Anda di halaman 1dari 85

Struktur Atom

Nomor Atom, Nomor Massa, Isotop,


Perkembangan Teori Atom Partikel-Partikel Penyusun Atom
Konfigurasi Elektron, dan Elektron Valensi

• Model atom Dalton • Elektron • Nomor massa dan nomor atom


• Model atom Thomson • Inti atom • Isotop, isoton, isobar, dan isoelektron
• Model atom Rutherford • Proton • Konfigurasi elektron dan elektron valensi
• Model atom Bohr • Neutron
• Model atom modern

• Memiliki motivasi untuk gemar membaca mengenai perkembangan penemuan


partikel atom.
• Mampu berkreasi membuat berbagai model atom.
• Bersikap komunikatif dalam setiap memecahkan permasalahan-permasalahan
yang ada.
• Memiliki rasa ingin tahu tinggi tentang isotop-isotop.
• Memiliki motivasi untuk bekerja keras dan tidak berputus asa saat menemui
kesulitan dalam penentuan konfigurasi elektron.
• Mampu menjelaskan perkembangan teori atom.
• Mampu menggambarkan dan membuat berbagai model atom.
• Mampu menjelaskan partikel-partikel penyusun atom yang meliputi elektron,
proton, dan neutron serta sejarah penemuannya.
• Mampu menjelaskan nomor atom, nomor massa, proton, neutron, elektron,
dan isotop unsur.
• Mampu membedakan isotop, isoton, dan isobar.
• Mampu menentukan konfigurasi elektron dan elektron valensi.

Kimia Kelas X 1
A. Pilihan Ganda 7. Jawaban: d
1. Jawaban: b Teori atom modern menyatakan bahwa elektron-
Bagian terkecil dari suatu benda disebut atom. elektron yang bergerak mengelilingi inti berada
Ion adalah atom yang bermuatan. Unsur pada orbital-orbital di seputar inti atom. Sementara
merupakan zat tunggal yang tidak dapat dibagi itu, teori yang menyatakan bahwa elektron ber-
lagi. Molekul adalah gabungan dari beberapa kedudukan pada tingkat energi tertentu, atom terdiri
atom yang sejenis maupun berbeda jenis. atas kulit-kulit atom tempat elektron berada, dan
Senyawa adalah gabungan dari dua atau lebih elektron dapat berpindah ke lintasan lain dengan
unsur yang berbeda jenis. menyerap atau memancarkan energi merupakan
teori atom yang dikemukakan oleh Niels Bohr.
2. Jawaban: a
Dalton mengemukakan beberapa pokok pikiran 8. Jawaban: e
tentang atom sebagai berikut. Elektron-elektron bergerak mengelilingi inti
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi dengan jarak tertentu dan elektron ini mempunyai
yang tidak dapat dibagi lagi. tingkat energi tertentu pula sehingga tidak akan
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang jatuh ke inti sesuai dengan model atom Bohr.
sangat kecil. 9. Jawaban: b
3) Suatu unsur tersusun dari atom-atom yang Rutherford tidak dapat menjelaskan alasan
identik sedangkan senyawa tersusun dari elektron tidak jatuh ke dalam inti. Oleh karena itu,
atom-atom yang berbeda sesuai unsur model atom Rutherford dianggap lemah.
penyusunnya.
4) Atom-atom bergabung membentuk senyawa 10. Jawaban: b
dengan perbandingan bilangan bulat dan Dalton dalam menggambarkan model atomnya
sederhana. belum mampu mengemukakan adanya partikel
5) Reaksi kimia merupakan pemisahan, peng- penyusun suatu atom.
gabungan, atau penyusunan kembali atom-
atom sehingga atom tidak dapat diciptakan B. Uraian
atau dimusnahkan. 1. a. Semua materi tersusun dari partikel-partikel
terkecil yang disebut atom.
3. Jawaban: d
b. Atom-atom penyusun suatu unsur memiliki
Teori atom Rutherford menyatakan bahwa atom
kesamaan massa dan sifat-sifatnya.
tersusun dari inti atom bermuatan positif dengan
c. Ketika membentuk senyawa, unsur-unsur yang
elektron bergerak mengelilingi inti atom.
berbeda bergabung dengan perbandingan
4. Jawaban: c sederhana.
Rutherford mengemukakan bahwa atom terdiri d. Reaksi kimia merupakan pemisahan, peng-
atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron gabungan, atau penyusunan kembali atom-
bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom. atom sehingga atom tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan.
5. Jawaban: a
Louis de Broglie menyatakan asas dualisme 2. Gambaran model atom menurut Thomson yaitu
gelombang yang artinya elektron tidak hanya atom berupa bola padat bermuatan positif yang
sebagai partikel tetapi juga sebagai gelombang. di dalamnya tersebar elektron-elektron yang
Sementara itu, Heisenberg menyatakan asas bermuatan negatif.
ketidakpastian. Schrodinger merupakan penemu
3. a. Model atom Thomson belum menggambar-
konsep orbital. Niels Bohr dan J.J. Thomson
kan letak dan lintasan elektron dalam suatu
merupakan penggagas teori atom klasik.
atom.
6. Jawaban: a b. Model atom Rutherford tidak dapat me-
Jika elektron berpindah ke lintasan yang lebih nerangkan penyebab elektron tidak jatuh ke
tinggi disebut eksitasi sedangkan jika elektron inti, sedangkan menurut teori fisika klasik, jika
berpindah ke lintasan yang lebih rendah disebut elektron mengelilingi inti yang muatannya
deeksitasi. berlawanan, elektron akan kehilangan energi
sehingga jatuh ke inti.

2 Struktur Atom
c. Model atom Bohr hanya tepat untuk atom- Gambaran atom seperti ini menjawab kelemahan
atom dengan nomor atom kecil. model atom Rutherford yang tidak dapat
menjelaskan alasan mengapa elektron tidak jatuh
4. Niels Bohr mampu mengatasi kelemahan model
ke inti.
atom Rutherford dan menjelaskan model atom
Rutherford dengan gambaran model atomnya. 5. Dalam model atom modern digambarkan bahwa
Dalam teorinya, Rutherford menggambarkan elektron di dalam atom dapat dipandang sebagai
bahwa di dalam atom terdapat lintasan stasioner partikel dan gelombang. Dengan dasar ini,
dengan tingkat energi tertentu. Lintasan stasioner Heisenberg, fisikawan Jerman, mengemukakan
ini merupakan tempat elektron beredar mengitari teori ketidakpastian yang menyatakan bahwa
inti (kulit atom) tanpa disertai penyerapan dan kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak
pemancaran energi. Sementara itu, menurut Niels dapat ditentukan secara pasti, yang dapat
Bohr pada keadaan normal, elektron menempati ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya
tingkat energi terendah atau berada dalam tingkat atau probabilitasnya. Dengan memadukan asas
dasar. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke ketidakpastian dan mekanika gelombang,
kulit lain dengan memancarkan atau menyerap Schrodinger merumuskan konsep orbital. Orbital
energi dalam jumlah tertentu. Elektron yang adalah suatu tempat peluang elektron dapat
berpindah ke kulit yang lebih luar akan menyerap ditemukan. Teori mengenai elektron berada dalam
energi, sedangkan jika berpindah ke kulit yang orbital-orbital di seputar inti atom inilah yang
lebih dalam akan memancarkan energi. merupakan pokok teori atom modern.

A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: d


1. Jawaban: e Sinar α yang diteruskan artinya sebagian besar
Partikel dasar atom adalah proton, neutron, dan atom adalah ruang kosong. Sinar α yang
elektron. Alfa, beta, dan gamma merupakan sinar dipantulkan berarti di dalam atom terdapat benda
radioaktif. Atom dan unsur adalah partikel terkecil pejal yang ukurannya sangat kecil, tetapi
dari suatu materi, sedangkan ion adalah atom massanya besar. Sinar α yang dibelokkan berarti
yang bermuatan. menabrak elektron.

2. Jawaban: e 6. Jawaban: d
Millikan menemukan muatan elektron sebesar Ilmuwan yang menemukan inti atom adalah Ernest
1,6 × 10 –19 C berdasarkan percobaan tetes Rutherford. Ernest Rutherford menemukan inti atom
minyak dalam tabung yang bermuatan listrik. melalui eksperimen hamburan sinar alfa, sedangkan
Sementara itu, Goldstein menemukan massa Eugene Goldstein menemukan proton. Niels Bohr
proton = 1,6726 × 10–24 g. Chadwick menemukan menemukan orbital elektron, J.J. Thomson
neutron, Thomson menemukan elektron, dan menemukan elektron, dan James Chadwick
Rutherford menemukan inti atom bermuatan positif. menemukan neutron.
3. Jawaban: e 7. Jawaban: a
Sinar katode merupakan sinar perpendaran hasil Hipotesis Rutherford pada percobaan hamburan
radiasi katode menuju anode yang membentur sinar alfa yaitu atom tersusun dari inti atom yang
kaca tabung sehingga kaca berpendar. Radiasi bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang
katode terjadi jika terdapat arus listrik bertegangan bermuatan negatif sehingga atom bersifat netral.
rendah. Pilihan jawaban b merupakan hasil eksperimen
Eugene Goldstein tentang proton. Pilihan jawaban
4. Jawaban: a
c merupakan hasil eksperimen James Chadwick
Millikan menyemprotkan minyak ke dalam tabung
yang bermuatan listrik. Dari percobaan tetes tentang neutron. Pilihan jawaban d merupakan
minyak ditemukan muatan elektron sebesar hasil eksperimen J.J. Thomson tentang elektron.
1,6022 × 10–19C. Sementara itu, dari percobaan Pilihan jawaban e merupakan bukti kelemahan
hamburan sinar α ditemukan proton, dari per- dari eksperimen yang dilakukan oleh G.J. Stoney
cobaan tabung gas berkatode ditemukan elektron, tentang elektron.
dan dari pembelokkan sinar katode oleh medan
listrik ditemukan muatan elektron.

Kimia Kelas X 3
8. Jawaban: b 3. a. Elektron adalah salah satu partikel penyusun
Neutron adalah partikel atom yang tidak bermuatan atom yang bermuatan negatif satu dan tidak
dan mempunyai pancaran radiasi yang sangat bermassa. Elektron dituliskan dengan
tinggi. Neutron ditemukan oleh James Chadwick. notasi –10 e.
Sementara itu, proton bermuatan positif ditemukan b. Sifat-sifat elektron sebagai berikut.
oleh Goldstein. Elektron bermuatan negatif 1) Dipancarkan oleh katode dalam sebuah
ditemukan oleh J.J. Thomson. Inti atom atau tabung hampa yang diberi arus listrik
nukleon berisi proton dan neutron. bertegangan tinggi.
9. Jawaban: b 2) Merambat lurus menuju anode.
Elektron bermuatan –1 dan tidak bermassa, 3) Bermuatan negatif, karena dibelokkan
dilambangkan –10e. Proton bermuatan +1 dan ke kutub positif oleh medan listrik.
bermassa 1, di lambangkan 11p. Neutron tidak 4. Sifat-sifat neutron sebagai berikut.
bermuatan dan bermassa 1, dilambangkan 01n. a. Merupakan radiasi partikel.
b. Tidak dipengaruhi oleh medan magnet dan
10. Jawaban: c
medan listrik, karena neutron tidak ber-
Muatan 1 elektron = 1,6 × 10–19 C. Jika dalam
muatan.
percobaan diperoleh muatan 1 tetes minyak
c. Massa neutron hampir sama dengan massa
= 9,6 × 10 –19 C, maka jumlah elektron yang
proton yaitu 1,6728 × 10–24 g.

 ×  −
ditangkap = = 6 elektron.

 ×  − 5. berdasarkan penembakan lempeng emas tipis
dengan sinar alfa (α) diperoleh bahwa sebagian
B. Uraian sinar α diteruskan atau dapat menembus lempeng
1. Partikel subatomik adalah partikel-partikel emas. Ada sebagian kecil sinar α yang dibelokkan,
penyusun suatu atom yang terdiri atas proton, serta ada juga sinar α yang dipantulkan. Oleh karena
elektron, dan neutron. Proton bermuatan positif, hampir semua sinar α diteruskan, Rutherford
elektron bermuatan negatif, dan neutron tidak menyimpulkan bahwa sebagian besar atom adalah
bermuatan. Jumlah muatan antara proton dengan ruang kosong. Terdapatnya sebagian kecil sinar α
elektron sama sehingga atom bermuatan netral. yang dipantulkan menunjukkan bahwa di dalam
atom terdapat benda pejal yang ukurannya sangat
2. Partikel Simbol Letak Penemu kecil, tetapi massanya besar. Dari percobaan itu
Proton (p) 1p di dalam inti E. Goldstein
Rutherford menyimpulkan bahwa atom tersusun
1
Neutron (n) 1n di dalam inti J. Chadwick
dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron.
0
Elektron (e) 0
–1 e mengelilingi inti J.J. Thomson

A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: c


1. Jawaban: b Konfigurasi elektron tersebut adalah 2, 8, 5.
 Jumlah elektron = 2 + 8 + 5 = 15.
Lambang atom   Jumlah elektron = nomor atom = 15.
Nomor massa As = 75 Jadi, nomor atom unsur tersebut 15.
Nomor atom = jumlah proton = 33
Jumlah neutron= nomor massa – nomor atom 4. Jawaban: d
= 75 – 33 = 42 Nomor massa X = 72
Jadi, dalam atom 
memiliki 33p dan 42n. Nomor atom = jumlah elektron
 
= jumlah proton = 28
2. Jawaban: c Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Nomor atom = jumlah proton = 16 = 72 – 28 = 44
Nomor massa = jumlah neutron + jumlah proton Jadi, unsur X mempunyai jumlah neutron,
= 15 + 16 proton, dan elektron berturut-turut sebanyak
= 31 44, 28, dan 28.

Lambang atom unsur Y adalah  .

4 Struktur Atom
5. Jawaban: e 9. Jawaban: b
 + Konfigurasi elektron unsur 38Sr: 2, 8, 18, 8, 2.
 
Ion Sr2+ terbentuk saat unsur Sr melepas 2 elektron
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
sehingga jumlah elektron pada Sr2+ = 36.
= 20 – (+2)
Jadi, konfigurasi elektron ion Sr2+ = 2, 8, 18, 8.
= 18
a.  10. Jawaban: a
 
Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 3
Jumlah elektron = jumlah proton = 19
Jumlah elektron: 2 + 8 + 18 + 3 = 31

b.   Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
Nomor atom = jumlah proton = 31
= jumlah elektron = 20 Elektron valensi = 3
 + Jumlah elektron di kulit ketiga = 18
c.  
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan 11. Jawaban: b
= 13 – (+3) = 10 Suatu atom yang memiliki konfigurasi yang sama
 − berarti memiliki jumlah elektron yang sama pula.
d. 
Ion 17Cl– = jumlah elektron
Jumlah elektron= jumlah proton – muatan = jumlah proton – muatan
= 8 – (–2) = 10 = 17 – (–1) = 18
 −
e.   Br = jumlah elektron = nomor atom = 35
35
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan 18Ar = jumlah elektron = nomor atom = 18
= 16 – (–2) = 18 +
11Na = jumlah elektron
Jadi, spesi yang mempunyai elektron yang sama
= jumlah proton – muatan
 +  −
dengan   adalah   . = 11 – (+1)
= 10
6. Jawaban: c
N3– = jumlah elektron – muatan
Elektron valensi pada: = 7 – (–3)
13K : 2, 8, 3 → 3 19N : 2, 8, 8, 1 → 1 = 10
15L : 2, 8, 5 → 5 20O : 2, 8, 8, 2 → 2
Cl = jumlah elektron = nomor atom = 17
Jadi ion Cl– mempunyai konfigurasi yang sama
17M: 2, 8, 7 → 7
dengan atom Ar.
Jadi, unsur yang elektron valensinya paling
banyak adalah unsur dengan lambang 17M. 12. Jawaban: c
Lambang atom Fe = 56 26Fe
7. Jawaban: a
+
Nomor massa Fe = 56
Ion 
  Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 26
Nomor atom = jumlah proton = 56 Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Nomor massa = 137 = 56 – 26 = 30
Jumlah elektron= jumlah proton – muatan Ion Fe3+ terbentuk jika atom Fe kehilangan tiga
= 56 – (+2) = 54 elektron. Dengan demikian, jumlah elektron pada
Jumlah neutron = jumlah massa – jumlah proton ion Fe3+ adalah 26 – 3 = 23.
= 137 – 56 = 81 Jadi, dalam ion Fe 3+ terdapat 26 proton,
Jadi, jumlah proton, elektron, dan neutron = 56, 30 neutron, dan 23 elektron.
54, dan 81.
13. Jawaban: b
8. Jawaban: a Susunan elektron dengan jumlah kulit 3 dan
Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah elektron valensi 6 adalah 2, 8, 6. Jadi, nomor atom
neutron sama, seperti pada 157 X dan 179 Y. unsur tersebut 2 + 8 + 6 = 16.
Sementara itu, 136M dan 138Z merupakan isobar 14. Jawaban: e
karena mempunyai massa atom sama. 17 34Cl dan
20A = 2, 8, 8, 2 → elektron valensi = 2
35Cl membentuk isotop karena nomor atom kedua
17 16B = 2, 8, 6 → elektron valensi = 6

14C = 2, 8, 4 → elektron valensi = 4


atom sama. 2+ 2–
12 Mg dan 8O merupakan
isoelektron. 10D = 2, 8 → elektron valensi = 8

6E = 2, 4 → elektron valensi = 4

Kimia Kelas X 5
15. Jawaban: c −
Ion 
  terjadi karena atom Ge menerima
40 A =
20 2, 8, 8, 2 → jumlah kulit = 4 empat elektron sehingga jumlah elektron
12 B = 2, 4 → jumlah kulit = 2 = 36.
6
Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 8
16 C = 2, 6 → jumlah kulit = 2 −
8
Jadi, ion 
  mempunyai jumlah proton
24 D =
12 2, 8, 2 → jumlah kulit = 3 = 32, jumlah elektron 36, jumlah neutron 41,
15 E =
7 2, 5 → jumlah kulit = 2 dan konfigurasi elektron 2, 8, 18, 8.
 +
d.  
B. Uraian
Jumlah proton = nomor atom = 38
1. a. Unsur P, nomor atom = 27, jumlah neutron Jumlah neutron = 88 – 38 = 50
= 32 +
Ion 
  terjadi karena atom Sr melepas
Nomor massa
dua elektron sehingga jumlah elektron = 36.
= nomor atom + jumlah neutron
Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 8
= 27 + 32 = 59 +
Jadi, ion   mempunyai jumlah proton
Jadi, lambang atom P = 59
27P
= 38, jumlah elektron 36, jumlah neutron 50,
b. Unsur Q, nomor atom = 42, jumlah neutron dan konfigurasi elektron 2, 8, 18, 8.
= 54
Nomor massa 3. Gambar tersebut memiliki elektron sebanyak 2,
= nomor atom + jumlah neutron proton sebanyak 4, dan neutron sebanyak 5.
= 42 + 54 = 96 Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
= 4 + 5 = 9. Pada atom netral, jumlah proton sama
Jadi, lambang atom Q = 96
42Q
dengan jumlah elektron, sedangkan pada gambar
c. Unsur R, nomor atom = 58, jumlah neutron tersebut terdapat kelebihan 2 proton. Oleh karena
= 82 itu, gambar tersebut merupakan ion bermuatan
Nomor massa positif 2. Lambang ion dituliskan = 4X2+.
= nomor atom + jumlah neutron
= 58 + 82 = 140 4. a. 12Mg

Jadi, lambang atom R = 140 Konfigurasi elektron: 2, 8, 2


58R
Elektron valensi = 2
 −
2. a.  b. 32Ge
Jumlah proton = nomor atom = 7 Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 4
Jumlah neutron = 14 – 7 = 7 Elektron valensi = 4
Ion  − terjadi karena atom N menerima c. 34Se
tiga elektron sehingga jumlah elektron = 10. Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 6
Konfigurasi elektron = 2, 8 Elektron valensi = 6
Jadi, ion  − mempunyai jumlah proton = 7, d. 51Sb
jumlah elektron 10, jumlah neutron 7, dan Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 18, 5
konfigurasi elektron 2, 8. Elektron valensi = 5
 +
b.   5. a. Konfigurasi elektron atom unsur 63
29A adalah
Jumlah proton = nomor atom = 13 2.8.18.1.
Jumlah neutron = 27 – 13 = 14 Jumlah elektron pada kulit terluar unsur 29A
+
Ion 
  terjadi karena atom Al melepas adalah 1 (satu).
tiga elektron sehingga jumlah elektron = 10. b. Misal: 63
29A sebanyak 72,5%
Konfigurasi elektron = 2, 8 NM2 sebanyak (100 – 72,5)%
+
Jadi, ion 
  mempunyai jumlah proton Ar A = (72,5% × NM1) + (27,5% × NM2)
= 13, jumlah elektron 10, jumlah neutron 13, 63,55 = (0,725 × 63) + (0,275 × NM2)
dan konfigurasi elektron 2, 8.

 − 

 − NM2 =
c.  


Jumlah proton = nomor atom = 32 NM2 = 65
Jumlah neutron = 73 – 32 = 41 Jadi, nomor massa isotop yang lainnya
adalah 65.

6 Struktur Atom
7. Jawaban: d
A. Pilihan Ganda
Nomor atom Ca = 20.
1. Jawaban: e Nomor atom = jumlah proton = 20.
a. Model atom Dalton (Bola pejal) Ion Ca2+ terjadi karena atom Ca melepas dua
b. Model atom Thomson (Roti kimis) elektron, sehingga jumlah elektron pada ion Ca2+
c. Model atom Rutherford sebanyak 18.
d. Model atom Modern (Schrodinger) Jadi, dalam ion Ca2+ terdapat 20 proton dan
e. Model atom Niels Bohr 18 elektron.
2. Jawaban: d 8. Jawaban: c
Kelemahan teori atom Niels Bohr adalah teori 13 C : jumlah elektron = 6, jumlah neutron = 7
6
atom Niels Bohr hanya sesuai untuk atom-atom jumlah neutron > jumlah elektron
yang sederhana. Teori Niels Bohr menyimpang 37 Cl : jumlah elektron = 17, jumlah neutron = 20
atau tidak sesuai untuk atom yang lebih besar 17
dari hidrogen. jumlah neutron > jumlah elektron
16 O2– : jumlah elektron = 8 + 2 = 10
8
3. Jawaban: d jumlah neutron = 8
Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal jumlah neutron < jumlah elektron
yang sangat kecil. J.J. Thomson menggambarkan 34 S2– : jumlah elektron = 16 + 2 = 18
model atom berbentuk bola bermuatan positif dan 16
di permukaannya tersebar elektron. Louis de jumlah neutron = 18
Broglie adalah penggagas teori dualisme elektron. jumlah neutron = jumlah elektron
40 Ca2+ : jumlah elektron =20 – 2 = 18
Niels Bohr menggambarkan elektron bergerak 20
pada orbit yang stasioner. jumlah neutron = 20
4. Jawaban: e jumlah neutron > jumlah elektron
Sinar α yang diteruskan artinya sebagian besar Jadi, ion O2– mempunyai jumlah neutron lebih
atom adalah ruang inti atom. Sinar α yang sedikit daripada jumlah elektronnya.
dipantulkan berarti mengenai inti atom. Sinar α 9. Jawaban: b
yang dibelokkan berarti menabrak elektron. Elektron valensi adalah jumlah elektron pada kulit
5. Jawaban: d terluar. Untuk atom netral, nomor atom = jumlah
Ion 11Na+ mempunyai elektron sebanyak 10 karena elektron.
satu elektronnya dilepas untuk membentuk muatan a. 3Li konfogurasi elektron = 2, 1
+1. Ion 9F– juga mempunyai elektron sebanyak 10 13Al konfigurasi elektron = 2, 8, 3
karena menangkap satu elektron membentuk b. 11Na konfigurasi elektron = 2, 8, 1
muatan –1. Jadi, ion 11Na+ dan 9F– mempunyai 19K konfigurasi elektron = 2, 8, 8, 1
jumlah elektron sama sehingga disebut isoelektron. c. 12Mg konfigurasi elektron = 2, 8, 2
Sementara itu, isobar adalah atom-atom unsur
19K konfigurasi elektron = 2, 8, 8, 1
berbeda yang mempunyai nomor massa sama,
d. 5B konfigurasi elektron =2, 3
isoton adalah atom-atom unsur berbeda yang
mempunyai jumlah neutron sama, isotop adalah 8O konfigurasi elektron = 2, 6
atom unsur sejenis yang mempunyai nomor atom e. 7N konfigurasi elektron = 2, 5
sama tetapi nomor massanya berbeda, dan 17Cl konfigurasi elektron = 2, 8, 7
isoelektronik adalah unsur-unsur berbeda yang Jadi, pasangan unsur yang mempunyai elektron
mempunyai jumlah elektron valensi sama.
valensi sama adalah 11Na dan 19K.
6. Jawaban: b
10. Jawaban: b
Jumlah proton = nomor massa – jumlah neutron
19 F : jumlah neutron = 19 – 9 = 10
= 79 – 45 9
= 34 24 Mg : jumlah neutron = 24 – 12 = 12
12
Dalam atom netral jumlah proton = jumlah elektron 20 Ne : jumlah neutron = 20 – 10 = 10
Konfigurasi elektron = 2.8.18.6 10
23 Na : jumlah neutron = 23 – 11 = 12
Jadi, elektron valensi = 6 11

Kimia Kelas X 7
Jadi, pasangan unsur yang mempunyai jumlah Jadi, dalam isotop uranium 233 92 U terdapat
neutron sama adalah unsur F dan Ne atau Mg 92 proton, 92 elektron, dan 141 neutron.
dan Na.
16. Jawaban: e
11. Jawaban: e
12Mg : 2, 8, 2 elektron valensi = 2
Isotop adalah unsur-unsur yang mempunyai nomor 2+
12Mg : 2, 8 elektron valensi = 8
atom sama, tetapi nomor massanya berbeda.
18Ar : 2, 8, 8 elektron valensi = 8
Notasi unsur-unsur tersebut adalah 23 23 24
11K, 12L, 12M,
7N : 2, 5 elektron valensi = 5
24N, dan 23
11 10O. Jadi, unsur yang merupakan isotop N3– : 2, 8 elektron valensi = 8
7
adalah 23 24 23 24
11K dan 11N atau 12L dan 12M. 17. Jawaban: e
12. Jawaban: b Konfigurasi elektron unsur 55Cs : 2, 8, 18, 18, 8, 1.
 Ion Cs + terbentuk saat unsur Cs melepas

1 elektron sehingga jumlah elektron pada
X = lambang unsur
Cs+ = 54.
Z = jumlah proton
Jadi, konfigurasi ion Cs+ = 2, 8, 18, 18, 8.
Neutron = A – Z
 18. Jawaban: a
Untuk unsur  , proton = 26 Konfigurasi ion Y2– = 2, 8, 8.
neutron = 56 – 26 Jumlah elektron pada ion Y2– = 2 + 8 + 8 = 18.
= 30 ⇒ (26, 30) Ion Y2– terbentuk karena atom Y menangkap dua
 elektron. Dengan demikian, jumlah elektron pada
untuk unsur  , proton = 88
neutron = 226 – 88 unsur Y adalah 18 – 2 = 16.
= 138 ⇒ (88, 138) 19. Jawaban: e
 Nomor massa atom = 80.
Jadi, jumlah proton dan neutron untuk unsur 
 Jumlah neutron = 45.
dan  berturut-turut adalah (26, 30) dan Jumlah elektron = 80 – 45 = 35.
(88, 138). Konfigurasi elektron: K L M N
2 8 18 7
13. Jawaban: c Jumlah elektron pada kulit terluar = 7.
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom
= 28. 20. Jawaban: d
Nomor massa = jumlah neutron + jumlah proton T dan U mempunyai proton (nomor atom) yang
= 31 + 28 sama (17), tetapi keduanya memiliki nomor massa
= 59 yang berbeda sehingga disebut isotop. Sementara
Lambang atom unsur: AZX = 59 itu, R dan S bukan isotop melainkan atom yang
28X.
sama. Atom R merupakan atom S yang kehilangan
Jadi, unsur yang dimaksud adalah 59 Ni.
28 1 elektron. Oleh karena itu, atom R = atom S+.
14. Jawaban: d S dan T bukan isobar karena nomor massanya
 +
berbeda. Isobar merupakan atom unsur-unsur
Ion   berbeda dengan nomor atom berbeda, tetapi
Jumlah proton = 12. nomor massa sama. Jumlah neutron R dan T tidak
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan sama. Jumlah neutron R = 12, sedangkan jumlah
= 12 – (+2) neutron T = 18.
= 10 21. Jawaban: c
Jadi, konfigurasi elektron = 2.8 dapat digambar-
Notasi unsur X: 27
13X.
kan seperti gambar d, kulit pertama diisi 2e dan
kulit kedua diisi 8e. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 13.
Konfigurasi elektron = 2, 8, 3.
15. Jawaban: c Jumlah elektron valensi = 3.
Isotop uranium dilambangkan dengan 233 U.
92 22. Jawaban: a
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 92. Ion X2+ mempunyai 12 proton.
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom Jumlah proton = jumlah elektron atom.
= 233 – 92 Jumlah elektron pada ion X2+ = 12 – 2 = 10.
= 141 Jadi, konfigurasi elektron ion X2+ = 2, 8.

8 Struktur Atom
23. Jawaban: a Pasangan kedua
Atom yang dalam intinya memiliki jumlah neutron a. R dan T (bukan isotop/tidak ada hubungan)
lebih sedikit dari jumlah protonnya adalah 32He. b. Q dan R (isobar)
Jumlah neutron = 3 – 2 = 1. c. R dan S (isoton)
Jumlah proton = 2. d. Q dan T (isotop)
e. R dan S (isoton)
24. Jawaban: d Jadi, pada pilihan d merupakan pasangan yang
Berdasarkan gambar struktur atom tersebut keduanya termasuk isotop.
diperoleh data sebagai berikut.
1) Jumlah neutron sebesar 15 dan jumlah 29. Jawaban: d
elektron sebesar 13. Jadi, jumlah neutron Tabel pada soal menunjukkan jumlah proton,
lebih besar daripada jumlah elektron. neutron, dan elektron dalam ion. Data yang tepat
+
2) Nomor massa atom sebanyak 28. berdasarkan tabel tersebut yaitu 
 .
3) Jumlah proton sama dengan jumlah elektron  +
⇒ p = 20, n = 20, e = 18
 
yaitu 13.  −
4) Atom tersebut memiliki 3 elektron valensi  ⇒ p = 9, n = 10, e = 10
  −
pada kulit terluar.  ⇒ p = 8, n = 8, e = 10
5) Atom tersebut merupakan atom aluminium.  +
⇒ p = 11, n = 12, e = 10

 +
25. Jawaban: c
& ⇒ p = 1, n = 0, e = 0
! ×  " + ! × " + ! × "
Ar Sr = 
= 87,73 ≈ 87,8 30. Jawaban: b
Jadi, massa atom relatif unsur stronsium sebesar Isoton adalah unsur yang berbeda mempunyai
87,8. jumlah neutron sama. Isoton terdapat dalam 40
20Ca
dan 39
19K. Jumlah neutron kedua unsur tersebut
26. Jawaban: b
adalah 20. Sementara itu, unsur 210 214
82Pb dan 82Pb
! × " # !$ × "
43,7 =  merupakan isotop karena nomor atomnya sama
 # $ sedangkan nomor massanya berbeda, unsur
43,7 = 214 Pb dan 214 Po merupakan isobar karena nomor
 82 84
4.370 = 42a + 44b massanya sama, sedangkan nomor atomnya
Misal1 = a = x berbeda.
b = 100 – x
B. Uraian
4.370 = 42x + 44(100 – x)
4.370 = 42x + 4.400 – 44x 1. Atom terdiri atas inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton
2x = 30
(bermuatan +) dan neutron (tidak bermuatan).
x = 15 Gambar struktur atom:
a = 15
b = 100 – x = Proton
= 100 – 15 = 85
= Neutron
a : b = 15 : 85
= Elektron
27. Jawaban: c
Jumlah elektron dalam atom sama dengan jumlah
proton dalam atom selama tidak menerima atau
melepaskan elektron. 2. Pada tahun 1930, W. Bothe bersama H. Becker
melakukan percobaan, yaitu menembaki inti atom
28. Jawaban: d berilium dengan partikel alfa. Pada percobaan ini
Berdasarkan tabel tersebut, yang merupakan dihasilkan suatu radiasi partikel yang mempunyai
pasangan-pasangan isotop yaitu: daya tembus tinggi. James Chadwick, pada tahun
Pasangan pertama 1932, melakukan percobaan yang sama. Hasil
a. P dan R (isotop) percobaan membuktikan bahwa radiasi tersebut
b. P dan S (tidak ada hubungan) merupakan partikel netral (tidak bermuatan) yang
c. P dan T (tidak ada hubungan) massanya hampir sama dengan massa proton.
d. P dan R (isotop) Oleh Chadwick partikel ini dinamai neutron.
e. P dan Q (isoton)

Kimia Kelas X 9
3. Robert Millikan menemukan muatan elektron b. 
  *
melalui percobaan tetes minyak. Pada tahun
1909, Millikan melakukan percobaan dengan tetes Nomor massa = 266
minyak untuk menentukan muatan 1 elektron. Nomor atom = 106
Pada percobaan ini, tetes minyak dapat Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
menangkap satu, dua, tiga, atau lebih elektron. atom = 106
Millikan menemukan muatan tetes minyak tersebut Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
sebesar 1 × 1,6 × 10–19 C, 2 × 1,6 × 10–19 C, = 266 – 106
3 × 1,6 × 10–19 C, dan seterusnya. Berdasarkan = 160
percobaan ini Millikan menyimpulkan muatan 
c. ;$
1 elektron adalah 1,6 × 10 –19 C dan diberi
Nomor massa = 159
tanda –1.
Nomor atom = 65
4. 35,5 Cl
adalah lambang klor. Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
17
a. Jumlah neutron dalam inti atom Cl atom = 65
= 35,5 – 17 = 18,5 Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
b. Susunan elektron dalam setiap kulitnya = 159 – 65
sebagai berikut. = 94

d.   ?
KLM

 Nomor massa = 262
  = 2, 8, 7
Nomor atom = 103
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
5. a. Atom A atom = 103
Jumlah neutron = 22 Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Nomor massa = 40 = 262 – 103
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron = 159
= 40 – 22 7.
= 18
Nomor atom = jumlah elektron = 18 Nomor Nomor Jumlah
Atom
Konfigurasi elektron: 2, 8, 8 Massa Atom Elektron Proton Neutron
Jumlah elektron valensi = 8 Magnesium 12 12 12 12
24
Lambang atom A = 40 18A Fosfor 31 15 15 15 16
b. Atom B Stronsium 88 38 38 38 50
Jumlah neutron = 30 Xenon 131 54 54 54 77
Osmium 190 76 76 76 114
Jumlah proton = 25
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor
8.
atom = 25
Nomor massa = jumlah elektron + jumlah Jumlah Nama Nomor Besar
Partikel Massa
Partikel Partikel Muatan
neutron Subatom
Subatom Subatom Partikel Partikel
= 25 + 30 = 55
4 elektron 0 –1
Konfigurasi elektron: 2, 8, 13, 2
3 neutron 1 0
Jumlah elektron valensi = 2 4 proton 1 +1
Lambang atom B = 55 25B

  b. Lambang partikel elektron: –10e, neutron : 01n,


6. a. ' dan proton : 11p.
Nomor massa = 103 c. Jumlah nukleus dalam atom unsur X = p + n
Nomor atom = 45 =4+3
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor =7
atom = 45 d. Konfigurasi elektron unsur X = 2.2.
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom e. Elektron valensi unsur X = 2.
= 103 – 45
= 58

10 Struktur Atom
9. Isotop merupakan unsur-unsur yang memiliki 10. Misalkan persentase isotop 69Ga = a% maka
nomor atom yang sama tetapi nomor massanya persentase isotop 71Ga = (100 – a)%.
berbeda. Jika salah satu isotop perak memiliki  ! − "
nomor atom 47, berarti isotop yang lain juga Ar Ga =  × 68,95 +  × 70,95
memiliki nomor atom 47. Jika nomor massa perak 69,75 = 0,06895a + 70,95 – 0,7095a
109 maka lambang isotop yang lain 109
47Ag. 69,75 – 70,95 = 0,6895a – 0,7095a
a = 60
Jadi, Ga = 60% dan 71Ga = 40%.
69

Kimia Kelas X 11
Sistem Periodik Unsur

Perkembangan Dasar
Pengelompokan Unsur-Unsur Sifat Periodik Unsur

• Logam dan Nonlogam • Jari-Jari Atom


• Pengelompokan Unsur Menurut • Energi Ionisasi
Lavoisier • Afinitas Elektron
• Triade Dobereiner • Keelektronegatifan
• Hukum Oktaf Newlands • Massa Atom Relatif
• Sistem Periodik Mendeleyev
• Lothar Meyer
• Sistem Periodik Modern

• Mampu menunjukkan sikap gemar membaca mengenai karakteristik unsur-unsur yang


ada di alam.
• Mampu berkreasi dengan melakukan percobaan reaksi nyala dari bahan yang ada di
sekitar.
• Mampu menjelaskan perkembangan pengelompokan unsur.
• Mampu menjelaskan sifat-sifat periodik unsur.
• Mampu menjelaskan massa atom relatif dan massa molekul relatif.

12 Sistem Periodik Unsur


A. Pilihan Ganda 7. Jawaban: c
Hukum Oktaf dikemukakan oleh Newlands.
1. Jawaban: c Sementara itu, Dobereiner mengemukakan hukum
Hukum Triade dikemukakan oleh John Wolfgang Triade, Mendeleyev menyusun unsur-unsur ber-
Dobereiner. Dobereiner menemukan bahwa massa dasarkan kenaikan massa atom dan persamaan
atom relatif suatu unsur berdekatan dengan massa sifat, Moseley menemukan urutan unsur dalam
atom relatif rata-rata dua unsur lain. Misal massa tabel periodik berdasarkan kenaikan nomor atom,
atom relatif Na merupakan rata-rata dari massa dan Dalton adalah ilmuwan yang pertama kali
atom relatif Li dan K. Mendeleyev menyusun unsur menyampaikan teori atom.
berdasarkan persamaan sifat. Newlands
mengemukakan hukum Oktaf. Lothar Meyer 8. Jawaban: a
mengelompokkan unsur berdasarkan volume suatu Ar Cl + Ar I 35,5 + 127
atom unsur. Moseley menemukan urutan unsur Ar Br = = = 81,25
2 2
dalam tabel periodik sesuai kenaikan nomor atom. Massa atom relatif bromin menurut hukum Triade
ini mendekati harga unsur bromin yang ditemukan,
2. Jawaban: e
yaitu 80.
Unsur-unsur dalam kelompok triade adalah unsur-
unsur yang terdiri atas tiga unsur dan mempunyai 9. Jawaban: e
sifat-sifat kimia hampir sama. Contoh unsur Ca, Nomor atom unsur: 36.
Sr, dan Ba. Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 8.
Elektron valensi unsur: 8.
3. Jawaban: d
Dengan demikian, unsur tersebut dalam sistem
Mendeleyev menyusun unsur-unsur dalam sistem
periodik terletak pada golongan VIIIA (gas mulia).
periodik berdasarkan kenaikan massa atom
relatifnya. Oleh karena itu, Mendeleyev memberi 10. Jawaban: b
ruang kosong dalam tabel periodik untuk memberi Konfigurasi semua elektron: 2, 2.
tempat bagi unsur-unsur yang belum ditemukan. Konfigurasi elektron pada kulit L = 2.
L merupakan kulit ke-2 dengan elektron valensi
4. Jawaban: d
= 2 sehingga unsur tersebut terletak pada golongan
Kelemahan tabel periodik Mendeleyev adalah
IIA (alkali tanah).
penempatan unsur tidak sesuai dengan kenaikan
massa atom relatifnya karena penempatan unsur 11. Jawaban: d
mempertahankan kemiripan sifat unsur dalam satu Unsur-unsur sesuai golongannya sebagai berikut.
golongan. Sementara itu, pengelompokan unsur- Gas mulia : He, Ne, Ar, Kr, Xe, dan Rn
unsur hanya berlaku untuk unsur-unsur dengan Alkali tanah : Be, Mg, Ca, Sr, Ba, dan Ra
massa atom relatif rendah dan unsur-unsur ringan Halogen : F, Cl, Br, I, dan At
adalah kelemahan pengelompokan unsur-unsur Alkali : H, Li, Na, K, Rb, Cs, dan Fr
dari Newlands. Kalkogen : O, S, Se, Te, dan Po
Silikon (Si) terletak pada golongan IVA. Hidrogen
5. Jawaban: b (H) dan litium (Li) terletak pada golongan IA
Golongan VIIA disebut golongan halogen. Alkali (alkali). Oksigen (O) terletak pada golongan IVA
adalah golongan IA, alkali tanah adalah golongan (kalkogen). Fosfor (P) terletak pada golongan VA.
IIA, kalkogen adalah golongan VIA, dan nitrogen 12. Jawaban: e
adalah golongan VA. Unsur yang mempunyai elektron valensi sama
6. Jawaban: b berada dalam golongan yang sama. Unsur-unsur
Unsur-unsur yang berada dalam satu periode pada yang terdapat dalam satu golongan yaitu He, Ne,
sistem periodik modern disusun berdasarkan Ar, dan Kr, yaitu anggota golongan VIIIA (gas mulia).
jumlah kulit atom. Misal unsur 11Na dan 12Mg. 13. Jawaban: e
Konfigurasi elektronnya yaitu Na = 2, 8, 1 dan Mg Unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai
= 2, 8, 2. Kedua unsur sama-sama memiliki tiga jumlah elektron valensi sama. Unsur-unsur yang
kulit atom dan terletak pada periode 3. mempunyai jumlah elektron valensi sama juga
mempunyai sifat kimia sama. Oleh karena itu,
unsur-unsur dalam satu golongan mempunyai
kemiripan sifat kimia.

Kimia Kelas X 13
14. Jawaban: a b. Sistem periodik modern yang disusun oleh
Nomor massa = 24 Henry G.J. Moseley didasarkan pada kenaikan
Rumus massa = jumlah proton + jumlah neutron nomor atom dan kemiripan sifat.
24 = 2 jumlah proton
3. Penentuan golongan dan periode suatu unsur
Jumlah proton = 12
dalam sistem periodik didasarkan pada konfigurasi
Nomor atom = jumlah proton = 12
elektron suatu unsur. Jumlah elektron valensi
NA 12 = 2, 8, 2
menunjukkan nomor golongan, sedangkan jumlah
Elektron valensi = 2
kulit atom menunjukkan periode. Contoh: unsur Al,
Jumlah kulit = 3
nomor atom = 13. Konfigurasi elektron: 2, 8, 3.
Jadi, atom terletak pada golongan IIA periode 3.
Jumlah elektron valensi = 3 sehingga unsur Al
15. Jawaban: a terletak pada golongan IIIA. Jumlah kulit atom = 3
Nomor massa = 133 sehingga unsur Al terletak pada periode 3.
Neutron = 78
4. a. Unsur A, elektron valensi = 5, jumlah kulit = 3.
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron
Unsur A terletak pada golongan VA, periode 3.
= 133 – 78
b. Unsur B, elektron valensi = 2, jumlah kulit = 4.
= 55
Unsur B terletak pada golongan IIA, periode 4.
Nomor atom 55 = 2, 8, 18, 18, 8, 1 (golongan IA
c. Unsur C, elektron valensi = 4, jumlah kulit = 2.
periode 6).
Unsur C terletak pada golongan IVA, periode 2.
B. Uraian
5. Tentukan golongan dan periode unsur Na, Ar, Si,
1. a. Golongan adalah lajur-lajur vertikal dalam dan P, jika nomor atomnya berturut-turut 11, 18,
sistem periodik. Golongan dibedakan menjadi 14, dan 15!
dua, yaitu golongan A (golongan utama), Jawaban:
berjumlah 8 dan golongan B (golongan 11Na = 2, 8, 1 (golongan IA dan periode 3)
tambahan), berjumlah 8.
18Ar = 2, 8, 8 (golongan VIIIA dan periode 3)
b. Periode adalah lajur-lajur horizontal dalam
14Si = 2, 8, 4 (golongan IVA dan periode 3)
sistem periodik, terdiri atas 7 periode.
15P = 2, 8, 5 (golongan VA dan periode 3)
2. a. Mendeleyev menyusun sistem periodik
berdasarkan persamaan sifat unsur yang
berulang secara periodik sesuai dengan
kenaikan massa atomnya.

A. Pilihan Ganda dan periode 4. Rubidium (Rb) terletak pada


golongan IA dan periode 5.Cesium (Cs) terletak
1. Jawaban: e pada golongan IA dan periode 6. Dalam satu
Unsur-unsur dalam sistem periodik, dari kiri ke golongan, dari atas ke bawah jari-jari atom semakin
kanan jari-jari atomnya semakin kecil. Unsur Li panjang sehingga semakin mudah melepas
terletak pada golongan IA dan periode 2, unsur Be elektron. Semakin mudah unsur netral melepaskan
terletak pada golongan IIA dan periode 2, unsur B 1 elektron maka energi ionisasi semakin kecil.
terletak pada golongan IIIA dan periode 2, unsur C
terletak pada golongan IVA dan periode 2, serta 3. Jawaban: e
unsur O terletak di golongan VIA dan periode 2. Dalam sistem periodik, dari kiri ke kanan afinitas
Di antara unsur-unsur tersebut, unsur O terletak elektron semakin besar dan dari atas ke bawah
paling kanan. Dengan demikian, unsur O memiliki afinitas elektron semakin kecil. Unsur K terletak
jari-jari atom paling pendek/kecil. di golongan IA, unsur Mg di golongan IIA, unsur Al
di golongan IIIA, unsur I dan F di golongan VIIA.
2. Jawaban: c Unsur I dan F memiliki afinitas elektron besar,
Litium (Li) terletak pada golongan IA dan periode tetapi unsur F afinitas elektronnya lebih besar dari
2. Natrium (Na) terletak pada golongan IA dan I karena F terletak di periode 2 sedangkan I di
periode 3. Kalium (K) terletak pada golongan IA periode 5.

14 Sistem Periodik Unsur


4. Jawaban: e 9. Jawaban: b
Unsur-unsur dalam sistem periodik, semakin ke Dalam sistem periodik, afinitas elektron unsur-
kiri dan ke bawah, jari-jari atomnya semakin besar. unsur dalam satu periode dari kiri ke kanan
Dengan demikian, jari-jari unsur K adalah yang semakin besar, dalam satu golongan dari atas ke
terbesar (2,77) karena K terletak di golongan IA bawah semakin kecil. Di antara unsur O, F, S, Cl,
dan di bawah Na. Unsur Mg terletak pada golongan dan Se, unsur F terletak di sebelah kanan dan
IIA, C pada golongan IVA, dan Se pada golongan posisi paling atas. Dengan demikian, afinitas
VIA. elektron unsur F paling besar.
5. Jawaban: a 10. Jawaban: d
Keelektronegatifan unsur-unsur dalam sistem periodik Unsur Na, Al, P, Si, dan Mg terletak dalam satu
dari kiri ke kanan dan dari bawah ke atas semakin periode, yaitu periode ketiga. Energi ionisasi unsur-
besar. Jika dikehendaki unsur kedua memiliki unsur periode ketiga ada penyimpangan dari unsur
keelektronegatifan lebih kecil dari unsur pertama Mg ke Al, yaitu energi ionsisasi Al lebih rendah
maka unsur kedua dalam sistem periodik harus dari Mg. Urutan energi ionisasi pada unsur-unsur
terletak di sebelah kiri atau bawah unsur pertama. periode ketiga adalah Na < Mg > Al < Si < P,
Pasangan unsur tersebut adalah F dan Cl. F terletak tetapi Mg < Si. Dengan demikian, besar energi
di periode 2, sedangkan Cl di periode 3. Dengan ionisasi unsur-unsur Na, Al, P, Si, dan Mg adalah
demikian keelektronegatifan Cl lebih kecil dari F. 496 < 578 > 1.012 < 789 > 738. Jadi, energi ionisasi
Al sebesar 578 kJ/mol.
6. Jawaban: d
Jika jari-jari atom semakin kecil maka energi 11. Jawaban: e
ionisasi, afinitas elektron, dan keelektronegatifan- Suatu atom akan mudah melepas elektronnya jika
nya semakin besar sehingga semakin mudah keelektronegatifannya kecil. Unsur dengan nomor
membentuk ion negatif dan semakin sukar mem- atom 6 terletak pada golongan IVA dan periode 2.
bentuk ion positif. Unsur dengan nomor atom 14 terletak pada
golongan IVA dan periode 3. Unsur dengan nomor
7. Jawaban: c atom 32 terletak pada golongan IVA dan periode
Sifat keperiodikan unsur dari atas ke bawah dan 4. Unsur dengan nomor atom, 50 terletak pada
dari kanan ke kiri sebagai berikut. golongan IVA dan periode 5. Unsur dengan
1) Jari-jari atom, sifat logam, sifat basa, dan sifat nomor atom 82 terletak pada golongan IVA dan
reduktor semakin besar. periode 6. Dalam satu golongan dari atas ke bawah
2) Energi ionisasi, keelektronegatifan, afinitas keelektronegatifan semakin kecil. Oleh karena itu,
elektron, muatan inti, dan sifat oksidator unsur yang mempunyai keelektronegatifan paling
semakin kecil. kecil adalah unsur yang mempunyai nomor atom
8. Jawaban: b paling besar yaitu 82.
Energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik 12. Jawaban: c
dari kiri ke kanan semakin besar dan dari atas Energi ionisasi unsur meningkat dari kiri ke kanan
ke bawah semakin kecil. Deretan unsur memiliki atau dari bawah ke atas. Urutan energi ionisasi
energi ionisasi 1.521 kJ/mol, 419 kJ/mol, dan yang benar sebagai berikut.
590 kJ/mol. Apabila urutan harga energi ionisasi 1) 5B, 6C, 8O, dan 7N
tersebut yaitu unsur pertama paling besar, unsur 2) 14Si, 16S, 15P, dan 17Cl
kedua paling kecil, dan unsur ketiga di antara unsur
3) 32Ge, 34Se, 33As, dan 35Br
pertama dan unsur kedua. Jadi unsur pertama
terletak paling kanan, unsur kedua terletak paling 4) 13Al, 12Mg, 14Si, dan 15P
kiri, dan unsur ketiga berada di atnara unsur 5) 19K, 31Ga, 20Ca, dan 32Ge
pertama dan kedua. Berdasarkan data energi 13. Jawaban: c
ionisasi, unsur yang memiliki energi ionisasi 1.521 Konfigurasi elektron P: 2, 7.
kJ/mol adalah golongan gas mulia (VIIIA), unsur Unsur P menempati golongan VIIA, periode 2.
yang memiliki energi ionisasi 419 kJ/mol adalah Konfigurasi elektron Q: 2, 8, 4.
golongan alkali (IA), dan unsur yang memiliki energi Unsur Q menempati golongan IVA periode 3.
ionisasi 590 kJ/mol adalah golongan alkali tanah Konfigurasi elektron R: 2, 8.
(IIA). Dengan demikian, urutan energi ionisasi yang Unsur R menempati golongan VIIIA, periode 2.
mungkin adalah Ar – K – Ca. Konfigurasi elektron S: 2, 8, 8, 1.

Kimia Kelas X 15
Unsur S menempati golongan IA periode 4. kiri ke kanan, jumlah kulit atom tetap, tetapi muatan
Konfigurasi elektron T: 2, 8, 3. inti (nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit
Unsur T menempati golongan IIIA, periode 3. bertambah. Semakin banyak muatan inti (nomor
Dalam sistem periodik, keelektronegatifan unsur atom) dan jumlah elektron pada kulit mengakibatkan
akan bertambah dari bawah ke atas atau dari kiri ke gaya tarik-menarik antara inti dengan elektron di kulit
kanan. Jadi, di antara unsur tersebut yang terluar semakin besar sehingga jari-jari atom semakin
keelektronegatifannya paling besar adalah unsur R. kecil.
14. Jawaban: e 3. Konfigurasi elektron dan letak unsur-unsur tersebut
Unsur A dan unsur B terletak dalam satu periode. dalam sistem periodik sebagai berikut.
Unsur A terletak di sebelah kiri sementara itu unsur a. 4Be : 2, 2 ; terletak pada golongan IIA
B terletak di sebelah kanan. Dalam satu periode, periode 2
dari kiri ke kanan sifat-sifat keperiodikan unsur b. 7N : 2, 5 ; terletak pada golongan VA
adalah: periode 2
1) jari-jari atom-atomnya semakin kecil; c. 9F : 2, 7 ; terletak pada golongan VIIA
2) energi ionisasi semakin besar; periode 2
3) afinitas elektron semakin besar; d. 13Al : 2, 8, 3 ; terletak pada golongan IIIA
4) keelektronegatifan semakin besar; dan periode 3
5) titik didih dan titik leleh semakin rendah. e. 14Si : 2, 8, 4 ; terletak pada golongan IVA
Jadi, pernyataan yang benar adalah keelektro- periode 3
negatifan unsur B lebih besar daripada unsur A. Dalam satu golongan dari atas ke bawah harga
keelektronegatifan semakin kecil. Sementara itu,
15. Jawaban: a
dalam satu periode dari kiri ke kanan harga
Letak unsur dalam SPU:
keelektronegatifannya semakin besar. Oleh karena
Gol. itu, unsur yang keelektronegatifannya paling kecil
VIIA VIIIA
Periode
adalah unsur yang terletak di sebelah kiri bawah,
2 F Ne
3 Cl Ar
yaitu unsur Be karena berada pada golongan IIA
4 Br Kr (sebelah kiri). Sementara itu, unsur yang
keelektronegatifannya paling besar adalah unsur
Neon memiliki energi ionisasi paling tinggi dalam
yang terletak di sebelah kanan atas yaitu unsur F
periode kedua, artinya dalam satu periode semakin
karena berada pada golongan VIIA (sebelah kanan).
ke kanan energi ionisasi unsurnya semakin besar.
Energi ionisasi brom lebih rendah daripada klor, 4. Konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut
artinya dalam satu golongan semakin ke atas energi sebagai berikut.
ionisasi unsur semakin besar. 12A: 2, 8, 2
Jadi, unsur argon memiliki energi ionisasi 17B: 2, 8, 7
maksimum dalam periode ketiga, tetapi lebih
19C: 2, 8, 8, 1
rendah daripada neon.
20D: 2, 8, 8, 2
37E: 2, 8, 18, 8, 1
B. Uraian
Unsur A menempati golongan IIA dan periode 3.
1. Energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik, Unsur B menempati golongan VIIA dan periode 3.
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar Unsur C menempati golongan IA dan periode 4.
dan dalam satu golongan dari atas ke bawah Unsur D menempati golongan IIA dan periode 4.
semakin kecil. Unsur E menempati golongan IA dan periode 5.
2. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom Afinitas elektron unsur-unsur dalam sistem periodik
semakin besar karena dalam satu golongan dari atas semakin besar dari kiri ke kanan dan dari bawah
ke bawah kulit atom bertambah berarti periode ke atas. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas
bertambah sehingga jari-jari atom juga bertambah elektron terbesar adalah unsur B karena terletak
besar. Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari paling kanan (golongan VIIA) dan periode 3 (lebih
atom semakin kecil karena dalam satu periode dari atas daripada periode 4 dalam tabel periodik unsur).

16 Sistem Periodik Unsur


5. a. Nomor atom
b. Unsur yang mempunyai keelektronegatifan
tertinggi adalah 9F. Unsur yang mempunyai
9
keelektronegatifan terendah adalah 3Li.
8 c. Unsur yang paling mudah bermuatan negatif
7
adalah 9 F karena unsur ini mempunyai
keelektronegatifan paling besar.
6

Keelektronegatifan
1 1,5 2 2,5 3 3,5 4

A. Pilihan Ganda Jumlah kulit atom: 4 → periode 4.


Unsur tersebut menempati golongan IIA, periode 4.
1. Jawaban: a
Henry G.J. Moseley menyusun unsur-unsur dalam 6. Jawaban: e
tabel periodik sesuai dengan kenaikan nomor atom. Unsur yang mudah membentuk ion positif berarti
Sistem periodik Moseley dinamakan sistem unsur tersebut mempunyai energi ionisasi kecil.
periodik bentuk panjang yang terdiri atas lajur Dalam sistem periodik unsur, dari atas ke bawah
vertikal sebagai golongan dan lajur horizontal energi ionisasinya semakin kecil dan dari kiri ke
sebagai periode. kanan energi ionisasinya semakin besar. Dengan
demikian, unsur yang mempunyai energi ionisasi
2. Jawaban: e kecil dalam sistem periodik terletak di sebelah kiri
Nitrogen → golongan VA dan bawah. Berdasarkan konfigurasi elektron
Silikon → golongan IVA tersebut, unsur P terletak pada golongan IA periode
Indium → golongan IIIA 3, unsur Q terletak pada golongan IIA periode 3,
Magnesium → golongan IIA unsur R terletak pada golongan VIIA periode 3,
Natrium → golongan IA unsur S terletak pada golongan VIIIA periode 3,
3. Jawaban: c dan unsur T terletak pada golongan IA periode 4.
Unsur yang paling reaktif terdapat di lajur paling Jadi, unsur yang paling mudah membentuk ion
kiri, yaitu golongan IA dan IIA. Di antara unsur- positif adalah unsur T.
unsur anggota golongan IA dan IIA, unsur kalium 7. Jawaban: b
adalah unsur yang paling reaktif. Unsur-unsur golongan IA dan IIA berwujud logam,
4. Jawaban: c golongan IA berupa logam alkali, sedangkan
Unsur anggota golongan IVA adalah C, Si, Ge, golongan IIA berupa logam alkali tanah. Unsur-
Sn, dan Pb. Sementara itu, unsur Li, K, Cs, dan unsur golongan IIB merupakan unsur logam
Fr merupakan unsur golongan IA. Unsur Al, In, B, peralihan atau logam transisi, unsur-unsur
dan TI merupakan unsur golongan IIIA. Unsur Be, golongan IVA merupakan unsur nonlogam, dan
Ca, Ba, dan Ra merupakan unsur golongan IIA, unsur-unsur golongan VIIIA merupakan unsur-
sedangkan unsur Ne, Kr, Xe, dan Ne merupakan unsur berwujud gas.
unsur golongan VIIIA. 8. Jawaban: e
5. Jawaban: c Elektron valensi suatu unsur dapat digunakan untuk
Konfigurasi elektron: 2, 8, 8, 2. menentukan golongan atom unsur. Apabila
Jumlah elektron valensi: 2 → golongan IIA golongan atom unsur sudah diketahui maka sifat-
sifat kimia unsur dapat diketahui.

Kimia Kelas X 17
9. Jawaban: b kecil daripada energi ionisasi F. Jadi, harga energi
Dalam sistem periodik unsur modern terdapat 7 ionisasi yang mungkin untuk Mg adalah 740 kJ/mol.
periode dan 18 golongan. Periode terbanyak berisi
17. Jawaban: e
32 unsur, sedangkan golongan terbanyak berisi 7
unsur. Selain itu, terdapat pula golongan transisi Unsur yang paling mudah melepaskan elektron
luar dan transisi dalam. memiliki energi ionisasi paling kecil. Dalam periodik
unsur, dari kiri ke kanan energi ionisasinya
10. Jawaban: e semakin besar dan dari atas ke bawah energi
Atom-atom unsur yang terletak dalam suatu ionisasinya semakin kecil. Xenon (Xe) memiliki
golongan ditentukan oleh jumlah elektron nomor atom 54 sehingga terletak pada golongan
valensinya. Jika jumlah elektron valensi suatu VIIIA dan periode 5. Brom (Br) memiliki nomor
unsur sama, unsur-unsur tersebut terletak dalam atom 35 sehingga terletak pada golongan VIIA dan
satu golongan. periode 4. Kalsium (Ca) memiliki nomor atom 20
11. Jawaban: d sehingga terletak pada golongan IIA dan periode
Unsur transisi dalam terdiri atas dua deret yaitu 4. Berilium (Be) memiliki nomor atom 4 sehingga
lantanida dan aktinida. Dalam deret sistem periodik, terletak pada golongan IIA dan periode 2. Kalium
lantanida menempati periode 6 dan aktinida (K) memiliki nomor atom 19 sehingga terletak pada
menempati periode 7. golongan IA dan periode 4. Jadi, unsur yang
paling mudah melepaskan elektron adalah kalium.
12. Jawaban: a
Energi ionisasi adalah energi minimum yang 18. Jawaban: d
diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari Jumlah kulit atom menunjukkan periode.
atom netral dalam wujud gas. Akibat dari pelepasan Konfigurasi elektron dari unsur-unsur dengan
elektron ini atom berubah menjadi ion positif. nomor atom tersebut sebagai berikut.
Nomor atom 2: 2 → periode 1
13. Jawaban: a Nomor atom 5: 2, 3 → periode 2
Dalam sistem periodik, dalam satu golongan dari Nomor atom 6: 2, 4 → periode 2
atas ke bawah jari-jari atom semakin besar. Dalam Nomor atom 14: 2, 8, 4 → periode 3
satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom Nomor atom 7: 2, 5 → periode 2
semakin kecil. Unsur A terletak pada golongan Nomor atom 11: 2, 8, 1 → periode 3
VIIIA periode 2, unsur B terletak pada golongan Nomor atom 12: 2, 8, 2 → periode 3
IIA periode 3, unsur C terletak pada golongan VIIA Nomor atom 17: 2, 8, 7 → periode 3
periode 3, unsur D terletak pada golongan VIIIA Nomor atom 15: 2, 8, 5 → periode 3
periode 3, dan unsur E terletak pada golongan IB Nomor atom 20: 2, 8, 8, 2 → periode 4
periode 4. Jadi, unsur yang mempunyai jari-jari Jadi, unsur yang terletak dalam satu periode adalah
atom paling kecil adalah unsur A. unsur dengan nomor atom 12 dan 17.
14. Jawaban: d 19. Jawaban: b
Periode dalam sistem periodik dinyatakan dengan a. 5B : 2, 3 ; terletak pada golongan
jumlah kulit atom. Unsur yang mempunyai jumlah IIIA, periode 2
kulit atom sama terletak dalam satu periode. b. 14Si : 2, 8, 4 ; terletak pada golongan
15. Jawaban: e IVA, periode 3
Unsur-unsur Cl, Br, dan I terletak dalam satu c. 8O : 2, 6 ; terletak pada golongan
golongan (golongan VIIA) sehingga ketiganya VIA, periode 2
mempunyai sifat kimia yang sama. d. 16S : 2, 8, 6 ; terletak pada golongan
VIA, periode 3
16. Jawaban: c e. 34Se : 2, 8, 18, 6 ; terletak pada golongan
Natrium memiliki nomor atom 11 sehingga terletak VIA, periode 4
pada golongan IA dan periode 3. Magnesium Jadi, unsur yang terdapat pada golongan IVA
memiliki nomor atom 12 sehingga terletak pada adalah unsur 14Si.
golongan IIA dan periode 3. Flour memiliki nomor
atom 9 sehingga terletak pada golongan VIIA dan 20. Jawaban: d
periode 2. Dalam sistem periodik unsur, dari kiri Jumlah elektron unsur X = 16, konfigurasi
ke kanan energi ionisasinya semakin besar dan elektronnya: 2, 8, 6. Jumlah elektron valensi = 6,
dari atas ke bawah energi ionisasinya semakin jumlah kulit atom = 3. Jadi unsur X terletak pada
kecil. Oleh karena itu, harga energi ionisasi Mg golongan VIA, periode 3.
lebih besar daripada energi ionisasi Na, tetapi lebih

18 Sistem Periodik Unsur


21. Jawaban: d 27. Jawaban: c
Unsur yang paling sukar membentuk ion positif Keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu
adalah unsur yang paling sukar melepas elektron. golongan dari atas ke bawah semakin kecil. Jadi,
Unsur tersebut memiliki energi ionisasi besar. urutan unsur-unsur dalam satu golongan dari atas
ke bawah yaitu K, L, O, M, dan N.
Dalam sistem periodik unsur, dari kiri ke kanan
energi ionsisasinya semakin besar dan dari atas 28. Jawaban: d
ke bawah energi ionisasinya semakin kecil. Konfigurasi elektron unsur 52Te : 2, 8, 18, 18, 6.
Jumlah kulit atom Te = 5. Jadi, unsur Te berada
Konfigurasi unsur-unsur tersebut dalam sistem
pada periode 5.
periodik sebagai berikut.
Nomor atom 7: 2, 5 → golongan VA, periode 2 29. Jawaban: b
Nomor atom 11: 2, 8, 1 → golongan IA, periode 3 Ion Ca2+ terbentuk karena atom Ca melepas
Nomor atom 14: 2, 8, 4 → golongan IVA, periode 3 2 elektron. Konfigurasi atom Ca: 2, 8, 8, 2. Oleh
karena elektron valensi Ca = 2 dan jumlah kulitnya
Nomor atom 18: 2, 8, 8 → golongan VIIIA, periode 3
= 4 maka Ca terletak pada golongan IIA dan periode 4.
Nomor atom 19: 2, 8, 8, 1 → golongan IA, periode 4
Jadi, unsur yang paling sukar membentuk ion positif 30. Jawaban: c
Unsur A terletak pada golongan IA dan periode 3.
adalah unsur dengan nomor atom 18.
Unsur B terletak pada golongan IIA dan periode 3.
22. Jawaban: d Unsur C terletak pada golongan VIIA dan periode 3.
Unsur Y mempunyai nomor atom 17. Konfigurasi Unsur D terletak pada golongan IVA dan periode 4.
elektron unsur Y = 2, 8, 7. Elektron valensi Y = 7, Unsur E terletak pada golongan IA dan periode 4.
berarti terletak pada golongan VIIA, kulit atom Y Suatu unsur akan sukar melepas elektron jika
energi ionisasinya besar. Dalam satu golongan dari
= 3, berarti terletak pada periode 3.
atas ke bawah energi ionisasi semakin kecil.
23. Jawaban: b Dalam satu periode dari kiri ke kanan energi ionisasi
Keelektronegatifan unsur-unsur dalam satu periode semakin besar. Jadi, unsur yang paling sukar
dari kiri ke kanan semakin besar. Jadi, urutan melepas elektron adalah unsur yang terletak di
unsur-unsur tersebut dalam satu periode dari kiri sebelah kanan atas. Unsur tersebut adalah C
ke kanan adalah T, Q, R, P, dan S. karena terletak pada golongan VIIA dan periode 3.
24. Jawaban: e B. Uraian
Konfigurasi unsur-unsur tersebut dalam sistem
1. Massa atom relatif unsur X
periodik unsur sebagai berikut.
massa rata-rata 1 atom unsur X
4Be : 2, 2 → golongan IIA, periode 2 = 1
× massa 1 atom C-12
12Mg: 2, 8, 2 → golongan IIA, periode 3
12

20Ca : 2, 8, 8, 2 → golongan IIA, periode 4 massa rata-rata 1 atom unsur X


63,782 =
38Sr : 2, 8, 18, 8, 2 → golongan IIA, periode 5
1
12
× 12,000
56Ba : 2, 8, 18, 18, 8, 2 → golongan IIA, periode 6
Massa rata-rata 1 atom unsur X
Unsur-unsur tersebut terletak dalam 1 golongan.
Dalam satu golongan dari atas ke bawah jari-jari 1
= 63,782 × 12 × 12,000 sma
atom semakin panjang. Dengan demikian, unsur
= 63,782 sma
yang memiliki jari-jari atom paling panjang adalah
Jadi, massa rata-rata 1 atom unsur X adalah
unsur 56Ba.
63,782 sma.
25. Jawaban: c
2.Berdasarkan hukum Triade, massa atom relatif
Unsur yang terletak pada golongan VIA dan
unsur kedua dalam satu triade adalah rata-rata dari
periode 2 berarti memiliki elektron valensi 6 dan
massa atom relatif unsur pertama dan ketiga.
kulit atom 2. Konfigurasi elektron unsur tersebut
a. Unsur Br terletak di antara unsur Cl dan I
adalah 2, 6. Jumlah elektron unsur tersebut = 8.
Jumlah elektron = nomor atom. Jadi, nomor atom Ar Cl + Ar I
Ar Br = 2
unsur tersebut = 8.
26. Jawaban: c 35 + 127
= 2
Nomor atom X = 13. Konfigurasi elektron unsur
X : 2, 8, 3. Atom X terletak pada golongan IIIA = 81
karena jumlah elektron valensinya 3 dan periode 3
karena jumlah kulit elektronnya 3.

Kimia Kelas X 19
b. Unsur Sr terletak di antara unsur Ca dan Ba. b. Unsur transisi dalam dibedakan menjadi dua
Ar Ca + Ar Ba golongan sebagai berikut.
Ar Sr = 2 1) Golongan lantanida, yaitu golongan yang
terdiri atas 14 unsur dan memiliki sifat
40 + 137
= mirip dengan lantanum.
2
Contoh: Ce, Pr, dan Nd.
= 88,5
2) Golongan aktinida, yaitu golongan yang
Jadi, massa atom relatif unsur Br = 81, sedangkan
terdiri atas 14 unsur dan memiliki sifat
Sr = 88,5.
mirip unsur aktinium.
3. a. Unsur P: Contoh: Th, Pa, dan U.
Jumlah elektron valensi = 8 → golongan VIIIA
Jumlah kulit atom = 3 → periode 3 7. a. 18A = 2, 8, 8 → periode 3 dan golongan
b. Unsur Q: VIIIA.
Jumlah elektron valensi = 1 → golongan IA 33B = 2, 8, 18, 5 → periode 4 dan golongan VA.
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4 16C = 2, 8, 6 → periode 3 dan golongan VIA.

14D = 2, 8, 4 → periode 3 dan golongan IVA.


c. Unsur S:
Jumlah elektron valensi = 2 → golongan IIA
36E = 2, 8, 18, 8 → periode 4 dan golongan VIIIA.
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4
d. Unsur T: Gol.
IVA VA VIA VIIA VIIIA
Jumlah elektron valensi = 3 → golongan IIIA Periode
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4
3 D C A
4. a. Unsur A terletak pada golongan IA dan periode 4 B E
6. Elektron valensi A = 1 dan jumlah kulit atom
A = 6. Konfigurasi elektron A: 2, 8, 18, 18, 8, 1. b. Jari-jari terbesar = B
Jumlah elektron A = nomor atom A = 55. Energi ionisasi terkecil = D
b. Unsur B terletak pada golongan IIIA dan Keelektronegatifan terkecil = D
periode 2. Elektron valensi B = 3 dan jumlah 8. a. Dalam satu golongan dari atas ke bawah daya
kulit atom B = 2. Konfigurasi elektron B: 2, 3. tarik inti terhadap elektron terluar semakin
Jumlah elektron B = nomor atom B = 5. kecil. Akibatnya, elektron semakin mudah
c. Unsur C terletak pada golongan VIIA dan dilepas. Dengan demikian, energi yang diperlu-
periode 4. Elektron valensi C = 7 dan jumlah kan untuk melepaskan elektron cenderung
kulit atom C = 4. Konfigurasi elektron C: 2, 8, semakin kecil.
18, 7. Jumlah elektron C = nomor atom C b. Dalam satu periode dari kiri ke kanan, daya
= 35. tarik inti terhadap elektron terluar semakin
d. Unsur D terletak pada golongan VIIIA dan besar sehingga elektron semakin sukar
periode 5. Elektron valensi D = 8 dan jumlah dilepas. Dengan demikian, energi yang diperlu-
kulit atom D = 5. Konfigurasi elektron A: 2, 8, kan untuk melepaskan elektron cenderung
18, 18, 8. Jumlah elektron D = nomor atom D semakin besar.
= 54. 9. Konfigurasi elektron
5. Konfigurasi elektron unsur-unsur N, Ne, Si, P, dan 16S : 2, 8, 6, terletak pada periode 3 dan golongan
Cl sebagai berikut. VIA
→ golongan VA, periode 2 Cl : 2, 8, 7, terletak pada periode 3 dan golongan
7N : 2, 5 17
Ne: 2, 8 → golongan VIIIA, periode 2 VIIA
10
18Ar : 2, 8, 8, terletak pada periode 3 dan golongan
14Si : 2, 8, 4 → golongan IVA, periode 3
VIIIA
15P : 2, 8, 5 → golongan VA, periode 3
K : 2, 8, 8, 1, terletak pada periode 4 dan
17Cl : 2, 8, 7 → golongan VIIA, periode 3
19
golongan IA
Jadi, unsur yang terletak dalam satu golongan
adalah unsur N dan P. 20Ca: 2, 8, 8, 2, terletak pada periode 4 dan
golongan IIA
6. a. Unsur transisi dalam adalah unsur-unsur yang a. Urutan unsur-unsur menurut bertambahnya
elektronnya mengisi subkulit 4f dan 5f. jari-jari atom Ar – Cl – S – Ca – K.
b. Urutan unsur-unsur menurut bertambahnya
energi ionisasi K – Ca – S – Cl – Ar.

20 Sistem Periodik Unsur


10. Konfigurasi elektron tiap-tiap unsur: Dalam satu golongan dari atas ke bawah energi
6A = 2, 4, terletak pada periode 2 dan golongan ionisasinya semakin kecil. Dalam satu periode dari
IVA kiri ke kanan energi ionisasinya semakin besar.
7 B = 2, 5, terletak pada periode 2 dan golongan Unsur yang memiliki energi ionisasi terbesar adalah
VA B dan unsur yang memiliki energi ionisasi terkecil
4C = 2, 8, 4, terletak pada periode 3 dan golongan adalah C.
IVA
5D = 2, 8, 5, terletak pada periode 3 golongan VA

Kimia Kelas X 21
Ikatan Kimia

Terbentuknya Ikatan Kimia Ikatan Ion Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam

• Konfigurasi elektron stabil • Ikatan kovalen


Pembentukan ikatan ion
• Peranan elektron dalam ikatan • Ikatan logam
kimia

• Mensyukuri keteraturan struktur ikatan kimia sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa.
• Memiliki sikap pantang menyerah dalam berlatih mengerjakan soal struktur Lewis dan
terbentuknya ikatan kimia.
• Bersikap gemar membaca dan bekerja keras dalam mempelajari ikatan ion.
• Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ketika mempelajari ikatan kimia yang kompleks.
• Mampu mengembangkan daya kreativitas untuk menguji kepolaran berbagai larutan.
• Mampu menjelaskan terbentuknya ikatan kimia menggunakan struktur Lewis.
• Mampu menjelaskan terbentuknya ikatan ion dan sifat-sifat senyawa ion.
• Mampu menjelaskan ikatan kovalen dan ikatan logam beserta sifat-sifatnya.
• Mampu mengidentifikasi kepolaran suatu senyawa melalui kegiatan praktikum.

22 Ikatan Kimia
A. Pilihan Ganda 2) Ion natrium
Ion natrium (Na+) terbentuk apabila atom Na
1. Jawaban: d melepaskan 1 elektron sehingga jumlah
Konfigurasi elektron unsur X yaitu 2, 8, 8, 2. Unsur elektron ion Na+ = nomor atom – muatan
X memiliki elektron valensi 2. Dengan demikian, = 11 – 1 = 10. Jumlah elektron ion Na+ =
untuk memenuhi kaidah oktet, unsur X harus jumlah elektron atom Ne (10 elektron).
melepaskan 2 elektron membentuk ion X2+. 3) Ion klor
2. Jawaban: d Ion klor (Cl –) terbentuk apabila atom Cl
Unsur 199Z memiliki 9 proton, 9 elektron, dan menangkap 1 elektron agar stabil. Dengan
10 neutron. Ion Z– terbentuk apabila atom Z demikian, jumlah elektron ion Cl– = nomor
menerima 1 elektron yang yang dilepaskan oleh atom – muatan = 17 – (–1) = 18. Jumlah
atom lain sehingga jumlah elektronnya menjadi 10. elektron ion Cl– = jumlah elektron unsur argon
(18 elektron).
Dengan demikian, ion Z– memiliki 9 proton, 10
4) Ion brom
elektron, dan 10 neutron.
Ion brom (Br–) terbentuk apabila atom Br
3. Jawaban: b menangkap 1 elektron sehingga jumlah
Ion O2– memiliki jumlah elektron 10. Ion O2– elektron ion Br– = nomor atom – muatan =
terbentuk apabila atom O menangkap 2 elektron. 35 – (–1) = 36. Jumlah elektron ion Br– =
Dengan demikian, atom O memiliki jumlah elektron jumlah elektron atom Kr (36 elektron).
= 10 – 2 = 8. Konfigurasi elektron atom O = 2, 6. 5) Ion stronsium
4. Jawaban: e Ion stronsium (Sr2+) terbentuk apabila atom
stronsium melepaskan 2 elektron sehingga
36Kr = 2, 8, 18, 8
jumlah elektron ion Sr2+ = nomor atom –
Elektron valensi Kr = 8 sehingga termasuk unsur
muatan = 38 – 2 = 36. Jumlah elektron ion
golongan VIIIA (gas mulia). Unsur gas mulia
Sr2+ = jumlah elektron atom Kr (36 elektron).
bersifat stabil sehingga sukar bereaksi dengan
unsur lain. 7. Jawaban: a
Konfigurasi elektron unsur 37Rb yaitu 2, 8, 18, 8, 1.
5. Jawaban: b Oleh karena unsur Rb memiliki 1 elektron valensi,
1) Konfigurasi elektron 13Al: 2, 8, 3. unsur Rb mencapai kestabilan dengan melepaskan
Untuk mencapai kestabilannya, unsur ini 1 elektron membentuk ion Rb+.
melepaskan 3 elektron membentuk ion Al3+.
8. Jawaban: a
13Al (2, 8, 3) → Al
3+ (2, 8) + 3e–

2) Unsur 11Na (2, 8, 1) mencapai kestabilannya 9 F memiliki konfigurasi 2, 7 sehingga ketika


menangkap 1 elektron, konfigurasi elektron menjadi
dengan melepaskan 1 elektron sehingga
2, 8. Konfigurasi elektron ini dimiliki oleh unsur neon.
terbentuk ion Na+.
1) Helium (nomor atom = 2) = 2
3) Unsur 16O (2, 8, 6) mencapai kestabilannya
2) Neon (nomor atom = 10) = 2, 8
dengan menangkap 2 elektron sehingga
3) Argon (nomor atom = 18) = 2, 8, 8
terbentuk ion O2–.
4) Kripton (nomor atom = 36) = 2, 8, 18, 8
4) Unsur 20 Ca (2, 8, 8, 2) mencapai
5) Xenon (nomor atom = 54) = 2, 8, 18, 18, 8
kestabilannya dengan melepaskan 2 elektron
sehingga terbentuk ion Ca2+. 9. Jawaban: d
5) Unsur 18Ar merupakan unsur golongan VIII/A Atom-atom yang mencapai kestabilan dengan
(gas mulia) yang bersifat stabil. mengikuti kaidah duplet atau memiliki konfigurasi
Jadi, unsur yang mencapai kestabilan dengan cara elektron gas helium yaitu atom-atom yang
melepas 3 elektron adalah unsur 13Al. mempunyai nomor atom kecil. Contoh hidrogen
(nomor atom = 1), litium (nomor atom = 3), berilium
6. Jawaban: c
(nomor atom = 4).
1) Ion fluor
Ion fluor (F –) terbentuk apabila atom F 10. Jawaban: d
menangkap 1 elektron sehingga jumlah Nomor atom belerang = 16
elektron ion F – = nomor atom – muatan Konfigurasi elektron belerang = 2, 8, 6 → elektron
= 9 – (–1) = 10. Jumlah elektron ion F– = valensi = 6.
jumlah elektron atom Ne (10 elektron).

Kimia Kelas X 23
Rumus struktur Lewis belerang dinyatakan dengan Konfigurasi elektron atom 168O: 2, 8, 6.
e.
lambang atom belerang diikuti jumlah elektron Ion O2– terbentuk apabila atom O menangkap
valensinya. Jadi, rumus struktur Lewis belerang: dua elektron sehingga jumlah elektron ion O2– = 10.
• f. Konfigurasi elektron atom 137
S 56Ba: 2, 8, 18, 18,
••
••
• 8, 2.
Ion Ba2+ terbentuk apabila atom Ba melepas-
B. Uraian kan dua elektron sehingga jumlah elektron ion
1. a. Suatu atom dikatakan telah stabil apabila telah Ba2+ = 54.
memenuhi aturan oktet atau duplet. Suatu 4. a. A = 11
atom dikatakan telah memenuhi aturan oktet Konfigurasi elektron: 2, 8, 1
jika elektron valensinya berjumlah 8, Elektron valensi = 1
sedangkan suatu atom dikatakan telah Rumus struktur Lewis: A •
memenuhi aturan duplet jika elektron b. B = 20
valensinya berjumlah 2. Konfigurasi elektron: 2, 8, 8, 2
b. Suatu atom dapat mencapai kestabilan Elektron valensi = 2
dengan cara berikut. Rumus struktur Lewis: • B •
1) Melakukan serah terima elektron. c. C = 16
2) Menggunakan pasangan elektron secara Konfigurasi elektron: 2, 8, 6
bersama-sama. Elektron valensi = 6 •
Rumus struktur Lewis: C

••
••
2. Elektron Cara Mencapai •
Atom Konfigurasi Valensi Kestabilan d. D = 32
Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 4
a. 37Rb 2, 8, 18, 8, 1 1 Melepaskan 1e– Elektron valensi = 4 •
b. 13Al 2, 8, 3 3 Melepaskan 3e– Rumus struktur Lewis: • D •
c. 16S 2, 8, 6 6 Menangkap 2e– e. E = 53 •
d. 53I 2, 8, 18, 18, 7 7 Menangkap 1e– Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 18, 7
Elektron valensi = 7 •
3. a. Konfigurasi elektron atom 35Br: 2, 8, 18, 7.
Rumus struktur Lewis: E

••
••
Ion Br– terbentuk apabila atom Br menangkap satu ••
elektron sehingga jumlah elektron ion Br– = 36. 5. Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
= nomor massa – jumlah neutron
b. Konfigurasi elektron atom 40 20Ca: 2, 8, 8 , 2. a. Jumlah elektron = 133 – 78 = 55
2+
Ion Ca terbentuk apabila atom Ca melepas- Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 18, 8, 1
kan dua elektron sehingga jumlah elektron ion Unsur tersebut mencapai kestabilannya
Ca2+ = 18. dengan melepaskan 1 elektron membentuk
c. Konfigurasi elektron atom 27 13Al: 2, 8, 3. ion positif bermuatan +1.
Ion Al3+ terbentuk apabila atom Al melepaskan b. Jumlah elektron = 210 – 125 = 85
tiga elektron sehingga jumlah elektron ion Al3+ = Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 32, 18, 7
10. Unsur tersebut mencapai kestabilannya
d. Konfigurasi elektron atom 39 dengan menangkap 1 elektron membentuk ion
19K: 2, 8, 8, 1.
Ion K+ terbentuk apabila atom K melepaskan satu negatif bermuatan –1.
elektron sehingga jumlah elektron ion K+ = 18.

A. Pilihan Ganda 2. Jawaban: b


1. Jawaban: d Nomor Jumlah Jumlah Konfigurasi Keadaan
Unsur Massa Neutron Elektron
Sifat-sifat senyawa ion sebagai berikut. Elektron Stabil
1) Dalam bentuk lelehan dan larutannya bersifat A 40 20 20 2, 8, 8, 2 A2+
konduktor. B 40 22 18 2, 8, 8 B
2) Memiliki titik didih dan titik leleh tinggi. C 16 8 8 2, 6 C2–
3) Dalam bentuk padatannya bersifat isolator. D 20 10 10 2, 8 D
4) Tidak larut dalam pelarut karbon tetraklorida. Unsur yang dapat membentuk senyawa ion adalah
5) Memiliki bentuk kristal yang besar. unsur A dan C, yaitu terbentuk senyawa ion AC.

24 Ikatan Kimia
Pasangan unsur A dan D, B dan D, serta C dan D 7. Jawaban: b
tidak dapat membentuk ikatan ion. Hal ini Unsur A memiliki nomor atom 20 dan unsur B
disebabkan karena unsur B dan D merupakan memiliki nomor atom 35. Unsur A memiliki
unsur gas mulia yang sudah stabil. konfigurasi elektron 2, 8, 8, 2. Unsur B memiliki
konfigurasi elektron 2, 8, 18, 7. Untuk mencapai
3. Jawaban: c
kondisi stabil unsur A membentuk ion A 2+
Unsur A memiliki nomor atom 13 sehingga
(melepaskan 2 elektron), sedangkan unsur B
konfigurasi elektron A: 2, 8, 3. Unsur B memiliki
membentuk ion B– (menangkap 1 elektron). Dengan
nomor atom 17 sehingga konfigurasi elektron B:
demikian, A dan B akan membentuk senyawa ion
2 8, 7. Unsur A mencapai kestabilan dengan
AB2. Senyawa ion memiliki ciri-ciri larut dalam air,
melepaskan 3e – dan membentuk ion A 3+ ,
leburan dan larutannya bersifat konduktor, dan
sedangkan unsur B dapat mencapai kestabilan
padatannya bersifat isolator.
dengan menangkap 1e– dan membentuk ion B–.
Dengan demikian, A 3+ dan B – bergabung 8. Jawaban: d
membentuk senyawa ion AB3. 2P = 2 → stabil (gas mulia)
4. Jawaban: d 10Q = 2, 8 → stabil (gas mulia)
Kalium terletak pada golongan IA, berarti kalium 17R = 2, 8, 7 → menangkap 1 elektron
memiliki elektron valensi 1. Unsur tersebut akan 19S = 2, 8, 8, 1 → melepaskan 1 elektron
melepaskan 1 elektron untuk mencapai kestabilan Ikatan ion dibentuk oleh unsur yang melepaskan
seperti gas mulia. Apabila kalium berikatan dengan elektron dengan unsur yang menangkap elektron.
brom, satu elektron yang dilepaskan atom kalium Dengan demikian, pasangan unsur R dan S dapat
tersebut akan diberikan pada atom brom. Sementara membentuk ikatan ion.
itu, atom brom akan menangkap satu elektron dari 9. Jawaban: d
satu atom kalium. Dengan demikian, terjadi serah Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh data bahwa
terima elektron antara kalium dengan brom jumlah proton = 49, jumlah neutron = 66, jumlah
membentuk ikatan ion dengan susunan yang stabil. elektron = 46. Hal ini menandakan bahwa jumlah
K → K+ + e– (melepas 1 elektron) proton > jumlah elektron. Apabila jumlah
Br + e → Br –
– (menangkap 1 elektron) proton > jumlah elektron, atom tersebut bermuatan
–––––––––––––––– positif. Oleh karena selisih jumlah proton dengan
K + Br → K+ + Br – jumlah elektron = 3, gambar tersebut merupakan
ion +3.
KBr
10. Jawaban: e
5. Jawaban: e
Untuk mencapai susunan yang stabil unsur X Rumus Kimia Senyawa yang
No. Unsur Dibentuk
melepaskan satu elektron yang akan ditangkap
oleh unsur yang konfigurasi elektronnya 1) 4Be dan 8O BeO
2) K dan 8O K2 O
kekurangan satu elektron, yaitu 2, 8, 7. 19
3) 12Mg dan 16S MgS
6. Jawaban: b 4) 11Na dan 17Cl NaCl
Ion X3+ terbentuk apabila logam X melepaskan 5) 20Ca dan 17Cl CaCl2
3 elektronnya. Jika berikatan dengan klor, akan
membentuk senyawa ion dengan rumus kimia B. Uraian
XCl3. Satu atom klor hanya mampu menangkap
satu elektron dari atom X. Jika atom X melepaskan 1. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya
3 elektron, berarti diperlukan 3 atom klor untuk gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif
menangkap ketiga elektron tersebut. dan ion negatif. Gaya tarik ini terjadi karena kedua
atom memiliki perbedaan keelektronegatifan yang
X → X3+ + 3e– × 1 (melepas 3 elektron)
cukup besar, umumnya terjadi antara unsur logam
Cl + e → Cl–
– × 3 (menangkap 1 elektron)
dengan unsur nonlogam.
–––––––––––––––––
X + 3Cl → X3+ + 3Cl–

XCl3

Kimia Kelas X 25
2. gas mulia. Rumus senyawa ion unsur golongan
Konfigurasi Senyawa
IIA dengan unsur golongan VIIA adalah AX2,
No. Unsur Elektron Unsur Ion Ion yang A = unsur golongan IIA, X = unsur halogan(VIIA).
Penyusun Penyusun
Penyusun Terbentuk Sementara itu, unsur golongan VIA me-
a. 13Al dan 8O 13Al = 2, 8, 3 Al3+ Al2O3 merlukan 2e– untuk membentuk struktur gas
8O = 2, 6 O2– mulia. Rumus senyawa ion unsur golongan
b. 11Na dan 8O 11Na = 2, 8, 1 Na+ Na 2 O IIA dengan unsur golongan VIA adalah AY,
8O = 2, 6 O2– A = unsur golongan IIA, Y = unsur golongan VIA.
c. 20Ca dan 17Cl 20Ca = 2, 8, 8, 2 Ca2+ CaCl2
4. Semakin besar perbedaan elektronegativitasnya,
17Cl = 2, 8, 7 Cl–
semakin kuat ikatan ionnya.
d. 3Li dan 9F 3Li = 2,1 Li+ LiF
F = 2, 7 F– BeBr2 = 2,6 – 1,57 = 1,03
9
e. 13Al dan 17Cl 13 Al = 2, 8, 3 Al3+ AlCl3 MgBr2 = 2,6 – 1,3 = 1,3
17Cl = 2, 8, 7 Cl– CaBr2 = 2,6 – 1 = 1,6
SrBr2 = 2,6 – 0,95 = 1,65
3. a. Unsur golongan IIA memiliki elektron valensi BaBr2 = 2,6 – 0,89 = 1,71
2. Sementara itu, unsur golongan IIIA Urutan kekuatan ikatan ion dari yang terkecil yaitu
memiliki elektron valensi 3. Unsur-unsur dari BeBr2 < MgBr2 < CaBr2 < SrBr2 < BaBr2.
golongan IIA cenderung melepaskan 2e–,
sedangkan unsur golongan IIIA cenderung 5. Energi ionisasi adalah energi minimum yang
melepaskan 3e–. Kedua atom tersebut tidak dibutuhkan oleh suatu atom untuk melepaskan 1
dapat membentuk senyawa ion karena elektron pada kulit terluarnya. Sementara itu,
keduanya sama-sama melepaskan elektron, afinitas Elektron adalah kemampuan suatu atom
sedangkan pada senyawa ion, ada atom yang untuk menangkap 1 elektron pada kulit terluarnya.
melepaskan elektron dan ada pula atom yang Pada senyawa ion, salah satu atom penyusunnya
menangkap elektron. memiliki energi ionisasi dan afinitas elektron yang
b. Unsur golongan IIA memiliki energi ionisasi besar. Atom ini akan membentuk ion negatif.
yang kecil sehingga untuk membentuk Sementara itu, atom penyusun yang lain memiliki
senyawa ion membutuhkan unsur dengan energi ionisasi dan afinitas elektron yang kecil
afinitas elektron besar, seperti unsur golongan sehingga akan membentuk ion positif. Oleh karena
VIIA dan VIA. Unsur golongan VIIA itu, pada kedua atom ini akan terbentuk senyawa
memerlukan 1e– untuk membentuk struktur ion yang kuat dari ion positif dan ion negatif.

A. Pilihan Ganda Adapun struktur Lewis HCl, CO2, H2O, dan CH4
sebagai berikut.
1. Jawaban: d
1) CCl4 terbentuk melalui ikatan kovalen tunggal.
oo

H xo Cl o
o H xo O
oo
o H
x H
ox
2) NaI terbentuk melalui ikatan ion.
3) C3H8 terbentuk melalui ikatan kovalen tunggal.
oo oo
H Cx
o
ox
x H
o
o

4) CO2 merupakan senyawa kovalen nonpolar. H


O C xx oo O o
o

ox
o

oo ox
5) NH3 merupakan senyawa kovalen polar. o

2. Jawaban: b 3. Jawaban: d
NO2 merupakan senyawa yang menyimpang dari Beberapa ciri-ciri ikatan kovalen sebagai berikut.
kaidah oktet karena atom pusat N dikelilingi 1) Terbentuk dari unsur nonlogam dengan unsur
9 elektron. Berikut rumus Lewis senyawa tersebut. nonlogam.
x 2) Terbentuk dari penggunaan bersama
o

O N xx oo O o
o

o x pasangan elektron.
o

oo o x
o 3) Elektron yang digunakan untuk berikatan
berupa elektron valensi.

26 Ikatan Kimia
4. Jawaban: e 7. Jawaban: b
Konfigurasi elektron unsur H, S, dan O sebagai P memiliki 5 elektron valensi. Saat P bersenyawa
berikut. dengan unsur Cl membentuk PCl3, tiga elektron P
1H = 1 → elektron valensi = 1 digunakan untuk berikatan dengan Cl sehingga
atom P masih memiliki sepasang elektron bebas.
16S = 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
Adapun struktur Lewis PCl3 sebagai berikut.
8O = 2, 6 → elektron valensi = 6 oo
xx xx
Unsur H mencapai kestabilannya dengan x
x Cl ox P x Cl x
o x

menerima 1 elektron untuk membentuk struktur xx ox


x Cl x
xx

stabil duplet. Unsur S mencapai kestabilannya x x


xx

dengan menerima 2 elektron untuk membentuk 8. Jawaban: a


struktur stabil oktet. Unsur O mencapai Nitrogen memiliki konfigurasi elektron 2, 5. Unsur
kestabilannya dengan menerima 2 elektron untuk N mencapai kestabilannya dengan menangkap
membentuk struktur stabil oktet. Struktur Lewis 3 elektron untuk membentuk struktur stabil oktet.
sebagai berikut. Dengan demikian, struktur Lewis N2 sebagai
•O• 4

• xx • Keterangan:
berikut.
→

1 = ikatan kovalen tunggal o x




H xOx• • S• •
x O xH
o
o N oo xx N xx
2 = ikatan kovalen tunggal
xx
→••



• • →5 3 = pasangan elektron bebas 9. Jawaban: e


2 •O•

1 4 = ikatan kovalen tunggal Struktur Lewis etana, metanol, propana, asam




5 = ikatan kovalen koordinasi


3 bromida, dan fosfor pentaklorida sebagai berikut.
5. Jawaban: d
Kepolaran dapat ditinjau dari perbedaan harga Hx H
o
o x
keelektronegatifan. Semakin besar perbedaannya, 1) Etana: H xo C ox C xoH
akan semakin polar. Harga kepolaran senyawa- o
x
x
o

senyawa tersebut sebagai berikut. H H


1) H2 = 2,2 – 2,2 = 0
2) F2 = 3,98 – 3,98 = 0 H
o
x oo
3) HI = 2,66 – 2,2 = 0,46 2) Metanol: H ox C xo O oxH
4) HCl = 3,16 – 2,2 = 0,96 x
o
oo

5) HBr = 2,96 – 2,2 = 0,76 H


Jadi, senyawa kovalen yang paling polar adalah
HCl. Hx H
o
Hx
o x o
6. Jawaban: a 3) Propana: H xo C
o
ox C xo C ox H
x o
1) Etuna (C2H2) x o x

ikatan kovalen rangkap tiga


H H H

x x
H •x C x x
C •x H xx
x x
4) Asam bromida: Hox Br xx

ikatan kovalen tunggal xx

2) Metana (CH4) xx

H
x
x Cl x
x
H → ikatan kovalen xx x• xx
| x
Cl •
P •
Cl xx
→

•x
→

H x C xH → H – C – H
• • tunggal 5) x
xx
xx
x
x • •x
x
xx
•x
H | → x
x xx
Cl xx Cl
xx
x
x

H
Jadi, senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet
3) Asam klorida (HCl)
ikatan kovalen tunggal adalah PCl5 karena atom P mempunyai 5 pasang
→

xx
elektron berikatan (10 elektron).
H Cl → H – Cl
x

xx
x
x

4) Asam sulfida (H2S) 10. Jawaban: d


ikatan kovalen Struktur Lewis NH3 dan NH4+ sebagai berikut.
→

→

•• tunggal
H •x S •x H → H – S – H +
•• H  Hx 

x  x 
5) Karbon dioksida (CO2) H • x N xx H • x Nx x • H
ikatan kovalen
x
•  • 
 H 
→

→

xx xx
rangkap dua H
x
x O xx •• C •• xx O xx → O == C == O +
NH3 NH4

Kimia Kelas X 27
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui 5) PCl5: Cl Cl
bahwa NH3 memiliki 1 elektron bebas, sedangkan G PH
NH4+ tidak memiliki elektron bebas. Cl | Cl
Cl
11. Jawaban: d
Jadi, senyawa yang memiliki ikatan rangkap tiga
1) CH4 adalah senyawa C2H2.
H H 13. Jawaban: e
8O = 2, 6
ox
HoCoH → H
x x
C H
ox Struktur Lewis ozon sebagai berikut.
H H ikatan kovalen

→
xx •• xx
koordinasi
CH4 memiliki 4 ikatan kovalen tunggal. O3 → O O O → O ← O == O
x
x


• x
• x
xx xx

→
2) CO2 ikatan kovalen
rangkap dua
xx xx
xo ox
O x o C o x O → O == C == O 14. Jawaban: a
xx xx

CO2 memiliki 2 ikatan kovalen rangkap dua. Selain mengacu pada harga momen dipol,
kepolaran senyawa yang terdiri atas dua atom
3) H2O (diatomik) dapat pula ditentukan dari perbedaan
x
oo
o keelektronegatifan antara dua atom tersebut.
HoOxH → H–O–H
oo Perbedaan keelektronegatifan:
H2O memiliki 2 ikatan kovalen tunggal. BrF = 4,1 – 2,7 = 1,4
HBr = 2,7 – 2,1 = 0,6
4) HClO4 HF = 4,1 – 2,1 = 2,0

••
O Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya,
• O ••
•• xx •• semakin polar senyawanya dan sebaliknya. Jadi,
x • •

• O Cl O H → O
x x x Cl O H urutan kepolaran yang semakin kecil yaitu HF, BrF,
•• xx ••

• O •

dan HBr.
•• O
15. Jawaban: e
HClO4 memiliki 3 ikatan kovalen koordinasi
dan 2 ikatan kovalen tunggal. Senyawa Sifat Kepolaran
5) C2H5OH a. PCl5 Nonpolar
b. CO 2 Nonpolar
H H H H c. H2O Polar
x• •o xx d. NH 3 Polar
H C C O H→ H
x x x x
• o o • C C O H e. HBr Polar
x• •o xx
H H H H B. Uraian
C2H5OH memiliki 8 ikatan kovalen tunggal.
1. a. Gambar struktur Lewis SO3 sebagai berikut.
12. Jawaban: c
oo o
Berikut struktur dari senyawa-senyawa tersebut. o Oo oo
o xx
S O
o
xo o
x o
Cl xx
o
o O o
o
oo
1) CHCl3: Cl C Cl
b. Jenis ikatannya adalah ikatan kovalen
H rangkap dua dan ikatan kovalen koordinasi.
2. a. CS2
H H
•• ••

2) C2H4: H C C H

• S
••
x• C x • S•
x• x•

▲ ▲
ikatan kovalen rangkap dua
3) C2H2: H – C ≡ C – H
b. OF2
•• ▲ x x
H H H H •
• O x• F x
x
•x xx

4) C4H10: H C C C C H x
x F x
x
xx ikatan kovalen tunggal
H H H H

28 Ikatan Kimia
c. Cl2O3 d. PCl3
ikatan kovalen tunggal oo
xx xx
xx •• ▲ xx ••
x
x

O Cl Cl xx O

x



x
x Cl ox Pox
x Cl x
o x
xx xx
xx ▲ • • •• xx
x Cl x




• O •• x x
xx
••
ikatan kovalen koordinasi PCl3 bersifat polar karena atom pusat memiliki
d. H3PO4 pasangan elektron bebas dan bentuk tidak
xx
simetris.
ikatan kovalen koordinasi
O x
x
• • xx
xx
x
x
e. BF3

• • •
H• O xP xO xH
x
xx xx
xx • x xx ▲
xOx
x x ikatan kovalen tunggal x
x F o
x B x F x
o x

x• xx ox xx
x Fx
H x
xx
x

e. PF3 BF3 bersifat nonpolar karena atom pusat tidak


x x ▲ •• xx memiliki pasangan elektron bebas dan
x
x F • P • F x
x x x
xx •x
xx bentuknya simetris.

x
x F x
x
xx Jadi, CO2 dan BF3 termasuk senyawa kovalen
ikatan kovalen tunggal
nonpolar, sedangkan H2O, HBr, dan PCl3 termasuk
f. HClO3
senyawa kovalen polar.
•• xx ••
• •
• O x Cl • O x H
x
•• ▲ xx
x
4. a. Senyawa bersifat polar jika mempunyai
•• ▲
ikatan kovalen tunggal

• •
•O• perbedaan keelektronegatifan.
••
OCl = 3,5 – 2,8 = 0,7 → polar
ikatan kovalen koordinasi
FCl = 4,1 – 2,8 = 1,3 → polar
Jadi, senyawa-senyawa yang memiliki ikatan kovalen BrCl = 2,8 – 2,7 = 0,1 → polar
koordinasi adalah Cl2O3, H3PO4, dan HClO3. PH = 2,1 – 2,1 = 0 → nonpolar
3. a. CO2 b. Semakin besar perbedaan harga keelektro-
oo
ox xo
oo negatifannya, semakin besar pula tingkat
O ox C xo O
oo oo kepolarannya. Jadi, urutan kepolaran yang
CO2 bersifat nonpolar karena atom pusat (C) semakin besar yaitu BrCl, OCl, dan FCl.
tidak memiliki pasangan elektron bebas dan
5. a. NH3 merupakan senyawa kovalen terdiri atas
berbentuk simetris.
unsur nonlogam nitrogen dan unsur nonlogam
b. H2O hidrogen. Selain itu, NH3 disebut sebagai
xx senyawa kovalen karena terjadi penggunaan
H xo O
xx
x
oH
pasangan elektron secara bersama.
H2O bersifat polar karena atom pusat memiliki b. 7N = 2, 5 dan 1H = 1
pasangan elektron bebas dan bentuknya tidak c. Gambar titik elektron NH3 sebagai berikut.
simetris.
H
c. HBr x•

xx
H N xx
x

x•
H ox Br
xx
x
x H
HBr bersifat polar karena memiliki bentuk tidak d. Ikatan kovalen pada NH3 merupakan ikatan
simetris. kovalen tunggal.
e. NH3 bersifat polar karena atom pusat (N)
memiliki pasangan elektron bebas dan
bentuknya tidak simetris.

Kimia Kelas X 29
A. Pilihan Ganda 2, 8, 6 → elektron valensi 6
2, 8, 7 → elektron valensi 7
1. Jawaban: b
2, 8, 8 → elektron valensi 8
Konfigurasi elektron unsur X dan Z sebagai berikut.
23 X = 2, 8, 1 (melepas 1 elektron)
11
6. Jawaban: e
32 Z = 2, 8, 6 (menangkap 2 elektron) Beberapa sifat unsur neon sebagai berikut.
16
1) Termasuk golongan gas mulia (VIIIA).
X → X+ + e– ×2 2) Memiliki konfigurasi 2, 8 sehingga telah
Z + 2e → Z2–
– ×1 memenuhi aturan oktet.
–––––––––––––––––––––– Unsur neon tidak membentuk ikatan dengan unsur
2X + Z → 2X+ + Z2–
11Na karena strukturnya telah stabil.
X2Z 7. Jawaban: d
Ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion karena A memiliki konfigurasi elektron 1.
terjadi serah terima elektron dengan rumus B memiliki konfigurasi elektron 2, 7.
senyawa X2Z. Unsur A mencapai kestabilannya dengan
menangkap 1 elektron untuk membentuk struktur
2. Jawaban: a
stabil duplet, sedangkan unsur B mencapai
1) NH3 (amonia) merupakan senyawa kovalen
kestabilannya dengan menangkap 1 elektron untuk
polar karena memiliki sepasang elektron
membentuk struktur stabil oktet. Jika kedua unsur
bebas dan bentuknya tidak simetris.
bergabung, akan terbentuk senyawa kovalen dengan
2) NaF merupakan senyawa ion.
rumus AB. Struktur Lewis-nya sebagai berikut.
3) CCl4 merupakan senyawa kovalen nonpolar
xx
karena tidak memiliki pasangan elektron A x• B xx
bebas dan bentuknya simetris. xx

4) BF3 merupakan senyawa kovalen nonpolar 8. Jawaban: b


karena momen dipolnya nol dan tidak memiliki Konfigurasi unsur P, Q, R, dan S sebagai berikut.
pasangan elektron bebas. 10P = 2, 8 → stabil
5) CaO merupakan senyawa ion. Q = 2, 7 → menangkap 1 elektron
9
3. Jawaban: b 11R = 2, 8, 1 → melepaskan 1 elektron
Unsur dengan konfigurasi elektron 2, 8, 2 dapat 18S = 2, 8, 8 → stabil
mencapai kestabilan dengan cara melepaskan Ikatan ion dibentuk oleh unsur yang melepaskan
2 elektron terluar membentuk ion positif bermuatan elektron dengan unsur yang menangkap elektron.
+2. Ion ini dapat berikatan dengan unsur nonlogam Dengan demikian, pasangan unsur Q dan R akan
membentuk ikatan ion. Unsur tersebut berelektron membentuk ikatan ion. Pasangan unsur P dan Q,
valensi 2 sehingga termasuk golongan IIA. unsur S dan R, Q dan S, serta P dan S tidak dapat
4. Jawaban: d berikatan karena unsur P dan S sudah stabil.
Konfigurasi elektron unsur A = 2, 8, 3. Untuk 9. Jawaban: d
mencapai kestabilannya, unsur A melepaskan 3e– Senyawa karbon tetraklorida memiliki rumus molekul
sehingga membentuk ion A3+. Unsur A dapat CCl 4 dan berikatan kovalen. Struktur Lewis
membentuk ikatan ion dengan unsur golongan VIIA senyawa CCl4 sebagai berikut.
(dilambangkan dengan B) dengan rumus molekul AB3.
••
Cl Cl
5. Jawaban: e •



•• x • ••
A2SO4 terdiri atas ion 2A + dan SO42–. Hal ini • Cl • C • Cl • → Cl
• x x •
•• x • ••
C Cl
menunjukkan bahwa untuk mencapai kestabilan, •
• Cl •

atom A membentuk ion A + dengan melepas •• Cl


satu elektron. Atom A memiliki elektron valensi 1. Berdasarkan struktur di atas, CCl4 memiliki bentuk
Dari kelima pilihan jawaban tersebut yang yang simetris sehingga momen dipolnya nol.
memiliki elektron valensi 1 yaitu pilihan jawaban e Senyawa dengan momen dipol nol tidak memiliki
(2, 8, 8, 1). Sementara itu, konfigurasi elektron: perbedaan keelektronegatifan (elektronegativitas)
2, 8, 5 → elektron valensi 5 sehingga bersifat nonpolar.

30 Ikatan Kimia
10. Jawaban: e 15. Jawaban: a
Reaksi ionisasi Al2O3 sebagai berikut. A = unsur nonlogam, sedangkan B = unsur logam.
Al2O3(aq) → 2Al3+ + 3O2– Dengan demikian, antara unsur A dan B dapat
membentuk ikatan ion. Unsur A akan melepaskan
Dengan demikian, ion yang dihasilkan sebanyak
elektron untuk mencapai kondisi stabil, sedangkan
5 ion.
unsur B akan menangkap elektron yang
11. Jawaban: b dilepaskan unsur A. Ikatan kovalen merupakan
Struktur Lewis senyawa CH3NO2 sebagai berikut. ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan
nonlogam.
H
x•
H
16. Jawaban: b

H •x C •x N •
x
x• O → H C N O
x• xx Nomor atom Ne = 10


H •O• •
H O Konfigurasi elektron atom 10Ne = 2, 8.

Konfigurasi elektron ion 11Na+ = 2, 8 (sama dengan


Jumlah ikatan kovalen tunggal pada senyawa di
jumlah elektron Ne).
atas adalah 4.
Konfigurasi elektron ion 17Cl– = 2, 8, 8.
12. Jawaban: a Konfigurasi elektron ion 8O2– = 2, 8 (sama dengan
Senyawa yang menyimpang dari kaidah oktet jumlah elektron Ne).
dan keberadaannya stabil adalah PCl5. Hal ini Konfigurasi elektron ion 38Sr2+ = 2, 8, 18, 8.
disebabkan atom pusat P dikelilingi oleh
Konfigurasi elektron ion 19K+ = 2, 8, 8.
10 elektron. Struktur Lewis PCl5, CO2, H2O, HCN,
Jadi, ion yang mempunyai jumlah elektron sama
dan H2O2 sebagai berikut.
dengan atom neon adalah Na+ dan O2–.
xx 17. Jawaban: b
x
x Cl x
x
KF : Ikatan ion
xx x• xx xx xx ••
x
x Cl x

P •
x Cl xx ox
Oox Cxo
xo O H •x O xH
• Cl2 : Ikatan kovalen
xx x • •x xx xx xx ••
xx HF : Ikatan kovalen
x Cl Cl
x xx
x
x
xx
x
x
H2O : Ikatan kovalen
NH3 : Ikatan kovalen
H O O H H C N NaO : Ikatan ion
H2 : Ikatan kovalen
13. Jawaban: b BF3 : Ikatan kovalen
Zat P bersifat larut dalam air, dapat menghantarkan NaCl : Ikatan ion
arus listrik, dan mempunyai titik didih tinggi. KCl : Ikatan ion
Dengan demikian, zat P merupakan senyawa yang LiF : Ikatan ion
mempunyai ikatan ion (senyawa ion). Zat Q bersifat MgO : Ikatan ion
larut dalam air, dapat menghantarkan arus listrik, Na2O: Ikatan ion
dan mempunyai titik didih rendah. Dengan
demikian, zat Q merupakan senyawa yang 18. Jawaban: c
mempunyai ikatan kovalen polar (senyawa kovalen 1) CH4
polar). Konfigurasi elektron C dan H sebagai berikut.
6C = 2, 4 → elektron valensi = 4
14. Jawaban: c 1H = 1 → elektron valensi = 1
6C = 2, 4 → elektron valensi = 4 Jika membentuk senyawa kovalen CH 4,
16S = 2, 8, 6 → elektron valensi = 6 struktur Lewisnya sebagai berikut.
Struktur Lewis senyawa CS2 sebagai berikut. H
x•
•• ••

S •• x C x •• S •• → S = C = S
x x H •x C •x H
• x•
H
Atom C dijadikan atom pusat agar strukturnya stabil.
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet)
Atom pusat tidak memiliki pasangan elektron
bebas. Atom pusat memenuhi aturan oktet. Semua 2) NH3
ikatannya berupa ikatan rangkap dua dan tidak Konfigurasi elektron N dan H sebagai berikut.
terdapat ikatan kovalen koordinasi. 7N = 2, 5 → elektron valensi = 5
1H = 1 → elektron valensi = 1

Kimia Kelas X 31
Jika membentuk senyawa kovalen NH 3, Kalsium klorida (CaCl2) merupakan senyawa ion
struktur Lewisnya sebagai berikut. yang terbentuk dari ion positif Ca2+ dan ion negatif
•• Cl–. Kalsium merupakan unsur logam, sedangkan
H x• N •x H klor merupakan unsur nonlogam.
•x
H 21. Jawaban: c
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) Jumlah elektron unsur G = 15
3) PCl5 Konfigurasi elektron unsur G = 2, 8, 5
Konfigurasi elektron P dan Cl sebagai berikut. Jumlah elektron unsur Cl = 17
Konfigurasi elektron unsur Cl = 2, 8, 7
15P = 2, 8, 5 → elektron valensi = 5
Unsur G mencapai kestabilannya dengan
17Cl = 2, 8, 7 → elektron valensi = 7
Jika membentuk senyawa kovalen PCl5, menangkap 3 elektron untuk membentuk struktur
struktur Lewisnya sebagai berikut. stabil oktet, sedangkan unsur Cl menangkap
xx
1 elektron. Jika kedua unsur tersebut berikatan,
x Cl x unsur G memerlukan 3 unsur Cl. Struktur Lewisnya
xx
x
x•
x
xx (mengalami penyimpangan
x
Cl •
P •
Cl xx sebagai berikut.
x
xx
x
x • •x
x
xx
kaidah oktet karena jumlah
xx
x Cl Cl x x
x
elektron atom pusat = 10) Cl G Cl
x xx x
xx
Cl
4) PCl3
Konfigurasi elektron P dan Cl sebagai berikut. Jadi, ada 3 unsur Cl yang digunakan untuk
membentuk senyawa dengan G. Rumus senyawa
15P = 2, 8, 5 → elektron valensi = 5
yang terjadi adalah GCl3 dan jenis ikatannya
17Cl = 2, 8, 7 → elektron valensi = 7
Jika membentuk senyawa kovalen PCl3, kovalen.
struktur Lewisnya sebagai berikut. 22. Jawaban: a
xx Unsur H mencapai kestabilannya dengan



• Cl •x P •
x Cl •

• x•
menerima 1 elektron untuk membentuk struktur



• Cl • stabil duplet. Unsur N mencapai kestabilannya


• •
dengan menerima 3 elektron untuk membentuk

(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) struktur oktet. Unsur O mencapai kestabilannya
5) CO2 dengan menerima 2 elektron untuk membentuk
Konfigurasi elektron C dan O sebagai berikut. struktur oktet. Jika ketiga unsur tersebut
6C = 2, 4 → elektron valensi = 4 membentuk senyawa HNO3, struktur Lewisnya
8O = 2, 6 → elektron valensi = 6 dapat digambarkan sebagai berikut.
xx xx
3) → 5) Keterangan:
x
O xx •• C •• xx O xx

•O•
→

x
• • 1) Ikatan kovalen koordinasi
xx → 1) 2) Ikatan kovalen rangkap dua
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet)

• O•
H x x N 3) Ikatan kovalen tunggal
x x → 2)

Jadi, PCl5 mengalami penyimpangan kaidah oktet. 4) Pasangan elektron bebas



•O•

4) • • 5) Pasangan elektron bebas


19. Jawaban: d
Untuk mencapai susunan elektron yang stabil, 23. Jawaban: e
suatu unsur dapat melakukan serah terima elektron 1) HCl
xx
atau menggunakan pasangan elektron secara x
x Cl x• H (hanya ikatan kovalen)
bersama-sama. Jika terjadi serah terima elektron, xx

saat unsur menangkap elektron akan terbentuk ion 2) NaCl


negatif. Sebaliknya, saat unsur melepas elektron Na → Na+ + e– (hanya ikatan ion)
akan menjadi ion positif. Cl + e → Cl–

––––––––––––––––––
20. Jawaban: b Na + Cl → Na+ + Cl–
Nama Senyawa Jenis Ikatan NaCl
a. Asam sulfat Ikatan kovalen 3) MgBr2
b. Kalsium klorida Ikatan ion
c. Karbon dioksida Ikatan kovalen Mg → Mg2+ + 2e– × 1 (hanya ikatan ion)
d. Karbon monoksida Ikatan kovalen Br + e– → Br– ×2
e. Nitrogen monoksida Ikatan kovalen ––––––––––––––––––––––––
Mg + 2Br → Mg2+ + 2Br –

MgBr2

32 Ikatan Kimia
4) H2SO4 pilihan jawaban e (2, 8, 8, 2). Sementara itu,
•• konfigurasi elektron:
O
••




x x •• 2, 8, 3 → elektron valensi 3

H O S x• O x H (hanya ikatan kovalen)
x

x
• 2, 8, 5 → elektron valensi 5
•• x x ••

•O•

••
2, 8, 6 → elektron valensi 6
2, 8, 7 → elektron valensi 7
5) Mg(NO3)2
– 26. Jawaban: c
∆ • • • x • • •
• OxNxO• Ikatan kovalen terjadi jika pasangan elektron ikatan
Mg(NO3)2 → Mg2+ + 2  • • x• •x • • 
 •• ••  berasal dari kedua atom untuk digunakan secara
 O 
bersama-sama.
(memiliki ikatan ion sekaligus
ikatan kovalen) 1) P + R → tidak terjadi ikatan karena
24. Jawaban: b unsur T sudah stabil (kaidah oket)
Struktur Lewis SF6, CO2, NO2, BeCl2, dan BF3 2) Q + P → tidak terjadi ikatan karena
sebagai berikut. unsur P sudah stabil (kaidah oktet)
1) SF6
Q
F F 3) Q + R → Q R Q
F S F Q
F F
Terjadi ikatan kovalen karena antara atom Q
(mengalami penyimpangan kaidah oktet dan R menggunakan pasangan elektron
karena atom pusat S memiliki 12 elektron secara bersama-sama
setelah berikatan) 4) T + Q → tidak terjadi ikatan karena unsur
2) CO2 T sudah stabil (kaidah duplet)
O C O 5) T + R → tidak terjadi ikatan karena
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) unsur T sudah stabil (kaidah duplet)
3) NO2 Jadi, ikatan kovalen terjadi antara unsur Q
dan R.epasang elektron bebas.
O N O
(mengalami penyimpangan kaidah oktet 27. Jawaban: e
karena atom pusat N memiliki 7 elektron HF tergolong senyawa kovalen.
setelah berikatan) HCl tergolong senyawa kovalen.
HI tergolong senyawa kovalen.
4) BeCl2
IF5 tergolong senyawa kovalen.
Cl Be Cl CCl4 tergolong senyawa kovalen.
(mengalami penyimpangan kaidah oktet ClF4 tergolong senyawa kovalen.
karena atom pusat Be memiliki 4 elektron BH3 tergolong senyawa kovalen.
setelah berikatan) BF3 tergolong senyawa kovalen.
CO2 tergolong senyawa kovalen.
5) BF3
H2O tergolong senyawa kovalen.
F B F NH3 tergolong senyawa kovalen.
CO2 tergolong senyawa kovalen.
F
Li2O tergolong senyawa ion.
(mengalami penyimpangan kaidah oktet CaO tergolong senyawa ion.
karena atom pusat B memiliki 6 elektron MgO tergolong senyawa ion.
setelah berikatan)
28. Jawaban: b
25. Jawaban: e I2 : ikatan kovalen
XSO 4 terdiri atas ion X 2+ dan SO 42– . Hal ini
MgI : ikatan ion
menunjukkan bahwa untuk mencapai kestabilan,
KI : ikatan ion
atom X membentuk ion X2+ dengan melepas
2 elektron. Dengan demikian, atom X memiliki HI : ikatan kovalen
elektron valensi 2. Dari kelima pilihan jawaban H2SO3 : ikatan kovalen
tersebut yang memiliki elektron valensi 2 yaitu SiO2 : ikatan kovalen

Kimia Kelas X 33
BaCl2 : ikatan ion 2. Nomor atom unsur neon = 10.
NaF : ikatan ion Konfigurasi elektron unsur neon : 2, 8.
Li2O : ikatan ion a. 11Na
CoCl2 : ikatan ion Konfigurasi elektron Na = 2, 8, 1.
N2O3 : ikatan kovalen Untuk mencapai kondisi stabil, unsur atom
HNO2 : ikatan kovalen Na melepaskan 1 elektron sehingga
H2CO3 : ikatan kovalen membentuk ion Na+. Konfigurasi elektron ion
Na+ = 2, 8 (sama dengan jumlah elektron atom
Al2(SO4)3: ikatan ion dan ikatan kovalen
Ne).
ZnO2 : ikatan ion b. 17Cl
29. Jawaban: d Konfigurasi elektron Cl = 2, 8, 7.
Unsur Sr memiliki konfigurasi elektron sebagai Untuk mencapai kondisi stabil, unsur Cl
berikut. menangkap 1 elektron sehingga membentuk
38Sr = 2, 8, 18, 8, 2 ion Cl–. Konfigurasi elektron ion Cl– = 2, 8, 8
Untuk mencapai kondisi stabil, unsur Sr c. 8O
melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion Konfigurasi elektron O = 2, 6.
Sr2+. Untuk mencapai kondisi stabil, unsur O
30. Jawaban: d menangkap 2 elektron sehingga membentuk
Senyawa X tidak dapat menghantarkan arus listrik ion O2–. Konfigurasi elektron ion O2– = 2, 8
dalam bentuk larutannya serta memiliki titik leleh (sama dengan jumlah elektron atom Ne).
dan titik didih rendah. Dengan demikian, senyawa d. 38Sr
X merupakan senyawa kovalen nonpolar. Konfigurasi elektron Sr = 2, 8, 18, 8, 2.
Sementara itu, senyawa Y dapat menghantarkan Untuk mencapai kondisi stabil, unsur Sr
listrik dalam bentuk larutannya serta memiliki titik melepaskan 2 elektron sehingga membentuk
didih dan titik leleh tinggi. Dengan demikian, ion Sr2+. Konfigurasi elektron ion Sr2+ = 2, 8,
senyawa Y merupakan senyawa ion. 18, 8.
B. Uraian e. 19K
1. a. A = 2, 8, 1 → melepaskan 1e– Konfigurasi elektron K = 2, 8, 8, 1.
B = 1 → menangkap 1e– Untuk mencapai kondisi stabil, unsur K
C = 2, 8, 18, 7 → menangkap 1e– melepaskan 1 elektron sehingga membentuk
Berdasarkan ketiga data tersebut, unsur A ion K+. Konfigurasi elektron ion K+ = 2, 8, 8.
dapat bergabung dengan unsur C. Unsur A Jadi, ion yang mempunyai konfigurasi elektron
harus melepaskan satu elektron agar stabil. sama dengan konfigurasi elektron atom neon
Elektron yang dilepaskan tersebut akan adalah Na+ dan O2–.
ditangkap oleh unsur C untuk mencapai
kestabilan. Dengan demikian, akan terbentuk 3. Konfiguasi elektron unsur Mg dan N sebagai
senyawa ion AC. Selain itu, unsur A dapat berikut.
bergabung dengan unsur B membentuk 12Mg : 2, 8, 2
senyawa ion. Unsur A melepaskan satu Unsur Mg mencapai kondisi stabil dengan
elektron agar stabil. Elektron yang dilepaskan melepaskan 2 elektronnya membentuk ion Mg2+.
tersebut akan ditangkap oleh unsur B untuk 7N : 2, 5
mencapai kestabilan. Dengan demikian, akan Unsur N mencapai kondisi stabil dengan
terbentuk senyawa ion AB. Unsur B akan menangkap 3 elektron, akan terjadi ikatan ion
bergabung dengan unsur C. Satu elektron unsur dengan reaksi sebagai berikut.
B akan dipakai oleh unsur C dan satu elektron Mg → Mg2+ + 2e– ×3
C akan dipakai oleh unsur B sehingga akan N + 3e– → N3– ×2
terjadi pemakaian bersama pasangan elektron ––––––––––––––––––––––
dalam mencapai kestabilan. Dengan demikian, 3Mg + 2N → 3Mg2+ + 2N3–
akan terbentuk senyawa kovalen BC. Rumus senyawa Mg3N2.
b. Senyawa ion yang terbentuk adalah AC dan
senyawa kovalen yang terbentuk adalah BC.

34 Ikatan Kimia
4. Dalam molekul polar atom pusatnya harus h. CO32–
mempunyai pasangan elektron bebas. Molekul XY3
2−
memenuhi kaidah oktet sehingga atom pusat  ∆ xx • • xx ∆ 
dikelilingi oleh 8 elektron atau 4 pasang elektron.  xOxx
x C x O x
•• xx 
 xx
 (memenuhi kaidah oktet)
Oleh karena terdapat 3 pasang elektron ikatan antara x
xO x
x

atom X dan Y, jumlah pasangan elektron bebasnya  


= 4 – 3 = 1 pasang elektron bebas. i. SCl2
5. Senyawa natrium hidroksida memiliki ikatan ion xx •• xx

dan ikatan kovalen. Natrium hidroksida merupakan


x
x C x• S x• Cl xx (memenuhi kaidah oktet)
xx •• xx

gabungan antara ion natrium (Na +) dan ion


j. ClF3
hidroksida (OH–). Dalam ion hidroksida (OH–)
x x •• •• x x
terdapat ikatan kovalen antara atom H dan atom x
x F x• Cl •
xF x
x

O. Struktur Lewis dari ion hidroksida digambarkan xx •x xx


xF x
x x
sebagai berikut. xx


 xx 
+
Na  x∆ O ox H
 xx  7. Senyawa Ion Senyawa Kovalen

6. a. PCl3 LiF HF
xx •• xx Li → Li+ + e– ••

F x H atau F – H

x Cl x (memenuhi kaidah oktet) F + e– → F–


• • •
x
x Cl x P
•x
x ••
xx xx
–––––––––––––––– BF 3
x Cl x
x x
xx
Li + F → Li+ + F– •• ••

F x• B x• F •• atau F – B – F
b. NCl3 LiF

•• • x ••
|
• F•
• •

•• BeF 2 •• F
xx xx
x Cl x (memenuhi kaidah oktet)
• •
x
x Cl x N
•x
x
Be → Be2+ + 2e– × 1 NO 2
xx xx
F + e– → F– ×2 xx • xx
x
x Cl x
x ––––––––––––––––– x
x O •• N •• xx O
xx xx xx
Be → Be2+ + 2e–
atau O ← N == O
c. SF4 2F + 2e– → 2F–
–––––––––––––––––– H2O
xx xx Be + 2F → Be2+ + 2F– ••
x
x F x

•• x

F xx H •x O
••
x H atau H – O – H

xx
xx S
xx BeF2
x• •x MgO
x
x F
xx x
x F x
x
Mg → Mg2+ + 2e–
xx
O + 2e– → O2–
d. BF4– ––––––––––––––––
Mg + O → Mg2+ + O2–
xx –
x
x F xx (tidak memenuhi kaidah oktet MgO
xx

•x

xx
karena jumlah elektron pada CaO
x
x F B F
x x
x
x
xx xx xx atom pusat B hanya 6 setelah Ca → Ca2+ + 2e–
x
x F x
x berikatan) O + 2e– → O2–
x∆
––––––––––––––––
e. NO Ca + O → Ca2+ + O2–
(tidak memenuhi kaidah oktet
xx ••
x N x•
x• O •

karena jumlah elektron pada CaO
atom pusat N hanya 7 setelah
berikatan) 8. Aluminium merupakan salah satu unsur logam. Di
f. XeF2 dalam aluminium terdapat ikatan logam antara
(tidak memenuhi kaidah oktet, atom-atom logam yang bermuatan positif dengan
xx •• •• xx
x
x F •
x Xe F •
x
x
x
jumlah elektron pada atom elektron-elektron yang mengelilinginya dan saling
xx •• xx
pusat Xe menjadi 10 setelah tumpang tindih. Elektron-elektron yang saling
berikatan) tumpang tindih ini dapat bergerak bebas. Keadaan
g. BH3 inilah yang mengakibatkan aluminium bersifat
H mudah ditempa dan dibentuk menjadi beberapa
•x
macam peralatan termasuk peralatan memasak
B •x H
•x serta merupakan konduktor panas yang baik.
H

Kimia Kelas X 35
9. a. Kepolaran suatu senyawa ditentukan beberapa 3) H2O bersifat polar
hal berikut.
1) Jumlah momen dipol. Jika jumlah momen H O H
dipol = 0, bersifat nonpolar. H2O memiliki keelektronegatifan sebesar
2) Perbedaan keelektronegatifan. Jika harga 1,4 dan atom pusat memiliki pasangan
perbedaan keelektronegatifan mendekati elektron bebas.
nol (0), bersifat nonpolar. 4) HF bersifat polar dengan perbedaan
3) Bentuk molekul. Apabila bentuk keelektronegatifan sebesar 1,9.
molekulnya simetris, biasanya bersifat
5) O 2 bersifat nonpolar karena bentuk
nonpolar.
molekulnya simetris dan perbedaan
b. 1) CH4 bersifat nonpolar keelektronegatifannya = 0.
H 10. Konfigurasi elektron unsur S dan F sebagai berikut.
|
16S = 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
H–C–H → elektron valensi = 7
9F = 2, 7
|
H SF6
CH 4 tidak memiliki bentuk simetris xx
x
x F xx
karena pasangan elektron tertarik sama xx xx
F x
x
x F•
•x •
x x
kuat ke seluruh atom. xx x
xx x• S •
x
xx
xx
•x
2) NH3 bersifat polar
x
x F F xx
xx x
x
xx
F x
x xx

H N H Setelah berikatan jumlah elektron pada atom pusat


H S menjadi 12. Hal ini menunjukkan adanya
penyimpangan kaidah oktet (elektron valensi = 8).
Atom pusat memiliki pasangan elektron
bebas sehingga pasangan elektron akan
tertarik ke salah satu atom. Selain itu,
NH 3 memiliki perbedaan keelektro-
negatifan sebesar 0,9.

36 Ikatan Kimia
32 S2– mempunyai elektron sebanyak 16 – (–2) = 18
A. Pilihlah jawaban yang tepat! 16

1. Jawaban: b Jadi, spesi yang memiliki jumlah elektron sama


Pada percobaan hamburan sinar α, sebagian besar dengan jumlah elektron dalam 20 27 3+
10Ne adalah 13Al .
sinar α diteruskan. Hal ini berarti dalam atom
banyak terdapat ruang kosong. Saat sebagian sinar 6. Jawaban: b
α dipantulkan, berarti sinar α mengenai suatu benda Nomor atom unsur A = 30
pejal yang massanya lebih besar daripada massa Nomor massa isotop A = 65
sinar α atau mengenai inti atom. Saat sebagian Isotop adalah atom-atom yang mempunyai nomor
sinar α dibelokkan berarti sinar α mengenai elektron atom sama, tetapi nomor massanya berbeda.
(partikel atom yang bermuatan negatif). Dengan demikian, atom unsur A dilambangkan
65 A. Jumlah elektron A = nomor atom = jumlah
30
2. Jawaban: b proton = 30.
Elektron bermuatan –1 dan tidak bermassa, Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
dilambangkan –10e. Proton bermuatan +1 dan = 65 – 30 = 35
bermassa 1, dilambangkan 11p. Neutron tidak Jadi, unsur A mempunyai 30 proton, 35 neutron,
bermuatan dan bermassa 1, dilambangkan 01n. dan 30 elektron.
3. Jawaban: a 7. Jawaban: a
Nomor atom = jumlah proton 238 U
92
= jumlah elektron Nomor atom = 92
= 13 Jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom = nomor atom = 92
= 27 – 13 Nomor massa = 238 = massa atom
= 14 Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Jadi, atom aluminium mempunyai 13 proton, 13 = 238 – 92 = 146
elektron, dan 14 neutron. Jadi, atom uranium dengan lambang 238
92U memiliki
4. Jawaban: e 92 proton, 92 elektron, 146 neutron, dan massa
atom 238.
Jumlah Proton/ Nomor Jumlah
Unsur Nomor Atom Massa Neutron 8. Jawaban: d
Golongan suatu unsur dapat ditentukan dari elektron
I 8 16 16 – 8 = 8
II 12 24 24 – 12 = 12 valensi unsur tersebut. Konfigurasi elektron unsur
III 15 30 30 – 15 = 15 C, Na, Ca, Se, dan Rb sebagai berikut.
IV 21 45 45 – 21 = 24
6C : 2, 4 → elektron valensi = 4
V 22 48 48 – 22 = 26 (golongan IVA)
Jadi, unsur yang memiliki jumlah neutron 26 adalah 11Na : 2, 8, 1 → elektron valensi = 1
unsur V (opsi e). (golongan IA)
20Ca : 2, 8, 8, 2 → elektron valensi = 2
5. Jawaban: a (golongan IIA)
Atom 20 10Ne memiliki 10 elektron. Se : 2, 8, 18, 6 → elektron valensi = 6
34
27 Al3+ mempunyai elektron sebanyak 13 – 3 = 10 (golongan VIA)
13
24 Mg Rb : 2, 8, 18, 8, 1 → elektron valensi = 1
12 mempunyai elektron sebanyak 12 37
(golongan IA)
39 K mempunyai elektron sebanyak 19
19 Jadi, unsur yang terletak pada golongan VIA adalah
35 Cl– mempunyai elektron sebanyak 17 – (–1) = 18 unsur Se.
17

Kimia Kelas X 37
9. Jawaban: c 14. Jawaban: b
Unsur atom A Jumlah kulit unsur Q = 4
Jumlah proton = jumlah elektron Jumlah elektron di kulit ke empat = 6
= nomor atom (Z) Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 6
= 18 Jumlah elektron = 2 + 8 + 18 + 6 = 34
Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z) Nomor atom = jumlah elektron = 34
20 = A – 18 Jadi, nomor atom unsur Q sebanyak 34.
A = 20 + 18 = 38
15. Jawaban: a
18 A
Simbol unsur A = 38
Lambang atom P: 147P
Unsur B
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 7
Jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= nomor atom (Z)
= 14 – 7 = 7
= 17
Jadi, atom P mempunyai 7 proton dan 7 neutron.
Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
Lambang atom Q: 3115Q
21 = A – 17
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 15
A = 21 + 17 = 38
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Simbol atom A= 38 17 B = 31 – 15 = 16
Jadi, antara unsur A dan B merupakan isobar, yaitu Jadi, atom Q mempunyai 15 proton dan 16 neutron.
unsur-unsur yang memiliki nomor massa sama,
16. Jawaban: d
tetapi nomor atomnya berbeda.
Dalam salah satu golongan dari atas ke bawah
10. Jawaban: d reaktivitas suatu unsur semakin bertambah karena
Jumlah proton, neutron, dan elektron dalam ion- jari-jari atom semakin bertambah sehingga semakin
ion tersebut sebagai berikut. mudah melepaskan elektron dan berikatan dengan
1) 24 2+
12Mg , terdapat 12 proton, 12 neutron, dan elektron unsur lain. Tidak semua golongan berisi
10 elektron unsur logam dan nonlogam. Dalam golongan IIIA
2) 35 – berisi unsur-unsur logam dan metaloid. Unsur-unsur
17Cl , terdapat 17 proton, 18 neutron, dan
18 elektron dalam satu golongan mempunyai jumlah elektron
valensi sama. Unsur golongan VIIA dari atas ke
3) 188O2–, terdapat 8 proton, 10 neutron, dan
bawah (sesuai bertambahnya jumlah proton atau
10 elektron
nomor atom) titik lelehnya semakin tinggi.
4) 39 +
19K , terdapat 19 proton, 20 neutron, dan 18
elektron 17. Jawaban: a
Konfigurasi elektron 85At = 2, 8, 18, 32, 18, 7.
5) 94Be2+, terdapat 4 proton, 5 neutron, dan
Elektron valensi At = 7. Untuk mencapai kestabilan
2 elektron
seperti gas mulia unsur At menangkap satu
11. Jawaban: d elektron sehingga memenuhi aturan oktet.
(25 × 146) + (75 × 154) Konfigurasi elektron yang dicapai adalah:
Massa atom relatif X = 100 2, 8, 18, 32, 18, 8.
3.650 + 11.550 18. Jawaban: c
Ar X = 100 1) CH4
= 152 Konfigurasi elektron C dan H sebagai berikut.
Jadi, massa atom relatif X adalah 152. 6C = 2, 4 → elektron valensi = 4
12. Jawaban: c 1H = 1 → elektron valensi = 1
Atom 40 Jika membentuk senyawa kovalen CH 4,
20Ca mempunyai elektron sebanyak 20.
Konfigurasi elektron atom Ca = 2, 8, 8, 2. strukur Lewisnya sebagai berikut.

13. Jawaban: e
Isobar adalah unsur-unsur yang mempunyai nomor
massa sama, tetapi nomor atom berbeda. Jadi,
unsur-unsur yang merupakan isobar adalah unsur (tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet)
D dan E karena nomor massanya sama, yaitu 238. 2) NH3
Sementara itu, unsur A dengan unsur C disebut Konfigurasi elektron N dan H sebagai berikut.
isotop karena nomor atomnya sama, yaitu 48,
7N = 2, 5 → elektron valensi = 5
sedangkan nomor massanya berbeda. → elektron valensi = 1
1H = 1

38 Ulangan Tengah Semester


Jika membentuk senyawa kovalen NH 3, 21. Unsur dengan jumlah proton 37 terletak pada . . . .
strukur Lewisnya sebagai berikut. a. periode 6 dan golongan VIA
b. peridoe 6 dan golongan IVA
c. periode 6 dan golongan IA
d. periode 5 dan golongan IA
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) e. periode 1 dan golongan VIA
3) PCl5 Jawaban: d
Konfigurasi elektron P dan Cl sebagai berikut. Jumlah proton unsur 37.
Jumlah elektron unsur tersebut = jumlah proton = 37.
15P = 2, 8, 5 → elektron valensi = 5
Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 8, 1.
17Cl = 2, 8, 7 → elektron valensi = 7
Jika membentuk senyawa kovalen PCl 5, Jumlah kulit atom = 5 → periode 5
strukur Lewisnya sebagai berikut. Jumlah elektron valensi = 1 → golongan IA
Jadi, unsur dengan jumlah proton 37 terletak pada
periode 5 dan golongan IA.
22. Jawaban: e
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai
berikut.
(mengalami penyimpangan kaidah oktet 6W = 2, 4; terletak pada golongan IVA
karena setelah berikatan jumlah atom pusat 10X = 2, 8; terletak pada golongan VIIIA
P menjadi 10) 17Y = 2, 8, 7; terletak pada golongan VIIA

4) PCl3 19Z = 2, 8, 8, 1; terletak pada golongan IA

Konfigurasi elektron P dan Cl sebagai berikut. 23. Jawaban: a


15P = 2, 8, 5 → elektron valensi = 5 Jumlah proton = nomor atom = jumlah elektron.
17Cl = 2, 8, 7 → elektron valensi = 7 Dalam satu golongan, jumlah elektron valensi
Jika membentuk senyawa kovalen PCl 3, setiap unsur adalah sama. Jumlah proton Y = 8,
strukur Lewisnya sebagai berikut. maka konfigurasi elektronnya = 2, 6. Elektron
valensi Y = 6. Oleh karena itu, elektron valensi
unsur X juga harus 6.
Konfigurasi elektron unsur-unsur dengan nomor
atom pada pilihan jawaban sebagai berikut.
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet)
1) 16 = 2, 8, 6 → elektron valensi 6
5) CO2
2) 17 = 2, 8, 7 → elektron valensi 7
Konfigurasi elektron C dan O sebagai berikut.
3) 18 = 2, 8, 8 → elektron valensi 8
6C = 2, 4 → elektron valensi = 4 4) 19 = 2, 8, 8, 1 → elektron valensi 1
8O = 2, 6 → elektron valensi = 6 5) 20 = 2, 8, 8, 2 → elektron valensi 2
Jika membentuk senyawa kovalen CO 2,
Jadi, jumlah proton unsur X adalah 16 karena
strukur Lewis-nya sebagai berikut.
mempunyai elektron valensi 6.
24. Jawaban: b
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) Unsur yang bereaksi dengan air menghasilkan gas
Jadi, senyawa yang mengalami penyimpangan hidrogen dan bereaksi dengan gas klorin mem-
kaidah oktet adalah PCl5. bentuk senyawa XCl adalah unsur golongan alkali
19. Jawaban: d atau IA (memiliki elektron valensi 1).
Unsur dengan jumlah proton 9 juga mempunyai 1) 2, 2 → elektron valensi = 2
jumlah elektron 9. Konfigurasi elektron unsur (golongan IIA)
tersebut adalah 2,7. Jumlah elektron valensi unsur 2) 2, 8, 1 → elektron valensi = 1
tersebut 7 dan jumlah kulit elektronnya 2. Jadi, (golongan IA)
unsur tersebut terletak dalam golongan VIIA 3) 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
periode 2. (golongan VIA)
4) 2, 8, 7 → elektron valensi = 7
20. Jawaban: c
(golongan VIIA)
Konfigurasi elektron unsur Y = 2, 8, 2
5) 2, 8, 8 → elektron valensi = 8
Jumlah kulit atom = 3 → periode 3
(golongan VIIIA)
Jumlah elektron valensi = 2 → golongan IIA
Jadi, kemungkinan unsur tersebut memiliki
Jadi, unsur Y dalam tabel periodik unsur terletak
konfigurasi elektron 2, 8, 1.
pada golongan IIA dan periode 3.

Kimia Kelas X 39
25. Jawaban: e 3) LiBr → ion (ion Li+ dan Br-)
Misal unsur tersebut adalah X.
Nomor massa X = 137
Jumlah neutron X = 81 4) CO2 → kovalen
Nomor atom X = jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah elektron = nomor massa – jumlah neutron
5) NaF → ion (ion Na+ dan F–)
= 137 – 81
= 56
Konfigurasi elektron X = 2, 8, 18, 18, 8, 2 Jadi, senyawa CO2 merupakan senyawa kovalen.
Elektron valensi X = 2 → golongan IIA
Golongan IIA merupakan golongan unsur-unsur 29. Jawaban: b
alkali tanah. Sementara itu, unsur golongan alkali
adalah unsur golongan IA, unsur golongan nitrogen
merupakan golongan VA, unsur golongan halogen
merupakan unsur golongan VIIA, dan unsur
golongan gas mulia merupakan golongan VIIIA.
26. Jawaban: d
1) A dan B tidak dapat membentuk senyawa ion
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai
karena sama-sama melepas elektron.
berikut.
2) B dan C dapat membentuk senyawa ion
16P = 2, 8, 6 → golongan VIA, periode 3 dengan rumus senyawa BC (B melepas 2
11Q = 2, 8, 1 → golongan IA, periode 3 elektron dan C menangkap 2 elektron).
18R = 2, 8, 8 → golongan VIIIA, periode 3 3) C dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
Unsur-unsur tersebut terletak dalam satu periode.
karena D merupakan gas mulia yang bersifat
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom
stabil.
semakin kecil. Dengan demikian, urutan unsur-
4) A dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
unsur sesuai kenaikan jari-jari atomnya yaitu R,
karena D merupakan gas mulia yang bersifat
P, dan Q.
stabil.
27. Jawaban: a 5) B dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai karena D merupakan gas mulia yang bersifat
berikut. stabil.
12X = 2, 8, 2 → golongan IIA periode 3 30. Jawaban: a
15Y = 2, 8, 5 → golongan VA periode 3 1) Cl2 → ikatan kovalen tunggal
17Z = 2, 8, 7 → golongan VIIA periode 3
Unsur X, Y, dan Z berada dalam satu periode,
dengan urutan X, Y, dan Z.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat ke- 2) N2 → ikatan kovalen rangkap tiga
periodikan unsur-unsur tersebut sebagai berikut.
1) Jari-jari atom berkurang dengan urutan 3) O2 → ikatan kovalen rangkap dua
X, Y, dan Z.
2) Elektronegativitas bertambah dengan urutan
X, Y, dan Z.
4) K2O → ikatan ion
3) X dan Y berwujud monoatomik karena
merupakan logam padat, sedangkan Z ber-
berwujud diatomik karena berwujud gas. 5) MgO → ikatan ion
4) X dan Y merupakan penghantar listrik dan
panas yang baik, sedangkan Z bersifat
isolator.
31. Jawaban: b
28. Jawaban: d a. 8O = 2, 6 → menangkap 2 elektron
1) Al2O3 → ion (ion Al3+ dan O2–) b. 13Al = 2, 8, 3 → melepaskan 3 elektron
c. 17Cl = 2, 8, 7 → menangkap 1 elektron
d. 19K = 2, 8, 8, 1 → melepaskan 1 elektron
2) MgO → ion (ion Mg2+ dan ion O2–) e. 20Ca = 2, 8, 8, 2 → melepaskan 2 elektron

40 Ulangan Tengah Semester


32. Jawaban: e kedua unsur berikatan membentuk senyawa
1) Unsur memiliki jumlah proton 12. karbon dioksida, struktur Lewisnya sebagai berikut.
2) Unsur tersebut untuk mencapai kestabilan
dengan melepaskan 2 elektron.
3) Unsur tersebut dapat membentuk senyawa ion Berdasarkan struktur Lewisnya, senyawa karbon
dengan golongan VIIA. dioksida memiliki 2 buah ikatan kovalen rangkap
4) Unsur tersebut memiliki elektron valensi 2 dua.
(24 – 12 = 12 elektron, konfigurasi elektron
= 2, 8, 2 sehingga elektron valensi = 2). 37. Jawaban: b
5) Unsur tersebut merupakan golongan IIA. Kepolaran suatu senyawa dapat ditentukan dari
selisih harga keelektronegatifan unsur-unsur pe-
33. Jawaban: d nyusun senyawa.
1) Konfigurasi elektron unsur P = 2, 2 1) HF = 3,98 – 2,20 = 1,78
Unsur P mencapai kondisi stabil dengan 2) NaF = 3,98 – 0,93 = 3,05
melepaskan 2 elektron, membentuk ion P2+ 3) MgO = 3,44 – 1,31 = 2,13
2) Konfigurasi elektron unsur Q = 2, 6 4) Na2O = 3,44 – 0,93 = 2,51
Unsur Q mencapai kondisi stabil dengan 5) MgF2 = 3,98 – 1,31 = 2,67
menangkap 2 elektron, membentuk ion Q2– Berdasarkan perbedaan keelektronegatifan
3) Konfigurasi elektron unsur R = 2, 4 tersebut, senyawa yang paling polar ditunjukkan
Unsur R mencapai kondisi stabil dengan oleh senyawa yang memiliki perbedaan keelektro-
menangkap atau melepaskan 4 elektron negatifan paling besar yaitu NaF.
4) Konfigurasi elektron unsur S = 2, 8, 1
Unsur S mencapai kondisi stabil dengan 38. Jawaban: b
melepaskan 1 elektron, membentuk ion S+ ACl2 → A2+ + 2Cl–
5) Konfigurasi elektron unsur T = 2, 8, 2 Hal ini menunjukkan bahwa ion A2+ terbentuk
Unsur T mencapai kondisi stabil dengan apabila unsur A melepaskan 2 elektron. Golongan
melepaskan 2 elektron, membentuk ion T2+ yang memiliki 2 elektron valensi dan cenderung
Berdasarkan konfigurasi elektron tersebut, akan melepaskannya untuk membentuk ion yang
terbentuk senyawa ion PQ, TQ, dan S2Q. memiliki muatan +2 adalah golongan IIA (golongan
alkali tanah).
34. Jawaban: a 1) Alkali → memiliki 1 elektron valensi:
Zat A memiliki titik didih tinggi, larut dalam air, cenderung membentuk ion dengan muatan +1.
dan dapat menghantarkan arus listrik dalam bentuk 2) Alkali tanah → memiliki 2 elektron valensi:
larutannya sehingga zat A termasuk senyawa yang cenderung membentuk ion dengan muatan +2.
berikatan ion. Zat B memiliki titik didih rendah, larut 3) Oksigen → memiliki 6 elektron valensi:
dalam air, dan dapat menghantarkan arus listrik cenderung membentuk ion dengan muatan –2.
dalam bentuk larutannya sehingga zat B termasuk 4) Halogen → memiliki 7 elektron valensi:
senyawa yang berikatan kovalen polar. Senyawa cenderung membentuk ion dengan muatan –1.
kovalen nonpolar memiliki titik didih rendah, tidak 5) Gas mulia → merupakan golongan yang stabil
larut dalam air, dan tidak dapat menghantarkan sehingga tidak membentuk ion.
arus listrik dalam bentuk larutannya.
39. Jawaban: e
35. Jawaban: c Unsur Ca memenuhi susunan elektron yang stabil
Pada gambar struktur senyawa H2SO4 jelas terlihat dengan cara melepaskan 2 elektron sehingga
bahwa: membentuk ion Ca2+. Klor menangkap elektron
1 = ikatan kovalen tunggal yang dilepaskan oleh unsur Ca sehingga terbentuk
2 = ikatan kovalen tunggal ion Cl–. Ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion.
3 = ikatan kovalen rangkap dua
4 = pasangan elektron bebas 40. Jawaban: b
5 = pasangan elektron bebas Konfigurasi elektron unsur N, H, B, dan F sebagai
berikut.
36. Jawaban: c
7N = 2,5
Konfigurasi elektron unsur C dan O sebagai berikut.
1H = 1
6C = 2, 4
5B = 2,3
8O = 2, 6
9F = 2,7
Unsur C mencapai kestabilannya dengan Unsur N akan membentuk konfigurasi elektron
menangkap 4 elektron. Unsur O mencapai seperti gas mulia (struktur oktet) dengan menerima
kestabilannya dengan menangkap 2 elektron. Jika

Kimia Kelas X 41
3 elektron. Unsur H akan membentuk konfigurasi b. 1) Unsur P mempunyai elektron valensi 3
elektron seperti gas mulia (struktur duplet) dengan sehingga unsur P terletak pada golongan
menerima 1 elektron. Unsur B akan membentuk IIIA.
konfigurasi elektron seperti gas mulia (struktur 2) Unsur Q mempunyai elektron valensi 8
oktet) dengan menerima 5 elektron. Unsur F akan sehingga unsur Q terletak pada golongan
membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia VIIIA.
(struktur oktet) dengan menerima 1 elektron. Ikatan 3) Unsur R mempunyai elektron valensi 3
yang terjadi digambarkan dengan struktur Lewis sehingga unsur R terletak pada golongan
sebagai berikut. IIIA.
×× c. Jumlah neutron unsur P, Q, dan R sebagai
× × 5)
H F
•×
×
⎯⎯
×
o × ←× ×
berikut.
1) 2713P : Nomor massa = 27
H •
× N •
• B ×o F ×× ←⎯⎯ 4) Nomor atom = 13
o ×← × ×

←⎯⎯

•×
⎯ Jumlah neutron = 27 – 13 = 14

H ×
F ×× ⎯

×
1) ××
3) 2) 4018 Q : Nomor massa = 40
2) Nomor atom = 18
Keterangan: Jumlah neutron = 40 – 18 = 22
1) Ikatan kovalen tunggal 3) 7031 R : Nomor massa = 70
2) Ikatan kovalen koordinasi Nomor atom = 31
3) Ikatan kovalen tunggal Jumlah neutron = 70 – 31 = 39
4) Pasangan elektron bebas
(60 × 69) + (40 × 71) 4.140 + 2.840
5) Ikatan kovalen tunggal 3. Ar Ga = = = 69,8
100 100

4. Unsur R(2,7) merupakan unsur yang memiliki


B. Kerjakan soal-soal berikut!
afinitas elektron paling besar karena paling mudah
1. a. menangkap 1 elektron untuk membentuk konfigu-
Atom Jumlah Proton Jumlah Neutron rasi oktet. Adapun unsur S(2,8) merupakan unsur
16 O
8 8 16 – 8 = 8 yang memiliki afinitas elektron paling kecil karena
18 O 8 18 – 8 = 10
sudah stabil sehingga sangat sulit melepas atau
8
menangkap elektron.
b. Konfigurasi elektron kedua isotop sebagai 5. a. Konfigurasi elektron unsur 16A = 2, 8, 6
berikut. Elektron valensi = 6
16 O = 2, 6
8
Unsur A terletak pada golongan VIA
18 O b. Konfigurasi elektron unsur 20Ba = 2, 8, 8, 2
8 = 2, 6
Elektron valensi = 2
Elektron valensi pada kedua isotop adalah 6.
Unsur B terletak pada golongan IIA
c. Isotop yang mempunyai jumlah proton sama
c. Konfigurasi elektron unsur 34C = 2, 8, 18, 6
dengan jumlah neutron adalah 168O.
Elektron valensi = 6
Gambar struktur atom pada atom 168O sebagai
Unsur C terletak pada golongan VIA
berikut.
d. Konfigurasi elektron unsur 49D = 2, 8, 18, 18, 3
Elektron valensi = 3
Keterangan:
Unsur D terletak pada golongan IIIA
= neutron
= proton
e. Konfigurasi elektron unsur 52E = 2, 8, 18, 18, 6
= elektron Elektron valensi = 6
Unsur E terletak pada golongan VIA
Jadi, unsur yang terletak dalam satu golongan
2. a. Konfigurasi elektron unsur P, Q, dan R adalah unsur A, C, dan E. Ketiganya terletak pada
sebagai berikut. golongan VIA.
1) 27
13P = 2, 8, 3 6. Harga keelektronegatifan unsur dalam satu periode
2) 40 Q = 2, 8, 8 dari kiri ke kanan akan semakin besar. Oleh karena
18
itu, urutan unsur-unsur tersebut dari kiri ke kanan
3) 70 R = 2, 8, 18, 3
31 sesuai harga keelektronegatifannya, yaitu B, E,
D, A, dan C.

42 Ulangan Tengah Semester


7. f. HClO3
•• xx ••
Jenis Ikatan • •
Kovalen
• O
••
x Cl • O x H
x x
xx ••
No. Senyawa Ion • • Ikatan kovalen tunggal
Tunggal Rangkap Rangkap Koordinasi •O•
••
2 3
Ikatan kovalen koordinasi
1. RbOH ✓ ✓ – – –
2. CaO ✓ – – – – Jadi, senyawa-senyawa yang memiliki ikatan kovalen
3. F2 – ✓ – – –
4. HCN – ✓ – ✓ –
koordinasi adalah Cl2O3, H3PO4, dan HClO3.
5. CH3NO2 – ✓ ✓ – ✓
9. Logam memiliki ikatan logam yang terdiri atas
8. a. CS2 beberapa atom pusat berupa ion positif (ion atom
•• ••
logam) dan elektron-elektron di sekitarnya.

• S xx •• C xx •• S •• Elektron-elektron tersebut saling tumpang tindih
Ikatan kovalen rangkap dua satu sama lain sehingga mengakibatkan elektron
b. OF2 mudah berpindah. Elektron-elektron tersebut saling
•• xx
memegang erat atom pusat yang berupa ion positif

• O x• F x
x logam. Oleh karena ikatannya yang kuat, saat
•x xx
dipukul-pukul logam tidak akan pecah dan hancur,
x
x F x
x Ikatan kovalen tunggal
xx tetapi hanya menggeser kedudukan ion-ion di
c. Cl2O3 dalamnya. Dengan demikian, logam bersifat ulet,
Ikatan kovalen tunggal mudah ditempa, dan dapat diulur menjadi kawat.
xx •• xx ••
x
x O •• Cl • Cl x O
x x •
• 10. Energi ionisasi adalah energi yang dibutuhkan oleh
••
xx •• xx

• O •

suatu atom untuk melepaskan 1 elektron pada kulit
••
Ikatan kovalen koordinasi terluarnya. Afinitas elektron adalah kemampuan
d. H3PO4 suatu atom untuk menangkap 1 elektron pada kulit
terluarnya. Pada pembentukan senyawa ion, salah
xx
Ikatan kovalen koordinasi satu atom penyusunnya memiliki energi ionisasi
O x
x
• • xxxx
x
x
• •
H• O xP xO xH
x • dan afinitas elektron yang tinggi. Atom ini akan
xx • x xx
Ikatan kovalen tunggal membentuk ion negatif. Sementara itu, atom
xOx
x x
x• penyusun yang lain memiliki energi ionisasi rendah
H dan afinitas elektron yang rendah sehingga akan
e. PF3 membentuk ion positif. Dengan demikian, kedua
xx •• xx atom tersebut akan membentuk senyawa ion yang
x
x F • P • F x
x x x
kuat.
xx xx •x
x
x F
xx
x
x

Ikatan kovalen tunggal

Kimia Kelas X 43
Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana

Persamaan Reaksi Kimia


Tata Nama Senyawa Sederhana

• Tata nama senyawa biner • Syarat penyetaraan persamaan


• Tata nama senyawa poliatom reaksi
• Tata nama senyawa asam • Persamaan reaksi sederhana
• Tata nama senyawa basa
• Oksida dan tata nama oksida
• Tata nama senyawa hidrat
• Beberapa senyawa kimia di
sekitar kita

• Mampu bekerja sama dan membantu teman saat berlatih mengerjakan


soal-soal tata nama senyawa.
• Mampu berkreasi membuat media belajar untuk memahami beberapa
nama dan rumus senyawa.
• Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi mengenai persamaan reaksi dari
reaksi yang terjadi di lingkungan sekitar.
• Mampu berkreasi dengan melakukan percobaan sederhana untuk mem-
buktikan kebenaran persamaan reaksi.
• Mampu menjelaskan tata nama senyawa biner, poliatom, asam, basa,
oksida, dan hidrat.
• Mampu menyebutkan beberapa senyawa kimia di lingkungan sekitar.
• Mampu menyetarakan persamaan reaksi kimia sederhana.

44 Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana


A. Pilihan Ganda merkuri(I) nitrat = HgNO3. AgNO3 memiliki nama
1. Jawaban: d perak nitrat. Ag3N memiliki nama perak nitrida.
Logam kromium dan besi sama-sama dapat mem- Hg(NO3)2 memiliki nama merkuri(II) nitrat. Hg3N
bentuk kation dengan bilangan oksidasi +2 dan memiliki nama merkuri(I) nitrida.
+3. Kation tersebut yaitu Cr2+, Cr3+, Fe2+, dan Fe3+. 9. Jawaban: c
2. Jawaban: d Kalsium oksida mempunyai rumus kimia CaO. Jika
Senyawa biner Pb(NO 3) 2 terbentuk dari ion direaksikan dengan air (H2O) akan menghasilkan
timbal(II) dan ion nitrat (NO3–). Dengan demikian, basa atau hidroksida yaitu kalsium hidroksida.
nama senyawa Pb(NO3)2 adalah timbal(II) nitrat. Kalsium hidroksida mempunyai rumus kimia
Timbal nitrit dan timbal nitrat merupakan penamaan Ca(OH)2.
yang kurang tepat. Timbal(II) nitrit mempunyai rumus 10. Jawaban: c
senyawa Pb(NO2)2. Timbal(IV) nitrat mempunyai Senyawa hidrat merupakan beberapa senyawa
rumus senyawa Pb(NO3)4. berwujud kristal yang mampu mengikat air dari
3. Jawaban: d udara atau bersifat higroskopis. Penamaan
senyawa hidrat seperti penamaan senyawa
Br – : ion bromida BrO3– : ion bromat
lainnya, tetapi ditambahkan angka Yunani yang
BrO– : ion hipobromit BrO4– : ion perbromat menyatakan banyaknya air kristal hidrat, sebelum
BrO2– : ion bromit kata hidrat. MgSO 4·7H 2O mempunyai nama
4. Jawaban: d magnesium sulfat heptahidrat.
Berdasarkan pernyataan dalam soal, karbid 11. Jawaban: e
bereaksi dengan air menghasilkan gas yang mudah
terbakar. Hal ini berarti rumus kimia karbid adalah No. Rumus Kimia Nama Kimia
CaC2. Senyawa CaC2 tersusun atas ion kalsium 1) Al2(C2O4)3 aluminium oksalat
(Ca2+) dan ion karbida (C–). Dengan demikian, 2) K2O kalium oksida
nama CaC2 adalah kalsium karbida. 3) HCN asam sianida
4) BaO barium oksida
5. Jawaban: a 5) K2MnO4 kalium manganat
Senyawa utama bauksit tersebut berupa Al2O3.
Al2O3 terbentuk dari ion aluminium (Al3+) dan ion 12. Jawaban: e
oksida (O 2– ). Aluminium hanya mempunyai Senyawa poliatom adalah senyawa yang terdiri
bilangan oksidasi +3 saja sehingga penamaan tidak atas lebih dari dua macam unsur penyusun yang
perlu menggunakan angka Romawi, seperti II atau berbeda. Misal kalsium sianida (Ca(CN)2) dan
III. Dengan demikian, nama senyawa Al2O3 yaitu amonium nitrat (NH4NO3). Kalsium klorida (CaCl2),
aluminium oksida. perak bromida (AgBr), barium sulfida (BaS), besi(III)
oksida (Fe2O3) merupakan senyawa biner yang
6. Jawaban: b terdiri atas unsur logam dan nonlogam. Natrium
NH4Cl (amonium klorida) terbentuk dari senyawa hidroksida (NaOH) merupakan senyawa poliatom
(NH4)2SO4 dan NaCl. (NH4)2SO4 terbentuk dari yang berupa basa. Asam iodida (HI) merupakan
kation amonium (NH4+) dan anion sulfat (SO42–) senyawa asam. Diklor trioksida (Cl2O3) dan fosfor
sehingga memiliki nama amonium sulfat. NaCl pentaklorida (PCl5) merupakan senyawa biner yang
terbentuk dari kation natrium (Na+) dan anion klorida terdiri atas unsur nonlogam dan nonlogam.
(Cl–) sehingga memiliki nama natrium klorida.
Amonium karbonat mempunyai rumus (NH4)2CO3. 13. Jawaban: b
Natrium sulfat mempunyai rumus (Na)2SO4. Ion Ca2+ = ion kalsium
Ion SiO32– = ion silikat
7. Jawaban: c
Senyawa difosfor pentaoksida disebut pula Ca2+ + SiO32– → CaSiO3
fosfor(V) oksida. Bilangan oksidasi atom P = +5 Senyawa CaSiO3 mempunyai nama kalsium silikat.
sehingga rumus senyawa difosfor pentaoksida Bilangan oksidasi kalsium hanya satu jenis (+2)
adalah P2O5. sehingga tidak ada angka Romawi setelah nama
8. Jawaban: c unsur depan (unsur logam). Ion antimonit = SbO33,
Senyawa merkuri(I) nitrat mengandung kation Hg+ ion antimonat = SbO43–, dan ion tiosulfat = S2O32–.
dan anion NO–3. Dengan demikian, rumus kimia

Kimia Kelas X 45
14. Jawaban: d 2. MgCl2 merupakan senyawa biner yang terbentuk
(NH4)2SO4 merupakan senyawa poliatom karena dari unsur logam dan nonlogam. Penamaannya
tersusun lebih dari dua unsur. Nama senyawanya dimulai dari unsur logam diikuti unsur nonlogam
amonium sulfat. K2SO4 juga merupakan senyawa dan akhiran -ida. Jadi, nama senyawa tersebut
poliatom dengan nama kalium sulfat. KOH merupa- adalah magnesium klorida. Sementara itu, PCl5
kan senyawa basa dengan nama kalium hidroksida. merupakan senyawa biner yang terbentuk dari unsur
NH3 merupakan senyawa basa dengan nama nonlogam dan unsur nonlogam. Penamaannya
amonia. H2O merupakan molekul air yang tersusun dimulai dari awalan angka Yunani yang menyata-
dari unsur nonlogam dan unsur nonlogam. an jumlah atom nonlogam dan diikuti dengan nama
unsur yang di depan. Demikian pula, aturan untuk
15. Jawaban: b
unsur yang berada di belakang. Jadi, PCl 5
Natrium tiosulfat mempunyai rumus kimia
mempunyai nama fosfor pentaklorida.
Na2S2O3. Senyawa tersebut terbentuk dari ion Na+
dan S2O32–. C2O42– merupakan ion oksalat. SbO33– 3. a. Kalium oksalat dihidrat
merupakan ion antimonit. SbO43– merupakan ion b. Magnesium sulfat heptahidrat
antimonat. Natrium hanya mempunyai satu jenis c. Natrium sulfat pentahidrat
bilangan oksidasi (+1).
4. Senyawa Biner Senyawa Poliatom
B. Uraian
Silikon tetrahidrida Asam format
1. (SiH4) (HCOOH)
Belerang diklorida Asam kromat
Anion OH– NO3– CO32– PO43– (SCl2) (H 2 CrO 4)
Kation Asam iodida Magnesium silikat
(HI) (MgSiO3)
Mg2+ Mg(OH)2 Mg(NO3)2 MgCO3 Mg3(PO4)2 Krom(III) klorida Barium hipoiodat
Magnesium Magnesium Magnesium Magnesium (CrCl3) (Ba(IO)2)
hidroksida nitrat karbonat fosfat

Fe3+ Fe(OH)3 Fe(NO3)3 Fe2(CO3)3 FePO4 5. (NH4)2Cr2O7 terbentuk dari ion NH4+ dan Cr2O72–.
Besi(III) Besi(III) Besi(III) Besi(III) Nama kimianya amonium dikromat. Senyawa
hidroksida nitrat karbonat fosfat
tersebut termasuk senyawa poliatom. Cr 2O 3
NH+4 NH4OH NH4NO3 (NH4)2CO3 (NH4)3PO4 terbentuk dari ion Cr3+ dan O2–. Nama kimianya
Amonium Amonium Amonium Amonium krom(III) oksida. Senyawa tersebut termasuk
hidroksida nitrat karbonat fosfat
senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam
dan nonlogam.

A. Pilihan Ganda H: b = 2d . . . (1)


1. Jawaban: b N: b = 2c + e . . . (2)
Reaksi pembakaran senyawa organik selalu O: 3b = 6c + d + e . . . (3)
membutuhkan O2 (oksigen). Reaksi pembakaran 3b = 6c +  b + e
sempurna menghasilkan gas CO2 dan H2O. Reaksi
pembakaran tidak sempurna menghasilkan gas CO 2  b = 6c + e . . . (4)
dan H2O.
Persamaan reaksi (2) dan 4)
2. Jawaban: a
2  (2c + e) = 6c + e
Reaktan merupakan zat pereaksi. Zat yang
merupakan reaktan adalah Al dan H 2 SO 4 . 5c + 2  e = 6c + e
Sementara itu, Al2(SO4)3 dan H2 merupakan produk
(hasil reaksi). 5 + 2  e = 6 + e
3. Jawaban: e 1  e = 1
Misal persamaan reaksi:
e = 
aCu(s) + bHNO3(aq) → cCu(NO3)2(aq) + dH2O(A)
+ eNO(g) b = 2c + e
a=1 b = 2 + 
Cu: a = c
c=1 b = 2 

46 Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana


b = 2d O: 3a = 2e
 3 = 2e
2d = 2 

2d =  e= 
Jadi, persamaan reaksi tersebut setara jika c = e.
d = 
Jadi, persamaan reaksi setara: 7. Jawaban: c
Pada suatu persamaan reaksi, larutan disimbolkan
Cu(s) +  HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) +  H2O(A) dengan (aq). Larutan yang terdapat dalam per-
samaan reaksi di atas terdiri atas larutan asam
+  NO(g)
klorida (HCl(aq)) dan larutan mangan(II) klorida
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi: (MnCl2(aq)). Namun, larutan yang merupakan
3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O(A) produk hanya mangan(II) klorida.
+ 2NO(g) 8. Jawaban: c
aHNO2 → bNO + HNO3 + H2O
4. Jawaban: a
Jumlah H sebelah kiri = a

Reaksi yang terjadi adalah: a=3


Aluminium + besi(III) oksida → aluminium oksida + besi Jumlah H sebelah kanan = 3
Al + Fe2O3 → Al2O3 + Fe Jumlah N sebelah kiri = a = 3 3=b+1

Persamaan reaksi belum setara. Agar persamaan Jumlah N sebelah kanan = b + 1 b = 2


reaksi setara, jumlah Al di sebelah kiri disamakan 9. Jawaban: a
dengan jumlah Al di sebelah kanan, begitu pula Misal: a = 1
dengan jumlah Fe. Persamaan reaksi menjadi: Fe: 2a = 2c
2Al + Fe2O3 → Al2O3 + 2Fe 2 = 2c
c=1
5. Jawaban: e
Misal: a = 1 O: 3a + 4b = 12c + d
Al: a = 2c 3 + 4b = 12 + d
1 = 2c 4b – d = 9 . . . (1)
 H: 2b = 2d
c= 
2b – 2d = 0 . . . (2)
O: 2b = 3c S: b = 3c
 b=3
2b = 
Persamaan (2)
 2b – 2d = 0
b= 
6 – 2d = 0
Persamaan laju reaksi setara: d=3
  Jadi, persamaan reaksi setaranya sebagai berikut.
Al +  O2 →  Al2O3
Fe2O3 + 3H2SO4 → Fe2(SO4)3 + 3H2O
Jika dikalikan 4, persamaan laju reaksi menjadi: Perbandingan antara koefisien b dan d = 3 : 3 = 1 : 1.
4Al + 3O2 → 2Al2O3 10. Jawaban: c
Jadi, koefisien a = 4, b = 3, dan c = 2. Gas karbon dioksida (CO2) jika direaksikan dengan
6. Jawaban: c gas amonia (NH3) akan menghasilkan serbuk
Misal persamaan reaksi: amonium sianida (NH4CN) dan uap air (H2O).
aKNO3 + bS + cC → dK2S + eCO2 + fN2 Serbuk NH 4 CN berwujud padat sehingga
a=1 disimbolkan dengan fase (s) sedangkan uap air
K: a = 2d S: b = d berwujud gas sehingga disimbolkan dengan fase
(g). Dengan demikian, persamaan reaksi yang
1 = 2d b = 
belum setara untuk reaksi tersebut sebagai berikut.
d =  CO2(g) + NH3(g) → NH4CN(s) + H2O(g)

N: a = 2f C: c=e B. Uraian

1 = 2f c= 1. Berbagai wujud zat dalam persamaan reaksi

sebagai berikut.

f=  a. Zat padat (s)
b. Zat cair (A )

Kimia Kelas X 47
c. Larut dalam air atau larutan (aq) Persamaan ruas → ruas kiri = ruas kanan
d. Gas (g) K⇒2=2
Mn ⇒ 2 = c → c = 2
2. a. 2HNO3(aq) + Ba(OH)2(aq) → Ba(NO3)2(aq) + 2H2O(A)
asam nitrat barium hidroksida barium nitrat air O ⇒ 8 + 4a + 4b = 4 + 4c + 12d + e
 H ⇒ 2a = 2e → a = e
b. → CO2(g)
CO(g) + O (g)
 2 S ⇒ a + b = 1 + c + 3d
karbon oksigen karbon

monoksida dioksida
Fe ⇒ b = 2d → d =  b
c. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) Persamaan O:
8 + 4a + 4b = 4 + 4c + 12d + e → substitusi c = 2,
magnesium asam klorida magnesium hidrogen
klorida

3. Persamaan reaksi: e = a, dan d = b, sehingga persamaannya

aBr2 + bKOH → cKBr + dKBrO3 + eH2O sebagai berikut.
Misal: a = 1 
Br: 2a = c + d 8 + 4a + 4b = 4 + 4(2) + 12(  b) + a
2 = c + d . . . (1) 3a – 2b = 4 . . . (persamaan 1)
K: b = c + d . . . (2) Persamaan S:
O: b = 3d + e . . . (3) 
a + b = 1 + c + 3d → subtitusi c = 2 dan d = 
b,
H: b = 2e . . . (4)
persamaan menjadi:
Persamaan (1) dan (2)

b=c+d a+b=1+2+1b
2=c+d 
b=2 a –  b = 3 . . . (persamaan 2)
Persamaan (4) Selanjutnya salah satu variabel dalam persamaan
b = 2e 1 dan persamaan 2 dieliminasi.
2 = 2e Persamaan 1 : 3a – 2b = 4 ×1 3a – 2b = 4
e=1 
Persamaan 2 : a – 
b=3 ×4 4a – 2b = 12
Persamaan (3)
–a = –8
b = 3d + e
a =8
2 = 3d + 1
a=e
1 = 3d
e=8

d=  Substitusi nilai a ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan 1.
Persamaan (2)

b=c+d (3 × 8) – 2b = 4 ⇔ b = 10, d =  × 10 = 5
 Jadi, persamaan reaksinya sebagai berikut.
2=c+ 
2KMnO 4 + 8H 2SO 4 + 10FeSO 4 → K 2 SO 4 +
 
c=1 =  2MnSO4 + 5Fe2(SO4)3 + 8H2O
Persamaan reaksi setara: 5. Reaksi pembakaran glukosa sebagai berikut.
Br2 + 2KOH →

KBr +

KBrO3 + H2O C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O (belum setara)
 
Misal persamaan reaksi:
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
aC6H12O6 + bO2 → cCO2 + dH2O
3Br2 + 6KOH → 5KBr + KBrO3 + 3H2O
a=1
Jadi, perbandingan koefisien reaksi antara Br2 dan
C: 6a = c
KBrO3 = 3 : 1.
6= c
4. Terlebih dahulu disamakan salah satu unsur sejenis c=6
di ruas kiri dan ruas kanan. Unsur yang disamakan H: 12a = 2d
dapat dipilih salah satu, yaitu K, Mn, H, atau Fe. 12 = 2d
Misalkan pada reaksi ini yang disamakan adalah d=6
unsur K. Unsur K di ruas kiri ada satu, sedangkan O: 6a + 2b = 2c + d
di ruas kanan ada dua sehingga KMnO4 diberi 6 + 2b = 12 + 6
angka 2 dan koefisien K2SO4 diberi angka 1. 2b = 12
Pada koefisien senyawa yang lain diisi dengan b=6
abjad sehingga persamaan reaksi sebagai berikut. Jadi, persamaan reaksi pembakaran glukosa yang
2KMnO 4 + aH 2SO 4 + bFeSO 4 → 1K 2SO 4 + sudah setara sebagai berikut.
cMnSO4 + dFe2(SO4)3 + eH2O C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O

48 Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana


A. Pilihan Ganda 9. Jawaban: b
1. Jawaban: d Natrium hipoklorit terbentuk dari kation natrium
Ion aluminium hanya mempunyai bilangan oksidasi (Na+) dan anion hipoklorit (ClO–). Jadi, rumus
+3, sedangkan ion sulfat mempunyai bilangan senyawa natrium hipoklorit yaitu NaClO. NaCl
oksidasi –2. Jika ion Al3+ dan SO42– membentuk mempunyai nama natrium klorida. NaClO2 mem-
senyawa, rumus yang terbentuk sebagai berikut. punyai nama natrium klorit. NaClO3 mempunyai
Al3+ + SO42– → Al2(SO4)3 nama natrium klorat. NaClO4 mempunyai nama
natrium perklorat.
2. Jawaban: a
10. Jawaban: d
Ca 3 (PO 4 ) 2 merupakan senyawa poliatom.
Rumus senyawa yang dapat terbentuk dari kation
Penamaan unsur depan tidak diikuti angka Romawi
dan anion tersebut sebagai berikut.
karena kalsium hanya mempunyai satu macam
Na+ + CN– → NaCN
kation saja. Jadi, nama yang tepat untuk senyawa
Ca3(PO4)2 adalah kalsium fosfat. Na+ + SO32– → Na2SO3
Na+ + PO43– → Na3PO4
3. Jawaban: d
Ca2+ + CN– → Ca(CN)2
Senyawa CCl4 memiliki nama karbon tetraklorida
Ca2+ + SO32– → CaSO3
atau tetrakloro metana. Senyawa tersebut berfungsi
sebagai pelarut untuk oli dan lemak serta berguna Ca2+ + PO43– → Ca3(PO4)2
dalam pencucian kering (dry cleaning). Au3+ + CN– → Au(CN)3
Au3+ + SO32– → Au2(SO3)3
4. Jawaban: c
Au3+ + PO43– → AuPO4
Kalium nitrida mempunyai rumus kimia K3N. Jadi,
kalium nitrida terbentuk dari satu ion K+ dan satu 11. Jawaban: e
ion N3–. Senyawa tembaga(II) perklorat heksahidrat
merupakan senyawa hidrat yang mempunyai
5. Jawaban: a rumus kimia Cu(ClO4)2·6H2O. Senyawa tersebut
Al2Se3 merupakan senyawa biner antara unsur mengandung 1 atom Cu, 2 atom Cl, ((4 × 2) + 6 = 14)
logam dan nonlogam. Al2Se3 terbentuk dari ion Al3+ atom O, dan (6 × 2) = 12 atom H.
dan Se2–. Nama senyawanya adalah aluminium
12. Jawaban: d
selenida karena aluminium hanya mempunyai satu
Mg(NO3)2 = magnesium nitrat
kation saja (+3).
Rumus kimia magnesium nitrit = Mg(NO2)2
6. Jawaban: c
Jika ion-ion Ag+, Zn2+, dan Al3+ bergabung dengan NaSO 4 merupakan rumus kimia yang salah,
ion hidroksida (OH–), rumus basa yang terbentuk seharusnya Na2SO4 (natrium sulfat).
sebagai berikut. NH4NO3 = amonium nitrat
Ag+ + OH– → AgOH (perak hidroksida) Rumus kimia amonium nitrit = NH4NO2
Zn2+ + OH– → Zn(OH)2 (zink hidroksida) Fe(OH)3 = besi(III) hidroksida
Al3+ + OH– → Al(OH)3 (aluminium hidroksida) K2CO3 = kalium karbonat
7. Jawaban: e Rumus kimia kalium bikarbonat = KHCO3.
Senyawa NaH2PO4 terbentuk dari ion Na+ dan ion 13. Jawaban: c
H2PO4– (ion dihidrogen fosfat) sehingga memiliki Tembaga(I) oksida terbentuk dari ion Cu+ dan O2–
nama natrium dihidrogen fosfat. Sementara itu, sehingga rumus kimianya Cu2O. Besi(II) oksida
senyawa Na2HPO4 yang tersusun dari dua ion Na+ terbentuk dari ion Fe2+ dan O2– sehingga rumus
dan ion HPO42– (ion hidrogen fosfat). kimianya FeO. Tembaga mempunyai bilangan
8. Jawaban: b oksidasi +1 dan +2 sehingga jika berikatan dengan
Dinitrogen tetraoksida merupakan senyawa biner oksigen akan membentuk senyawa Cu2O dan
yang terdiri atas unsur nonlogam dan nonlogam. CuO. Besi mempunyai bilangan oksidasi +2 dan
Aturan penamaannya ditandai dengan awalan +3 sehingga jika berikatan dengan oksigen akan
angka Yunani yang menyatakan jumlah atom-atom membentuk senyawa FeO dan Fe2O3.
nonlogam, diikuti dengan nama unsur dan diakhiri 14. Jawaban: e
dengan akhiran-ida. Jadi, senyawa dinitrogen Senyawa Al 2(SO 4) 3·10H 2O (aluminium sulfat
tetraoksida terdiri atas dua unsur nitrogen dan dekahidrat) mengandung 2 atom Al, 3 atom S,
empat unsur oksigen. Rumus kimianya N2O4. ((4 × 3) + 10 = 22) atom O, dan (10 × 2 = 20) atom H.

Kimia Kelas X 49
15. Jawaban: c Persamaan (4)
Oksida nonlogam, CO2 (karbon dioksida) bereaksi b = 2e
dengan air akan membentuk asam karbonat. 2 = 2e
Reaksinya: e=1
CO2 + H2O → H2CO3 Persamaan (3)
karbon dioksida air asam karbonat
b = 3d + e
2 = 3d + 1
Asam nitrat mempunyai rumus kimia HNO3. Asam
3d = 1
sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4. Asam 
kromat mempunyai rumus kimia H2CrO4. Asam d= 
oksalat mempunyai rumus kimia H2C2O4. Persamaan (2)
16. Jawaban: a b=c+d

Jumlah atom di sebelah kiri dan di sebelah kanan 2=c+ 
dalam persamaan reaksi harus sama. Selain itu, 
c=1
jumlah muatan reaktan juga harus sama dengan
jumlah muatan produk. Dengan demikian, persama- Persamaan reaksi setara:
 
an reaksi NaHCO3 dengan asam sebagai berikut. Cl2(g) + 2NaOH(aq) → 1  NaCl(aq) +  NaClO3(aq)
NaHCO3 + H + → Na+ + H2O + CO2 + H2O(A)
Jumlah muatan reaktan sama dengan jumlah
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
muatan produk sebesar +1.
3Cl2(g) + 6NaOH(aq) → 5NaCl(aq) + NaClO3(aq) +
17. Jawaban: b 3H2O(A)
aAl(s) + bHNO3(aq) → cAl(NO3)3(aq) + dH2(g) Jadi, harga a, b, c, d, dan e secara berturut-turut
Misal: a = 1 adalah 3, 6, 5, 1, dan 3.
Al: a = c
c=1 19. Jawaban: c
H: b = 2d Fe2O3 : besi(III) oksida, simbol s artinya ber-
N: b = 3c wujud padat
b=3 H2SO4 : asam sulfat, simbol aq artinya ber-
O: 3b = 9c wujud larutan
3·3=9·1 Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat, simbol aq artinya ber-
9=9 wujud larutan
b = 2d H2O : air, simbol A artinya berwujud cair
3 = 2d Jadi, persamaan reaksi dalam bentuk nama kimia
 menjadi:
d=  padatan besi(III) oksida + larutan asam sulfat →
Persamaan reaksi setara sebagai berikut. larutan besi(III) sulfat + air

Al(s) + 3HNO3(aq) → Al(NO3)3(aq) +  H2(g) 20. Jawaban: a
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi: Misal: a = 1, maka pada atom:
2Al(s) + 6HNO3(aq) → 2Al(NO3)3(aq) + 3H2(g) N: 2a = e
e =2
Jadi, zat yang mempunyai koefisien sama adalah H: 8a + b = 2d + 3e
Al dan Al(NO3)3 dengan koefisien 2. 8 + b = 2d + 6
18. Jawaban: e b – 2d = –2 . . . (i)
Misal: a = 1 S: a = c
Cl: 2a = c + d c =1
2 = c + d . . . (1) O: 4a + b = 4c + d
Na b = c + d . . . (2) 4+b =4+d
O: b = 3d + e . . . (3) b–d =0
H: b = 2e . . . (4) b =d
Persamaan (1) dan (2) Substitusi ke persamaan (i)
2=c+d b – 2d = –2
b=c+d d – 2d = –2
b=2 –d = –2
d =2
b =2

50 Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana


Na: b = 2c 25. Jawaban: b
2 = 2c → c = 1 Seng sulfat memiliki rumus kimia ZnSO4. Senyawa
Jadi persamaan reaksi sebagai berikut. ini dihasilkan dari reaksi antara CuSO4 dan Zn
(NH4)2SO4(s) + 2NaOH(s) → Na2SO4(s) + 2H2O(A) seperti pada persamaan reaksi berikut.
+ 2NH3(g) CuSO4(aq) + Zn(s) → ZnSO4(aq) + Cu(s)
Perbandingan koefisien reaksi antara NaOH dan 26. Jawaban: d
H2O yaitu = NaOH : H2O = 2 : 2 = 1 : 1 Misal persamaan reaksi:
21. Jawaban: b aBa(OH)2(aq) + bHBr(aq) → cBaBr2(aq) + dH2O(A)
aFeS2 + 5O2 → bFeO + 4SO2 a=1
Jumlah atom sebagai berikut. Ba: a = c
Fe: a = b c=1
S: 2a = 4 O: 2a = d
a =2 d=2
O: 10 = b + 8 H: 2a + b = 2d
b =2 2+b=4
Jadi, persamaan reaksi b=2
2FeS2 + 5O2 → 2FeO + 4SO2 Br: b = 2c
Koefisien a = 2, b = 2 2=2
Persamaan reaksi setara:
22. Jawaban: c Ba(OH)2(aq) + 2HBr(aq) → BaBr2(aq) + 2H2O(A)
Senyawa yang digunakan sebagai bahan pem- Jadi, senyawa yang mempunyai perbandingan
buatan sulfur dioksida (SO2) merupakan senyawa koefisien 1 : 2 adalah Ba(OH)2 dan HBr.
yang bertindak sebagai reaktan. Senyawa tersebut
adalah Na2SO3 dan HCl. Nama kimia senyawa 27. Jawaban: e
tersebut adalah natrium sulfit (Na2SO3) dan asam Persamaan reaksi dimisalkan:
klorida (HCl). aSiO2 + bCaF2 + cH2SO4 → dCaSO4 + eSiF4 +
fH2O
23. Jawaban: b Misal: a = 1
Pada reaksi: Jumlah atom sebagai berikut.
NaHCO3 + KHC4H4O6 → NaKC4H4O6 + H2O + CO2 Si: a = e
Seluruh perbandingan koefisien antarzatnya sama. e =1
Oleh karena reaksi sudah setara maka perbanding- O: 2a + 4c = 4d + f
an koefisien antarzatnya adalah 1 : 1. Soda kue 2 + 4c = 4d + f . . . (1)
(NaHCO 3 ) mempunyai nama kimia natrium Ca: b = d . . . (2)
bikarbonat. Cream of tartar mempunyai rumus F: 2b= 4e
KHC4H4O6. NaHCO3 terbentuk dari ion Na+ dan 2b = 4
HCO3–. b =2
Persamaan (2)
24. Jawaban: d
b =d
Misal persamaan reaksi:
d =2
aC2H5OH + bO2 → cCO2 + dH2O
H: 2c = 2f . . . (3)
a=1
S: c = d
C: 2a = c
c =2
c=2
Persamaan (3)
H: 6a = 2d
2c = 2f
6 = 2d
2f = 4
d=3
f =2
O: a + 2b = 2c + d
Persamaan (1)
1 + 2b = 4 + 3
2 + 4c = 4d + f
2b = 6
2+8 =8+2
b=3
Jadi, a = 1, b = 2, c = 2, d = 2, e = 1, dan f = 2
Jadi, persamaan reaksi setaranya:
Persamaan reaksi setara:
C2H5OH + 3O2 → 2CO2 + 3H2O
SiO2 + 2CaF2 + 2H2SO4 → 2CaSO4 + SiF4 + 2H2O
Perbandingan koefisien senyawa-senyawa yang
Spesi-spesi reaksi yang mempunyai koefisien 2
terlibat dalam reaksi adalah 1 : 3 : 2 : 3.
yaitu CaF2, H2SO4, CaSO4, dan H2O.

Kimia Kelas X 51
28. Jawaban: c b. Asam yang mengandung O ada dua
Garam dapur (NaCl) jika direaksikan dengan larutan kemungkinan, yaitu untuk atom yang terikat
perak nitrat (AgNO3) akan menghasilkan larutan dengan bilangan oksidasi besar berakhiran
natrium nitrat dan endapan putih perak klorida. -at dan kecil berakhiran -it. Contoh H2SO4 =
Persamaan reaksi setaranya sebagai berikut. asam sulfat dan H2SO3 = asam sulfit.
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s) Penamaan senyawa basa dengan menyebutkan
garam perak natrium perak nama atom atau ion poliatom yang terikat –OH
dapur nitrat nitrat klorida dan diikuti dengan menyebut hidroksida. Contoh
29. Jawaban: a NaOH = natrium hidroksida dan NH4OH = amonium
Persamaan reaksi: hidroksida.
aNa(s) + bC2H5OH(aq) → cC2H5ONa(aq) + dH2(g) 2. a. Senyawa biner logam dan nonlogam: NaBr,
Li2S, dan KI.
Misal: a = 1 b. Senyawa biner nonlogam dan nonlogam: HCl,
Na: a = c N2O3, dan CO2.
c=1 c. Senyawa poliatom: H 3 PO 4 , HSCN, dan
C: 2b = 2c Zn(OH)2.
2b = 2 d. Senyawa asam: HCl, H3PO4, dan HSCN.
b=1 e. Senyawa basa: Zn(OH)2.
H: 6b = 5c + 2d f. Senyawa hidrat: Na2CO3·5H2O.
6 = 5 + 2d
1 = 2d 3. a. Li3N : litium nitrida
d=  b. CuO : tembaga(II) oksida

O: b = c c. Ba3(PO3)2 : barium fosfit
1=1 d. CaC2O4 : kalsium oksalat
Persamaan reaksi setara: e. Zn(OH)2 : zink hidroksida

Na(s) + C2H5OH(aq) → C2H5ONa(aq) + H (g) 4. a. Perak fluorida = AgF
 2
b. Natrium sulfida = Na2S
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
c. Karbon tetraklorida = CCl4
2Na(s) + 2C2H5OH(aq) → 2C2H5ONa(aq) + H2(g)
d. Fosfor pentaklorida = PCl5
Jadi, koefisien H2 jika reaksi sudah setara adalah 1. e. Asam kromat = H2CrO4
30. Jawaban: c 5. Pereaksi:
Belerang dibakar menghasilkan belerang trioksida. FeS = besi(II) sulfida
Persamaan reaksinya: HCl = asam klorida
2S(s) + 3O2(g) → 2SO3(g) Hasil reaksi:
Selanjutnya, belerang trioksida dengan air FeCl2 = besi(II) klorida
menghasilkan asam sulfat. Persamaan reaksinya H2S = asam sulfida
sebagai berikut.
6. Angka koefisien adalah angka di depan unsur atau
SO3(g) + H2O(A) → H2SO4(aq) senyawa yang terlibat dalam persamaan reaksi.
Belerang trioksida berwujud gas. Koefisien oksigen Sementara itu, angka indeks adalah angka yang
adalah 3. Rumus kimia asam sulfat adalah H2SO4. menunjukkan perbandingan unsur-unsur dalam tiap
Perbandingan koefisien S : O 2 = 2 : 3. senyawa. Misal pada persamaan reaksi berikut.
Perbandingan koefisien SO3 : H2O sama dengan
H2O : H2SO4 = 1 : 1. angka koefisien

B. Uraian 2Na(s) + 2H2O(A) → 2NaOH(aq) + 1H2(g)


1. Penamaan senyawa asam sebagai berikut.
angka indeks
a. Penamaan yang tidak mengandung O dengan
cara menyebut asam yang menggantikan Angka koefisien dan angka indeks satu tidak perlu
nama hidrogen kemudian diikuti nama atom ditulis. Dalam penyetaraan persamaan reaksi,
yang berikatan dan diakhiri dengan -ida. angka indeks tidak boleh diubah (harus tetap),
Contoh HCl = asam klorida. sedangkan angka koefisien boleh diubah sesuai
keperluan penyetaraan.

52 Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana


7. a. Persamaan reaksi yang setara c. Zat-zat yang bertindak sebagai hasil reaksi
1) Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(s) + H2(g) H2S = asam sulfida
2) 2H2(s) + O2(g) → 2H2O(A) I2 = iodin
H2O = air
b. Persamaan reaksi yang belum setara:
1) Mg(s) + O2(g) → MgO(s) 9. a. aKClO3(s) → bKCl(s) + cO2(g)
Misal a = 1
Jumlah atom O di sebelah kanan
K: a = b
disamakan dengan jumlah atom O di
b=1
sebelah kiri. Setelah itu, jumlah atom Mg
Cl: a = b
di sebelah kanan disamakan dengan
O: 3a = 2c
jumlah Mg di sebelah kiri.
3 = 2c
2Mg(s) + O2(g) → 2MgO(s) 
c= 
2) CH4(g) + O2(g) → CO2(g) + H2O(g)
Jumlah atom H di sebelah kanan dikalikan Persamaan reaksi setara:

2 agar sama dengan jumlah atom H di KClO3(s) → KCl(s) +  O2(g)
sebelah kiri. Dengan demikian, jumlah
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
atom O di sebelah kanan menjadi 4
2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
sedangkan di sebelah kiri hanya 2
sehingga koefisien O2 menjadi 2. Atom Perbandingan koefisien reaksi:
C di sebelah kanan dan kiri sudah sama. KClO3 : KCl : O2 = 2 : 2 : 3
Persamaan reaksi menggunakan nama
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(g)
senyawa:
3) CaCO 3(s) + HCl(aq) → CaCl 2(aq) + padatan kalium klorat → padatan kalium
H2O(A) + CO2(g) klorida + gas oksigen
Jumlah atom Ca, atom C, dan atom O di
sebelah kanan dan kiri sudah sama. b. aMnO4(s) + bHCl(aq) → cMnCl2(aq) + dH2O(A)
Koefisien HCl diubah menjadi 2 sehingga + eCl2(g)
jumlah atom H dan atom Cl di sebelah Misal a = 1
kanan dan kiri sama. Mn: a = c
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + c=1
H2O(A) + CO2(g) O: 4a = d
d=4
8. a. aH2SO4(aq) + bHI(aq) → cH2S(g) + d I2(g) + H: b = 2d
e H2O(A) b=8
atom H : 2a + b = 2c + 2e Cl: b = 2c + 2e
atom S : a= c 8 = 2 + 2e
atom O : 4a = e 6 = 2e
atom I : b = 2d e=3
misal: a = 1, maka a = c = 1 Persamaan reaksi setara:
e = 4(1) = 4 MnO4(s) + 8HCl(aq) → MnCl2(aq) + 4H2O(A)
2(1) + b = 2(1) + 2(4) + 3Cl2(g)
b=8
Perbandingan koefisien reaksi:
 MnO4 : HCl : MnCl2 : H2O : Cl2 = 1 : 8 : 1 : 4 : 3
d= 
b
Persamaan reaksi menggunakan nama

=  (8) senyawa:
=4 Padatan mangan(VIII) oksida + larutan asam
klorida → larutan mangan(II) klorida + air +
Jadi, persamaan reaksi setara sebagai berikut.
gas klorin
H2SO4(aq) + 8HI(aq) → H2S(g) + 4I2(g) +
c. aFeSO4(s) + bH2O(A) → cFeSO4·10H2O(s)
4H2O(A)
Persamaan reaksi setara tinggal mengganti
b. Zat-zat yang bertindak sebagai pereaksi: koefisien b menjadi 10. Jadi, persamaan reaksi
H2SO4 = asam sulfat setara:
HI = asam iodida FeSO4(s) + 10H2O(A) → FeSO4·10H2O(s)

Kimia Kelas X 53
Persamaan reaksi menggunakan nama Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
senyawa: 2Na(s) + 2C2H5OH(aq) → 2C2H5ONa(aq) + H2(g)
Padatan besi(II) sulfat + air → padatan besi(II)
sulfat dekahidrat c. Logam tembaga direaksikan dengan larutan
asam nitrat menghasilkan larutan tembaga(II)
10. a. Bahan bakar elpiji propana (C3H8) dibakar nitrat, air, dan gas nitrogen dioksida.
dengan oksigen menghasilkan gas karbon
Persamaan reaksinya:
dioksida dan uap air.
aCu(s) + bHNO3(aq) → cCu(NO3)2(aq) +
Persamaan reaksinya:
dH2O(A) + eNO2(g)
aC3H8(g) + bO2(g) → cCO2(g) + dH2O(g)
Misal: a = 1
Misal: a = 1
Cu: a = c
C: 3a = c
c=1
c=3
H: b = 2d . . . (1)
H: 8a = 2d
N: b = 2c + e
8 = 2d
b = 2 + e . . . (2)
d=4
O: 3b = 6c + d + 2e
O: 2b = 2c + d
3b = 6 + d + 2e . . . (3)
2b = 6 + 4
2b = 10 Persamaan (1) dan (2):
b=5 b=2+e
Persamaan reaksi setaranya: 2d = 2 + e . . . (4)
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) Persamaan (1) dan (3):
3b = 6 + d + 2e
b. Logam natrium direaksikan dengan larutan 3(2d) = 6 + d + 2e
etanol (C2H5OH) menghasilkan larutan natrium 6d = 6 + d + 2e
etanolat dan gas hidrogen. 5d = 6 + 2e . . . (5)
Persamaan reaksinya: Persamaan (4) dan (5):
aNa(s) + bC2H5OH(aq) → cC2H5ONa(aq)
2d = 2 + e × 2 4d = 4 + 2e
+ dH2(g)
5d = 6 + 2e × 1 5d = 6 + 2e
Misal: a = 1 ––––––––––– –
Na: a = c –d = –2
c=1 d=2
C: 2b = 2c Persamaan (4):
b=1 2d = 2 + e
H: 6b = 5c + 2d 2(2) = 2 + e
6 = 5 + 2d 4=2+e
1 = 2d e=2
 Persamaan (1):
d=  b = 2d
O: b = c b = 2(2) = 4
1=1 Persamaan reaksi setaranya:
Persamaan reaksi setaranya: Cu(s) + 4HNO 3 (aq) → Cu(NO 3 ) 2 (aq) +
 2H2O(A) + 2NO2(g)
Na(s) + C2H5OH(aq) → C2H5ONa(aq) +  H2(g)

54 Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana


Hukum Dasar Kimia

Hukum Kekekalan Hukum Hukum Tetapan Penentuan


Massa (Hukum Perbandingan Tetap Perbandingan Avogadro dan Rumus Kimia dan
Lavoisier) (Hukum Proust) Berganda dan Hukum Konsep Mol Pereaksi
Perbandingan Volume Pembatas

• Hukum Lavoisier • Hukum Proust • Hukum • Penentuan • Menentukan


• Massa zat • Kadar zat dalam Perbandingan volume gas rumus empiris
dalam reaksi campuran/ Berganda • Massa atom dan rumus
cuplikan • Hukum relatif (A r ) dan molekul
Perbandingan massa molekul • Menentukan
Volume relatif (Mr) rumus kimia
• Volume molar hidrat
• Volume gas • Hitungan kimia
pada keadaan
tidak standar
• Molaritas

• Bersikap jujur dalam melaksanakan tugas maupun mengumpulkan data saat praktikum.
• Menerapkan sikap kerja sama dengan sesama teman dalam belajar dan menyelesaikan tugas.
• Bersikap pantang menyerah saat mengalami kendala dalam belajar hukum dasar kimia.
• Mengembangkan keterampilan diri untuk menciptakan peluang usaha berdasarkan ilmu yang diperoleh.
• Bersikap kerja keras dalam menghadapi segala sesuatu, khususnya saat berlatih soal-soal hukum dasar kimia.
• Mampu menjelaskan hukum Kekekalan Massa.
• Mampu mengamati hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.
• Mampu menjelaskan hukum perbandingan tetap (hukum Proust) dalam reaksi kimia.
• Mampu membuktikan berlakunya hukum Perbandingan Tetap berdasarkan data percobaan.
• Mampu menjelaskan berlakunya hukum Perbandingan Berganda (hukum Dalton) pada beberapa senyawa.
• Mampu menjelaskan penggunaan hukum Perbandingan Volume (hukum Gay Lussac) pada reaksi kimia.
• Mampu menjelaskan tetapan Avogadro
• Mampu menentukan volume gas yang terlibat dalam reaksi kimia.
• Mampu menentukan massa atom relatif, massa molekul relatif, dan konsep mol.
• Mampu menentukan rumus empiris, rumus molekul senyawa, dan rumus kimia hidrat (air kristal).
• Mampu menentukan pereaksi pembatas dalam reaksi kimia.

Kimia Kelas X 55
A. Pilihan Ganda Massa O dalam CuO jika massa Cu = 16 gram

1. Jawaban: d =  × 16 gram
Hukum Kekekalan Massa menyatakan bahwa = 4 gram (terbukti)
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
tetap. Hal ini berarti jumlah zat sebelum reaksi e. Magnesium + nitrogen → magnesium nitrida
sama dengan jumlah zat sesudah reaksi atau 3Mg + N2 → Mg3N2
jumlah molekul sebelum dan sesudah reaksi selalu 24 gram + 28 gram = 52 gram
sama. Massa N 2 dalam Mg 3 N 2 jika massa Mg
2. Jawaban: c = 24 gram

Reaksi mengikuti hukum Lavoisier apabila jumlah =  × 24 gram
atom kanan (hasil reaksi) sama dengan jumlah
= 9,33 gram (tidak terbukti)
atom kiri (pereaksi). Reaksi tersebut terdapat pada
persamaan reaksi c. Jadi, pada pilihan jawaban e tidak mengikuti hukum
Kekekalan Massa.
3. Jawaban: a
Menurut hukum Lavoisier, massa sebelum reaksi 5. Jawaban: d
sama dengan massa setelah reaksi. Dari reaksi Reaksi pembakaran sebagai berikut.
antara 4 gram Mg dengan 10 gram HCl diperoleh CxHyOz + O2 → CO2 + H2O
MgCl2 dan H2 sebanyak 14 gram. massa (CxHyOz + O2) = massa (CO2 + H2O)
4. Jawaban: e 46 + mO2 = 88 + 54
Reaksi yang mengikuti hukum Kekekalan Massa mO2 = 142 – 46
sebagai berikut. = 96
a. Hidrogen + oksigen → air Jadi, massa O2 sebesar 96 gram.
H2 + O2 → H2O 6. Jawaban: b
3 gram + 24 gram = 27 gram 2MgO → 2Mg + O2
Massa O2 dalam H2O jika massa H2 = 3 gram 20 gram ? 8 gram
 Massa Mg = massa MgO – massa O2
=  × 3 gram
= (20 – 8) gram
= 24 gram (terbukti) = 12 gram
b. Besi + belerang → besi(II) sulfida 7. Jawaban: c
Fe + S → FeS Persamaan reaksinya sebagai berikut.
7 gram + 4 gram = 11 gram I2(s) + H2(g) → 2HI(g)
Massa S dalam FeS jika massa Fe = 7 gram Massa I2 + massa H2 = massa HI

=  × 7 gram Massa I2 = 5 gram
= 4 gram (terbukti) Massa H2 = 5 gram
c. Belerang + tembaga →tembaga(II) sulfida Massa HI = 1,25 gram
S + Cu → CuS Massa zat yang tidak bereaksi
= massa zat sebelum reaksi – massa zat sesudah
32 gram + 64 gram = 96 gram
reaksi
Massa Cu dalam CuS jika massa S = 32 gram
= (5 + 5) gram – 1,25 gram

=  × 32 gram = (5 + 5) – 1,25 gram
= 64 gram (terbukti) 8. Jawaban: b
CaCO3 + 2HCI → CaCI2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
d. Tembaga + oksigen →tembaga(II) oksida
Y gram + 5,81 gram = 13,78 gram
Cu + O → CuO
Y gram = (13,78 – 5,81) gram
16 gram + 4 gram = 20 gram
Y = 7,97 gram
Jadi, massa kalsium karbonat yang direaksikan
sebesar 7,97 gram.

56 Hukum Dasar Kimia


9. Jawaban: d dibutuhkan untuk mengubah logam merkuri menjadi
Serbuk garam inggris jika direaksikan dengan merkuri oksida kembali. Oleh karena itu, Lavoisier
larutan amonia akan mengalami reaksi menurut selanjutnya menyimpulkan dan mengemukakan
persamaan berikut. hukum Kekekalan Massa yang berbunyi ”massa
MgSO4(s) + 2NH4OH(aq) → Mg(OH)2(s) total zat-zat sebelum reaksi akan selalu sama
+ (NH4)2SO4(aq) dengan massa total zat-zat hasil reaksi”.
Massa MgSO4 ditambah NH4OH sama dengan 2. Persamaan reaksinya sebagai berikut.
massa Mg(OH)2 ditambah (NH4)2SO4. Mg + S → MgS
Jadi, jika massa tabung beserta zat sebelum 6 gram + S = 14 gram
direaksikan = 60 gram maka massa tabung beserta S = (14 – 6) gram = 8 gram
zat setelah direaksikan = 60 gram. Jadi, massa serbuk belerang yang ikut bereaksi
10. Jawaban: e sebanyak 8 gram.
Reaksi yang terjadi sebagai berikut.
3. Persamaan reaksi yang terjadi sebagai berikut.
CH3COOH(aq) + NaHCO3(s) → CH3COONa(aq) + 4Cu(s) + O2(g) → 2Cu2O(s)
H2O( )
Massa reaktan = massa produk
+ CO2(g) Massa Cu + massa O2 = massa Cu2O
Massa zat sebelum reaksi = massa zat sesudah 64 gram + 8 gram = massa Cu2O
reaksi Massa Cu2O = 72 gram
Massa asam asetat + massa soda kue = massa
zat sesudah reaksi 4. Massa AgNO3 + massa NaCl = massa AgCl +
3 gram + 2,5 gram = massa zat sesudah reaksi massa NaNO3
Massa zat sesudah reaksi = 5,5 gram. 51 gram + 17,55 gram = massa AgCl + 25,5 gram
Jadi, massa zat hasil reaksi dan gas yang terbentuk Massa AgCl= (68,55 – 25,5) gram = 43,05 gram
yaitu 5,5 gram dan CO2 (karbon dioksida). Jadi, massa endapan AgCl yang terbentuk sebesar
43,05 gram.
B. Uraian
5. Reaksi yang terjadi:
1. Percobaan yang dilakukan oleh Lavoisier yaitu
pembakaran merkuri oksida yang berwarna merah C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O
menghasilkan logam merkuri dan sebaliknya logam 9 gram + x = 13,2 gram + 5,4 gram
merkuri dibakar dengan oksigen menghasilkan 9 gram + x = 18,6 gram
merkuri oksida. Berdasarkan percobaan tersebut x = 9,6 gram
ternyata jika merkuri oksida dipanaskan akan Jadi, oksigen yang diperlukan pada pembakaran
menghasilkan logam merkuri dan gas oksigen tersebut sebanyak 9,6 gram.
dengan massa gas oksigen sama dengan yang

A. Pilihan Ganda Massa air yang terjadi


= massa oksigen + massa hidrogen
1. Jawaban: c
= 32 gram + 4 gram = 36 gram
Perbandingan massa magnesium dan oksigen
dalam MgO = 15 : (12 – 2) = 15 : 10 = 3 : 2. 3. Jawaban: b
Jadi, perbandingan antara massa Mg dengan Percobaan 1
O = 3 : 2. Massa oksigen yang bereaksi = (20 – 18) gram
= 2 gram
2. Jawaban: b
Perbandingan Mg : O = 3 : 2.
Massa oksigen yang bereaksi

Percobaan 2
=  × massa hidrogen Massa oksigen yang bereaksi = (10 – 6) gram

= 4 gram
=  × 4 gram = 32 gram Perbandingan Mg : O = 6 : 4 = 3 : 2.

Kimia Kelas X 57
Percobaan 3 massa kalsium sulfida = 0,75 : 0,60 : 1,35
Massa magnesium yang bereaksi =5:4:9
= (45 – 33) gram = 12 gram 
Perbandingan Mg : O = 12 : 8 = 3 : 2. Massa kalsium yang bereaksi =  × 0,3 gram
Percobaan 4 = 0,375 gram
Massa magnesium yang bereaksi Massa kalsium mula-mula = massa kalsium yang
= (45 – 21) gram = 24 gram bereaksi + massa kalsium sisa
Perbandingan Mg : O = 24 : 16 = 3 : 2. Massa kalsium mula-mula = (0,375 + 0,05)gram
Jadi, perbandingan antara massa magnesium dan = 0,425 gram
oksigen dalam senyawa magnesium oksida adalah Jadi, massa kalsium mula-mula sebesar 0,425 gram.
3 : 2.
8. Jawaban: a
4. Jawaban: a 
Massa Na2SO4 murni =  × 200 gram




    × 
= = 142 gram


    




   Na2SO4 murni mengandung:
  ;

 ×  Massa Na =  ;
< 
× massa Na2SO4 murni
=
 ×   +  ×   +  ×  





    ×  =  × 142
=
  ×  +  ×  + × 
= 46 gram




   
=  <
  +  +  Massa S = × massa Na2SO4 murni
 ;
< 
Massa H dalam C12H22O11 =  = 0,32 gram 
 =  × 142
5. Jawaban: d = 32 gram
Perbandingan massa unsur dalam CaO  
Massa Ca : massa O = 1 × Ar Ca : 1 × Ar O Massa O =  ;
< 
× massa Na2SO4 murni
= 1 × 40 : 1 × 16 
= 40 : 16 =  × 142
=5:2 = 64 gram
 Jadi, jawaban yang tepat yaitu mengandung
Massa Ca yang bereaksi =  × massa O 46 gram Na.
 9. Jawaban: d
=  × 0,5 gram
2Mg + O2 → 2MgO
= 1,25 gram
Massa CaO yang terbentuk Massa Mg dalam MgO
= massa Ca + massa O  
=   +  
× massa MgO
= (1,25 + 0,5) gram
= 1,75 gram 
= × 5 gram
6. Jawaban: a  + 





 
%b/b = × 100% =  × 5 gram





!
 = 3 gram
1,34% = × 100%



"#$#&
Kemurnian serbuk magnesium
'
massa total bijih = 1 g × = 74,6 g 



 
*' = × 100%


"> 
! #
Jadi, massa bijih mineral argentit yang harus diolah

sebanyak 74,6 g. = × 100%

7. Jawaban: b = 75%
Perbandingan antara massa kalsium : massa
belerang:

58 Hukum Dasar Kimia


10. Jawaban: b Massa Ca yang bereaksi
Massa Ag dalam uang perak = Massa Ag dalam 
AgCI =  × 2,8 gram = 12 gram
  Massa Ca3N2 yang terbentuk
= × massa AgCI
 W = 12 gram + 2,8 gram = 14,8 gram
 b. Zat sisa berupa kalsium dengan massa
= × 7,2 gram
* sebesar
= 5,4 gram = 21 gram (mula-mula) – 12 gram (reaksi)
Kadar Ag dalam uang perak = 9 gram


 4. Misalnya, massa KBr = a gram maka massa
= × 100%



!
> NaBr = (0,56 – a) gram.
* Massa Br dalam KBr + massa Br dalam NaBr =
= × 100%
* Massa Br dalam AgBr
= 92,8%
  ⋅  @    ⋅  @ 
  (massa KBr) +   (massa NaBr)
B. Uraian   E@    ;
@ 

1. Perbandingan massa unsur-unsur penyusun pupuk   ⋅  @ 


=   (massa AgBr)
urea sebagai berikut.   @ 
Massa C : massa O : massa N : massa H       
= 1 × Ar C : 1 × Ar O : 2 × Ar N : 4 × Ar H   (a) +   (0,56 – a) = (0,94)
 Q     
= 1 × 12 : 1 × 16 : 2 × 14 : 4 × 1
* −
* Q
= 12 : 16 : 28 : 4 + =
Q  
=3:4:7:1

U Q* −

Jadi, perbandingan massa dari unsur-unsur = 0,005
Q
penyusun pupuk urea yaitu
C : O : N : H = 3 : 4 : 7 : 1. 103a + 66,64 – 119a = (119)(103)(0,005)
–16a = –5,355
2. Mr magnesium sulfat (MgSO4)
a = 0,33
= Ar Mg + Ar S + (4 × Ar O)
= 24 + 32 + (4 × 16) Massa KBr = a gram = 0,33 gram
= 24 + 32 + 64 Persentase KBr dalam campuran:


E@
= 120 %KBr = × 100%




!
 ×  
% Mg dalam MgSO4 =  <  × 100% *
= × 100% = 58,9%
*
 ×  Jadi, persentase KBr campuran sebesar 58,9%.
=  × 100%
= 20% 5. Persentase N dalam urea (CO(NH2)2)
 ×  <  ×  ;
% S dalam MgSO4 = × 100% = × 100%
 <   ;  
 ×  ;
 ×  = × 100%
= × 100%  ×   +  ×   +  ×  ; +  ×  

 × 
= 26,7% = × 100%
 ×  +  ×  +  ×  +  × 
 ×  
% O dalam MgSO4 =  <  × 100% =  × 100%

 ×  = 46,7%
= × 100%
 Kandungan N dalam pupuk urea
= 53,3%
=  × 100%
3. a. Perbandingan massa dalam Ca3N2 
Massa Ca : massa N = (3)Ar Ca : (2)Ar N = 42%
= (3)(40) : (2)(14) 
Kemurnian pupuk urea = × 100% = 90%
*
= 120 : 28
Jadi, kemurnian pupuk urea 90%.
= 30 : 7

Kimia Kelas X 59
A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: a
Data tersebut dapat dimasukkan dalam tabel
1. Jawaban: d
berikut.
Menurut Gay Lussac, pada suhu dan tekanan yang
sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi Massa Massa
Senyawa Belerang (g) Oksigen (g)
dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat.
Perbandingan volume sama dengan perbandingan Belerang dioksida 8 16
koefisien reaksi. Belerang trioksida x 12
aN2(g) + bH2(g) → cNH3(g)
Misal: a = 1 Jika massa belerang pada kedua senyawa dibuat
N : 2a = c sama yaitu 8 gram, data menjadi seperti tabel
c=2 berikut.
H : 2b = 3c Massa Massa
Senyawa Belerang (g) Oksigen (g)
2b = 6
b=3 Belerang dioksida 8 16
Persamaan reaksi setara: Belerang trioksida 8

× 12 =
Q

N2(g) + 3H2(g) → 2NH3(g)


X X

Perbandingan volume = perbandingan koefisien Massa oksigen pada senyawa kedua sebagai
= 1 : 3 : 2. berikut.
Q
2. Jawaban: d 16 : X = 2 : 3
massa C = 12 gram
 
Ar C = 12 Q = 
X
Ar H = 1
X 
  = 
CH4 → massa H = × massa C Q
 
48x = 192
 x = 4 gram
=  × 12 gram
Jadi, massa belerang dalam belerang trioksida
= 4 gram sebesar 4 gram.
 
C2H6 → massa H = × massa C 4. Jawaban: c
 
Persamaan reaksi:

=

× 12 gram 5CxHy + 20O2 → 15CO2 + 10H2O
= 3 gram C : 5x = 15
  x=3
C2H4 → massa H = × massa C
  H : 5y = 20
 y=4
=  × 12 gram
Jadi, rumus hidrokarbon tersebut C3H4.
= 2 gram
5. Jawaban: b
 
C2H2 → massa H =  
× massa C Jika massa unsur nitrogen pada kedua senyawa
sama, data tersebut dapat dimasukkan ke dalam
 tabel berikut.
= × 12 gram

= 1 gram Senyawa Massa Massa
Nitrogen Oksida Unsur Nitrogen Unsur Oksigen
Jadi, perbandingan massa hidrogen dalam CH4,
C2H6, C2H4, dan C2H2 yaitu 4 : 3 : 2 : 1. Senyawa I 46,66% 53,33%
Senyawa II 46,66% *'
*'
× 69,56%
= 106,66%

60 Hukum Dasar Kimia


Massa oksigen yang bergabung dengan 46,66% 
unsur nitrogen pada kedua senyawa mempunyai Volume O2 pada reaksi CH4 =  × volume CH4
perbandingan = 53,33% : 106,66% = 1 : 2. Hal ini 
sesuai hukum Dalton karena perbandingan massa =  × y mL
oksigen yang bergabung dengan nitrogen merupa- = 2y mL
kan bilangan bulat yang sederhana. 
Volume O2 pada reaksi C3H8 =  × (10 –y) mL
6. Jawaban: d
Jika massa unsur P tetap pada kedua senyawa, = 50 – 5y mL
data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel Jika volume O2 yang habis bereaksi = 38 liter
berikut. maka: 2y + (50 – 5y) = 38 liter
Senyawa Komposisi P Komposisi Q –3y = –12 liter
y = 4 liter
I 6 4
II 6  Jadi, volume CH4 4 liter dan volume C3H8 6 liter.

×5=6
10 Jawaban: b
Massa Q yang bergabung dengan 6 g unsur P pada Perbandingan volume = perbandingan koefisien
kedua senyawa mempunyai perbandingan = 4 : 6 NxO + S → SOy + N2
= 2 : 3. 70 mL (105 – 70) mL = 35 mL 70 mL
7. Jawaban: c ––––––––––––––––––––––––––––––––––––– : 35
Persamaan reaksi setara: 2NxO + S → SOy + 2N2

PCl3(g) + Cl2(g) → PCl5(g) Jumlah atom sebelum dan setelah reaksi adalah
5 mL 7 mL tetap.
Volume gas PCl5 yang dihasilkan Nkiri = Nkanan
 2·x=2·2
=  × volume PCl3 x =2
 Okanan = Nkiri
=  × 5 mL
2=y
= 5 mL y=2
Volume gas klor yang bereaksi Jadi, persamaan reaksi yang terjadi

=  × volume PCl3 2N2O(g) + S(s) → SO2(g) + 2N2(g)

=  × 5 mL B. Uraian
= 5 mL 1.
Senyawa Massa Unsur X Massa Unsur Cl
Jadi, volume gas klor yang tersisa = (7 – 5) mL
= 2 mL. 1 72,16% 27,84%
2 56,44% 43,56%
8. Jawaban: c 3 50,90% 49,10%
Persamaan reaksi setara sebagai berikut. 4 46,35% 53,65%
2C4H10g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g)
Jika massa unsur X pada keempat senyawa sama,
\    
= = data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel
\    

berikut.
Volume C4H10 =  × volume CO2
Senyawa Massa Unsur X Massa Unsur Cl

= 
× 40 L 1 72,16% 27,84%
2 72,16% 55,69%
= 10 L
3 72,16% 69,61%
Jadi, volume gas butana sebesar 10 L.
4 72,16% 83,52%
9. Jawaban: c
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) Massa Cl yang bergabung dengan 72,16%
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l) unsur X mempunyai perbandingan = 27,84% :
55,69% : 69,61% : 83,52% = 1 : 2 : 2,5 : 3
Misal: volume CH4 = y mL
= 2 : 4 : 5 : 6.
volume C3H8 = (10 – y) mL

Kimia Kelas X 61
2. Data nomor 1: 4. N2 + 3H2 → 2NH3
a. Jika massa Fe dalam senyawa I dan senyawa Perbandingan volume = perbandingan koefisien
II dibuat sama yaitu 56 gram, perbandingan Volume nitrogen yang bereaksi
massa O dalam senyawa I dan senyawa II

yaitu 16 : 24 = 2 : 3. =  × volume H2
b. Jika massa O dalam senyawa I dan 
senyawa II dibuat sama yaitu 48 gram, =  × 5,6 liter
perbandingan massa Fe dalam senyawa I dan
= 1,87 liter
senyawa II yaitu168 : 112 = 3 : 2.
Volume gas nitrogen yang direaksikan
Data nomor 2:
= (1,87 + 1,49) liter
a. Dengan massa Cu yang sama yaitu
63,5 gram, maka perbandingan massa S = 3,36 liter
dalam senyawa I dan senyawa II yaitu Volume gas amonia yang terbentuk
16 : 32 = 1 : 2. 
b. Jika massa S dalam senyawa I dan =  × 5,6 liter
senyawa II dibuat sama yaitu 32 gram maka = 3,73 liter
perbandingan massa Cu dalam senyawa I dan
Jadi, volume gas nitrogen (N2) yang direaksikan
senyawa II yaitu 127 : 63,5 = 2 : 1.
sebesar 3,36 liter dan volume gas amonia (NH3)
3. Persamaan rekasi pembakaran gas elpiji sebagai yang terbentuk sebesar 3,73 liter.
berikut.
aC3H8(g) + bO2(g) → cCO2(g) + dH2O( ) 
5. Volume metana (CH4) =  × 1 L = 0,6 L
Misal: a = 1

C : 3a = c Volume etana (C2H6) =  × 1 L = 0,4 L
c=3 Persamaan reaksi:
H : 8a = 2d CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
8 = 2d 0,6 L
d=4

O : 2b = 2c + d Volume O2 =  × volume CH4
2b = 6 + 4 
2b = 10 =  × 0,6 L
b=5 = 1,2 L
Persamaan reaksi setara:
2C2H6 + 7O2 → 4CO2 + 6H2O
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O( ) 0,4 L
Perbandingan koefisien reaksi = perbandingan 
volume Volume O2 =  × volume C2H6
 
Volume gas oksigen =  × volume C3H8 =  × 0,4 L
 = 1,4 L
=  × 10 L
Volume oksigen yang diperlukan dalam proses
= 50 L oksidasi = 1,2 L + 1,4 L = 2,6 L.
Jadi, volume gas oksigen yang diperlukan pada Jadi, volume oksigen yang diperlukan sebanyak
pembakaran tersebut sebesar 50 L. 2,6 L.

A. Pilihan Ganda P ; 40 = 20x


1. Jawaban: e x=2
Perbandingan volume = perbandingan koefisien Q ; 100 = 20y
Persamaan reaksi: y=5
20P2 + 50Q2 → 20PxQy Jadi, harga x = 2 dan y = 5.

62 Hukum Dasar Kimia


2. Jawaban: b 6. Jawaban: b
1 mol suatu senyawa = 6,02 × 1023 Massa atom relatif Ne
0,2 mol = 0,2 × 6,02 × 1023 Σ 

; + Σ 

;
Jadi, 0,2 mol air mengandung 0,2 × 6,02 × 1023 = `
& &
 ; #


molekul. Misal kelimpahan 20Ne = x% maka kelimpahan
22Ne = (100 – x)%
3. Jawaban: e
Mr Fe2O3 · 7H2O 20,2 = X +  − X

= ((2 × Ar Fe) + (10 × Ar O) + (14 × Ar H)) g/mol X + q − X
= ((2 × 56) + (10 × 16) + (14 × 1)) g/mol 20,2 = 
= (112 + 160 + 14) g/mol = 286 g/mol 2.020 = 20x + 2.200 – 22x
Jadi, massa molekul relatif Fe2O3.7H2O sebesar 2x = 180
286 gram/mol. x = 90%
Jadi, kelimpahan isotop 22Ne di alam adalah
4. Jawaban: c (100 – 90)% = 10%.
Volume molar gas pada STP = 22,4 liter
1 mol gas pada STP = 22,4 liter 7. Jawaban: e

CaCO3 + 2HCl → CaCl2 + H2O + CO2
4 liter gas = 4 L × 


 
* _ mol CaCO3 =
 
 
= 0,179 mol



* 
 =  +  + 
Mr gas = 
= *Q 
= 17 g/mol

Gas yang mempunyai massa sebesar 3,043 gram = 
= 0,01 mol
dalam volume 4 L harus mempunyai massa rumus 
relatif sebesar 17 g/mol. mol CO2 = 
× 0,01 mol = 0,01 mol
Mr NO2 = ((1 × Ar N) + (2 × Ar O)) g/mol 1 mol gas menempati volume 24 dm3
= ((1 × 14) + (2 × 16)) g/mol Volume CO2 = 0,01 × 24 dm3
= (14 + 32) g/mol = 46 g/mol = 24 × 10–2 dm3
Mr CO2 = ((1 × Ar C) + (2 × Ar O)) g/mol = 240 cm3
= ((1 × 12) + (2 × 16)) g/mol 8. Jawaban: c
= (12 + 32) g/mol = 44 g/mol Volume (STP)
Mr NH3 = ((1 × Ar N) + (3 × Ar H)) g/mol 

 
mol CO2 =
= ((1 × 14) + (3 × 1)) g/mol   
= (14 + 3) g/mol = 17 g/mol * 
=
Mr SO3 = ((1 × Ar S) + (3 × Ar O)) g/mol  +  +  {

= ((1 × 32) + (3 × 16)) g/mol * 


=
 +  {
= (32 + 48) g/mol = 80 g/mol
* 
Mr CH4 = ((1 × Ar C) + (4 × Ar H)) g/mol =
 {
= ((1 × 12) + (4 × 1)) g/mol = 0,05 mol
= (12 + 4) g/mol = 16 g/mol
Volume (STP) = mol × 22,4 L/mol
Jadi, gas tersebut adalah NH3. = 0,05 mol × 22,4 L/mol
5. Jawaban: c = 1,12 L
Mr C12H22O11 = 342 Volume (suhu 25°C dan tekanan 0,8 atm)


  PV = nRT
mol C12H22O11 =    0,8 · V = 0,05 · 0,082 · (25 + 273)
* 0,8 V = 1,2218
=  = 7,3 · 10–4 V = 1,53 L
Jumlah molekul C12H22O11 = mol × L 9. Jawaban: c
= 7,3 · 10–4 × 6,02 · 1023 *|
= 4,39 · 1020 a. mol Cu2S = = 6,99 × 10–2 mol
*|
Jadi, 0,2 gram gula tebu mempunyai 4,39 · 1020  *QQ| −
molekul. M Cu2S = \ = *
= 0,139 M

Kimia Kelas X 63
 * CxHy + 5O2 → 3CO2 + H2O
b. M NaCl = \ = = 0,16 M
* Jumlah atom reaktan = jumlah atom produk
*| CxHy + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
c. mol C2H5OH = = 2 × 10–2 mol
*| C:x=3
 | − H:y=8
M C2H5OH = \ = * Jadi, rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut
= 0,04 M (paling kecil) yaitu C3H8 (propana).
 * 3. T = 273 K
d. M C12H22O11 = \ = * = 0,06 M
P = 76 cmHg = 1 atm
e. massa Pb(CH3COO)2 = 32,5 gram V = 2,24 L
Mr Pb(CH3COO)2 = 325 gram/mol \_ * _
n = * _ {  = * _ {  = 0,1 mol
*
mol Pb(CH3COO)2 =  = 0,1 mol Jumlah molekul
 * = 0,1 mol × 6,02 × 1023 molekul/mol
M Pb(CH3COO)2 = \ = = 0,2 M = 6,02 × 1022 molekul
*
Jadi, molaritas terkecil dimiliki oleh etanol Jadi, 2,24 L CH4 pada suhu 273 K dan tekanan
(C2H5OH). 76 cm Hg mempunyai 6,02 × 1022 molekul.
10. Jawaban: d 4. Persamaan reaksi penguraian kalium klorat
(KClO3) sebagai berikut.
$
&
 " #
mol besi =
* ×  2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
* ×  

; * 

= = 1 mol mol N2 = = = 0,025 mol
* ×   ;  
{
 Gas oksigen diukur pada keadaan saat 0,58 liter
mol H2 =  × mol Fe
gas N2 beratnya 0,7 gram.

=  × 1 mol     ;
}  
= } ;
= 1,5 mol
  * 
Pada kondisi yang sama dengan 1 gram gas O2 =
*Q # * #
(Mr = 32) volume 1 liter, volume H2 sebagai berikut.
mol O2 = 0,003 mol


  

mol O2 = = = 0,03 mol 
    
{ mol KClO3 =  × mol O2
    
}  
= }  
=  × 0,003 mol = 0,002 mol
*  * 
= Massa KClO3 = mol KClO3 × Mr KClO3
# } 
= 0,002 mol × 122,5 gram/mol
Volume H2 = 50 liter. = 0,245 gram
Jadi, kalium klorat yang terurai sebanyak
B. Uraian 0,245 gram.
1. 2NO2 → N2 + 2O2 5. Mr Fe2O3 = 160
3 mol 1,5 mol 3 mol
Vkarat = p × × t
2NO → N2 + O2
= 20 × 3 × 1,2
3 mol 1,5 mol 1,5 mol
Mol N2 total = 1,5 mol + 1,5 mol = 3 mol = 72 cm3
Mol O2 total = 3 mol + 1,5 mol = 4,5 mol = 7,2 × 10–2 dm3
Pada tekanan dan suhu sama, perbandingan mol a. Volume Fe2O3 = n × 22,4 (STP)
= perbandingan volume. 7,2 × 10–2 = n × 22,4
Perbandingan volume N2 : O2 = 3 : 4,5 = 2 : 3. n = 3,2 × 10–3 mol
2. CxHy + O2 → CO2 + H2O Massa karat pada keadaan STP
4 liter 20 liter 12 liter = nFe2O3 × Mr Fe2O3
Perbandingan volume = perbandingan koefisien = 3,2 × 10–3 mol × 160 g/mol
CxHy : O2 : CO2 = 4 : 20 : 12 = 1 : 5 : 3 sehingga = 0,512 gram
menjadi Jadi, massa karat (STP) sebanyak 0,512 gram.

64 Hukum Dasar Kimia


   * × * ×  −
b. P =    × 1 atm n= * × 
mol
= 0,356 atm = 9,2 × 10–4 mol
V = 7,2 × 10–2 liter Massa karat (pada 0,356 atm, 340 K)
R = 0,082 L atm/mol K = nFe2O3 × Mr Fe2O3
T = 67 + 273 = 9,2 × 10–4 × 160
= 340 K = 1,472 × 10–1 gram
PV = nRT Jadi, massa karat (pada tekanan 27 cmHg,
~\ suhu 67°C) sebanyak 1,472 × 10–1 gram.
n = 

1. Jawaban: d Mr = 179,99 ≈ 180


Senyawa karbon + O2 → CO2 + H2O (CH2O)n = 180
46 gram 88 gram 54 gram 12n + 2n + 16n = 180
Massa C dalam CO2 30n = 180
 ×   n=6
= × massa CO2
 ×   +  ×   Jadi, rumus molekul senyawa tersebut adalah
 × 
C6H12O6.
= × 88 gram
 ×  +  ×  3. Jawaban: b
 Rumus empiris senyawa ditentukan berdasarkan
= × 88 gram perbandingan molnya.

= 24 gram 

 




mol C : H : O = : :
Massa H dalam H2O     

 ×  =
*Q
:
*
:
*Q
= × massa H2O   
 ×   +  ×  
= 5,17 : 10,34 : 1,7
×
= × 54 gram =3:6:1
 ×  +  × 
Jadi, rumus empiris senyawa tersebut (C3H6O)n.
 Rumus molekul ditentukan dengan terlebih dahulu
= × 54 gram
 mencari Mr-nya.
= 6 gram Massa gas = 1,45 g
Massa O dalam senyawa karbon Volume gas = 743 mL = 0,743 liter
= massa senyawa karbon – (massa C + massa H)
37
= (46 – (24 + 6)) gram Tekanan = 37 cmHg = atm = 0,486 atm
76
= (46 – 30) gram
Suhu = 80°C = (80 + 273) K = 353 K
= 16 gram
Perbandingan massa C : H : O = 24 : 6 : 16 



PV = nRT =  

×R×T
  
Perbandingan mol C : H : O = : : 


×  × 
   Mr gas =
=2:6:1 ~×\
Jadi, rumus empiris senyawa karbon tersebut * ⋅ * ⋅ 
= = 116
C2H6O. * ⋅ *
Rumus empiris = (C3H6O)n
2. Jawaban: e
Mr senyawa = 116


$
& 
#> Mr (C3H6O)n = 116
=
 * × 
(36 + 6 + 16)n = 116
Q*  × 
= 58n = 116
 * × 
n =2

Kimia Kelas X 65
Jadi, rumus molekul senyawa yang mempunyai mol O2 yang terbentuk
rumus empiris (C3H6O)2 = C6H12O2. 

 
=   
4. Jawaban: d
* 

Na2SO4 · xH2O → Na2SO4 + xH2O =
 
{
11,6 g = 7,1 g + 4,5 g = 0,075 mol
mol Na2SO4 : mol H2O 2HgO(s) → 2Hg( ) + O 2(g)


;
<  

 Mula-mula : 0,250 mol – –
 ;
< 
:   Terurai : 0,150 mol 0,150 mol 0,075 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
* * Sisa : 0,100 mol 0,150 mol 0,075 mol
:
 +  +   +   
#
* * % HgO yang terurai =  
‚
× 100%

: 
*
0,05 : 0,25 = * × 100%
1:5 = 60%
Jadi, rumus molekul senyawa hidrat tersebut 7. Jawaban: a
Na2SO4 · 5H2O.
} ;  * _
5. Jawaban: e mol NH3 = = = 0,5 mol
* _{ * _{
}   
mol CO2 = mol NO = 
× mol NH3 =  × 0,5 mol = 0,5 mol
* _{
* _
Massa NO = mol NO × Mr NO
= = 0,5 mol × (14 + 16) g/mol
* _{
= 0,05 mol = 0,5 mol × 30 g/mol = 15 gram
Jadi, massa gas NO yang dihasilkan sebanyak
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O( )
15 gram.
+ CO2(g)

8. Jawaban: a
mol Na2CO3 =  × mol CO2 2N2O4 + N2 H 4 → 6NO + 2H 2 O

 * *
=  × 0,05 mol Mula-mula:
Q 
0,17 mol 0,15 mol
= 0,05 mol
Reaksi : 0,17 mol 0,085 mol 0,51 mol 0,17 mol
Massa Na2CO3 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= mol Na2CO3 × Mr Na2CO3 Sisa : – 0,065 mol 0,51 mol 0,17 mol
= 0,05 mol × ((2 × 23) + (1 × 12) + (3 × 16)) g/mol Zat N2O4 habis bereaksi → bertindak sebagai
= 0,05 mol × (46 + 12 + 48) g/mol pereaksi pembatas.
= 5,3 gram massa NO = mol NO × Mr NO = 0,51 × 30 = 15,3
Na2CO3 · nH2O → Na2CO3 + nH2O gram
14,3 gram 5,3 gram (14,3 – 5,3) gram Jadi, zat yang bertindak sebagai pereaksi
= 9 gram pembatas dan massa hasil reaksi NO berturut-turut
mol Na2CO3 : mol H2O =1:n adalah N2O4 dan 15,5 gram.
Q 

0,05 mol : =1:n 9. Jawaban: d
 
{
0,05 mol : 0,5 mol =1:n 

W * 

mol I2 = = = 0,05 mol
n = 10  W  ×  
{
Jadi, jumlah air kristal dalam kristal natrium mol Mg =



=
* 

= 0,2 mol
karbonat tersebut adalah 10.    
{
Mg + I2 → MgI2
6. Jawaban: c Mula-mula : 0,2 mol 0,05 mol –
mol HgO mula-mula Reaksi : 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––



= Sisa : 0,15 mol – 0,05 mol
 
Massa Mg yang tersisa = mol Mg × Ar Mg
 
 = 0,15 mol × 24 g/mol
=
 
{
= 3,6 gram
= 0,250 mol Jadi, sisa magnesium dalam reaksi sebanyak
3,6 gram.

66 Hukum Dasar Kimia


10. Jawaban: d Perbandingan mol Zn(NO3)2 : H2O


ƒ  * *
mol Fe2O3 = = Q : 
 ƒ 
 
 = 0,34 : 2,03
=  ×  +  ×  
{ =1:6
 
 Harga x = 6 sehingga rumus kimia kristal hidrat
=  +  
{ adalah Zn(NO3)2 · 6H2O.
 
 3. M + O2 → MO2
=  
{


  * 
= 0,5 mol mol O2 =   
= = 0,05 mol
 {


  
  
mol Al =  
= = 5 mol mol M = × mol O2 =  × 0,05 mol = 0,05 mol
 
{ 
Persamaan reaksi setara: 

*
Fe 2O3 (s) + 2Al(s) → Al2O3(s) + 2Fe( ) mol M =  = 

Mula-mula : 0,5 mol 5 mol – –
*
Reaksi : 0,5 mol 1 mol 0,5 mol 1 mol 0,05 mol = 
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 4 mol 0,5 mol 1 mol Ar M = 55
Massa besi yang dihasilkan Jadi, massa atom relatif unsur M tersebut adalah
= mol Fe × Ar Fe 55 gram/mol.
= 1 mol × 56 g/mol = 56 gram 4. mol Na2SO4 mula-mula = (V · M)Na2SO4
Massa zat yang tersisa (Al) = 0,1 liter × 0,5 M
= mol Al × Ar Al = 0,05 mol
= 4 mol × 27 g/mol = 108 gram mol Pb(NO3)2 mula-mula = (V · M)Pb(NO3)2
Jadi, massa besi yang dihasilkan dan massa zat = 0,5 liter × 0,2 M
yang tersisa dalam reaksi berturut-turut adalah 56 = 0,1 mol
gram dan 108 gram Al. Na2SO4 + Pb(NO3)2 → PbSO4 + 2NaNO 3
Mula-mula : 0,05 mol 0,1 mol
B. Uraian Reaksi : 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol 0,1 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
1. Misal massa senyawa 100 gram maka Sisa : – 0,05 mol 0,05 mol 0,1 mol
massa K = 26,53 gram, Cr = 35,37 gram, dan a. zat sisa = Pb(NO3)2 sebesar 0,05 mol
O = 38,10 gram. b. Pereaksi pembatas = Na2SO4
Perbandingan mol atom-atom: c. Endapan yang terbentuk = PbSO4 (karena
* * * wujud zatnya padat)
K : Cr : O = Q
: 
:  massa PbSO4 = 0,05 mol × Mr PbSO4
= 0,6802 : 0,6802 : 2,3812 = 0,05 mol × 303 g/mol
= 1 : 1 : 3,5 = 15,15 g
= 2 : 2 : 7   
Rumus empiris senyawa tersebut adalah K2Cr2O7 5. P =    × 1 atm = 0,5 atm
(K2Cr2O7)n = 294. T = 27 + 273 = 300 K
78n + 104n + 112n = 294 R = 0,082 liter atm/mol K
294n = 294 V = 98,4 L
n=1 P·V=n·R·T
Jadi, rumus molekul senyawa = rumus empiris 0,5 · 98,4 = n · 0,082 · 300
senyawa yaitu K2Cr2O7. Q*
n = * = 2 mol
2. Misal berat kristal = 100 gram
Jumlah molekul CO2 = 6,02 × 1023 × mol
Massa kristal yang tersisa (Zn(NO3)2) = 63,46% = = 6,02 × 1023 × 2
63,46 gram = 12,04 × 1023 molekul
Massa H2O = (100 – 63,46) gram = 36,54 gram Jadi, 98,4 liter gas CO2 pada suhu 27°C dan
Zn(NO3)2 · xH2O → Zn(NO3)2 + xH2O tekanan 38 cmHg mempunyai jumlah molekul
sebanyak 12,04 × 1023.

Kimia Kelas X 67
A. Pilihan Ganda Massa oksigen yang bergabung dengan 50% unsur
1. Jawaban: a belerang mempunyai perbandingan = 50% : 75%
Menurut hukum Kekekalan Massa bahwa massa = 2 : 3. Perbandingan massa belerang yang
sebelum bereaksi sama dengan massa setelah bergabung dengan oksigen merupakan bilangan
bereaksi, sehingga erlenmeyer beserta isinya bulat yang sederhana (hukum Perbandingan
tersebut jika ditimbang tetap sama 240 gram. Berganda).
Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(aq) + 2KNO3(aq) 5. Jawaban: d
massa Pb(NO3)2 + KI = massa PbI2 + KNO3 

  

mol Al =  
= = 2 mol
2. Jawaban: d  
{
Berdasarkan percobaan diketahui massa C + Persamaan reaksi setara:
massa O = massa CO. 2Al(s) + 3H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
6 + 8 = 14 
Perbandingan massa C : O = 6 : 8 = 3 : 4. mol H2 =  × mol Al
Berdasarkan perbandingan massa atom relatifnya 
massa C : O dalam CO = 12 : 16 = 3 : 4. =  × 2 mol
Dengan demikian, terdapat beberapa sisa unsur = 3 mol
yang direaksikan sebagai berikut.
    
} 
= }  
Massa C Massa O Massa CO Massa Sisa
  
6 8 14 Tidak ada sisa =
10,5 16 24,5 2 gram O }   _
18 20 35 3 gram C volume H2 = 60 L
12 18 28 2 gram O
Jadi, gas hidrogen yang dihasilkan sebanyak
3. Jawaban: e 60 liter.

 6. Jawaban: c
P = 1.520 mmHg ×    = 2 atm
<~ \
V = 500 mL = 0,5 liter =
 \<~
T = 24°C + 273 = 297 K
~<~ \<~ ~\
P·V=n·R·T =
<~ 
*Q
2 · 0,5 =  
· 0,082 · 297 ~<~  \
=
~<~ \<~
Mr gas = 33,998 ≈ 34
E
Mr tersebut dimiliki oleh gas H2S = = 1,10
E
4. Jawaban: e
dSTP = 1,10 d2 = (1,10)(1,35 kg/m3) = 1,48 kg/m3
Pada senyawa I, massa belerang = 50%
massa oksigen = (100 – 50)% Densitas gas tersebut sebesar 1,48 kg/m3.
= 50% 7. Jawaban: b
Pada senyawa II, massa belerang = 40% Na3PO4·12H2O → Na3PO4 + 12H2O
massa oksigen = (100 – 40)% 16,4 gram
= 60% mol Na3PO4
Jika massa belerang pada kedua senyawa sama,
data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel 

;
~
=
berikut.  ×  ;
 +  ×  ~ +  ×  

Senyawa Massa Massa


* 

=
Belerang Oksigen Unsur Belerang Unsur Oksigen  ×  +  ×  +  ×  
{

Senyawa I 50% 50% * 



=
Senyawa II 50% 75% Q +  +  
{

68 Hukum Dasar Kimia


*  
 CaCO3 yang tersisa
= = mol CaCO3 sisa × Mr CaCO3
 
{
= 0,1 mol = 0,01 mol × 100 gram/mol
= 1gram
 ;
~  
  =  Volume gas CO2 = mol CO2 × 22,4 liter/mol
= 0,01 mol × 22,4 liter/mol
* 
=  = 0,224 liter/mol
 
10. Jawaban: d
mol H2O = 1,2 mol
Fe + Cl2 → FeCl2
Massa H2O


ƒ
= mol H2O × Mr H2O mol FeCl2 =  ƒ
= mol H2O × ((2 × Ar H) + (1 × Ar O)) g/mol


ƒ
= 1,2 mol × ((2 × 1) + (1 × 16)) g/mol =
 ×  ƒ +  ×  
= 1,2 mol × 18 g/mol
 
= 21,6 gram =
 ×  +  × * {
Massa Na3PO4·12H2O
 
= massa Na3PO4 + Massa H2O =
 {
= 16,4 gram + 21,6 gram 
= 38 gram =  mol
Jadi, massa kristal Na3PO4.12H2O sebesar 38 
gram. mol Fe =  × mol FeCl2

8. Jawaban: d  
=  × 
Na2CO3 + CaCl2 → CaCO3 + 2NaCl




 

;
 =  mol
=
 
  ;
 Massa Fe = mol Fe × Ar Fe
* 

;
 
= =  mol × 56 g/mol
 
* q
massa Na2CO3 =  × 106 =  gram
Kadar Fe dalam 10 gram cuplikan
= 1,1024
q
* =  ×  × 100%
% kemurnian Na2CO3 = × 100%
* = 88,19%
= 91,8% ≈ 92% Jadi, kadar besi dalam cuplikan sebesar 88,19%.
Jadi, kemurnian Na2CO3 dalam sampel sebesar 11. Jawaban: c
92%. 


mol Ag =  
9. Jawaban: b
Mol HCl = volume HCl × molaritas HCl =
* 
= 200 mL × 0,1 M  {
= 20 mmol = 7,26 × 10–3 mol
= 0,02 mol 
mol HNO3 =  × mol Ag



 
mol CaCO3 =  
  
=  × 7,26 × 10–3 mol
 

= = 9,68 × 10–3 mol
 
{
= 0,02 mol  ; 
volume HNO3 = ; 
2HCl(aq) + CaCO3(S) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
Mula-mula : 0,02 mol 0,02 mol – – – Q* ×  − 
Reaksi : 0,02 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
=
*
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
= 8,42 × 10–3 liter
= 8,42 mL
Pereaksi pembatas (pereaksi yang habis lebih Jadi, volume HNO 3 1,15 M yang diperlukan
dahulu) adalah HCl. sebanyak 8,42 L.

Kimia Kelas X 69
12. Jawaban: c Mr NO = (1 × Ar N) + (1 × Ar O)
Misal gas tersebut mempunyai rumus molekul CxHy = (1 × 14) + (1 × 16)
dan massa total = 100 gram = 14 + 16 = 30
massa C = 92,3 gram Mr CO = (1 × Ar C) + (1 × Ar O)
massa H = 7,7 gram
= (1 × 12) + (1 × 16)
Perbandingan mol C : mol H
= 12 + 16 = 28


 


= : Mr NO2 = (1 × Ar N) + (2 × Ar O)
  
Q* * = (1 × 14) + (2 × 16)
=  : 
= 14 + 32 = 46
= 7,69 : 7,7 = 1 : 1 Mr SO2 = (1 × Ar S) + (2 × Ar O)
Jadi, rumus empirisnya CH.
= (1 × 32) + (2 × 16)
} X †
mol CxHy = = 32 + 32 = 64
* #{
Mr SO3 = (1 × Ar S) + (3 × Ar O)
* #
= = (1 × 32) + (3 × 16)
* #{
= 0,2 mol = 32 + 48 = 80


X † Jadi, rumus molekul oksida gas X yang mungkin
Mr CxHy = adalah SO2.
 X †
* 
 15. Jawaban: e
= * 
} 
= 26 gram/mol mol H2 =
* #{
(CH)n = 26
* #
12n + n = 26 =
* #{
13n = 26
n=2 = 0,125 mol
Jadi, gas tersebut berupa gas C2H2(etuna). 
mol X =  × mol H2
13. Jawaban: b 
=  × 0,125 mol
Misal: massa S = 16 gram
  = 0,125 mol
Massa O dalam SO2 = × massa S
 < 

‡
Ar X =
  ‡
= 
× 16 gram
 

= 16 gram =
* 
  = 56 gram/mol
Massa O dalam SO3 = × massa S
 < 16. Jawaban: b

= 
× 16 gram mol Mg =



 
= 24 gram
 

Jadi, perbandingan antara massa O dalam SO2 =
 
{
dan SO3 = 16 : 24 = 2 : 3.
= 0,5 mol
14. Jawaban: d 


mol HCl =  


  * 
mol CO2 = = = 0,00227 mol
    { * 

=
    ‡  + * 
{
=
}   } ‡ = 0,5 mol
*  ‡ Jika Mg habis bereaksi, keadaan yang terjadi
=
  sebagai berikut.
mol X = 0,00312 mol Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)


‡ Mula-mula : 0,5 mol 0,5 mol – –
Mr X = Reaksi : 0,5 mol 1,0 mol 0,5 mol 0,5 mol
 ‡ ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
*  Sisa : – –0,5 mol 0,5 mol 0,5 mol
=
* 
= 64,1 g/mol

70 Hukum Dasar Kimia


Keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena 19. Jawaban: a
jumlah HCl yang tersedia kurang dari 1 mol untuk Oksigen yang diperlukan = 56 mL = 0,056 L
berlangsungnya reaksi. * _
Jika HCl habis bereaksi, keadaan yang terjadi mol oksigen (STP) = = 0,0025 mol
* _{
sebagai berikut. Reaksi pembakaran karbon:
Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) C + O2 → CO2
Mula-mula : 0,5 mol 0,5 mol – –
Reaksi : 0,25 mol 0,5 mol 0,25 mol 0,25 mol 
mol C =  × mol O2
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : 0,25 mol – 0,25 mol 0,25 mol 
mol C =  × 0,0025 mol = 0,0025 mol
massa Mg sisa = mol Mg × Ar Mg
= 0,25 mol × 24 gram/mol Massa karbon yang dibakar
= 6 gram mol C × Ar C = 0,0025 mol × 12 g/mol
Jadi, jika reaksi berlangsung sempurna, pereaksi = 0,03 gram
sisa 6 gram magnesium. Jadi, persentase karbon dalam zat
*
17. Jawaban: a = * × 100%
P·V=n·R·T = 25%
Dari data di atas diperoleh:
20. Jawaban: d
*Q
P · 0,257 =  

· 0,082 · 313 mmol Pb(NO3)2 = 40 mL × 0,1 M = 4 mmol
*Q mol HCl = 60 mL × 0,3 M = 18 mmol
P · Mr gas = · 0,082 · 313 = 38,9
* Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2 + 2HNO3
Volume gas ideal pada suhu 20°C(293 K):
4 mmol 18 mmol




P · Mr gas = \
·R·T Pereaksi pembatasnya yaitu Pb(NO3)2
*Q Pb(NO3)2 + 2HCl → PbCl2 + 2HNO3
38,9 = · 0,082 · 293
\ Mula-mula : 4 mmol 18 mmol – –
V = 0,24 liter Reaksi : 4 mmol 8 mmol 4 mmol 8 mmol
Jadi, volume gas ideal tersebut sebesar 0,24 L. –––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Setimbang : – 10 mmol 4 mmol 8 mmol
18. Jawaban: b Endapan yang terbentuk berupa endapan PbCl2
mol HCl = MHCl × volume HCl Massa PbCl2 = mmol PbCl2 × Mr PbCl2
= 0,1 M × 14 × 10–3 L = 4 mmol × (207 + 71) mg/mmol
= 1,4 × 10–3 mol = 4 mmol × 278 mg/mmol
Na2CO3 + 2HCl → 2NaCl + H2O + CO2 = 1,112 mg = 1,112 g
1,4 × 10–3 mol
*
 % PbCl2 = * × 100% = 96,04% ≈ 96%
mol Na2CO3 = 
× mol HCl
21. Jawaban: b

= 
× 1,4 × 10–3 mol Massa kalsium fosfida (Ca3P2)
Q*
= 0,7 × 10–3 mol =  × massa karbid
Massa Na2CO3
Q*
= mol Na2CO3 × Mr Na2CO3 =  × 50 gram
= 0,7 × 10–3 mol × ((2 × 23) + (1 × 12) = 4,55 gram
+ (3 × 16)) gram/mol 


~
mol Ca3P2 =
= 0,7 × 10–3 mol × (46 + 12 + 48) gram/mol  
~

= 0,7 × 10–3 mol × 106 gram/mol * 



=
 ×  +  ×  
{
= 7,42 × 10–2 gram
* 

% kadar natrium karbonat dalam sampel =
 +  
{
* ×  − * 

= *
× 100% =
 
{
= 49,47% = 0,025 mol

Kimia Kelas X 71
Persamaan reaksi setara: 24. Jawaban: b
Ca3P2(s) + 6H2O( ) → 3Ca(OH)2(aq) + 2PH3(g) * 

mol C2H6 =  
{ = 0,25 mol

mol PH3 =  × mol Ca3P2    
}q 
= }q 

= 
× 0,025 mol *   
= 0,050 mol  _
= 
massa PH3 mol 2 = 0,025 mol
= mol PH3 × Mr PH3 * 

Mr = * 
= 0,050 mol × ((1 × 31) + (3 × 1)) g/mol
= 0,050 mol × 34 g/mol = 71 gram/mol
= 1,7 gram Mr X2 = 71 gram/mol
Jadi, gas fosfin yang dihasilkan dari reaksi sebesar Jadi, X merupakan atom Cl2 dengan Mr = 71 gram/mol.
1,7 gram.
25. Jawaban: c
22. Jawaban: c Misal massa CH4 = X gram
Perbandingan volume = perbandingan koefisien = massa C2H6 = (38 – X) gram
perbandingan mol
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
Tiap liter bensin menghasilkan 0,28 kg CO, berarti
*
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O( )
tiap 1 mol bensin mengandung  = 0,01 mol CO. 
C2H6(g) +  O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O( )
Jadi, jika 100 liter bensin dibakar maka:

mol CO2 pada pembakaran CH4
mol CO =  × 0,01 mol = 1 mol 

 
massa CO = mol × Mr CO = 1 × 28 = 28 kg =
  
Jadi, 100 L bensin menghasilkan gas 10 sebesar ‡ 

28 kg. =
 U  ×  
{
23. Jawaban: a ‡
= mol



  
mol CaCO3 =
 
  mol CO2 pada pembakaran C2H6
 

= 

 
 
{ =2×   
= 0,25 mol
Jika CaCO3 habis bereaksi maka keadaan yang  − ‡ 

=2×
terjadi sebagai berikut.  ×  U  ×  
{
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)  − ‡ 

Mula-mula : 0,25 mol 0,4 mol – – –
=2×
 
{
Reaksi : 0,25 mol 0,50 mol 0,25 mol 0,25 mol 0,25 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––  − ‡
Setimbang : – –0,10 mol 0,25 mol 0,25 mol 0,25 mol = mol

Keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena



jumlah HCl yang bereaksi lebih besar daripada mol CO2 hasil reaksi =
jumlah HCl mula-mula.  
Jika HCl habis bereaksi maka keadaan yang terjadi  

=
sebagai berikut.  +  ×  
{
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
 

Mula-mula : 0,25 mol 0,4 mol – – – =
Reaksi : 0,20 mol 0,4 mol 0,20 mol 0,20 mol 0,20 mol  
{
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– = 2,5 mol
Setimbang :0,05 mol – 0,20 mol 0,20 mol 0,20 mol
mol CO2 pada pembakaran CH4 + mol CO2 pada
Jadi, pereaksi pembatas (yang habis) adalah HCl.
pembakaran C2H6 = mol CO2 hasil reaksi
‡  − ‡
mol + mol = 2,5 mol
 

72 Hukum Dasar Kimia


‡ +  − ‡ b. Oksidasi dari amonia menghasilkan
= 2,5 nitrogen(IV) oksida dan air.


‡ +  − ‡ 2NH3 +  O2 → N2O4 + 3H2O
= 2,5

2 mol ~ 1 mol
–X + 608 = 600
c. Reaksi antara nitrogen(IV) oksida dengan air
X = 8 gram menghasilkan asam nitrat dan nitrogen(III)
Jadi, massa gas metana 8 gram. oksida.
26. Jawaban: d 2N2O4 + H2O → 2HNO3 + N2O3
Zn + 2HCl → ZnCl2 + H2 1 mol ~ 1 mol
Jadi, secara teoritis jumlah mol asam nitrat yang
massa larutan HCl = volume larutan HCl ×
dihasilkan dari 1 mol nitrogen adalah 1 mol.
densitas larutan HCl
= 129 cm3 × 1,18 g/cm3 29. Jawaban: d
= 152,22 g Rumus molekul vanillin berdasarkan gambar
 strukturnya yaitu C6H3(OH)(OCH3)(CHO).
massa HCl dalam larutan =  × 152,22 g = 53,27 g
Mr vanillin = 152 g/mol


 
mol HCl dalam larutan = massa vanillin = 23,6 g
 


}
!##!
* mol vanillin =
=  }
!##!
*{
= 1,46 mol *
=
 
mol Zn =  × mol HCl = 0,155 mol

=  × 1,46 mol 30. Jawaban: b
Misal massa total = 100 gram
= 0,73 mol
massa natrium = 29,08 gram
massa Zn = mol × Ar Zn massa belerang = 40,56 gram
= 0,73 × 65,4 massa oksigen = 30,36 gram
= 47,7 g Perbandingan mol = Na : S : O


 ! Q* * *
%Zn = × 100% = : :



   
*
= × 100% = 1,26 : 1,27 : 1,90

= 86,7% = 1 : 1 : 1,5
Jadi, kadar logam seng dalam sampel adalah =2:2:3
86,7%. Jadi, rumus kimianya Na2S2O3. Rumus molekul
anion belerang dalam senyawa tersebut S2O32–.
27. Jawaban: d
 B. Uraian
mol NaBH4 =  × mol B2H6
 1. a. Senyawa I
=  × 0,2 mol N = 63,64%
= 0,3 mol O = 36,36%
Jika reaksi mempunyai rendemen 70% maka mol Perbandingan massa
NaBH4 yang harus direaksikan * *
N:O= 
: 

= × 0,3 mol = 0,429 mol
 = 4,546 : 2,272
28. Jawaban: a =2:1
Senyawa II
a. Reaksi antara nitrogen dan hidrogen
menghasilkan amonia. N = 46,67%
O = 53,33%
N2 + 3H2 → 2NH3
1 mol ~ 2 mol

Kimia Kelas X 73
Perbandingan massa mol Mg(OH)2 dari reaksi NaOH + mol Mg(OH)2 dari
* * reaksi KOH = mol Mg(OH)2 hasil reaksi
N:O= 
: 
‡ * − ‡
= 2,63 : 3,33 
+ = 0,075 mol

=1:1
‡ +  − ‡
=2:2 qQ
= 0,075
Senyawa III ‡ + 
N = 36,84% qQ
= 0,075
O = 63,16% 32x = 672 – 608
Perbandingan massa 32X = 64
* * X = 2 gram
N:O= 
: 
Jadi, massa NaOH = 2 gram dan massa KOH =
= 2,63 : 3,9475 (7,6 – 2) gram = 5,6 gram.
= 1 : 1,5
=2:3 4. Misal persamaan reaksi:
Dengan massa N sama-sama 2, maka per- aZnS + bO2 → cZnO + dSO2
bandingan massa O = 1 : 2 : 3 a=1
Jadi, data tersebut sesuai dengan hukum Zn: a = c
Dalton. c=1
b. Jika rumus kimia senyawa III adalah N2O3 S: a = d
maka rumus kimia senyawa I = N2O dan d=1
senyawa II = NO. O: 2b = c + 2d
2b = 1 + 2
2. Misal massa total = 100 gram 2b = 3
massa O = 28 gram 
massa Fe = (100 – 28) gram = 72 gram b= 
Perbandingan mol = Fe : O Persamaan reaksi setara:
  
=  :  ZnS +  O2 → ZnO + SO2
= 1,29 : 1,75 Jika dikalikan dua, persamaan reaksi menjadi:
= 1 : 1,36 2ZnS + 3O2 → 2ZnO + 2SO2
=3:4 

‰!<
Jadi, rumus empiris oksida tersebut Fe3O4. mol ZnS =  ‰!<

3. Misal massa NaOH = X gram * 



=
 ×  +  ×  
{
massa KOH = (7,6 – X) gram
* 

mol Mg(OH)2 dari reaksi NaOH =
Q 
{
 

;

=  ×  ;
 = 0,4 mol
 ‡ 
 
=  × mol O2 =  × mol ZnS
 
{
‡ 
=  mol =  × 0,4 mol
mol Mg(OH)2 dari reaksi KOH = 0,6 mol
 

E 
=  ×  E
mol SO2 =  × mol ZnS
 * − ‡ 
 
=  × =  × 0,4 mol
 
{
* − ‡ = 0,4 mol
= mol

Hukum Avogadro:


 
mol Mg(OH)2 hasil reaksi =        < 
}  
= } < 
* 

= *  * 
 
{ =
= 0,075 mol  # } < 

74 Hukum Dasar Kimia


Volume SO2 = 20 liter 7. C7H8 + 9O2 → 7CO2 + 4H2O
Jadi, volume gas yang ada setelah reaksi Perbandingan volume = perbandingan koefisien
berlangsung (volume gas SO2) adalah 20 liter. misal volume O2 = 9 liter maka perbandingan
C7H8 : O2 = 1 : 9.
5. Pada suhu 0°C, 1 atm → STP

 Volume udara =  × volume O2
mol N2 = * = 0,0446 mol

massa N2 = mol N2 × Mr N2 =  × 9 liter
= 0,0446 × 28 = 45 liter
= 1,25 gram Perbandingan uap udara: C7H8 : O2 = 45 : 1 : 9.
 Dengan demikian, perbandingan uap udara : toluena
massa gas A =  × massa N2
= 45 : 1.

=  × 1,25 8. a. Reaksi setara:
= 1,43 gram Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
 


mol gas A (STP) = = 0,0446 mol mol Mg =  
*



  

Mr gas A = = = 0,5 mol

  
{

* 


= mol HCl =  
*
= 32 * 

Jadi, massa molekul gas A sebesar 32 gram/mol. = = 0,1 mol
* 
{

}  Jika Mg habis bereaksi, maka keadaan reaksi


6. mol CO2 = sebagai berikut.
* _{
* _ Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
= * _{ Mula-mula : 0,5 mol 0,1 mol – –
= 0,05 mol Reaksi : 0,5 mol 1,0 mol 0,5 mol 0,5 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
K2CO3 + 2HCl → 2KCl + H2O + CO2 SIsa : – –0,9 mol 0,5 mol 0,5 mol
0,05 mol ~ 0,05 mol
Keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena mol
massa K2CO3 HCl kurang dari 1,0 mol untuk berlangsungnya
= mol K2CO3 × Mr K2CO3 reaksi.
= 0,05 mol × ((2 × 39) + (1 × 12) Jika HCl habis bereaksi, maka keadaan reaksi
+ (3 × 16)) gram/mol sebagai berikut.
= 0,05 mol × (78 + 12 + 48) gram/mol Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
= 0,05 mol × 138 gram/mol Mula-mula : 0,5 mol 0,1 mol – –
Reaksi : 0,05 mol 0,1 mol 0,05 mol 0,05 mol
= 6,9 gram ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
K2CO3 · xH2O → K2CO3 + xH2O Sisa : 0,45 mol – 0,05 mol 0,05 mol
massa H2O Jadi, pereaksi pembatasnya berupa HCl.
= massa K2CO3 · xH2O – massa K2CO3
b. Volume H2 sebagai berikut.
= 10,5 gram – 6,9 gram
= 3,6 gram P · V= n · R · T
 E   
1 · V = 0,05 · 0,082 · (27 + 273)
  = X V = 1,23 liter
*Q 


Jadi, volume gas hidrogen yang dihasilkan
 
 { 
* 
 = adalah 1,23 liter.
X
 
 { 

*  
9. V = 1 L
* 
= X T = 25°C + 273 = 298 K
*  P = 1 atm
x = *  = 4 ~\ 
 × #
n =  = = 0,04 mol
Jadi, jumlah air kristal (x) adalah 4 dan rumus * _ ⋅
 − E − × Q E
kristal garamnya K2CO3 · 4H2O.

Kimia Kelas X 75
Jumlah molekul O2 
mol MCO3 =  × mol CO2

= 
× 0,04 mol × 6,02 × 1023molekul/mol 
=  × 0,015 mol
= 4,816 × 1021 molekul
Jumlah atom O = 0,015 mol


 
= 2 × 4,816 × 1021 Mr MCO3 =   
= 9,632 × 1021 atom
*

=


  * 
10. mol CO2 =    = 124,73 gram/mol
* 
 Mr MCO3 = (1 × Ar M) + (1 × Ar C) + (3 × Ar O)
=
 +  ×  
{
124,73 = (1 × Ar M) + (1 × 12) + (3 × 16)
* 

= 124,73 = Ar M + 12 + 48
 
{
= 0,015 mol Ar M = 64,73 ≈ 65
Jadi, logam M adalah Zn (zink) karena Ar-nya 65.

76 Hukum Dasar Kimia


A. Pilihan Ganda 5. Jawaban: d
Natrium karbonat (Na2CO3) memiliki rumus Lewis
1. Jawaban: b
sebagai berikut:
Jumlah kulit atom X = 4, jumlah elektron di kulit
ke empat = 2. Konfigurasi elektron unsur  •
O • 
−


• •
X = 2, 8, 8, 2. Jumlah elektron pada unsur [2Na]+ •• 
 •• ×× •• 
X = 20. Ion X2+ terbentuk saat atom X melepas  ▲
• O
×
• C ×
• O ▲• 
dua elektron. Dengan demikian, jumlah elektron  •• •• 
pada ion X2+ sebanyak 20 – 2 = 18. Natrium karbonat memiliki ikatan ion dan kovalen
rangkap dua.
2. Jawaban: b
Nomor massa Y = 86, nomor atom Y = 37. 6. Jawaban: c
Nomor atom = jumlah elektron = jumlah proton = 37. Sifat fisik senyawa dengan ikatan kovalen nonpo-
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom lar yaitu:
= 86 – 37 = 49 1) tidak larut dalam air;
Unsur Y stabil dalam keadaan ion, yaitu ion Y+ 2) titik leleh dan titik didih rendah;
karena melepas satu elektron. Dengan demikian, 3) tidak menghantarkan arus listrik;
jumlah elektron pada ion Y+ = 37 – 1 = 36. 4) padatannya lunak dan tidak rapuh.
Jadi, pada kondisi stabil, yaitu dalam bentuk ion Sifat fisik senyawa dengan ikatan ion yaitu:
Y+, terdapat 37 proton dan 36 elektron. 1) larut dalam air;
2) titik didih dan titik leleh tinggi;
3. Jawaban: b
3) pada suhu kamar berwujud padat;
Jumlah elektron = nomor atom.
4) lelehan dan larutannya dapat menghantarkan
Ion negatif terjadi jika atom unsur menangkap
arus listrik.
elektron, sedangkan ion positif terjadi saat atom
unsur melepas elektron. Besarnya muatan 7. Jawaban: a
sebanding dengan jumlah elektron yang dilepas Unsur Z memiliki nomor atom 12, sehingga
atau ditangkap. Jumlah elektron pada F– = 10, Na+ konfigurasi elektronnya 2, 8, 2. Artinya unsur Z
= 10, S2– = 18, K+ = 18, dan Cl– = 18. memiliki 2 elektron valensi. Unsur Z yang memiliki
Jadi, spesi unsur yang sama jumlah elektronnya 2 elektron valensi dapat membentuk ion Z2+.
adalah K+, Cl–, dan S2–. a. ZSO4 → Z2+ + SO42–
4. Jawaban: c b. ZO → Z2+ + O2–
Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron c. ZBr2 → Z2+ + 2Br–
valensi sama dapat diketahui dari konfigurasi d. Z(OH)2 → Z2+ + 2OH–
elektronnya. Konfigurasi elektron unsur-unsur e. ZF2 → Z2+ + 2F– (bukan ZF)
tersebut sebagai berikut.
8. Jawaban: d
23 V : 2, 8, 1 → elektron valensi = 1
11 Unsur 35Br memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 18, 7.
27 W : 2, 8, 3 → elektron valensi = 3
13 Dengan demikian, unsur Br memiliki sifat-sifat
16 X : 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
32 sebagai berikut.
39 Y : 2, 8, 8, 1 → elektron valensi = 1 1) Tidak dapat membentuk senyawa OBr karena
19
40 Z : 2, 8, 8, 2 → elektron valensi = 2
atom O dan Br sama-sama membutuhkan
20 elektron.
Jadi, unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron 2) Merupakan golongan VIIA karena memiliki
valensi sama yaitu unsur V dan Y. elektron valensi 7.

Kimia Kelas X 77
3) Membentuk ion -1 dengan menarik 1 elektron 14. Jawaban: c
atom pasangannya untuk memenuhi aturan Ion timah(IV) jika bergabung dengan ion karbonat
oktet. akan membentuk senyawa timah(IV) karbonat.
4) Dapat membentuk senyawa ion KBr. Sn4+ + CO32– → Sn(CO3)2
9. Jawaban: e Jadi, rumus kimia timah(IV) karbonat adalah
Konfigurasi elektron P : 2, 8, 5 Sn(CO3)2.
× Timah mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4.
Struktur Lewis P : × P× Jika ion timah(II) bergabung dengan ion karbonat
××
Konfigurasi elektron Cl = 2, 8, 7 akan membentuk senyawa timah(II) karbonat
•• (SnCO3).
Struktur Lewis Cl : •• Cl
••

15. Jawaban: c
Struktur Lewis senyawa yang terbentuk:
Senyawa plumbi iodida mempunyai nama lain
•• ×× ••

Cl
×
P ×
Cl • timbal(IV) iodida. Rumus kimia senyawa tersebut
• • • •
•• × • •• adalah PbI4. Senyawa PbI4 terbentuk dari ion Pb4+
• •
• Cl • dan I–. Unsur timbal mempunyai dua bilangan
••
Untuk memenuhi kaidah oktet, unsur P dan unsur oksidasi yaitu +2 dan +4. Pb2+ merupakan ion
Cl menggunakan pasangan elektron secara plumbo, sedangkan Pb4+ merupakan ion plumbi.
bersama-sama sehingga terbentuk ikatan kovalen. 16. Jawaban: b
Rumus senyawanya PCl3. Ca(OH)2 = Kalsium hidroksida
10. Jawaban: b KOH = Kalium hidroksida
Rumus umum pembentukan senyawa ion yaitu: KMnO4 = Kalium permanganat
HNO3 = Asam nitrat
Ax+ + By– → A yB x
HNO2 = Asam nitrit
Na + CO3 → Na2CO3
+ 2–
Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat
Jadi, rumus kimia yang tepat adalah Na2CO3. Na3PO4 = Natrium fosfat
11. Jawaban: d
17. Jawaban: e
Penamaan senyawa Cu(CN)2 melibatkan unsur
Senyawa kimia yang dapat dibentuk dari ion-ion
transisi sehingga urutan tata namanya sebagai
tersebut sebagai berikut.
berikut.
CuOH = tembaga(I) hidroksida
Nama logam transisi + biloks logam transisi + nama
CuNO3 = tembaga(I) nitrat
nonlogam + ida
Cu2SO4 = tembaga(I) sulfat
Senyawa poliatom terbentuk dari ion Cu 2+
(tembaga(II)) dan CN – (sianida). Jadi, nama Cu3AsO3 = tembaga(I) arsenit
senyawa tersebut adalah tembaga(II) sianida. Fe(OH)2 = besi(II) hidroksida
12. Jawaban: a Fe(NO3)2 = besi(II) nitrat
K2SO4 → ada unsur logam (K) → ikatan ion FeSO4 = besi(II) sulfat
H2O → semua nonlogam → ikatan kovalen Fe3(AsO3)2 = besi(II) arsenit
ada PEB : 2 (asimetris) → polar Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
PCl3 → semua nonlogam → ikatan kovalen Mg(NO3)2 = magnesium nitrat
ada PEB : 1 (asimetris) → polar MgSO4 = magnesium sulfat
HBr → semua nonlogam → ikatan kovalen
Mg3(AsO3)2 = magnesium arsenit
2 atom tidak sejenis → polar
NH3 → semua nonlogam → ikatan kovalen Fe(OH)3 = besi(III) hidroksida
ada PEB = 1 (asimetris) → polar Fe(NO3)3 = besi(III) nitrat
Jadi, yang bukan termasuk senyawa polar adalah Fe2(SO4)3 = besi(III) sulfat
K2SO4. FeAsO3 = besi(III) arsenit
13. Jawaban: b Al(OH)3 = aluminium hidroksida
Garam glauber (Na2SO4) ditemukan oleh J.R. Al(NO3)3 = aluminium nitrat
Glauber. Garam tersebut terbentuk dari ion Na+
Al2(SO4)3 = aluminium sulfat
(natrium) dan SO42– (sulfat). Dengan demikian,
nama kimia senyawa tersebut adalah natrium AlAsO3 = aluminium arsenit
sulfat. Natrium hanya mempunyai satu macam 18. Jawaban: d
bilangan oksidasi sehingga tidak perlu menambah- Karat besi (Fe2O3) jika bereaksi dengan gas karbon
kan angka Romawi di belakang nama natrium. monoksida (CO) akan menghasilkan padatan besi

78 Ulangan Akhir Semester


(Fe) dan gas karbon dioksida (CO2). Persamaan 22. Jawaban: c
reaksinya: Logam tembaga (Cu) jika direaksikan dengan
Fe2O3(s) + CO(g) → Fe(s) + CO2(g) larutan asam nitrat (HNO3) akan menghasilkan
(belum setara) larutan tembaga(II) nitrat (Cu(NO3)2), air (H2O), dan
Jika dimisalkan persamaan reaksi: gas nitrogen monoksida (NO). Persamaan reaksi-
nya sebagai berikut.
aFe2O3(s) + bCO(g) → cFe(s) + dCO2(g)
aCu(s) + bHNO3(aq) → cCu(NO3)2(aq) + dH2O(A) + eNO(g)
a=1
Misal: a = 1
Fe : 2a = c
Cu : a = c
2= c
c=1
c= 2
H : b = 2d . . . (1)
O : 3a + b = 2d
3 + b = 2d . . . (1) N : b = 2c + e
b=2+e . . . (2)
C:b=d . . . (2)
O : 3b = 6c + d + e
Persamaan (1) dan (2)
3b = 6 + d + e . . . (3)
3 + b = 2d
Persamaan (1) dan (2)
3 + d = 2d
b = 2d
d=3 b=2+e
b=d 2d = 2 + e . . . (4)
b=3 Persamaan (1) dan (3)
Jadi, persamaan reaksi setara sebagai berikut. b = 2d
Fe2O3(s) + 3CO(g) → 2Fe(s) + 3CO2(g) 3b = 6 + d + e
3(2d) = 6 + d + e
19. Jawaban: d 6d = 6 + d + e
CaC2(s) + 2H2O(AA) → Ca(OH)2(aq) + C2H2(g) 5d = 6 + e . . . (5)
kalsium air kalsium asetilena
karbida hidroksida
Persamaan (4) dan (5)
2d = 2 + e
20. Jawaban: d 5d = 6 + e
aMnO2(aq) + bHCl(g) → cMnCl2(aq) + dH2O(A) + eCl2(g) ––––––––– –
Misal: a = 1 –3d = –4
Mn : a = c 
d= 
c=1 Persamaan (4)
O : 2a = d 2d = 2 + e
2= d 
d= 2 2(  ) = 2 + e
H : b = 2d 

=2+e
b= 4

Cl : b = 2c + 2e e= 
4 = 2 + 2e
2 = 2e Persamaan (1)
e= 1 b = 2d
Persamaan reaksi setara: 
b= 
MnO2(aq) + 4HCl(g) → MnCl2(aq) + 2H2O(A) + Cl2(g)
Jadi, perbandingan b dan e yaitu 4 : 1. Persamaan reaksi setara sebagai berikut:
  
21. Jawaban: b Cu(s) + 
HNO3(aq) → Cu(NO3)2(aq) + 
H2O(A) + 
NO(g)

1) 2Pb(NO3)2(s) → 2PbO(s) + 4NO2(g) + O2(g) Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:


2) 2HCl(aq) + Na 2 S 2 O 3 (aq) → 2NaCl(aq) 3Cu(s) + 8HNO3(aq) → 3Cu(NO3)2(aq) + 4H2O(A) + 2NO(g)
+ SO2(g) + S(s) + H2O(AA) Jadi, senyawa yang mempunyai perbandingan
3) CuCO 3(s) + 2HNO3(aq) → Cu(NO 3)2(aq) koefisien sama adalah Cu : Cu(NO3)2 = 3 : 3.
+ CO2(g) + H2O(AA)
4) Zn(s) + 2HCl (aq) → ZnCl2(aq) + H2(g)

Kimia Kelas X 79
23. Jawaban: b Volume O2 untuk pembakaran C3H8
Asam adipat, HOOC(CH2)4COOH, digunakan 
=  × volume C3H8
dalam pembuatan nilon. Jika massa molarnya
146,26 g/mol, jumlah atom asam adipat dengan = 5x liter
massa 1,0 g sebesar 4,1 × 1021.
Volume O2 untuk pembakaran C4H10
Massa asam adipat = 1,0 g
Mr asam adipat = 146,26 g/mol 
=  × volume C4H10

mol asam adipat = 


  =  × (10 – x) liter
= 6,84 · 10–3 mol
Jumlah atom asam adipat= mol × 6,02 × 1023 = 65 – 6,5 x liter
= 6,84 × 10–3 × 6,02
× 1023 Volume O2 untuk pembakaran C3H8 + Volume O2
= 4,1 × 1021 untuk pembakaran C4H10 = volume O2 murni.
24. Jawaban: d 5x + (65 – 6,5x) = 51
  1,5x = 14
mol CuO = x = 9,33 liter
 
  Volume C3H8 = 9,33 liter dan volume C4H10 =
=  ×   +  ×   (10 – 9,33) liter = 0,67 liter
  

= Jadi, kadar C4H10 dalam gas elpiji =  × 100 %
×
 + × 
  
  = 6,7 %.
=
  
= 0,2 mol 27. Jawaban: c
 Massa kafein
mol Cu =  × mol CuO = mol kafein × Mr kafein
 = mol kafein × ((4 × Ar C) + (5 × Ar H) + (2 × Ar N)
=  × 0,2 mol + (1 × ArO))
= 0,2 mol = 0,05 mol × ((4 × 12) + (5 × 1) + (2 × 14)
Massa Cu = mol Cu × Ar Cu + (1 × 16)) g/mol
= 0,2 mol × 63,5 gram/mol = 0,05 mol × (48 + 5 + 28 + 16) g/mol
= 12,7 gram = 0,05 mol × 97 g/mol
Jadi, massa Cu yang dihasilkan 12,7 gram. = 4,85 gram
25. Jawaban: d Jadi, massa kafein sebesar 4,85 gram.
Misal: massa total = 100 gram 28. Jawaban: d
massa X = 32 gram Volume O2 yang diperlukan
massa SO4 = (100 – 32) gram = 68 gram

Perbandingan mol X : SO4 dalam senyawa X2SO4 =  × volume C2H6


= : 
 ×     +  ×   =  × 11,2 liter

 = 39,2 liter (memungkinkan reaksi berlangsung)
=  
:  +  × 



 Volume CO2 =  × volume C2H6
=  
: 


2Ar X = 45,176471 =  × 11,2 liter
Ar X = 22,588 ≈ 23
= 22,4 liter
Jadi, X adalah unsur Na.
  
26. Jawaban: a mol CO2 =
!" 
Persamaan reaksi pembakaran sebagai berikut.
!"
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) =
!" 
= 1 mol
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g) Jumlah partikel CO2
Misal volume C3H8 = x liter = 1 × 6,02 × 1023
volume C4H10 = (10 – x) liter = 6,02 × 1023molekul.

80 Ulangan Akhir Semester


29. Jawaban: a 
Massa KClO3 = 61,25 gram mol Cl = = 1,45 mol
 
Mr KClO3 = Ar K + Ar Cl + (3 × Ar O) mol Co : mol Mo : mol Cl
= 39 + 35,5 + (3 × 16) 

 
= 122,5 gram/mol : :

 
 


mol KClO3 =
 1,5 : 1,0 : 5,5

3 : 2 : 11

  Jadi, rumus empiris katalis Co3Mo2Cl11.
=
  
= 0,5 mol 32. Jawaban: b
Misal massa kristal barium klorida = 100 gram

mol Cl2 =  × mol KClO3 massa air = 14,75 gram
massa barium klorida = (100 – 14,75) gram
= 3 × 0,5 mol
= 85,25 gram
= 1,5 mol
Volume Cl2 diukur pada suhu dan tekanan yang BaCl2 · xH2O → BaCl2 + xH2O
sama dengan gas lain.  *
mol BaCl2 =
 #   #   *
  =  
 $   $ & =
 
  
#  ' = 0,408 mol
= 


 <
#  ' mol H2O =
=  <
 
 
VCl = 60 L =
2   
Jadi, volume Cl2 sebesar 60 L. = 0,819 mol
30. Jawaban: e  *
= 
Massa CxHyOz = 4,5 gram   < >
Massa C = 1,8 gram 
Massa H = 0,3 gram = 
 >
Massa O = massa CxHyOz – (massa C + massa H) x=2
= 4,5 gram – (1,8 + 0,3) gram Jadi, rumus kristal barium klorida adalah
= 4,5 gram – 2,1 gram BaCl2 · 2H2O.
= 2,4 gram 33. Jawaban: e
Perbandingan mol C : H : O ? @Q"!\
mol CO2 pada tabung A =
  
^
= 
: :
 
^
= 0,15 : 0,3 : 0,15 =

^
=1:2:1
= 1,5 mol
Jadi, rumus empirisnya adalah CH2O 
Mr = (CH2O)n mol CO2 pada tabung B =  
60 = 12n + 2n + 16n
 
60 = 30n =
_  
n= 2
 
Rumus molekulnya C2H4O2 atau CH3COOH. =
  
31. Jawaban: e = 2,25 mol
Misal massa total = 100 g # #
Pada suhu dan tekanan yang sama: $ = $
Massa Co = 23,3 g, Mo = 25,3 g dan Cl = 51,4 g
  Q`"q$   Q`"q$ *
mol Co = = 0,396 mol =
     Q`"q$     Q`"q$ *
    
mol Mo = = 0,264 mol =
  !"    Q`"q$ *
Volume CO2 pada tabung B = 19,2 liter.

Kimia Kelas X 81
34. Jawaban: c Pereaksi pembatas (pereaksi yang habis lebih
" !$ {$ dahulu) adalah HCl.
Mr asetaminofen = " !$ {$ CaCO3 yang tersisa
 = mol CaCO3 sisa × Mr CaCO3
=   = 0,01 mol × 100 gram/mol = 1 gram
= 151 g/mol Volume gas CO2 = mol CO2 × 22,4 liter/mol
a. C8H9NO = 0,01 mol × 22,4 liter/mol
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) + (1 × Ar N) = 0,224 liter
+ (1 × Ar O)
36. Jawaban: c
= (8 × 12) + (9 × 1) + (1 × 14) + (1 × 16)
= 96 + 9 + 14 + 16  | <
P= × 1 atm = 0,5 atm
= 135 g/mol 
| <

b. C8H8NO2 V = 15 liter
R = 0,082 L atm/mol K
Mr = (8 × Ar C) + (8 × Ar H) + (1 × Ar N)
T = 27 + 273 = 300 K
+ (2 × Ar O)
P·V=n·R·T
= (8 × 12) + (8 × 1) + (1 × 14) + (2 × 16)
0,5 · 15 = n · 0,082 · 300
= 96 + 8 + 14 + 32

= 150 g/mol n= = 0,305 mol


c. C8H9NO2
  
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) + (1 × Ar N) Mr gas X =
  
+ (2 × Ar O)
 
= (8 × 12) + (9 × 1) + (1 × 14) + (2 × 16) =
 
= 96 + 9 + 14 + 32 = 43,97 gram/mol ≈ 44 gram/mol.
= 151 g/mol
37. Jawaban: d
d. C8H8N2O
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
Mr = (8 × Ar C) + (8 × Ar H) + (2 × Ar N)
25NxOy → 50NO + 12,5O2
+ (1 × Ar O)
= (8 × 12) + (8 × 1) + (2 × 14) + (1 × 16) N = 25x = 50
= 96 + 8 + 28 + 16 x=2
= 148 g/mol O = 25y = 50 + 25
e. C8H9N2O 25y = 75
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) +(2 × Ar N) y=3
+ (1 × Ar O) Jadi, rumus kimia oksida nitrogen tersebut adalah
= (8 × 12) + (9 × 1) + (2 × 14) + (1 × 16) N2O3.
= 96 + 9 + 28 + 16 38. Jawaban: c
= 149 g/mol
 
Jadi, rumus molekul asetaminofen adalah mol Al =
 
C8H9NO2.
 
=
35. Jawaban: d   
mol HCl = volume HCl × molaritas HCl = 0,2 mol
= 200 mL × 0,1 M 
= 20 mmol mol H2 =  × mol Al
= 0,02 mol 
  =  × 0,2
mol CaCO3 =
  = 0,3 mol
 
= Volume H2 (STP) = n × 22,4 L
  
= 0,02 mol = 0,3 × 22,4 L
= 6,72 L
2HCl(aq) + CaCO3(s) → CaCl2(aq) + H2O(A) + CO2(g)
Mula-mula : 0,02 mol 0,02 mol – – – Jadi, volume gas (H2) yang dihasilkan adalah
Reaksi : 0,02 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 6,72 L.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol

82 Ulangan Akhir Semester


39. Jawaban: b e. C4H10 = merupakan senyawa kovalen nonpo-
Jumlah molekul C19H26O3 lar yang memiliki gaya London dan Mr sebesar
= mol C19H26O3 × L 58.
<
  3. Unsur X menyumbangkan 4 elektronnya untuk
=  <
  ×L
digunakan secara bersama-sama dengan 2 buah
 unsur Y agar mencapai kestabilan. Setiap unsur
=  ×   + 
×  < +  ×    Y menyumbangkan 2 elektron untuk digunakan
bersama-sama dengan 1 buah unsur X.
× (6 × 1023 mol–1)
X: 2, 4 (golongan IVA)
 Y: 2, 6 (golongan VIA)
=  ×  + 
×  +  × 
  × (6 × 1023 mol–1)
4.
 Nama Oksida Basa Nama Senyawa Basa
=  + 
+  
× (6 × 1023 mol–1)
Na2O = natrium oksida NaOH = natrium hidroksida
 K2O = kalium oksida KOH = kalium hidroksida
=  
× (6 × 1023 mol–1)
CaO = kalsium oksida Ca(OH)2 = kalsium hidroksida
= 3 × 1022
Jadi, jumlah molekul C19H26O3 dalam 15,1 g BaO = barium oksida Ba(OH)2 = barium hidroksida
= 3 × 1022. Al2O3 = aluminium oksida Al(OH)3 = aluminium hidroksida

40. Jawaban: b
> ×   5. a. Ba3N2 = barium nitrida
76,3 % =  !" !$ } × 100 % b. PbI2 = timbal(II) iodida
> × c. N2O5 = dinitrogen pentaoksida
76,3 % =  × 100 %
d. NH3 = amonia
1.200x = 13.199,9 e. Al2S3 = aluminium sulfida
x = 10,99 ≈ 11
f. CF4 = karbon tetrafluorida
Jadi, jumlah atom karbon pada setiap molekul
vitamin K adalah 11. 6. a. Ca(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2(g)
kalsium asam klorida kalsium klorida hidrogen
B. Uraian b. C2H5OH(aq) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(A)
etanol oksigen karbon dioksida air
1. Jumlah kulit elektron = 3, yaitu K, L, dan M.
Jumlah elektron valensi = 1, berarti 2 elektron *!
menempati kulit K, 8 elektron menempati kulit L, 7. a. mol Bi =  *!
dan 1 elektron menempati kulit M. Jika jumlah
neutron = 12, jumlah elektron = 2 + 8 + 1 = 11,  
=
  
maka nomor massa atau nukleusnya adalah 23
karena nomor massa = jumlah neutron + jumlah = 0,072 mol
elektron. 
mol Bi(NO3)3 · 5H2O =  × mol Bi
Jadi, unsur tersebut mempunyai nomor atom
11 dan nomor massa 23, sedangkan lambang 
=  × 0,072 mol
unsurnya adalah 2311X.
= 0,072 mol
2. Urutan titik didih dari yang paling tinggi yaitu: Massa Bi(NO3)3 × 5H2O
NaCl > HF > N2O > SO2 > C4H10
= mol Bi(NO3)3 × 5H2O × Mr Bi(NO3)3 · 5H2O
Alasan:
a. NaCl = merupakan senyawa ion yang memiliki = 0,072 mol × ((1 × Ar Bi) + (3 × Ar N)
kristal ionik yang besar dan kuat. + (14 × Ar O) + (10 × Ar H)) g/mol
b. HF = memiliki ikatan hidrogen yaitu ikatan = 0,072 mol × ((1 × 209) + (3 × 14)
yang terjadi antara atom yang sangat + (14 × 16) + (10 × 1)) g/mol
elektronegatif (N, O, dan F) dengan atom H. = 0,072 mol × (209 + 42 + 224 + 10) g/mol
c. N2O = merupakan senyawa kovalen polar yang = 0,072 mol × 485 g/mol
memiliki gaya antardipol. = 34,92 gram
d. SO2 = merupakan senyawa kovalen nonpolar Jadi, massa Bi(NO3)3 · 5H2O = 34,92 gram.
yang memiliki gaya London dan Mr sebesar
64.

Kimia Kelas X 83
 Bijih hanya mengandung 2.000 bpj kalaverit
b. mol HNO3 =  × mol Bi

 = 
× 100 %
= 
× 0,072 mol
= 0,2 %
= 0,288 mol Bijih yang harus tersedia
Larutan mengandung 30% HNO3.

Massa larutan =  × 10 kg

=  × massa HNO3 = 5.000 kg

= 5 ton
=  × mol HNO3 × Mr HNO3 Biji yang harus diolah sebanyak 5 ton.
 10. a. WO3 + 3C ® 3CO + W
=  × 0,288 mol × ((1 × Ar H) + (1 × Ar N)
Mr WO3 = 232 g/mol
+ (3 × Ar O)) g/mol

 mol WO3 =  
= 
× 0,288 mol × ((1 × 1) + (1 × 14)


+ (3 × 16)) g/mol =  
 = 0,5 mol
=  × 0,288 mol × 63 g/mol

= 60,48 gram mol C =  × 0,5 mol
Jadi, massa larutan 30% asam nitrat yang
= 1,5 mol
dibutuhkan adalah 60,48 gram.
massa C = mol C × Ar C
8. Massa asam oksalat = 45 gram = 1,5 × 12
Volume larutan = 500 cm3 = 0,5 dm3 = 18 gram
Mr (COOH)2 = 90 g/mol Jadi, massa karbon yang diperlukan sebanyak
 18 gram.
Konsentrasi (COOH)2 dalam g/dm3 =  `  b. mol WO3 = mol W
= 90 g/dm3 = 0,5 mol
Konsentrasi (COOH)2 dalam mol/dm3 massa W = mol W × Ar W
 = 0,5 × 184
=   ×  `  = 92 gram
= 1 mol/dm3. Jadi, wolfram yang diperoleh (maksimal)
Jadi, konsentrasi asam oksalat 1 mol/dm3. sebanyak 92 gram.
9. Kalaverit mengandung 40 % emas, artinya dalam
100 kg kalaverit terdapat 40 kg emas. Oleh karena
itu, untuk memperoleh 4 kg emas diperlukan
kalaverit sebanyak:

=  × 100 kg
= 10 kg

84 Ulangan Akhir Semester

Anda mungkin juga menyukai