Christison
Sedangkan di wilayah timur,
diserahkan pada pasukan yang dipimpin oleh tentara Australia pimpinan Albert Thomas
Balmey
Awalnya Sekutu (AFNEI) diterima baik, menerima secara de facto pemerintah
Indonesia,
tapi kedatangan NICA menimbulkan kecurigaan Belanda akan kembali menjajah.
sikap rakyat Indonesia berubah menjadi penuh kecurigaan dan bahkan akhirnya
bermusuhan.
Bangsa Indonesia mengetahui bahwa NICA berniat menegakkan kembali kekuasaannya.
Situasi berubah memburuk tatkala NICA mempersenjatai kembali bekas anggota KNIL
(Koninklijk Nederlands Indies Leger)
Menerima penyerahan dari tangan Jepang
Membebaskan para tawanan perang dan interniran sekutu
Melucuti dan memulangkan pasukan Jepang
Menegakkan dan mempertahankan keadaan damai untuk kemudian diserahkan kepada
pemerintah sipil
Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan kemudian menuntut mereka di
pengadilan militer
Pertempuran Fisik :
Pertempuran Surabaya 10 November 1945
Pertempuran Karawang-Bekasi
Secara kronologi :
Perundingan Linggar Jati 10-15Nov 45
Agresi Militer I 21Jul 47
Perundingan Renville 17Jan48
Agresi Militer Belanda II 19Des48
Perundingan Roem Royen 14Apr49
Konferensi Inter Indonesia 19-22Jul49 dan 30-2Agus49
Konferensi Meja Bundar 23Agus-2Nov49
Pada 1 Desember 1945, pasukan Sekutu memasang papan Fixed Boundaries Medan Area
(batas resmi wilayah Medan).
Pada 10 Desember 1945, pasukan Inggris dan NICA menyerang Kota Medan. Pemerintah
Republik Indonesia di Kota Medan mulai terdesak dan terpaksa pindah ke Pematang
Siantar.
Perjuangan terus dilanjutkan dengan membentuk Komando Resimen Laskar Rakyat Medan
Area pada Agustus 1946.
Pada 21 November 1945, TKR dan para laskar perjuangan melakukan serangan di Hotel
Homann dan Hotel Preanger.
Sekutu mengultimatum agar Bandung Utara segera dikosongkan dari penduduk
Indonesia, termasuk TKR.
Pada 23 Maret 1946, Sekutu kembali mengeluarkan ultimatum. TRI mengeluarkan
strategi “bumi hangus”.
Bandung Selatan akhirnya berhasil dikosongkan dari penduduk dan TRI, sementara Kota
Bandung masih menjadi lautan api.
I Gusti Ngurah Rai bersama pasukannya Ciung Wanara melucuti persenjataan pasukan
NICA.
Pada 20 November 1946, Belanda mengerahkan seluruh pasukannya untuk mengisolasi
Desa Adeng-Marga.
Belanda juga menambah pasukannya dari Lombok untuk menggempur pasukan Ciung Wanara.
Meskipun telah terkepung, I Gusti Ngurah Rai dan pasukannya terus bertahan sampai
titik darah penghabisan.
Peristiwa tersebut dikenal dengan Peristiwa Puputan Margarana dan diperingati
setiap 20 November.
Perjanjian Renville mengundang reaksi baik dari pihak Belanda maupun pihak
Indonesia. Sebagai konsekuensi dari Perjanjian Renville, pasukan TNI di Jawa Barat
diminta hijrah ke Yogyakarta yang dijadikan sebagai ibukota RI.
Dari Yogyakarta, rakyat, pemerintah, dan TNI bersatu dan aktif melancarkan serangan
gerilya ke wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda.
Situasi keamanan di Jawa semakin memburuk. Dengan alasan itu dan tudingan bahwa
Indonesia sering melanggar genjatan senjata, Belanda mengepung Kota Yogyakarta pada
19 Desember 1948.
Kota Yogyakarta berhasil dikuasai dan para pemimpin Indonesia ditawan Belanda,
termasuk Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden RI.
Dalam hal mempertahankan kota Yogyakarta sebagai ibukota, berbagai cara telah
diupayakan. Mulai dari pembentukan PDRI hingga pembuatan POSTER-POSTER sebagai alat
perjuangan.
Belanda mengakui wilayah RI secara de facto meliputi :Jawa, Madura, Sumatra
Belanda meninggalkan wilayah de facto maksimal 1 januari 1949
RI & Belanda sepakat mendirikan Negara Indonesia Serikat (NIS)
RIS bekerjasama dg Belanda membentuk Uni Indonesia Belanda dg Ratu Juliana sebagai
ketuanya.
Dari Yogyakarta, rakyat, pemerintah, dan TNI bersatu dan aktif melancarkan serangan
gerilya ke wilayah-wilayah yang dikuasai Belanda.
Situasi keamanan di Jawa semakin memburuk. Dengan alasan itu dan tudingan bahwa
Indonesia sering melanggar genjatan senjata, Belanda mengepung Kota Yogyakarta pada
19 Desember 1948.
Kota Yogyakarta berhasil dikuasai dan para pemimpin Indonesia ditawan Belanda,
termasuk Soekarno dan Hatta sebagai presiden dan wakil presiden RI.
Pembentukan negara Indonesia serikat yang berdasarkan serikat & federasi yang
diberi nama Republik Indonesia Serikat (RIS)
Meminta pembebasan tanpa syarat pemimpin RI yang ditangkap pada tanggl 19 Desember
di Djogjakarta oleh Belanda
Menyepakati tempat pelaksanaan perundingan KMB di Den Haag, Belanda