Anda di halaman 1dari 9

RESENSI BUKU FIKSI

GEMAR MEMBACA DAN MENULIS

(GAMIS)

Ditulis Oleh :

Dwi Muharromi

X MIPA 6

NIS 15562

SMA UNGGUL NEGERI 4 PALEMBANG

TAHUN AJARAN 2018/2019

1
MENJADI VOICE ACTOR ITU TIDAK MUDAH

Judul Buku : VOICE

Penulis : Ghyna Amanda Putri

Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama

Kota Terbit : Jakarta

Tahun Terbit : 2014

Jumlah Halaman : 189

Harga Buku : Rp20.000,-

Novel ini saya pilih karena cerita nya unik dan tema nya pun menarik dari semua
jenis tema novel yang sudah saya baca. Selain itu, karena memang saya sangat
menyukai hal-hal yang berbau dengan dunia tarik suara. Karena di novel ini saya jadi
tahu bahwa untuk mencari pekerjaan dimasa yang akan datang itu sangat susah,
terutama menjadi seorang voice actor yang sangat mengandalkan kuat lembut nya
suara untuk menghidupkan jiwa di suatu karakter dalam animasi.

Cerita ini berawal dari si tokoh utama bernama Kirana Putri yang memiliki suara
seperti laki-laki, padahal dia jelas cewek tulen. Kirana bekerja disalah satu
perusahaan telepon seluler swasta sebagai customer service dengan menyandang
gelar lulusan D3 Komunikasi. Suaralah satu-satunya modal Kirana. Ia tidak bisa
masuk kerja jika mendadak flu atau kehabisan suara karena batuk atau sakit
tenggorokan. Untungnya, sampai saat ini tidak pernah ada masalah itu. Satu-satunya

2
yang menjadi masalah bagi Kirana hanya jenis suaranya yang konon manly dan lebih
berat ketimbang suara perempuan pada umumnya.

Kirana yang baru menginjak usia 22 tahun hidup terpisah dari ayahnya karena
sang ayah memutuskan bercerai dan membentuk keluarga baru. Lintang, adik laki-
laki Kirana satu-satunya tinggal bersama ayah dan ibu tirinya sedangkan Kirana ikut
bersama sang bunda yang sebenarnya tinggal di luar kota, namun karena tidak begitu
dekat dengan ibu tiri serta keluarga baru ayahnya, Kirana memutuskan untuk indekos
saja di kota yang sama.

Kirana baru saja sampai di indekosnya saat ia melihat adiknya, Lintang tengah
duduk santai sambil memakan biskuit dan asyik memainkan remote televisi. Lintang
mampir ke indekos Kirana karena ingin memanfaatkan jaringan wi-fi yang dipasang
disana untuk download film anime season baru. Bukan hanya itu, namun juga
kehadirannya untuk menanyakan kepada Kirana bahwa apakah ia jadi pulang ke
rumah ayahnya untuk melanjutkan kuliahnya.

Kabar lainnya juga, Lintang bertanya kepada Kirana apakah ia tertarik menjadi
pengisi suara. Kebetulan, tetangganya, Indra atau bisa dibilang teman Kirana sejak
kecil itu sedang membutuhkan pengisi suara buat tugas akhir kuliahnya, yaitu
membuat game. Lintang menawarkan itu kepada kakaknya karena kembali lagi ke
suara Kirana yang mirip dengan suara laki-laki.

“Coba aja dulu, Mbak…” Lintang masih merayu Kirana dengan nada bicaranya
persis sekali sales panci yang suka berkeliling kompleks setiap sore. Lintang berkata
jika memang Kirana tertarik, nanti ia akan meminta Indra untuk kasih script-nya
terlebih dahulu dan Kirana bisa coba dengan beberapa tokoh, lalu direkam.

Kirana kini tengah berada dirumah ayahnya yang telah dibangun luas. Kirana juga
tercengang dengan keadaan kompleks yang sekarang dengan banyaknya
pembangunan yang membuat kompleks ini jauh lebih ramai dari dulu. Kirana merasa

3
canggung untuk tinggal kembali di rumahnya yang kini diisi dengan orang asing.
Bahkan, dari hasil pernikahan ayahnya itupun kini Kirana dan Lintang sudah punya
adik perempuan yang manis bernama Nadia. Sayang, hubungannya dengan ibu tiri
tidak juga melunak.

Sampai pada sore hari, Indra datang dan menemui Kirana perihal mengisi suara di
proyek game buatannya. Indra menjelaskan semua apa yang perlu diperhatikan oleh
Kirana saat nanti jika ia mau mengambil tawaran ini. Jadi, setelah negosiasi dan
pembacaan naskah, Kirana hanya perlu merekamnya saja sebagai sampel. Nanti kalau
sudah benar-benar cocok, baru mereka akan coba take vocal di studio supaya
kualitasnya lebih bagus.

Setelah beberapa kali bertemu, Kirana berhasil merekam sampel suaranya, dan
sesuai titah Indra, ia mengirimkan sampel tersebut melalui surat elektronik, atau biasa
disebut e-mail. Anehnya, balasan yang didapat bukan dari Indra atau studio tempat
mereka berencana akan take vocal, melainkan studio lain yang Kirana sendiri tidak
begitu kenal namanya. Mungkinkah Indra dan teman-temannya ganti studio?

Kirana tidak tahu kalau proyek game buatan Indra dan teman-temannya samapi
menyewa jasa produser serta koordinator studio segala. Apa sebenarnya ini bukan
sembarangan proyek? Kirana sebenarnya tidak punya dasar pengetahuan apa pun soal
industry game atau semacam itu. Maka dari itu, Kirana hanya diam sampai ia bertemu
dengan pemuda yang berpenampilan mencolok, rambut cokelat terang hasil di cat,
kulit putih dan mulus serta mata yang terlihat lebih sipit dari orang-orang yang
sedang ada disana.

Pemuda itu mengungkit-ungkit soal sampel suaranya yang tidak terdaftar, padahal
dari pengumuman yang ditampilkan melalui situs internet, sampel suaranya lah yang
dipakai. Kirana masih belum mengerti. Sampai serombongan orang memasuki
ruangan. Dua diantaranya berpakaian santai tapi formal berhenti didekat meja

4
resepsionis dan menemui pemuda tadi. Seorang perempuan dengan kemeja pendek
asisten dari laki-laki tadi membawa lembaran kertas di tangannya menengok kearah
Kirana.

Shimizu Akira atau biasa dipanggil Akira adalah cowok blasteran keturunan
Jepang yang sedang membuktikan kemampuannya di bidang voice acting. Ia
mengirimkan sampel suara untuk mengisi suara sebuah film animasi namun karena
ada sedikit salah paham di studio rekaman, ia malah dipertemukan dengan Kirana
Putri. Kirana yang memiliki karakter suara pria yang kuat terpilih sebagai pengisi
suara tokoh ‘Satria’ sekaligus menjadi lawan main Akira, yaitu ‘Putri Viona’ dalam
film animasi The Princess and The Raven.

Kirana yang masih baru dalam dunia voice acting menuntut dirinya untuk berlatih
keras bersama dengan voice actor lainnya yang sudah berpengalaman. Kirana berlatih
dan berlatih di studio Rahmana yang kini sedang terikat kontrak dengannya beberapa
bulan kedepan. Untuk mendalami peran, mereka harus membangun chemistry
diantara keduanya, sehingga mereka sepakat untuk bermain roleplay sehari-hari.

Selain Akira, film animasi berjudul The Princess and The Raven disuarai oleh
Nauval dan Mbak Alena. Kirana semakin mengenal dunia dibalik voice acting dan
proses penggarapannya selama berlatih. Dan nyatanya, menjadi seorang voice actor
tidak mudah. Hal ini dirasakan oleh Kirana setelah tiga minggu berlatih dan hasil
latihannya tidak memberikan hasil yang terbaik. Kirana yang merasa dirinya lemah
dan terus menyalahkan dirinya sendiri karena ketidakmampuannya melakoni peran
Satria malah membuat Kirana ingin mundur dari proses recording film animasi ini.

Akira hampir tak percaya apa yang didengarnya langsung dari mulut Kirana,
bahwa ia ingin mengundurkan diri dari proyek besar ini. Padahal, selama ini Kirana
lah satu-satunya rekan kerjanya yang sangat ia harapkan agar berlangsung lancarnya
proses film itu. Mungkin mudah saja bagi pihak studio untuk mencari pengganti

5
Kirana mengisi suara Satria, namun tak mudah untuk mendapatkan rekan kerja yang
dapat diajak bermain roleplay untuk membangun chemistry, pikir Akira.

Untuk itulah, Akira setiap hari, sejak Kirana tidak pernah lagi datang ke studio
untuk rekaman, ia datang kerumah Kirana untuk memberitahu bahwa minggu depan
akan dimulainya proses rekaman. Akira yang cendurung obsesif dan keras kepala
tetap juga pergi kerumah Kirana meskipun Kirana tetap dengan pendiriannya ingin
berhenti dari studio itu.

Hingga suata pagi, Akira datang kerumah Kirana dengan hari-hari sebelumnya ia
tak pernah lagi terlihat di depan pagar rumah Kirana. Akra datang dalam keadaan
sakit dan tergelatak lemah di dalam rumah Kirana yang membantunya merangkul
tubuhnya yang sejak tiba di depan rumah Kirana sudah jatuh terhuyung disamping
Kirana.

Akira kehilangan suaranya. Kirana merasa bahwa ini semua terjadi atas kesalahan
yang telah ia perbuat selama ini. Ia tahu, bahwa Akira sangatlah ingin menjadi
seorang seeiyu, atau voice actor dalam bahasa Jepang. Itu merupakan mimpi Akira
dari kecil yang sangat ia nanti-nanti. Namun sekarang? Akira rela mengubur dalam-
dalam mimpinya yang sangat ia dambakan itu demi membujuk dan merayu Kirana
untuk tetap bekerja sama dengannya di studio itu. Bahkan sampai rela kehilangan
suara, deminya. Kirana sangat merasa bersalah.

Sampai Akira mengajukan perjanjian kepada Kirana, bahwa jika suaranya nanti
akan kembali normal seperti biasanya, Kirana harus tetap melanjutkan perjanjiannya
dengan mengisi suara di film animasi yang mereka perankan. Namun, jika nanti suara
Akira tidak dapat kembali lagi, maka Akira akan ikut mengundurkan diri juga dari
studio itu, mengikuti Kirana. Awalnya Kirana ragu dan merasa bahwa ini hanyalah
akal-akalannya Akira untuk dapat menariknya kembali ke studio tersebut, tetapi

6
dibalik itu semua ia juga merasa bersalah kepada Akira jika memang benar-bnar
suaranya tidak akan kembali lagi. Kirana akhirnya setuju.

Hingga akhirnya Kirana mengetahui bahwa itu hanyalah kebohongan belaka dari
Akira. Dengan terpaksa, Kirana kembali lagi ke Studio Rahmana dengan menguatkan
dirinya bahwa semuanya akan berjalan dengan lancer sesuai dengan apa yang selama
ini Akira katakan kepadanya. Kini, Kirana hanya mengutuki kebodohan dirinya.

Namun, apa gunanya menyesali semua itu. Kini, Kirana hanya harus fokus pada
voice acting dan peran Satria nya. Kirana mulai percaya diri dan optimis bahwa ia
bisa menuntaskan film animasi itu, dengan semua latihannya selama ini dan dengan si
guru tutornya yang dulu sempat membuatnya ingin memndurkan diri, Mbak Alena.

Hari berganti hari dan telah usai pula proses recording film yang digarap oleh Pak
Ramdan itu. Premier animasi itu pun antusias ditonton dari berbagai kalangan usia di
bioskop. Nama Kirana, Akira dan voice actor lainnya melambung tinggi membuat
mereka sukses, termasuk Akira yang sukses menggapai mimpinya menjadi seiyuu
dan mengisi suara di salah satu animasi buatan studio ternama di negara asalnya,
Jepang.

Tak terkecuali Kirana. Kini ia juga tengah mendapatkan tawaran untuk mengisi
suara proyek game ternama di Bandung yang bekerja sama dengan sebuah
perusahaan ternama di Jepang. Hingga saat sesi take vocal, Kirana kembali bertemu
dengan Akira yang sejatinya juga ikut sesi tersebut, yang kemudian mereka kembali
menjadi partner kerja, seorang voice actor professional.

Keunggulan dari novel ini yaitu dari karakterisasinya, sebenarnya cukup seru.
Kirana dan Akira tentu menjadi magnet utama karena tertukarnya peran keduanya
dan upaya membangun chemistry demi menghidupkan tokoh Satria (Kirana) dan
Putri Viona (Akira) dalam proyek film animasi berjudul The Princess and The Raven

7
itu. Novel Voice ini pun mengangkat tema kaum muda yang berjuang meraih mimpi
dan menunjukkan jati diri tentang siapa mereka sebenarnya.

Kelemahan dari novel ini penggambaran karakter Kirana yang kurang percaya diri
membuat cerita ini sedikit terasa kurang. Alur cerita yang bergerak maju tapi terkesan
lambat. Konflik yang diangkat sebenarnya bagus tapi kurang diperluas. Sepertinya
penulis ingin menonjolkan pengembangan karakter setiap tokoh ketimbang konflik
cerita yang diangkat.

Seharusnya, setiap konflik seharusnya makin diperluas dan diperjelas, biar ada
kesan gemas dan gregetnya tersendiri oleh pembaca. Cerita yang terkesan monoton
karena hanya berupa tulisan saja, dan terdapat beberapa kata yang salah pengejaannya
seperti di hal. : ( 34, berkuncir, seharusnya berkucir (KBBI) ), ( 68, terbersit,
seharusnya terbesit ), ( 70, bagaimana pun, seharusnya bagaimanapun (disambung) )
dan lain sebagainya. Jika sedang mencari kisah anak muda yang tengah berjuang
meraih mimpi, Voice bisa menjadi bacaan yang tepat untuk waktu senggang yang
berharga.

Palembang, 10 Juni 2019

Disahkan,

Guru Pembimbing Resentator

Suherlin Setia Dewi Dwi Muharromi

NIP 197602182008012004

8
9

Anda mungkin juga menyukai