Malaysia
Siti Alfiah Putri S.
Untuk mencapai sesuatu, harus diperjuangkan dulu.
"
– Mohammad Natsir
Latar Belakang
• Kemerdekaan Malaya terjadi pada 31 Agustus 1957, wilayahnya meliputi
semenanjung malaya
• Dipimpin oleh Perdana Menteri yaitu
Tuanku Abdul Rahman
Melalui pidatonya
Soekarno menyatakan
“GANYANG
MALAYSIA”
Pemutusan Hubugan
Diplomatik
Federasi Malaysia
Dwikora (Dwi Komando Rakyat)
• Selanjutnya kegiatan dan persiapan militer, bala bantuan dan
sukarelawan ditingkatkan. Kegiatan gerilyawan dilancarkan dari
Kalimantan, wilayah Indonesia yang berbatasan dengan Serawak.
• Pada pidatonya, Amanat-komando Presiden/Panglima
Tertinggi/Pemimpin Besar Revolusi Indonesia pada Appel Besar
Sukarelawan Pengganjangan Malaysia di depan Istana Merdeka,
Djakarta 3 Mei 1964. Dihadapan 21 juta sukarelawan, Presiden Soekarno
mengumandangkan pidato Dwikora (Dwi Komando Rakyat).
Isi pidato Dwikora
1. Perhebat ketahanan Revolusi
Indonesia
2. Bantu perdjuangan revolusioner
rakyat-rakyat Malaya, Singapura,
Sabah, Serawak, dan Brunei untuk
memerdekakan diri dan membubarkan
negara Federasi Malaysia
• Sasaran dari para gerilyawan ini ada di sepanjang
perbatasan kalimantan bagian utara dan semenanjung
malaya. Hal ini dimaksudkan untuk mengintervensi
konfederasi malaya.
• Selain di perbatasan, para gerilyawan ini memiliki misi
untuk mengacaukan dibeberapa titik yang dianggap vital,
slaah satu kasus yang terjadi ialah pemboman di Singapura
oleh USMAN- HARUN
• Semakin memanasnya hubungan Indonesia –Malaysia,
PBB kembali menyerukan untuk melakukan perundingan
KTT dalam usaha perundingan damai. Namun, usaha
tersebut gagal karena Inggris berusaha memasukan
Malaysia sebagai anggota tetap Dewan Keamanan PBB, hal
tersebut membuat Soekarno geram.
• Pada 7 Januari 1965, Indonesia memutuskan keluar dari
PBB.
Akhir Konflik
• Konflik ini mulai mereda di akhir tahun 1965 dikarenakan
terjadinya peristiwa G30 S, sehingga pemerintah lebih fokus
mengurusi permasalahan dalam negeri.
• Setelah pergantian kekuasaan dari Soekarno dan Soeharto,
untuk menyelesaikan konflik ini maka pada 28 Mei 1966
diadakan pertemuan di Bangkok untuk penyelesaian konflik
tersebut.
Perjanjian Bangkok
• Rakyat Sabah diberi kesempatan menegaskan kembali
keputusan yang telah mereka ambil mengenai kedudukan
mereka dalam Federasi Malaysia
• Pemerintah kedua belah pihak menyetujui pemulihan
hubungan diplomatik
• Tindakan permusuhan antara kedua belah pihak akan
dihentikan
谢谢