Anda di halaman 1dari 36

Trauma muskuloskeletal

Nama kelompok
1. Anggun nita wati
2. Della delianty
3. Lisa oktaviani
4. Maryaenah
5. Nurmalia dwi astuti

Dosen pembimbing : Bapak bangun


wijanarko
Sistem Muskuloskeletal
Kerangka merupakan dasar bentuk tubuh sebagai
tempat melekatnya otot-otot, pelindung organ tubuh
yang lunak, penentuan tinggi, pengganti sel-sel yang
rusak, memberikan sistem sambungan untuk gerak
pengendali, dan untuk menyerap reaksi dari gaya serta
beban kejut. Rangka manusia terdiri dari tulang-tulang
yang menyokong tubuh manusia yang terdiri atas tulang
tengkorak, tulang badan, dan tulang anggota gerak.
Fungsi sistem muskuloskeletal
Fungsi utama sistem muskuloskeletal adalah untuk
mendukung dan melindungi tubuh dan organ-organnya
serta untuk melakukan gerak. Agar seluruh tubuh dapat
berfungsi dengan normal, masing-masing substruktur
harus berfungsi dengan normal. Enam substruktur
utama pembentuk sistem muskuloskeletal antara lain:
tendon, ligamen, fascia (pembungkus), kartilago, tulang
sendi dan otot).
Struktur Tulang Belakang
a) Tulang belakang cervical
b) Tulang belakang thorax
c) Tulang belakang lumbal
d) Tulang sacrum
e) Tulang belakang coccyx
Trauma Muskuloskeletal
Trauma merupakan suatu cedera atau rupadaksa
yang dapat mencederai fisik maupun psikis.
Trauma jaringan lunak muskuloskeletal dapat
berupa vulnus (luka), perdarahan, memar
(kontusio), regangan atau robekan parsial
(sprain), putus atau robekan (avulsi atau rupture),
gangguan pembuluh darah dan gangguan saraf.
Mekanisme trauma
1) Direct injury
Dimana terjadi fraktur pada saat tulang berbenturan langsung
dengan benda keras seperti dashboard atau bumper mobil.
2) Indirect injury
Terjadi fraktur atau dislokasi karena tulang mengalami
benturan yang tidak langsung seperti frkatur pelpis yang
disebabkan oleh lutut membentur dashboard mobil pada saat
terjadi tabrakan.
3) Twisting injury
Menyebabkan fraktur, sprain, dan dislokasi, biasa terjadi pada
pemain sepak bola dan pemain sky, yaitu bagian distal kaki
tertinggal ketika seseorang menahan kaki ke tanah sementara
kekuatan bagian proksimal kaki meningkat sehingga
kekuatan yang dihasilkan menyebabkan fraktur.
4) Powerfull muscle contraction
Seperti terjadinya kejang pada tetanus yang mungkin bisa
merobek otot dari tulang atau bisa juga membuat fraktur.
5) Fatique fracture
Disebabkan oleh penekanan yang berulang-ulang dan
umumnya terjadi pada telapak kaki setelah berjalan terlalu
lama atau berjalan dengan jarak yang sangat jauh.
6) Pathologic fracture
Dapat dilihat pada pasien dengan penyakit kelemahan
pada tulang seperti kanker yang sudah metastase.
Penilaian Awal Trauma Muskuloskeletal
Penderita trauma/multitrauma memerlukan penilaian dan
pengelolaan yang cepat dan tepat untuk menyelamatkan jiwa
penderita. Waktu berperan sangat penting, oleh karena itu
diperlukan cara yang mudah, cepat dan tepat. Proses awal ini
dikenal dengan Initial assessment (penilaian awal).
Penilaian awal meliputi:
a. Persiapan
b. Triase
c. Primary survey (ABCDE)
d. Resusitasi
e. Secondary survey
Persiapan
 Fase Pra-Rumah Sakit
a) Koordinasi yang baik antara dokter di rumah
sakit dan petugas lapangan.
b) Sebaiknya terdapat pemberitahuan terhadap
rumah sakit sebelum penderita mulai diangkut dari
tempat kejadian.
c) Pengumpulan keterangan yang akan
dibutuhkan di rumah sakit seperti waktu kejadian,
sebab kejadian, mekanisme kejadian dan riwayat
penderita.
 Fase Rumah Sakit
a) Perencanaan sebelum penderita tiba.
b) Perlengkapan airway sudah dipersiapkan,
dicoba dan diletakkan di tempat yang
mudah dijangkau.
c) Cairan kristaloid yang sudah dihangatkan,
disiapkan dan diletakkan pada tempat
yang mudah dijangkau.
d) Pemberitahuan terhadap tenaga
laboratorium dan radiologi apabila
sewaktu-waktu dibutuhkan.
e) Pemakaian alat-alat proteksi diri.
Triase
1) Multiple Casualties
Jumlah penderita dan beratnya trauma tidak melampaui
kemampuan rumah sakit. Penderita dengan masalah yang
mengancam jiwa dan multi trauma akan mendapatkan prioritas
penanganan lebih dahulu.

2) Mass Casualties
Jumlah penderita dan beratnya trauma melampaui kemampuan
rumah sakit. Penderita dengan kemungkinan survival yang
terbesar dan membutuhkan waktu, perlengkapan dan tenaga
yang paling sedikit akan mendapatkan prioritas penanganan
lebih dahulu.
Primary Survey
1) Airway dengan kontrol servikal
a) Penilaian
-Mengenal patensi airway ( inspeksi, auskultasi, palpasi).
-Penilaian secara cepat dan tepat akan adanya obstruksi.
b) Pengelolaan airway
-Lakukan chin lift dan atau jaw thrust dengan kontrol servikal in-line
immobilisasi.
-Bersihkan airway dari benda asing bila perlu suctioning dengan alat
yang rigid.
-Pasang pipa nasofaringeal atau orofaringeal.
-Pasang airway definitif sesuai indikasi.
c) Fiksasi leher
d) Anggaplah bahwa terdapat kemungkinan fraktur servikal pada setiap
penderita multi trauma, terlebih bila ada gangguan kesadaran atau
perlukaan diatas klavikula.
e) Evaluasi
2) Breathing dan Ventilasi-Oksigenasi
a) Penilaian
-Buka leher dan dada penderita, dengan tetap memperhatikan
kontrol servikal in-line immobilisasi.
-Tentukan laju dan dalamnya pernapasan.
-Inspeksi dan palpasi leher dan thoraks untuk mengenali
kemungkinan terdapat deviasi trakhea, ekspansi thoraks
simetris atau tidak, pemakaian otot-otot tambahan dan tanda-
tanda cedera lainnya.
-Perkusi thoraks untuk menentukan redup atau hipersonor.
-Auskultasi thoraks bilateral.
b) Pengelolaan
-Pemberian oksigen konsentrasi tinggi ( non rebreather mask
11-12 liter/menit).
-Ventilasi dengan Bag Valve Mask.
-Menghilangkan tension pneumothorax.
-Menutup open pneumothorax.
-Memasang pulse oxymeter.
c) Evaluasi
3) Circulation Dengan Kontrol Perdarahan
a) Penilaian
-Mengetahui sumber perdarahan eksternal yang fatal.
-Mengetahui sumber perdarahan internal.
-Periksa nadi: kecepatan, kualitas, keteraturan, pulsus paradoksus.
Tidak diketemukannya pulsasi dari arteri besar merupakan
pertanda diperlukannya resusitasi masif segera.
-Periksa warna kulit, kenali tanda-tanda sianosis.
-Periksa tekanan darah.
b) Pengelolaan
-Penekanan langsung pada sumber perdarahan eksternal
-Kenali perdarahan internal, kebutuhan untuk intervensi bedah serta
konsultasi pada ahli bedah.
-Pasang kateter IV 2 jalur ukuran besar sekaligus mengambil sampel
darah untuk pemeriksaan rutin, kimia darah, tes kehamilan (pada
wanita usia subur), golongan darah dan cross-match serta
Analisis Gas Darah (BGA).
-Beri cairan kristaloid yang sudah dihangatkan dengan tetesan cepat.
-Pasang PSAG/bidai pneumatik untuk kontrol perdarahan pada
pasien-pasien fraktur pelvis yang mengancam nyawa.
-Cegah hipotermia.
c) Evaluasi
4) Disability
a) Tentukan tingkat kesadaran memakai skor
GCS/PTS
b) Nilai pupil: besarnya, isokor atau tidak, reflek
cahaya dan awasi tanda-tanda lateralisasi.
c) Evaluasi dan Re-evaluasi aiway, oksigenasi,
ventilasi dan circulation.
5) Exposure/Environment
a) Buka pakaian penderita.
b) Cegah hipotermia: beri selimut hangat dan
tempatkan pada ruangan yang cukup hangat.
Resusitasi
1) Re-evaluasi ABCDE
2) Dosis awal pemberian cairan kristaloid adalah 1000-2000 ml
pada dewasa dan 20 mL/kg pada anak dengan tetesan
cepat.
3) Evaluasi resusitasi cairan
a) Nilailah respon penderita terhadap pemberian cairan awal.
b) Nilai perfusi organ ( nadi, warna kulit, kesadaran dan
produksi urin ) serta awasi tanda-tanda syok.
4) Pemberian cairan selanjutnya berdasarkan respon terhadap
pemberian cairan awal.
a) Respon cepat
-Pemberian cairan diperlambat sampai kecepatan maintenance.
-Tidak ada indikasi bolus cairan tambahan yang lain atau
pemberian darah.
-Pemeriksaan darah dan cross-match tetap dikerjakan.
-Konsultasikan pada ahli bedah karena intervensi operatif
mungkin masih diperlukan.
Lanjutan...
b) Respon Sementara
- Pemberian cairan tetap dilanjutkan, ditambah
dengan pemberian darah.
- Respon terhadap pemberian darah menentukan
tindakan operatif.
- Konsultasikan pada ahli bedah.
c) Tanpa respon
-Konsultasikan pada ahli bedah.
-Perlu tindakan operatif sangat segera.
-Waspadai kemungkinan syok non hemoragik
seperti tamponade jantung atau kontusio miokard.
-Pemasangan CVP dapat membedakan keduanya.
FRAKTUR
Fraktur adalah setiap retak atau patah pada
tulang yang utuh. Kebanyakan fraktur
disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan
yang berlebihan pada tulang, baik berupa trauma
langsung dan trauma tidak langsung (Helmi ZN.
2011).
Etiologi
a. Fraktur terjadi karena tekanan yang menimpa
tulang kebih besar daripada daya tulang akibar
trauma.
b. Fraktur karena penyakit tulang seperti Tumor
Osteoporosis yang disebut Fraktur Patologis.
c. Fraktur Stress/ Fatique (akibat dari
penggunaan tulang yang berulang-ulang).
Tanda dan Gejala Fraktur
Gejala yang paling umum pada fraktur adalah rasa nyeri
yang terlokalisir pada bagian fraktur. Biasanya pasien
mengatakan ada yang menggigitnya atau merasakan ada
tulang yang patah.
Jenis Fraktur
a. Fraktur Tertutup (Simple
Fracture)
b. Fraktur Terbuka
(Compound Fracture)
Tipe Fraktur

a. Fraktur Trasversal
b. Fraktur Greenstick
c. Fraktur Spiral
d. Fraktur Oblique
e. Fraktur Comminuted
Prinsip Penatalaksanaan Fraktur
a. Penatalaksanaan Fraktur
•Stabilkan jalan napas.
•Kontrol perdarahan.
•Tutup sucking chest wound (luka terbuka pada dada).
•Resusitasi cairan.
•Jika ada fraktur terbuka, balut luka sebelum melakukan
pembidaian dan jangan mendorong kembali tulang yang
terlihat.
•Jangan pernah berusaha untuk meluruskan fraktur termasuk
sendi-sendi, meskipun ada beberapa tulang pada fraktur yang
dapat diluruskan.
•Tourniket tidak dianjurkan pada fraktur terbuka kecuali pada
trauma amputasi atau anggota gerak yang sudah tidak dapat
diselamatkan lagi.
•Imobilisasi ekstremitas sebelum memindahkan pasien dan
imobilisasi sendi bagian atas dan bawah dari tulang yang
fraktur.
Lanjutan
1. Tahap pra RS
Koordinasi yang baik antara dokter di RS dengan petugas
lapangan akan menguntungkan pasien. Sebaiknya RS sudah
diberitahukan sebelum pasien diangkat dari tempat kejadian. Yang
harus diperhaikan adalah menjaga airway, breathing, kontrol
pendarahan dan syok, imobilisasi pasien dan pengiriman ke RS
terdekat, harus diusahan untuk mengurangi waktu tanggap
(respons time). Jangan sampai terjadi bahwa semakin tinggi
tingkatan para medik semakin lama pasien berada di TKP. Saat
pasien dibawa ke RS harus ada data tentang waktu kejadian, sebab
kejadian, riwayat pasien dari mekanisme kejadian dapat
menerangkan jenis perlukaan dan beratnya perlukaan

2. Fase RS
Saat pasien berada di RS segera dilakukan survey primer dan
selanjutnya dilakukan resusitasi dengan cepat dan tepat.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT PADA FRAKTUR
ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA Tn. J
DENGAN FRAKTUR TERTUTUP CLAVIKULA DEXTRA
DI IGD RSUD UNDATA PALU
I. PENGKAJIAN

1.Identitas Klien 2. Penanggung Jawab


• Nama : Tn. J • Nama : Ny. H
• Usia : 23 tahun • Usia : 36 tahun
• Jenis Kelamin : laki - laki • Jenis Kelamin :
• Pendidikan : SMP perempuan
• Pekerjaan : Petani • Pendidikan : SD
• Agama : Islam • Agama : Islam
• Alamat : Desa Bomba, Kec. • Alamat : Desa
Marawola Marawola
• Tanggal Pengkajian : 23 • Hubungan dengan klien :
oktober 2012 Kakak
• No. MR : 51-73-26
3. Pengkajian Primer
Airway Tidak terdapat Disability
sumbatan jalan nafas
• GCS : E4V5M6
• Kemampuan
Breathing motorik dan sensorik :
• Spontan o Nyeri tekan pada daerah
• Dyspneu klavikula sebelah kanan
• RR : 28 x/mnt o Tangan kanan tidak bisa
Circulation digerakkan/nyeri saat
• Akral dingin digerakkan
• Keringat dingin
4. Pengkajian Sekunder
1) Riwayat Penyakit Utama :
Klien masuk dengan keluhan sakit pada bahu
sebelah kanan, luka lecet pada kiri + 4 cm, jejas
pada daerah clavicula sebelah kanan (lebam dan
bengkak), luka lecet pada jari telunjuk sampai jari
manis.
• Muntah 1 x
• Mual
• Nyeri dada terutama saat bernafas
• Tangan kanan tidak bisa digerakkan
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Tn.A (saksi) mengatakan pasien mengalami
kecelakaan sepeda motor pada tanggal 23 Oktober
2012 sewaktu pulang kerja jam 19.00 WIB, pasien
mengendarai sepeda motor sendiri untuk menuju ke
rumah, saat diperjalanan pasien mengalami tabrakan
dengan mobil dan terjatuh dengan posisi klavikula
terbentur dengan stang. Oleh sebab itu pasien
mengalami fraktur. Saat jatuh pasien tidak pinsan
tetapi merasakan nyeri yang hebat. Setelah itu
pasien di bawa ke RSUD Undata Palu. Di IGD
pasien mendapat terapi Infus RL 20 tpm, pemberian
Ketrolax 1 amp/IV, O2 Nasal 2 lpm.
3) Pengkajian Nyeri :

P : Klien mengatakan nyeri bila bergerak,


terutama pada daerah bahu sebelah kanan.
Klien mengatakan nyeri saat bernafas
Q : Klien mengatakan sakit seperti tertusuk-
tusuk pada daerah klavikula
R : Klien mengatakan nyeri pada daerah dada,
daerah bahu sampai ke seluruh tangan kanannya
S : Klien mengatakan kualitas nyeri pada skala 8
(skala yang diberikan 1-10)
T : Klien mengatakan nyeri dirasakan sejak dari
tempat kejadian kecelakaan + 1 jam yang lalu
5.Tanda-Tanda Vital
• TD : 90/80 mmHg
• N : 100 x/menit
• RR : 28 x/menit
• S : 36⁰C
6. Head to Toe (Pengkajian Fokus)
1) Kepala
I: Ekspresi wajah meringis, tidak ada tanda-tanda
perdarahan, konjungtiva anemis
P: Tidak teraba adanya hematoma

2) Leher
I : Tidak ada kelainan atau luka, leher nampak tegang saat
meringis
P: Tidak teraba adanya hematoma

3) Dada Thoraks :
I: Tampak luka lecet/jejas pada dada sebelah kiri + 4 cm, jejas
pada daerah kalavikula sebelah kanan (bengkak dan lebam),
nafas cepat dan dangkal
P: Terasa adanya krepitasi pada tulang klavikula
A: Simetris antara kedua paru
4) Jantung :
A: Tidak ada BJ tambahan

5) Abdomen
I: Tampak penggunaan otot-otot perut saat klien bernafas
P: Tidak teraba adanya massa
P: Tidak kembung
A: Terdengar bising usus

6) Ekstremitas
I: Tampak luka lecet pada jari telunjuk sampai jari manis
sebelah kanan, klien tidak dapat menggerakkan tangan
kanannya
P: Teraba dingin pada ujung-ujung ekstremitas, teraba nadi
radialis reguler
7) Integumen
I : Tampak pucat
P : Berkeringat dingin

7. Pengkajian Psikososial :
• Klien mengatakan cemas dengan kondisi bahu
dan tangan kanannya
• Nadi : 80 x/menit
8. Pemeriksaan Penunjang & Terapi Medis
Radiologi Laboratorium Pemeriksaan Terapi/Anjuran
Darah Darah Lain Medis
Pada hasil HGB : 12 mg/dl  Infus RL 20
foto Thorax, WBC : 4 mg/dl tts/mnt
nampak  O2 Nasal 2
fraktur pada lpm
tulang  Ketrolax 1
klavikula amp/IV
sebelah  Konsul ahli
tulang bedah
klavikula
sebelah
kanan

Anda mungkin juga menyukai