Anda di halaman 1dari 7

Makalah Sejarah Indonesia

Konfrontasi Terhadap Malaysia

Kelompok 2
1. Anisa Anugrah
2. Dwi Aprilia Anggreni
3. Ego Saputra Bahrul
4. Jefry Rahman
5. Nadia Safira
6. Raghib Albara
7. Suci Hanifah
8. Trisa Fortuna

XII SOSIAL 2
SMA Semen Padang
TP.2017/2018
A. Latar Belakang
Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah sebuah perang mengenai masa depan Malaya, Brunei,
Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia pada tahun 1962 hingga
1966.
Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu
pada tahun 1961 untuk menggabungkan Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yang
tidak sesuai dengan Persetujuan Manila oleh karena itu keinginan tersebut ditentang oleh Presiden
Soekarno yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai "boneka Inggris" merupakan
kolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru, serta dukungan terhadap berbagai gangguan
keamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.

Pelanggaran perjanjian internasional konsep THE MACAPAGAL PLAN antara lain melalui
perjanjian Persetujuan Manila mengenai dekolonialisasi yang harus mengikut sertakan rakyat
Sarawak dan Sabah.

Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi:

1. Kalimantan
2. Brunei
3. Sarawak dan sabah

Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang karena menurut Presiden Soekarno
pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian dari rencana Inggris untuk mengamankan
kekuasaanya di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi Malaysia dianggap sebagai proyek
Neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia. Oleh karena itu, berdirinya
negara federasi Malaysia ditentang oleh pemerintah Indonesia. Untuk meredakan ketegangan di
antara tiga negara tersebut kemudian diadakan Konferensi Maphilindo (Malaysia, Philipina dan
Indonesia) di Filipina pada tanggal 31 Juli-5 Agustus 1963. Hasil-hasil pertemuan puncak itu
memberikan kesan bahwa ketiga kepala pemerintahan berusaha mengadakan penyelesaian secara
damai dan sebaik-baiknya mengenai rencana pembentukan Federasi Malaysia yang menjadi
sumber sengketa. Konferensi Maphilindo menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu Deklarasi
Manila, Persetujuan Manila dan Komunike Bersama. Inti pokok dari tiga dokumen tersebut
adalah Indonesia dan Filipina menyambut baik pembentukan Federasi Malaysia jika rakyat
Kalimantan Utara menyetujui hal itu.

Berikut ini langkah-langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan konfrontasi
terhadap Malaysia.

1. Pada tanggal 17 September 1963, pemerintah Indonesia memutuskan hubungan


diplomatik antara kedua negara.
2. Pemerintah RI pada tanggal 2 September 1963 memutuskan hubungan ekonomi dengan
Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah.
3. Pada akhir tahun 1963, pemerintah Indonesia menyatakan dukungannya terhadap
perjuangan rakyat Kalimantan Utara dalam melawan Neokolonialisme Inggris.
B. Alasan Indonesia Keluar dari PBB

soal kedudukan PBB di Amerika Serikat. Bung Karno mengkritik, dalam suasana perang
dingin Amerika Serikat dan Uni Sovyet lengkap dengan perang urat syaraf yang terjadi,
maka tidak sepatutnya markas PBB justru berada di salah satu negara pelaku perang
dingin tersebut.

PBB yang lahir pasca perang dunia kedua, dimaksudkan untuk bisa menyelesaikan
pertikaian antarnegara secara cepat dan menentukan. Akan tetapi yang terjadi justru PBB
selalu tegang dan lamban dalam menyikapi konflik antar negara.

Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan mencerminkan peta ekonomi, militer dan
kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan bangkitnya negara-negara sosialis serta
munculnya perkembangan cepat kemerdekaan negara-negara di Asia dan Afrika.

soal sekretariat yang selalu dipegang kepala staf berkebangsaan Amerika.

Soekarno menganggap PBB keblinger dengan menolak perwakilan Cina, sementara di


Dewan Keamanan duduk Taiwan yang tidak diakui oleh Indonesia.

tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam lembaga-lembaganya.
Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua Dana Khusus adalah Amerika.
Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris. Bahkan dalam persengketaan Asia
seperti halnya pembentukan Malaysia, maka plebisit yang gagal yang diselenggarakan
PBB, diketuai orang Amerika bernama Michelmore.

C. Alasan Indonseia Masuk Kembali Menjadi Anggota PBB

Indonesia masuk menjadi anggota PBB pada 28 September 1950 dan menjadi
anggota resmi ke 60. Indonesia sempat keluar dari PBB, tepatnya Januari 1965 silam.
Indonesia keluar dari PBB karena Malaysia, musuh Indonesia saat itu menjadi dewan
keamanan PBB. Tetapi, pada tanggal 19 September 1966 Indonesia mengajukan permohonan
untuk kembali menjadi anggota PBB. Permohonan itu diterima pada 28 September 1966 dan
Indonesia secara resmi. Kembali lagi menjadi anggota PBB.

D.Dwikora
Peristiwa Soekarno yang murka karena Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala
Lumpur, ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek fotoSoekarno,
membawa lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul RahmanPerdana
Menteri Malaysia saat itudan memaksanya untuk menginjak Garuda.
*Isi dwikora
Dwikora merupakan kependakan dari Dwi Komando Rakyat. Dwikora ialah sebuah
komando Presiden Soekarno untuk melancarkan konfrontasi bersenjata kepada Malaysia dalam
rangka untuk menghadangnya agar tidak berdirinya Negara Malaysia. Komando ini dikemukakan
dalam sebuah pidato Presidan di hadapan apel besar sukarelawan di Jakarta pada tanggal 3 Mei
1964. Dan isi Dwikora tersebut adalah sebagai berikut:

1. Memperkuat ketahanan revolusi Indonesia.


2. Membantu perjuangan revolusioner rakyat Brunei, Serawak, Sabah, Singapura dan
Malaya.

Tercetus Dwikora ini sebenarnya dipengaruhi oleh PKI dikarenakan mereka memiliki
peranan dalam pemerintahan yang memberikan pengaruh untuk membelokkan politik bebas aktif
ke dalam pengaruh RRC atau yang biasa dikenal sebagai Poros Jakarta-Beijing.

E.Tanggal-tanggal penting

8 Desember 1962 : Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak. Mereka mencoba

menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan lolos dan meminta pertolongan

Inggris. Dia menerima pasukan Inggris dan Gurkha dari Singapura.

16 Desember 1962: Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command) mengklaim bahwa

seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi.

20 Januari 1963 : Menteri Luar Negeri Indonesia, Soebandrio mengumumkan sikap bermusuhan dengan

Malaysia.

17 April 1963 : Pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.

27 Juli 1963 : Presiden Soekarno memproklamirkan Ganyang Malaysia.

16 September 1963 : Federasi Malaysia resmi dibentuk. Brunei menolak bergabung & Singapura keluar di

kemudian hari.

17 September 1963 : Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur.

3 Mei 1964 : Presiden Soekarno mengumumkan Dwikora.


Mei 1964 : Pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Dibentuk Komando Siaga

yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia (Operasi Dwikora). Komando ini

kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga (Kolaga).

Agustus 1964: Enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas Angkatan Bersenjata

Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia mengerahkan pasukannya untuk

mempertahankan Malaysia. Hanya sedikit saja yang diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan

dan pengawasan unit komando. Misi utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke

Malaysia. Sebagian besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia,

terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service(SAS).


16 Agustus 1964 : Pasukan dari Rejimen Askar Melayu Diraja berhadapan dengan lima puluh gerilyawan

Indonesia.

17 Agustus 1964 : Pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba membentuk

pasukan gerilya.

2 September 1964 : Pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor.

29 Oktober 1964 : 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan membunuh pasukan

Resimen Askar Melayu DiRaja & Selandia Baru dan menumpas juga Pasukan Gerak Umum Kepolisian

Kerajaan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor.

20 Januari 1965 : Indonesia menarik diri dari PBB.

Januari 1965 : Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima banyak

permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 Resimen Kerajaan Australia dan Resimen

Australian Special Air Service.

28 Juni 1965 : Militer Indonesia menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik dekat Tawau,

Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian North Borneo Armed

Constabulary.

1 Juli 1965: Militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak pangkalan Angkatan
Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan hingga 8 September namun gagal.

Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh warga Malaysia.

Akhir 1965 : Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya G30S/PKI. Oleh

karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi

berkurang dan peperangan pun mereda.

28 Mei 1966 : Di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah Indonesia

mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian

ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian.

F.Permasalah antara Indonesia dengan Malaysia

1. Rebutan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan Sengketa bermula di tahun 1967 ketika
dalam sebuah pertemuan, kedua negara menyadari bahwa masing-masing memasukkan Pulau
Sipadan dan Pulau Ligitan dalam wilayah kedua negara. Kedua negara kemudian sepakat bahwa
kedua pulau dalam keadaan status quo. Pemerintah Indonesia marah ketika belakangan
mengetahui bahwa Malaysia membangun tempat peristirahatan di sana. Tahun 1998, sengketa
dibawa ke Mahkamah Internasional. Pada tahun 2002, Mahkamah Internasional memenangkan
Malaysia.

2. Reog Ponorogo Tahun 2007, warga Ponorogo, Jawa Timur marah ketika menyadari bahwa
Tarian Barongan yang dipamerkan di situs Kementerian Kebudayaan Malaysia ternyata mirip
dengan kesenian reog Ponorogo.

3. Lagu Rasa Sayange dari Maluku Malaysia sempat mengklaim lagu Rasa Sayange, namun
konflik tidak berlangsung lama. Menteri Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim mengakui
bahwa lagu tersebut milik Indonesia pada 11 November 2007.

4. Batik Tahun 2009, Malaysia mengklaim batik sebagai kerajinan asli negaranya. Konflik
ini selesai setelah UNESCO memberikan pengakuan atas batik Indonesia.

5. Tari Pendet dari Bali Keributan kembali terjadi ketika Tari Pendet asal Bali muncul di
iklan pariwisata Malaysia pada Agustus 2009.

6. Rendang dari Sumatera Barat Tahun 2012, mantan Wakil Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Wiendu Nuryanti mengatakan bahwa beberapa produk budaya asli Indonesia
tercatat dalam Akta Warisan Kebangsaan Malaysia, termasuk di antaranya adalah rendang,
makanan asal Sumatera Barat.
7. Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan dari Sumatera UtaraKetika Malaysia
mengklaim Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan, politikus Partai Demokrat Ruhut
Sitompul menyarankan untuk membom Malaysia.

8. Membangun mercusuar di Indonesia Pemerintah Malaysia membangun mercusuar di


perairan Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat di awal tahun kemarin. Setelah
protes dari pemerintah Indonesia, Malaysia akhirnya membongkar mercusuar tersebut pada
Oktober 2014.

9. Permasalahan TKI yang tak kunjung henti Hubungan tegang antara kedua negara soal
permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia sepertinya tak pernah berhenti.
Berbagai kasus penyiksaan, upah tak dibayar, upah kecil, tak ada hari libur membuat pemerintah
Indonesia sempat menghentikan pengiriman TKI selama dua tahun.

G. Akhir dari penyelesaian konfrontasi terhadap Malaysia

Menjelang akhir 1965, Jenderal Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah


berlangsungnya Gerakan 30 September. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia
untuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda.Pada
28 Mei 1966 di sebuah konferensi di Bangkok, meski diwarnai dengan keberatan Sukarno (yang
tidak lagi memegang kendali pemerintahan secara efektif), Kerajaan Malaysia dan pemerintah
Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik dan normalisasi hubungan antara kedua negara.
Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan
diresmikan dua hari kemudian.

H. Tokoh Dalam Konfrontasi Indonesia Malaysia


Soeharto
Ah.nasution
Leonardus Benyamin Moerdani
Omar dhani

Anda mungkin juga menyukai