Anda di halaman 1dari 6

BAB lll

KONFRONTASI INDONESIA-MALAYSIA

A.17Konfrontasi Indonesia-Malaysia adalah sebuah perang mengenai masa depan


Malaya, Brunei,Sabah dan Sarawak yang terjadi antara Federasi Malaysia dan Indonesia
pada tahun 1962 hingga1966.Perang ini berawal dari keinginan Federasi Malaya lebih
dikenali sebagai Persekutuan Tanah Melayu pada tahun 1961 untuk menggabungkan
Brunei, Sabah dan Sarawak kedalam Federasi Malaysia yangtidak sesuai dengan
Persetujuan Manila oleh karena itu keinginan tersebut ditentang oleh PresidenSoekarno
yang menganggap pembentukan Federasi Malaysia sebagai "boneka Inggris"
merupakankolonialisme dan imperialisme dalam bentuk baru, serta dukungan terhadap
berbagai gangguankeamanan dalam negeri dan pemberontakan di Indonesia.Pelanggaran
perjanjian internasional konsep THE MACAPAGAL PLAN antara lain melalui perjanjian
Persetujuan Manila mengenai dekolonial isasi yang harus mengikut sertakan rakyatSarawak
dan Sabah.Pada 1961, Kalimantan dibagi menjadi empat administrasi:
1.Kalimantan
2.Brunei
3.Sarawak dan sabah

Pemerintah Indonesia pada saat itu menentang karena menurut PresidenSoekarno


pembentukan Federasi Malaysia merupakan sebagian dari rencana Inggris
untukmengamankan kekuasaanya di Asia Tenggara. Pembentukan Federasi Malaysia
dianggap sebagai proyek Neokolonialisme Inggris yang membahayakan revolusi Indonesia.
Oleh karena itu, berdirinya negara federasi Malaysia ditentang oleh pemerintah Indonesia.
Untuk meredakanketegangan di antara tiga negara tersebut kemudian diadakan Konferensi
Maphilindo (Malaysia,Philipina dan Indonesia) di Filipina pada tanggal 31 Juli-5 Agustus
1963. Hasil-hasil pertemuan puncak itu memberikan kesan bahwa ketiga kepala
pemerintahan berusaha mengadakan penyelesaian secara damai dan sebaik-baiknya
mengenai rencana pembentukan FederasiMalaysia yang menjadi sumber sengketa.
Konferensi Maphilindo menghasilkan tiga dokumen penting, yaitu Deklarasi Manila,
Persetujuan Manila dan Komunike Bersama. Inti pokok daritiga dokumen tersebut adalah
Indonesia dan Filipina menyambut baik pembentukan FederasiMalaysia jika rakyat
Kalimantan Utara menyetujui hal itu.

Berikut ini langkah-langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam pelaksanaan


konfrontasiterhadap Malaysia.

1.pada tanggal 17 September 1963, pemerintah Indonesia memutuskan hubungan


diplomatik antara kedua negara.

2. Pemerintah RI pada tanggal 2 September 1963 memutuskan hubungan ekonomi


dengan Malaya, Singapura, Serawak, dan Sabah.

3. Pada akhir tahun 1963, pemerintah Indonesia menyatakan dukungannya terhadap


perjuangan rakyat Kalimantan Utara dalam melawan Neokolonialisme Inggris.
B. Alasan Indonesia Keluar dari PBB

soal kedudukan PBB di Amerika Serikat. Bung Karno mengkritik, dalam suasana
perang dingin Amerika Serikat dan Uni Sovyet lengkap dengan perang urat syaraf
yang terjadi,maka tidak sepatutnya markas PBB justru berada di salah satu negara
pelaku perang dingin tersebut. PBB yang lahir pasca perang dunia kedua,
dimaksudkan untuk bisa menyelesaikan pertikaian antarnegara secara cepat dan
menentukan. Akan tetapi yang terjadi justru PBB selalu tegang dan lamban dalam
menyikapi konflik antar negara. Organisasi dan keanggotaan Dewan Keamanan
mencerminkan peta ekonomi, militer dan kekuatan tahun 1945, tidak mencerminkan
bangkitnya negara-negara sosialis serta munculnya perkembangan cepat kemerdekaan
negara-negara di Asia dan Afrika. soal sekretariat yang selalu dipegang kepala staf
berkebangsaan Amerika. Soekarno menganggap PBB keblinger dengan menolak
perwakilan Cina, sementara di Dewan Keamanan duduk Taiwan yang tidak diakui
oleh Indonesia. tidak adanya pembagian yang adil di antara personal PBB dalam
lembaga-lembaganya. Bekas ketua UNICEF adalah seorang Amerika. Ketua Dana
Khusus adalah Amerika. Badan Bantuan Teknik PBB diketuai orang Inggris. Bahkan
dalam persengketaan Asia seperti halnya pembentukan Malaysia, maka plebisit yang
gagal yang diselenggarakan PBB, diketuai orang Amerika bernama Michelmore.

C. Alasan Indonseia Masuk Kembali Menjadi Anggota PBB

Indonesia masuk menjadi anggota PBB pada 28 September 1950 dan menjadi anggota
resmi ke 60. Indonesia sempat keluar dari PBB, tepatnya Januari 1965 silam.
Indonesia keluar dari PBB karena Malaysia, musuh Indonesia saat itu menjadi dewan
keamanan PBB. Tetapi, pada tanggal 19 September 1966 Indonesia mengajukan
permohonan untuk kembali menjadi anggota PBB. Permohonan itu diterima pada 28
September 1966 dan Indonesia secara resmi. Kembali lagi menjadi anggota PBB.

D.Dwikora

Peristiwa Soekarno yang murka karena Sejak demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur,
ketika para demonstran menyerbu gedung KBRI, merobek-robek fotoSoekarno, membawa
lambang negara Garuda Pancasila ke hadapan Tunku Abdul Rahman Perdana Menteri
Malaysia saat itu dan memaksanya untuk menginjak Garuda.

*Isi dwikora

Dwikora merupakan kependakan dari Dwi Komando Rakyat. Dwikora ialah sebuah komando
Presiden Soekarno untuk melancarkan konfrontasi bersenjata kepada Malaysia dalam rangka
untuk menghadangnya agar tidak berdirinya Negara Malaysia. Komando ini dikemukakan
dalam sebuah pidato Presidan di hadapan apel besar sukarelawan di Jakarta pada tanggal 3
Mei 1964. Dan isi Dwikora tersebut adalah sebagai berikut:
1.Memperkuat ketahanan revolusi Indonesia.

2.Membantu perjuangan revolusioner rakyat Brunei, Serawak, Sabah, Singapura dan Malaya.

Tercetus Dwikora ini sebenarnya dipengaruhi oleh PKI dikarenakan mereka memiliki
peranan dalam pemerintahan yang memberikan pengaruh untuk membelokkan politik bebas
aktif ke dalam pengaruh RRC atau yang biasa dikenal sebagai Poros Jakarta-Beijing.

E.Tanggal-tanggal penting

8 Desember 1962 : Di Brunei, Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU) memberontak.


Mereka mencoba menangkap Sultan Brunei, ladang minyak dan sandera orang Eropa. Sultan
lolos dan meminta pertolongan Inggris. Dia menerima pasukan Inggris danbGurkha dari
Singapura.

16 Desember 1962 : Komando Timur Jauh Inggris (British Far Eastern Command)
mengklaim bahwa seluruh pusat pemberontakan utama telah diatasi.

20 Januari 1963 : Menteri Luar Negeri Indonesia, Soebandrio mengumumkan sikap


bermusuhan dengan Malaysia.

17 April 1963 : Pemimpin pemberontakan ditangkap dan pemberontakan berakhir.

27 Juli 1963 : Presiden Soekarno memproklamirkan Ganyang Malaysia.

16 September 1963 : Federasi Malaysia resmi dibentuk. Brunei menolak bergabung &
Singapura keluar dikemudian hari.

17 September 1963 : Demonstrasi anti-Indonesia di Kuala Lumpur.

3 Mei 1964 : Presiden Soekarno mengumumkan Dwikora.

Mei 1964 : Pasukan Indonesia mulai menyerang wilayah di Semenanjung Malaya. Dibentuk
Komando Siaga yang bertugas untuk mengkoordinir kegiatan perang terhadap Malaysia
(Operasi Dwikora). Komando ini kemudian berubah menjadi Komando Mandala Siaga
(Kolaga).

Agustus 1964 : Enam belas agen bersenjata Indonesia ditangkap di Johor. Aktivitas
Angkatan Bersenjata Indonesia di perbatasan juga meningkat. Tentera Laut DiRaja Malaysia
mengerahkan pasukannya untukmempertahankan Malaysia. Hanya sedikit saja yang
diturunkan dan harus bergantung pada pos perbatasan dan pengawasan unit komando. Misi
utama mereka adalah untuk mencegah masuknya pasukan Indonesia ke Malaysia. Sebagian
besar pihak yang terlibat konflik senjata dengan Indonesia adalah Inggris dan Australia,
terutama pasukan khusus mereka yaitu Special Air Service(SAS).

16 Agustus 1964 : Pasukan dari Rejimen Askar Melayu Diraja berhadapan dengan lima
puluh gerilyawan Indonesia.
17 Agustus 1964 : Pasukan terjun payung mendarat di pantai barat daya Johor dan mencoba
membentuk pasukan gerilya.

2 September 1964 : Pasukan terjun payung didaratkan di Labis, Johor.

29 Oktober 1964 : 52 tentara mendarat di Pontian di perbatasan Johor-Malaka dan


membunuh pasukan Resimen Askar Melayu DiRaja & Selandia Baru dan menumpas juga
Pasukan Gerak Umum Kepolisian Kerajaan Malaysia di Batu 20, Muar, Johor.

20 Januari 1965 : Indonesia menarik diri dari PBB.

Januari 1965: Australia setuju untuk mengirimkan pasukan ke Kalimantan setelah menerima
banyak permintaan dari Malaysia. Pasukan Australia menurunkan 3 Resimen Kerajaan
Australia dan Resimen Australian Special Air Service.

28 Juni 1965: Militer Indonesia menyeberangi perbatasan masuk ke timur Pulau Sebatik
dekat Tawau, Sabah dan berhadapan dengan Resimen Askar Melayu Di Raja dan Kepolisian
North Borneo Armed Constabulary.

1 Juli 1965: Militer Indonesia yang berkekuatan kurang lebih 5000 orang melabrak
pangkalan Angkatan Laut Malaysia di Semporna. Serangan dan pengepungan terus dilakukan
hingga 8 September namun gagal. Peristiwa ini dikenal dengan "Pengepungan 68 Hari" oleh
warga Malaysia.

Akhir 1965 : Jendral Soeharto memegang kekuasaan di Indonesia setelah berlangsungnya


G30S/PKI. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan Indonesia untuk meneruskan perang
dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun mereda.

28 Mei 1966: Di sebuah konferensi di Bangkok, Kerajaan Malaysia dan pemerintah


Indonesia mengumumkan penyelesaian konflik. Kekerasan berakhir bulan Juni, dan
perjanjian perdamaian ditandatangani pada 11 Agustus dan diresmikan dua hari kemudian.

F. Permasalah antara Indonesia dengan Malaysia

1. Rebutan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan

Sengketa bermula di tahun 1967 ketika dalam sebuah pertemuan, kedua negara menyadari
bahwa masing-masing memasukkan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan dalam wilayah kedua
negara. Kedua negara kemudian sepakat bahwa kedua pulau dalam keadaan status quo.
Pemerintah Indonesia marah ketika belakangan mengetahui bahwa Malaysia membangun
tempat peristirahatan di sana. Tahun 1998, sengketa dibawa ke Mahkamah Internasional.
Pada tahun 2002, Mahkamah Internasional memenangkan Malaysia.

2. Reog Ponorogo

Tahun 2007, warga Ponorogo, Jawa Timur marah ketika menyadari bahwa Tarian Barongan
yang dipamerkan di situs Kementerian Kebudayaan Malaysia ternyata mirip dengan kesenian
reog Ponorogo.
3. Lagu Rasa Sayange dari Maluku

Malaysia sempat mengklaim lagu Rasa Sayange, namun konflik tidak berlangsung lama.
Menteri Kebudayaan Malaysia Datuk Seri Rais Yatim mengakui bahwa lagu tersebut milik
Indonesia pada 11 November 2007.

4. Batik

Tahun 2009, Malaysia mengklaim batik sebagai kerajinan asli negaranya. Konflikini selesai
setelah UNESCO memberikan pengakuan atas batik Indonesia.

5. Tari Pendet dari Bali

Keributan kembali terjadi ketika Tari Pendet asal Bali muncul diiklan pariwisata Malaysia
pada Agustus 2009.

6. Rendang dari Sumatera Barat

Tahun 2012, mantan Wakil Menteri Pendidikan danKebudayaan Wiendu Nuryanti


mengatakan bahwa beberapa produk budaya asli Indonesiatercatat dalam Akta Warisan
Kebangsaan Malaysia, termasuk di antaranya adalah rendang,makanan asal Sumatera Barat.

7. Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan dari Sumatera Utara

KetikaMalaysia mengklaim Tarian Tor-Tor dan alat musik Gondang Sambilan, politikus
Partai Demokrat Ruhut Sitompul menyarankan untuk membom Malaysia.

8. Membangun mercusuar di Indonesia

Pemerintah Malaysia membangun mercusuar di perairan Tanjung Datuk, Kabupaten Sambas,


Kalimantan Barat di awal tahun kemarin. Setelah protes dari pemerintah Indonesia, Malaysia
akhirnya membongkar mercusuar tersebut padaOktober 2014.

9. Permasalahan TKI yang tak kunjung henti

Hubungan tegang antara kedua negara soal permasalahan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di
Malaysia sepertinya tak pernah berhenti.Berbagai kasus penyiksaan, upah tak dibayar, upah
kecil, tak ada hari libur membuat pemerintahIndonesia sempat menghentikan pengiriman TKI
selama dua tahun.

G. Akhir dari penyelesaian konfrontasi terhadap Malaysia

Menjelang akhir 1965, JenderalSoehartomemegang kekuasaan di Indonesia setelah


berlangsungnya Gerakan 30 September. Oleh karena konflik domestik ini, keinginan
Indonesiauntuk meneruskan perang dengan Malaysia menjadi berkurang dan peperangan pun
mereda.Pada28 Mei 1966di sebuah konferensi di Bangkok, meski diwarnai dengan keberatan
Sukarno (yangtidak lagi memegang kendali pemerintahan secara efektif), Kerajaan Malaysia
dan pemerintahIndonesia mengumumkan penyelesaian konflik dan normalisasi hubungan
antara kedua negara.Kekerasan berakhir bulan Juni, dan perjanjian perdamaian
ditandatangani pada11 Agustusdandiresmikan dua hari kemudian.

H. Tokoh Dalam Konfrontasi Indonesia Malaysia

✓Soeharto

✓Ah.nasution

✓Leonardus Benyamin Moerdani

✓Omar dhani

BAB lV

PENUTUP

1.1 KESIMPULAN

Berdasarkan apa yang sudah dijelaskan pada pembahasan, maka dapat dikemukakan
beberapakesimpulan, antara lain :

1. jangan mengakui ciptaan orang lain, selain itu melanggar hak cipta juga itu dilarang oleh
agama.

2.Masalah sebesar apapun dapat di atasi tanpa melalui pertikaian fisik.

1.2 SARAN

Tetap percaya kalau kita benar maka kita akan tetap benar, jangan pernah menyerahdalam
menegakan kebenaran.

Anda mungkin juga menyukai