NIM : 190302129
Kelas : Akuntansi B – Pagi
1) Aqidah
Komponen ajaran Islam yang mengatur tentang keyakinan atas keberadaan dan
kekuasaan Allah sehingga harus menjadi keimanan seorang muslim manakala
melakukan berbagai aktivitas dimuka bumi semata-mata untuk mendapatkan
keridlaan Allah sebagai khalifah yang mendapat amanah dari Allah.
2) Syariah
Komponen ajaran Islam yang mengatur tentang kehidupan seorang muslim baik
dalam bidang ibadah maupun dalam bidang muamalah
yang merupakan aktualisasi dari akidah yang menjadi keyakinannya.
Sedangkan muamalah sendiri meliputi berbagai bidang kehidupan antara lain yang
menyangkut ekonomi atau harta dan perniagaan disebut muamalah maliyah.
3) Akhlaq
Landasan perilaku dan kepribadian yang akan mencirikan dirinya sebagai seorang
muslim yang taat berdasarkan syariah dan aqidah yang menjadi pedoman
hidupnya sehingga disebut memiliki akhlaqul karimah
A. Ekonomi Konvensional
Cenderung pada dataran positif. Ekonomi dianggap independen terhadap norma nilai Teori,
model, kebijakan, dan masyarakat ekonomi yang dikembangkan berada dalam lingkup tradisi
materialisme. Cenderung menempatkan individualisme, merkantilisme, dan utilitarianisme
sebagai dasar penyusunan teori dan model ekonomi.
C. Pengertian Falah
Dunia : kelangsungan hidup, kebebasan berkeinginan, kekuatan dan kehormatan.
Akhirat : kelangsungan hidup abadi, kesejahteraan abadi, kemuliaan abadi.
Pilar Ekonomi Islam adalah moral. Setiap orang Islam perlu mewujudkan perilaku homo
Islami Artinya moral Islam menjadi pegangan pokok dari para pelaku ekonomi yg menjadi
panduan mereka untuk menentukan suatu kegiatan baik atau buruk sehingga perlu
dilaksanakan atau tidak.
Implikasi tauhid merupakan Ekonomi Islam bersifat transendental, peranan Allah dalam
seluruh aspek ekonomi menjadi mutlak.
Ekonomi dapat membawa kepada falah hanya jika ada basis kebijakan yang mendukung :
1. Penghapusan riba
2. Pelembagaan zakat
3. Penghapusan yang haram
4. Pelarangan gharar (penipuan)
Tiga sektor ekonomi Islam:
1. Pasar
2. Masyarakat
3. Negara
Dalam pasar Islami, didorong semangat persaingan dalam meraih kebaikan sekaligus
kerjasama dan tolong menolong dalam bingkai nilai dan moralitas Islam. Aktivitas pasar juga
harus mencerminkan persaingan yang sehat, jujur, terbuka, adil, sehingga harga yang tercipta
menjadi adil.
C. Keseimbangan Konsumen
Keterkaitan antar barang terdiri dari :
1. Komplemen :
a. Komplementaritas sempurna
b. Komplementaritas dekat
c. Komplementaritas jauh
2. Substitusi :
a. Substitusi sempurna
b. Substitusi dekat
c. Substitusi jauh
Islam melarang penggantian (substitusi) dari barang atau transaksi halal dengan barang atau
transaksi haram.
B. Karakteristik Iso-Mashlahah
a) Kurva iso-mashlahah menunjukkan kombinasi dua barang atau jasa yang memberikan
mashlahah yang sama.
b) Kurva iso-mashlahah berbentuk cembung dan mempunyai lekuk negatif.
c) Posisi kurva dan mashlahah ialah ketika konsumen melakukan kegiatan yang halal
dan thayyib, maka semakin tinggi frekwensi kegiatan, semakin tinggi pula mashlahah
yang diperoleh.
d) Tingkat substitusi semakin menurun.
F. Elastisitas Permintaan
1. Elastisitas :
a. Permintaan inelastis : E < 1.
b. Permintaan elastis uniter : E = 1
c. Permintaan elastis : E > 1
d. Permintaan inelastis sempurna : E = 0
e. Permintaan elastis sempurna : E = tak terbatas
2. Elastisitas Permintaan Konsumen Islami: nilai elastisitas yang dipunyai konsumen
yang mempedulikan mashlahah. Nilai ini direkomendasikan oleh ajaran Islam.
b) Menepati janji
c) Memenuhi takaran
e) Memuliakan prestasi
f) Mendorong ukhuwah antar sesama pelaku ekonomi
j) Berwawasan sosial
A) Permintaan
komplementer).
b. Pendapatan konsumen.
c. Selera konsumen.
d. Ekspektasi (pengharapan).
e. Mashlahah.
B) Penawaran
1. Mashlahah.
2. Keuntungan :
a. Harga barang.
b. Biaya produksi.
C. Keseimbangan Pasar
2. Perubahan keseimbangan :
a) Sisi permintaan.
b) Sisi penawaran.
a) Penyimpangan terstruktur
b) Penyimpangan tidak terstruktur
C. Peran Masyarakat
1. Menjaga kebutuhan ekonomi keluarga
2. Mengelola ZIS
3. Menyediakan pelayanan sosial
4. Pengelolaan waqf
B. Baitul Maal
1. Abu Bakar Siddiq
Banyak menangani cukai dan orang-orang yang tak mau membayar zakat.
2. Umar bin Khattab
Baitul maal, kepemilikan tanah, zakat dan ushr, sedekah untuk non-muslim, mata
uang, klasifikasi pendapatan negara, pengeluaran
3. Usman
Melanjutkan Umar, ditambah membangun sumber-sumber air, perkebunan, yang
semuanya menghasilkan uang.
4. Ali bin Abi Thalib
Seperti pendahulunya, ditambah pendistribusian baitul maal ke berbagai daerah