( yang akan dibahas
secara bertahap).
 Pengukuran panjang dengan menggunakan
satuan tidak baku merupakan sebuah
pengukuran yang memungkinkan perbedaan
hasil karena menggunakan alat ukur yang tidak
standar.
 Jengkel
 Hasta
 Depa
 Kaki
 Tapak
 Langkah
 Pengukuran dengan menggunakan satuan baku
merupakan sebuah pengukuran yang hasilnya
tetap atau standar.
 Pengukuran sistem Inggris
dikembangkan dari benda-benda yang
ada disekitar kita dan telah distandarkan.
 Beberapa contoh satuan baku pengukuran
panjang sistem Inggris antara lain yard,
feet, dan inchi.
 Beberapa contoh satuan baku pengukuran
berat dan volume sistem Inggris antara
lain pound, cup, dan gallon.
 Sistem metrik dikembangkan secara
sistematis dan memiliki standar. 87
satuan baku yang berlaku untuk
mengukur panjang sebuah benda ataupun
jarak adalah kilometer (km), hektometer
(hm), dekameter (dam), meter (m).
Desimeter (dm), centimeter (cm), dan
millimeter (mm).
2. Keliling Bangun Datar
Keliling adalah jarak perpindahan titik dari lintasan
awal sampai ke lintasan ahkir (titik awal dan titik ahkir
adalah titik yang sama).
3. Pengukuran luas
 Satuan baku yang dapat digunakan untuk
mengukur luas adalah km2, hm2, dam2, m2, dam2,
cm2, mm2.
 Hukum kekekalan luas akan menyatakan bahwa
luas daerah yang ditutupi suatu benda tetap sama
meskipun letak bendanya diubah.
4. Luas daerah bangun datar
Luas adalah sebuah ukuran yang menyatakan besarnya
daerah kurva atau bangun datar.
 Luas daerah persegi panjang
 Luas daerah persegi panjang = panjang x
lebar
 Luas daerah persegi
 Luas daerah persegi = sisi x sisi
 Luas daerah segitiga
 Luas segitiga adalah setangah dari luas
persegi panjang.
 Luas daerah jajargenjang
 Luas daerah jajargenjang sama dengan dua
kali luas segitiga
 Luas jajargenjang akan sama dengan luas
persegi panjang dengan ukuran alas dan
tinggi yang sama dengan alas dan tinggi
jajargenjang tersebut.
 Luas daerah jajargenjang = a x t.
 Luas daerah belah ketupat
 Luas daerah belah ketupat adalah ukuran
yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi belah ketupat tersebut.
1
 Luas daerah belah ketupat = x diagonal 1 x
2
diagonal 2
 Luas daerah layang-layang
 Luas daerah layang-layang adalah ukuran
yang menyatakan besarnya daerah yang
dibatasi oleh sisi-sisi layang-layang tersebut.
1
 Luas daerah layang-layang = x diagonal 1 x
2
diagonal 2
 Luas daerah trapesium
 Luas daerah trapesium adalah ukuran yang
menyatakan besarnya daerah yang dibatasi
oleh sisi-sisi trapesium tersebut.
1
 Luas daerah trapesium = x jumlah dua
2
panjang sisi sejajar x tinggi
 Luas daerah lingkaran
 Luas daerah lingkaran merupakan luas daerah
yang dibatasi oleh keliling lingkaran.
 Luas lingkaran = nr²
Kekongruenan Dan Kesebangunan
 Kekongruenan
 Kekongruenan merupakan sebuah konsep
yang melibatkan dua atau lebih bangun
geometri yang sama dan sebangun.
 Dua segmen garis dikatakan saling kongruen
apabila panjang atau ukuran kedua garis
tersebut sama panjang.
 Dua buah sudut atau lebih dikatakan
kongruen jika ukuran sudut-sudut tersebut
sama
 Dua bangun atau lebih dikatakan kongruen
jika bangun tersebut memiliki bentuk dan
ukuran yang sama serta sudut yang
bersesuaian sama besar ( sama dan
sebangun ).
 Dua atau lebih segitiga dikatakan kongruen
jika memenuhi salah satu syarat sebagai
berikut:
 Sisi-sisi yang bersesuaian sama
panjang ( sisi – sisi – sisi )
 Dua sisi yang bersesuaian yang sama
panjang dan sudut yang diapit sama
besar ( sisi – susut – sisi )
 Dua sudut yang bersesuaian sama
besar dan satu sisi yang bersesuaian
sama panjang ( sudut – sisi – sudut )
 Kesebangunan
 Dua buah bangunan geometri dikatakan
saling sebangun jika unsur-unsur yang
bersesuaian saling sebanding.
 Syaratnya
 Panjang sisi yang bersesuaian pada
bangun-bangun tersebut memiliki
perbandingan yang sama
 Sudut-sudut yang bersesuaian pada
bangun-bangun tersebut sama besar.
 Pada bangun segitiga, dua atau lebih segitiga
dikatakan sebangun jika memenuhi salah satu
syarat sebagai berikut:
 Perbandingan sisi-sisi yang
bersesuaian sama.
 Sudut-sudut yang bersesuaian sama
besar ( sudut – sudut – sudut )
D. Bangun Ruang
Bangun ruang merupakan bentuk geometri berdimensi tiga.
Bangun ruang adalah bagian ruang yang dibatasi oleh
himpunan titik-titik yang terdapat pada seluruh permukaan
bangun tersebut.
 Ada sisi, rusuk dan titik sudut
1. Prisma
Adalah bangun ruang yang dibentuk oleh dua daerah
polygon kongruen yang terletak pada sejajar, dan tiga
atau lebih daerah perseghi panjang yang ditentukan oleh
sisi-sisi dua daerah polygon tersebut sedemikian hingga
membentuk permukaan tertutup sederhana.
Kaidah Euler menyatakan bahwa: “banyaknya sisi ditambah
dengan banyaknya titik sudut adalah sama dengan
banyaknya rusuk ditambah dengan dua atau S + T = R + 2”.
2. Limas
Merupakan sebuah bangun ruang yang memiliki alas
segi-n dan sisi selimut berbentuk segitiga yang bertemu
pada satu titik puncak.
3. Bola
Merupakan bangun ruang tiga dimensi yang dibentuk

oleh tak hingga lingkaran berjarijari sama panjang dan


berpusat pada satu titik yang sama.

E. Luas permukaan dan volume bangun ruang


Luas permukaan bangun ruang adalah jumlah luas seluruh
permukaan ( bidang ) pembentuk bangun ruang tersebut.
Jaring-jaring merupakan rangkaian sisi atau bidang dari sebuah
bangun ruang.
 Luas permukaan kubus
 Kubus terbentuk dari 6 buah persegi yang
kongruen
 Luas permukaan kubus = 6 x luas persegi
Luas permukaan kubus = 6 x s x s
Luas permuakaan kubus = 6 x s²
 Luas permukaan balok
 Luas permukaan balok adalah jumlah luas
permukaan sisi-sisi balok
 Balok terdiri dari 3 pasang sisi berbentuk persegi
panjang yang kongruen
 Luas permukaan balok = 2 pl + 2 pt + 2 lt
 Luas permukaan prisma
 Luas permukaan prisma bergantung pada sisi
alasnya
 Luas permukaan prisma = (2 x luas daerah alas ) +
( keliling alas x tinggi )
 Luas permukaan tabung
 Jaring – jaring tabung akan terdiri dari dua buah
lingkaran dan satu persegi panjang.
 Luas permukaan tabung = (2 x luas daerah alas)
+ (luas selimut tabung)
 Luas permukaan tabung = 2πr2 + 2πrt
 Luas permukaan limas
 Jaring jaring limas terdiri dari sisi alas
dan beberapa segitiga bergantung pada
bentuk alasanya.
 Jadi luas permukaan limas = luas daerah
alas + jumlah daerah luas sisi tegak
 Luas permukaan kerucut
 Jaring-jaring kerucut terdiri dari satu
buah lingkaran dan satu juring lingkaran
(dari lingkaran yang berdeda).
 Luas permukaan kerucut = πr (r + s)
 Luas permukaan bola = 4πr2
Pengukuran Volume
Satuan baku yang dapat digunakan untuk mengukur volume
adalah km3, hm3, dam3, m3, dam3, cm3, mm3.
Volume bangun ruang
Hakikat volume adalah isi yang memenuhi sebuah bangun
ruang berongga.
 Volume kubus adalah isi yang memenuhi bangun ruang
kubus.
 Volume Kubus = s x s x s, dimana s = panjang
rusuk kubus.
 Volume balok adalah isi yang memenuhi bangun ruang
balok.
 Volume Balok = panjang x lebar x tinggi.
 Volume prisma adalah isi yang memenuhi bangun ruang
prisma tersebut.
 Volume prisma = luas daerah alas x tinggi
 Volume tabung adalah isi yang memenuhi bangun ruang
tabung tersebut.
 Volume tabung = πr2t
 Volume limas adalah isi yang memenuhi bangun
ruang limas tersebut.
1
 Volume limas = x luas daerah alas x
3
tinggi
 Volume kerucut adalah isi yang memenuhi
bangun ruang kerucut tersebut.
1
 Volume kerucut = x luas alas x tinggi
3
= ⅓ πr t2

 Volume bola adalah isi yang memenuhi bangun


ruang bola tersebut.
1
 Volume bola = πr3
3
Pengukuran Berat
Satuan baku yang dapat digunakan untuk mengukur berat
adalah kg, hg, dag, gram, dg, cg, mg.
F. Debit
Debit digunakan untuk mengukur volume zat air yang
mengalir untuk setiap satuan waktu.
 Satuan yang biasa digunakan adalah volume
persatuan waktu (m3 /detik, m3 /jam, liter
/menit, liter/ detik ataupun liter /jam).
Volume
 Debit =
Waktu
Jarak, waktu, kecepatan
 Kecepatan juga berkaitan dengan jarak dan
waktu tempuh
Jarak
 Kecepatan =
Waktu
 Jarak = Waktu x Kecepatan
Jarak
 Waktu =
Kecepatan
 Menentukan waktu mereka berpapasan dapat
digunakan rumus :
Jarak total
 Wp =
K 1+ K 2
 Menentukan waktu mereka menyusul dapat
digunakan rumus :
Selisih Jarak
 Wm =
K 2+ K 1

KB. 3 STATISTIKA DAN PELUANG


a. Statistik, statistika, dan data
1. Pengertian statistik dan statistika
Statistik adalah kesimpulan fakta berbentuk
bilangan, sedangkan statiska adalah ilmu
pengetahuan yang berhubungan dengan cara-cara
pengumpulan data
2. Data
3. Macam-macam data
b. Penyajian data
1. Tabel
2. Diagram
c. Distribusi frekuensi
Adalah suatu susunan data mulai dari yang terkecil
sampai terbesar
d. Distribusi frekuensi relatif
Yaitu frekuensi dari sebuah daftar distribusi yang
dinyatakan dalam bentuk persen
e. Ukuran pemusatan data
Mean (rerata), median(kuarti), dan modus
f. Ukuran penyebaran data
Range(interval), Simpangan baku, dan varians
g. Nilai buku
Sebuah nilai yang menyatakan perbandingan antara
selisih nilai data dengan reratanya dibagi simpangan
baku
h. Kaidah pencacahan
1. Aturan penjumlahan
2. Aturan perkalian (pengisian tempat)
3. Permutasi (susunan dari objek dengan
memperhatikan urutan)
4. Kombinasi (susunan dari sekumpulan objek tanpa
memperhatikan urutan)
5. Peluang (kemungkinan terjadinya sebuah kejadian)

KB.4 KAPITA SELEKTA


a. Logika matematika
1. Pernyataan (kalimat matematika tertutup yang
memiliki nilai kebenaran benar atau salah)
2. Operasi uner (operasi negasi atau ingkaran)
3. Operasi biner (operasi yang berkenaan dengan 2
unsur) kongjungsi, disjungsi, impilkasi, biimplikasi
4. Tautologi, kontradiksi, kongtingensi
5. Konvers, invers, kontrapositif
6. Penarikan kesimpulan (modus ponen, modus tolen,
silogisme)
b. Pola bilangan dan deret bilangan
1. Penalaran deduktif
2. Penalaran induktif
3. Pola bilangan, barisan, dan deret bilangan (pola
persegi panjang, pola persegi, pola segitiga, pola
fibonanci, barisan dan deret aritmatika, barisan dan
deret geometri)
c. Persamaan linear, pertidaksamaan linear dan grafik
fungsi linear
1. Persamaan linier 1 variabel
2. Persamaan linier 2 variabel
3. Pertidaksamaan linier
4. Grafik fungsi linier
d. Persamaan kuadrat, pertidaksamaan kuadrat dan grafik
fungsi kuadrat
1. Persamaan kuadrat
2. Pertidaksamaan kuadrat
3. Grafik fungsi kuadrat
4. Pergeseran grafik fungsi kuadrat
e. Trigonometri (sinus, cosinus, tangen)

2 Daftar materi yang sulit 1. Menentukan FPB dengan algoritma pembagian


dipahami di modul ini 2. Garis tinggi, garis bagi, dan garis berat
3. Ukuran penyebaran data
4. Nilai baku
5. Permutasi dan kombinasi
6. Logika matematika
7. Grafik fungsi linier
8. Persamaan kuadrat, pertidaksamaan kuadrat dan grafik
Fungsi kuadrat
Kurang paham tentang pengoperasiaan sinus, cosinus,
dan tangen
3 Daftar materi yang sering 1. Kesebangunan dan kekongruenan
mengalami miskonsepsi 2. Nilai buku
3. Logika matematika
4. Trigonometri

Anda mungkin juga menyukai