Anda di halaman 1dari 31

PENGELOLAAN LIMBAH GAS

CORIE INDRIA PRASASTI


DEPT. KESEHATAN LINGKUNGAN
FKM UNAIR
DAMPAK PENCEMARAN PARTIKEL
Pada saat orang menarik nafas, udara yang
mengandung partikel akan terhirup ke dalam paru-paru.
Ukuran partikel (debu) yang masuk ke dalam paru-paru
akan menentukan letak penempelan atau pengendapan
partikel tersebut.
Partikel yang berukuran kurang dari 5 mikron akan
tertahan di saluran nafas bagian atas, sedangkan
partikel berukuran 3 sampai 5 mikron akan tertahan
pada saluran pernapasan bagian tengah.
Partikel yang berukuran lebih kecil, 1 sampai 3 mikron,
akan masuk ke dalam kantung udara paru-paru,
menempel pada alveoli. Partikel yang lebih kecil lagi,
kurang dari 1 mikron, akan ikut keluar saat nafas
dihembuskan.
Pneumoconiosis adalah penyakit saluran
pernapasan yang disebabkan oleh adanya partikel
(debu) yang masuk atau mengendap di dalam
paru-paru. Penyakit pnemokoniosis banyak
jenisnya, tergantung dari jenis partikel (debu) yang
masuk atau terhisap ke dalam paru-paru.
Beberapa jenis penyakit pneumoconiosis yang
banyak dijumpai di daerah yang memiliki banyak
kegiatan industri dan teknologi, yaitu Silikosis,
Asbestosis, Bisinosis, Antrakosis dan Beriliosis.
PENYAKIT SILIKOSIS
Penyakit Silikosis disebabkan oleh pencemaran debu
silika bebas, berupa SiO2, yang terhisap masuk ke
dalam paru-paru dan kemudian mengendap.
Debu silika bebas ini banyak terdapat di pabrik besi dan
baja, keramik, pengecoran beton, bengkel yang
mengerjakan besi (mengikir, menggerinda, dll). Selain
dari itu, debu silika juka banyak terdapat di tempat di
tempat penampang bijih besi, timah putih dan tambang
batubara. Pemakaian batubara sebagai bahan bakar
juga banyak menghasilkan debu silika bebas SiO2. Pada
saat dibakar, debu silika akan keluar dan terdispersi ke
udara bersama sama dengan partikel lainnya, seperti
debu alumina, oksida besi dan karbon dalam bentuk
abu.
Debu silika yang masuk ke dalam paru-paru akan
mengalami masa inkubasi sekitar 2 sampai 4 tahun. Masa
inkubasi ini akan lebih pendek, atau gejala penyakit
silicosis akan segera tampak, apabila konsentrasi silika di
udara cukup tinggi dan terhisap ke paru-paru dalam
jumlah banyak.
Penyakit silicosis ditandai dengan sesak nafas yang
disertai batuk-batuk. Batuk ii seringkali tidak disertai
dengan dahak. Pada silicosis tingkah sedang, gejala sesak
nafas yang disertai terlihat dan pada pemeriksaan
fototoraks kelainan paru-parunya mudah sekali diamati.
Bila penyakit silicosis sudah berat maka sesak nafas akan
semakin parah dan kemudian diikuti dengan hipertropi
jantung sebelah kanan yang akan mengakibatkan
kegagalan kerja jantung.
Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan secara berkala
bagi pekerja akan sangat membantu pencegahan dan
penanggulangan penyakit-penyakit akibat kerja.
Undang-Undang No. 23 tahun 1997
Tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup

Kebijakan dalam Pengendalian Pencemaran


Mengamanatkan bahwa setiap orang berkewajiban memelihara
kelestarian fungsi lingkungan hidup serta mencegah dan menanggulangi
pencemaran dan perusakan lingkungan hidup --- pasal 6 ayat (1)
Untuk menjamin pelestarian fungsi lingkungan hidup, setiap usaha
dan/atau kegiatan dilarang melanggar baku mutu dan kriteria baku
kerusakan lingkungan hidup-- pasal 14 ayat (1)
Setiap penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan wajib melakukan
pengelolaan limbah hasil usaha dan/atau kegiatan ---- pasal 16 ayat (1)
Peraturan Pemerintah No: 41 Tahun 1999
tentang Pengendalian Pencemaran Udara
Ketentuan Umum:
1. Pencemaran udara masuknya atau dimasukkannya zat, energi, dan/atau
komponen lain ke dalam udara ambien oleh kegiatan manusia, sehingga
mutu udara ambien turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan
udara ambien tidak dapat memenuhi fungsinya.
2. Pengendalian pencemaran udara adalah upaya pencegahan dan/atau
penanggulangan pencemaran udara serta pemulihan mutu udara.
3. Udara ambien adalah udara bebas dipermukaan bumi pada lapisan
troposfir yang berada didalam wilayah yurisdiksi Republik Indonesia
yang dibutuhkan dan mempengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup
dan unsur lingkungan hidup lainnya.
lanjutan
4. Perlindungan mutu udara ambien adalah upaya yang dilakukan agar udara
ambien dapat memenuhi fungsi sebagaimana mestinya.
5. Baku mutu emisi sumber tidak bergerak adalah kadar maksimum dan/atau
beban emisi maksimum yang diperbolehkan masuk atau dimasukkan
kedalam udara ambien.
6. Emisi adalah zat, energi dan/atau komponen lain yang dihasilkan dari
suatu kegiatan yang masuk dan/atau dimasukkannya kedalam udara
ambien yang mempunyai dan/atau tidak mempunyai potensi sebagai
unsur pencemar.
7. Sumber emisi adalah setiap usaha dan/atau kegiatan yang
mengeluarkan emisi dari sumber bergerak, sumber bergerak spesifik,
sumber tidak bergerak maupun sumber tidak bergerak spesifik.
lanjutan

8. Pengendalian pencemaran udara meliputi


pencegahan dan penanggulangan
pencemaran, serta pemulihan mutu udara
dengan melakukan inventarisasi mutu
udara ambien, pencegahan sumber
pencemar, baik dari sumber bergerak
maupun sumber tidak bergerak termasuk
sumber gangguan serta penanggulangan
keadaan darurat. pasal 16
PERSYARATAN CEROBONG :

Tinggi : 2 2,5 kali tinggi bangunan sekitar, konsentrasi


zat pencemar dpt dikurangi dengan menggunakan
cerobong tinggi
Kecepatan aliran gas dari cerobong > 20 m/det
Warna mencolok agar mudah terlihat
Dilengkapi pelat penahan angin yang melingkari cerobong
secara memanjang ke arah ujung atas
Puncak cerobong sebaiknya terbuka, bila perlu penutup
agar berbentuk segitiga terbalik (terbuka ketas)
Setiap cerobong diberi nomor dan dicantumkan dalam
denah industri
Pemantauan
Kualitas
Udara
Cerobong incenerator
pengolah Limbah B3
Pemantauan Kualitas Udara
Insinerator
Baku mutu : Kep Ka Bapedal No.
3 Tahun 1995
Peralatan Pengendalian Pencemaran Udara
(mengurangi emisi dari partikulat dan gas)

Mekanisme pengendalian :
- Partikulat : secara fisik (penyaringan, perbedaan
medan magnet, penangkapan, dll)
- Gas : secara kimiawi (pelarutan, penyerapan, dll)

Faktor pertimbangan pemilihan


Jenis proses produksi yang akan dikendalikan
Beban dan konsentrasi outlet yang diperlukan
Kelembaban dan temperatur inlet
Jenis partikulat yang akan dikumpulkan
Konsentrasi debu pada inlet
Volume inlet
Jenis Peralatan PPU

ELECTROSTATIC PRECIPITATOR (EP)

SEPARATOR (SIKLON)

WET SCRUBBER

FABRIC FILTER (BAGHOUSES)


Electrostatic Precipitator (EP)
Bekerja berdasarkan medan listrik yang terjadi
sebagai akibat dari perbedaan muatan listrik.
Keuntungan :
Memiliki penurunan tekanan yang
konstan dan kinerja bervariasi.
Kerugian :
Menghasilkan efisiensi yang sangat
Biaya kapital tinggi.
tinggi, walaupun untuk partikulat
Tdk dpt menangani
yang sangat kecil.
polusi gas.
Tahan terhadap kehilangan tekanan.
Perlu tempat yang
Dapat beradaptasi untuk suatu
luas dalam instalasi.
kondisi yang ekstrim seperti
temperatur yang berfluktuasi secara
ekstrim.
Perawatan relatif mudah.
Electrostatic Precipirator
APLIKASI EP

Boiler batu bara


Peleburan logam

Industri semen

Boiler biomas (ampas tebu, cangkang sawit,


dsb)
Incenerator

Boiler bahan bakar residu


Siklon
Bekerja berdasarkan gaya centrifugal dimana udara
yang masuk secara tangensial
Keuntungan :
harganya cukup murah,
tidak banyak bagian-bagian yang berputar, dan
dapat digunakan dalam segala kondisi suhu operasi.
Kerugian :
Hanya untuk ukuran partikel tertentu (relatip besar);
Baku mutu konsentrasi partikulat yang telah
ditetapkan oleh Pemerintah tidak dapat dipenuhi hanya
dgn menggunakan siklon karena effisiensi 65 % untuk
diameter partikel 40 micron Cyclone Spray
Chamber
Siklon
Cyclone spray chamber
Scrubber Partikulat

Scrubber dianggap sebagai alat penangkap


partikulat dengan sistim basah.
Alat ini mengumpulkan partikulat melalui kontak
langsung dengan cairan (air).
Banyak sekali desain scrubber yang ada di
pasaran, jenisnya kebanyakan diklasifikasikan
berdasarkan cairan yang digunakan untuk
memisahkan partikulat dengan udaranya.
Fabric Filter

Fabric filter berdasarkan teknik


pembersihaannya dapat dibagi menjadi
tiga tipe, yaitu :

reverse-air,
shaker dan
pulse-jet.
Keuntungan :
Efisiensinya cukup tinggi untuk partikulat yang kecil.
Dapat dioperasikan pd kondisi partikulat berbeda-beda.
Dapat dioperasikan dlm volume alir yang berbeda-beda.
Kehilangan tekanan relatip rendah.

Kerugiannya:
Memerlukan lantai yang luas.
Material fabrics dapat rusak bila beroperasi pada suhu
yang tinggi, dan juga korosi.
Tidak dapat beroperasi pada keadaan basah (moist).
Kadang-kadang dapat terbakar atau meledak.
Shaker baghouse
Pulse jet baghouse
KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH DALAM PENGENDALIAN
PENCEMARAN UDARA

Mendorong kebijaksanaan energi dalam penggunaan bahan bakar yang lebih


bersih bagi lingkungan hidup;
Mengembangkan tekhnologi bersih dalam proses industri yang terencana;
Mengembangkan penaatan lingkungan hidup bagi kegiatan pembangunan yang
potensial pencemar udara;
Menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat.
PROGRAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
KOTA SURABAYA

Program pemantauan kualitas lingkungan


Program pengendalian emisi dari sumber bergerak dan tidak
bergerak
Program pemanfaatan bahan bakar altrernatif bahan bakar gas
(BBG)
Program penghijauan kota ruang terbuka hijau
Program pengelolaan transportasi
Raperda pengendalian pencemaran udara
Program satu jiwa satu pohon (SAJI SAPO)
Penyediaan kawasan non motorise transport
Time shift (pembagian waktu jam masuk sekolah 06.30 WIB
sedangkan masuk kerja 07.30 WIB)
Program GSP

Anda mungkin juga menyukai