Pada permainan sepak bola anda bisa perhatikan bagaimana seorang pemain
mengolah bola dengan kakinya. Seorang pemain profesional akan dengan mudah
mengontrol bola, kapan bola harus ditendang dan seberapa kecepatan yang dikehendaki.
Tentu harus banyak latihan agar pemain bola itu dapat mengatur saat menghendaki bola
dioper jauh, dekat, cepat atau lambat. Pemain bola itu harus mengatur berapa cepat kaki
mengayun dan berapa gaya yang harus diberikan pada bola.
Pada permainan ini bola menerima impuls karena kaki bertumbukan dengan
bola. Dalam fisika impuls didefinisikan sebagai perkalian antara gaya rata-rata dengan
lamanya tumbukan. Saat bola ditendang dengan kaki berkecepatan tinggi maka bisa
juga melaju cepat dan saat bola ditendang dengan kecepatan rendah maka bola juga
melaju dengan cepat. Tendangan antara kecepatan dengan massa bola tersebut ada
kaitannya dengan momentum. Dalam fisika momentum didefinisikan sebagai perkalian
antara massa benda dengan kecepatan geraknya.
Pada bab ini kita akan membahas bagaimana hubungan antara impuls dan
momentum dan hubungannya dengan tumbukan.
A. Impuls dan Momentum
Saat pemain biliar ingin memasukkan bola putih ia menggunakan bola lain
untuk memukul bola putih. Saat bola dipukul bola mengenai bola putih dan bola
putih bergerak lambat memasuki lubang. Berkurangnya kecepatan bola tersebut
karena berubah menjadi gaya untuk mengerakkan bola putih. Mengapa kecepatan
bola berubah, hal itu karena ada perubahan momentum pada bola.
Momentum didefinisikan sebagai perkalian antara massa benda dengan
kecepatannya. Momentum termasuk besarnya vektor karena mempunyai besar dan
arah. Sebagai contoh: peluru yang massanya kecil saat ditembakkan mempunyai
momentum yang besar dan mampu merobohkan seseorang yang massanya jauh
lebih besar tetapi diam
Secara matematis, persamaan momentum sebuah benda dapat ditulis
P = m.v
Dengan m = masa benda (kg)
V = kecepatan benda (m/s)
P = momentum (kg m/s)
Konsep tentang impuls terkait dengan hukum II Newton. Sebuah bola
yang mula-mula bergerak dengan kecepatan V1 setelah diberikan gaya
kepadanya kecepatan bola menjadi v2 setelah selang waktu t
t
F
=m. v v
t
F. t =m(v2-v1)
F. t =mv2-mv1
F. t =P2-P1
2- 1
F.t = P
Dimana
Maka
F.t = I
I=P
I = Implus
P= perubahan momentum
momentum truk
pm
pm
: pt
pt
= 4000 : 20000
:5
: pt =1
= mm. vm
= 200. 20
= 4000 kg m/s
= m,. vx
= 2000 . 10
=20000 kg m/s
4. Pada permainan soft ball, bola bermassa 200 gram dilempar ke depan dengan
kecepatan 10 m/s. Sesaat setelah dipukul dan bersentuhan dengan pemukul selama
0,1 sekon bola berbalik arah dengan kecepatan 20 m/s. Tentukan:
a. Impuls yang diberikan pemukul
b. Gaya rata-rata yang diberikan pemukul
Jawab:
Diketahui m
= 200 gr
= 0,2 kg
vi
= 10 m/s
t
= 0,15
= - 20 m/s (tanda - karena berbalik arah)
v2
a) Impuls = perubahan momentum
I
= m(v2-v1)
=0,2 (-20-10)
=0,20(-30)
=-60 kg/m/s
=-60 Ns
b) I
=F.t
I
F
=
t
- 60
F
=
0,1
F
= -600 N (tanda (-) menunjukkan bahwa arah gaya yang diberikan
berlawanan dengan arah kecepatan bola mula-mula)
Contoh saal A
1) Sebuah bola massanya 200 gram mula-mula diam kemudian ditendang dengan gaya
sebesar 100 N dan lamanya kaki menyentuh bola 0,1 sekon. Tentukan;
a) Impuls yang diberikan pada bola
b) Kecepatan bola sesaat setelah ditendang
2) Sebuah mobil massanya 1500 kg bergerak dengan kelajuan tetap 72 km/jam
menabrak pohon dipinggir jalan dan berhenti setelah 0,5 sekon. Tentukan gaya ratarata yang diberikan mobil pada pohon!
3) Pada permainan soft ball, bola datang mengenai pemukul dengan kelajuan 5 m/s dan
setelah dipukul bola menyentuh pemukul selama 2 m/s jika massa bola 200 gram
dan gaya yang diberikan pemukul yang arahnya melawan bola adalah 2000 N
tentukan kecepatan bola setelah dipukul!
B. Hukum Kekekatan Momentum
Dengan menggunakan mobil mainan anda dapat mengamati, bagaimana hukum
kekekalan momentum dijelaskan. Dua buah mobil mainan I dn II digerakkan dengan
arah berlawanan. Mobil I bermassa m1 dan bergerak dengan kecepatan v1 sedangkan
mobil bermassa m2 bergerak dengan kecepatan v 2 . Kemungkinan yang terjadi
setelah tumbukan
1) Mobil I berhenti dan mobii II terpental ke belakang, atau sebaliknya
2) Mobil I dan mobil II bergerak bersamaan dengan kecepatan sama.
3) Mobil I dan mabil II keduanya terpental ke belakang
4) Mobil I bergerak searah mobil II dengan kecepatan berkurang atau sebaliknya.
Peristiwa tumbukan di atas dapat dijelaskan dengan hukum aksi reaksi dari Newton
(hukum II Newton)
Sebelum tumbukan
F12
F21
VI
V2
V1
V21
saat tumbukan
= m1v11 + m2v21
= p11 + p21
= m1v11 + m2v21
Tumbukan sentral
P1 + P2
m1v1 + m2v2
m1v1 + m1v1
mi(v1 + V 1 1 )
= P21 + P21
= m1v11 + m2v21
= m2 v21 m2v2
= m2 (v21 v2)
Secara umum, dengan menurunkan rumus seperti lenting sempurna pada tumbukan
lenting sebagian berlaku persamaan
v11 v12
= -e dimana e adalah koefisien restitusi yang besarnya antara 0 dan 1,
v1 v 2
0 <e<1
Sedangkan hukum kekekalan momentum tetap berlaku
I
M I v1 + m2v2 = m1v1 + m 2 v 2
Contoh tentukan lenting sebagian adalah tumbukan sebuah bola yang jatuh ke lantai.
Dalam hal ini lantai sebagai benda kedua tetap diam sebelum dan sesudah tumbukan.
v1 v 2
e
v1 v 2
1
v1 0
e
v1 0
1
v1
e
v1
1
2ghi1
2gh 1
h1
h
e 2 atau 2 e 2
h1
h1
Jika tumbukan berulang kali dari h 1 , menjadi h 2 , h 3 , h3, hu dan seterusnya
e2=
e=
h2 h3 h4
h1 h 2 h 3
h
h2
h
3 4
h1
h2
h3
Diketahui : vA = 4 m/s
VB = 2 m/s
mA = 3 kg
mB = 5 kg
e =1
1
1
V VB
- A
1
VA VB
V VB
1
- A
42
-(VA1-VB1) = 2
VB1-VA1 = 2
VB1
= 2 + VA 1
Menurut hukum kekekalan momentum
mAvA + mBvB = mAvB1+mBvB1
3 . 4 + 5 . 2 = 3 . vA1+5(2+vA1)
12 + 10
= 3 vA1+10+5 vA1
12
= 8 vA1
VA1
= 1,5 m/s
1
Jadi vB1
VB 1
= 2+vA1
=3,5 m/s
mA = 2 kg
mB = 4 kg
vA = 10 m/s
vB = -4 m/s (tanda karena berlawanan dengan arah A)
a) Tumbukan lenting sempurna, e = 1
1
1
vA vB
e
vA vB
vA vB
1
10 4
-(vA1-vB1) =14
1
VB1 =14+vA1
Menurut hukum kekekalan momentum
mA v A + mB vB = mA vA1 + mB vB
2 . 10 + 4 (-4) = 2 . v + (14+v)
-52
= 6 VA1
1
VB
= -8,67 m/s
Jadi VB1 = (14-8,67) m/s, VB1 =5,33 m/s
b) Tumbukan lenting sebagian, e = 0,5
1
1
vA vB
0,5
10 4
-(vB1-vB1) =7
Va1
=7+VA1
Menurut hukum kekekalan momentum:
mA vA+mB vB = mA vA1 +mB vB1
2 . 10+4(-4) = 2 vA1 + 4(7+vA1)
-24
= 6 vA1
VA1
= -4 m/s
1
Jadi vB = (7 4) m/s, vB1 = 3 m/s
c) Tumbukan tidak lenting sama sekali
MAvA + mBvB = (mA + mB) v1
2 . 10 + 4 (-4) = (2+4) v1
4
= 6v1
V1
= 0,67 m/s (searah VA)
3) Sebuah balok bermassa 9,8 kg diam di atas lantai mendatar. Sebutir peluru
berkecepatan 100 m/s menumbuki balok sehingga peluru persarang dalam balok
itu. Jika massa peluru 200 gram, tentukan besarnya energi kinetik yang hilang
dalam tumbukan itu!
Jawab:
Diketahui m B
= 9,8 kg
mp = 200 gr = 0,2 kg
vB
=0
vp
=100 m/s
Saat terjadi tumbukan v B 1 = vp 1 = v1
Berlaku hukum kekekalan momentum
1
m B vB + m p v p
= (m B + m p ) v
9,8 . 0 + 0,2. 100 = (9,8 + 0,2) v1
20
=10 v1
V1
= 2 mls
Energi kinetik sebelum tumbukan
Ek = EkB + Ekp
1
mp vp2
Ek = 0 +
2
1
. 0,2 . 1002
Ek =
2
Ek = 1000 joule
Energi kinetik setelah tumbukan:
Ek1 = EkB1 + Ekp1
1
1
1 2
Ek1 =
m p (v1)2 +
mp ( V )
2
2
1
(m p + m p ) (v 1 ) 2
2
1
Ek1 =
(9,8 + 0,2) (2)2
2
Ek1 = 20 joule
Besar energi kinetik yang hilang
Ek
= Ek Ek1
Ek
= 1000 joule - 20 joule
Ek
= 980 joule
Ek1 =
4) Sebuah bola tenis massanya 20 gram dilepas tanpa keepatan awal dari ketinggian
h di atas lantai. Jika bola memantul dengan ketinggian pertama 4 meter dan
ketinggian kedua 2 meter. Tentukan berapakah tinggi h mula-mula?
Jawab:
Diketahui m
= 20 gr
h1
=4m
h2
=2m
h2
h1
Besarnya koefisien restitusi e =
h1
ho
h2
h1
h1
ho
2
4
4
ho
2 ho = 16
Ho = 8
Jadi h mula-mula 8 meter
5) Dua buah bola x dan y yang massanya sama, x bergerak dengan kecepatan 10 m/s
menumbuk y yang diam. Jika terjadi tumbukan lenting sempurna, berapakah
kecepatan bola x dan y setelah tumbukan?
Jawab:
Diketahui: my = m
vx = 10 m/s
vy = 0
e
=1
Dengan hukum kekekalan energi
vx 1 vy1
e
vx vy
vx 1 vy1
1
10 0
-(vx1-vy1) = 10
Vy1
= 10+vx1
Vy1
=0
Pada awal terbangnya, hampir semua energi dipakai utnuk memberikan energi
kinetik pada gas, sedikit sekali yang diterima roket, sehingga gerak roket relatif lambat:
Jika roket sudah memperoleh kecepatan relatif terhadap bumi yang sama dengan
kecepatan gas yang disemburkan maka saat gas meninggalkan roket kecepatan gas
relatif terhadap bumi adalah nol, jadi seluruh energi yang dihasilkan oleh gas diberikan
pada roket. Sehingga pendorong roket sangat mempengaruhi gerak roket.
Contoh lain dalam penerapan prinsip kerja roket yaitu balon udara yang diam
kemudian dilepas dengan membuka penutupnya, maka balon udara akan meluncur
karena adanya dorongan dari gas yang keluar dari balon.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
RANGKUMAN
Momentum sebuah partikel didefinisikan sebagai hasil kali massa dengan keepatan
partikel.
P = m.v
Impuls pada sebuah partikel merupkan perubahan momentum dari partikel tersebut.
Impuls didefinisakan sebagai hasil kali gaya rata-rata dengan lamanya tumbukan
oleh dua benda.
I = F. t
I = P
F. t = P
Hukum kekekalan momentum berlaku jika tidak ada gaya lain selain gaya interaksi,
menyatakan bahwa j umlah momentum sebelum dan sesudah tumbukan selalu tetap.
p = konstan
m1vl + m2V2 = m1vl + m2 V2 1
Pada tumbukan lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi kinetik dan
hukum kekekalan momentum.
1
1
1 12
1
mv12 +
mv22 =
mv212, merupakan persamaan pada hukum
+
mv1
2
2
2
2
kekekalan energi kinetik.
Pada tumbukan lenting sebagian dan tumbukan tidak lenting sama sekali, tidak
berlaku hukum kekekalan energi kinetik hanya berlaku hukum kekekalan
momentum.
Ukuran elastisitas sebuah tumbukan dinyatakan dengan koefisien restitusi (e) yang
didefinisikan sebagai perbandingan selisih kecepatan kedua benda sesudah
tumbukan dengan selisih kecepatan setelah tumbukan.
1
1
vA vB
e=vA vB
Untuk lenting sempurna 0 =1
Untuk lenting sebagian 0 < e < 1
Untuk tumbukan tidak lenting sama sekali e = 0 (terjadi saat vA1 = vB1) benda
bersatu setelah.tumbukan.