Kimia Kelas X 1
A. Pilihan Ganda 7. Jawaban: d
1. Jawaban: b Teori atom modern menyatakan bahwa elektron-
Bagian terkecil dari suatu benda disebut atom. elektron yang bergerak mengelilingi inti berada
Ion adalah atom yang bermuatan. Unsur pada orbital-orbital di seputar inti atom. Sementara
merupakan zat tunggal yang tidak dapat dibagi itu, teori yang menyatakan bahwa elektron ber-
lagi. Molekul adalah gabungan dari beberapa kedudukan pada tingkat energi tertentu, atom terdiri
atom yang sejenis maupun berbeda jenis. atas kulit-kulit atom tempat elektron berada, dan
Senyawa adalah gabungan dari dua atau lebih elektron dapat berpindah ke lintasan lain dengan
unsur yang berbeda jenis. menyerap atau memancarkan energi merupakan
teori atom yang dikemukakan oleh Niels Bohr.
2. Jawaban: a
Dalton mengemukakan beberapa pokok pikiran 8. Jawaban: e
tentang atom sebagai berikut. Elektron-elektron bergerak mengelilingi inti
1) Atom merupakan bagian terkecil dari materi dengan jarak tertentu dan elektron ini mempunyai
yang tidak dapat dibagi lagi. tingkat energi tertentu pula sehingga tidak akan
2) Atom digambarkan sebagai bola pejal yang jatuh ke inti sesuai dengan model atom Bohr.
sangat kecil. 9. Jawaban: b
3) Suatu unsur tersusun dari atom-atom yang Rutherford tidak dapat menjelaskan alasan
identik sedangkan senyawa tersusun dari elektron tidak jatuh ke dalam inti. Oleh karena itu,
atom-atom yang berbeda sesuai unsur model atom Rutherford dianggap lemah.
penyusunnya.
4) Atom-atom bergabung membentuk senyawa 10. Jawaban: b
dengan perbandingan bilangan bulat dan Dalton dalam menggambarkan model atomnya
sederhana. belum mampu mengemukakan adanya partikel
5) Reaksi kimia merupakan pemisahan, peng- penyusun suatu atom.
gabungan, atau penyusunan kembali atom-
atom sehingga atom tidak dapat diciptakan B. Uraian
atau dimusnahkan. 1. a. Semua materi tersusun dari partikel-partikel
terkecil yang disebut atom.
3. Jawaban: d
b. Atom-atom penyusun suatu unsur memiliki
Teori atom Rutherford menyatakan bahwa atom
kesamaan massa dan sifat-sifatnya.
tersusun dari inti atom bermuatan positif dengan
c. Ketika membentuk senyawa, unsur-unsur yang
elektron bergerak mengelilingi inti atom.
berbeda bergabung dengan perbandingan
4. Jawaban: c sederhana.
Rutherford mengemukakan bahwa atom terdiri d. Reaksi kimia merupakan pemisahan, peng-
atas inti atom yang bermuatan positif dan elektron gabungan, atau penyusunan kembali atom-
bermuatan negatif yang mengelilingi inti atom. atom sehingga atom tidak dapat diciptakan
atau dimusnahkan.
5. Jawaban: a
Louis de Broglie menyatakan asas dualisme 2. Gambaran model atom menurut Thomson yaitu
gelombang yang artinya elektron tidak hanya atom berupa bola padat bermuatan positif yang
sebagai partikel tetapi juga sebagai gelombang. di dalamnya tersebar elektron-elektron yang
Sementara itu, Heisenberg menyatakan asas bermuatan negatif.
ketidakpastian. Schrodinger merupakan penemu
3. a. Model atom Thomson belum menggambar-
konsep orbital. Niels Bohr dan J.J. Thomson
kan letak dan lintasan elektron dalam suatu
merupakan penggagas teori atom klasik.
atom.
6. Jawaban: a b. Model atom Rutherford tidak dapat me-
Jika elektron berpindah ke lintasan yang lebih nerangkan penyebab elektron tidak jatuh ke
tinggi disebut eksitasi sedangkan jika elektron inti, sedangkan menurut teori fisika klasik, jika
berpindah ke lintasan yang lebih rendah disebut elektron mengelilingi inti yang muatannya
deeksitasi. berlawanan, elektron akan kehilangan energi
sehingga jatuh ke inti.
2 Struktur Atom
c. Model atom Bohr hanya tepat untuk atom- Gambaran atom seperti ini menjawab kelemahan
atom dengan nomor atom kecil. model atom Rutherford yang tidak dapat
menjelaskan alasan mengapa elektron tidak jatuh
4. Niels Bohr mampu mengatasi kelemahan model
ke inti.
atom Rutherford dan menjelaskan model atom
Rutherford dengan gambaran model atomnya. 5. Dalam model atom modern digambarkan bahwa
Dalam teorinya, Rutherford menggambarkan elektron di dalam atom dapat dipandang sebagai
bahwa di dalam atom terdapat lintasan stasioner partikel dan gelombang. Dengan dasar ini,
dengan tingkat energi tertentu. Lintasan stasioner Heisenberg, fisikawan Jerman, mengemukakan
ini merupakan tempat elektron beredar mengitari teori ketidakpastian yang menyatakan bahwa
inti (kulit atom) tanpa disertai penyerapan dan kedudukan dan kecepatan gerak elektron tidak
pemancaran energi. Sementara itu, menurut Niels dapat ditentukan secara pasti, yang dapat
Bohr pada keadaan normal, elektron menempati ditentukan hanyalah kemungkinan terbesarnya
tingkat energi terendah atau berada dalam tingkat atau probabilitasnya. Dengan memadukan asas
dasar. Elektron dapat berpindah dari satu kulit ke ketidakpastian dan mekanika gelombang,
kulit lain dengan memancarkan atau menyerap Schrodinger merumuskan konsep orbital. Orbital
energi dalam jumlah tertentu. Elektron yang adalah suatu tempat peluang elektron dapat
berpindah ke kulit yang lebih luar akan menyerap ditemukan. Teori mengenai elektron berada dalam
energi, sedangkan jika berpindah ke kulit yang orbital-orbital di seputar inti atom inilah yang
lebih dalam akan memancarkan energi. merupakan pokok teori atom modern.
2. Jawaban: e 6. Jawaban: d
Millikan menemukan muatan elektron sebesar Ilmuwan yang menemukan inti atom adalah Ernest
1,6 × 10 –19 C berdasarkan percobaan tetes Rutherford. Ernest Rutherford menemukan inti atom
minyak dalam tabung yang bermuatan listrik. melalui eksperimen hamburan sinar alfa, sedangkan
Sementara itu, Goldstein menemukan massa Eugene Goldstein menemukan proton. Niels Bohr
proton = 1,6726 × 10–24 g. Chadwick menemukan menemukan orbital elektron, J.J. Thomson
neutron, Thomson menemukan elektron, dan menemukan elektron, dan James Chadwick
Rutherford menemukan inti atom bermuatan positif. menemukan neutron.
3. Jawaban: e 7. Jawaban: a
Sinar katode merupakan sinar perpendaran hasil Hipotesis Rutherford pada percobaan hamburan
radiasi katode menuju anode yang membentur sinar alfa yaitu atom tersusun dari inti atom yang
kaca tabung sehingga kaca berpendar. Radiasi bermuatan positif dan dikelilingi elektron yang
katode terjadi jika terdapat arus listrik bertegangan bermuatan negatif sehingga atom bersifat netral.
rendah. Pilihan jawaban b merupakan hasil eksperimen
Eugene Goldstein tentang proton. Pilihan jawaban
4. Jawaban: a
c merupakan hasil eksperimen James Chadwick
Millikan menyemprotkan minyak ke dalam tabung
yang bermuatan listrik. Dari percobaan tetes tentang neutron. Pilihan jawaban d merupakan
minyak ditemukan muatan elektron sebesar hasil eksperimen J.J. Thomson tentang elektron.
1,6022 × 10–19C. Sementara itu, dari percobaan Pilihan jawaban e merupakan bukti kelemahan
hamburan sinar α ditemukan proton, dari per- dari eksperimen yang dilakukan oleh G.J. Stoney
cobaan tabung gas berkatode ditemukan elektron, tentang elektron.
dan dari pembelokkan sinar katode oleh medan
listrik ditemukan muatan elektron.
Kimia Kelas X 3
8. Jawaban: b 3. a. Elektron adalah salah satu partikel penyusun
Neutron adalah partikel atom yang tidak bermuatan atom yang bermuatan negatif satu dan tidak
dan mempunyai pancaran radiasi yang sangat bermassa. Elektron dituliskan dengan
tinggi. Neutron ditemukan oleh James Chadwick. notasi –10 e.
Sementara itu, proton bermuatan positif ditemukan b. Sifat-sifat elektron sebagai berikut.
oleh Goldstein. Elektron bermuatan negatif 1) Dipancarkan oleh katode dalam sebuah
ditemukan oleh J.J. Thomson. Inti atom atau tabung hampa yang diberi arus listrik
nukleon berisi proton dan neutron. bertegangan tinggi.
9. Jawaban: b 2) Merambat lurus menuju anode.
Elektron bermuatan –1 dan tidak bermassa, 3) Bermuatan negatif, karena dibelokkan
dilambangkan –10e. Proton bermuatan +1 dan ke kutub positif oleh medan listrik.
bermassa 1, di lambangkan 11p. Neutron tidak 4. Sifat-sifat neutron sebagai berikut.
bermuatan dan bermassa 1, dilambangkan 01n. a. Merupakan radiasi partikel.
b. Tidak dipengaruhi oleh medan magnet dan
10. Jawaban: c
medan listrik, karena neutron tidak ber-
Muatan 1 elektron = 1,6 × 10–19 C. Jika dalam
muatan.
percobaan diperoleh muatan 1 tetes minyak
c. Massa neutron hampir sama dengan massa
= 9,6 × 10 –19 C, maka jumlah elektron yang
proton yaitu 1,6728 × 10–24 g.
× −
ditangkap = = 6 elektron.
× −
5. berdasarkan penembakan lempeng emas tipis
dengan sinar alfa (α) diperoleh bahwa sebagian
B. Uraian sinar α diteruskan atau dapat menembus lempeng
1. Partikel subatomik adalah partikel-partikel emas. Ada sebagian kecil sinar α yang dibelokkan,
penyusun suatu atom yang terdiri atas proton, serta ada juga sinar α yang dipantulkan. Oleh karena
elektron, dan neutron. Proton bermuatan positif, hampir semua sinar α diteruskan, Rutherford
elektron bermuatan negatif, dan neutron tidak menyimpulkan bahwa sebagian besar atom adalah
bermuatan. Jumlah muatan antara proton dengan ruang kosong. Terdapatnya sebagian kecil sinar α
elektron sama sehingga atom bermuatan netral. yang dipantulkan menunjukkan bahwa di dalam
atom terdapat benda pejal yang ukurannya sangat
2. Partikel Simbol Letak Penemu kecil, tetapi massanya besar. Dari percobaan itu
Proton (p) 1p di dalam inti E. Goldstein
Rutherford menyimpulkan bahwa atom tersusun
1
Neutron (n) 1n di dalam inti J. Chadwick
dari inti atom yang dikelilingi oleh elektron.
0
Elektron (e) 0
–1 e mengelilingi inti J.J. Thomson
4 Struktur Atom
5. Jawaban: e 9. Jawaban: b
+ Konfigurasi elektron unsur 38Sr: 2, 8, 18, 8, 2.
Ion Sr2+ terbentuk saat unsur Sr melepas 2 elektron
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan
sehingga jumlah elektron pada Sr2+ = 36.
= 20 – (+2)
Jadi, konfigurasi elektron ion Sr2+ = 2, 8, 18, 8.
= 18
a. 10. Jawaban: a
Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 3
Jumlah elektron = jumlah proton = 19
Jumlah elektron: 2 + 8 + 18 + 3 = 31
b.
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
Nomor atom = jumlah proton = 31
= jumlah elektron = 20 Elektron valensi = 3
+ Jumlah elektron di kulit ketiga = 18
c.
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan 11. Jawaban: b
= 13 – (+3) = 10 Suatu atom yang memiliki konfigurasi yang sama
− berarti memiliki jumlah elektron yang sama pula.
d.
Ion 17Cl– = jumlah elektron
Jumlah elektron= jumlah proton – muatan = jumlah proton – muatan
= 8 – (–2) = 10 = 17 – (–1) = 18
−
e. Br = jumlah elektron = nomor atom = 35
35
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan 18Ar = jumlah elektron = nomor atom = 18
= 16 – (–2) = 18 +
11Na = jumlah elektron
Jadi, spesi yang mempunyai elektron yang sama
= jumlah proton – muatan
+ −
dengan
adalah . = 11 – (+1)
= 10
6. Jawaban: c
N3– = jumlah elektron – muatan
Elektron valensi pada: = 7 – (–3)
13K : 2, 8, 3 → 3 19N : 2, 8, 8, 1 → 1 = 10
15L : 2, 8, 5 → 5 20O : 2, 8, 8, 2 → 2
Cl = jumlah elektron = nomor atom = 17
Jadi ion Cl– mempunyai konfigurasi yang sama
17M: 2, 8, 7 → 7
dengan atom Ar.
Jadi, unsur yang elektron valensinya paling
banyak adalah unsur dengan lambang 17M. 12. Jawaban: c
Lambang atom Fe = 56 26Fe
7. Jawaban: a
+
Nomor massa Fe = 56
Ion
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 26
Nomor atom = jumlah proton = 56 Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Nomor massa = 137 = 56 – 26 = 30
Jumlah elektron= jumlah proton – muatan Ion Fe3+ terbentuk jika atom Fe kehilangan tiga
= 56 – (+2) = 54 elektron. Dengan demikian, jumlah elektron pada
Jumlah neutron = jumlah massa – jumlah proton ion Fe3+ adalah 26 – 3 = 23.
= 137 – 56 = 81 Jadi, dalam ion Fe 3+ terdapat 26 proton,
Jadi, jumlah proton, elektron, dan neutron = 56, 30 neutron, dan 23 elektron.
54, dan 81.
13. Jawaban: b
8. Jawaban: a Susunan elektron dengan jumlah kulit 3 dan
Isoton adalah atom-atom yang mempunyai jumlah elektron valensi 6 adalah 2, 8, 6. Jadi, nomor atom
neutron sama, seperti pada 157 X dan 179 Y. unsur tersebut 2 + 8 + 6 = 16.
Sementara itu, 136M dan 138Z merupakan isobar 14. Jawaban: e
karena mempunyai massa atom sama. 17 34Cl dan
20A = 2, 8, 8, 2 → elektron valensi = 2
35Cl membentuk isotop karena nomor atom kedua
17 16B = 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
6E = 2, 4 → elektron valensi = 4
Kimia Kelas X 5
15. Jawaban: c −
Ion
terjadi karena atom Ge menerima
40 A =
20 2, 8, 8, 2 → jumlah kulit = 4 empat elektron sehingga jumlah elektron
12 B = 2, 4 → jumlah kulit = 2 = 36.
6
Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 8
16 C = 2, 6 → jumlah kulit = 2 −
8
Jadi, ion
mempunyai jumlah proton
24 D =
12 2, 8, 2 → jumlah kulit = 3 = 32, jumlah elektron 36, jumlah neutron 41,
15 E =
7 2, 5 → jumlah kulit = 2 dan konfigurasi elektron 2, 8, 18, 8.
+
d.
B. Uraian
Jumlah proton = nomor atom = 38
1. a. Unsur P, nomor atom = 27, jumlah neutron Jumlah neutron = 88 – 38 = 50
= 32 +
Ion
terjadi karena atom Sr melepas
Nomor massa
dua elektron sehingga jumlah elektron = 36.
= nomor atom + jumlah neutron
Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 8
= 27 + 32 = 59 +
Jadi, ion mempunyai jumlah proton
Jadi, lambang atom P = 59
27P
= 38, jumlah elektron 36, jumlah neutron 50,
b. Unsur Q, nomor atom = 42, jumlah neutron dan konfigurasi elektron 2, 8, 18, 8.
= 54
Nomor massa 3. Gambar tersebut memiliki elektron sebanyak 2,
= nomor atom + jumlah neutron proton sebanyak 4, dan neutron sebanyak 5.
= 42 + 54 = 96 Nomor massa = jumlah proton + jumlah neutron
= 4 + 5 = 9. Pada atom netral, jumlah proton sama
Jadi, lambang atom Q = 96
42Q
dengan jumlah elektron, sedangkan pada gambar
c. Unsur R, nomor atom = 58, jumlah neutron tersebut terdapat kelebihan 2 proton. Oleh karena
= 82 itu, gambar tersebut merupakan ion bermuatan
Nomor massa positif 2. Lambang ion dituliskan = 4X2+.
= nomor atom + jumlah neutron
= 58 + 82 = 140 4. a. 12Mg
6 Struktur Atom
7. Jawaban: d
A. Pilihan Ganda
Nomor atom Ca = 20.
1. Jawaban: e Nomor atom = jumlah proton = 20.
a. Model atom Dalton (Bola pejal) Ion Ca2+ terjadi karena atom Ca melepas dua
b. Model atom Thomson (Roti kimis) elektron, sehingga jumlah elektron pada ion Ca2+
c. Model atom Rutherford sebanyak 18.
d. Model atom Modern (Schrodinger) Jadi, dalam ion Ca2+ terdapat 20 proton dan
e. Model atom Niels Bohr 18 elektron.
2. Jawaban: d 8. Jawaban: c
Kelemahan teori atom Niels Bohr adalah teori 13 C : jumlah elektron = 6, jumlah neutron = 7
6
atom Niels Bohr hanya sesuai untuk atom-atom jumlah neutron > jumlah elektron
yang sederhana. Teori Niels Bohr menyimpang 37 Cl : jumlah elektron = 17, jumlah neutron = 20
atau tidak sesuai untuk atom yang lebih besar 17
dari hidrogen. jumlah neutron > jumlah elektron
16 O2– : jumlah elektron = 8 + 2 = 10
8
3. Jawaban: d jumlah neutron = 8
Dalton menggambarkan atom sebagai bola pejal jumlah neutron < jumlah elektron
yang sangat kecil. J.J. Thomson menggambarkan 34 S2– : jumlah elektron = 16 + 2 = 18
model atom berbentuk bola bermuatan positif dan 16
di permukaannya tersebar elektron. Louis de jumlah neutron = 18
Broglie adalah penggagas teori dualisme elektron. jumlah neutron = jumlah elektron
40 Ca2+ : jumlah elektron =20 – 2 = 18
Niels Bohr menggambarkan elektron bergerak 20
pada orbit yang stasioner. jumlah neutron = 20
4. Jawaban: e jumlah neutron > jumlah elektron
Sinar α yang diteruskan artinya sebagian besar Jadi, ion O2– mempunyai jumlah neutron lebih
atom adalah ruang inti atom. Sinar α yang sedikit daripada jumlah elektronnya.
dipantulkan berarti mengenai inti atom. Sinar α 9. Jawaban: b
yang dibelokkan berarti menabrak elektron. Elektron valensi adalah jumlah elektron pada kulit
5. Jawaban: d terluar. Untuk atom netral, nomor atom = jumlah
Ion 11Na+ mempunyai elektron sebanyak 10 karena elektron.
satu elektronnya dilepas untuk membentuk muatan a. 3Li konfogurasi elektron = 2, 1
+1. Ion 9F– juga mempunyai elektron sebanyak 10 13Al konfigurasi elektron = 2, 8, 3
karena menangkap satu elektron membentuk b. 11Na konfigurasi elektron = 2, 8, 1
muatan –1. Jadi, ion 11Na+ dan 9F– mempunyai 19K konfigurasi elektron = 2, 8, 8, 1
jumlah elektron sama sehingga disebut isoelektron. c. 12Mg konfigurasi elektron = 2, 8, 2
Sementara itu, isobar adalah atom-atom unsur
19K konfigurasi elektron = 2, 8, 8, 1
berbeda yang mempunyai nomor massa sama,
d. 5B konfigurasi elektron =2, 3
isoton adalah atom-atom unsur berbeda yang
mempunyai jumlah neutron sama, isotop adalah 8O konfigurasi elektron = 2, 6
atom unsur sejenis yang mempunyai nomor atom e. 7N konfigurasi elektron = 2, 5
sama tetapi nomor massanya berbeda, dan 17Cl konfigurasi elektron = 2, 8, 7
isoelektronik adalah unsur-unsur berbeda yang Jadi, pasangan unsur yang mempunyai elektron
mempunyai jumlah elektron valensi sama.
valensi sama adalah 11Na dan 19K.
6. Jawaban: b
10. Jawaban: b
Jumlah proton = nomor massa – jumlah neutron
19 F : jumlah neutron = 19 – 9 = 10
= 79 – 45 9
= 34 24 Mg : jumlah neutron = 24 – 12 = 12
12
Dalam atom netral jumlah proton = jumlah elektron 20 Ne : jumlah neutron = 20 – 10 = 10
Konfigurasi elektron = 2.8.18.6 10
23 Na : jumlah neutron = 23 – 11 = 12
Jadi, elektron valensi = 6 11
Kimia Kelas X 7
Jadi, pasangan unsur yang mempunyai jumlah Jadi, dalam isotop uranium 233 92 U terdapat
neutron sama adalah unsur F dan Ne atau Mg 92 proton, 92 elektron, dan 141 neutron.
dan Na.
16. Jawaban: e
11. Jawaban: e
12Mg : 2, 8, 2 elektron valensi = 2
Isotop adalah unsur-unsur yang mempunyai nomor 2+
12Mg : 2, 8 elektron valensi = 8
atom sama, tetapi nomor massanya berbeda.
18Ar : 2, 8, 8 elektron valensi = 8
Notasi unsur-unsur tersebut adalah 23 23 24
11K, 12L, 12M,
7N : 2, 5 elektron valensi = 5
24N, dan 23
11 10O. Jadi, unsur yang merupakan isotop N3– : 2, 8 elektron valensi = 8
7
adalah 23 24 23 24
11K dan 11N atau 12L dan 12M. 17. Jawaban: e
12. Jawaban: b Konfigurasi elektron unsur 55Cs : 2, 8, 18, 18, 8, 1.
Ion Cs + terbentuk saat unsur Cs melepas
1 elektron sehingga jumlah elektron pada
X = lambang unsur
Cs+ = 54.
Z = jumlah proton
Jadi, konfigurasi ion Cs+ = 2, 8, 18, 18, 8.
Neutron = A – Z
18. Jawaban: a
Untuk unsur , proton = 26 Konfigurasi ion Y2– = 2, 8, 8.
neutron = 56 – 26 Jumlah elektron pada ion Y2– = 2 + 8 + 8 = 18.
= 30 ⇒ (26, 30) Ion Y2– terbentuk karena atom Y menangkap dua
elektron. Dengan demikian, jumlah elektron pada
untuk unsur , proton = 88
neutron = 226 – 88 unsur Y adalah 18 – 2 = 16.
= 138 ⇒ (88, 138) 19. Jawaban: e
Nomor massa atom = 80.
Jadi, jumlah proton dan neutron untuk unsur
Jumlah neutron = 45.
dan berturut-turut adalah (26, 30) dan Jumlah elektron = 80 – 45 = 35.
(88, 138). Konfigurasi elektron: K L M N
2 8 18 7
13. Jawaban: c Jumlah elektron pada kulit terluar = 7.
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor atom
= 28. 20. Jawaban: d
Nomor massa = jumlah neutron + jumlah proton T dan U mempunyai proton (nomor atom) yang
= 31 + 28 sama (17), tetapi keduanya memiliki nomor massa
= 59 yang berbeda sehingga disebut isotop. Sementara
Lambang atom unsur: AZX = 59 itu, R dan S bukan isotop melainkan atom yang
28X.
sama. Atom R merupakan atom S yang kehilangan
Jadi, unsur yang dimaksud adalah 59 Ni.
28 1 elektron. Oleh karena itu, atom R = atom S+.
14. Jawaban: d S dan T bukan isobar karena nomor massanya
+
berbeda. Isobar merupakan atom unsur-unsur
Ion berbeda dengan nomor atom berbeda, tetapi
Jumlah proton = 12. nomor massa sama. Jumlah neutron R dan T tidak
Jumlah elektron = jumlah proton – muatan sama. Jumlah neutron R = 12, sedangkan jumlah
= 12 – (+2) neutron T = 18.
= 10 21. Jawaban: c
Jadi, konfigurasi elektron = 2.8 dapat digambar-
Notasi unsur X: 27
13X.
kan seperti gambar d, kulit pertama diisi 2e dan
kulit kedua diisi 8e. Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 13.
Konfigurasi elektron = 2, 8, 3.
15. Jawaban: c Jumlah elektron valensi = 3.
Isotop uranium dilambangkan dengan 233 U.
92 22. Jawaban: a
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom = 92. Ion X2+ mempunyai 12 proton.
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom Jumlah proton = jumlah elektron atom.
= 233 – 92 Jumlah elektron pada ion X2+ = 12 – 2 = 10.
= 141 Jadi, konfigurasi elektron ion X2+ = 2, 8.
8 Struktur Atom
23. Jawaban: a Pasangan kedua
Atom yang dalam intinya memiliki jumlah neutron a. R dan T (bukan isotop/tidak ada hubungan)
lebih sedikit dari jumlah protonnya adalah 32He. b. Q dan R (isobar)
Jumlah neutron = 3 – 2 = 1. c. R dan S (isoton)
Jumlah proton = 2. d. Q dan T (isotop)
e. R dan S (isoton)
24. Jawaban: d Jadi, pada pilihan d merupakan pasangan yang
Berdasarkan gambar struktur atom tersebut keduanya termasuk isotop.
diperoleh data sebagai berikut.
1) Jumlah neutron sebesar 15 dan jumlah 29. Jawaban: d
elektron sebesar 13. Jadi, jumlah neutron Tabel pada soal menunjukkan jumlah proton,
lebih besar daripada jumlah elektron. neutron, dan elektron dalam ion. Data yang tepat
+
2) Nomor massa atom sebanyak 28. berdasarkan tabel tersebut yaitu
.
3) Jumlah proton sama dengan jumlah elektron +
⇒ p = 20, n = 20, e = 18
yaitu 13. −
4) Atom tersebut memiliki 3 elektron valensi ⇒ p = 9, n = 10, e = 10
−
pada kulit terluar. ⇒ p = 8, n = 8, e = 10
5) Atom tersebut merupakan atom aluminium. +
⇒ p = 11, n = 12, e = 10
+
25. Jawaban: c
& ⇒ p = 1, n = 0, e = 0
! × " + ! × " + ! × "
Ar Sr =
= 87,73 ≈ 87,8 30. Jawaban: b
Jadi, massa atom relatif unsur stronsium sebesar Isoton adalah unsur yang berbeda mempunyai
87,8. jumlah neutron sama. Isoton terdapat dalam 40
20Ca
dan 39
19K. Jumlah neutron kedua unsur tersebut
26. Jawaban: b
adalah 20. Sementara itu, unsur 210 214
82Pb dan 82Pb
! × "#!$ × "
43,7 = merupakan isotop karena nomor atomnya sama
#$ sedangkan nomor massanya berbeda, unsur
43,7 = 214 Pb dan 214 Po merupakan isobar karena nomor
82 84
4.370 = 42a + 44b massanya sama, sedangkan nomor atomnya
Misal1 = a = x berbeda.
b = 100 – x
B. Uraian
4.370 = 42x + 44(100 – x)
4.370 = 42x + 4.400 – 44x 1. Atom terdiri atas inti atom dan elektron yang
mengelilinginya. Inti atom terdiri atas proton
2x = 30
(bermuatan +) dan neutron (tidak bermuatan).
x = 15 Gambar struktur atom:
a = 15
b = 100 – x = Proton
= 100 – 15 = 85
= Neutron
a : b = 15 : 85
= Elektron
27. Jawaban: c
Jumlah elektron dalam atom sama dengan jumlah
proton dalam atom selama tidak menerima atau
melepaskan elektron. 2. Pada tahun 1930, W. Bothe bersama H. Becker
melakukan percobaan, yaitu menembaki inti atom
28. Jawaban: d berilium dengan partikel alfa. Pada percobaan ini
Berdasarkan tabel tersebut, yang merupakan dihasilkan suatu radiasi partikel yang mempunyai
pasangan-pasangan isotop yaitu: daya tembus tinggi. James Chadwick, pada tahun
Pasangan pertama 1932, melakukan percobaan yang sama. Hasil
a. P dan R (isotop) percobaan membuktikan bahwa radiasi tersebut
b. P dan S (tidak ada hubungan) merupakan partikel netral (tidak bermuatan) yang
c. P dan T (tidak ada hubungan) massanya hampir sama dengan massa proton.
d. P dan R (isotop) Oleh Chadwick partikel ini dinamai neutron.
e. P dan Q (isoton)
Kimia Kelas X 9
3. Robert Millikan menemukan muatan elektron b.
*
melalui percobaan tetes minyak. Pada tahun
1909, Millikan melakukan percobaan dengan tetes Nomor massa = 266
minyak untuk menentukan muatan 1 elektron. Nomor atom = 106
Pada percobaan ini, tetes minyak dapat Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
menangkap satu, dua, tiga, atau lebih elektron. atom = 106
Millikan menemukan muatan tetes minyak tersebut Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
sebesar 1 × 1,6 × 10–19 C, 2 × 1,6 × 10–19 C, = 266 – 106
3 × 1,6 × 10–19 C, dan seterusnya. Berdasarkan = 160
percobaan ini Millikan menyimpulkan muatan
c. ;$
1 elektron adalah 1,6 × 10 –19 C dan diberi
Nomor massa = 159
tanda –1.
Nomor atom = 65
4. 35,5 Cl
adalah lambang klor. Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
17
a. Jumlah neutron dalam inti atom Cl atom = 65
= 35,5 – 17 = 18,5 Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
b. Susunan elektron dalam setiap kulitnya = 159 – 65
sebagai berikut. = 94
d. ?
KLM
Nomor massa = 262
= 2, 8, 7
Nomor atom = 103
Jumlah elektron = jumlah proton = nomor
5. a. Atom A atom = 103
Jumlah neutron = 22 Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Nomor massa = 40 = 262 – 103
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron = 159
= 40 – 22 7.
= 18
Nomor atom = jumlah elektron = 18 Nomor Nomor Jumlah
Atom
Konfigurasi elektron: 2, 8, 8 Massa Atom Elektron Proton Neutron
Jumlah elektron valensi = 8 Magnesium 12 12 12 12
24
Lambang atom A = 40 18A Fosfor 31 15 15 15 16
b. Atom B Stronsium 88 38 38 38 50
Jumlah neutron = 30 Xenon 131 54 54 54 77
Osmium 190 76 76 76 114
Jumlah proton = 25
Jumlah proton = jumlah elektron = nomor
8.
atom = 25
Nomor massa = jumlah elektron + jumlah Jumlah Nama Nomor Besar
Partikel Massa
Partikel Partikel Muatan
neutron Subatom
Subatom Subatom Partikel Partikel
= 25 + 30 = 55
4 elektron 0 –1
Konfigurasi elektron: 2, 8, 13, 2
3 neutron 1 0
Jumlah elektron valensi = 2 4 proton 1 +1
Lambang atom B = 55 25B
10 Struktur Atom
9. Isotop merupakan unsur-unsur yang memiliki 10. Misalkan persentase isotop 69Ga = a% maka
nomor atom yang sama tetapi nomor massanya persentase isotop 71Ga = (100 – a)%.
berbeda. Jika salah satu isotop perak memiliki ! − "
nomor atom 47, berarti isotop yang lain juga Ar Ga = × 68,95 + × 70,95
memiliki nomor atom 47. Jika nomor massa perak 69,75 = 0,06895a + 70,95 – 0,7095a
109 maka lambang isotop yang lain 109
47Ag. 69,75 – 70,95 = 0,6895a – 0,7095a
a = 60
Jadi, Ga = 60% dan 71Ga = 40%.
69
Kimia Kelas X 11
Sistem Periodik Unsur
Perkembangan Dasar
Pengelompokan Unsur-Unsur Sifat Periodik Unsur
Kimia Kelas X 13
14. Jawaban: a b. Sistem periodik modern yang disusun oleh
Nomor massa = 24 Henry G.J. Moseley didasarkan pada kenaikan
Rumus massa = jumlah proton + jumlah neutron nomor atom dan kemiripan sifat.
24 = 2 jumlah proton
3. Penentuan golongan dan periode suatu unsur
Jumlah proton = 12
dalam sistem periodik didasarkan pada konfigurasi
Nomor atom = jumlah proton = 12
elektron suatu unsur. Jumlah elektron valensi
NA 12 = 2, 8, 2
menunjukkan nomor golongan, sedangkan jumlah
Elektron valensi = 2
kulit atom menunjukkan periode. Contoh: unsur Al,
Jumlah kulit = 3
nomor atom = 13. Konfigurasi elektron: 2, 8, 3.
Jadi, atom terletak pada golongan IIA periode 3.
Jumlah elektron valensi = 3 sehingga unsur Al
15. Jawaban: a terletak pada golongan IIIA. Jumlah kulit atom = 3
Nomor massa = 133 sehingga unsur Al terletak pada periode 3.
Neutron = 78
4. a. Unsur A, elektron valensi = 5, jumlah kulit = 3.
Nomor atom = nomor massa – jumlah neutron
Unsur A terletak pada golongan VA, periode 3.
= 133 – 78
b. Unsur B, elektron valensi = 2, jumlah kulit = 4.
= 55
Unsur B terletak pada golongan IIA, periode 4.
Nomor atom 55 = 2, 8, 18, 18, 8, 1 (golongan IA
c. Unsur C, elektron valensi = 4, jumlah kulit = 2.
periode 6).
Unsur C terletak pada golongan IVA, periode 2.
B. Uraian
5. Tentukan golongan dan periode unsur Na, Ar, Si,
1. a. Golongan adalah lajur-lajur vertikal dalam dan P, jika nomor atomnya berturut-turut 11, 18,
sistem periodik. Golongan dibedakan menjadi 14, dan 15!
dua, yaitu golongan A (golongan utama), Jawaban:
berjumlah 8 dan golongan B (golongan 11Na = 2, 8, 1 (golongan IA dan periode 3)
tambahan), berjumlah 8.
18Ar = 2, 8, 8 (golongan VIIIA dan periode 3)
b. Periode adalah lajur-lajur horizontal dalam
14Si = 2, 8, 4 (golongan IVA dan periode 3)
sistem periodik, terdiri atas 7 periode.
15P = 2, 8, 5 (golongan VA dan periode 3)
2. a. Mendeleyev menyusun sistem periodik
berdasarkan persamaan sifat unsur yang
berulang secara periodik sesuai dengan
kenaikan massa atomnya.
Kimia Kelas X 15
Unsur S menempati golongan IA periode 4. kiri ke kanan, jumlah kulit atom tetap, tetapi muatan
Konfigurasi elektron T: 2, 8, 3. inti (nomor atom) dan jumlah elektron pada kulit
Unsur T menempati golongan IIIA, periode 3. bertambah. Semakin banyak muatan inti (nomor
Dalam sistem periodik, keelektronegatifan unsur atom) dan jumlah elektron pada kulit mengakibatkan
akan bertambah dari bawah ke atas atau dari kiri ke gaya tarik-menarik antara inti dengan elektron di kulit
kanan. Jadi, di antara unsur tersebut yang terluar semakin besar sehingga jari-jari atom semakin
keelektronegatifannya paling besar adalah unsur R. kecil.
14. Jawaban: e 3. Konfigurasi elektron dan letak unsur-unsur tersebut
Unsur A dan unsur B terletak dalam satu periode. dalam sistem periodik sebagai berikut.
Unsur A terletak di sebelah kiri sementara itu unsur a. 4Be : 2, 2 ; terletak pada golongan IIA
B terletak di sebelah kanan. Dalam satu periode, periode 2
dari kiri ke kanan sifat-sifat keperiodikan unsur b. 7N : 2, 5 ; terletak pada golongan VA
adalah: periode 2
1) jari-jari atom-atomnya semakin kecil; c. 9F : 2, 7 ; terletak pada golongan VIIA
2) energi ionisasi semakin besar; periode 2
3) afinitas elektron semakin besar; d. 13Al : 2, 8, 3 ; terletak pada golongan IIIA
4) keelektronegatifan semakin besar; dan periode 3
5) titik didih dan titik leleh semakin rendah. e. 14Si : 2, 8, 4 ; terletak pada golongan IVA
Jadi, pernyataan yang benar adalah keelektro- periode 3
negatifan unsur B lebih besar daripada unsur A. Dalam satu golongan dari atas ke bawah harga
keelektronegatifan semakin kecil. Sementara itu,
15. Jawaban: a
dalam satu periode dari kiri ke kanan harga
Letak unsur dalam SPU:
keelektronegatifannya semakin besar. Oleh karena
Gol. itu, unsur yang keelektronegatifannya paling kecil
VIIA VIIIA
Periode
adalah unsur yang terletak di sebelah kiri bawah,
2 F Ne
3 Cl Ar
yaitu unsur Be karena berada pada golongan IIA
4 Br Kr (sebelah kiri). Sementara itu, unsur yang
keelektronegatifannya paling besar adalah unsur
Neon memiliki energi ionisasi paling tinggi dalam
yang terletak di sebelah kanan atas yaitu unsur F
periode kedua, artinya dalam satu periode semakin
karena berada pada golongan VIIA (sebelah kanan).
ke kanan energi ionisasi unsurnya semakin besar.
Energi ionisasi brom lebih rendah daripada klor, 4. Konfigurasi elektron dari unsur-unsur tersebut
artinya dalam satu golongan semakin ke atas energi sebagai berikut.
ionisasi unsur semakin besar. 12A: 2, 8, 2
Jadi, unsur argon memiliki energi ionisasi 17B: 2, 8, 7
maksimum dalam periode ketiga, tetapi lebih
19C: 2, 8, 8, 1
rendah daripada neon.
20D: 2, 8, 8, 2
37E: 2, 8, 18, 8, 1
B. Uraian
Unsur A menempati golongan IIA dan periode 3.
1. Energi ionisasi unsur-unsur dalam sistem periodik, Unsur B menempati golongan VIIA dan periode 3.
dalam satu periode dari kiri ke kanan semakin besar Unsur C menempati golongan IA dan periode 4.
dan dalam satu golongan dari atas ke bawah Unsur D menempati golongan IIA dan periode 4.
semakin kecil. Unsur E menempati golongan IA dan periode 5.
2. Dalam satu golongan dari atas ke bawah, jari-jari atom Afinitas elektron unsur-unsur dalam sistem periodik
semakin besar karena dalam satu golongan dari atas semakin besar dari kiri ke kanan dan dari bawah
ke bawah kulit atom bertambah berarti periode ke atas. Jadi, unsur yang mempunyai afinitas
bertambah sehingga jari-jari atom juga bertambah elektron terbesar adalah unsur B karena terletak
besar. Dalam satu periode dari kiri ke kanan jari-jari paling kanan (golongan VIIA) dan periode 3 (lebih
atom semakin kecil karena dalam satu periode dari atas daripada periode 4 dalam tabel periodik unsur).
Keelektronegatifan
1 1,5 2 2,5 3 3,5 4
Kimia Kelas X 17
9. Jawaban: b kecil daripada energi ionisasi F. Jadi, harga energi
Dalam sistem periodik unsur modern terdapat 7 ionisasi yang mungkin untuk Mg adalah 740 kJ/mol.
periode dan 18 golongan. Periode terbanyak berisi
17. Jawaban: e
32 unsur, sedangkan golongan terbanyak berisi 7
unsur. Selain itu, terdapat pula golongan transisi Unsur yang paling mudah melepaskan elektron
luar dan transisi dalam. memiliki energi ionisasi paling kecil. Dalam periodik
unsur, dari kiri ke kanan energi ionisasinya
10. Jawaban: e semakin besar dan dari atas ke bawah energi
Atom-atom unsur yang terletak dalam suatu ionisasinya semakin kecil. Xenon (Xe) memiliki
golongan ditentukan oleh jumlah elektron nomor atom 54 sehingga terletak pada golongan
valensinya. Jika jumlah elektron valensi suatu VIIIA dan periode 5. Brom (Br) memiliki nomor
unsur sama, unsur-unsur tersebut terletak dalam atom 35 sehingga terletak pada golongan VIIA dan
satu golongan. periode 4. Kalsium (Ca) memiliki nomor atom 20
11. Jawaban: d sehingga terletak pada golongan IIA dan periode
Unsur transisi dalam terdiri atas dua deret yaitu 4. Berilium (Be) memiliki nomor atom 4 sehingga
lantanida dan aktinida. Dalam deret sistem periodik, terletak pada golongan IIA dan periode 2. Kalium
lantanida menempati periode 6 dan aktinida (K) memiliki nomor atom 19 sehingga terletak pada
menempati periode 7. golongan IA dan periode 4. Jadi, unsur yang
paling mudah melepaskan elektron adalah kalium.
12. Jawaban: a
Energi ionisasi adalah energi minimum yang 18. Jawaban: d
diperlukan untuk melepaskan satu elektron dari Jumlah kulit atom menunjukkan periode.
atom netral dalam wujud gas. Akibat dari pelepasan Konfigurasi elektron dari unsur-unsur dengan
elektron ini atom berubah menjadi ion positif. nomor atom tersebut sebagai berikut.
Nomor atom 2: 2 → periode 1
13. Jawaban: a Nomor atom 5: 2, 3 → periode 2
Dalam sistem periodik, dalam satu golongan dari Nomor atom 6: 2, 4 → periode 2
atas ke bawah jari-jari atom semakin besar. Dalam Nomor atom 14: 2, 8, 4 → periode 3
satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom Nomor atom 7: 2, 5 → periode 2
semakin kecil. Unsur A terletak pada golongan Nomor atom 11: 2, 8, 1 → periode 3
VIIIA periode 2, unsur B terletak pada golongan Nomor atom 12: 2, 8, 2 → periode 3
IIA periode 3, unsur C terletak pada golongan VIIA Nomor atom 17: 2, 8, 7 → periode 3
periode 3, unsur D terletak pada golongan VIIIA Nomor atom 15: 2, 8, 5 → periode 3
periode 3, dan unsur E terletak pada golongan IB Nomor atom 20: 2, 8, 8, 2 → periode 4
periode 4. Jadi, unsur yang mempunyai jari-jari Jadi, unsur yang terletak dalam satu periode adalah
atom paling kecil adalah unsur A. unsur dengan nomor atom 12 dan 17.
14. Jawaban: d 19. Jawaban: b
Periode dalam sistem periodik dinyatakan dengan a. 5B : 2, 3 ; terletak pada golongan
jumlah kulit atom. Unsur yang mempunyai jumlah IIIA, periode 2
kulit atom sama terletak dalam satu periode. b. 14Si : 2, 8, 4 ; terletak pada golongan
15. Jawaban: e IVA, periode 3
Unsur-unsur Cl, Br, dan I terletak dalam satu c. 8O : 2, 6 ; terletak pada golongan
golongan (golongan VIIA) sehingga ketiganya VIA, periode 2
mempunyai sifat kimia yang sama. d. 16S : 2, 8, 6 ; terletak pada golongan
VIA, periode 3
16. Jawaban: c e. 34Se : 2, 8, 18, 6 ; terletak pada golongan
Natrium memiliki nomor atom 11 sehingga terletak VIA, periode 4
pada golongan IA dan periode 3. Magnesium Jadi, unsur yang terdapat pada golongan IVA
memiliki nomor atom 12 sehingga terletak pada adalah unsur 14Si.
golongan IIA dan periode 3. Flour memiliki nomor
atom 9 sehingga terletak pada golongan VIIA dan 20. Jawaban: d
periode 2. Dalam sistem periodik unsur, dari kiri Jumlah elektron unsur X = 16, konfigurasi
ke kanan energi ionisasinya semakin besar dan elektronnya: 2, 8, 6. Jumlah elektron valensi = 6,
dari atas ke bawah energi ionisasinya semakin jumlah kulit atom = 3. Jadi unsur X terletak pada
kecil. Oleh karena itu, harga energi ionisasi Mg golongan VIA, periode 3.
lebih besar daripada energi ionisasi Na, tetapi lebih
Kimia Kelas X 19
b. Unsur Sr terletak di antara unsur Ca dan Ba. b. Unsur transisi dalam dibedakan menjadi dua
Ar Ca + Ar Ba golongan sebagai berikut.
Ar Sr = 2 1) Golongan lantanida, yaitu golongan yang
terdiri atas 14 unsur dan memiliki sifat
40 + 137
= mirip dengan lantanum.
2
Contoh: Ce, Pr, dan Nd.
= 88,5
2) Golongan aktinida, yaitu golongan yang
Jadi, massa atom relatif unsur Br = 81, sedangkan
terdiri atas 14 unsur dan memiliki sifat
Sr = 88,5.
mirip unsur aktinium.
3. a. Unsur P: Contoh: Th, Pa, dan U.
Jumlah elektron valensi = 8 → golongan VIIIA
Jumlah kulit atom = 3 → periode 3 7. a. 18A = 2, 8, 8 → periode 3 dan golongan
b. Unsur Q: VIIIA.
Jumlah elektron valensi = 1 → golongan IA 33B = 2, 8, 18, 5 → periode 4 dan golongan VA.
Jumlah kulit atom = 4 → periode 4 16C = 2, 8, 6 → periode 3 dan golongan VIA.
Kimia Kelas X 21
Ikatan Kimia
Terbentuknya Ikatan Kimia Ikatan Ion Ikatan Kovalen dan Ikatan Logam
• Mensyukuri keteraturan struktur ikatan kimia sebagai wujud kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa.
• Memiliki sikap pantang menyerah dalam berlatih mengerjakan soal struktur Lewis dan
terbentuknya ikatan kimia.
• Bersikap gemar membaca dan bekerja keras dalam mempelajari ikatan ion.
• Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi ketika mempelajari ikatan kimia yang kompleks.
• Mampu mengembangkan daya kreativitas untuk menguji kepolaran berbagai larutan.
• Mampu menjelaskan terbentuknya ikatan kimia menggunakan struktur Lewis.
• Mampu menjelaskan terbentuknya ikatan ion dan sifat-sifat senyawa ion.
• Mampu menjelaskan ikatan kovalen dan ikatan logam beserta sifat-sifatnya.
• Mampu mengidentifikasi kepolaran suatu senyawa melalui kegiatan praktikum.
22 Ikatan Kimia
A. Pilihan Ganda 2) Ion natrium
Ion natrium (Na+) terbentuk apabila atom Na
1. Jawaban: d melepaskan 1 elektron sehingga jumlah
Konfigurasi elektron unsur X yaitu 2, 8, 8, 2. Unsur elektron ion Na+ = nomor atom – muatan
X memiliki elektron valensi 2. Dengan demikian, = 11 – 1 = 10. Jumlah elektron ion Na+ =
untuk memenuhi kaidah oktet, unsur X harus jumlah elektron atom Ne (10 elektron).
melepaskan 2 elektron membentuk ion X2+. 3) Ion klor
2. Jawaban: d Ion klor (Cl –) terbentuk apabila atom Cl
Unsur 199Z memiliki 9 proton, 9 elektron, dan menangkap 1 elektron agar stabil. Dengan
10 neutron. Ion Z– terbentuk apabila atom Z demikian, jumlah elektron ion Cl– = nomor
menerima 1 elektron yang yang dilepaskan oleh atom – muatan = 17 – (–1) = 18. Jumlah
atom lain sehingga jumlah elektronnya menjadi 10. elektron ion Cl– = jumlah elektron unsur argon
(18 elektron).
Dengan demikian, ion Z– memiliki 9 proton, 10
4) Ion brom
elektron, dan 10 neutron.
Ion brom (Br–) terbentuk apabila atom Br
3. Jawaban: b menangkap 1 elektron sehingga jumlah
Ion O2– memiliki jumlah elektron 10. Ion O2– elektron ion Br– = nomor atom – muatan =
terbentuk apabila atom O menangkap 2 elektron. 35 – (–1) = 36. Jumlah elektron ion Br– =
Dengan demikian, atom O memiliki jumlah elektron jumlah elektron atom Kr (36 elektron).
= 10 – 2 = 8. Konfigurasi elektron atom O = 2, 6. 5) Ion stronsium
4. Jawaban: e Ion stronsium (Sr2+) terbentuk apabila atom
stronsium melepaskan 2 elektron sehingga
36Kr = 2, 8, 18, 8
jumlah elektron ion Sr2+ = nomor atom –
Elektron valensi Kr = 8 sehingga termasuk unsur
muatan = 38 – 2 = 36. Jumlah elektron ion
golongan VIIIA (gas mulia). Unsur gas mulia
Sr2+ = jumlah elektron atom Kr (36 elektron).
bersifat stabil sehingga sukar bereaksi dengan
unsur lain. 7. Jawaban: a
Konfigurasi elektron unsur 37Rb yaitu 2, 8, 18, 8, 1.
5. Jawaban: b Oleh karena unsur Rb memiliki 1 elektron valensi,
1) Konfigurasi elektron 13Al: 2, 8, 3. unsur Rb mencapai kestabilan dengan melepaskan
Untuk mencapai kestabilannya, unsur ini 1 elektron membentuk ion Rb+.
melepaskan 3 elektron membentuk ion Al3+.
8. Jawaban: a
13Al (2, 8, 3) → Al
3+ (2, 8) + 3e–
Kimia Kelas X 23
Rumus struktur Lewis belerang dinyatakan dengan Konfigurasi elektron atom 168O: 2, 8, 6.
e.
lambang atom belerang diikuti jumlah elektron Ion O2– terbentuk apabila atom O menangkap
valensinya. Jadi, rumus struktur Lewis belerang: dua elektron sehingga jumlah elektron ion O2– = 10.
• f. Konfigurasi elektron atom 137
S 56Ba: 2, 8, 18, 18,
••
••
• 8, 2.
Ion Ba2+ terbentuk apabila atom Ba melepas-
B. Uraian kan dua elektron sehingga jumlah elektron ion
1. a. Suatu atom dikatakan telah stabil apabila telah Ba2+ = 54.
memenuhi aturan oktet atau duplet. Suatu 4. a. A = 11
atom dikatakan telah memenuhi aturan oktet Konfigurasi elektron: 2, 8, 1
jika elektron valensinya berjumlah 8, Elektron valensi = 1
sedangkan suatu atom dikatakan telah Rumus struktur Lewis: A •
memenuhi aturan duplet jika elektron b. B = 20
valensinya berjumlah 2. Konfigurasi elektron: 2, 8, 8, 2
b. Suatu atom dapat mencapai kestabilan Elektron valensi = 2
dengan cara berikut. Rumus struktur Lewis: • B •
1) Melakukan serah terima elektron. c. C = 16
2) Menggunakan pasangan elektron secara Konfigurasi elektron: 2, 8, 6
bersama-sama. Elektron valensi = 6 •
Rumus struktur Lewis: C
••
••
2. Elektron Cara Mencapai •
Atom Konfigurasi Valensi Kestabilan d. D = 32
Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 4
a. 37Rb 2, 8, 18, 8, 1 1 Melepaskan 1e– Elektron valensi = 4 •
b. 13Al 2, 8, 3 3 Melepaskan 3e– Rumus struktur Lewis: • D •
c. 16S 2, 8, 6 6 Menangkap 2e– e. E = 53 •
d. 53I 2, 8, 18, 18, 7 7 Menangkap 1e– Konfigurasi elektron: 2, 8, 18, 18, 7
Elektron valensi = 7 •
3. a. Konfigurasi elektron atom 35Br: 2, 8, 18, 7.
Rumus struktur Lewis: E
••
••
Ion Br– terbentuk apabila atom Br menangkap satu ••
elektron sehingga jumlah elektron ion Br– = 36. 5. Jumlah elektron = jumlah proton = nomor atom
= nomor massa – jumlah neutron
b. Konfigurasi elektron atom 40 20Ca: 2, 8, 8 , 2. a. Jumlah elektron = 133 – 78 = 55
2+
Ion Ca terbentuk apabila atom Ca melepas- Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 18, 8, 1
kan dua elektron sehingga jumlah elektron ion Unsur tersebut mencapai kestabilannya
Ca2+ = 18. dengan melepaskan 1 elektron membentuk
c. Konfigurasi elektron atom 27 13Al: 2, 8, 3. ion positif bermuatan +1.
Ion Al3+ terbentuk apabila atom Al melepaskan b. Jumlah elektron = 210 – 125 = 85
tiga elektron sehingga jumlah elektron ion Al3+ = Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 32, 18, 7
10. Unsur tersebut mencapai kestabilannya
d. Konfigurasi elektron atom 39 dengan menangkap 1 elektron membentuk ion
19K: 2, 8, 8, 1.
Ion K+ terbentuk apabila atom K melepaskan satu negatif bermuatan –1.
elektron sehingga jumlah elektron ion K+ = 18.
24 Ikatan Kimia
Pasangan unsur A dan D, B dan D, serta C dan D 7. Jawaban: b
tidak dapat membentuk ikatan ion. Hal ini Unsur A memiliki nomor atom 20 dan unsur B
disebabkan karena unsur B dan D merupakan memiliki nomor atom 35. Unsur A memiliki
unsur gas mulia yang sudah stabil. konfigurasi elektron 2, 8, 8, 2. Unsur B memiliki
konfigurasi elektron 2, 8, 18, 7. Untuk mencapai
3. Jawaban: c
kondisi stabil unsur A membentuk ion A 2+
Unsur A memiliki nomor atom 13 sehingga
(melepaskan 2 elektron), sedangkan unsur B
konfigurasi elektron A: 2, 8, 3. Unsur B memiliki
membentuk ion B– (menangkap 1 elektron). Dengan
nomor atom 17 sehingga konfigurasi elektron B:
demikian, A dan B akan membentuk senyawa ion
2 8, 7. Unsur A mencapai kestabilan dengan
AB2. Senyawa ion memiliki ciri-ciri larut dalam air,
melepaskan 3e – dan membentuk ion A 3+ ,
leburan dan larutannya bersifat konduktor, dan
sedangkan unsur B dapat mencapai kestabilan
padatannya bersifat isolator.
dengan menangkap 1e– dan membentuk ion B–.
Dengan demikian, A 3+ dan B – bergabung 8. Jawaban: d
membentuk senyawa ion AB3. 2P = 2 → stabil (gas mulia)
4. Jawaban: d 10Q = 2, 8 → stabil (gas mulia)
Kalium terletak pada golongan IA, berarti kalium 17R = 2, 8, 7 → menangkap 1 elektron
memiliki elektron valensi 1. Unsur tersebut akan 19S = 2, 8, 8, 1 → melepaskan 1 elektron
melepaskan 1 elektron untuk mencapai kestabilan Ikatan ion dibentuk oleh unsur yang melepaskan
seperti gas mulia. Apabila kalium berikatan dengan elektron dengan unsur yang menangkap elektron.
brom, satu elektron yang dilepaskan atom kalium Dengan demikian, pasangan unsur R dan S dapat
tersebut akan diberikan pada atom brom. Sementara membentuk ikatan ion.
itu, atom brom akan menangkap satu elektron dari 9. Jawaban: d
satu atom kalium. Dengan demikian, terjadi serah Berdasarkan gambar tersebut, diperoleh data bahwa
terima elektron antara kalium dengan brom jumlah proton = 49, jumlah neutron = 66, jumlah
membentuk ikatan ion dengan susunan yang stabil. elektron = 46. Hal ini menandakan bahwa jumlah
K → K+ + e– (melepas 1 elektron) proton > jumlah elektron. Apabila jumlah
Br + e → Br –
– (menangkap 1 elektron) proton > jumlah elektron, atom tersebut bermuatan
–––––––––––––––– positif. Oleh karena selisih jumlah proton dengan
K + Br → K+ + Br – jumlah elektron = 3, gambar tersebut merupakan
ion +3.
KBr
10. Jawaban: e
5. Jawaban: e
Untuk mencapai susunan yang stabil unsur X Rumus Kimia Senyawa yang
No. Unsur Dibentuk
melepaskan satu elektron yang akan ditangkap
oleh unsur yang konfigurasi elektronnya 1) 4Be dan 8O BeO
2) K dan 8O K2 O
kekurangan satu elektron, yaitu 2, 8, 7. 19
3) 12Mg dan 16S MgS
6. Jawaban: b 4) 11Na dan 17Cl NaCl
Ion X3+ terbentuk apabila logam X melepaskan 5) 20Ca dan 17Cl CaCl2
3 elektronnya. Jika berikatan dengan klor, akan
membentuk senyawa ion dengan rumus kimia B. Uraian
XCl3. Satu atom klor hanya mampu menangkap
satu elektron dari atom X. Jika atom X melepaskan 1. Ikatan ion adalah ikatan yang terjadi karena adanya
3 elektron, berarti diperlukan 3 atom klor untuk gaya tarik-menarik elektrostatik antara ion positif
menangkap ketiga elektron tersebut. dan ion negatif. Gaya tarik ini terjadi karena kedua
atom memiliki perbedaan keelektronegatifan yang
X → X3+ + 3e– × 1 (melepas 3 elektron)
cukup besar, umumnya terjadi antara unsur logam
Cl + e → Cl–
– × 3 (menangkap 1 elektron)
dengan unsur nonlogam.
–––––––––––––––––
X + 3Cl → X3+ + 3Cl–
XCl3
Kimia Kelas X 25
2. gas mulia. Rumus senyawa ion unsur golongan
Konfigurasi Senyawa
IIA dengan unsur golongan VIIA adalah AX2,
No. Unsur Elektron Unsur Ion Ion yang A = unsur golongan IIA, X = unsur halogan(VIIA).
Penyusun Penyusun
Penyusun Terbentuk Sementara itu, unsur golongan VIA me-
a. 13Al dan 8O 13Al = 2, 8, 3 Al3+ Al2O3 merlukan 2e– untuk membentuk struktur gas
8O = 2, 6 O2– mulia. Rumus senyawa ion unsur golongan
b. 11Na dan 8O 11Na = 2, 8, 1 Na+ Na 2 O IIA dengan unsur golongan VIA adalah AY,
8O = 2, 6 O2– A = unsur golongan IIA, Y = unsur golongan VIA.
c. 20Ca dan 17Cl 20Ca = 2, 8, 8, 2 Ca2+ CaCl2
4. Semakin besar perbedaan elektronegativitasnya,
17Cl = 2, 8, 7 Cl–
semakin kuat ikatan ionnya.
d. 3Li dan 9F 3Li = 2,1 Li+ LiF
F = 2, 7 F– BeBr2 = 2,6 – 1,57 = 1,03
9
e. 13Al dan 17Cl 13 Al = 2, 8, 3 Al3+ AlCl3 MgBr2 = 2,6 – 1,3 = 1,3
17Cl = 2, 8, 7 Cl– CaBr2 = 2,6 – 1 = 1,6
SrBr2 = 2,6 – 0,95 = 1,65
3. a. Unsur golongan IIA memiliki elektron valensi BaBr2 = 2,6 – 0,89 = 1,71
2. Sementara itu, unsur golongan IIIA Urutan kekuatan ikatan ion dari yang terkecil yaitu
memiliki elektron valensi 3. Unsur-unsur dari BeBr2 < MgBr2 < CaBr2 < SrBr2 < BaBr2.
golongan IIA cenderung melepaskan 2e–,
sedangkan unsur golongan IIIA cenderung 5. Energi ionisasi adalah energi minimum yang
melepaskan 3e–. Kedua atom tersebut tidak dibutuhkan oleh suatu atom untuk melepaskan 1
dapat membentuk senyawa ion karena elektron pada kulit terluarnya. Sementara itu,
keduanya sama-sama melepaskan elektron, afinitas Elektron adalah kemampuan suatu atom
sedangkan pada senyawa ion, ada atom yang untuk menangkap 1 elektron pada kulit terluarnya.
melepaskan elektron dan ada pula atom yang Pada senyawa ion, salah satu atom penyusunnya
menangkap elektron. memiliki energi ionisasi dan afinitas elektron yang
b. Unsur golongan IIA memiliki energi ionisasi besar. Atom ini akan membentuk ion negatif.
yang kecil sehingga untuk membentuk Sementara itu, atom penyusun yang lain memiliki
senyawa ion membutuhkan unsur dengan energi ionisasi dan afinitas elektron yang kecil
afinitas elektron besar, seperti unsur golongan sehingga akan membentuk ion positif. Oleh karena
VIIA dan VIA. Unsur golongan VIIA itu, pada kedua atom ini akan terbentuk senyawa
memerlukan 1e– untuk membentuk struktur ion yang kuat dari ion positif dan ion negatif.
A. Pilihan Ganda Adapun struktur Lewis HCl, CO2, H2O, dan CH4
sebagai berikut.
1. Jawaban: d
1) CCl4 terbentuk melalui ikatan kovalen tunggal.
oo
H xo Cl o
o H xo O
oo
o H
x H
ox
2) NaI terbentuk melalui ikatan ion.
3) C3H8 terbentuk melalui ikatan kovalen tunggal.
oo oo
H Cx
o
ox
x H
o
o
ox
o
oo ox
5) NH3 merupakan senyawa kovalen polar. o
2. Jawaban: b 3. Jawaban: d
NO2 merupakan senyawa yang menyimpang dari Beberapa ciri-ciri ikatan kovalen sebagai berikut.
kaidah oktet karena atom pusat N dikelilingi 1) Terbentuk dari unsur nonlogam dengan unsur
9 elektron. Berikut rumus Lewis senyawa tersebut. nonlogam.
x 2) Terbentuk dari penggunaan bersama
o
O N xx oo O o
o
o x pasangan elektron.
o
oo o x
o 3) Elektron yang digunakan untuk berikatan
berupa elektron valensi.
26 Ikatan Kimia
4. Jawaban: e 7. Jawaban: b
Konfigurasi elektron unsur H, S, dan O sebagai P memiliki 5 elektron valensi. Saat P bersenyawa
berikut. dengan unsur Cl membentuk PCl3, tiga elektron P
1H = 1 → elektron valensi = 1 digunakan untuk berikatan dengan Cl sehingga
atom P masih memiliki sepasang elektron bebas.
16S = 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
Adapun struktur Lewis PCl3 sebagai berikut.
8O = 2, 6 → elektron valensi = 6 oo
xx xx
Unsur H mencapai kestabilannya dengan x
x Cl ox P x Cl x
o x
• xx • Keterangan:
berikut.
→
•
•
H xOx• • S• •
x O xH
o
o N oo xx N xx
2 = ikatan kovalen tunggal
xx
→••
•
•
x x
H •x C x x
C •x H xx
x x
4) Asam bromida: Hox Br xx
→
2) Metana (CH4) xx
H
x
x Cl x
x
H → ikatan kovalen xx x• xx
| x
Cl •
P •
Cl xx
→
•x
→
H x C xH → H – C – H
• • tunggal 5) x
xx
xx
x
x • •x
x
xx
•x
H | → x
x xx
Cl xx Cl
xx
x
x
H
Jadi, senyawa yang tidak mengikuti kaidah oktet
3) Asam klorida (HCl)
ikatan kovalen tunggal adalah PCl5 karena atom P mempunyai 5 pasang
→
xx
elektron berikatan (10 elektron).
H Cl → H – Cl
x
•
xx
x
x
→
•• tunggal
H •x S •x H → H – S – H +
•• H Hx
•
x x
5) Karbon dioksida (CO2) H • x N xx H • x Nx x • H
ikatan kovalen
x
• •
H
→
→
xx xx
rangkap dua H
x
x O xx •• C •• xx O xx → O == C == O +
NH3 NH4
Kimia Kelas X 27
Berdasarkan gambar tersebut dapat diketahui 5) PCl5: Cl Cl
bahwa NH3 memiliki 1 elektron bebas, sedangkan G PH
NH4+ tidak memiliki elektron bebas. Cl | Cl
Cl
11. Jawaban: d
Jadi, senyawa yang memiliki ikatan rangkap tiga
1) CH4 adalah senyawa C2H2.
H H 13. Jawaban: e
8O = 2, 6
ox
HoCoH → H
x x
C H
ox Struktur Lewis ozon sebagai berikut.
H H ikatan kovalen
→
xx •• xx
koordinasi
CH4 memiliki 4 ikatan kovalen tunggal. O3 → O O O → O ← O == O
x
x
•
•
• x
• x
xx xx
→
2) CO2 ikatan kovalen
rangkap dua
xx xx
xo ox
O x o C o x O → O == C == O 14. Jawaban: a
xx xx
CO2 memiliki 2 ikatan kovalen rangkap dua. Selain mengacu pada harga momen dipol,
kepolaran senyawa yang terdiri atas dua atom
3) H2O (diatomik) dapat pula ditentukan dari perbedaan
x
oo
o keelektronegatifan antara dua atom tersebut.
HoOxH → H–O–H
oo Perbedaan keelektronegatifan:
H2O memiliki 2 ikatan kovalen tunggal. BrF = 4,1 – 2,7 = 1,4
HBr = 2,7 – 2,1 = 0,6
4) HClO4 HF = 4,1 – 2,1 = 2,0
•
••
O Semakin besar perbedaan keelektronegatifannya,
• O ••
•• xx •• semakin polar senyawanya dan sebaliknya. Jadi,
x • •
•
• O Cl O H → O
x x x Cl O H urutan kepolaran yang semakin kecil yaitu HF, BrF,
•• xx ••
•
• O •
•
dan HBr.
•• O
15. Jawaban: e
HClO4 memiliki 3 ikatan kovalen koordinasi
dan 2 ikatan kovalen tunggal. Senyawa Sifat Kepolaran
5) C2H5OH a. PCl5 Nonpolar
b. CO 2 Nonpolar
H H H H c. H2O Polar
x• •o xx d. NH 3 Polar
H C C O H→ H
x x x x
• o o • C C O H e. HBr Polar
x• •o xx
H H H H B. Uraian
C2H5OH memiliki 8 ikatan kovalen tunggal.
1. a. Gambar struktur Lewis SO3 sebagai berikut.
12. Jawaban: c
oo o
Berikut struktur dari senyawa-senyawa tersebut. o Oo oo
o xx
S O
o
xo o
x o
Cl xx
o
o O o
o
oo
1) CHCl3: Cl C Cl
b. Jenis ikatannya adalah ikatan kovalen
H rangkap dua dan ikatan kovalen koordinasi.
2. a. CS2
H H
•• ••
•
2) C2H4: H C C H
•
• S
••
x• C x • S•
x• x•
▲ ▲
ikatan kovalen rangkap dua
3) C2H2: H – C ≡ C – H
b. OF2
•• ▲ x x
H H H H •
• O x• F x
x
•x xx
▲
4) C4H10: H C C C C H x
x F x
x
xx ikatan kovalen tunggal
H H H H
28 Ikatan Kimia
c. Cl2O3 d. PCl3
ikatan kovalen tunggal oo
xx xx
xx •• ▲ xx ••
x
x
•
O Cl Cl xx O
•
x
•
•
•
x
x Cl ox Pox
x Cl x
o x
xx xx
xx ▲ • • •• xx
x Cl x
▲
▲
•
• O •• x x
xx
••
ikatan kovalen koordinasi PCl3 bersifat polar karena atom pusat memiliki
d. H3PO4 pasangan elektron bebas dan bentuk tidak
xx
simetris.
ikatan kovalen koordinasi
O x
x
• • xx
xx
x
x
e. BF3
▲
• • •
H• O xP xO xH
x
xx xx
xx • x xx ▲
xOx
x x ikatan kovalen tunggal x
x F o
x B x F x
o x
x• xx ox xx
x Fx
H x
xx
x
x
x F x
x
xx Jadi, CO2 dan BF3 termasuk senyawa kovalen
ikatan kovalen tunggal
nonpolar, sedangkan H2O, HBr, dan PCl3 termasuk
f. HClO3
senyawa kovalen polar.
•• xx ••
• •
• O x Cl • O x H
x
•• ▲ xx
x
4. a. Senyawa bersifat polar jika mempunyai
•• ▲
ikatan kovalen tunggal
▲
• •
•O• perbedaan keelektronegatifan.
••
OCl = 3,5 – 2,8 = 0,7 → polar
ikatan kovalen koordinasi
FCl = 4,1 – 2,8 = 1,3 → polar
Jadi, senyawa-senyawa yang memiliki ikatan kovalen BrCl = 2,8 – 2,7 = 0,1 → polar
koordinasi adalah Cl2O3, H3PO4, dan HClO3. PH = 2,1 – 2,1 = 0 → nonpolar
3. a. CO2 b. Semakin besar perbedaan harga keelektro-
oo
ox xo
oo negatifannya, semakin besar pula tingkat
O ox C xo O
oo oo kepolarannya. Jadi, urutan kepolaran yang
CO2 bersifat nonpolar karena atom pusat (C) semakin besar yaitu BrCl, OCl, dan FCl.
tidak memiliki pasangan elektron bebas dan
5. a. NH3 merupakan senyawa kovalen terdiri atas
berbentuk simetris.
unsur nonlogam nitrogen dan unsur nonlogam
b. H2O hidrogen. Selain itu, NH3 disebut sebagai
xx senyawa kovalen karena terjadi penggunaan
H xo O
xx
x
oH
pasangan elektron secara bersama.
H2O bersifat polar karena atom pusat memiliki b. 7N = 2, 5 dan 1H = 1
pasangan elektron bebas dan bentuknya tidak c. Gambar titik elektron NH3 sebagai berikut.
simetris.
H
c. HBr x•
xx
H N xx
x
•
x•
H ox Br
xx
x
x H
HBr bersifat polar karena memiliki bentuk tidak d. Ikatan kovalen pada NH3 merupakan ikatan
simetris. kovalen tunggal.
e. NH3 bersifat polar karena atom pusat (N)
memiliki pasangan elektron bebas dan
bentuknya tidak simetris.
Kimia Kelas X 29
A. Pilihan Ganda 2, 8, 6 → elektron valensi 6
2, 8, 7 → elektron valensi 7
1. Jawaban: b
2, 8, 8 → elektron valensi 8
Konfigurasi elektron unsur X dan Z sebagai berikut.
23 X = 2, 8, 1 (melepas 1 elektron)
11
6. Jawaban: e
32 Z = 2, 8, 6 (menangkap 2 elektron) Beberapa sifat unsur neon sebagai berikut.
16
1) Termasuk golongan gas mulia (VIIIA).
X → X+ + e– ×2 2) Memiliki konfigurasi 2, 8 sehingga telah
Z + 2e → Z2–
– ×1 memenuhi aturan oktet.
–––––––––––––––––––––– Unsur neon tidak membentuk ikatan dengan unsur
2X + Z → 2X+ + Z2–
11Na karena strukturnya telah stabil.
X2Z 7. Jawaban: d
Ikatan yang terbentuk adalah ikatan ion karena A memiliki konfigurasi elektron 1.
terjadi serah terima elektron dengan rumus B memiliki konfigurasi elektron 2, 7.
senyawa X2Z. Unsur A mencapai kestabilannya dengan
menangkap 1 elektron untuk membentuk struktur
2. Jawaban: a
stabil duplet, sedangkan unsur B mencapai
1) NH3 (amonia) merupakan senyawa kovalen
kestabilannya dengan menangkap 1 elektron untuk
polar karena memiliki sepasang elektron
membentuk struktur stabil oktet. Jika kedua unsur
bebas dan bentuknya tidak simetris.
bergabung, akan terbentuk senyawa kovalen dengan
2) NaF merupakan senyawa ion.
rumus AB. Struktur Lewis-nya sebagai berikut.
3) CCl4 merupakan senyawa kovalen nonpolar
xx
karena tidak memiliki pasangan elektron A x• B xx
bebas dan bentuknya simetris. xx
30 Ikatan Kimia
10. Jawaban: e 15. Jawaban: a
Reaksi ionisasi Al2O3 sebagai berikut. A = unsur nonlogam, sedangkan B = unsur logam.
Al2O3(aq) → 2Al3+ + 3O2– Dengan demikian, antara unsur A dan B dapat
membentuk ikatan ion. Unsur A akan melepaskan
Dengan demikian, ion yang dihasilkan sebanyak
elektron untuk mencapai kondisi stabil, sedangkan
5 ion.
unsur B akan menangkap elektron yang
11. Jawaban: b dilepaskan unsur A. Ikatan kovalen merupakan
Struktur Lewis senyawa CH3NO2 sebagai berikut. ikatan yang terjadi antara unsur nonlogam dengan
nonlogam.
H
x•
H
16. Jawaban: b
•
•
H •x C •x N •
x
x• O → H C N O
x• xx Nomor atom Ne = 10
•
•
•
H •O• •
H O Konfigurasi elektron atom 10Ne = 2, 8.
•
•
Kimia Kelas X 31
Jika membentuk senyawa kovalen NH 3, Kalsium klorida (CaCl2) merupakan senyawa ion
struktur Lewisnya sebagai berikut. yang terbentuk dari ion positif Ca2+ dan ion negatif
•• Cl–. Kalsium merupakan unsur logam, sedangkan
H x• N •x H klor merupakan unsur nonlogam.
•x
H 21. Jawaban: c
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) Jumlah elektron unsur G = 15
3) PCl5 Konfigurasi elektron unsur G = 2, 8, 5
Konfigurasi elektron P dan Cl sebagai berikut. Jumlah elektron unsur Cl = 17
Konfigurasi elektron unsur Cl = 2, 8, 7
15P = 2, 8, 5 → elektron valensi = 5
Unsur G mencapai kestabilannya dengan
17Cl = 2, 8, 7 → elektron valensi = 7
Jika membentuk senyawa kovalen PCl5, menangkap 3 elektron untuk membentuk struktur
struktur Lewisnya sebagai berikut. stabil oktet, sedangkan unsur Cl menangkap
xx
1 elektron. Jika kedua unsur tersebut berikatan,
x Cl x unsur G memerlukan 3 unsur Cl. Struktur Lewisnya
xx
x
x•
x
xx (mengalami penyimpangan
x
Cl •
P •
Cl xx sebagai berikut.
x
xx
x
x • •x
x
xx
kaidah oktet karena jumlah
xx
x Cl Cl x x
x
elektron atom pusat = 10) Cl G Cl
x xx x
xx
Cl
4) PCl3
Konfigurasi elektron P dan Cl sebagai berikut. Jadi, ada 3 unsur Cl yang digunakan untuk
membentuk senyawa dengan G. Rumus senyawa
15P = 2, 8, 5 → elektron valensi = 5
yang terjadi adalah GCl3 dan jenis ikatannya
17Cl = 2, 8, 7 → elektron valensi = 7
Jika membentuk senyawa kovalen PCl3, kovalen.
struktur Lewisnya sebagai berikut. 22. Jawaban: a
xx Unsur H mencapai kestabilannya dengan
•
•
•
•
• Cl •x P •
x Cl •
•
• x•
menerima 1 elektron untuk membentuk struktur
•
•
•
•
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) struktur oktet. Unsur O mencapai kestabilannya
5) CO2 dengan menerima 2 elektron untuk membentuk
Konfigurasi elektron C dan O sebagai berikut. struktur oktet. Jika ketiga unsur tersebut
6C = 2, 4 → elektron valensi = 4 membentuk senyawa HNO3, struktur Lewisnya
8O = 2, 6 → elektron valensi = 6 dapat digambarkan sebagai berikut.
xx xx
3) → 5) Keterangan:
x
O xx •• C •• xx O xx
•
•
•O•
→
x
• • 1) Ikatan kovalen koordinasi
xx → 1) 2) Ikatan kovalen rangkap dua
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet)
•
•
• O•
H x x N 3) Ikatan kovalen tunggal
x x → 2)
•
•
•
•
•O•
→
MgBr2
32 Ikatan Kimia
4) H2SO4 pilihan jawaban e (2, 8, 8, 2). Sementara itu,
•• konfigurasi elektron:
O
••
•
•
•
•
x x •• 2, 8, 3 → elektron valensi 3
•
H O S x• O x H (hanya ikatan kovalen)
x
•
x
• 2, 8, 5 → elektron valensi 5
•• x x ••
•
•O•
•
••
2, 8, 6 → elektron valensi 6
2, 8, 7 → elektron valensi 7
5) Mg(NO3)2
– 26. Jawaban: c
∆ • • • x • • •
• OxNxO• Ikatan kovalen terjadi jika pasangan elektron ikatan
Mg(NO3)2 → Mg2+ + 2 • • x• •x • •
•• •• berasal dari kedua atom untuk digunakan secara
O
bersama-sama.
(memiliki ikatan ion sekaligus
ikatan kovalen) 1) P + R → tidak terjadi ikatan karena
24. Jawaban: b unsur T sudah stabil (kaidah oket)
Struktur Lewis SF6, CO2, NO2, BeCl2, dan BF3 2) Q + P → tidak terjadi ikatan karena
sebagai berikut. unsur P sudah stabil (kaidah oktet)
1) SF6
Q
F F 3) Q + R → Q R Q
F S F Q
F F
Terjadi ikatan kovalen karena antara atom Q
(mengalami penyimpangan kaidah oktet dan R menggunakan pasangan elektron
karena atom pusat S memiliki 12 elektron secara bersama-sama
setelah berikatan) 4) T + Q → tidak terjadi ikatan karena unsur
2) CO2 T sudah stabil (kaidah duplet)
O C O 5) T + R → tidak terjadi ikatan karena
(tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet) unsur T sudah stabil (kaidah duplet)
3) NO2 Jadi, ikatan kovalen terjadi antara unsur Q
dan R.epasang elektron bebas.
O N O
(mengalami penyimpangan kaidah oktet 27. Jawaban: e
karena atom pusat N memiliki 7 elektron HF tergolong senyawa kovalen.
setelah berikatan) HCl tergolong senyawa kovalen.
HI tergolong senyawa kovalen.
4) BeCl2
IF5 tergolong senyawa kovalen.
Cl Be Cl CCl4 tergolong senyawa kovalen.
(mengalami penyimpangan kaidah oktet ClF4 tergolong senyawa kovalen.
karena atom pusat Be memiliki 4 elektron BH3 tergolong senyawa kovalen.
setelah berikatan) BF3 tergolong senyawa kovalen.
CO2 tergolong senyawa kovalen.
5) BF3
H2O tergolong senyawa kovalen.
F B F NH3 tergolong senyawa kovalen.
CO2 tergolong senyawa kovalen.
F
Li2O tergolong senyawa ion.
(mengalami penyimpangan kaidah oktet CaO tergolong senyawa ion.
karena atom pusat B memiliki 6 elektron MgO tergolong senyawa ion.
setelah berikatan)
28. Jawaban: b
25. Jawaban: e I2 : ikatan kovalen
XSO 4 terdiri atas ion X 2+ dan SO 42– . Hal ini
MgI : ikatan ion
menunjukkan bahwa untuk mencapai kestabilan,
KI : ikatan ion
atom X membentuk ion X2+ dengan melepas
2 elektron. Dengan demikian, atom X memiliki HI : ikatan kovalen
elektron valensi 2. Dari kelima pilihan jawaban H2SO3 : ikatan kovalen
tersebut yang memiliki elektron valensi 2 yaitu SiO2 : ikatan kovalen
Kimia Kelas X 33
BaCl2 : ikatan ion 2. Nomor atom unsur neon = 10.
NaF : ikatan ion Konfigurasi elektron unsur neon : 2, 8.
Li2O : ikatan ion a. 11Na
CoCl2 : ikatan ion Konfigurasi elektron Na = 2, 8, 1.
N2O3 : ikatan kovalen Untuk mencapai kondisi stabil, unsur atom
HNO2 : ikatan kovalen Na melepaskan 1 elektron sehingga
H2CO3 : ikatan kovalen membentuk ion Na+. Konfigurasi elektron ion
Na+ = 2, 8 (sama dengan jumlah elektron atom
Al2(SO4)3: ikatan ion dan ikatan kovalen
Ne).
ZnO2 : ikatan ion b. 17Cl
29. Jawaban: d Konfigurasi elektron Cl = 2, 8, 7.
Unsur Sr memiliki konfigurasi elektron sebagai Untuk mencapai kondisi stabil, unsur Cl
berikut. menangkap 1 elektron sehingga membentuk
38Sr = 2, 8, 18, 8, 2 ion Cl–. Konfigurasi elektron ion Cl– = 2, 8, 8
Untuk mencapai kondisi stabil, unsur Sr c. 8O
melepaskan 2 elektron sehingga membentuk ion Konfigurasi elektron O = 2, 6.
Sr2+. Untuk mencapai kondisi stabil, unsur O
30. Jawaban: d menangkap 2 elektron sehingga membentuk
Senyawa X tidak dapat menghantarkan arus listrik ion O2–. Konfigurasi elektron ion O2– = 2, 8
dalam bentuk larutannya serta memiliki titik leleh (sama dengan jumlah elektron atom Ne).
dan titik didih rendah. Dengan demikian, senyawa d. 38Sr
X merupakan senyawa kovalen nonpolar. Konfigurasi elektron Sr = 2, 8, 18, 8, 2.
Sementara itu, senyawa Y dapat menghantarkan Untuk mencapai kondisi stabil, unsur Sr
listrik dalam bentuk larutannya serta memiliki titik melepaskan 2 elektron sehingga membentuk
didih dan titik leleh tinggi. Dengan demikian, ion Sr2+. Konfigurasi elektron ion Sr2+ = 2, 8,
senyawa Y merupakan senyawa ion. 18, 8.
B. Uraian e. 19K
1. a. A = 2, 8, 1 → melepaskan 1e– Konfigurasi elektron K = 2, 8, 8, 1.
B = 1 → menangkap 1e– Untuk mencapai kondisi stabil, unsur K
C = 2, 8, 18, 7 → menangkap 1e– melepaskan 1 elektron sehingga membentuk
Berdasarkan ketiga data tersebut, unsur A ion K+. Konfigurasi elektron ion K+ = 2, 8, 8.
dapat bergabung dengan unsur C. Unsur A Jadi, ion yang mempunyai konfigurasi elektron
harus melepaskan satu elektron agar stabil. sama dengan konfigurasi elektron atom neon
Elektron yang dilepaskan tersebut akan adalah Na+ dan O2–.
ditangkap oleh unsur C untuk mencapai
kestabilan. Dengan demikian, akan terbentuk 3. Konfiguasi elektron unsur Mg dan N sebagai
senyawa ion AC. Selain itu, unsur A dapat berikut.
bergabung dengan unsur B membentuk 12Mg : 2, 8, 2
senyawa ion. Unsur A melepaskan satu Unsur Mg mencapai kondisi stabil dengan
elektron agar stabil. Elektron yang dilepaskan melepaskan 2 elektronnya membentuk ion Mg2+.
tersebut akan ditangkap oleh unsur B untuk 7N : 2, 5
mencapai kestabilan. Dengan demikian, akan Unsur N mencapai kondisi stabil dengan
terbentuk senyawa ion AB. Unsur B akan menangkap 3 elektron, akan terjadi ikatan ion
bergabung dengan unsur C. Satu elektron unsur dengan reaksi sebagai berikut.
B akan dipakai oleh unsur C dan satu elektron Mg → Mg2+ + 2e– ×3
C akan dipakai oleh unsur B sehingga akan N + 3e– → N3– ×2
terjadi pemakaian bersama pasangan elektron ––––––––––––––––––––––
dalam mencapai kestabilan. Dengan demikian, 3Mg + 2N → 3Mg2+ + 2N3–
akan terbentuk senyawa kovalen BC. Rumus senyawa Mg3N2.
b. Senyawa ion yang terbentuk adalah AC dan
senyawa kovalen yang terbentuk adalah BC.
34 Ikatan Kimia
4. Dalam molekul polar atom pusatnya harus h. CO32–
mempunyai pasangan elektron bebas. Molekul XY3
2−
memenuhi kaidah oktet sehingga atom pusat ∆ xx • • xx ∆
dikelilingi oleh 8 elektron atau 4 pasang elektron. xOxx
x C x O x
•• xx
xx
(memenuhi kaidah oktet)
Oleh karena terdapat 3 pasang elektron ikatan antara x
xO x
x
−
xx
+
Na x∆ O ox H
xx 7. Senyawa Ion Senyawa Kovalen
6. a. PCl3 LiF HF
xx •• xx Li → Li+ + e– ••
•
F x H atau F – H
•
•• BeF 2 •• F
xx xx
x Cl x (memenuhi kaidah oktet)
• •
x
x Cl x N
•x
x
Be → Be2+ + 2e– × 1 NO 2
xx xx
F + e– → F– ×2 xx • xx
x
x Cl x
x ––––––––––––––––– x
x O •• N •• xx O
xx xx xx
Be → Be2+ + 2e–
atau O ← N == O
c. SF4 2F + 2e– → 2F–
–––––––––––––––––– H2O
xx xx Be + 2F → Be2+ + 2F– ••
x
x F x
•
•• x
•
F xx H •x O
••
x H atau H – O – H
•
xx
xx S
xx BeF2
x• •x MgO
x
x F
xx x
x F x
x
Mg → Mg2+ + 2e–
xx
O + 2e– → O2–
d. BF4– ––––––––––––––––
Mg + O → Mg2+ + O2–
xx –
x
x F xx (tidak memenuhi kaidah oktet MgO
xx
•
•x
•
xx
karena jumlah elektron pada CaO
x
x F B F
x x
x
x
xx xx xx atom pusat B hanya 6 setelah Ca → Ca2+ + 2e–
x
x F x
x berikatan) O + 2e– → O2–
x∆
––––––––––––––––
e. NO Ca + O → Ca2+ + O2–
(tidak memenuhi kaidah oktet
xx ••
x N x•
x• O •
•
karena jumlah elektron pada CaO
atom pusat N hanya 7 setelah
berikatan) 8. Aluminium merupakan salah satu unsur logam. Di
f. XeF2 dalam aluminium terdapat ikatan logam antara
(tidak memenuhi kaidah oktet, atom-atom logam yang bermuatan positif dengan
xx •• •• xx
x
x F •
x Xe F •
x
x
x
jumlah elektron pada atom elektron-elektron yang mengelilinginya dan saling
xx •• xx
pusat Xe menjadi 10 setelah tumpang tindih. Elektron-elektron yang saling
berikatan) tumpang tindih ini dapat bergerak bebas. Keadaan
g. BH3 inilah yang mengakibatkan aluminium bersifat
H mudah ditempa dan dibentuk menjadi beberapa
•x
macam peralatan termasuk peralatan memasak
B •x H
•x serta merupakan konduktor panas yang baik.
H
Kimia Kelas X 35
9. a. Kepolaran suatu senyawa ditentukan beberapa 3) H2O bersifat polar
hal berikut.
1) Jumlah momen dipol. Jika jumlah momen H O H
dipol = 0, bersifat nonpolar. H2O memiliki keelektronegatifan sebesar
2) Perbedaan keelektronegatifan. Jika harga 1,4 dan atom pusat memiliki pasangan
perbedaan keelektronegatifan mendekati elektron bebas.
nol (0), bersifat nonpolar. 4) HF bersifat polar dengan perbedaan
3) Bentuk molekul. Apabila bentuk keelektronegatifan sebesar 1,9.
molekulnya simetris, biasanya bersifat
5) O 2 bersifat nonpolar karena bentuk
nonpolar.
molekulnya simetris dan perbedaan
b. 1) CH4 bersifat nonpolar keelektronegatifannya = 0.
H 10. Konfigurasi elektron unsur S dan F sebagai berikut.
|
16S = 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
H–C–H → elektron valensi = 7
9F = 2, 7
|
H SF6
CH 4 tidak memiliki bentuk simetris xx
x
x F xx
karena pasangan elektron tertarik sama xx xx
F x
x
x F•
•x •
x x
kuat ke seluruh atom. xx x
xx x• S •
x
xx
xx
•x
2) NH3 bersifat polar
x
x F F xx
xx x
x
xx
F x
x xx
36 Ikatan Kimia
32 S2– mempunyai elektron sebanyak 16 – (–2) = 18
A. Pilihlah jawaban yang tepat! 16
Kimia Kelas X 37
9. Jawaban: c 14. Jawaban: b
Unsur atom A Jumlah kulit unsur Q = 4
Jumlah proton = jumlah elektron Jumlah elektron di kulit ke empat = 6
= nomor atom (Z) Konfigurasi elektron = 2, 8, 18, 6
= 18 Jumlah elektron = 2 + 8 + 18 + 6 = 34
Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z) Nomor atom = jumlah elektron = 34
20 = A – 18 Jadi, nomor atom unsur Q sebanyak 34.
A = 20 + 18 = 38
15. Jawaban: a
18 A
Simbol unsur A = 38
Lambang atom P: 147P
Unsur B
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 7
Jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
= nomor atom (Z)
= 14 – 7 = 7
= 17
Jadi, atom P mempunyai 7 proton dan 7 neutron.
Jumlah neutron = nomor massa (A) – nomor atom (Z)
Lambang atom Q: 3115Q
21 = A – 17
Nomor atom = jumlah proton = jumlah elektron = 15
A = 21 + 17 = 38
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom
Simbol atom A= 38 17 B = 31 – 15 = 16
Jadi, antara unsur A dan B merupakan isobar, yaitu Jadi, atom Q mempunyai 15 proton dan 16 neutron.
unsur-unsur yang memiliki nomor massa sama,
16. Jawaban: d
tetapi nomor atomnya berbeda.
Dalam salah satu golongan dari atas ke bawah
10. Jawaban: d reaktivitas suatu unsur semakin bertambah karena
Jumlah proton, neutron, dan elektron dalam ion- jari-jari atom semakin bertambah sehingga semakin
ion tersebut sebagai berikut. mudah melepaskan elektron dan berikatan dengan
1) 24 2+
12Mg , terdapat 12 proton, 12 neutron, dan elektron unsur lain. Tidak semua golongan berisi
10 elektron unsur logam dan nonlogam. Dalam golongan IIIA
2) 35 – berisi unsur-unsur logam dan metaloid. Unsur-unsur
17Cl , terdapat 17 proton, 18 neutron, dan
18 elektron dalam satu golongan mempunyai jumlah elektron
valensi sama. Unsur golongan VIIA dari atas ke
3) 188O2–, terdapat 8 proton, 10 neutron, dan
bawah (sesuai bertambahnya jumlah proton atau
10 elektron
nomor atom) titik lelehnya semakin tinggi.
4) 39 +
19K , terdapat 19 proton, 20 neutron, dan 18
elektron 17. Jawaban: a
Konfigurasi elektron 85At = 2, 8, 18, 32, 18, 7.
5) 94Be2+, terdapat 4 proton, 5 neutron, dan
Elektron valensi At = 7. Untuk mencapai kestabilan
2 elektron
seperti gas mulia unsur At menangkap satu
11. Jawaban: d elektron sehingga memenuhi aturan oktet.
(25 × 146) + (75 × 154) Konfigurasi elektron yang dicapai adalah:
Massa atom relatif X = 100 2, 8, 18, 32, 18, 8.
3.650 + 11.550 18. Jawaban: c
Ar X = 100 1) CH4
= 152 Konfigurasi elektron C dan H sebagai berikut.
Jadi, massa atom relatif X adalah 152. 6C = 2, 4 → elektron valensi = 4
12. Jawaban: c 1H = 1 → elektron valensi = 1
Atom 40 Jika membentuk senyawa kovalen CH 4,
20Ca mempunyai elektron sebanyak 20.
Konfigurasi elektron atom Ca = 2, 8, 8, 2. strukur Lewisnya sebagai berikut.
13. Jawaban: e
Isobar adalah unsur-unsur yang mempunyai nomor
massa sama, tetapi nomor atom berbeda. Jadi,
unsur-unsur yang merupakan isobar adalah unsur (tidak mengalami penyimpangan kaidah oktet)
D dan E karena nomor massanya sama, yaitu 238. 2) NH3
Sementara itu, unsur A dengan unsur C disebut Konfigurasi elektron N dan H sebagai berikut.
isotop karena nomor atomnya sama, yaitu 48,
7N = 2, 5 → elektron valensi = 5
sedangkan nomor massanya berbeda. → elektron valensi = 1
1H = 1
Kimia Kelas X 39
25. Jawaban: e 3) LiBr → ion (ion Li+ dan Br-)
Misal unsur tersebut adalah X.
Nomor massa X = 137
Jumlah neutron X = 81 4) CO2 → kovalen
Nomor atom X = jumlah proton = jumlah elektron
Jumlah elektron = nomor massa – jumlah neutron
5) NaF → ion (ion Na+ dan F–)
= 137 – 81
= 56
Konfigurasi elektron X = 2, 8, 18, 18, 8, 2 Jadi, senyawa CO2 merupakan senyawa kovalen.
Elektron valensi X = 2 → golongan IIA
Golongan IIA merupakan golongan unsur-unsur 29. Jawaban: b
alkali tanah. Sementara itu, unsur golongan alkali
adalah unsur golongan IA, unsur golongan nitrogen
merupakan golongan VA, unsur golongan halogen
merupakan unsur golongan VIIA, dan unsur
golongan gas mulia merupakan golongan VIIIA.
26. Jawaban: d
1) A dan B tidak dapat membentuk senyawa ion
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai
karena sama-sama melepas elektron.
berikut.
2) B dan C dapat membentuk senyawa ion
16P = 2, 8, 6 → golongan VIA, periode 3 dengan rumus senyawa BC (B melepas 2
11Q = 2, 8, 1 → golongan IA, periode 3 elektron dan C menangkap 2 elektron).
18R = 2, 8, 8 → golongan VIIIA, periode 3 3) C dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
Unsur-unsur tersebut terletak dalam satu periode.
karena D merupakan gas mulia yang bersifat
Dalam satu periode, dari kiri ke kanan jari-jari atom
stabil.
semakin kecil. Dengan demikian, urutan unsur-
4) A dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
unsur sesuai kenaikan jari-jari atomnya yaitu R,
karena D merupakan gas mulia yang bersifat
P, dan Q.
stabil.
27. Jawaban: a 5) B dan D tidak dapat membentuk senyawa ion
Konfigurasi elektron unsur-unsur tersebut sebagai karena D merupakan gas mulia yang bersifat
berikut. stabil.
12X = 2, 8, 2 → golongan IIA periode 3 30. Jawaban: a
15Y = 2, 8, 5 → golongan VA periode 3 1) Cl2 → ikatan kovalen tunggal
17Z = 2, 8, 7 → golongan VIIA periode 3
Unsur X, Y, dan Z berada dalam satu periode,
dengan urutan X, Y, dan Z.
Dalam satu periode dari kiri ke kanan sifat ke- 2) N2 → ikatan kovalen rangkap tiga
periodikan unsur-unsur tersebut sebagai berikut.
1) Jari-jari atom berkurang dengan urutan 3) O2 → ikatan kovalen rangkap dua
X, Y, dan Z.
2) Elektronegativitas bertambah dengan urutan
X, Y, dan Z.
4) K2O → ikatan ion
3) X dan Y berwujud monoatomik karena
merupakan logam padat, sedangkan Z ber-
berwujud diatomik karena berwujud gas. 5) MgO → ikatan ion
4) X dan Y merupakan penghantar listrik dan
panas yang baik, sedangkan Z bersifat
isolator.
31. Jawaban: b
28. Jawaban: d a. 8O = 2, 6 → menangkap 2 elektron
1) Al2O3 → ion (ion Al3+ dan O2–) b. 13Al = 2, 8, 3 → melepaskan 3 elektron
c. 17Cl = 2, 8, 7 → menangkap 1 elektron
d. 19K = 2, 8, 8, 1 → melepaskan 1 elektron
2) MgO → ion (ion Mg2+ dan ion O2–) e. 20Ca = 2, 8, 8, 2 → melepaskan 2 elektron
Kimia Kelas X 41
3 elektron. Unsur H akan membentuk konfigurasi b. 1) Unsur P mempunyai elektron valensi 3
elektron seperti gas mulia (struktur duplet) dengan sehingga unsur P terletak pada golongan
menerima 1 elektron. Unsur B akan membentuk IIIA.
konfigurasi elektron seperti gas mulia (struktur 2) Unsur Q mempunyai elektron valensi 8
oktet) dengan menerima 5 elektron. Unsur F akan sehingga unsur Q terletak pada golongan
membentuk konfigurasi elektron seperti gas mulia VIIIA.
(struktur oktet) dengan menerima 1 elektron. Ikatan 3) Unsur R mempunyai elektron valensi 3
yang terjadi digambarkan dengan struktur Lewis sehingga unsur R terletak pada golongan
sebagai berikut. IIIA.
×× c. Jumlah neutron unsur P, Q, dan R sebagai
× × 5)
H F
•×
×
⎯⎯
×
o × ←× ×
berikut.
1) 2713P : Nomor massa = 27
H •
× N •
• B ×o F ×× ←⎯⎯ 4) Nomor atom = 13
o ×← × ×
←
←⎯⎯
•×
⎯ Jumlah neutron = 27 – 13 = 14
⎯
H ×
F ×× ⎯
⎯
×
1) ××
3) 2) 4018 Q : Nomor massa = 40
2) Nomor atom = 18
Keterangan: Jumlah neutron = 40 – 18 = 22
1) Ikatan kovalen tunggal 3) 7031 R : Nomor massa = 70
2) Ikatan kovalen koordinasi Nomor atom = 31
3) Ikatan kovalen tunggal Jumlah neutron = 70 – 31 = 39
4) Pasangan elektron bebas
(60 × 69) + (40 × 71) 4.140 + 2.840
5) Ikatan kovalen tunggal 3. Ar Ga = = = 69,8
100 100
Kimia Kelas X 43
Tata Nama Senyawa dan Persamaan Reaksi Sederhana
Kimia Kelas X 45
14. Jawaban: d 2. MgCl2 merupakan senyawa biner yang terbentuk
(NH4)2SO4 merupakan senyawa poliatom karena dari unsur logam dan nonlogam. Penamaannya
tersusun lebih dari dua unsur. Nama senyawanya dimulai dari unsur logam diikuti unsur nonlogam
amonium sulfat. K2SO4 juga merupakan senyawa dan akhiran -ida. Jadi, nama senyawa tersebut
poliatom dengan nama kalium sulfat. KOH merupa- adalah magnesium klorida. Sementara itu, PCl5
kan senyawa basa dengan nama kalium hidroksida. merupakan senyawa biner yang terbentuk dari unsur
NH3 merupakan senyawa basa dengan nama nonlogam dan unsur nonlogam. Penamaannya
amonia. H2O merupakan molekul air yang tersusun dimulai dari awalan angka Yunani yang menyata-
dari unsur nonlogam dan unsur nonlogam. an jumlah atom nonlogam dan diikuti dengan nama
unsur yang di depan. Demikian pula, aturan untuk
15. Jawaban: b
unsur yang berada di belakang. Jadi, PCl 5
Natrium tiosulfat mempunyai rumus kimia
mempunyai nama fosfor pentaklorida.
Na2S2O3. Senyawa tersebut terbentuk dari ion Na+
dan S2O32–. C2O42– merupakan ion oksalat. SbO33– 3. a. Kalium oksalat dihidrat
merupakan ion antimonit. SbO43– merupakan ion b. Magnesium sulfat heptahidrat
antimonat. Natrium hanya mempunyai satu jenis c. Natrium sulfat pentahidrat
bilangan oksidasi (+1).
4. Senyawa Biner Senyawa Poliatom
B. Uraian
Silikon tetrahidrida Asam format
1. (SiH4) (HCOOH)
Belerang diklorida Asam kromat
Anion OH– NO3– CO32– PO43– (SCl2) (H 2 CrO 4)
Kation Asam iodida Magnesium silikat
(HI) (MgSiO3)
Mg2+ Mg(OH)2 Mg(NO3)2 MgCO3 Mg3(PO4)2 Krom(III) klorida Barium hipoiodat
Magnesium Magnesium Magnesium Magnesium (CrCl3) (Ba(IO)2)
hidroksida nitrat karbonat fosfat
Fe3+ Fe(OH)3 Fe(NO3)3 Fe2(CO3)3 FePO4 5. (NH4)2Cr2O7 terbentuk dari ion NH4+ dan Cr2O72–.
Besi(III) Besi(III) Besi(III) Besi(III) Nama kimianya amonium dikromat. Senyawa
hidroksida nitrat karbonat fosfat
tersebut termasuk senyawa poliatom. Cr 2O 3
NH+4 NH4OH NH4NO3 (NH4)2CO3 (NH4)3PO4 terbentuk dari ion Cr3+ dan O2–. Nama kimianya
Amonium Amonium Amonium Amonium krom(III) oksida. Senyawa tersebut termasuk
hidroksida nitrat karbonat fosfat
senyawa biner yang terbentuk dari unsur logam
dan nonlogam.
N: a = 2f C: c=e B. Uraian
1 = 2f c= 1. Berbagai wujud zat dalam persamaan reaksi
sebagai berikut.
f= a. Zat padat (s)
b. Zat cair (A )
Kimia Kelas X 47
c. Larut dalam air atau larutan (aq) Persamaan ruas → ruas kiri = ruas kanan
d. Gas (g) K⇒2=2
Mn ⇒ 2 = c → c = 2
2. a. 2HNO3(aq) + Ba(OH)2(aq) → Ba(NO3)2(aq) + 2H2O(A)
asam nitrat barium hidroksida barium nitrat air O ⇒ 8 + 4a + 4b = 4 + 4c + 12d + e
H ⇒ 2a = 2e → a = e
b. → CO2(g)
CO(g) + O (g)
2 S ⇒ a + b = 1 + c + 3d
karbon oksigen karbon
monoksida dioksida
Fe ⇒ b = 2d → d = b
c. Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g) Persamaan O:
8 + 4a + 4b = 4 + 4c + 12d + e → substitusi c = 2,
magnesium asam klorida magnesium hidrogen
klorida
3. Persamaan reaksi: e = a, dan d = b, sehingga persamaannya
aBr2 + bKOH → cKBr + dKBrO3 + eH2O sebagai berikut.
Misal: a = 1
Br: 2a = c + d 8 + 4a + 4b = 4 + 4(2) + 12( b) + a
2 = c + d . . . (1) 3a – 2b = 4 . . . (persamaan 1)
K: b = c + d . . . (2) Persamaan S:
O: b = 3d + e . . . (3)
a + b = 1 + c + 3d → subtitusi c = 2 dan d =
b,
H: b = 2e . . . (4)
persamaan menjadi:
Persamaan (1) dan (2)
b=c+d a+b=1+2+1b
2=c+d
b=2 a – b = 3 . . . (persamaan 2)
Persamaan (4) Selanjutnya salah satu variabel dalam persamaan
b = 2e 1 dan persamaan 2 dieliminasi.
2 = 2e Persamaan 1 : 3a – 2b = 4 ×1 3a – 2b = 4
e=1
Persamaan 2 : a –
b=3 ×4 4a – 2b = 12
Persamaan (3)
–a = –8
b = 3d + e
a =8
2 = 3d + 1
a=e
1 = 3d
e=8
d= Substitusi nilai a ke salah satu persamaan,
misalnya persamaan 1.
Persamaan (2)
b=c+d (3 × 8) – 2b = 4 ⇔ b = 10, d = × 10 = 5
Jadi, persamaan reaksinya sebagai berikut.
2=c+
2KMnO 4 + 8H 2SO 4 + 10FeSO 4 → K 2 SO 4 +
c=1 = 2MnSO4 + 5Fe2(SO4)3 + 8H2O
Persamaan reaksi setara: 5. Reaksi pembakaran glukosa sebagai berikut.
Br2 + 2KOH →
KBr +
KBrO3 + H2O C6H12O6 + O2 → CO2 + H2O (belum setara)
Misal persamaan reaksi:
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
aC6H12O6 + bO2 → cCO2 + dH2O
3Br2 + 6KOH → 5KBr + KBrO3 + 3H2O
a=1
Jadi, perbandingan koefisien reaksi antara Br2 dan
C: 6a = c
KBrO3 = 3 : 1.
6= c
4. Terlebih dahulu disamakan salah satu unsur sejenis c=6
di ruas kiri dan ruas kanan. Unsur yang disamakan H: 12a = 2d
dapat dipilih salah satu, yaitu K, Mn, H, atau Fe. 12 = 2d
Misalkan pada reaksi ini yang disamakan adalah d=6
unsur K. Unsur K di ruas kiri ada satu, sedangkan O: 6a + 2b = 2c + d
di ruas kanan ada dua sehingga KMnO4 diberi 6 + 2b = 12 + 6
angka 2 dan koefisien K2SO4 diberi angka 1. 2b = 12
Pada koefisien senyawa yang lain diisi dengan b=6
abjad sehingga persamaan reaksi sebagai berikut. Jadi, persamaan reaksi pembakaran glukosa yang
2KMnO 4 + aH 2SO 4 + bFeSO 4 → 1K 2SO 4 + sudah setara sebagai berikut.
cMnSO4 + dFe2(SO4)3 + eH2O C6H12O6 + 6O2 → 6CO2 + 6H2O
Kimia Kelas X 49
15. Jawaban: c Persamaan (4)
Oksida nonlogam, CO2 (karbon dioksida) bereaksi b = 2e
dengan air akan membentuk asam karbonat. 2 = 2e
Reaksinya: e=1
CO2 + H2O → H2CO3 Persamaan (3)
karbon dioksida air asam karbonat
b = 3d + e
2 = 3d + 1
Asam nitrat mempunyai rumus kimia HNO3. Asam
3d = 1
sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4. Asam
kromat mempunyai rumus kimia H2CrO4. Asam d=
oksalat mempunyai rumus kimia H2C2O4. Persamaan (2)
16. Jawaban: a b=c+d
Jumlah atom di sebelah kiri dan di sebelah kanan 2=c+
dalam persamaan reaksi harus sama. Selain itu,
c=1
jumlah muatan reaktan juga harus sama dengan
jumlah muatan produk. Dengan demikian, persama- Persamaan reaksi setara:
an reaksi NaHCO3 dengan asam sebagai berikut. Cl2(g) + 2NaOH(aq) → 1 NaCl(aq) + NaClO3(aq)
NaHCO3 + H + → Na+ + H2O + CO2 + H2O(A)
Jumlah muatan reaktan sama dengan jumlah
Jika dikalikan 3, persamaan reaksi menjadi:
muatan produk sebesar +1.
3Cl2(g) + 6NaOH(aq) → 5NaCl(aq) + NaClO3(aq) +
17. Jawaban: b 3H2O(A)
aAl(s) + bHNO3(aq) → cAl(NO3)3(aq) + dH2(g) Jadi, harga a, b, c, d, dan e secara berturut-turut
Misal: a = 1 adalah 3, 6, 5, 1, dan 3.
Al: a = c
c=1 19. Jawaban: c
H: b = 2d Fe2O3 : besi(III) oksida, simbol s artinya ber-
N: b = 3c wujud padat
b=3 H2SO4 : asam sulfat, simbol aq artinya ber-
O: 3b = 9c wujud larutan
3·3=9·1 Fe2(SO4)3 : besi(III) sulfat, simbol aq artinya ber-
9=9 wujud larutan
b = 2d H2O : air, simbol A artinya berwujud cair
3 = 2d Jadi, persamaan reaksi dalam bentuk nama kimia
menjadi:
d= padatan besi(III) oksida + larutan asam sulfat →
Persamaan reaksi setara sebagai berikut. larutan besi(III) sulfat + air
Al(s) + 3HNO3(aq) → Al(NO3)3(aq) + H2(g) 20. Jawaban: a
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi: Misal: a = 1, maka pada atom:
2Al(s) + 6HNO3(aq) → 2Al(NO3)3(aq) + 3H2(g) N: 2a = e
e =2
Jadi, zat yang mempunyai koefisien sama adalah H: 8a + b = 2d + 3e
Al dan Al(NO3)3 dengan koefisien 2. 8 + b = 2d + 6
18. Jawaban: e b – 2d = –2 . . . (i)
Misal: a = 1 S: a = c
Cl: 2a = c + d c =1
2 = c + d . . . (1) O: 4a + b = 4c + d
Na b = c + d . . . (2) 4+b =4+d
O: b = 3d + e . . . (3) b–d =0
H: b = 2e . . . (4) b =d
Persamaan (1) dan (2) Substitusi ke persamaan (i)
2=c+d b – 2d = –2
b=c+d d – 2d = –2
b=2 –d = –2
d =2
b =2
Kimia Kelas X 51
28. Jawaban: c b. Asam yang mengandung O ada dua
Garam dapur (NaCl) jika direaksikan dengan larutan kemungkinan, yaitu untuk atom yang terikat
perak nitrat (AgNO3) akan menghasilkan larutan dengan bilangan oksidasi besar berakhiran
natrium nitrat dan endapan putih perak klorida. -at dan kecil berakhiran -it. Contoh H2SO4 =
Persamaan reaksi setaranya sebagai berikut. asam sulfat dan H2SO3 = asam sulfit.
NaCl(aq) + AgNO3(aq) → NaNO3(aq) + AgCl(s) Penamaan senyawa basa dengan menyebutkan
garam perak natrium perak nama atom atau ion poliatom yang terikat –OH
dapur nitrat nitrat klorida dan diikuti dengan menyebut hidroksida. Contoh
29. Jawaban: a NaOH = natrium hidroksida dan NH4OH = amonium
Persamaan reaksi: hidroksida.
aNa(s) + bC2H5OH(aq) → cC2H5ONa(aq) + dH2(g) 2. a. Senyawa biner logam dan nonlogam: NaBr,
Li2S, dan KI.
Misal: a = 1 b. Senyawa biner nonlogam dan nonlogam: HCl,
Na: a = c N2O3, dan CO2.
c=1 c. Senyawa poliatom: H 3 PO 4 , HSCN, dan
C: 2b = 2c Zn(OH)2.
2b = 2 d. Senyawa asam: HCl, H3PO4, dan HSCN.
b=1 e. Senyawa basa: Zn(OH)2.
H: 6b = 5c + 2d f. Senyawa hidrat: Na2CO3·5H2O.
6 = 5 + 2d
1 = 2d 3. a. Li3N : litium nitrida
d= b. CuO : tembaga(II) oksida
O: b = c c. Ba3(PO3)2 : barium fosfit
1=1 d. CaC2O4 : kalsium oksalat
Persamaan reaksi setara: e. Zn(OH)2 : zink hidroksida
Na(s) + C2H5OH(aq) → C2H5ONa(aq) + H (g) 4. a. Perak fluorida = AgF
2
b. Natrium sulfida = Na2S
Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
c. Karbon tetraklorida = CCl4
2Na(s) + 2C2H5OH(aq) → 2C2H5ONa(aq) + H2(g)
d. Fosfor pentaklorida = PCl5
Jadi, koefisien H2 jika reaksi sudah setara adalah 1. e. Asam kromat = H2CrO4
30. Jawaban: c 5. Pereaksi:
Belerang dibakar menghasilkan belerang trioksida. FeS = besi(II) sulfida
Persamaan reaksinya: HCl = asam klorida
2S(s) + 3O2(g) → 2SO3(g) Hasil reaksi:
Selanjutnya, belerang trioksida dengan air FeCl2 = besi(II) klorida
menghasilkan asam sulfat. Persamaan reaksinya H2S = asam sulfida
sebagai berikut.
6. Angka koefisien adalah angka di depan unsur atau
SO3(g) + H2O(A) → H2SO4(aq) senyawa yang terlibat dalam persamaan reaksi.
Belerang trioksida berwujud gas. Koefisien oksigen Sementara itu, angka indeks adalah angka yang
adalah 3. Rumus kimia asam sulfat adalah H2SO4. menunjukkan perbandingan unsur-unsur dalam tiap
Perbandingan koefisien S : O 2 = 2 : 3. senyawa. Misal pada persamaan reaksi berikut.
Perbandingan koefisien SO3 : H2O sama dengan
H2O : H2SO4 = 1 : 1. angka koefisien
Kimia Kelas X 53
Persamaan reaksi menggunakan nama Jika dikalikan 2, persamaan reaksi menjadi:
senyawa: 2Na(s) + 2C2H5OH(aq) → 2C2H5ONa(aq) + H2(g)
Padatan besi(II) sulfat + air → padatan besi(II)
sulfat dekahidrat c. Logam tembaga direaksikan dengan larutan
asam nitrat menghasilkan larutan tembaga(II)
10. a. Bahan bakar elpiji propana (C3H8) dibakar nitrat, air, dan gas nitrogen dioksida.
dengan oksigen menghasilkan gas karbon
Persamaan reaksinya:
dioksida dan uap air.
aCu(s) + bHNO3(aq) → cCu(NO3)2(aq) +
Persamaan reaksinya:
dH2O(A) + eNO2(g)
aC3H8(g) + bO2(g) → cCO2(g) + dH2O(g)
Misal: a = 1
Misal: a = 1
Cu: a = c
C: 3a = c
c=1
c=3
H: b = 2d . . . (1)
H: 8a = 2d
N: b = 2c + e
8 = 2d
b = 2 + e . . . (2)
d=4
O: 3b = 6c + d + 2e
O: 2b = 2c + d
3b = 6 + d + 2e . . . (3)
2b = 6 + 4
2b = 10 Persamaan (1) dan (2):
b=5 b=2+e
Persamaan reaksi setaranya: 2d = 2 + e . . . (4)
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) Persamaan (1) dan (3):
3b = 6 + d + 2e
b. Logam natrium direaksikan dengan larutan 3(2d) = 6 + d + 2e
etanol (C2H5OH) menghasilkan larutan natrium 6d = 6 + d + 2e
etanolat dan gas hidrogen. 5d = 6 + 2e . . . (5)
Persamaan reaksinya: Persamaan (4) dan (5):
aNa(s) + bC2H5OH(aq) → cC2H5ONa(aq)
2d = 2 + e × 2 4d = 4 + 2e
+ dH2(g)
5d = 6 + 2e × 1 5d = 6 + 2e
Misal: a = 1 ––––––––––– –
Na: a = c –d = –2
c=1 d=2
C: 2b = 2c Persamaan (4):
b=1 2d = 2 + e
H: 6b = 5c + 2d 2(2) = 2 + e
6 = 5 + 2d 4=2+e
1 = 2d e=2
Persamaan (1):
d= b = 2d
O: b = c b = 2(2) = 4
1=1 Persamaan reaksi setaranya:
Persamaan reaksi setaranya: Cu(s) + 4HNO 3 (aq) → Cu(NO 3 ) 2 (aq) +
2H2O(A) + 2NO2(g)
Na(s) + C2H5OH(aq) → C2H5ONa(aq) + H2(g)
• Bersikap jujur dalam melaksanakan tugas maupun mengumpulkan data saat praktikum.
• Menerapkan sikap kerja sama dengan sesama teman dalam belajar dan menyelesaikan tugas.
• Bersikap pantang menyerah saat mengalami kendala dalam belajar hukum dasar kimia.
• Mengembangkan keterampilan diri untuk menciptakan peluang usaha berdasarkan ilmu yang diperoleh.
• Bersikap kerja keras dalam menghadapi segala sesuatu, khususnya saat berlatih soal-soal hukum dasar kimia.
• Mampu menjelaskan hukum Kekekalan Massa.
• Mampu mengamati hubungan massa zat sebelum dan sesudah reaksi.
• Mampu menjelaskan hukum perbandingan tetap (hukum Proust) dalam reaksi kimia.
• Mampu membuktikan berlakunya hukum Perbandingan Tetap berdasarkan data percobaan.
• Mampu menjelaskan berlakunya hukum Perbandingan Berganda (hukum Dalton) pada beberapa senyawa.
• Mampu menjelaskan penggunaan hukum Perbandingan Volume (hukum Gay Lussac) pada reaksi kimia.
• Mampu menjelaskan tetapan Avogadro
• Mampu menentukan volume gas yang terlibat dalam reaksi kimia.
• Mampu menentukan massa atom relatif, massa molekul relatif, dan konsep mol.
• Mampu menentukan rumus empiris, rumus molekul senyawa, dan rumus kimia hidrat (air kristal).
• Mampu menentukan pereaksi pembatas dalam reaksi kimia.
Kimia Kelas X 55
A. Pilihan Ganda Massa O dalam CuO jika massa Cu = 16 gram
1. Jawaban: d = × 16 gram
Hukum Kekekalan Massa menyatakan bahwa = 4 gram (terbukti)
massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah
tetap. Hal ini berarti jumlah zat sebelum reaksi e. Magnesium + nitrogen → magnesium nitrida
sama dengan jumlah zat sesudah reaksi atau 3Mg + N2 → Mg3N2
jumlah molekul sebelum dan sesudah reaksi selalu 24 gram + 28 gram = 52 gram
sama. Massa N 2 dalam Mg 3 N 2 jika massa Mg
2. Jawaban: c = 24 gram
Reaksi mengikuti hukum Lavoisier apabila jumlah = × 24 gram
atom kanan (hasil reaksi) sama dengan jumlah
= 9,33 gram (tidak terbukti)
atom kiri (pereaksi). Reaksi tersebut terdapat pada
persamaan reaksi c. Jadi, pada pilihan jawaban e tidak mengikuti hukum
Kekekalan Massa.
3. Jawaban: a
Menurut hukum Lavoisier, massa sebelum reaksi 5. Jawaban: d
sama dengan massa setelah reaksi. Dari reaksi Reaksi pembakaran sebagai berikut.
antara 4 gram Mg dengan 10 gram HCl diperoleh CxHyOz + O2 → CO2 + H2O
MgCl2 dan H2 sebanyak 14 gram. massa (CxHyOz + O2) = massa (CO2 + H2O)
4. Jawaban: e 46 + mO2 = 88 + 54
Reaksi yang mengikuti hukum Kekekalan Massa mO2 = 142 – 46
sebagai berikut. = 96
a. Hidrogen + oksigen → air Jadi, massa O2 sebesar 96 gram.
H2 + O2 → H2O 6. Jawaban: b
3 gram + 24 gram = 27 gram 2MgO → 2Mg + O2
Massa O2 dalam H2O jika massa H2 = 3 gram 20 gram ? 8 gram
Massa Mg = massa MgO – massa O2
= × 3 gram
= (20 – 8) gram
= 24 gram (terbukti) = 12 gram
b. Besi + belerang → besi(II) sulfida 7. Jawaban: c
Fe + S → FeS Persamaan reaksinya sebagai berikut.
7 gram + 4 gram = 11 gram I2(s) + H2(g) → 2HI(g)
Massa S dalam FeS jika massa Fe = 7 gram Massa I2 + massa H2 = massa HI
= × 7 gram Massa I2 = 5 gram
= 4 gram (terbukti) Massa H2 = 5 gram
c. Belerang + tembaga →tembaga(II) sulfida Massa HI = 1,25 gram
S + Cu → CuS Massa zat yang tidak bereaksi
= massa zat sebelum reaksi – massa zat sesudah
32 gram + 64 gram = 96 gram
reaksi
Massa Cu dalam CuS jika massa S = 32 gram
= (5 + 5) gram – 1,25 gram
= × 32 gram = (5 + 5) – 1,25 gram
= 64 gram (terbukti) 8. Jawaban: b
CaCO3 + 2HCI → CaCI2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
d. Tembaga + oksigen →tembaga(II) oksida
Y gram + 5,81 gram = 13,78 gram
Cu + O → CuO
Y gram = (13,78 – 5,81) gram
16 gram + 4 gram = 20 gram
Y = 7,97 gram
Jadi, massa kalsium karbonat yang direaksikan
sebesar 7,97 gram.
Kimia Kelas X 57
Percobaan 3 massa kalsium sulfida = 0,75 : 0,60 : 1,35
Massa magnesium yang bereaksi =5:4:9
= (45 – 33) gram = 12 gram
Perbandingan Mg : O = 12 : 8 = 3 : 2. Massa kalsium yang bereaksi = × 0,3 gram
Percobaan 4 = 0,375 gram
Massa magnesium yang bereaksi Massa kalsium mula-mula = massa kalsium yang
= (45 – 21) gram = 24 gram bereaksi + massa kalsium sisa
Perbandingan Mg : O = 24 : 16 = 3 : 2. Massa kalsium mula-mula = (0,375 + 0,05)gram
Jadi, perbandingan antara massa magnesium dan = 0,425 gram
oksigen dalam senyawa magnesium oksida adalah Jadi, massa kalsium mula-mula sebesar 0,425 gram.
3 : 2.
8. Jawaban: a
4. Jawaban: a
Massa Na2SO4 murni = × 200 gram
×
= = 142 gram
Na2SO4 murni mengandung:
;
× Massa Na = ;
<
× massa Na2SO4 murni
=
× + × + ×
× = × 142
=
× + × + ×
= 46 gram
= <
+ + Massa S = × massa Na2SO4 murni
;
<
Massa H dalam C12H22O11 = = 0,32 gram
= × 142
5. Jawaban: d = 32 gram
Perbandingan massa unsur dalam CaO
Massa Ca : massa O = 1 × Ar Ca : 1 × Ar O Massa O = ;
<
× massa Na2SO4 murni
= 1 × 40 : 1 × 16
= 40 : 16 = × 142
=5:2 = 64 gram
Jadi, jawaban yang tepat yaitu mengandung
Massa Ca yang bereaksi = × massa O 46 gram Na.
9. Jawaban: d
= × 0,5 gram
2Mg + O2 → 2MgO
= 1,25 gram
Massa CaO yang terbentuk Massa Mg dalam MgO
= massa Ca + massa O
= +
× massa MgO
= (1,25 + 0,5) gram
= 1,75 gram
= × 5 gram
6. Jawaban: a +
%b/b = × 100% = × 5 gram
!
= 3 gram
1,34% = × 100%
"#$#&
Kemurnian serbuk magnesium
'
massa total bijih = 1 g × = 74,6 g
*' = × 100%
">
!#
Jadi, massa bijih mineral argentit yang harus diolah
sebanyak 74,6 g. = × 100%
7. Jawaban: b = 75%
Perbandingan antara massa kalsium : massa
belerang:
Kimia Kelas X 59
A. Pilihan Ganda 3. Jawaban: a
Data tersebut dapat dimasukkan dalam tabel
1. Jawaban: d
berikut.
Menurut Gay Lussac, pada suhu dan tekanan yang
sama perbandingan volume gas-gas yang bereaksi Massa Massa
Senyawa Belerang (g) Oksigen (g)
dan hasil reaksi berbanding sebagai bilangan bulat.
Perbandingan volume sama dengan perbandingan Belerang dioksida 8 16
koefisien reaksi. Belerang trioksida x 12
aN2(g) + bH2(g) → cNH3(g)
Misal: a = 1 Jika massa belerang pada kedua senyawa dibuat
N : 2a = c sama yaitu 8 gram, data menjadi seperti tabel
c=2 berikut.
H : 2b = 3c Massa Massa
Senyawa Belerang (g) Oksigen (g)
2b = 6
b=3 Belerang dioksida 8 16
Persamaan reaksi setara: Belerang trioksida 8
× 12 =
Q
Perbandingan volume = perbandingan koefisien Massa oksigen pada senyawa kedua sebagai
= 1 : 3 : 2. berikut.
Q
2. Jawaban: d 16 : X = 2 : 3
massa C = 12 gram
Ar C = 12 Q =
X
Ar H = 1
X
=
CH4 → massa H = × massa C Q
48x = 192
x = 4 gram
= × 12 gram
Jadi, massa belerang dalam belerang trioksida
= 4 gram sebesar 4 gram.
C2H6 → massa H = × massa C 4. Jawaban: c
Persamaan reaksi:
=
× 12 gram 5CxHy + 20O2 → 15CO2 + 10H2O
= 3 gram C : 5x = 15
x=3
C2H4 → massa H = × massa C
H : 5y = 20
y=4
= × 12 gram
Jadi, rumus hidrokarbon tersebut C3H4.
= 2 gram
5. Jawaban: b
C2H2 → massa H =
× massa C Jika massa unsur nitrogen pada kedua senyawa
sama, data tersebut dapat dimasukkan ke dalam
tabel berikut.
= × 12 gram
= 1 gram Senyawa Massa Massa
Nitrogen Oksida Unsur Nitrogen Unsur Oksigen
Jadi, perbandingan massa hidrogen dalam CH4,
C2H6, C2H4, dan C2H2 yaitu 4 : 3 : 2 : 1. Senyawa I 46,66% 53,33%
Senyawa II 46,66% *'
*'
× 69,56%
= 106,66%
PCl3(g) + Cl2(g) → PCl5(g) Jumlah atom sebelum dan setelah reaksi adalah
5 mL 7 mL tetap.
Volume gas PCl5 yang dihasilkan Nkiri = Nkanan
2·x=2·2
= × volume PCl3 x =2
Okanan = Nkiri
= × 5 mL
2=y
= 5 mL y=2
Volume gas klor yang bereaksi Jadi, persamaan reaksi yang terjadi
= × volume PCl3 2N2O(g) + S(s) → SO2(g) + 2N2(g)
= × 5 mL B. Uraian
= 5 mL 1.
Senyawa Massa Unsur X Massa Unsur Cl
Jadi, volume gas klor yang tersisa = (7 – 5) mL
= 2 mL. 1 72,16% 27,84%
2 56,44% 43,56%
8. Jawaban: c 3 50,90% 49,10%
Persamaan reaksi setara sebagai berikut. 4 46,35% 53,65%
2C4H10g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g)
Jika massa unsur X pada keempat senyawa sama,
\
= = data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel
\
berikut.
Volume C4H10 = × volume CO2
Senyawa Massa Unsur X Massa Unsur Cl
=
× 40 L 1 72,16% 27,84%
2 72,16% 55,69%
= 10 L
3 72,16% 69,61%
Jadi, volume gas butana sebesar 10 L.
4 72,16% 83,52%
9. Jawaban: c
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O(l) Massa Cl yang bergabung dengan 72,16%
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(l) unsur X mempunyai perbandingan = 27,84% :
55,69% : 69,61% : 83,52% = 1 : 2 : 2,5 : 3
Misal: volume CH4 = y mL
= 2 : 4 : 5 : 6.
volume C3H8 = (10 – y) mL
Kimia Kelas X 61
2. Data nomor 1: 4. N2 + 3H2 → 2NH3
a. Jika massa Fe dalam senyawa I dan senyawa Perbandingan volume = perbandingan koefisien
II dibuat sama yaitu 56 gram, perbandingan Volume nitrogen yang bereaksi
massa O dalam senyawa I dan senyawa II
yaitu 16 : 24 = 2 : 3. = × volume H2
b. Jika massa O dalam senyawa I dan
senyawa II dibuat sama yaitu 48 gram, = × 5,6 liter
perbandingan massa Fe dalam senyawa I dan
= 1,87 liter
senyawa II yaitu168 : 112 = 3 : 2.
Volume gas nitrogen yang direaksikan
Data nomor 2:
= (1,87 + 1,49) liter
a. Dengan massa Cu yang sama yaitu
63,5 gram, maka perbandingan massa S = 3,36 liter
dalam senyawa I dan senyawa II yaitu Volume gas amonia yang terbentuk
16 : 32 = 1 : 2.
b. Jika massa S dalam senyawa I dan = × 5,6 liter
senyawa II dibuat sama yaitu 32 gram maka = 3,73 liter
perbandingan massa Cu dalam senyawa I dan
Jadi, volume gas nitrogen (N2) yang direaksikan
senyawa II yaitu 127 : 63,5 = 2 : 1.
sebesar 3,36 liter dan volume gas amonia (NH3)
3. Persamaan rekasi pembakaran gas elpiji sebagai yang terbentuk sebesar 3,73 liter.
berikut.
aC3H8(g) + bO2(g) → cCO2(g) + dH2O( )
5. Volume metana (CH4) = × 1 L = 0,6 L
Misal: a = 1
C : 3a = c Volume etana (C2H6) = × 1 L = 0,4 L
c=3 Persamaan reaksi:
H : 8a = 2d CH4 + 2O2 → CO2 + 2H2O
8 = 2d 0,6 L
d=4
O : 2b = 2c + d Volume O2 = × volume CH4
2b = 6 + 4
2b = 10 = × 0,6 L
b=5 = 1,2 L
Persamaan reaksi setara:
2C2H6 + 7O2 → 4CO2 + 6H2O
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O( ) 0,4 L
Perbandingan koefisien reaksi = perbandingan
volume Volume O2 = × volume C2H6
Volume gas oksigen = × volume C3H8 = × 0,4 L
= 1,4 L
= × 10 L
Volume oksigen yang diperlukan dalam proses
= 50 L oksidasi = 1,2 L + 1,4 L = 2,6 L.
Jadi, volume gas oksigen yang diperlukan pada Jadi, volume oksigen yang diperlukan sebanyak
pembakaran tersebut sebesar 50 L. 2,6 L.
Kimia Kelas X 63
* CxHy + 5O2 → 3CO2 + H2O
b. M NaCl = \ = = 0,16 M
* Jumlah atom reaktan = jumlah atom produk
*| CxHy + 5O2 → 3CO2 + 4H2O
c. mol C2H5OH = = 2 × 10–2 mol
*| C:x=3
| − H:y=8
M C2H5OH = \ = * Jadi, rumus molekul senyawa hidrokarbon tersebut
= 0,04 M (paling kecil) yaitu C3H8 (propana).
* 3. T = 273 K
d. M C12H22O11 = \ = * = 0,06 M
P = 76 cmHg = 1 atm
e. massa Pb(CH3COO)2 = 32,5 gram V = 2,24 L
Mr Pb(CH3COO)2 = 325 gram/mol \_ * _
n = * _ { = * _ { = 0,1 mol
*
mol Pb(CH3COO)2 = = 0,1 mol Jumlah molekul
* = 0,1 mol × 6,02 × 1023 molekul/mol
M Pb(CH3COO)2 = \ = = 0,2 M = 6,02 × 1022 molekul
*
Jadi, molaritas terkecil dimiliki oleh etanol Jadi, 2,24 L CH4 pada suhu 273 K dan tekanan
(C2H5OH). 76 cm Hg mempunyai 6,02 × 1022 molekul.
10. Jawaban: d 4. Persamaan reaksi penguraian kalium klorat
(KClO3) sebagai berikut.
$
&
"#
mol besi =
* × 2KClO3(s) → 2KCl(s) + 3O2(g)
* ×
; *
= = 1 mol mol N2 = = = 0,025 mol
* × ;
{
Gas oksigen diukur pada keadaan saat 0,58 liter
mol H2 = × mol Fe
gas N2 beratnya 0,7 gram.
= × 1 mol ;
}
= } ;
= 1,5 mol
*
Pada kondisi yang sama dengan 1 gram gas O2 =
*Q # * #
(Mr = 32) volume 1 liter, volume H2 sebagai berikut.
mol O2 = 0,003 mol
mol O2 = = = 0,03 mol
{ mol KClO3 = × mol O2
}
= }
= × 0,003 mol = 0,002 mol
* *
= Massa KClO3 = mol KClO3 × Mr KClO3
# }
= 0,002 mol × 122,5 gram/mol
Volume H2 = 50 liter. = 0,245 gram
Jadi, kalium klorat yang terurai sebanyak
B. Uraian 0,245 gram.
1. 2NO2 → N2 + 2O2 5. Mr Fe2O3 = 160
3 mol 1,5 mol 3 mol
Vkarat = p × × t
2NO → N2 + O2
= 20 × 3 × 1,2
3 mol 1,5 mol 1,5 mol
Mol N2 total = 1,5 mol + 1,5 mol = 3 mol = 72 cm3
Mol O2 total = 3 mol + 1,5 mol = 4,5 mol = 7,2 × 10–2 dm3
Pada tekanan dan suhu sama, perbandingan mol a. Volume Fe2O3 = n × 22,4 (STP)
= perbandingan volume. 7,2 × 10–2 = n × 22,4
Perbandingan volume N2 : O2 = 3 : 4,5 = 2 : 3. n = 3,2 × 10–3 mol
2. CxHy + O2 → CO2 + H2O Massa karat pada keadaan STP
4 liter 20 liter 12 liter = nFe2O3 × Mr Fe2O3
Perbandingan volume = perbandingan koefisien = 3,2 × 10–3 mol × 160 g/mol
CxHy : O2 : CO2 = 4 : 20 : 12 = 1 : 5 : 3 sehingga = 0,512 gram
menjadi Jadi, massa karat (STP) sebanyak 0,512 gram.
× =
*Q
:
*
:
*Q
= × massa H2O
× + ×
= 5,17 : 10,34 : 1,7
×
= × 54 gram =3:6:1
× + ×
Jadi, rumus empiris senyawa tersebut (C3H6O)n.
Rumus molekul ditentukan dengan terlebih dahulu
= × 54 gram
mencari Mr-nya.
= 6 gram Massa gas = 1,45 g
Massa O dalam senyawa karbon Volume gas = 743 mL = 0,743 liter
= massa senyawa karbon – (massa C + massa H)
37
= (46 – (24 + 6)) gram Tekanan = 37 cmHg = atm = 0,486 atm
76
= (46 – 30) gram
Suhu = 80°C = (80 + 273) K = 353 K
= 16 gram
Perbandingan massa C : H : O = 24 : 6 : 16
PV = nRT =
×R×T
Perbandingan mol C : H : O = : :
× ×
Mr gas =
=2:6:1 ~×\
Jadi, rumus empiris senyawa karbon tersebut * ⋅ * ⋅
= = 116
C2H6O. * ⋅ *
Rumus empiris = (C3H6O)n
2. Jawaban: e
Mr senyawa = 116
$
&
#> Mr (C3H6O)n = 116
=
* ×
(36 + 6 + 16)n = 116
Q* ×
= 58n = 116
* ×
n =2
Kimia Kelas X 65
Jadi, rumus molekul senyawa yang mempunyai mol O2 yang terbentuk
rumus empiris (C3H6O)2 = C6H12O2.
=
4. Jawaban: d
*
Na2SO4 · xH2O → Na2SO4 + xH2O =
{
11,6 g = 7,1 g + 4,5 g = 0,075 mol
mol Na2SO4 : mol H2O 2HgO(s) → 2Hg( ) + O 2(g)
;
<
Mula-mula : 0,250 mol – –
;
<
: Terurai : 0,150 mol 0,150 mol 0,075 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
* * Sisa : 0,100 mol 0,150 mol 0,075 mol
:
+ + +
#
* * % HgO yang terurai =
× 100%
:
*
0,05 : 0,25 = * × 100%
1:5 = 60%
Jadi, rumus molekul senyawa hidrat tersebut 7. Jawaban: a
Na2SO4 · 5H2O.
} ; * _
5. Jawaban: e mol NH3 = = = 0,5 mol
* _{ * _{
}
mol CO2 = mol NO =
× mol NH3 = × 0,5 mol = 0,5 mol
* _{
* _
Massa NO = mol NO × Mr NO
= = 0,5 mol × (14 + 16) g/mol
* _{
= 0,05 mol = 0,5 mol × 30 g/mol = 15 gram
Jadi, massa gas NO yang dihasilkan sebanyak
Na2CO3(s) + 2HCl(aq) → 2NaCl(aq) + H2O( )
15 gram.
+ CO2(g)
8. Jawaban: a
mol Na2CO3 = × mol CO2 2N2O4 + N2 H 4 → 6NO + 2H 2 O
* *
= × 0,05 mol Mula-mula:
Q
0,17 mol 0,15 mol
= 0,05 mol
Reaksi : 0,17 mol 0,085 mol 0,51 mol 0,17 mol
Massa Na2CO3 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= mol Na2CO3 × Mr Na2CO3 Sisa : – 0,065 mol 0,51 mol 0,17 mol
= 0,05 mol × ((2 × 23) + (1 × 12) + (3 × 16)) g/mol Zat N2O4 habis bereaksi → bertindak sebagai
= 0,05 mol × (46 + 12 + 48) g/mol pereaksi pembatas.
= 5,3 gram massa NO = mol NO × Mr NO = 0,51 × 30 = 15,3
Na2CO3 · nH2O → Na2CO3 + nH2O gram
14,3 gram 5,3 gram (14,3 – 5,3) gram Jadi, zat yang bertindak sebagai pereaksi
= 9 gram pembatas dan massa hasil reaksi NO berturut-turut
mol Na2CO3 : mol H2O =1:n adalah N2O4 dan 15,5 gram.
Q
0,05 mol : =1:n 9. Jawaban: d
{
0,05 mol : 0,5 mol =1:n
W *
mol I2 = = = 0,05 mol
n = 10 W ×
{
Jadi, jumlah air kristal dalam kristal natrium mol Mg =
=
*
= 0,2 mol
karbonat tersebut adalah 10.
{
Mg + I2 → MgI2
6. Jawaban: c Mula-mula : 0,2 mol 0,05 mol –
mol HgO mula-mula Reaksi : 0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
= Sisa : 0,15 mol – 0,05 mol
Massa Mg yang tersisa = mol Mg × Ar Mg
= 0,15 mol × 24 g/mol
=
{
= 3,6 gram
= 0,250 mol Jadi, sisa magnesium dalam reaksi sebanyak
3,6 gram.
Kimia Kelas X 67
A. Pilihan Ganda Massa oksigen yang bergabung dengan 50% unsur
1. Jawaban: a belerang mempunyai perbandingan = 50% : 75%
Menurut hukum Kekekalan Massa bahwa massa = 2 : 3. Perbandingan massa belerang yang
sebelum bereaksi sama dengan massa setelah bergabung dengan oksigen merupakan bilangan
bereaksi, sehingga erlenmeyer beserta isinya bulat yang sederhana (hukum Perbandingan
tersebut jika ditimbang tetap sama 240 gram. Berganda).
Pb(NO3)2(aq) + 2KI(aq) → PbI2(aq) + 2KNO3(aq) 5. Jawaban: d
massa Pb(NO3)2 + KI = massa PbI2 + KNO3
mol Al =
= = 2 mol
2. Jawaban: d
{
Berdasarkan percobaan diketahui massa C + Persamaan reaksi setara:
massa O = massa CO. 2Al(s) + 3H2SO4(aq) → Al2(SO4)3(aq) + 3H2(g)
6 + 8 = 14
Perbandingan massa C : O = 6 : 8 = 3 : 4. mol H2 = × mol Al
Berdasarkan perbandingan massa atom relatifnya
massa C : O dalam CO = 12 : 16 = 3 : 4. = × 2 mol
Dengan demikian, terdapat beberapa sisa unsur = 3 mol
yang direaksikan sebagai berikut.
}
= }
Massa C Massa O Massa CO Massa Sisa
6 8 14 Tidak ada sisa =
10,5 16 24,5 2 gram O } _
18 20 35 3 gram C volume H2 = 60 L
12 18 28 2 gram O
Jadi, gas hidrogen yang dihasilkan sebanyak
3. Jawaban: e 60 liter.
6. Jawaban: c
P = 1.520 mmHg × = 2 atm
<~ \
V = 500 mL = 0,5 liter =
\<~
T = 24°C + 273 = 297 K
~<~ \<~ ~\
P·V=n·R·T =
<~
*Q
2 · 0,5 =
· 0,082 · 297 ~<~ \
=
~<~ \<~
Mr gas = 33,998 ≈ 34
E
Mr tersebut dimiliki oleh gas H2S = = 1,10
E
4. Jawaban: e
dSTP = 1,10 d2 = (1,10)(1,35 kg/m3) = 1,48 kg/m3
Pada senyawa I, massa belerang = 50%
massa oksigen = (100 – 50)% Densitas gas tersebut sebesar 1,48 kg/m3.
= 50% 7. Jawaban: b
Pada senyawa II, massa belerang = 40% Na3PO4·12H2O → Na3PO4 + 12H2O
massa oksigen = (100 – 40)% 16,4 gram
= 60% mol Na3PO4
Jika massa belerang pada kedua senyawa sama,
data tersebut dapat dimasukkan ke dalam tabel
;
~
=
berikut. × ;
+ × ~ + ×
8. Jawaban: d
= ×
Na2CO3 + CaCl2 → CaCO3 + 2NaCl
;
= mol
=
;
Massa Fe = mol Fe × Ar Fe
*
;
= = mol × 56 g/mol
* q
massa Na2CO3 = × 106 = gram
Kadar Fe dalam 10 gram cuplikan
= 1,1024
q
* = × × 100%
% kemurnian Na2CO3 = × 100%
* = 88,19%
= 91,8% ≈ 92% Jadi, kadar besi dalam cuplikan sebesar 88,19%.
Jadi, kemurnian Na2CO3 dalam sampel sebesar 11. Jawaban: c
92%.
mol Ag =
9. Jawaban: b
Mol HCl = volume HCl × molaritas HCl =
*
= 200 mL × 0,1 M {
= 20 mmol = 7,26 × 10–3 mol
= 0,02 mol
mol HNO3 = × mol Ag
mol CaCO3 =
= × 7,26 × 10–3 mol
= = 9,68 × 10–3 mol
{
= 0,02 mol ;
volume HNO3 = ;
2HCl(aq) + CaCO3(S) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
Mula-mula : 0,02 mol 0,02 mol – – – Q* × −
Reaksi : 0,02 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
=
*
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
= 8,42 × 10–3 liter
= 8,42 mL
Pereaksi pembatas (pereaksi yang habis lebih Jadi, volume HNO 3 1,15 M yang diperlukan
dahulu) adalah HCl. sebanyak 8,42 L.
Kimia Kelas X 69
12. Jawaban: c Mr NO = (1 × Ar N) + (1 × Ar O)
Misal gas tersebut mempunyai rumus molekul CxHy = (1 × 14) + (1 × 16)
dan massa total = 100 gram = 14 + 16 = 30
massa C = 92,3 gram Mr CO = (1 × Ar C) + (1 × Ar O)
massa H = 7,7 gram
= (1 × 12) + (1 × 16)
Perbandingan mol C : mol H
= 12 + 16 = 28
= : Mr NO2 = (1 × Ar N) + (2 × Ar O)
Q* * = (1 × 14) + (2 × 16)
= :
= 14 + 32 = 46
= 7,69 : 7,7 = 1 : 1 Mr SO2 = (1 × Ar S) + (2 × Ar O)
Jadi, rumus empirisnya CH.
= (1 × 32) + (2 × 16)
} X
mol CxHy = = 32 + 32 = 64
* #{
Mr SO3 = (1 × Ar S) + (3 × Ar O)
* #
= = (1 × 32) + (3 × 16)
* #{
= 0,2 mol = 32 + 48 = 80
X Jadi, rumus molekul oksida gas X yang mungkin
Mr CxHy = adalah SO2.
X
*
15. Jawaban: e
= *
}
= 26 gram/mol mol H2 =
* #{
(CH)n = 26
* #
12n + n = 26 =
* #{
13n = 26
n=2 = 0,125 mol
Jadi, gas tersebut berupa gas C2H2(etuna).
mol X = × mol H2
13. Jawaban: b
= × 0,125 mol
Misal: massa S = 16 gram
= 0,125 mol
Massa O dalam SO2 = × massa S
<
Ar X =
=
× 16 gram
= 16 gram =
*
= 56 gram/mol
Massa O dalam SO3 = × massa S
< 16. Jawaban: b
=
× 16 gram mol Mg =
= 24 gram
Jadi, perbandingan antara massa O dalam SO2 =
{
dan SO3 = 16 : 24 = 2 : 3.
= 0,5 mol
14. Jawaban: d
mol HCl =
*
mol CO2 = = = 0,00227 mol
{ *
=
+ *
{
=
} } = 0,5 mol
* Jika Mg habis bereaksi, keadaan yang terjadi
=
sebagai berikut.
mol X = 0,00312 mol Mg(s) + 2HCl(aq) → MgCl2(aq) + H2(g)
Mula-mula : 0,5 mol 0,5 mol – –
Mr X = Reaksi : 0,5 mol 1,0 mol 0,5 mol 0,5 mol
––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
* Sisa : – –0,5 mol 0,5 mol 0,5 mol
=
*
= 64,1 g/mol
Kimia Kelas X 71
Persamaan reaksi setara: 24. Jawaban: b
Ca3P2(s) + 6H2O( ) → 3Ca(OH)2(aq) + 2PH3(g) *
mol C2H6 =
{ = 0,25 mol
mol PH3 = × mol Ca3P2
}q
= }q
=
× 0,025 mol *
= 0,050 mol _
=
massa PH3 mol 2 = 0,025 mol
= mol PH3 × Mr PH3 *
Mr = *
= 0,050 mol × ((1 × 31) + (3 × 1)) g/mol
= 0,050 mol × 34 g/mol = 71 gram/mol
= 1,7 gram Mr X2 = 71 gram/mol
Jadi, gas fosfin yang dihasilkan dari reaksi sebesar Jadi, X merupakan atom Cl2 dengan Mr = 71 gram/mol.
1,7 gram.
25. Jawaban: c
22. Jawaban: c Misal massa CH4 = X gram
Perbandingan volume = perbandingan koefisien = massa C2H6 = (38 – X) gram
perbandingan mol
Persamaan reaksinya sebagai berikut.
Tiap liter bensin menghasilkan 0,28 kg CO, berarti
*
CH4(g) + 2O2(g) → CO2(g) + 2H2O( )
tiap 1 mol bensin mengandung = 0,01 mol CO.
C2H6(g) + O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O( )
Jadi, jika 100 liter bensin dibakar maka:
mol CO2 pada pembakaran CH4
mol CO = × 0,01 mol = 1 mol
massa CO = mol × Mr CO = 1 × 28 = 28 kg =
Jadi, 100 L bensin menghasilkan gas 10 sebesar
28 kg. =
U ×
{
23. Jawaban: a
= mol
mol CaCO3 =
mol CO2 pada pembakaran C2H6
=
{ =2×
= 0,25 mol
Jika CaCO3 habis bereaksi maka keadaan yang −
=2×
terjadi sebagai berikut. × U ×
{
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g) −
Mula-mula : 0,25 mol 0,4 mol – – –
=2×
{
Reaksi : 0,25 mol 0,50 mol 0,25 mol 0,25 mol 0,25 mol
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– −
Setimbang : – –0,10 mol 0,25 mol 0,25 mol 0,25 mol = mol
Keadaan tersebut tidak mungkin terjadi karena
jumlah HCl yang bereaksi lebih besar daripada mol CO2 hasil reaksi =
jumlah HCl mula-mula.
Jika HCl habis bereaksi maka keadaan yang terjadi
=
sebagai berikut. + ×
{
CaCO3(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2O( ) + CO2(g)
Mula-mula : 0,25 mol 0,4 mol – – – =
Reaksi : 0,20 mol 0,4 mol 0,20 mol 0,20 mol 0,20 mol
{
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– = 2,5 mol
Setimbang :0,05 mol – 0,20 mol 0,20 mol 0,20 mol
mol CO2 pada pembakaran CH4 + mol CO2 pada
Jadi, pereaksi pembatas (yang habis) adalah HCl.
pembakaran C2H6 = mol CO2 hasil reaksi
−
mol + mol = 2,5 mol
Kimia Kelas X 73
Perbandingan massa mol Mg(OH)2 dari reaksi NaOH + mol Mg(OH)2 dari
* * reaksi KOH = mol Mg(OH)2 hasil reaksi
N:O=
:
* −
= 2,63 : 3,33
+ = 0,075 mol
=1:1
+ −
=2:2 qQ
= 0,075
Senyawa III +
N = 36,84% qQ
= 0,075
O = 63,16% 32x = 672 – 608
Perbandingan massa 32X = 64
* * X = 2 gram
N:O=
:
Jadi, massa NaOH = 2 gram dan massa KOH =
= 2,63 : 3,9475 (7,6 – 2) gram = 5,6 gram.
= 1 : 1,5
=2:3 4. Misal persamaan reaksi:
Dengan massa N sama-sama 2, maka per- aZnS + bO2 → cZnO + dSO2
bandingan massa O = 1 : 2 : 3 a=1
Jadi, data tersebut sesuai dengan hukum Zn: a = c
Dalton. c=1
b. Jika rumus kimia senyawa III adalah N2O3 S: a = d
maka rumus kimia senyawa I = N2O dan d=1
senyawa II = NO. O: 2b = c + 2d
2b = 1 + 2
2. Misal massa total = 100 gram 2b = 3
massa O = 28 gram
massa Fe = (100 – 28) gram = 72 gram b=
Perbandingan mol = Fe : O Persamaan reaksi setara:
= : ZnS + O2 → ZnO + SO2
= 1,29 : 1,75 Jika dikalikan dua, persamaan reaksi menjadi:
= 1 : 1,36 2ZnS + 3O2 → 2ZnO + 2SO2
=3:4
!<
Jadi, rumus empiris oksida tersebut Fe3O4. mol ZnS = !<
*
= mol HCl =
*
= 32 *
Jadi, massa molekul gas A sebesar 32 gram/mol. = = 0,1 mol
*
{
*
9. V = 1 L
*
= X T = 25°C + 273 = 298 K
* P = 1 atm
x = * = 4 ~\
× #
n = = = 0,04 mol
Jadi, jumlah air kristal (x) adalah 4 dan rumus * _ ⋅
− E − × Q E
kristal garamnya K2CO3 · 4H2O.
Kimia Kelas X 75
Jumlah molekul O2
mol MCO3 = × mol CO2
=
× 0,04 mol × 6,02 × 1023molekul/mol
= × 0,015 mol
= 4,816 × 1021 molekul
Jumlah atom O = 0,015 mol
= 2 × 4,816 × 1021 Mr MCO3 =
= 9,632 × 1021 atom
*
=
*
10. mol CO2 = = 124,73 gram/mol
*
Mr MCO3 = (1 × Ar M) + (1 × Ar C) + (3 × Ar O)
=
+ ×
{
124,73 = (1 × Ar M) + (1 × 12) + (3 × 16)
*
= 124,73 = Ar M + 12 + 48
{
= 0,015 mol Ar M = 64,73 ≈ 65
Jadi, logam M adalah Zn (zink) karena Ar-nya 65.
• •
X = 2, 8, 8, 2. Jumlah elektron pada unsur [2Na]+ ••
•• ×× ••
X = 20. Ion X2+ terbentuk saat atom X melepas ▲
• O
×
• C ×
• O ▲•
dua elektron. Dengan demikian, jumlah elektron •• ••
pada ion X2+ sebanyak 20 – 2 = 18. Natrium karbonat memiliki ikatan ion dan kovalen
rangkap dua.
2. Jawaban: b
Nomor massa Y = 86, nomor atom Y = 37. 6. Jawaban: c
Nomor atom = jumlah elektron = jumlah proton = 37. Sifat fisik senyawa dengan ikatan kovalen nonpo-
Jumlah neutron = nomor massa – nomor atom lar yaitu:
= 86 – 37 = 49 1) tidak larut dalam air;
Unsur Y stabil dalam keadaan ion, yaitu ion Y+ 2) titik leleh dan titik didih rendah;
karena melepas satu elektron. Dengan demikian, 3) tidak menghantarkan arus listrik;
jumlah elektron pada ion Y+ = 37 – 1 = 36. 4) padatannya lunak dan tidak rapuh.
Jadi, pada kondisi stabil, yaitu dalam bentuk ion Sifat fisik senyawa dengan ikatan ion yaitu:
Y+, terdapat 37 proton dan 36 elektron. 1) larut dalam air;
2) titik didih dan titik leleh tinggi;
3. Jawaban: b
3) pada suhu kamar berwujud padat;
Jumlah elektron = nomor atom.
4) lelehan dan larutannya dapat menghantarkan
Ion negatif terjadi jika atom unsur menangkap
arus listrik.
elektron, sedangkan ion positif terjadi saat atom
unsur melepas elektron. Besarnya muatan 7. Jawaban: a
sebanding dengan jumlah elektron yang dilepas Unsur Z memiliki nomor atom 12, sehingga
atau ditangkap. Jumlah elektron pada F– = 10, Na+ konfigurasi elektronnya 2, 8, 2. Artinya unsur Z
= 10, S2– = 18, K+ = 18, dan Cl– = 18. memiliki 2 elektron valensi. Unsur Z yang memiliki
Jadi, spesi unsur yang sama jumlah elektronnya 2 elektron valensi dapat membentuk ion Z2+.
adalah K+, Cl–, dan S2–. a. ZSO4 → Z2+ + SO42–
4. Jawaban: c b. ZO → Z2+ + O2–
Unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron c. ZBr2 → Z2+ + 2Br–
valensi sama dapat diketahui dari konfigurasi d. Z(OH)2 → Z2+ + 2OH–
elektronnya. Konfigurasi elektron unsur-unsur e. ZF2 → Z2+ + 2F– (bukan ZF)
tersebut sebagai berikut.
8. Jawaban: d
23 V : 2, 8, 1 → elektron valensi = 1
11 Unsur 35Br memiliki konfigurasi elektron 2, 8, 18, 7.
27 W : 2, 8, 3 → elektron valensi = 3
13 Dengan demikian, unsur Br memiliki sifat-sifat
16 X : 2, 8, 6 → elektron valensi = 6
32 sebagai berikut.
39 Y : 2, 8, 8, 1 → elektron valensi = 1 1) Tidak dapat membentuk senyawa OBr karena
19
40 Z : 2, 8, 8, 2 → elektron valensi = 2
atom O dan Br sama-sama membutuhkan
20 elektron.
Jadi, unsur-unsur yang mempunyai jumlah elektron 2) Merupakan golongan VIIA karena memiliki
valensi sama yaitu unsur V dan Y. elektron valensi 7.
Kimia Kelas X 77
3) Membentuk ion -1 dengan menarik 1 elektron 14. Jawaban: c
atom pasangannya untuk memenuhi aturan Ion timah(IV) jika bergabung dengan ion karbonat
oktet. akan membentuk senyawa timah(IV) karbonat.
4) Dapat membentuk senyawa ion KBr. Sn4+ + CO32– → Sn(CO3)2
9. Jawaban: e Jadi, rumus kimia timah(IV) karbonat adalah
Konfigurasi elektron P : 2, 8, 5 Sn(CO3)2.
× Timah mempunyai bilangan oksidasi +2 dan +4.
Struktur Lewis P : × P× Jika ion timah(II) bergabung dengan ion karbonat
××
Konfigurasi elektron Cl = 2, 8, 7 akan membentuk senyawa timah(II) karbonat
•• (SnCO3).
Struktur Lewis Cl : •• Cl
••
•
15. Jawaban: c
Struktur Lewis senyawa yang terbentuk:
Senyawa plumbi iodida mempunyai nama lain
•• ×× ••
•
Cl
×
P ×
Cl • timbal(IV) iodida. Rumus kimia senyawa tersebut
• • • •
•• × • •• adalah PbI4. Senyawa PbI4 terbentuk dari ion Pb4+
• •
• Cl • dan I–. Unsur timbal mempunyai dua bilangan
••
Untuk memenuhi kaidah oktet, unsur P dan unsur oksidasi yaitu +2 dan +4. Pb2+ merupakan ion
Cl menggunakan pasangan elektron secara plumbo, sedangkan Pb4+ merupakan ion plumbi.
bersama-sama sehingga terbentuk ikatan kovalen. 16. Jawaban: b
Rumus senyawanya PCl3. Ca(OH)2 = Kalsium hidroksida
10. Jawaban: b KOH = Kalium hidroksida
Rumus umum pembentukan senyawa ion yaitu: KMnO4 = Kalium permanganat
HNO3 = Asam nitrat
Ax+ + By– → A yB x
HNO2 = Asam nitrit
Na + CO3 → Na2CO3
+ 2–
Al2(SO4)3 = Aluminium sulfat
Jadi, rumus kimia yang tepat adalah Na2CO3. Na3PO4 = Natrium fosfat
11. Jawaban: d
17. Jawaban: e
Penamaan senyawa Cu(CN)2 melibatkan unsur
Senyawa kimia yang dapat dibentuk dari ion-ion
transisi sehingga urutan tata namanya sebagai
tersebut sebagai berikut.
berikut.
CuOH = tembaga(I) hidroksida
Nama logam transisi + biloks logam transisi + nama
CuNO3 = tembaga(I) nitrat
nonlogam + ida
Cu2SO4 = tembaga(I) sulfat
Senyawa poliatom terbentuk dari ion Cu 2+
(tembaga(II)) dan CN – (sianida). Jadi, nama Cu3AsO3 = tembaga(I) arsenit
senyawa tersebut adalah tembaga(II) sianida. Fe(OH)2 = besi(II) hidroksida
12. Jawaban: a Fe(NO3)2 = besi(II) nitrat
K2SO4 → ada unsur logam (K) → ikatan ion FeSO4 = besi(II) sulfat
H2O → semua nonlogam → ikatan kovalen Fe3(AsO3)2 = besi(II) arsenit
ada PEB : 2 (asimetris) → polar Mg(OH)2 = magnesium hidroksida
PCl3 → semua nonlogam → ikatan kovalen Mg(NO3)2 = magnesium nitrat
ada PEB : 1 (asimetris) → polar MgSO4 = magnesium sulfat
HBr → semua nonlogam → ikatan kovalen
Mg3(AsO3)2 = magnesium arsenit
2 atom tidak sejenis → polar
NH3 → semua nonlogam → ikatan kovalen Fe(OH)3 = besi(III) hidroksida
ada PEB = 1 (asimetris) → polar Fe(NO3)3 = besi(III) nitrat
Jadi, yang bukan termasuk senyawa polar adalah Fe2(SO4)3 = besi(III) sulfat
K2SO4. FeAsO3 = besi(III) arsenit
13. Jawaban: b Al(OH)3 = aluminium hidroksida
Garam glauber (Na2SO4) ditemukan oleh J.R. Al(NO3)3 = aluminium nitrat
Glauber. Garam tersebut terbentuk dari ion Na+
Al2(SO4)3 = aluminium sulfat
(natrium) dan SO42– (sulfat). Dengan demikian,
nama kimia senyawa tersebut adalah natrium AlAsO3 = aluminium arsenit
sulfat. Natrium hanya mempunyai satu macam 18. Jawaban: d
bilangan oksidasi sehingga tidak perlu menambah- Karat besi (Fe2O3) jika bereaksi dengan gas karbon
kan angka Romawi di belakang nama natrium. monoksida (CO) akan menghasilkan padatan besi
Kimia Kelas X 79
23. Jawaban: b Volume O2 untuk pembakaran C3H8
Asam adipat, HOOC(CH2)4COOH, digunakan
= × volume C3H8
dalam pembuatan nilon. Jika massa molarnya
146,26 g/mol, jumlah atom asam adipat dengan = 5x liter
massa 1,0 g sebesar 4,1 × 1021.
Volume O2 untuk pembakaran C4H10
Massa asam adipat = 1,0 g
Mr asam adipat = 146,26 g/mol
= × volume C4H10
mol asam adipat =
= × (10 – x) liter
= 6,84 · 10–3 mol
Jumlah atom asam adipat= mol × 6,02 × 1023 = 65 – 6,5 x liter
= 6,84 × 10–3 × 6,02
× 1023 Volume O2 untuk pembakaran C3H8 + Volume O2
= 4,1 × 1021 untuk pembakaran C4H10 = volume O2 murni.
24. Jawaban: d 5x + (65 – 6,5x) = 51
1,5x = 14
mol CuO = x = 9,33 liter
Volume C3H8 = 9,33 liter dan volume C4H10 =
= × + × (10 – 9,33) liter = 0,67 liter
= Jadi, kadar C4H10 dalam gas elpiji = × 100 %
×
+ ×
= 6,7 %.
=
= 0,2 mol 27. Jawaban: c
Massa kafein
mol Cu = × mol CuO = mol kafein × Mr kafein
= mol kafein × ((4 × Ar C) + (5 × Ar H) + (2 × Ar N)
= × 0,2 mol + (1 × ArO))
= 0,2 mol = 0,05 mol × ((4 × 12) + (5 × 1) + (2 × 14)
Massa Cu = mol Cu × Ar Cu + (1 × 16)) g/mol
= 0,2 mol × 63,5 gram/mol = 0,05 mol × (48 + 5 + 28 + 16) g/mol
= 12,7 gram = 0,05 mol × 97 g/mol
Jadi, massa Cu yang dihasilkan 12,7 gram. = 4,85 gram
25. Jawaban: d Jadi, massa kafein sebesar 4,85 gram.
Misal: massa total = 100 gram 28. Jawaban: d
massa X = 32 gram Volume O2 yang diperlukan
massa SO4 = (100 – 32) gram = 68 gram
Perbandingan mol X : SO4 dalam senyawa X2SO4 = × volume C2H6
= :
× + × = × 11,2 liter
= 39,2 liter (memungkinkan reaksi berlangsung)
=
: + ×
Volume CO2 = × volume C2H6
=
:
2Ar X = 45,176471 = × 11,2 liter
Ar X = 22,588 ≈ 23
= 22,4 liter
Jadi, X adalah unsur Na.
26. Jawaban: a mol CO2 =
!"
Persamaan reaksi pembakaran sebagai berikut.
!"
C3H8(g) + 5O2(g) → 3CO2(g) + 4H2O(g) =
!"
= 1 mol
2C4H10(g) + 13O2(g) → 8CO2(g) + 10H2O(g) Jumlah partikel CO2
Misal volume C3H8 = x liter = 1 × 6,02 × 1023
volume C4H10 = (10 – x) liter = 6,02 × 1023molekul.
mol KClO3 =
1,5 : 1,0 : 5,5
3 : 2 : 11
Jadi, rumus empiris katalis Co3Mo2Cl11.
=
= 0,5 mol 32. Jawaban: b
Misal massa kristal barium klorida = 100 gram
mol Cl2 = × mol KClO3 massa air = 14,75 gram
massa barium klorida = (100 – 14,75) gram
= 3 × 0,5 mol
= 85,25 gram
= 1,5 mol
Volume Cl2 diukur pada suhu dan tekanan yang BaCl2 · xH2O → BaCl2 + xH2O
sama dengan gas lain. *
mol BaCl2 =
# # *
=
$ $ & =
# ' = 0,408 mol
=
<
# ' mol H2O =
= <
VCl = 60 L =
2
Jadi, volume Cl2 sebesar 60 L. = 0,819 mol
30. Jawaban: e
*
=
Massa CxHyOz = 4,5 gram
< >
Massa C = 1,8 gram
Massa H = 0,3 gram =
>
Massa O = massa CxHyOz – (massa C + massa H) x=2
= 4,5 gram – (1,8 + 0,3) gram Jadi, rumus kristal barium klorida adalah
= 4,5 gram – 2,1 gram BaCl2 · 2H2O.
= 2,4 gram 33. Jawaban: e
Perbandingan mol C : H : O ?@Q"!\
mol CO2 pada tabung A =
^
=
: :
^
= 0,15 : 0,3 : 0,15 =
^
=1:2:1
= 1,5 mol
Jadi, rumus empirisnya adalah CH2O
Mr = (CH2O)n mol CO2 pada tabung B =
60 = 12n + 2n + 16n
60 = 30n =
_
n= 2
Rumus molekulnya C2H4O2 atau CH3COOH. =
31. Jawaban: e = 2,25 mol
Misal massa total = 100 g # #
Pada suhu dan tekanan yang sama: $ = $
Massa Co = 23,3 g, Mo = 25,3 g dan Cl = 51,4 g
Q`"q$
Q`"q$ *
mol Co = = 0,396 mol =
Q`"q$
Q`"q$ *
mol Mo = = 0,264 mol =
!"
Q`"q$ *
Volume CO2 pada tabung B = 19,2 liter.
Kimia Kelas X 81
34. Jawaban: c Pereaksi pembatas (pereaksi yang habis lebih
"!$
{$ dahulu) adalah HCl.
Mr asetaminofen =
"!$
{$ CaCO3 yang tersisa
= mol CaCO3 sisa × Mr CaCO3
=
= 0,01 mol × 100 gram/mol = 1 gram
= 151 g/mol Volume gas CO2 = mol CO2 × 22,4 liter/mol
a. C8H9NO = 0,01 mol × 22,4 liter/mol
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) + (1 × Ar N) = 0,224 liter
+ (1 × Ar O)
36. Jawaban: c
= (8 × 12) + (9 × 1) + (1 × 14) + (1 × 16)
= 96 + 9 + 14 + 16 |<
P= × 1 atm = 0,5 atm
= 135 g/mol
|<
b. C8H8NO2 V = 15 liter
R = 0,082 L atm/mol K
Mr = (8 × Ar C) + (8 × Ar H) + (1 × Ar N)
T = 27 + 273 = 300 K
+ (2 × Ar O)
P·V=n·R·T
= (8 × 12) + (8 × 1) + (1 × 14) + (2 × 16)
0,5 · 15 = n · 0,082 · 300
= 96 + 8 + 14 + 32
= 150 g/mol n= = 0,305 mol
c. C8H9NO2
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) + (1 × Ar N) Mr gas X =
+ (2 × Ar O)
= (8 × 12) + (9 × 1) + (1 × 14) + (2 × 16) =
= 96 + 9 + 14 + 32 = 43,97 gram/mol ≈ 44 gram/mol.
= 151 g/mol
37. Jawaban: d
d. C8H8N2O
Perbandingan volume = perbandingan koefisien
Mr = (8 × Ar C) + (8 × Ar H) + (2 × Ar N)
25NxOy → 50NO + 12,5O2
+ (1 × Ar O)
= (8 × 12) + (8 × 1) + (2 × 14) + (1 × 16) N = 25x = 50
= 96 + 8 + 28 + 16 x=2
= 148 g/mol O = 25y = 50 + 25
e. C8H9N2O 25y = 75
Mr = (8 × Ar C) + (9 × Ar H) +(2 × Ar N) y=3
+ (1 × Ar O) Jadi, rumus kimia oksida nitrogen tersebut adalah
= (8 × 12) + (9 × 1) + (2 × 14) + (1 × 16) N2O3.
= 96 + 9 + 28 + 16 38. Jawaban: c
= 149 g/mol
Jadi, rumus molekul asetaminofen adalah mol Al =
C8H9NO2.
=
35. Jawaban: d
mol HCl = volume HCl × molaritas HCl = 0,2 mol
= 200 mL × 0,1 M
= 20 mmol mol H2 = × mol Al
= 0,02 mol
= × 0,2
mol CaCO3 =
= 0,3 mol
= Volume H2 (STP) = n × 22,4 L
= 0,02 mol = 0,3 × 22,4 L
= 6,72 L
2HCl(aq) + CaCO3(s) → CaCl2(aq) + H2O(A) + CO2(g)
Mula-mula : 0,02 mol 0,02 mol – – – Jadi, volume gas (H2) yang dihasilkan adalah
Reaksi : 0,02 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 6,72 L.
–––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––
Sisa : – 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol 0,01 mol
40. Jawaban: b
> × 5. a. Ba3N2 = barium nitrida
76,3 % = !"!$ } × 100 % b. PbI2 = timbal(II) iodida
> × c. N2O5 = dinitrogen pentaoksida
76,3 % = × 100 %
d. NH3 = amonia
1.200x = 13.199,9 e. Al2S3 = aluminium sulfida
x = 10,99 ≈ 11
f. CF4 = karbon tetrafluorida
Jadi, jumlah atom karbon pada setiap molekul
vitamin K adalah 11. 6. a. Ca(s) + 2HCl(aq) → CaCl2(aq) + H2(g)
kalsium asam klorida kalsium klorida hidrogen
B. Uraian b. C2H5OH(aq) + 3O2(g) → 2CO2(g) + 3H2O(A)
etanol oksigen karbon dioksida air
1. Jumlah kulit elektron = 3, yaitu K, L, dan M.
Jumlah elektron valensi = 1, berarti 2 elektron *!
menempati kulit K, 8 elektron menempati kulit L, 7. a. mol Bi = *!
dan 1 elektron menempati kulit M. Jika jumlah
neutron = 12, jumlah elektron = 2 + 8 + 1 = 11,
=
maka nomor massa atau nukleusnya adalah 23
karena nomor massa = jumlah neutron + jumlah = 0,072 mol
elektron.
mol Bi(NO3)3 · 5H2O = × mol Bi
Jadi, unsur tersebut mempunyai nomor atom
11 dan nomor massa 23, sedangkan lambang
= × 0,072 mol
unsurnya adalah 2311X.
= 0,072 mol
2. Urutan titik didih dari yang paling tinggi yaitu: Massa Bi(NO3)3 × 5H2O
NaCl > HF > N2O > SO2 > C4H10
= mol Bi(NO3)3 × 5H2O × Mr Bi(NO3)3 · 5H2O
Alasan:
a. NaCl = merupakan senyawa ion yang memiliki = 0,072 mol × ((1 × Ar Bi) + (3 × Ar N)
kristal ionik yang besar dan kuat. + (14 × Ar O) + (10 × Ar H)) g/mol
b. HF = memiliki ikatan hidrogen yaitu ikatan = 0,072 mol × ((1 × 209) + (3 × 14)
yang terjadi antara atom yang sangat + (14 × 16) + (10 × 1)) g/mol
elektronegatif (N, O, dan F) dengan atom H. = 0,072 mol × (209 + 42 + 224 + 10) g/mol
c. N2O = merupakan senyawa kovalen polar yang = 0,072 mol × 485 g/mol
memiliki gaya antardipol. = 34,92 gram
d. SO2 = merupakan senyawa kovalen nonpolar Jadi, massa Bi(NO3)3 · 5H2O = 34,92 gram.
yang memiliki gaya London dan Mr sebesar
64.
Kimia Kelas X 83
Bijih hanya mengandung 2.000 bpj kalaverit
b. mol HNO3 = × mol Bi
=
× 100 %
=
× 0,072 mol
= 0,2 %
= 0,288 mol Bijih yang harus tersedia
Larutan mengandung 30% HNO3.
Massa larutan = × 10 kg
= × massa HNO3 = 5.000 kg
= 5 ton
= × mol HNO3 × Mr HNO3 Biji yang harus diolah sebanyak 5 ton.
10. a. WO3 + 3C ® 3CO + W
= × 0,288 mol × ((1 × Ar H) + (1 × Ar N)
Mr WO3 = 232 g/mol
+ (3 × Ar O)) g/mol
mol WO3 =
=
× 0,288 mol × ((1 × 1) + (1 × 14)
+ (3 × 16)) g/mol =
= 0,5 mol
= × 0,288 mol × 63 g/mol
= 60,48 gram mol C = × 0,5 mol
Jadi, massa larutan 30% asam nitrat yang
= 1,5 mol
dibutuhkan adalah 60,48 gram.
massa C = mol C × Ar C
8. Massa asam oksalat = 45 gram = 1,5 × 12
Volume larutan = 500 cm3 = 0,5 dm3 = 18 gram
Mr (COOH)2 = 90 g/mol Jadi, massa karbon yang diperlukan sebanyak
18 gram.
Konsentrasi (COOH)2 dalam g/dm3 = ` b. mol WO3 = mol W
= 90 g/dm3 = 0,5 mol
Konsentrasi (COOH)2 dalam mol/dm3 massa W = mol W × Ar W
= 0,5 × 184
=
× ` = 92 gram
= 1 mol/dm3. Jadi, wolfram yang diperoleh (maksimal)
Jadi, konsentrasi asam oksalat 1 mol/dm3. sebanyak 92 gram.
9. Kalaverit mengandung 40 % emas, artinya dalam
100 kg kalaverit terdapat 40 kg emas. Oleh karena
itu, untuk memperoleh 4 kg emas diperlukan
kalaverit sebanyak:
= × 100 kg
= 10 kg