Anda di halaman 1dari 1

Moh.

Ryan Efansyah
X MIPA-3/17
Hikayat Turunan Sang Bima
Sumber : www.budaya.kampung-media.com/amp/2016/10/13/hikayat-turunan-sang-bima-15799

Jan Manjan namanya beranak tiga orang laki-laki, seseorang bernama Sang Yang Wisasa, Sang
Yang Wawunang dan Sang Yang Tunggal. Maka Sang yang Wisasa beranakan Dewi Ganti Nadzraja
namanya dan Sang Yang Tunggal itu beranakan Maharaja Dewanta namanya.
Maka Maharaja Dewanta memperistrikan Dewi Ganti Nadzraja, maka diperanakan empat
orang laki-laki, yaitu Sang Bima, Sang Arjuna, Sang Dewa dan Sang Kula. Sang Bima
memperistrikan naga pada Nisa Tonda, maka beranak seorang anak perempuan, ialah bernama
putri Tasik Indra Naga, maka diperistrikan lagi oleh ayahnya Sang Bima maka beranakan dua
orang laki-laki bernama Indra Komala Dan Indra Zamrut. Maka Indra Zamrut memperistrikan
peri Dewi Tain, maka beranak seorang peri lagi, maka diperistrikan lago oleh ayahnya Indra
Zamrut, maka beranakan tiga orang , dua laki-laki dan satu perempuan, dan seorang laki-laki
dibuang ke Giliraja dan yang seseorang memperistrikan saudaranya ialah yang naik kerajaan
Negeri Bima digelarkan Batara Bima oleh ayahnya Maharaja Indra Zamrut.
Maka Batara Bima beranak lima orang, seorang menjadi raja di Dompu dan seorang menjadi
Raja di Bolo, seorang duduk di Negeri Waki memegang Parafu Kini dan Parafu Kelipi, seorang
naik kerajaan di tanah Bima, tempat duduknya dalam Bata Perpinti, ialah memperistrikan
saudaranya, maka beranakan empat orang, dua laki-laki dua perempuan sama diperistrikan
saudaranya seorang yang tua daripada ketiganya itu menjadi wajirnya, tempat duduk pada Asi
Kelindi, seseorang naik kerajaan dalam tanah Bima, ialah yang pergi ke Maja Pait, tempat duduk
dalam Bata Candi. Maka ia pun beranak empat orang, seorang laki-laki bernama Nggampo Jawa,
ia naik kerajaan dalam Tanah Bima, ia membagikan segala tanah negeri akan bahagian jeneli
tureli dalam Negeri Bima dan diperistrikan lagi saudaranya, ia pun duduk pada Bata Baharu yang
dibuat orang Jawa tukang bernama Ajar Panuli, tetapi tiada ia beranak.
Kemudia janda Nggampo Jawa diteristrikan oleh dewa yang nyata di Sehuru maka beranak
seorang laki-laki. Maka diberbinikan seorang saudara oleh ibunya oleh anak dewa di Sehuru dan
yang seorang lagi diperistrikan oleh Mambora Ese Taja. Maka anak dewa di Sehuru
memperistrikan mak mudanya beranak dua orang, seorang laki-laki seorang perempuan. maka
dipersuamikan saudaranya itu, maka beranak tiga puluh orang, dua puluh orang laki-laki sepuluh
orang perempuan. Maka dalam dua puluh laki-laki itu adalah seorang namanya Nggampo Donggo
naik kerajaan dalam Negeri Bima, ialah memperanakan Mawa’a Ndapa. Maka Mawa’a Ndapa
beranakan Sarise dan Samara dan Sawo dan Manuru Sarise dengan segala saudaranya. Maka
Sawo beranakan Abdul Kahir yang empunya Taba Wadu yang menerima Agama Islam dalam
Negeri Bima serta segala saudaranya, pertama Bumi Luma Ka’e Madondo Banggi Likud an yang
empunya yang di pintu Masjid, ayahnya tureli Nggampo Abdurrahim dan yang empunya kubur di
Raba Dompu dan yang perempuan bunda Mangko dan Bunda mantau Lewi Sape dan La Kula dan
Waru La Hiba Anangguru Pabise, Demikian adanya.

Anda mungkin juga menyukai