PENDAHULUAN
Alat pelindung diri merupakan cara terakhir yang harus dilakukan untuk
mencegah kecelakaan kerja apabila program pengendalian lain tidak mungkin
dilaksanakan, artinya untuk mencegah terjadnya kecelakaan kerja hendaknya
1
dianalisis sedemikian rupa sehingga sistem kerja tidak mendatangkan akibat
negatif terhadap para pekerja (Efendi, 2005:316).
Demikian juga lingkungan kerja bisa menjadi tempat kerja yang tidka
aman, sumpek terlalu penuh, penerangan dan ventilasinya tidak memadai sebgaian
juga dapat mengakibatkan terjadinya kecelkaan kerja. Selain itu, iklim psikologis
diantara pekerja juga bisa kurang baik, misalnya tidak ada interaksi yang saling
membantu diantar apara pekerja, tidak ada accountability dan responsibility para
pekerja terhadap keselamatan yang lain (Efendi. 2005:316).
2
Kerja, dan Lingkungan kerja terhadap terjadinya Kecelakaan kerja
Karyawan operasional bagian produksi di CV Afrindo”
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan diatas maka dapat ditentukan
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
3
4. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara simultan antara alat pelindung
diri, perilaku tenaga kerja, dan lingkungan kerja terhadap kecelakaan kerja
karyawan operasional bagian produksi di CV Afrindo Menganti Gresik.
4
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Sugiyo (2010:116) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada di populasi, misalnya karena keterbatasan
dana, tenaga dan waktu, maka penelitai dapat menggunakan sampel yang diambil
dari populasi tersebut.
5
tanpa memperhaikan strata yang ada dalam populasi itu. (Sugiyo 2010:118).
Ukuran sampel didasarkan pada kesalahan sampel 5% penelitian ini sampel yang
diambil adalah 55 dari table kretjcie.
6
Perilaku
Kecelakaa Alat
Tenaga Lingkungan
No Nama Bagian n Kerja Pelindung
Kerja Kerja (X3)
(Y) Diri (X1)
(X2)
1 Mariadi Bubut 12 10 14 12
2 Gofar Bubut 11 10 15 15
3 Bayu Bubut 11 11 15 12
4 Yoyok Bubut 11 12 14 15
5 Agung Bubut 11 13 17 17
6 Said Bubut 14 12 17 12
7 Nur Bubut 11 9 12 9
8 Faris Bubut 11 7 15 12
9 Didik Bubut 11 9 12 13
10 Samsudin Bubut 9 7 14 12
11 Wahyu Bubut 11 11 16 14
12 Aris Bubut 8 7 12 15
13 Bambang Bubut 9 9 12 16
14 Supri Bubut 9 10 16 14
15 Samsul Bubut 10 9 13 16
16 Anwar Plastic Inject 14 12 17 15
17 Dimas Plastic Inject 6 10 13 13
18 Wahab Plastic Inject 10 7 12 12
19 Edy Plastic Inject 5 5 13 14
20 Slamet Plastic Inject 9 11 14 8
21 Tedy Plastic Inject 9 9 18 13
22 Andre Plastic Inject 7 10 14 11
23 Iwan Plastic Inject 9 11 13 14
24 Hery Plastic Inject 8 7 11 11
25 Jumali Plastic Inject 8 9 10 16
26 Purwanto Plastic Inject 5 6 8 9
27 Restu Plastic Inject 10 5 14 12
28 Saini Plastic Inject 9 10 12 11
29 Sukri Plastic Inject 11 12 16 13
30 Deny Plastic Inject 8 10 12 14
31 Sugeng Milling 10 11 13 13
32 Ipan Milling 13 11 18 12
33 Harto Milling 9 12 13 14
34 Kusnan Milling 10 9 9 8
35 Minto Milling 10 10 14 15
36 Nur Ichsan Las 10 10 13 13
37 Wandi Las 7 5 9 10
38 Khoirul Las 9 6 13 15
39 Maksun Las 8 10 14 12
40 Jupri Las 8 8 14 8
41 Imron Las 8 7 11 14
42 suud Las 10 10 12 9
43 Samsir Las 9 8 11 11
44 Waras Las 11 11 14 12
45 Aan Las 8 7 10 8
46 Kusnadi Bor dan Grinding 14 12 18 7
47 Toni Bor dan Grinding 10 10 12 8
48 Eko Bor dan Grinding 9 8 13 12
49 Arifin Bor dan Grinding 10 8 12 12
50 Matraji Bor dan Grinding 13 11 17 76
51 Hadi Bor dan Grinding 10 10 10 11
52 Ilham Bor dan Grinding 9 11 14 11
53 Gufron Bor dan Grinding 10 7 14 11
2.3 Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda
dengan kecelakaan kerja karyawan (Y) sebagai variabel dependen. Variabel-
variabel independenya adalah alat pelindung diri (X1), Perilaku tenaga kerja (X2),
lingkungan kerja (X3).
Persamaan regresi yang diperoleh dari analisis data harus menghasilkan estimator
linier tidak terbatas atau bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),
sehingga dalam pengambilan keputusan hipotesis dalam uji f dan uji t tidak terjadi
bias. Untuk menghasilkan keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi beberapa
asumsi yaitu :
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier adala
kolerasi antara kesalahan penggangu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1 (sebelumnya) (Ghozali,2001). Bebrapa teknik yang dapat digunakan
untuk menguji autokolerasi antara lain. Durbin-Waston Test, Langranage
Mulplier, dan Metode Breusch-Godfrey.
8
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa nilai Durbin Watson 2,009 terletak
antara batas atas du (1.681) dan 4 – du (2,319), maka dapat disimpulkan tidak
terdapat autokorelasi pada model regresi ini.
Dari hasil pengolahan data diperoleh nilai tolerance value lebih besar dari
0,10 dan VIF lebih kecil dari 10, maka dapat disimpulkan bahwa model regresi
tidak terjadi multikolinearitas.
Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya heteroskedastisitas
adalah dengan grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat dan residualnya.
9
Jika ada titik-titik yang membentuk pola tertentu yang teratur maka
mengidentifikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang
jelas, serta titik menyebar diatas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak
terjadi heteroskedastisitas.
2.3.1.4
Uji
Normalitas
Data normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai beriku : jika data menyebar
disekitar garis diagonal dan mnegikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Berikut hasil uji normalitas yang dihasilkan dari
data yang ada dan sudah diolah
10
Uji Normalitas
Analisis ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel alat pelindung diri,
perilaku tenaga kerja dan lingkungan kerja berpengaruh terhadap kecelakaan
kerja.
11
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Toleranc
Model B Std. Error Beta t Sig. e VIF
1 (Constant 3.549 1.534 2.314 .025
)
X1 .389 .126 .384 3.084 .003 .703 1.423
X2 .337 .112 .378 3.017 .004 .691 1.448
X3 -.162 .086 -.200 -1.888 .065 .970 1.031
a. Dependent Variable: Y
Persamaan regresi linier berganda diatas dapat dijelskan sebagai berikut :
12
Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh dari seluruh variabel bebas yang terdiri dari alat pelingdung diri (X1),
perilaku tenaga kerja (X2) dan lingkungan kerja (X3) secara bersama-sama
terhadap variabel terikat yaitu kecelekaan kerja karyawan (Y).
Model Summaryb
Durbin-
Std. Error Watson
Mod R Adjusted of the
el R Square R Square Estimate
1. Dilihat dari hasil Adjusted R square = 0,413 dapat dikatakan bahwa perubahan
variabel dependen kecelakaan kerja karyawan (Y) sebesar 41,3 % terhadap
variabel Alat pelindung diri (X1). Perilaku tenaga kerja (X2), dan lingkungan
kerja (X3), sedangkan sisanya 58,7% disebabkan oleh faktor lain yang tidak
ada dalam model ini.
2. R square sebesar 0,445 dapat dikatakan bahwa perubahan variabel dependen
kecelkaan kerja sebesar 44,5% terhadap variabel alat pelingdung diri, perilaku
tenaga kerja, dan lingkungan kerja, sedangkan sisanya 55,4% disebabkan oleh
faktor lain yang tidak ada dalam model ini.
3. R = 0,667 artinya kuatnya hubungan antar variabel independen (X) bersama-
sama terhadap variabel (Y) yaitu 67%.
13
Hipotesis penelitian ini adlah ada pengaruh secara parsial dan simultan atau
bersama-sama variabel pelindung (X1), Perilaku tenaga kerja (X2), dan
lingkungan kerja (X3) terhadap kecelakaam kerja (Y). Pengujian hipotesis
dilakukan dengan teknik statistik uji t (parsial) dan uji F (Simultan).
Hasil Uji t
14
Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Uji F (simultan)
15
Sum of
Model Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 104.291 3 34.764 13.657 .000a
Residual 129.818 51 2.545
Total 234.109 54
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari hasil analisis data dan pembahasan dapat diambil simpulan sebgai berikut :
1. Faktor kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan outsourcing di PT. Rajasa putra Jayaperkasa. Artinya semakin baik
kepemimpinan yang dijalankan, maka kinerja karyawan akan semakin
meningkat.
2. Faktor kepuasan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja
karyawan outsourcing di PT, Rajasa putra Jayaprakasa. Artinya semakin tinggi
keuasan kerja yang diterima karyawan maka semakin tinggi kinerja karyawan.
3. Faktor motivasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan
outsourcing di PT. Rajasa putra Jayaprakasa. Artinya semakin tinggi motivasi
kerja karyawan, maka kinerjanya akan semakin meningkat.
4. Faktor kepemimpinan, kepuasan kerja dan motivasi secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja karyawan outsourcing di PT. Rajasa putra
Jayaprakasa.
5. Diantara faktor kepemimponan, kepuasaan kerja dan motivasi, faktor kepuasan
kerja mempunyai pengaruh dominan terhadap kinerja karyawan outsourcing di
PT. Rajasa putra Jayaprakasa.
17
3.2 Saran
Dari hasil penelitian, analisis data, pembahasan dan kesimpu;an yang telah
diambil, sehingga peneliti mengajukan saran sebgai berikut :
18
DAFTAR PUSTAKA
Aji Hermawan, 2015, Pengaruh Alat Pelindung Diri, Perilaku Tenaga Kerja,
dan Lingkungan Kerja Terhadap Kecelakaan Kerja Karyawan
Operasional Bagian Produksi Di CV Afrindo Menganti,
Gresik:Universitas Muhammadiyah Gresik
19